Anda di halaman 1dari 11

• Pemuaiannya hanya 1/3 dari meteran baja

CATATAN KULIAH • Tingkat ketelitiannya tinggi


PENGETAHUAN ALAT 1.5. FUNGSI PITA UKUR
Fungsi utama atau yang umum pita ukur adalah untuk mengukur
JENIS ALAT GEODESI jarak atau panjang. Yang perlu diperhatikan saat menggunakan pita
• Alat Ukur Jarak (konvensional) ukur antara lain :
• Alat ukur jarak (elektronik) • Satuan ukuran yang digunakan ada dua yaitu satuan inggris
• Alat ukur sudut (konvensional)
(inch, feet, yard) dan satuan metrik (mm, cm, m).
• Alat ukur Sudut (Elektronik)/ Elektronic Total Station (ETS)
• Satuan terkecil yang digunakan mm atau cm, inch atau feet.
• Alat ukur beda tinggi (biasa)
• Alat ukur beda tinggi (teliti) • Penyajian angka nol atau bacaan nol pada meteran ada yang
• Alat ukur GPS (Hand held) dinyatakan tepat di ujung awal meteran dan ada pula yang
• Alat ukur GPS Geodetic dinyatakan pada jarak tertentu dari ujung awal meteran.

1. PENGERTIAN PITA UKUR 2. THEODOLIT


Pita Ukur disebut juga meteran atau tape karena umumnya tersaji
dalam bentuk pita dengan panjang tertentu yang disimpan dalam
bentuk gulungan atau rol. Ada 3 jenis pita ukur/meteran yaitu:
• Pita Ukur Dari Kain (Metalic Cloth)
• Pita Ukur Baja (Steel Tape)
• Pita Ukur Baja Aloy (Steel Alloy)

1.2. PITA UKUR DARI KAIN (METALIC CLOTH)


Meteran atau pita ukur ini terbuat dari kain linen dan anyaman kawat
halus yang terbuat dari tembaga atau kuningan. Meteran ini
mempunyai sifat sebagai berikut :
• Fleksibel
• Mudah rusak
• Pemuaiannya besar
• Tingkat ketelitiannya sangat rendah

1.3. PITA UKUR BAJA (STEEL TAPE)


Pita ukur ini terbuat dari bahan baja. Sifat-sifatnya pita ukur ini
adalah sebagai berikut :
• Agak kaku
• Tahan lama Perkembangan Theodolit
• Tahan air
• Pemuaiannya kecil
• Tingkat ketelitiannya sedang

1.4. PITA UKUR BAJA CAMPURAN (STEEL ALLOY)


Pita ukur ini terbuat dari bahan campuran antara baja dan nikel. Pita
ukur ini mempunyai sifat sebagai berikut :
• Tahan lama
• Tahan air
• Hampir tidak dipengaruhi suhu
2.1. THEODOLIT Tahap Penyiapan Alat Theodolit
Theodolit adalah instrumen/alat optis presisi yang dirancang untuk
1. Kendurkan sekrup penyetel statif
digunakan dalam pengukuran sudut yaitu:
2. Tinggikan statif setinggi dada
• Sudut mendatar dinamakan dengan sudut horizontal dan
3. Kencangkan sekrup penyetel statif
• Sudut tegak dinamakan dengan sudut vertikal.
4. Buat kaki statif berbentuk segitiga sama sisi
• Theodolit terdiri dari sebuah teropong yang dapat digerakan
5. Kuatkan (injak) pedal kaki statif
yang dipasang sedemikian sehingga dapat berputar di sekitar
6. Atur kembali ketinggian statif sehingga bidang level/kepala statif
sumbu horizontal dan vertikal dan menghasilkan bacaan sudut.
mendatar
• Bacaan sudut ini menunjukkan arah teropong, dan digunakan
7. Letakkan teodolit di atas kepala statif
untuk menentukan sudut antara arah titik pertama dan arah titik
8. Kencangkan sekrup pengunci centering ke teodolit.
kedua dari posisi teodolit yang sama.
9. Atur (levelkan) nivo kotak sehingga sumbu kesatu benar-benar
• Sudut-sudut ini dapat diukur dengan sangat akurat, biasanya
tegak/vertical dengan menggerakkan secara beraturan sekrup
hingga miliradian atau detik busur.
pendatar di tiga sisi alat ukur tersebut.
• Theodolit modern telah berevolusi menjadi apa yang dikenal
10. Atur (levelkan) nivo sehingga sumbu kedua benar-benar
sebagai total station dimana sudut dan jarak diukur secara
mendatar dengan menggerakkan secara beraturan sekrup
elektronik, dan dibaca langsung ke memori komputer.
pendatar di tiga sisi alat ukur tersebut.
11. Posisikan teodolit dengan mengendurkan sekrup pengunci
2.2. SUMBU DAN LINGKARAN PADA THEODOLIT centering kemudian geser kekiri atau kekanan sehingga tepat
pada tengah-tengah titik ikat (BM), dilihat dari centering optic.
12. Lakukan pengujian kedudukan garis bidik dengan bantuan
tanda T pada dinding.
13. Periksa kembali ketepatan nilai index pada system skala
lingkaran dengan melakukan pembacaan sudut biasa dan sudut
luar biasa untuk mengetahui nilai kesalahan index tersebut.

2.4. TRIPOD/STATIF/KAKI TIGA

• Sumbu kesatu (sumbu tegak)


• Sumbu kedua (sumbu mendatar)
• Lingkaran vertical
• Lingkaran horizontal Statif adalah alat untuk mendirikan alat theodolit di lapangan
• Garis bidik (sumbu optis) yang terdiri dari kepala statif dan kaki tiga yang dapat di stel
ketinggiannya. Statif terbuat dari kayu atau dari metal alumunium
2.3. MENYIAPKAN ALAT THEODOLIT sehingga lebih ringan.
Pernyiapan teodolit adalah tahapan yang diperlukan untuk
menyiapkan teodolit agar siap untuk melakukan pembidikan di titik 2.5. SYARAT UTAMA THEODOLIT
stasiun. Penyiapan ini mencakup pemasangan, centering, Syarat – syarat utama yang harus dipenuhi alat teodolit sehingga
mendatarkan dan penghapusan paralaks, yaitu: siap dipergunakan untuk pengukuran yang benar adalah sbb :
• Pemasangan - memasang teodolit ke atas tripod dengan 1. Sumbu kesatu (sumbu tegak) harus tegak/vertical.
keadaan kira-kira mendatar dan mengarah tegak (center) di 2. Sumbu kedua (sumbu mendatar) harus mendatar.
atas tanda titik stasiun. 3. Sumbu kesatu harus tegak lurus sumbu kedua
• Centering - membawa sumbu vertikal teodolit tepat di atas 4. Garis bidik harus tegak lurus sumbu kedua/mendatar.
tanda stasiun menggunakan alat yang disebut tribrach. 5. Tidak ada salah indeks pada lingkaran kesatu.
• Pendataran - mendataran dasar teodolit sehingga membuat
sumbu vertikal nya tegak dengan menggunakan gelembung 2.6. KESALAHAN PADA THEODOLIT
nivo.
• Fokus - menghilangkan kesalahan paralaks dengan • Salah Indeks -adalah kesalahan yang terjadi apabila keadaan
memfokuskan objek dan teropong dengan benar. garis bidik teropong dalam keadaan mendatar namun hasil
bacaan lingkaran vertical tidak sama dengan 90 atau 270
derajat.
• Kesalahan sumbu horizontal - kesalahan yang terjadi karena Dalam hal pembacaan Theodolit mengalami perkembangan sebagai
sumbu kesatu dan sumbu kedua teodolit tidak saling tegak berikut:
lurus. • Theodolit Vernier (bacaan menggunakan Vernier)
• Salah kolimasi - kesalahan yang disebabkan karena garis bidik • Theodolit optis (bacaan optis)
(sumbu optis teropong) yang tidak tegak lurus dengan sumbu • Theodolit elektronik (bacaan elektronik)
kedua (sumbu horizontal).
3.1. PEMBACAAN THEODOLIT VERNIER
2.7. CARA MENCARI NILAI KESALAHAN
Pada theodolit Vernier, lingkaran horisontal dan vertikal dibuat dari
Cara atau prosedur untuk mencari nilai kesalahan kolimasi :
lingkaran dengan garis graduasi dan vernier untuk membaca
1. Mendirikan teodolit pada statif (melakukan pengaturan sumbu
interpolasi.
kesatu) kemudian membidik target/titik dengan kedudukan
teropong biasa. Kemudian baca lingkaran horizontal dan catat
nilainya sebagai B.
2. Kemudian bidik kembali target/titik dengan kedudukan teropong
luar biasa. Kemudian baca lingkaran horizontalnya dan catat
nilai sudutnya sebagai LB.
3. Menghitung besarnya kesalahan kolimasi dengan persamaan :
β= (LB – B – 180) /2
Vernier caliper scales; main at top, vernier at bottom. It
Cara atau prosedur untuk mencari nilai kesalahan indeks vertical : reads 3.58 mm ± 0.02 mm by adding 3.00 mm (left red
1. Mendirikan teodolit pada statif (melakukan pengaturan sumbu mark) on the fixed main scale to vernier 0.58 mm (right
kesatu) kemudian membidik target/titik dengan kedudukan red mark). The main scale reading is that to the left of the
teropong biasa. Kemudian baca lingkaran vertikal dan catat zero on the vernier scale. The vernier reading is found by
nilainya sebagai B. locating the best aligned lines between the two scales.
2. Kemudian bidik kembali target/titik dengan kedudukan teropong The 0.02 mm engraving indicates the caliper's readability
luar biasa. Kemudian baca lingkaran vertikal dan catat nilai and is the "Vernier constant" for this scale
sudutnya sebagai LB.
3.2. PEMBACAAN THEODOLIT OPTIS
3. Menghitung besarnya kesalahan indeks vertical dengan
persamaan : p = 180 – ((LB+B)/2) Pada theodolit optis lingkaran horisontal dan vertikal dibuat dari glass
optik dan sistem optis dari mikroskop lingkaran horisontal dan
2.8. NIVO vertikal yang mentransmisikan gambar garis lingkaran ke bidang
mikroskop pembacaan.
Nivo adalah alat untuk menegakkan sumbu kesatu. Alat Theodolit
mempunyai dua nivo yaitu nivo kotak (gambar kiri) dan nivo
tabung (gambar kanan)

3.3. PEMBACAAN THEODOLIT DIGITAL


Cara mengetengahkan gelembung nivo kotak: Theodolit digital terdiri dari sebuah teropong dan layar pembaca
Dengan menggunakan dua sekrup, gerakan gelembung nivo elektronik yang digunakan untuk menayangkan sudut horizontal dan
ketengah kemudian dengan sekrup ketiga gerakan gelembung ke vertical. Teodolit digital lebih nyaman digunakan karena adanya
atas sehingga berada didalam lingkaran. Waktu menggerakan pembacaan secara digital yang menggantikan pembacaan garis
kedua sekrup, kedua sekrup harus diputar berlawanan arah. Bila lingkaran dan menghasilkan pembacaan yang lebih akurat.
yang satu diputar searah jarum jam maka yang satu lagi diputar Pembacaan pada Theodolit Digital/Elektronik
tidak searah jarum jam. • Bacaan terkecil 1”
• Bacaan dilakukan pada layar digital yang menampilkan sudut
vertikal dan horizontal yang menghilangkan kesalahan
seseorang dalam membaca dan menginterpretasi bacaan skala
dan micrometer.
• Layar display menayangkan bacaan sudut horizontal dan
vertikal didepan dan di belakang teodolit.
• Bacaan sudut vertical dan horizontal dapat diset ke nol
• Spesifikasi teknis umum adalah sbb:
• Perbesaran 26x sd 30x
• Field of View 1.5°
• Jarak pandang terpendek 1m
3. PERKEMBANGAN PEMBACAAN THEODOLIT
• Bacaan sudut langsung 5” sd 20”
dapat dihubungkan ke komputer eksternal atau pembaca kartu
4. ELECTRONIC TOTAL STATION untuk memindahkan data. Data pengamatan juga dapat
langsung didownload ke data logger. Kedua system dapat
Electronic Total Station atau ETS adalah theodolite modern yang
melakukan pemindaha data secara dua arah. Beberapa
mempunyai karakter sbb:
instrument atau data logger dapat dihubungkan langsung
• Mempunyai semua kemampuan yang ada pada theodolit
dengan komputer untuk plotting data.
• Merekam secara elektronis sudut vertical dan horizontal
• Sistem pengendali jauh (Remote Control System): komunikasi
• Mempunyai kemampuan merekam semua ukuran baik data
radio antara TS dan prisma memungkinkan pengaukuran
spasial dan non-spasial untuk nanti di proses dalam komputer.
dilakukan oleh satu orang.
• Kedepan theodolit akan terintegrasi dengan GPS
• Pengenalan target secara otomatis (Automatic Target
Recognition – ATR)

4.3. PRINSIP KOMPENSATOR SUMBU GANDA

4.4. KARAKTERISTIK TOTAL STATION


Survei TS: berbagai operasi lapangan ada dalam program-program
yang terintegrasi dengan microprocessor. Semua program tersebut
memerlukan satu station dan sedikitnya satu station referensi dapat
4.1. JENIS ELECTRONIC TOTAL STATION
diidentifikasi sehingga semua station berikutnya dapat diidentifikasi
Jenis alat ETS yang ada terdiri dari katagori: juga koordinat XYZ nya. Program program tersebut adalah:
• Mekanis/manual:TS manual multipurpose digunakan dalam • Lokasi titik
pengukuran ditambah dengan program aplikasi. • Reduksi slope
• Motor: TS bermotor dilengkapi dengan servo untuk dapat • Missing line measurement (MLM)
membidik secara cepat, halus dan akurat. Teknologi servo • Reseksi
dapat digunakan untuk pengukuran secara otomatis. • Menghitung azimut
• Autolock: TS autolock dapat digunakan untuk pengukuran semi- • Pengukuran elevasi dan jarak secara remote
otomatis dimana pengukuran dan perekaman dilaksanakan • Pengukuran offset
pada alat TS. • Layout or setting out operation
• Robotik/otomatis • Menghitung luas
• Tracking
4.2. KARAKTERISTIK TOTAL STATION • Stakeout
• Display grafis:semua perintah operasi survei dan juga hasilnya
5. ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT
ditayangkan pada LCD grafis tombol alfanumerik.
• Kompensasi sumbu ganda: sensor kemiringan sumbu ganda • Electronic distance measurement (EDM) adalah alat survei
memonitor kemiringan dari sumbu alat pada arah X dan Y. untuk mengukur jarak antara dua titik secara elektronis
Sensor kemiringan umumnya mempunyai jelajah 3’. Akibatnya menggunakan gelombang elektromagnetik.
bacaan sudut vertical dan horizontal bebas dari kesalahan • EDM adalah suatu metoda untuk menentukan panjang antara
sumbu yang tdak tegak. Sumbu vertical dan horizontal dua titik menggunakan beda fasa, yang terjadi saat gelombang
dikoreksi secara otomatis sehingga pengukuran satu seri masih elektromagnetik menjalar dari satu ujung garis ke ujung lainnya.
tetap teliti. • Ada tiga metoda dalam menentukan jarak antara dua titik:
• Leveling dan sentering: Beberapa jenis TS dilengkapi dengan • Pengukuran jarak langsung: dilaksanakan dengan alat pita
display elektronik untuk pengukuran sipat datar sehingga dapat ukur
melakukan pengukuran sipat datar dengan cepat dan presisi. • Pengukuran jarak optis – pengukuran ini dilaksanakan
Sipat datar elektronik juga menghilangkan kesalahan nivo dengan metoda tacheometry.
tabung akibat sinar matahari. Alat sentering optis diganti dengan • Pengukuran jarak elektronis (EDM) – menggunakan beda
sentering laser. Titik laser diproyeksikan ke tanah sehingga fasa gelombang elektromagnetik
sentering teodolit dapat dilaksanakan dengan mudah dan cepat. Catatan:
• Penyimpanan data: hampir semua TS memiliki kartu memori • Metoda pengukuran jarak langsung tidak dapat dilaksanakan
PCMCIA internal untuk penyimpanan data. Unit kartu memori dalam medan yang berbukit.
• Metoda optis hanya dapat mengukur jarak terbatas yaitu tacheometers). Alat ini merekam jarak dan sudut secara
antara 15 sampai 150m dengan akurasi 1/1000 sampai simultan
1/10.000.
• EDM dapat mengukur jarak sampai 100km dengan akurasi 5.3. JENIS EDM
1/100.000.
1. Gelombang mikro
5.1. PRINSIP PENENTUAN JARAK DENGAN EDM Tellurometers, menggunakan batere 12 sampai 24 V, dapat
digunakan siang dan malam, mempunyai range 100km. Antara
• EDM secara umum adalah istilah yang digunakan sebagai master dan remote memerlukan handy talky. Memerlukan
metoda untuk mengukur jarak secara elektronis. Dalam metoda operator terampil untuk mengoperasikannya.
ini alat digunakan untuk mengukur jarak yang bergantung pada 2. Gelombang inframerah
pancaran, pantulan dan penerimaan gelombang DISTOMAT DI 1000 and DISTOMAT DI 55, menggunakan
elektromagnetik seperti gelombang radio, cahaya tampak dan gelombang inframerah modulasi amplitudo. Memerlukan reflektor
gelombang infrared. prisma. Alat ini ringan dapat dipasang diatas teodolit . Akurasi ±
• Sinar matahari atau gelombang elektromagnetik buatan terdiri 10 mm.
dari beberapa gelombang dengan panjang gelombang berbeda- 3. Light wave instruments.
beda. Spektrum dari gelombang elektromagnetik adalah sbb: GEODIMETER menggunakan cahaya tampak. Malam hari dapat
mengukur jarak sampai 2.5 km, ssedangkan siang 3km. Akurasi
0.5 mm sampai 5 mm/km jarak. Banyak digunakan untuk
keperluan teknik sipil.

5.4. CARA KERJA EDM


Gelombang elektromagnetik menjalar melalui atmosfir mengikuti
persamaan:
V = f . λ = 1/T . λ
f = 1/T ( T = waktu dalam satuan detik)
• V adalah kecepatan gelombang elektromagnetik dalam
meter/detik
• f adalah frekuensi termodulasi dalam satuan hertz (hz)
• Diantara gelombang-gelombang tersebut, gelombang mikro,
• λ adalah panjang gelombang dalam satuan meter
sinar inframerah dan cahaya tampak dapat digunakan dalam
pengukuran jarak. • Penjalaran gelombang elektromagnetik dapat diwakili oleh
• Pada alat-alat EDM gelombang tersebut dibentuk, dimodulasi gelombang sinus.
dan dipancarkan. Gelombang tersebut dipantulkan pada titik
yang jaraknya dari tempat alat akan diukur dan kemudian
diterima oleh alat itu lagi.
• Waktu yang digunakan oleh gelombang untuk menempuh 2x
jarak dapat diukur dan dengan kecepatan gelombang yang
diketahui (konstanta), maka jarak dapat dihitung. Namun waktu
tempuh tersebut sangat singkat sehingga pengukuran waktu
sangat sulit.
• Untuk mengatasi kesulitan tersebut digunakan metoda atau
teknik lain yaitu metoda beda fase dimana jumlah gelombang
5.5. FASA GELOMBANG
penuh dan tidak penuh, diukur. Dengan mengetahui panjang
gelombang, maka jarak dapat dihitung. • Dua gelombang dikatakan se fasa , bila keduanya mempunyai
frekuensi sama dan titik-titik yang bersesuaian berada pada
5.2. SEJARAH PERKEMBANGAN EDM tempat yang sama selama osilasi (misalnya, keduanya berada
Pengukuran jarak secara elektronis dapat dilaksanakan dengan alat- pada puncak) pada saat yang sama. Jika yang terjadi
alat geodimeter, tellurometer atau distomat, dll. sebaliknya, keduanya tidak se fasa.
• Dan dua gelombang berlawanan fasa jika perpindahan
• Geodimeter adalah EDM yang dibuat di Swedia tahun 1948.
Geodimeter adalah pengukur jarak geodetik yang dibuat keduanya tepat berlawanan arah (misalnya, puncak dan
berdasarkan pada berkas cahaya termodulasi lembah).
• fasa gelombang, merupakan metoda yang tepat untuk
• EDM yang kedua dirancang dan di buat di Afrika tahun 1957
dan disebut tellurometer. Alat ini bekerja menggunakan digunakan pada pengukuran suatu bagian kecil dari gelombang
gelombang mikro termodulasi dengan EDM.
• EDM kemudaian dilengkapi dengan sebuah komputer yang
dapat menayangkan jarak secara digital dan dapat menghitung
jarak horizontal dan vertical DX, DY dan juga jarak slope DH
• Saat ini EDM digabungkan dengan theodolite yang memiliki
bacaan sudut otomatis yang disebut total station (electronic
• Titik-titik ABC merupakan titik titik fasa:

5.6. MENGHITUNG JARAK AB


• AB adalah jarak survei yang akan diukur, yang mempunyai
panjang D.
• Alat EDM dipasang di A dan B, transmitter dipasang di A dan
receiver dipasang di B. Gelombang menjalar dari A ke B.
Pencatat waktu (timer) juga digunakan. Pada waktu transmisi
gelombang dari A dimulai, pencatat di B mulai aktif dan berhenti
saat B menerima gelombang. Dengan ini waktu transmisi
gelombang dari A ke B dapat diketahui.
• Dengan mengetahui waktu transit dan kecepatan rambat
gelombang dari A ke B, maka jarak AB dapat dihitung. 5.8. MODULASI
• Namun untuk mulai mengaktifkan timer di B sangat sulit, karena
itu digunakan cara lain yaitu Modulasi, yaitu cara dimana informasi tersebut ditumpangkan
• menggunakan reflector yang dipasang di B pada gelombang radio yang berfungsi sebagai pembawanya.
• menggunakan cara beda fasa.

6. ALAT SIPAT DATAR


Alat Sipat Datar adalah salah satu alat pada lingkup survei dan
5.7. PENGUKURAN DENGAN EDM DAN REFLEKTOR
pemetaan yang biasa digunakan untuk mengukur beda tinggi antara
• Gelombang ditransmisikan dari A dan dipantulkan dari B. Bila titik yang satu dengan titik-titik lainnya, serta dapat pula mengukur
sinyal yang diterima berbeda fasa Δφ, yang setara dengan jarak jarak, disebut jarak optik = jarak tidak langsung.
d, maka
λ
𝑑 = Δφ
360

• Maka jarak AB adalah


1 Δφ
D = [𝑛λ + λ]
2 360

• Dimana n adalah bilangan integral panjang gelombang


dalam jalur ganda.
6.1. SYARAT PENGGUNAAN ALAT SIPAT DATAR Ciri-ciri alat Sipat Datar Tipe Kekar adalah : Garis bidik telah
dibuat tegak lurus terhadap sumbu kesatu oleh pabriknya,
Sebelum membahas tentang penggunaan alat Sipat Datar, yang
sehingga jika gelembung nivo telah berada ditengah-tengah, ini
harus diketahui terlebih dahulu yaitu persyaratan yang harus
berarti :
dipenuhi setiap alat ukur Sipat Datar, yaitu :
• garis arah nivo mendatar
• garis bidik teropong harus sejajar dengan garis acuan nivo
• karena garis arah nivo sejajar dengan garis bidik dan garis
• garis acuan nivo harus tegak lurus dengan sumbu kesatu
bidik tegak lurus dengan sumbu kesatu, maka garis arah nivo
• garis mendatar benang silang harus tegak lurus dengan sumbu
tegak lurus dengan sumbu kesatu (sb. I).
kesatu
2. Alat Sipat Datar Tipe Ungkit
6.2. BAGIAN-BAGIAN ALAT SIPAT DATAR
• Kiap Bawah (Trivet Stage) : adalah landasan alat yang
menumpu pada kepala statip yang mana mempunyai lubang
sekrup untuk mengunci agar alat menyatu secara kuat dengan
statip
• Sekrup-sekrup Penyetel Kedataran : adalah tiga buah sekrup
untuk menyetel gelembung nivo tabung agar kedudukan nya
ditengah-tengah, sehingga garis acuan sejajar dengan bidang
horizontal
• Kiap Atas (Tribrach) adalah landasan utama tempat berdirinya
puncak tiga sekrup penyetel. Disamping itu juga sebagai
pemikul bagian atas badan alat.
• Teropong, didalamnya terdapat lensa objektif (di muka) dan
lensa okuler (di belakang). Juga terdapat garis bidik, yakni
Adalah jenis alat Sipat Datar, yang bagian atas dan bawahnya
garis khayal yang menghubungkan antara titik potong
dipisahkan oleh sebuah engsel atau sendi, sehingga
benang silang diafragma dengan titik tengah lensa objektif,
teropongnya dapat diungkit naik maupun turun (ke atas / ke
diteruskan ke target/sasaran. Teropong ini hanya dapat
bawah) sedikit demi sedikit, agar kedudukan garis bidik tegak
diputar pada sumbu kesatu.
lurus dengan sumbu kesatu, seperti diperlihatkan pada gambar
• Nivo Tabung/Kotak adalah nivo yang digunakan sebagai
diatas.
pedoman penyetelan alat agar garis bidiknya sejajar dengan
garis arah nivo. Nivo ini diletakkan menjadi satu dengan Bagian-bagian alat Sipat Datar Ungkit:
teropong.
• Lensa Objektif, adalah salah suatu lensa pada teropong yang • Kiap Bawah (Trivet Stage) : adalah landasan alat yang
letaknya dibagian depan, dan paling besar menumpu pada kepala statip seperti pada tipe kekar
• Lensa Okuler, adalah salah suatu lensa pada teropong yang • Sekrup-sekrup Penyetel Kedataran : adalah tiga buah sekrup
letaknya dibagian belakang yang lebih kecil dari lensa objektif. untuk menyetel gelembung nivo tabung/kotak, sehingga
• Cincin/Lingkaran Pengatur Diafragma, adalah alat yang sumbu kesatu tegak lurus dengan bidang acuan nivo dan
digunakan untuk mengatur agar gambar/bayangan target benang silang mendatar.
kelihatan jelas didalam teropong. • Kiap Atas (Tribrach) adalah tempat kedudukan nivo kotak
serta engsel.
6.3. GAMBAR BAGIAN-BAGIAN ALAT SIPAT DATAR • Teropong, agak berbeda dengan tipe kekar, karena
didalam/diluar teropongnya terdapat nivo tabung (nivo
koinsidensi)
• Nivo Tabung/nivo koinsidensi adalah satu nivo yang
digunakan untuk pedoman sejajar tidaknya garis bidik dengan
garis acuan nivo.
• Nivo Kotak, adalah nivo untuk pedoman bahwa sumbu kesatu
telah tegak lurus dengan bidang acuan nivo
• Sendi (Engsel), untuk penghubung bagian bawah dan atas
alat, dimana melalui engsel inilah teropong dapat diungkit
keatas/kebawah, agar garis bidiknya sejajar dengan garis
acuan nivo dengan pedoman nivo tabung atau nivo
koinsidensi.
• Sekrup Pengungkit, digunakan untuk mengungkit teropong ke
6.4. JENIS ALAT SIPAT DATAR atas / ke bawah, sehingga gelembung nivo
tabung/koinsidensi seimbang, yang berarti garis bidik tegak
Pada dasarnya alat Sipat Datar dapat dibedakan atas tiga tipe/jenis, lurus sumbu kesatu.
diantaranya :

1. Alat Sipat Datar Tipe Kekar 3. Alat Sipat Datar Otomatis


Alat Sipat Datar tipe Kekar adalah jenis alat Sipat Datar yang Konstruksinya telah dilengkapi dengan bandul (kompensator)
konstruksinya solid dan sangat sederhana. otomatis, sehingga meskipun garis bidik belum dibuat tegak
lurus dengan sumbu kesatu oleh pabriknya, tetapi bila
gelembung nivo kotak telah ditengah, secara otomatis semua • kesalahan ini dapat diatasi dengan membaca ketiga
syarat-syarat telah terpenuhi. Selain itu, konstruksinya biasanya benang diafragma.
kedap air. • Kesalahan penulis dalam mencatat data ukur.
• Kesalahan pemegang rambu waktu menempatkan rambu di
Bagian-bagian Alat Sipat Datar Otomatis atas titik sasaran.
• Kiap bagian Bawah adalah landasan alat yang menumpu
pada kepala statip, yang mana mempunyai lubang sekrup • Alat
pengunci seperti pada alat Sipat Datar lainnya. • Karena garis bidik tidak sejajar dengan garis arah nivo.
• Sekrup-sekrup Penyetel Kedataran, terdiri dari tiga buah Hal ini dapat dihindarkan dengan menempatkan alat di
sekrup yang gunanya untuk menyetel nivo kotak, sehingga tengah-tengah rambu belakang dan rambu muka (dp = dm)
arah sumbu kesatu tegak lurus garis acuan nivo. atau usahakan jumlah jarak rambu belakang = jumlah jarak
• Teropong, yang terdiri dari tiga bagian lensa obyektif, prisma muka.
penegak (prisma) atau disebut “bandul/kompensator”, prisma • Kesalahan karena Garis Nol Skala dan kemiringan Rambu.
penegak (prism b), dua lensa focus, dua bagian kaca tempat Misalnya letak garis nol skala pada rambu A dan B tidak
goresan benang silang diafragma dan tiga bagian lensa betul,maka hasil pembacaan pada rambu A harus di koreksi
penyetel bayangan benang silang Ka dan pada rambu B sebesar Kb. Misalnya dalam keadaan
• Nivo Kotak, adalah nivo yang digunakan sebagai pedoman rambu tegak pembacaan akan menunjukanangka a,
penyetelan sumbu kesatu tegak lurus bidang acuan nivo, sedangkan pembacaan pada waktu rambu miring sebesar α.
yaitu bila gelembung nivo kotak telah ditengah. Dari penelitian pengaruh miringnya rambu tidak dapat
• Lingkaran Mendatar, adalah suatu lingkaran pada mana dihilangkan sehingga agar mendapatkan hasil beda tinggi
tercantum skala sudut datar dari 0° sampai 360 ° yang lebih baik haruslah di gunakan nivo rambu yang baik.
• Tombol Pengatur Fokus, adalah suatu tombol yang
digunakan untuk menyetel ketajaman objek gambar (target), • Alam
yang mana ada yang diberi tanda/petunjuk arah (tidak • Akibat refraksi cahaya,
terhingga), sehingga dapat memutar kearah yang benar. Sinar cahaya yang datang dari rambu ke alat penyipat datar
karena melalui lapisan-lapisan udara yang berbeda baik
kepadatan, tekanan maupun suhunya maka sinar yang
datang bukanlah lurus melainan melengkung. Misalkan
pembacaan rambu karena melengkungya sinar adalah b’ dan
m’. Pembacaan seharusnya yang mendatar adalah b dan m.
Agar mendapatkan harga b dan m yang mendatar maka
harus di beri koreksi sebesar bb’ dan mm’ sehingga beda
tinggi :
∆tab =b–a =(b’+b’b)-(m’+m’m)=(b’–m’)+(b’b+ m’m)
Bila (b’b–mm’)= 0 atau b’b= m’m, maka tab = b’–m’.
b’b akan sama dengan m’m bila jarak dari alat penyipat datar
ke rambu belakang sama dengan jarak ke rambu muka (db =
dm) Dengan demikian pengaruh refraksi dapat dihilangkan
bila jarak belakang sama dengan jarak muka atau jumlah
jarak belakang sama dengan jumlah jarak muka.
• Kesalahan akibat lengkungan Bumi
sesuai dengan prinsip dasar pengukuran beda tinggi, maka
beda tinggi antara titik A dan B sama denagn jarak antara
bidang nivo melalui titik A dan bidang nivo yang melalui b.
Pengaruh kelengkngan bumi pada rambu belakang adalah
bb” sedangkan pada rambu muka adalah mm”.
• Kesalahan akibat masuknya statif Sipat Datar terlalu dalam
ke tanah
Alat penyipat datar selama pengukuran mungkin saja
bergerak kesamping ataupun ke bawah, sehingga gelembung
nivo pada alat penyipat datar tidak di tengah lagi, dengan
demikian garis bidik tidak mendatar lagi. Meskipun demikian
alat penyipat datar dapat saja bergerak ke dalam tanah tetapi
gelembung nivo tetap di tengah. Masuknya statip penyipat
datar kedalam tanah akan memberi pengaruh pada hasil
6.5. KESALAHAN PADA ALAT SIPAT DATAR
pengukuran. Pengaruh masuknya statip penyipat datar ke
Kesalahan pada pengukuran dengan Sipat Datar pada umumnya dalam tanah dapat dihilangkan dengan cara pengukuran
bersumber pada: sebagai berikut:-
• Surveyor • Baca rambu belakang, kemudian rambu muka:
• Kesalahan dalam membaca angka pada rambu • Alat penyipat datar di pindah
• Baca rambu muka, kemudian rambu belakang
• Kesalahan karena panasnya sinar matahari dan getaran 6. Pengaturan dilakukan pertama-tama dengan posisi nivo sejajar
udara dengan posisi kita berdiri, tepatkan gelembung nivo tepat di
Alat penyipat datar apabila selalu kena sinar matahari maka dalam lingkaran yang ada.
akan menimbulkan perubahan pada gelembung nivo 7. Putar waterpass terhadap sumbu I sebesar 900 terhadap posisi
sehingga akan mengakibatkan kesalahan pada hasil kita, cek apakah posisi nivo masih tetap berada di tengah
pengukuran. Untuk menghindari hal tersebut pada waktu lingkaran, jika gunakan sekrup C untuk menempatkan nivo
pengukuran alat penyipat datar harus dilindungi dengan kembali ke tengah lingkaran.
payung. Pengaruh getaran udara ini dapat dihindari dengan 8. Jika centering dan posisi gelembung pada masing-masing nivo
melakukan pengukuran pada waktu lapisan udara tenang sudah berada pada tengah-tengah bidang nivo pada segala
yaitu waktu pagi dan sore. posisi maka alat sudah siap untuk dioperasikan.

6.6. KETELITIAN SIPAT DATAR 6.8. RAMBU UKUR


• Ketelitian levelling dari suatu waterpass ditentukan oleh suatu Rambu ukur adalah alat yang terbuat dari kayu atau campuran
bilangan yang menyatakan kesalahan menengah untuk tiap alumunium yang diberi skala pembacaan. Alat ini berbentuk mistar
kilometer waterpassing tunggal. Kesalahan menengah ini dapat ukur yang besar, mistar ini mempunyai panjang 3, 4 bahkan ada
dihitung dari: yang 5 meter. Skala rambu ini dibuat dalam cm, tiap-tiap blok merah,
• Selisih antara pengukuran pergi dan pulang per-seksi putih, atau hitam menyatakan 1 cm, setiap 5 blok tersebut berbentuk
• Selisih antara pengukuran pergi dan pulang per-trayek huruf E yang menyatakan 5 cm, tiap 2 buah E menyatakan 1 dm.
• Kesalahan penutup wp-keliling Tiap-tiap meter diberi warna yang berlainan, merah-putih, dll.
• Kesalahan menengah dari hasil pengukuran yang diperoleh dari Kesemuanya ini dimaksudkan agar memudahkan dalam pembacaan
pukul rata pengukuran pergi dan pulang adalah: rambu.
• Untuk waterpassing teliti harga m hendaknya di bawah 1 mm,
• untuk waterpassing lainnya m terletak antara 1 dan 3 mm. Fungsi utama dari rambu ukur ini adalah untuk
• Kesalahan menengah dari satu selisih antara 2 pengukuran mempermudah/membantu mengukur beda tinggi antara garis bidik
tersebut adalah : dengan permukaan tanah. Hal yang perlu diperhatikan dari rambu
adalah :
mS = √ 2π2
• Skala rambu dalam cm atau mm atau interval jarak pada garis-
• Selisih antara waterpassing pergi dan pulang yang di garis dalam rambu tersebut setiap berapa cm atau berapa mm.
perbolehkan adalah 3 mS (3 kali kesalahan menengah adalah • Skala dari rambu, terutama pada daerah sambungan rambu
batas-batas toleransi. Menurut ilmu hitung kemungkinan, selisih harus benar.
di atas 3 mS terjadi satu kali di antara 370 pengamatan. Karena
kans ini begitu kecil, maka dalam praktek dianggap selisih lebih
besar dari 3 m S tidak terjadi).

Bacaan 1.422

6.9. UNTING-UNTING
Unting-unting merupakan bandul yang terbuat dari besi atau
kuningan yang berbentuk kerucut dengan ujung bawah lancip dan
digantungkan pada bagian tengah tripod/statif tegak lurus titik.
6.7. CARA MENGGUNAKAN ALAT SIPAT DATAR
Unting-unting berguna untuk memproyeksikan suatu titik pada pita
ukur di permukaan tanah atau sebaliknya
1. Pasang kaki tiga penyangga/tripod/statip pada tempat yang
dikehendaki, biasanya pada titik ikat atau pada titik yang sudah
diketahui koordinat dan elevasinya.
2. Pastikan kaki tiga penyangga terpasang secara kuat dan stabil
serta posisi pelat tempat dudukan alat ukur (tribrach) pada
posisi semendatar mungkin.
3. Kencangkan sekrup-sekrup penguat yang ada pada masing-
masing kaki secukupnya.
4. Pasang waterpass pada dudukan atau tribrach dan kencangkan
sekrupnya.
5. Atur sumbu I vertikal dan sumbu II horisontal dengan 7. GLOBAL POSITIONING SYSTEM
menggunakan sekrup penyeimbang nivo kotak, yang biasanya
disebut sekrup A, B, C. Global Positioning System (GPS) merupakan salah satu metode
dalam geodesi satelit yang digunakan untuk penentuan posisi di
permukaan bumi secara 3D dimana penentuannya menggunakan
teknik trilaterasi dengan menggunakan jarak dari beberapa lokasi alat penerima yang berada dalam dalam ruang, di bawah
yang diketahui untuk menentukan koordinat lokasi yang tidak terowongan atau di dalam air.
diketahui.
Secara umum metoda pengukuran posisi dengan menggunakan Pada penentuan posisi menggunakan GNSS, hasil pengukuran di
pengamatan satelit disebut Global Navigation Satellite System permukaan bumi disajikan dalam koordinat kartesian tiga dimensi
(GNSS). GNSS terdiri sistem satelit: GPS dari AS, Glonass dari (X,Y,Z) dan sistem koordinat World Geodetic System 1984 (WGS84).
Rusia, Galileo dari Eropa, dan Beidou dari China. Pengamatan di
wilayah Indonesia hanya dapat menggunakan satelit GPS dan 7.2. PENGGUNAAN GNSS/GPS
Glonass saja.
• GNSS/GPS Geodetic dapat digunakan setiap saat tanpa
tergantung waktu dan cuaca
1 • Satelit-satelit GNSS mempunyai ketinggian orbit yang cukup tinggi
yaitu sekitar 20.000 km di atas permukaan bumi serta dengan
jumlah yang relatif cukup banyak. Hal ini menjadikan GNSS dapat
meliput wilayah yang cukup luas sehingga dapat digunakan oleh
2 banyak orang sekaligus.
• Penggunaan GPS Geodetic dalam penentuan posisi relatif tidak
terlalu terpengaruh dengan kondisi topografis daerah survei
3 dibandingkan dengan penggunaan metode terestris.
6 • Posisi yang ditentukan oleh GNSS/GPS Geodetic mengacu ke
suatu datum global yang relatif teliti dan mudah direalisasikan,
4 yaitu datum WGS 84.
• GNSS dapat memberikan ketelitian posisi yang spektrumnya
7 8 cukup luas. Dari yang sangat teliti (orde millimeter) sampai orde
5 meter.
• Pemakaian sistem GNSS tidak dikenakan biaya.
Prinsip Kerja GPS
• Lebih efisien dalam waktu, biaya operasional, dan tenaga.
• Celah untuk memanipulasi data pada pengukuran GNSS lebih sulit
7.1. PRINSIP KERJA GPS
dibandingkan menggunakan metode terestris
1. GPS adalah konstelasi 24 atau lebih satelit yang terbang pada • Relatif mudah dipelajari sekalipun oleh orang awam yang belum
ketinggian 20.350km diatas permukaan bumi. Setiap satelit pernah menggunakan.
mengelilingi bumi dua kali sehari pada salah satu dari enam orbit
yang tersedia sehingga setiap saat dibagian manapun di dunia 7.3. ALAT-ALAT PENERIMA (RECEIVERS) GPS
akan selalu ada satelit, sehingga sistem ini dapat dimanfaatkan
Alat-alat penerima sinyal GPS terdiri dari tiga kategori/tipe yaitu: tipe
kapan dan dimana saja
navigasi, tipe pemetaan dan tipe geodetik. Pengkategorian ini
2. Satelit GPS memancarkan sinyal radio yang mengandung
dikaitkan dengan gelombang yang diterima yang terdiri dari:
informasi lokasinya, status, waktu presisi (t1) dari jam atom satelit.
• gelombang L1, gelombang yang membawa dan merekam
3. Sinyal radio GPS menjalar melalui ruang angkasa dengan
data pseudorange dan data fase atau kode P (Y) dan C/A beserta
kecepatan cahaya (c), lebih dari 299.792 km/detik
pesan navigasi
4. Alat GPS menerima sinyal radio tersebut, mencatat waktu
• gelombang L2, gelombang yang membawa kode P(Y) dan pesan
penerimaannya (t2), dan menggunakannya untuk menghitung
navigasi.
jarak alat tersebut dari satelit.
5. Setiap kali alat GPS tersebut mengetahui jarak dari paling tidak Berdasarkan pada jumlah data yang dapat diamati, receiver GPS
empat satelit, alat GPS tersebut dapat menggunakan ilmu dibagi menjadi beberapa klasifikasi yaitu:
geometri untuk menentukan lokasi alat GPS di permukaan bumi
dalam 3D. • receiver single frekuensi, receiver yang menerima gelombang L1
6. Untuk menghitung jarak alat GPS dari suatu satelit, digunakan disebut
rumus jarak = kecepatan cahaya x waktu, dimana kecepatan • dual frekuensi receiver yang menerima gelombang L1 dan L2
cahaya adalah c dan waktu adalah berapa lama sinyal menjalar di disebut receiver tipe.
ruang angkasa. Waktu menjalarnya sinyal adalah perbedaan
antara saat sinyal dipancarkan satelit t1 dan saat sinyal diterima Tipe Navigasi disebut juga tipe genggam (handheld receiver) yang
alat GPS t2. digunakan untuk penentuan posisi absolut secara instan yang tidak
7. Pengendali Utama GPS melacak semua satelit melalui jaringan menuntut ketelitian terlalu tinggi. Tipe ini menerima gelombang L1.
pelacak global dan mengelola kondisinya setiap hari. Antena yang Tipe navigasi memberikan ketelitian posisi 3-4 meter. Contoh adalah:
dipasang diseluruh dunia mengirim update data dan perintah Garmin e-trex, Maggelan, Garmin street, ED2GPS Lite dsb.
operasi ke satelit. Tipe Pemetaan merupakan receiver tipe single frekuensi dimana
8. Angkatan Udara Amerika Serikat meluncurkan satelit GPS dan data pseudorange (Kode C/A), data yang direkam dipindahkan
meluncurkan satelit pengganti bila satelit pertama habis masa atau didownload ke komputer untuk proses lebih lanjut, sehingga
pakainya. Satelit pengganti akan memiliki ketelitian dan kehadalan dapat digunakan untuk penentuan posisi secara diferential. Ketelitian
yang lebih baik. yang dapat diperoleh tipe tersebut adalah sekitar 1-2 meter.
Beberapa merk yang beredar di pasaran yang dapat diklasifikasikan
GPS mempunyai kelemahan, karena tidak dapat dimanfaatkan sebagai tipe pemetaan diantaranya: Leica GS-20, Trimble
ditempat dimana sinyal satelit GPS tidak dapat diterima oleh antena
Pathfinder, Magellan ProMark-X, Astech Reliance, ED2GPS Max
dsb.
Tipe Geodetik merupakan jenis receiver GPS yang relatif paling
canggih, paling mahal, serta memberikan data yang paling akurat.
Tipe ini merupakan receiver tipe single dan dual frekuensi yang
digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang menuntut ketelitian tinggi dari
orde milimeter sampai orde centimeter. Contoh: Leica, Topcon,
Sokkia, ED2GPS Pro.

8. PUSTAKA
1. https://www.jasaukurtanah.com/pengenalan-gnss-dan-
aplikasinya-part-1.html
2. www.gps.gov
3. http://surveyor-surta.blogspot.com/2015/02/aplikasi-gps-cara-
mengoperasikan-gps.html

Anda mungkin juga menyukai