OLEH :
Fakultas Keperawatan
2018
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN SALAH SATU
ANGGOTA KELUARGA MENDERITA CVA (CEREBROVASCULAR
ACCIDENT) DI PULO WONOKROMO WETAN SURABAYA
Laporan Asuhan Keperawatan Komunitas ini Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu
Persyaratan Dalam Menyelesaikan Mata Kuliah Keperawatan Komunitas
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada TUHAN Yang Maha Esa atas berkat dan
karuniaNya kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal
skripsi yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN
SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA MENDERITA CVA
(CEREBROVASCULAR ACCIDENT)”. Laporan Asuhan Keperawatan Komunitas
ini dibuat untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan mata
kuliah keperawatan komunitas
Penulis menyadari dalam penyusunan asuhan keperawatan keluarga ini
tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan
2. Ibu Ninda Ayu Prabasari, S.Kep., Ns.,M.Kep yang telah memberikan ilmu
ini.
luput dari berbagai kekurangan. Penyusun mengharapkan saran dan kritik demi
ii
kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya laporan asuhan keperawatan
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
2.14 Perencanaan Keperawatan Keluarga ......................................................... 22
BAB 3 ....................................................................................................................23
TINJAUAN KASUS ..............................................................................................23
3.1 Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga ................................................ 23
3.2 Analisa Data ........................................................................................... 34
3.3 Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga................................. 35
3.4. Diagnosa Keperawatan Keluarga ........................................................... 38
3.5 Perencanaan Keperawatan Keluarga ........................................................... 39
2.6 Implementasi Keperawatan Keluarga..................................................... 42
3.7 Evaluasi Keperawatan Keluarga............................................................. 45
BAB 4 ....................................................................................................................48
PEMBAHASAN ....................................................................................................48
4.1 Pengkajian dan Diagnose Keperawatan Keluarga ...................................... 48
4.2 Intervensi dan Implementasi ....................................................................... 49
4.3 Evaluasi Keperawatan ................................................................................. 50
4.4 Kesenjangan Sesuai Teori ........................................................................... 50
BAB 5 ....................................................................................................................52
KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................................52
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 52
5.2 Saran ............................................................................................................ 52
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................58
v
Daftar Lampiran
Lampiran SAP .................................................... Error! Bookmark not defined.
Lampiran Materi SAP ........................................ Error! Bookmark not defined.
Lampiran Foto Kegiatan .................................... Error! Bookmark not defined.
Lampiran Jurnal ................................................. Error! Bookmark not defined.
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
kematian nomor tiga di dunia dari penyakit jantung dan kanker. Dengan dua
oleh gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan dapat
Serikat. Setiap 40 detik orang terdiagnosa stroke di Amerika Serikat dan setiap
Selama ini banyak keluarga yang beranggapan bahwa pasien post stroke
kurang penting untuk dilakukan. Pasien pasca stroke yang dirawat dirumah
1
keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk menunjang
Menurut WHO, sebanyak 20,5 juta jiwa di dunia sudah terjangkit stroke
tahun 2011. Dari jumlah tersebut 5,5 juta jiwa telah meninggal dunia.
Diperkirakan jumlah stroke iskemik terjadi 85% dari jumlah stroke yang ada.
Penyakit darah tinggi atau hipertensi menyumbangkan 17,5 juta kasus stroke
setelah penyakit jantung dan kanker. Prevalensi stroke mencapai 8,3 per 1000
atau sebagian. Hanya 15 % saja yang dapat sembuh total dari serangan stroke
atau kecacatan (Nasution, 2013; Halim dkk., 2013). Dinas Kesehatan Jawa
tahun 2014 adalah 0,05% lebih tinggi dibandingkan dengan angka tahun 2013
sebesar 0,03%. Sedangkan pada tahun 2014 di RSUD Sukoharjo saja terdapat
stroke hemoragik (Price & Wilson, 2006). Stroke non hemoragik dapat
didahului oleh oleh banyak faktor pencetus dan sering kali berhubungan
2
pemulihan pasien dari cedera dan penyakit yang dalam
adalah gerakan yan dihasilkan oleh kontraksi otot itu sendiri (Yulinda, 2009).
gravitasi (Ashadi, 2014). ROM (Range Of Motion) baik pasif maupun aktif
memberikan efek pada fung tres. Latihan fisik merupakan salah satu program
latihan yang bisa diberikan kepada pasien paska stroke non hemoragik untuk
mendapatkan kembali kekuatan otot pada ekstremitas mereka (Prok, Gessal &
menggenggam sebuah benda berbentuk bulat seperti bola pada telapak tangan.
stroke, terutama jika dilakukan lebih intensif dan lebih dini (Kwakkel 2003
secara rutin dan terus menerus untuk mencegah terjadinya komplikasi stroke,
bentuk latihan dalam proses rehabilitasi yang dinilai masih cukup efektif
untuk mencegah terjadinya kecacatan pada pasien dengan stroke. Latiahan ini
3
adalah salah satu bentuk intervensi mendasar yang dapat dilakukan oleh
4
1.4 Manfaat Penulisan
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian CVA
Stroke didefinisikan sebagai sebuah sindrom yang memiliki
karakteristik tanda dan gejala Neurologis klinis vocal dan/atau global
yang berkembang dengan cepat. (Eka A dkk, 2016)
Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan
defisit neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi
sirkulasi saraf otak (Sudoyo Aru). Istilah stroke biasanya digunakan
secara spesifik untuk menjelaskan infark serebrum. (Nurarif dkk, 2015).
Stroke adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
perubahan neurologis yang disebabkan oleh adanya gangguan suplai
darah ke bagian dari otak. (Joyce dan Jane 2014)
2.2. Etiologi CVA
Menurut Nurarif dkk, 2015:
6
- Aktivitas yang tidak sehat: Kurang olahraga, makanan
berkolesterol.
Menurut Joyce dan Jane, 2014 penyebab stroke :
Aliran darah ke otak bisa menurun dengan beberapa cara. Iskemia
terjadi ketika suplai darah ke bagian dari otak terganggu atau tersumbat
total. Kemampuan bertahan yang utama pada jaringan otak yang iskrmik
bergantung pada lama waktu kerusakan ditambah dengan tingkatan
gangguan dari metabolism otak. Iskemia biasanya terjadi karena trombosis
atau embolik.
Stroke bisa juga merupakan “ pembuluh darah besar” dan “
pembuluh darah kecil”. Stroke pada penbuluh darah besar disebabkan oleh
adanya sumbatan pada arteri serebral utama, seperti pada carotid interna,
serebral anterior, serebral media, serebral posterior, vertebral, dan arteri
basilaris. Stroke pembuluh darah kecil terjadi pada pembuluh darah kecil
yang merupakan cabang dari pembuluh darah besar yang masuk ke bagian
lebih dalam bagian otak.
Trombosis
Penggumpalan (trombus) mulai terjadi dari adanya kerusakan pada
bagian garis endotelial dari pembuluh darah. Ateroskeloris merupakan
penyebab utama. Ateroskeloris menyebabkan zat lemak tertumpuk dan
membentuk plak pada dinding pembuluh darah. Plak ini terus membesar
dan menyebabkan penyempitan (stenosis) pada arteri. Stenosis
menghambat aliran darah yang biasanya lancar pada arteri. Darah akan
berputar- putar di bagian permukaan yang terdapat plak, menyebabkan
penggumpalan yang akan melekat pada plak tersebut. Akhirnya rongga
pembuluh darah menjadi tersumbat. Selain itu, penyumbatan dapat terjadi
karena inflamasi pada arteri atau disebut juga arteritis atau vaskulitis tetapi
hal ini jarang terjadi.
Trombus bisa terjadi di semua bagian sepanjang arteri carotid atau
pada cabang- cabangnya. Bagian yang biasa terjadi penyumbatan adalah
pada bagian yang mengarah pada percabangan dari carotid utama ke
7
bagian dalam dan luar dari arteri carotid. Stroke karena thrombosis adalah
tipe yang paling sering terjadi pada orang dengan diabetes.
Embolisme .
Sumbatan pada arteri serebral yang disebabkan oleh embolus
menyebabkan stroke embolik. Embolus terbentuk di bagian luar otak,
kemudian terlepas dan mengalir melalui sirkulasi serebral sampai embolus
tersebut melekat pada pembuluh darah dan menyumbat arteri. Embolus
yang paling sering terjadi adalah plak. Trombus dapat terlepas dari arteri
karotis bagian dalam pada bagian dalam pada bagian luka plak dan
bergerak ke dalam sirkulasi serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat
dan gejala timbul kurang dari 10 – 30 detik.
Perdarahan (Hemoragik).
Perdarahan intraserebral paling banyak disebabkan oleh adanya
ruptur arteriosklerotik dan hipertensi pembuluh darah, yang bisa
menyebabkan perdarahan ke dalam jaringan otak. Perdarahan intraserebral
paling sering terjadi akibat dari penyakit hipertensi dan umumnya terjadi
setelah usia 50 tahun. Akibat lain dari perdarahan adalah aneurisma.
Aneurisma adalah pembengkakan pada pembuluh darah. Walaupun
aneurisma serebral biasanya kecil ( diameter 2-6 mm), hal ini bisa
menyebabkan ruptur. Diperkirakan sekitar 6% dari seluruh stroke
disebabkan oleh ruptur aneurisma.
Stroke yang disebabkan oleh perdarahan sering kali menyebabkan
spasme pembuluh darah serebral dan iskemik pada serebral karena darah
yang berada di luar pembuluh darah membuat iritasi pada jaringan. Stroke
hemoragik biasanya menyebabkan terjadinya kehilangan fungsi yang
banyak dan penyembuhannya paling lambat dibandingkan dengan tipe
stroke lain. Keseluruhan angka kematian karena stroke hemoragik berkisar
antara 25% sampai 60%. Jumlah volume perdarahan merupakan satu-
satunya predictor yang paling penting untuk melihat kondisi klien. Oleh
sebab itu, tidak mengherankan bahwa perdarahan pada otak penyebab
paling fatal dari semua jenis stroke.
8
Menurut Eka A dkk, 2016:
a. Genetik
b. Riwayat penyakit Kardiovaskuler
c. Hipertensi
d. Merokok
e. Fibrilasi atrium
f. Dislipidemia
g. Pasien dalam terapi sulih hormone
h. Obesitas
i. Kondisi inflamasi dan infeksi
j. Kondisi hiperkoaguabilitas, merokok dan hiperlipidemia.
2.3. Klasifikasi CVA
Menurut Nurarif dkk ,2015. Klasifikasi stroke dibedakan menjadi dua
Jenis yaitu:
a. Stroke Iskemik
Yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah
ke otak sebagian atau keseluruhan terhennti. 80% stroke adalah stroke
Iskemik. Stroke iskemik dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
- Stroke Trombotik
Proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
- Stroke Embolik
Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
- Hipoperfusion Sistemik
Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya
gangguan denyut jantung.
b. Stroke Hemoragik
Stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Hampir
70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi. Stroke
hemoragik ada 2 jenis, yaitu:
- Hemoragik Intraserebal
Pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak.
- Hemoragik Subaraknoid
9
Pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit antara
permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak
2.4. Patofisiologi CVA
Setiap kondisi yang menyebabkan perubahan perfusi darah pada
otak akan menyebabkan keadaan hipoksia. Hipoksia yang berlangsung
lama dapat menyebabkan iskemik otak. Iskemik yang terjdi dalam waktu
yan singkat kurang dari 10-15 menit dapat menyebabkan defisit mentara
dan bukan defisit permanen. Seangkan iskemik yang terjai dalam wakt
lama dapat menyebabkan sel mati permanen dn mngakibatka infark pada
otak.
Setiap defisit fokal permanen kan brgantung pada daerah otak
mana yang terkena. Pembuluh darah yang paling sering mengalami
iskemik adalah arteri serebral tengah dan arteri karotis interna. Jika aliran
darah ke tiap bagian otak terhambat kareena trombus atau emboli, maka
mulai terjadi kekurangan supai okesigen ke jaringan otak. Kekurangan
oksigen dalam satu menit dapat menunjukkan gejala yang dapat pulih
seperti kehilangan kesadaran. Sedangkan kekurangan oksigen dalam aktu
lama menyebabkan nekrosis mikroskopik neuron-neuron. Area yang
mengalaami nekrosis disebtut infark.
Gangguan peredaran darah otak akan menimbulkan gangguan pada
metabolisme sel-sel neuron tidak mampu menyimpan glikogen sehingga
kebutuan metabolisme trgantung dari glukosa dan oksigen yang terdapat
pada arteri-arteri yang menuju otak.
Perdarahan intrrakranial termasuk perdarahan kedalam ruang
subarakhnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Hipertensi
mengakibatkan timbulnya penebalan dan degeneratif pembuluh darah
yang dapat menyebabkan rupturnya arteri serebral sehingga perdarahan
mnyebar dengan cepat dan menimbulkan perubahan setempat serta iritasi
paa pembuluh darah otak. Ruptur ulangan mengakibatkan terhentinya
aliran darah kebagian tertentu, menimbulkan iskemik fokal, dan infark
jaringan otak. Hal tersebut dapat menimbulkan gegar otak dan
keehilangan kesadaran, penigkatan tekanan cairan serebrospinal (CSS),
10
dan menyebabkan gesekan otak (otak terbelah sepanjang serabut).
Perdarahan mengisi ventrikel atau hematoma yang merusak jaringan otak.
Perdarahan sirkulasi CSS, obstruksi vena, adanya edema dapat
meningkatkan tekanan intrakranial yang tidak diobati mengakibatkan
herniasi unkus atau serebellum. Disamping itu, terjadi bradikardi,
hipertensi sistemik, dan gangguan pernapasan. Arah merupakan bagian
yang merusak dan bila terjadi hemodialisa, darah dapat mengiritasi
pembuluh darah, meningen dan otak. Darah dan vasoaktif yang dilepat
mendorong spasme arteri yang berkibat menurunnya perfusi serebral.
Spasme serbri atau vasospasme biasa terjadi pada ari ke-4 sampai ke-10
setelah terjadinya perdarahan dan menyebabkan konstriksi arteri otak.
Vasospasme merupakan komplikasi yang mengakibatkan terjadinya
penurunan fokal neurologis, iskemik otak, dan infark.
11
2.5. WebCausation
12
2.6. Gejala klinis
Menurut Nurarif dkk, 2015:
- Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separuh badan
- Tiba-tiba hilang rasa peka
- Bicara cadel atau pelo
- Gangguan bicara dan bahasa
- Gangguan penglihatan
- Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai
- Gangguan daya ingat
- Nyeri kepala hebat
- Vertigo
- Kesadaran menurun
- Proses kencing terganggu
- Gangguan fungsi otak
Gejala klinis pada stroke tergantungg dari jenis stroke:
a. Gejala klinis pada stroke hemoragik, berupa:
- Defisit neurologis mendadak, didahului gejala prodromal yang
terjadi pada saat istirahat atau bangun pagi
- Kadang tidak terjadi penuunan kesadaran
- Terjadi trauma pada uia >50 tahun
- Gejala neurologis yang timbul brgantung pada berat ringannya
gangguan pembuluh darah dan lokasinya
b. Gejala klinis pada stroke iskemik
- Kelumpuhan wajah atau anggota badan (biasanya hemiparesis)
yang timbul mendadak
- Gangguan sensibilitas pada satu anggota badan (gangguan
hemisensorik)
- Prubahan mendadak pada status mental (konfusi, delirium, letargi,
stupor, atau koma)
- Afasia (tidak lancar atau tidak dapat berbicara)
13
- Disartria (bicara pelo atau cadel)
- Vertigo (mual dan muntah atau nyeri kepala)
2.7. Pemeriksaan Diagnostik
1) Angiografi serebral
Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik, mislnya
pertahanan atau sumbata arteri
2) Magnetic Resomance Imaging (MRI)
Menunjukkan daerah infark, perdarahan, malformasi arteriovena
3) Elektroensefalogram (EEG)
Mengidentifikasi maalah pada gelombang otak dan memperliatkan
daerah lesi yang spesifik
4) USG dopler
Mengidentifikasi penyakit areteriovena dan arterosklerosis
5) Pemeriksaan laboratorium meliputi
- Darah rutin
- Gula darah
- Urine rutin
- Cairan serebrospinal
- Analisa gas darah (AGD)
- Biokimia darah
- Elektrolit
2.8. Penatalaksanaan
Menurut Eka A dkk, 2016:
a. Tata laksana umum di Ruang Gawat Darurat:
- Stabilisasi jalan nafas dan pernafasan. Oksigen diberikan apabila
saturasi kurang dari 95%. Intubasi endotrakeal dilakukn pada
pasien yang mengalami hipoksia, syok dan beresiko mengalami
aspirasi.
- Stabilisasi hemodinamik dengan cara:
cairan kristaloid dan koloid intravena. Hindari cairan
hipotonik.
14
Pemasangan kateter vena sentral,dengan targe 5-12cm
H2O.
Optimalisasi tekanan darah. Target tekanan darah sistol
berkisar 140 Mmhg
- Pemeriksaan awal fisis umum
- Pengendalian peningkatan tekanan intracranial (TIK), hal-hal yang
dapat dikerjakan pada pasien dengan kecurigaan peningkatan TIK
antara lain:
Elevasi kepala 20-30o
Posisi pasien jangan menekan vena jugular
Hindari pemberian cairan glukosa, cairan hipotonik, dan
hipertermia
Jaga nurmovolemia
Osmoterapi dengan indikasi:
Manitol 0,25-0,5gr/kgBB diberikan selama lebih
dari 20menit, diulangi setiap 4-6jm dengan target
kurang dari 310mOsm/liter
Berikan furosemik dengan dosis inisial 1mg/kgBB
intravena
Paralisis neuromuscular dan sedasi
Drainase ventikular dianjurkan pada hidrosefalus akut
akibat stroke iskemik sereblum
- Penanganan transformasi hemoragik
- Pengendalian kejang. Bila kejang diberikan diazepam 5-20mg
bolus lambat intravena diikuti oleh fenitoin dengan dosis 15-
20mg/kg bolus dengan kecepatan maksimum 50mg/menit. Pasien
perlu dirawat di ICU jika terdapat kejang.
- Pengendalian suhu tubuh
b. Tata laksana umum di Ruang Rawat
- Jaga euvolemi dengan pemberian cairan isotonis. Kebutuhan cairan
total 30ml/kgBB/hr
15
- Jaga keseimbangan elektrolit (Na,Ca,K,Mg) usahakan nilai normal
tercapai
- Koreksi asidosis dan alkalosis yang mungkin terjadi
- Nutrisi enteral paling lambat diberikan dalam 48jam. Apabila
terdapat gangguan menelan dan penurunan kesadaran, makanan
diberikan melalui selang NGT. Kebutuhan kalori 25-
30Kkal/kgBB/hr
- Mobilisasi dan cegah komplikasi subakut (aspirasi ,malnutrisi,
phenemonia , thrombosis vena dalam, emboli paru, dekubitus,
komplikasi ortopedi, dan kontraktur). Pada pasien yang beresiko
mengalami thrombosis vena dalam didberikan heparin subcutan
2x5000IU/hr
- Antibiotic atas indikasi dan sesuaikan dengan pola kuman
- Analgetik, antiemetic, dan antagonis H2 diberikan apabila terdapat
indikasi
- Pemasangan cateter urine, sebaiknya dilakukan intermiten
- Hati hati dalam suction, menggerakan, dan memandikan pasien
karena dapat mempengaruhi TIK.
c. Penatalaksanaan Keperawatan :
- Melakukan latihan ROM pada pasien Stroke dikutip dari jurnal
penelitian oleh Melva Manurung (2017) tentang Dukungan
keluarga Dengan Motivasi Dalam Melakukan Rom Pada Pasien
Pasca Stroke Di Rsu Hkbp Balige Kabupaten Toba Samosir. Range
of Motion (ROM) merupakan salah satu bentuk intervensi
keperawatan yang ditetapkan pada pasien stroke untuk mencegah
komplikasi khususnya pasien-pasien dengan imobilisasi.
Pencegahan terhadap komplikasi dari penyakit stroke dapat
dilakukan dengan melakukan latihan ROM pasif atau aktif yang
teratur secara tepat sesuai dengan kondisi penderita. Dukungan
keluarga mempengaruhi motivasi penderita stroke dalam
melakukan latihan juga berpengaruh besar dalam peningkatan
kekuatan otot.
16
2.9. Komplikasi CVA
Menurut Joyce dan Jane ( 2014) :
Setelah mengalami CVA pasien mungkin akan mengalami komplikasi,
komplikasi ini dapat dikelompokan berdasarkan :
1. Berhubungan dengan immobilisasi : infeksi pernafasan, nyeri pada
daerah tertekan, konstipasi dan thromboflebitis.
2. Berhubungan dengan paralisis : nyeri pada daerah punggung, dislokasi
sendi, deformitas dan terjatuh
3. Berhubungan dengan kerusakan otak : epilepsi dan sakit kepala.
4. Individu yang menderita stroke berat pada bagian otak yang
mengontrol respon pernapasan atau kardiovaskuler dapat meninggal.
2.10. Pengkajian Keperawatan Keluarga
1) Data pengenalan keluarga
Terdiri dari data umum: KK, alamat, pendidikan KK, pekerjaan KK,
komposisi keluarga, tipe keluarga, suku bangsa, agama, status sosial
ekonomi keluarga, aktifitas rekreasi keluarga
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Terdiri dari tahap perkembangan keluarga saat ini, tugas
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, riwayat kesehatan
keluarga inti, riwayat kesehatan keluarga sebelumnya(generasi
diatasnya)
3) Data lingkungan
Terdiri dari karakteristi rumah, karaktristik tetangga dan komunitas,
mobilitas geografis keluarga, perkumpulan keluarga dan interaksi
dengan masyarakat, sistem pendukung keluarga
4) Struktur keluarga (struktur peran, niai, komunitas dan kekuatan)
Terdiri dari peran masing-masing anggota keluarga ecara formal dan
informal. Pola komunikasi keluarga dan struktur kekuatan keluarga:
menjelaskan kemampuan keluarga untuk mempengaruhi dan
mengendalikan anggota keuarga untuk mengubah perilaku yang
berhubunga dengann kesehatan
17
5) Fungsi keluarga (fungsi afektif, sosialisasi, pelayanan kesehatan,
ekonomi, reproduksi)
6) Koping keluarga
Terdiri dari stress jangkaa panjang dan ndek. Stress jangka pendek
yaitu stress yang dialami keluarga yang memerlukan pnanganan
dalam waktu kurang 6 bulan. Sedangkan stress jangka panjang
adalah stress yang dialami keluarga yang memerlukan penanganan
dalam waktu lebih 6 bulan serta kemampuan keluarga berespon
terhadap stressor
7) Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum klien biasanya dalam keadaan tirah baring
- Sistem pernafasan:
- Kerusakan fungsi otonom
- Sistem muskuloskeletal: Adanya gangguan saraf tepi motorik
adanya kelemahan atau kelumpuhan otot tangan dan kaki, jika
diberikan akan atropi atau kontraktur.
- Sistem integumen:.
2.11 Analisa Data
PENGELOMPOKAN KEMUNGKINAN MASALAH
DATA PENYEBAB KEPERAWATAN
KELUARGA
Data Subyektif:
Keluarga pasien
mengatakan tn. X tidak Ketidakmampuan Hambatan mobilitas fisik
dapat menggerakkan kaki keluarga dalam
dan tangannya sebelah memodifikasi
kanan. Keluarga pasien lingkungan
mengatakan tn. X tidak
dapat melakukan aktivitas
fisik lagi seperti biasa
Data obyektif:
18
tn. X tampak lemas dan
tidak bisa menggerakan
anggota tubuhnya
Data Subyektif: Ketidakmampuan Ketidakseimbangan
Pasien mengatakan sulit keluarga dalam merawat Nutrisi Kurang dari
untuk menelan, keluarga keluarga yang sakit Kebutuhan Tubuh
pasien mengatakan Tn. X
kalau makan tidak pernah
habis 1 porsi
Data Obyektif:
A= BB dibawah rentang
BB
ideal
B= -
C= Pasien Nampak lemas
D= -
Data Subyektif: Ketidakmampuan Kerusakan Integritas
Pasien mengungkapkan keluarga dalam merawat Kulit
tidak dapat menggerakan keluarga yang sakit
badannya sehingga tirah
baring
Data Obyektif:
Luka pada kulit terlihat
merah
19
1 Sifat masalah: 3 1 (Nilai dari *Alasan
a.Aktual : 3 criteria penentuan Sub
b.Resiko : 2 Dibagi Kriteria.
c.Sejahtera : 1 Skala *Dampak
Dikalikan terhadap
Bobot) kesehatan
*Ditunjang oleh
Data Hasil
Pengkajian
2 Kemungkinan 2 2 (Nilai dari *Alasan
Masalah Dapat criteria penentuan Sub
Diubah Dibagi Kriteria.
a.Mudah : 2 Skala *Dampak
b.Sebagian : 1 Dikalikan terhadap
c.Tidak Bobot) kesehatan
Dapat:0 *Ditunjang oleh
Data Hasil
Pengkajian
3 Potensial 3 1 (Nilai dari *Alasan
Masalah untuk criteria penentuan Sub
Dicegah Dibagi Kriteria.
a.Tinggi : 3 Skala *Dampak
b.Cukup : 2 Dikalikan terhadap
c.Rendah : 1 Bobot) kesehatan
*Ditunjang oleh
Data Hasil
Pengkajian
4 Menonjolnya 2 1 (Nilai dari *Alasan
Masalah: criteria penentuan Sub
a.Segera : 2 Dibagi Kriteria.
b.Tidak Perlu Skala *Dampak
Segera : 1 Dikalikan terhadap
20
c.Tidak Bobot) kesehatan
Dirasakan : 0 *Ditunjang oleh
Data Hasil
Pengkajian
21
2.14 Perencanaan Keperawatan Keluarga
22
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. DATA KELUARGA
Nama Kepala Tn.N Bahasa sehari-hari Jawa
Keluarga
Telp
Agama & Suku Islam & Jawa Status Kelas Sosial Menengah
kebawah
23
155 N:
cm 88x/mnt
BMI : S : 365C
P:
20x/mnt
3 Sdri. ANAK 8 th P Jaw SD kelas Belum Bb : TD : - Lengkap
A a 3 Bekerja 30 kg mMhg
Tb : N:
cm 90x/mnt
BMI : S : 36 c
P:
20x/mnt
4 Sdr. ANAK 6 th P/ Jaw TK B Belum BB : TD : Lengkap
E a Bekerja 25 kg mMhg
Tb : - N:
cm x/mnt
BMI : S : 36 c
P:
20x/mnt
LANJUTAN
N Nam Status Kesehatan Riwayat Penyakit/
Alat Bantu/ Protesa
o a Saat ini Alergi
1. Tn.N Tidak ada Sakit Tidak ada penyakit
keturunan.
2 Ny.E Tidak ada Sakit Hipertensi
3 Sdri. Tidak Ada Sehat Tidak ada
A
4 Sdri. Tidak ada Sehat Tidak ada
E
Analisis Masalah Kesehatan INDIVIDU : Tn.N menderita penyakit Kusta
GENOGRAM.
24
GENOGRAM
Stroke kanker DM
hipertensi
Tn. S Tn. P
Ny. T Tn. N
40 th 49 th
62 th 40 th
swasta (sehat) PNS swasta
(sehat)
(Sehat) Wirawasta(GGK)
An. A An. E
8 th 8 th
Pelajar pelajar
(sehat ) (Sehat)
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
25
: Tinggal serumah
C. STRUKTUR KELUARGA
Pola Komunikasi : Baik
Disfungsional
Peran Dalam Keluarga : Tdk Ada Masalah Ada
Masalah
Nilai/Norma KLg : Tdk ada konflik nilai Ada
Konflik
Pengambilan keputusan dalam keluarga : Tn.N adalah penentu pengambilan keputusan
terhadap suatu masalah dikeluarga Karena Tn.N sebagai Kepala Keluarga.
D. FUNGSI KELUARGA
Fungsi Afektif : Berfungsi Tdk Berfungsi
Fungsi Sosial : Berfungsi Tdk Berfungsi
Fungsi Ekonomi : Baik Kurang Baik
26
Jendela setiap hari dibuka: ya/tidak* Ya/ Tidak* tidak ada bayi dalam keluarga
Tidak ada jendela rumah, hanya terdapat Menggunakan air bersih untuk makan & minum:
satu pintu depan Ya/ Tidak* Ibu mengatakan air yang digunakan
Pencahayaan Rumah : dalam memasak menggunakan air galon, karena air
Baik/ Tidak* sumur tidak dapat digunakan untuk makan.
Pencahayaan di rumah kurang terang, sinar Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri:
matahari tidak sampai di rumah Ya/ Tidak* Tn.N mengatakan anggota keluarga
Saluran Buang Limbah : bila mandi menggunakan air sumur, karena air
Tertutup/terbuka* sumur sangat jernih dan tidak berbau
ibu mengatakan sampahnya langsung Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
dibuang di tempat sampah umum dengan Ya/ Tidak* Tn.N mengatakan anggota keluarga
jarak 1 m selalu mencuci tangan dengan sabun, namun jarang
Air Bersih : Melakukan pembuangan sampah pada
Sumber air bersih: sumur/PAM/sungai/lain- tempatnya :
lain*, Ya/ Tidak*
Sebutkan : Air Galon Tn N mengatakan selalu membuang sampah pada
Kualitas air sumur : Air sumur jernih dan tempatnya
tidak berbau Menjaga lingkungan rumah tampak bersih
Jamban Memenuhi Syarat : Ya/tidak
Kepemilikan jamban : ya/tidak* lingkungan rumah terlihat kecil tetapi tampak rapi
Jenis jamban : leher angsa/cemplung* dan kebersihannya di jaga (observasi dan validasi)
Jarak septic tank dengan sumber air : Tn.N Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
mengatakan jarak septic dengan air sumur Ya/ Tidak* Ny.E mengatakan selalu
jauh kurang lebih 10 m mengkomsumsi lauk dan pauk setiap hari
Tempat Sampah: Menggunakan jamban sehat :
Kepemilikan tempat sampah ;Ya/Tidak* Ya/ Tidak* Tn.N mengatakan jamban yang
Jenis : Tertutup/Terbuka * digunakan ialah jamban umum
Tn.N mengatakan tempat sampah milik
Memberantas jentik di rumah sekali seminggu :
umum
Ya/ Tidak* (menguras, mengubur, menutup)
Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Tn.N mengatakan tidak ada pemberatas jentik
Jumlah nyamuk karena menggunakan air mengalir
Anggota Keluarga (8m2/orang) Ya/Tidak *
Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/ Tidak*
Tn.N mengatakan luas bangunan 32 m2
Ny.E mengatakan jarang mengkomsumsi buah
28 : 4 = 7m2
namun mengkonsumsi sayur setiap hari.
Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/
Tidak* Tn.N melakukan aktivitas dengan
melakukan ngojek online setia hari
Ny.E melakukan aktifitas fisik dengan menjadi
guru TK dan mengasuh anak
Tidak merokok di dalam rumah : Ya/ Tidak*
Tn.N mengatakan merokok jarang dan selalu di
luar rumah
Penggunaan alkohol dan zat adiktif : ya/tidak
Tn.N mengatakan tidak sebagai pengguna alkohol
dan zat adiktif
...................................................................................
27
KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN KESEHATAN
ANGGOTA KELUARGA
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit: Ada Tidak karena
Tn.N. mengatakan Ny.E ada perhatian untuk merawat Tn.N dan selalu menjaga kesehatan
kulit Tn.N
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya :
Ya Tidak
Keluarga mengatakan tidak mengetahui permasalahan kesehatan yang dialami oleh keluarga
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya:
Ya tidak Ny.E Ny. E mengatakan tidak mengetahui tentang masalah kesehatan
yang dialami oleh Tn.N dan tidak tau bagaimana cara pencegahannya kepada orang lain
agar tidak menular
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya :
Ya Tidak , Tn. E mengatakan mengetahui tentang penyakitnya setelah dari
puskesmas, namun tidak mengetahui tanda & gejala oleh penyakitnya sehingga ia
menganggap hanya penyakit kulit biasa
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya bila tidak diobati/dirawat :
Ya Tidak
Ny.E mengatakan mengetahui akibat sakit jika tidak ditangani segera
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:
Keluarga Tetangga , Ny.E mengatakan mengetahui informasi dari keluarga yang
bekerja sebagai tenaga kesehatan
Kader Tenaga kesehatan, yaitu dokter, perawat, mahasiswa kesehatan
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
Perlu berobat ke fasilitas yankes
keluarga percaya untuk berobat ke alternatif
Lain-lain Ny.E mengatakan yakin penyakit yang diderita Tn.N akan sembuh sendiri
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota
keluarganya secara aktif : (bagaimana bentuk tindakan upaya peningkatan kesehatan),
Ya Tidak, Ny.E mengatakan upaya peningkatan kesehatan hanya membawa pasien ke
rumah sakit, namun tidak ada peningkatan lagi karena dikendalakan biaya
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya :
Ya Tidak , Ny.E mengatakan mengetahui kebutuhan pengobatan pada Tn.N
28
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah
kesehatan yang dialaminya: Ya Tidak, Ny.E mengatakan mampu merawat Tn.N yang
sedang sakit
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya:
Ya Tidak, Ny.E mengatakan tidak bisa membatasi sentuhan langsung antara anak dan
ayahnya maupun dia dan suaminya karena mereka tinggal dalam satu rumah
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung
kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
Ya Tidak, Ny.E mengatakan selalu membersihkan lingkungan rumahnya dan
pembuangan sampah sementara ditampung di tong sampah umum
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya:
Ya Tidak, Ny.E mengatakan menggunakan layanan puskesmas terdekat untuk berobat
karena murah namun ia tidak pernah kembali lagi selama 5 bulan terakhir karena sakit
suaminya tidak kunjung sembuh
KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1&2
2. Menerima yankes sesuai rencana Kemandirian II : jika memenuhi kriteria 1
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar
s.d 5
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai Kemandirian III : jika memenuhi kriteria 1
anjuran s.d 6
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara
Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1
aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif s.d 7
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II
29
GCS : composmetis jantung: S1 S2 Tunggal x/hr,vol 1000 ml/hr Sekret / Slym
TD : 110/80 mm/Hg Asites Akral Hematuri Irama ireguler
P : 20 x/menit dingin Poliuria Wheezing
Oliguria
5 0
S : 36, C Tanda Perdarahan: Ronki , tidak
N : 89 x/menit purpura/ hematom/ Disuria terdapat masalah
Takikardia petekie/ Inkontinensia pernafasan
Bradikardia hematemesis/ Retensi Otot bantu napas
Tubuh teraba hangat melena/ epistaksis* Nyeri saat BAK , tidak ada otot
Menggigil Tanda Anemia : bantu napas
Kemampuan BAK
Pucat/ Alat bantu nafas,
: Mandiri/ Bantu
Konjungtiva pucat/ tidak ada alat
sebagian/
Lidah bantu nafas
tergantung*
pucat/ Bibir pucat/ Dispnea
Akral pucat* Alat bantu:
Sesak
Tanda Dehidrasi: Tidak/Ya*………
Stridor
mata cekung/ turgor Gunakan Obat
Krepirasi
kulit berkurang/ bibir :Tidak/Ya*...
kering * Kemampuan BAB
Pusing : Mandiri/Bantu
Kesemutan sebagian/
Berkeringat Rasa tergantung*
Haus Alat bantu:
Pengisian kapiler 3 Tidak/Ya* tidak
detik menggunakan alat
bantu untuk BAB
30
Bising Usus: 16 Kekuatan otot Fungsi pendengaran :
x/menit 5 5 Kurang jelas Refleks
Konstipasi 5 5 patologis ……
31
Takut Putus asa Keluarga : Bulae/lepuh Perdarahan bawah
Depresi Baik/ tehambat* Krustae
Rendah diri Menarik Tn.N mengatakan Luka bakar Kulit ...... Derajat ......
komunikasi dengan
diri Perubahan warna : kulit kemerahan,
Agresif Perilaku istri dan anak sangat
Decubitus: grade … Lokasi ………..….
kekerasan baik
Berkomunikasi :
Respon pasca trauma Lancar/ terhambat*
32
Tn.N tidak adanya perubahan hingga profesor yang merawatnya meninggal dunia. Akhirnya Tn. N
memutuskan untuk tidak melakukan pengobatan lagi selama 5 bulan yang lalu
33
1.2 Analisa Data
PENGELOMPOKAN DATA KEMUNGKINAN MASALAH
PENYEBAB KEPERAWATAN
KELUARGA
Data Subyektif : Ketidak mampuan Defisit Pengetahuan pada
Ny. E mengatakan keluarga dalam Tn.N keluarga Tn.N
tidak mengetahui mengenal masalah
tentang masalah kesehatan
kesehatan yang dialami
oleh Tn.N dan tidak tau
bagaimana cara
pencegahannya kepada
orang lain agar tidak
menular
Tn. E mengatakan
mengetahui tentang
penyakitnya setelah
dari puskesmas, namun
tidak mengetahui tanda
& gejala oleh
penyakitnya sehingga
ia menganggap hanya
penyakit kulit biasa
Data Obyektif :
Tn.N mengalami
kecatatan akibat kusta
dari derajat 0 sampai
derajat 2
Ny.E terlihat tampak
dekat dan menyentuh
luka Tn.N tanpa
menggunakan alat
pelindung diri
Data Subjektif: Ketidakmampuan Gangguan integritas
Tn.N mengatakan kulitnya keluarga dalam kulit/jaringan pada Tn.N
sekarang lebih berubah merawat keluarga keluarga Tn.N
dari pada yang dulu dan yang sakit
sekarang terdapat luka di
kaki
Data Objektif:
34
Do : TD : 110/70 mmHg,
RR : 20 x/menit, terdapat
bengkak dan luka pada
extremitas bawah pada
kaki bagian kiri
Data subyektif Ketidakmampuan Ketidakpatuhan
- Ny.E mengatakan keluarga dalam
menggunakan layanan
menggunakan
puskesmas terdekat
untuk berobat karena fasilitas layananan
murah namun ia tidak kesehatan
pernah kembali lagi
selama 5 bulan terakhir
karena sakit suaminya
tidak kunjung sembuh
Data Obyektif
- Pasien tidak tidak
mengikuti anjuran
Do : TD : 110/70 mmHg, RR :
20 x/menit, terdapat bengkak
dan luka pada extremitas
bawah pada kaki bagian kiri
35
3 Potensial Tinggi:3 1 3 3/3x1 = 1 Potensial untuk
untuk Cukup:2 dicegah tinggi
dicegah: Rendah:1 karena masalah
tinggi sudah terjadi
dan terdapat
peningkatan
luka derajat 2.
4 Menonjolnya Segera: 2 1 0 0/2x1 = 0 Menonjolnya
Masalah: Tidak perlu masalah segera
Segera segera: 1 karena harus
Tidak segera
dirasakan: 0 ditangani untuk
mengembalikan
kesejahteraan
keluarga
Total 3
36
3 Potensial Tinggi:3 1 2 2/3x1 = 0,6 Potensial untuk
untuk Cukup:2 dicegah tinggi
dicegah: Rendah:1 karena masalah
cukup sudah terjadi
namun masih
bisa di atasi
dengan
perawatan
rutin..
4 Menonjolnya Segera: 2 1 2 2/2x1 = 1 Menonjolnya
Masalah: Tidak perlu masalah segera
Segera segera: 1 karena harus
Tidak segera
dirasakan: 0 ditangani untuk
mengurangi
penyebaran
luka.
Total 3,6
c. Ketidakpatuhan
No Kriteria Nilai Bobot Skor Jumlah Pembenaran
(ketentuan skor
yang tidak
dapat
berubah)
1 Sifat Aktual: 3 1 3 3/3x1= 1 Sifat masalah
masalah: Risiko : 2 aktual karena
aktual Sejahtera: 1 sudah terjadi
pada Tn. N
2 Kemungkinan Mudah: 2 2 1 1/2x2= 1 Kemungkinan
untuk diubah: Sebagian:1 untuk diubah
sebagian Tidak dapat : sebagian
0
karena keluarga
masih bisa
melakukan
pengobatan
apabila
diberikan
motivasi pada
keluarga Tn. N
3 Potensial Tinggi:3 1 1 1/3x1 = 0,3 Potensial untuk
untuk Cukup:2 dicegah rendah
dicegah: Rendah:1 karena masalah
rendah sudah terjadi
namun Tn.N
37
tidak memiliki
keinginan
untuk kembali
berobat.
4 Menonjolnya Segera: 2 1 2 2/2x1 = 1 Menonjolnya
Masalah: Tidak perlu masalah segera
Segera segera: 1 karena harus
Tidak segera
dirasakan: 0 ditangani untuk
mengurangi
resiko infeksi
serta harus
menjalani
pengobatan.
Total 3,3
38
3.5 Perencanaan Keperawatan Keluarga
Dx Tujuan Rencana Evaluasi Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Setelah Setelah melakukan Keluarga Keluarga dapat 1. Jelaskan pada keluarga mengenai penyebab
dilakukan kunjungan 3 x 60 dapat melakukan luka pada penyakit kusta
tindakan menit keluarga melakukan perawatan luka 2. Anjurkan keluarga untuk melihat keadaan luka
keluarga dapat perawatan penyakit kusta 3. Jelaskan pada keluarga mengenai cara
mampu Tidak terjadi luka secara perawatan luka yang benar pada kusta
mandiri dan 4. Ajarkan pada keluarga cara perawatan
merawat infeksi pada luka tepat
anggota kusta luka yang benar
keluarga 5. Ajarkan pasien untuk melakukan
yang kebersihan daerah sekitar luka
mengalami 6. Anjurkan pasien untuk minum obat
kusta antibiotok dan vitamin
2. Setelah Setelah melakukan Keluarga mau 1) Identifikasi penyebab yang mungkin dari
dilakukan kunjungan 2 x 60 menggunakan perilaku ketidakpatuhan klien
tindakan menit keluarga fasilitas layanan
keperawatan dapat kesehatan dengan 2) Kaji faktor-faktor problematika dari
baik terapi yang diresepkan (misalnya : biaya, efek
ketidakpatuh pasien akan
an menunjukkan yang merugikan)
akan turun perilaku kepatuhan
yang akan dengan : 3) Kaji individu terhadap perubahan –
ditunjukkan perubahan yang baru dialami (personal,
Keluarga pekerjaan, keluarga, kesehatan, finansial)
dengan menghilangka
adanya n perilaku 4) Kaji tingkat pemahaman anggota
39
kepatuhan tidak sehat keluarga pada penyakit, komplikasi, dan
keluarga dan memaksi penanganan yang disarankan
dalam malkan
pengobatan kesehatan 5) Identifikasi pengaruh kebiasaan
keluarga dan kepercayaan kesehatan.
Mengetahui r
esiko/keuntun 6) Bantu pasien/keluarga memahami
gan dari kebutuhan untuk mengikuti penanganan
perilaku sesuai dengan program dan konsekuensi
kesehatan akibat ketidakpatuhan.
Menggunakan
layanan
kesehatan
sesuai dengan
kebutuhan
Patuh pada
pengobatan
dan program
penanganan
Memenuhi
janji dengan
pemberi
pelayanan
kesehatan
3 Setelah Setelah melakukan Respon 1. Keluarga dapat 1. Diskusikan dengan keluarga pengertian
dilakukan kunjungan 2 x 60 Verbal menjelaskan kusta dengan menggunakan leaflet.
tindakan menit keluarga Keluarga mengenai kusta 2. Diskusikan dengan keluarga gejala
40
keluarga dapat yaitu : terjadinya kusta.
mampu 1. Mengenal 1. Menjelaskan 3. Motivasi kembali keluarga untuk
merawat masalah kusta, pengertian menyebutkan penularan kusta.
anggota dengan : kusta adalah 4. Berikan pujian positif atas usaha keluarga
keluarga Menyebutkan penyakit yang
yang pengertian disebabkan
mengalami kusta infeksi
kurangnya 2. Menyebutkan Mycrobacteriu
pengetahauan gejala kusta. m Leprae.
3. Menyebutkan 2. Menyebutkan 3
penularan dari 5 gejala
kusta. kusta yaitu :
Menjelaskan bintil
pencegahan kusta kemerahan
tersebar pada
kulit, rasa
kesemutan pada
anggota badan
atau raut muka,
mati rasa
pelemahan otot.
Menyebutkan 3
penularan kusta
yaitu : daya tubuh
lemah, melalui
pernafasan,
sentuhan kulit.
41
2.6 Implementasi Keperawatan Keluarga
Diagnosa Keperawatan Hari/Tanggal/Jam Implementasi/Tindakan Keperawatan Keluarga
Keluarga
1 Kamis 1. Menjelaskan penyebab luka yang dialami Tn. N
13-12-2018 2. Mengobservasi keadaan luka pasien
3. Memberikan perawatan luka pada Tn. N = membersihkan luka dengan NaCl,
mengeringkan luka dengan kassa, mengoleskan obat salep sulfadiazine silver,
menutup luka dengan kassa dan hepafix
2 Kamis 1. Menannyakan kepada pasien dan keluarga tentang penyebab yang di derita tn.
13-12-2018 N, hasil: keluarga menjawab tidak tahu penyebabnya
2. Memberikan penyuluhan tentang penyakit kusta tentang pengertian kusta,
tanda dan gejala, klasifikasi kusta, pengobatan kusta
Respon: keluarga Tn. N mengerti tentang penyakit kusta
3. Motivasi kembali tentang penyebab penyakit kusta
4. Motivasi kembali keluarga untuk menyebutkan pengertian kusta.
5. Memberikan obat oral metrodinazole, amoxcilin dan vitamin B
komplex diminum 3x1 sesudah makan
3 Kamis 13-12-2018 1. Menanyakan penyebab yang mungkin dari perilaku ketidakpatuhan
klien
R/ klien mengatakan bahwa ia tidak berobat lagi karena tidak
kunjung sembuh penyakit suaminya
2. mengkaji faktor-faktor problematika dari terapi
R/ klien mengatakan mengikuti terapi di dr. Soetomo namun jarang
datang karena sibuk bekerja
3. Mengkaji tingkat pemahaman anggota keluarga pada penyakit,
komplikasi, dan penanganan yang disarankan
R/ klien mengatakan belum memahami penyakitnya
4. Mengidentifikasi pengaruh kebiasaan keluarga dan kepercayaan
42
kesehatan.
R/ Klien mengatakan tidak mempunyai kepercayaan kesehatan
tentang penyakitnya
43
3. Mengidentifikasi pengaruh kebiasaan keluarga dan kepercayaan
kesehatan.
4. R/ Klien mengatakan tidak mempunyai kepercayaan kesehatan
tentang penyakitnya
1 Sabtu, 15 Desember 1. Mengevaluasi luka yang diberikan perawatan
2018 2. Membuka balutan kassa luka pasien menggunakan PZ
15.10 3. Mengobservasi keadaan luka pasien, terdapat kemerahan pada luka
dan nekrosis.
4. Membersihkan luka pasien dengan menggunakan pz lalu
memberikan salep sulfadiazine silver, dan menutup luka pasien
Memberitahu keluarga dan pasien untuk selalu menjaga kebersihan diarea
luka
2 Sabtu, 15 Desember 1. Menanyakan kembali keluhan pasien ke keluarga tentang penyakit kusta
2018 R/ pasien mengatakan belum ada keluhan saat ini
15.15 2. Memberikan pendidikan kesehatan pada Tn.N tentang penyakit
kusta
R/ Keluarga Tn. N sangat antusias mendengarkan pendidikan kesehatan
3. Menanyakan kembali tentang materi yang diberikan
R/ keluarga mengatakan sangat bermanfaat dan lebih paham tentang
penyakit suaminya serta keluarga dapat menjawab pertanyaan yang
diberikan
3 Sabtu, 15 1. mengkaji faktor-faktor problematika dari terapi
Desember 2018 R/ klien mengatakan akan mecoba untuk mengikuti terapi lagi ,
15.20 namun belum ada waktu saat ini
2. Mengkaji tingkat pemahaman anggota keluarga pada penyakit,
R/ klien mengatakan sudah lebih memahami penyakitnya saat ini
44
3.7 Evaluasi Keperawatan Keluarga
No. Dx Tanggal / Jam Evaluasi Paraf
1. 1 Kamis S: Keluarga pasien mengatakan
13-12-2018/ memahami tentang perawatan luka
14.00 dan bersedia untuk melakukan
perawatan luka saat pertemuan
berikutnya
O: keluarga terlihat sangat
berantusias saat saat diberika
penyuluhan dan bertanya
A: Masalah teratasi sebagian
P: Tetap berikan penyuluhan
2 Kamis S: Keluarga pasien mengatakan
13-12-2018/ sekarang lebih memahami tentang
14.00 penyakit kusta
O: keluarga terlihat sangat
berantusias saat saat diberika
penyuluhan dan bertanya
A: Masalah teratasi
P: Tetap berikan penyuluhan dan
pujian kepada keluarga
3 Kamis S: klien mengatakan bahwa ia tidak
13-12-2018/ berobat lagi karena tidak kunjung
14.00 sembuh penyakit suaminya
O: keluarga terlihat tidak
mempedulikan kesehatannya
A: Masalah belum teratasi
P: Identifikasi penyebab
ketidakpatuhan
2. 1 Jumat
14-12-2018/ 14.00 S: Keluarga pasien mengatakan
memahami tentang perawatan luka
dan sudah bisa melakukan perawatan
luka sendiri
O: keluarga terlihat sangat
berantusias saat saat diberika
penyuluhan dan bertanya
A: Masalah teratasi sebagian
P: Tetap berikan penyuluhan
2 Jumat S: Keluarga pasien mengatakan
14-12-2018/ 16.00 sudah lebih memahami tentang
penyakit kusta dan akan kembali ke
puskesmas untuk dilanjutkan
45
pemgobatan kusta
O: keluarga terlihat sangat
berantusias saat saat diberika
penyuluhan dan bertanya
A: Masalah teratasi
P: Tetap berikan penyuluhan dan
pujian kepada keluarga
3 Jumat S: klien mengatakan akan mecoba
14-12-2018/16.00 untuk mengikuti terapi lagi , namun
belum ada waktu saat ini
O: keluarga terlihat ada kemauan
untuk melakukan pengobatan lagi
A: Masalah belum teratasi
P: 1. Tetap Identifikasi penyebab
ketidakpatuhan
3. Identifikasi penyebab
ketidakpatuhan
3 1 Sabtu
15-12-2018/ 16.00 S: Keluarga pasien mengatakan
memahami tentang perawatan luka
dan sudah bisa melakukan perawatan
luka sendiri
O: keluarga terlihat sangat
berantusias saat saat diberika
penyuluhan dan bertanya
A: Masalah teratasi sebagian
P: Tetap berikan penyuluhan
2 Sabtu S: Keluarga pasien mengatakan
15-12-2018/ 16.00 sudah lebih memahami tentang
penyakit kusta dan akan kembali ke
puskesmas untuk dilanjutkan
pemgobatan kusta
O: keluarga terlihat sangat
berantusias saat saat diberika
penyuluhan dan bertanya
A: Masalah teratasi
P: Tetap berikan penyuluhan dan
pujian kepada keluarga
3 Sabtu S: klien mengatakan akan mecoba
15-12-2018/ 16.00 untuk mengikuti terapi lagi , namun
belum ada waktu saat ini
O: keluarga terlihat ada kemauan
untuk melakukan pengobatan lagi
46
A: Masalah belum teratasi
P: 1. Tetap Identifikasi penyebab
ketidakpatuhan
Identifikasi penyebab ketidakpatuhan
47
BAB 4
PEMBAHASAN
48
kunjungan pertama yaitu kerusakan integritas kulit, hambatan mobilitas fisik, dan
koping individu tidak efektif
49
4.3 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan yang sudah dilakukan pada kunjunagn pertama :
Diagnosa1: Keluarga Tn.N dapat memahami bagaimana cara perawatan luka yang
baik dan benar dan keluarga Tn.N dapat melakukan sendiri perawatan luka dan
perawatan kulit pada Tn.N
Diagnose 2 : Keluarga Tn.N dapat menyebutkan pengertian kusta, tanda dan
gelajala kusta dan bagaimana pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit kusta
Adapun faktor penghambat yang dialami mahasiswa adalah keterbatasan waktu
dalam meberikan asuhan keperawatan, baik dari pihak mahasiswa maupun klien
sendiri. Oleh karena itu asuhan keperawatan yang diberikan kurang maksimal
Diagnose 3 : pasien belum menerima motivasi yang diberikan oleh kami.
50
51
BAB 5
5.1 Kesimpulan
Keluarga dengan salah satu anggota menderita CVA memiliki beberapa
masalah yang terkaji dalam asuhan keperawatan keluarga seperti kerusakan
integritas kulit, hambatan mobilitas fisik dan koping individu tidak efektif yang
berhubungan dengan Ketidak mampuan keluarga dalam merawat pasien dan
kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit CVA. Dalam implementasi
yang dilakukan asuhan keperawatan keluarga diberikan secara holistic kepada
keluarga, sehingga keluarga dapat mengikuti dan melakukan tindakan yang telah
di ajarkan untuk merawat kerusakan integritas kulit, hambatan mobilitas fisik, dan
menangani koping individu yang tidak efektif daripada pasien.
Keberhasilan dari Asuhan Keperawatan ini mulai dapat dirasakan oleh
keluarga ataupun pasien dengan :
Keluarga mengatakan dapat merawat luka pasien dengan menggunakan Nacl
0.9% dan kasa.
Keluarga pasien mengetahui cara menangani hambatan mobilitas fisik pada
pasien dengan cara ROM
Keluarga dan pasien menerima motivasi yang diberikan untuk menangani
koping individu tidak efektif
5.2 Saran
Dalam melakukan Asuhan Keperawatan Keluarga pada keluarga dengan
penyakit kusta ada beberapa hal yang harus diperhatikan
1. Bagi mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan keterampilan sehingga
mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga pada klien dengan CVA
2. Bagi puskemas dapat terus meningkatkan pelayanan puskesmas dalam
memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan salah satu anggota
keluarga menderita CVA dan dapat meningkatkan keterampilan bagi tenaga
medis untuk tetap memberikan pelayanan yang baik bagi klien dan keluarga
3. Bagi pasien dan keluarga dapat menambah pengetahuan dan keterampilan
sehingga mengetahui CVA dan cara penanganan masalah yang terjadi pada
CVA.
52
SOP
Melatih ROM
Tahap 1
Memberi posisi yang nyaman pada pasien, yaitu dengan cara menduduki pasien
dengan bersandar
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
Tahap 6
Tahap 8
Tahap 9
53
Tahap 10
Tahap 11
54
Lampiran foto kunjungan kegiatan
Foto pada kunjungan ketiga pasien dan keluarga sangat senang dengan kunjungan
dan tindakan yang telah kami lakukakan.
55
Pemberin
penjelasan
tentang
pergerakan
Stroke
melalui
leaflet
56
Melatih rom
pada bagian kaki
Melatihdan
pergerakan
tangan
tangan dengan
menggunakan
menggunaknbolabola
Pemberian dan
penjelasan tentang
waktu pembeerian
ROM pada pasien
dan keluarga
57
DAFTAR PUSTAKA
58
Daftar Lampiran
Lampiran SAP
SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN
PENYAKIT KUSTA PADA Tn.N Di
Oleh:
59
5. Ida Ayu Febriana (9103015049)
6. Septian Indah Cahaya (9103015051)
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2018
G. STANDAR KOMPETENSI
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x 30 menit
diharapkan masyarakat dapat menjelaskan tentang penyakit Kusta
H. KOMPETENSI DASAR
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan Penyakit Kusta,
diharapkan : Keluarga Tn.N mampu :
1) Menyebutkan pengertian penyakit kusta
2) Menjelaskan tanda dan gejalah penyakit Kusta
3) Menjelaskan penularan penyakit kusta
4) Menjelaskan klasifikasi kusta
5) Menyebutkan kecatatan akibat Kusta
6) Menyebutkan Pencegahan Kusta
7) Menjelaskan pengobatan penyakit Kusta
60
5) Kecatatan akibat kusta
6) Pencegahan Kusta
7) Cara pengobatan penyakit kusta
d. Menjelaskan Klasifikasi
Kusta
e. Menyebutkan kecatatan
akibat Kusta
f. Menyebutkan Pencegahan
Kusta
g. Menjelaskan pengobatan
61
penyakit Kusta
2. Memberi kesempatan audience
untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan audince
III Daftar
pertanyaan
Evaluasi Pertanyaan langsung atau bisa ditulis
5 menit
IV Meringkas materi yang telah disampaikan (bisa
dengan cara mengajak bersama audience, atau
Penutup
menunjuk salah satu/beberapa audience untuk
merangkum)
M. EVALUASI
a. Evaluasi Proses :
1. Melihat keluarga Tn.N antusias terhadap materi penyuluhan
2. Tidak ada peserta yang meniggalkan tempat penyuluhan
3. Peserta mengajukan beberapa pertanyaan dan menjawab
pertanyaan secara benar
b. Evaluasi Hasil :
Pertanyaan 1 : Jelaskan pengertian Pengertian Penyakit Kusta?
Kunci jawaban :
Penyakit kusta adalah penyakit yang disebabkan infeksi
Mycobacterium Leprae. Kusta menyerang berbagai bagian
tubuh diantaranya saraf dan kulit. Bila tidak ditangani akan
menyebabkan kerusakan pada kulit, saraf-saraf, anggota
gerak dan mata
Pertanyaan 2 : Jelaskan tanda dan gejala kusta?
Kunci jawaban :
62
Masa inkubasi bakteri M.Leprae kurang lebih 2-5 tahun.
Ditularkan kepada orang yang memiliki daya tahan tubuh
lemah
Melalui pernafan atau lender dari hidung pada penderita
kusta yang belum diobati bukan merupakan sumber
penularan
Sentuhan kulit penderita kusta yang belum terobati dengan
kulit yang terdapat luka
Pertanyaan 4 : Jelaskan tentang klasifikasi kusta
Kunci Jawaban :
1. Paucibacillary (PB)
Bercak putih seperti panu tapi mati rasa
Permukaan bercak kering,kasar dan tidak berkeringat
Batas pinggir bercak terlihat jelas dan sering ada bintil kecil
Kerusakan syaraf tepi hanya 1
2. Multibacillary (PB)
Bercak putih kemerahan merata
Penebalan dan pembengkakan pada bercak
Pada pemukaan bercak sering ada rasa
Permulaan sering terdapat pada cuping telinga dan muka
Kerusakan syaraf tepi lebih banyak
63
Pertanyaan 6 : Jelaskan pencegahan kusta
Kunci Jawaban :
Hingga saat ini belum ada vaksinisasi untuk penyakit kusta
Memutus terjadinya penularan dengan menganjurkan
penderita untuk berobat secara teratur
Menjadi rumah sehat seperti adanya akses sinar matahari
masuk ke dalam rumah. Hal tersebut dapat membuat
bakteri kusta mati
Hindari kelelahan fisik
Mengkonsumsi makanan bergizi
Pertanyaan 7 : Jelaskan pengobatan penyakit Kusta
Kunci Jawaban :
Tujuan pengobatan adalah untuk memutus penularan,
menurunkan angka kejadian penyakit, mengobati dan
menyembuhkan penderita kusta serta mencegah cacat pada
penderita
PAUCIBACILLARY (PB)
Diobati dengan lama pengobatan 6-9 bulan
MULTIBACILLARY (PB)
Diobati dengan lama pengobatan 12-18 bulan
N. DAFTAR PUSTAKA
64
yang memerlukan waktu 6 bulan hingga 40 tahun untuk berkembang di
dalam tubuh. Tanda dan gejala kusta bisa saja ,muncul setelah bakteri
menginfeksi tubuh penderita selama 2 hingga 10 tahun.
Meskipun dulu sempat menjadi penyakit yang ditakuti, saat ini
kusta kusta tergolong penyakit yang mudah diobati. Ironisnya, hingga saat
ini beberapa daerah diindoneisa masih dianggap sebagai kawasan endemik
kusta oleh organisasi kesehatan dunia WHO.
2. Tanda dan gejala kusta
Tanda-tanda penyakit kusta bermacam-macam, tergantung dari tingkat
atau tipe dari penyakit tersebut. Di dalam tulisan ini hanya akan disajikan
tanda-tanda secara umum tidak terlampau mendetail, agar dikenal oleh
masyarakat awam, yaitu:
· Adanya bercak tipis seperti panu pada badan/tubuh manusia
· Pada bercak putih ini pertamanya hanya sedikit, tetapi lama-lama
semakin
melebar dan banyak.
· Adanya pelebaran syaraf terutama pada syaraf ulnaris, medianus,
aulicularis
magnus seryta peroneus. Kelenjar keringat kurang kerja sehingga kulit
menjadi
tipis dan mengkilat.
· Adanya bintil-bintil kemerahan (leproma, nodul) yarig tersebar pada
kulit
· Alis rambut rontok
· Muka berbenjol-benjol dan tegang yang disebut facies leomina
(muka singa)
65
· Kadang-kadang disertai dengan Nephrosia, Nepritis dan
hepatospleenomegali.
· Neuritis.
.
3. Cara penularan penyakit kusta
· Segera melakukan pengobatan sejak dini secara rutin terhadap
penderita kusta, agar bakteri yang dibawa tidak dapat lagi menularkan
pada orang lain.
· Menghindari atau mengurangi kontak fisik dengan jangka waktu
yang lama.
· Meningkatkan kebersihan diri dan kebersihan lingkungan
· Meningkatkan atau menjaga daya tahan tubuh, dengan cara
berolahraga dan meningkatkan pemenuhan nutrisi.
· Tidak bertukar pakaian dengan penderita, karena basil bakteri juga
terdapat pada kelenjar keringat
· Memisahkan alat-alat makan dan kamar mandi penderita kusta
· Untuk penderita kusta, usahakan tidak meludah sembarangan,
karena basil bakteri masih dapat hidup beberapa hari dalam droplet
· Isolasi pada penderita kusta yang belum mendapatkan pengobatan.
Untuk penderita yang sudah mendapatkan pengobatan tidak menularkan
penyakitnya pada orang lain.
· Melakukan vaksinasi BCG pada kontak serumah dengan penderita
kusta.
· Melakukan penyuluhan terhadap masyarakat mengenai mekanisme
penularan kusta dan informasi tentang ketersediaan obat-obatan yang
efektif di puskesmas.
4. Klasifikasi Kusta
1. Paucibacillary (PB)
Bercak putih seperti panu tapi mati rasa
Permukaan bercak kering,kasar dan tidak berkeringat
Batas pinggir bercak terlihat jelas dan sering ada bintil kecil
Kerusakan syaraf tepi hanya 1
2. Multibacillary (PB)
Bercak putih kemerahan merata
Penebalan dan pembengkakan pada bercak
66
Pada pemukaan bercak sering ada rasa
Permulaan sering terdapat pada cuping telinga dan muka
Kerusakan syaraf tepi lebih banyak
67
a) Tipe PB ( PAUSE BASILER/SEDIKIT KUMAN/KUSTA
KERING)
Dosis untuk orang dewasa : Rifampisin 600mg/bln diminum didepan
petugas DDS tablet 100 mg/hari diminum di rumah. Pengobatan 6 dosis
diselesaikan dalam 6-9 bulan dan setelah selesai minum 6 dosis dinyatakan
RFT (Release From Treatment) meskipun secara klinis lesinya masih aktif.
Menurut WHO(1995) tidak lagi dinyatakan RFT tetapi menggunakan
istilah Completion Of Treatment Cure dan pasien tidak lagi dalam
pengawasan.
b) Tipe MB ( MULTI BASILER/BANYAK KUMAN/KUSTA BASAH)
Jenis obat dan dosis untuk orang dewasa: Rifampisin 600mg/bln diminum
didepan petugas. Klofazimin 300mg/bln diminum didepan petugas
dilanjutkan dengan klofazimin 50 mg /hari diminum di rumah. DDS 100
mg/hari diminum dirumah, Pengobatan 24 dosis diselesaikan dalam waktu
maksimal 36 bulan sesudah selesai minum 24 dosis dinyatakan RFT
meskipun secara klinis lesinya masih aktif dan pemeriksaan bakteri positif.
Menurut WHO (1998) pengobatan MB diberikan untuk 12 dosis yang
diselesaikan dalam 12-18 bulan dan pasien langsung dinyatakan RFT.
c) Dosis untuk anak
Klofazimin: Umur, dibawah 10 tahun: /blnHarian
50mg/2kali/minggu, Umur 11-14 tahun,Bulanan 100mg/bln, Harian
50mg/3kali/minggu,DDS:1-2mg /Kg BB,Rifampisin:10-15mg/Kg BB
d) Pengobatan MDT terbaru
Metode ROM adalah pengobatan MDT terbaru. Menurut WHO(1998),
pasien kusta tipe PB dengan lesi hanya 1 cukup diberikan dosis tunggal
rifampisin 600 mg, ofloksasim 400mg dan minosiklin 100 mg dan pasien
langsung dinyatakan RFT, sedangkan untuk tipe PB dengan 2-5 lesi
diberikan 6 dosis dalam 6 bulan. Untuk tipe MB diberikan sebagai obat
alternatif dan dianjurkan digunakan sebanyak 24 dosis dalam 24 jam.
e) Putus obat
Pada pasien kusta tipe PB yang tidak minum obat sebanyak 4 dosis
dari yang seharusnya maka dinyatakan DO, sedangkan pasien kusta tipe
MB dinyatakan DO bila tidak minum obat 12 dosis dari yang seharusnya.
68
Surabaya, 14 Desember 2018
Penyusun
Kelompok 1
69
70
71
Lampiran Jurnal
72