2 0 0 8
www.essenza.com
1
daftar isi
Halaman
Visi dan Misi 2
Ikhtisar Keuangan 3
Profil Perusahaan 4
Laporan Dewan Komisaris 6
Laporan Direksi 8
Diskusi Manajemen dan Analisa Kondisi Keuangan 11
Tata Kelola Perusahaan 21
Informasi Perusahaan 30
Informasi Anak Perusahaan 30
Struktur Organisasi 31
Tim Manajemen 32
Lembaga Penunjang Pasar Modal 34
Pemegang Saham 35
Riwayat Permodalan 35
Informasi Saham 36
Harga Saham IKAI 37
Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Tahunan 2008 38
Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan
31 Desember 2008 39
Laporan Keuangan Tahun 2008 40
VISI
Manajemen PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk, berkomitmen dan berdedikasi
untuk pertumbuhan dan perkembangan bisnis Perusahaan dengan:
Mencapai skala ekonomi dan efisiensi dengan berinvestasi pada fasilitas yang
berskala besar
Melakukan perbaikan dan inovasi yang terus menerus dalam produk yang akan
ditawarkan pada pasar serta menyediakan pilihan produk yang bervariasi
Melakukan penelitian dan pengembangan secara aktif dan terus menerus untuk
menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dengan proses produksi kelas dunia
MISI
Untuk memproduksi dan menyediakan ubin porselen yang berkualitas tinggi untuk
konsumen di pasar lokal dan internasional.
ikhtisar keuangan
2008 2007 2006 2005 2004
HASIL USAHA (Juta Rp)
Penjualan Bersih 245.658 204.231 238.491 259.290 223.074
Laba Kotor 61.684 46.232 36.325 43.820 41.499
Laba Usaha 30.281 15.878 2.239 2.126 4.619
Laba Bersih 3.306 12.257 2.763 6.855 1.712
Laba Bersih Per saham (Rp) 5 19 6 15 4
Jumlah Saham (Lembar) 654.000.000 654.000.000 654.000.000 450.000.000 450.000.000
profil perusahaan
Sejalan dengan komitmen dan tujuan Intikeramik untuk dapat menguasai pasar lokal
dan internasional, pada tahun 1996 Intikeramik kembali menambah 1 lini produksi.
Dengan penambahan lini produksi ini serta akuisisi INKA maka total kapasitas
produksi konsolidasi Intikeramik menjadi 6.600.000 per tahun dan menjadi yang
terbesar di Indonesia.
Untuk meningkatkan penjualan dan pangsa pasar yang lebih luas, pada tahun 1997
Intikeramik mengeluarkan merek Inesa sebagai second brand.
Sesuai dengan misi dan visi Intikeramik untuk selalu dapat bersaing di pasar
lokal dan internasional, pengelolaan perusahaan secara lebih terbuka serta
kemudahan akses pendanaan termasuk dalam pengembangan struktur
permodalan maka pada bulan Juni 1997, Intikeramik mencatatkan
100.000.000 sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan kode perdagangan
saham IKAI.
Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Maha Esa, karena Intikeramik telah dapat
melalui tahun 2008 yang penuh dengan gejolak dan ketidakpastian, mengingat
Intikeramik masih dapat membukukan laba bersih sebesar Rp 3,3 miliar walaupun
pada tahun 2008 dampak Subprime Mortgage yang berawal di Amerika Serikat terus
berlanjut menyeret perekonomian global ke dalam krisis. Harga bahan bakar minyak,
komoditi, dan indeks harga saham dunia yang sempat mencapai rekor pada awal
sampai pertengahan tahun akhirnya ambruk pada akhir tahun 2008.
Dewan Komisaris memberikan nilai yang baik atas kinerja Direksi Intikeramik untuk
pencapaian tahun 2008. Manajemen Intikeramik dinilai berhasil mencapai apa yang
telah disampaikan kepada Dewan Komisaris pada awal tahun 2008. Hasil ini dapat
dicapai dengan adanya kerja sama yang baik di semua lini serta penerapan strategi
yang jitu. Salah satu strategi kunci yang dinilai sangat berhasil adalah meningkatkan
penjualan produk dengan harga jual yang lebih baik.
Sebagai akhir kata, kami atas nama Dewan Komisaris ingin mengucapkan terima
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada seluruh pemegang saham,
pelanggan, pemasok, bank kreditur, rekan bisnis, staf dan manajemen atas segala
dukungan, kepercayaan dan kerjasamanya dengan Intikeramik, karena atas dukungan
mereka kami dapat berkarya. Atas semua dukungan itu, Intikeramik yakin mampu
bersaing baik di pasar lokal maupun global dan terus berkembang pada tahun 2009
dan tahun – tahun selanjutnya.
laporan direksi
Krisis keuangan yang berawal dari krisis subprime mortgage di Amerika Serikat telah
menjadi krisis keuangan global yang melanda hampir seluruh negara di dunia,
terutama negara yang banyak mengandalkan ekspor dari industri pengolahan.
Indonesia juga tidak luput dari krisis ini. Beberapa indikator telah menunjukan hal
tersebut seperti turunnya indeks harga saham, naiknya nilai tukar mata uang dan suku
bunga serta perlambatan ekspor.
Satu hal yang perlu dicatat bahwa penjualan Intikeramik masih dapat tumbuh sebesar
Rp 41,5 miliar atau 20% dibanding tahun sebelumnya. Penerapan strategi dari
produksi dan penjualan produk yang memberikan margin yang lebih baik telah
membuahkan hasil. Hal ini sesuai dengan apa yang telah ditargetkan oleh Direksi pada
awal tahun 2008. Laba bersih Intikeramik mangalami penurunan sebesar Rp 8,9 miliar
atau sebesar 73%, penurunan ini terutama disebabkan adanya beban denda pajak,
kenaikan beban bunga dan selisih kurs.
Pada tanggal 5 Mei 2008, Intikeramik telah menandatangani perjanjian standby buyer
agreement dengan International Leasing and Investment Company (ILIC) dari Kuwait
dalam rangka untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I ( PUT I ). Karena
adanya krisis ekonomi global yang melanda hampir semua negara di dunia, maka
PUT I tersebut ditunda sampai dengan saat yang tepat.
Pada tahun 2008, Intikeramik juga telah melunasi seluruh pinjaman dari PT Bank
NISP Tbk.
Berdasarkan hasil evaluasi dari Bursa Efek Indonesia dan harian Kompas terhadap
likuiditas dan fundamental perusahaan, maka sejak 1 Agustus 2008, saham
Intikeramik (IKAI) dimasukkan dalam perhitungan Indeks Kompas 100.
Intikeramik memperkenalkan produk terbarunya yaitu Aqva dari seri Crystal yang
ditujukan untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen, khususnya untuk segmen
pasar menengah dan atas, serta tren gaya minimalis yang sedang populer saat ini.
Beberapa pameran nasional yang diikuti oleh Intikeramik antara lain dan Trade Expo
di Jakarta dan Indobuildtech di Jakarta dan Surabaya. Sedangkan pameran berskala
internasional yang diikuti adalah Cersaie di Bologna, Italia, dimana Intikeramik adalah
satu-satunya produsen ubin porselen dari Indonesia yang dapat rutin setiap tahun
mengikuti pameran ini.
Menghadapi tahun 2009, beberapa tantangan yang akan dihadapi oleh Intikeramik
adalah kondisi perekonomian global masih dalam situasi krisis, suku bunga pinjaman
dalam negeri yang masih tinggi serta nilai tukar mata uang yang masih berfluktuasi.
Untuk mengantisipasi hal tersebut Intikeramik telah mempersiapkan beberapa strategi
antara lain memaksimalkan pemasaran dan distribusi di pasar lokal dan tetap mencari
peluang baru di pasar ekspor. Peluang di pasar lokal sangat besar, antara lain adalah
untuk menggantikan produk impor yang sempat mendominasi pasar lokal namun
menurun belakangan ini karena kenaikan biaya impor. Hal ini juga dibantu oleh
adanya dukungan dari Pemerintah berupa pengetatan prosedur impor atas barang-
barang tertentu dari beberapa negara, dimana ubin porselen masuk didalamnya.
Intikeramik telah membuka showroom pada beberapa kota besar di Indonesia, yaitu
di Jakarta, Bandung, dan Surabaya untuk membantu para distributor baik dalam sisi
marketing maupun penjualan terutama dalam menggarap proyek-proyek
pembangunan yang ada di daerah tersebut
Upaya lain yang akan dilakukan oleh Intikeramik adalah melakukan konsolidasi ke
dalam perusahaan melalui pengembangan kemampuan semua jajaran sumber daya
manusianya guna meningkatkan kreativitas dan wawasan serta memberikan pelatihan
guna mempertahankan tingkat motivasi pada saat krisis sehingga selalu siap dalam hal
mental, wawasan serta pengetahuannya.
Dengan dukungan dari para mitra serta didukung oleh sumber daya manusia yang
handal, profesional, dan berdedikasi tinggi, Manajemen Intikeramik optimis kinerja
Intikeramik akan terus meningkat dan mampu bersaing baik di pasar domestik
maupun internasional dan menjadi produsen ubin porselen kelas dunia.
diskusi manajemen
dan analisa kondisi keuangan
Tinjauan Umum
Tahun 2008 adalah tahun yang penuh dengan gejolak. Dimana pada awal tahun 2008
semua indikator perekonomian seperti indeks saham, harga minyak bumi dan harga
komoditi lainnya mencapai titik tertinggi. Namun pada triwulan ketiga tahun 2008
semua indikator tersebut berbalik arah. Indeks Dow Jones yang sempat naik menjadi
13.056,72 pada awal Januari 2008, ditutup turun menjadi 8.776,39 pada penutupan
akhir tahun 2008. Demikian juga dengan harga minyak bumi yang dibuka pada
kisaran 100/ barel dan sempat menyentuh 147/ barel pada akhirnya ditutup turun
pada harga 33/ barel pada akhir tahun 2008.
Sedangkan di Indonesia, krisis baru di rasakan pada penghujung tahun 2008. Namun
indikator seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah turun lebih awal yaitu
pada awal Oktober 2008 dimana akhirnya IHSG ditutup pada 1.355,40 atau turun
51% pada akhir tahun 2008. Sedangkan indikator suku bunga yaitu SBI mulai
merangkak naik mulai bulan Mei 2008 dan dimana akhirnya SBI mencapai 9,25%
pada akhir tahun 2008.
Nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat juga mengalami
depresiasi yang cukup besar yaitu sekitar 16%.
Satu hal yang cukup mengembirakan turunnya harga minyak dunia juga berdampak
terhdap turunnya harga bahan bakar solar di Indonesia yang mengikuti tren harga
minyak di dunia.
Sejak Agustus 2007, pasokan gas untuk industri keramik sudah lancar hal ini
berdampak positif terhadap kinerja produksi para produsen keramik di Indonesia.
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan ASAKI pada kuartal I tahun 2008 mulai pulih
dan mampu mencapai kapasitas produksi 80% dari skala normalnya. Kepercayaan
pembeli dari luar negeri juga pulih sehingga kemampuan ekspor produsen dari
Indonesia juga meningkat.
Strategi Usaha
Manajemen Intikeramik sangat memperhatikan peluang besar yang ada di pasar lokal.
Konsumsi lokal sangat besar, selama beberapa tahun belakangan ini pasar lokal
banyak diisi terutama oleh produsen impor dari China. Dengan brand image Essenza
telah mengakar kuat dan jalur distribusi yang telah lama terbentuk, Intikeramik mulai
dapat merebut kembali pasar lokal.
Dalam upaya untuk menghasilkan ubin porselen yang memiliki nilai estetik yang
tinggi, corak dan warna yang sesuai dengan tren yang sedang disukai pasar serta
produk yang mempunyai nilai jual yang tinggi, Departemen Pemasaran dan
Departemen Research and Development (R&D) secara teratur dan terus menerus
melakukan penelitian, diskusi dan pembahasan. Upaya yang dilakukan oleh
Departemen Pemasaran antara lain menunjuk lembaga survei independen untuk
melakukan penelitian mengenai merek Essenza dan perilaku para penjual dan
pengguna produk Intikeramik. Selain itu juga Intikeramik juga hadir pada pameran-
pameran keramik kelas dunia seperti Cersaie di Bologna Italia, dimana tren ubin dunia
dimulai disini. Sedangkan upaya yang dilakukan oleh Departemen R&D, antara lain
bekerja sama dengan para pemasok bahan baku, bahan pembantu dan mesin untuk
mengembangkan jenis, disain dan corak ubin baru.
Disamping itu juga penghematan energi (gas, listrik dan solar) masih menjadi fokus
utama dalam efisiensi produksi. Upaya yang telah dilakukan antara lain melakukan
investasi untuk memodifikasi beberapa bagian dari mesin produksi dengan teknologi
terbaru sehingga mesin dapat menghemat pemakaian gas dan memberikan efisiensi
produksi yang lebih tinggi.
Tinjauan Usaha
Produksi
Produksi ubin porselen Intikeramik secara konsolidasi pada tahun 2008 adalah sekitar
2 juta M2. Jumlah tersebut tidak berubah banyak dari tahun sebelumnya. Jumlah
tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan oleh Manajemen Intikeramik
sebelumnya seiring dengan adanya kendala dalam modal kerja serta adanya reorientasi
strategi penjualan. Sejak tahun 2007 Intikeramik lebih memfokuskan diri untuk
memproduksi dan menjual produk yang memberikan nilai tambah dan fokus kepada
pasar yang memberikan margin yang lebih baik. Selama tahun 2008 tidak ada
penambahan kapasitas produksi.
Penjualan
Fokus penjualan terhadap produk yang memberikan margin lebih baik telah
membuahkan hasil bagi Intikeramik. Demikian juga rencana untuk meningkatkan
penjualan di pasar lokal sudah mulai nampak hasilnya pada tahun 2008.
Laporan Keuangan
• Neraca
Aktiva lancar naik sebesar Rp 43,2 miliar atau sekitar 17%, hal ini disebabkan
terutama oleh kenaikan dalam piutang usaha dan persediaan dimana masing-
masing naik sebesar Rp 23,8 miliar dan Rp 14,9 miliar. Atas piutang usaha,
Manajemen Intikeramik telah mencadangkan penyisihan piutang ragu-ragu
dengan total keseluruhan Rp 8,9 miliar dan cukup untuk menutupi
kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha tersebut.
Aktiva tidak lancar mengalami penurunan sebesar Rp 31,4 miliar atau sekitar
6% dibandingkan tahun 2007. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya beban
penyusutan sebesar Rp 39,9 miliar yang dibebankan pada tahun 2008.
Jumlah kewajiban lancar naik sebesar Rp 9,8 miliar atau sekitar 3%. Salah satu
penyebab kenaikan kewajiban lancar adalah akibat rugi selisih kurs yaitu
kenaikan hutang kepada Bank Mandiri dalam mata uang Amerika Serikat. Pada
tahun 2008, Intikeramik telah melunasi seluruh pinjamannya kepada Bank
NISP.
Sedangkan jumlah kewajiban jangka panjang turun sebesar Rp 1,4 miliar atau
2%, hal ini terutama disebabkan oleh adanya penurunan dalam kewajiban
pajak tangguhan.
Sementara itu jumlah ekuitas Intikeramik pada akhir tahun 2008, mengalami
kenaikan sebesar Rp 3,3 miliar yang merupakan laba bersih Intikeramik tahun
tersebut.
• Laba Rugi
Beban pokok penjualan naik seiring dengan naiknya penjualan. Laba kotor
tahun 2008 sebesar Rp 61,7 miliar naik sebesar Rp 15,5 miliar atau sebesar
33% dibandingkan tahun 2007.
Beban usaha Intikeramik naik sekitar Rp 1 miliar atau sekitar 3%, dari
sebelumnya Rp 30,4 miliar menjadi Rp 31,4 miliar pada tahun 2008. Pada
tahun 2008, Intikeramik membukukan beban penjualan sebesar Rp 8,7 miliar
atau naik sebesar Rp 2,3 miliar atau sebesar 35% dibandingkan tahun 2007.
Sedangkan beban umum dan administrasi yang dibukukan pada tahun 2008
adalah sebesar Rp 22,7 miliar atau turun sebesar Rp 1,2 miliar, sekitar 5%
dibandingkan tahun sebelumnya.
Beban bunga pada tahun 2008 sebesar Rp 23,5 miliar naik sedikit
dibandingkan beban bunga tahun sebelumnya yang mencapai Rp 22,8 miliar.
Beban bunga terutama merupakan biaya bunga pinjaman dari Bank Mandiri.
Akibat depresiasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dolar Amerika
Serikat, Intikeramik membukukan rugi selisih kurs bersih sebesar Rp 2,6 miliar
pada tahun 2008.
Sejak tahun 2007, Intikeramik lebih memfokuskan produksi dan pemasarannya pada
produk ubin porselennya dengan merek Essenza. Hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan margin yang lebih baik, kemudahan dalam logistik dan peningkatan
pelayanan kepada konsumen yang pada akhirnya menciptakan kepuasan konsumen
yang lebih baik.
Sesuai dengan target pasar Essenza yaitu untuk segmen pasar menengah dan ke atas,
Intikeramik telah mengembangkan dan memproduksi produk-produk baru dengan
motif, warna , dan ukuran yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan konsumen di
pasar tersebut.
Penjualan ke pasar lokal meliputi penjualan ritel dan proyek. Dan untuk
mendistribusikan produknya ke seluruh Indonesia, Intikeramik telah menunjuk 14
distributor, yang terdapat di kota – kota besar utama di Indonesia yaitu Jakarta,
Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar,
Manado, Makassar, Pontianak, Samarinda dan Banjarmasin. Para distributor inilah
yang selanjutnya akan mendistribusikan ke lebih dari 900 toko ritel. Di samping itu
Intikeramik terus mencermati perkembangan pasar dan pembangunan di sejumlah
wilayah lain di Indonesia, guna menjajaki kemungkinan untuk masuk dan menunjuk
distributor di wilayah tersebut.
Distributor dan toko-toko ritel adalah bagian penting dalam rangkaian distribusi
Essenza. Kedekatan hubungan, keterbukaan informasi, dan relasi bisnis yang saling
menguntungkan merupakan kunci keberhasilan distribusi.
Intikeramik secara rutin bertemu dan berkunjung baik ke para distributor maupun ke
toko - toko ritel. Interaksi positif yang terjadi pada kegiatan ini telah memberikan
dampak yang sangat baik bagi kedua pihak. Sehingga mereka selalu aktif dalam
melayani para kustomernya. Program – program promosi penjualan pun diadakan
untuk meningkatkan motivasi mereka dalam menjual Essenza.
Kegiatan promosi lainnya adalah pameran yang berskala nasional dan daerah, menjadi
sponsor dalam acara – acara yang diselenggarakan oleh organisasi profesi arsitek dan
disain interior, dan iklan komersial di media elektronik. Semua promosi ini dilakukan
oleh Intikeramik, selain untuk mengedukasi pasar akan kategori produk ubin porselen
yang berkualitas tinggi, memperkenalkan produk – produk dan layanan yang
dimilikinya, juga ditujukan untuk menjaga persepsi, image, dan meningkatkan NILAI
Essenza bagi para pelanggannya.
Pada tahun 2008, Intikeramik berpartisipasi dalam pameran bahan bangunan nasional
yaitu pada pameran Indobuildtech di Jakarta dan Surabaya serta pada pameran Trade
Expo di Jakarta.
Beberapa proyek besar dan prestisius yang menggunakan Essenza pada tahun 2008
antara lain JW Mariott Hotel Medan, Cambridge Apartment Medan, St. Regis Hotel
Bali, Holiday Inn Hotel Bali, Hard Rock Hotel Bali, Bandara Ngurah Rai Bali,
Terminal Bus International Pontianak, Verodrome Kalimantan Timur, Aston Hotel
Manado, Hotel Peninsula Manado, Convention Centre Kawanua Manado, Gedung
Graha Pena Makassar, Plasa Mulia Balikpapan, Metro Department Store Bandung,
Carrefour Paris Van Java Bandung, Perumahan Graha Family Surabaya, Adhi Wangsa
Surabaya, Water Place Apartment Surabaya, Tunjungan Plaza Mal Surabaya,
Pelabuhan Internasional Tembilahan Pekanbaru Riau, Perumahan Kebayoran Height
Bintaro Jakarta, Keris Galeri Department Store Jakarta, Pacific Place Mal Jakarta, The
Ritz Carlton Hotel Jakarta, Menara BCA Grand Indonesia Jakarta, CBD Pluit Jakarta,
dan Marbella Kemang Residence Jakarta.
Beberapa perusahaan yang menggunakan Essenza untuk outlet, kantor cabang atau
ruang pamernya antara lain restoran cepat saji Kentucky Fried Cicken, A&W dan
Pizza Hut, kantor cabang BNI, BCA, Bank Mega dan Bank Permata, ruang pamer
Auto 2000, motor Yamaha dan mobil Honda, Cinema XXI serta Carrefour.
Sesuai dengan visi dan misinya, sejak awal berdirinya Intikeramik mempunyai cita-cita
untuk menjadi produsen ubin porselen yang mampu bersaing baik di pasar lokal
maupun internasional. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut sejak awal pendirian
Intikeramik telah merintis untuk mengekspor produknya ke berbagai negara. Sampai
dengan tahun 2008, Intikeramik telah berhasil mengekspor hasil produksinya ke lebih
dari 40 negara di 5 benua. Sebagian besar produk Intikeramik dipasarkan dengan
merek Essenza. Dan merek Essenza dapat bersaing di negara tujuan ekspor
Intikeramik. Atas prestasi tersebut, pada tahun 2007, Pemerintah Republik Indonesia,
memberikan penghargaan Primaniyarta 2007 dalam katagori Pembagunan Merek
Global.
Pada tahun 2008, Intikeramik ikut berpartisipasi sebagai peserta dalam pameran ubin
internasional Cersaie di Bologna, Italia, dimana Intikeramik adalah satu-satunya
produsen ubin porselen dari Indonesia yang secara rutin ikut pameran tersebut. Pada
pameran ini para produsen terkenal dari seluruh dunia tampil untuk memamerkan
produk terbarunya yang akan menjadi trend setter dunia pada tahun yang akan datang.
Strategi dan upaya yang dilakukan adalah dengan lebih fokus untuk menjual seri
produk yang mempunyai nilai tambah yang lebih tinggi di mata konsumen serta terus
menjaga kualitas serta meningkatkan pelayanan, sehingga kenyamanan dalam
berbisnis terus terjaga.
Hutang Bank
Intikeramik telah melunasi seluruh pinjaman yang diperoleh dari Bank NISP pada
tanggal 28 Februari 2008.
Atas pinjaman yang telah jatuh tempo pada tahun 2008, Manajemen Intikeramik juga
tengah berupaya untuk melakukan negosiasi dengan Bank Mandiri. Beberapa opsi
yang akan dipilih oleh Intikeramik adalah pelunasan seluruhnya dimana dana
diperoleh dari Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) dan pelunasan sebagian atau
seluruh pinjaman melalui pembiayaan kembali (refinancing).
Dividen
Walaupun Intikeramik membukukan laba sebesar Rp 12,3 miliar pada tahun 2007,
Manajemen Intikeramik tidak membagikan dividen untuk tahun buku 2007. Adapun
laba tersebut akan digunakan sebagai tambahan modal kerja yang sangat diperlukan
bagi Intikeramik untuk perkembangan pada tahun – tahun mendatang. Rapat Umum
Pemegang Saham Intikeramik tahun 2007, menyetujui untuk tidak membagikan
dividen atas laba tahun 2007.
Atas dasar itu maka Manajemen Intikeramik bertekad untuk terus meningkatkan
standar tata kelola perusahaan yang baik dalam semua bagian dan kegiatan yang
dilakukan serta melakukan perbaikan secara terus menerus dari tahun ke tahun.
Upaya yang dilakukan sehubungan dengan pelaksanaan tata kelola perusahaan antara
lain:
Dewan Komisaris
Atas tugas dan pegawasan yang dilakukan Dewan Komisaris membuat laporan
dan dibahas dalam pertemuan rutin dengan Direksi. Selain itu juga dibahas
kinerja Intikeramik dalam periode berjalan serta rencana ke depan. Dewan
Komisaris juga memastikan bahwa tata kelola perusahaan telah diterapkan dengan
baik.
Selama tahun 2008 Dewan Komisaris bertemu sebanyak 4 kali yang dihadiri oleh
seluruh anggota Dewan Komisaris.
Jumlah honorarium yang diterima oleh Dewan Komisaris Intikeramik pada tahun
2008 adalah sebesar Rp 741 juta.
Direksi
Tugas rutin Direksi adalah menjalankan perusahaan sejalan dengan visi dan misi
yang telah ditetapkan untuk memberikan peningkatan nilai pada pemegang saham.
Direksi juga akan membuat kebijaksanaan – kebijaksanaan yang akan dijalankan
dan membuat rencana kerja serta mempertanggungjawabkannya dalam RUPS.
Pada tahun 2008, Direksi mengadakan Rapat Direksi sebanyak 4 kali pertemuan
dan dihadiri oleh seluruh Direksi.
Jumlah honorarium yang diterima oleh Direksi Intikeramik pada tahun 2008
adalah sekitar Rp 1,5 miliar.
Komite Audit
Komite Audit Intikeramik dibentuk pada tahun 2001, pada saat ini Komite Audit
dipimpin oleh Bapak Robby Tatang Poniman dan dibantu oleh 2 orang anggota
yaitu Bapak Wahyudi Susanto dan Bapak Denny Hadian.
Komite Renumerasi
Komite renumerasi Intikeramik dibentuk pada tahun 2007, dan bertugas antara
lain menyusun sistem penggajian dan pemberian tunjangan bagi Komisaris dan
Direksi serta rekomendasi tentang: penilaian terhadap sistem renumerasi bagi
Komisaris dan Direksi dan sistem kompensasi serta manfaat lainnya bagi seluruh
karyawan Intikeramik. Komite Renumerasi ini beranggotakan seluruh Dewan
Komisaris dan Direksi Intikeramik.
Sekretaris Perusahaan
Pada saat ini Sekretaris Perusahaan dijabat oleh Bapak Kurniadi, 38 tahun yang
menjabat sejak tahun 1996. Lulusan Universitas Tarumanagara tahun 1993 jurusan
Akuntansi. Sebelum memangku jabatan ini Bapak Kurniadi pernah bekerja sebagai
auditor di Kantor Akuntan Publik Johan Malonda dan Prasetio Utomo & Co.
Manajemen Resiko
Sebagaimana halnya dengan bidang usaha yang lain, Intikeramik tidak terlepas dari
beberapa resiko usaha yang dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun faktor
internal yang dapat mempengaruhi pendapatan Intikeramik. Resiko-resiko
tersebut antara lain:
3. Resiko Persaingan
Bisnis ubin porselen yang dijalankan Intikeramik memiliki prospek yang cerah.
Persaingan senantiasa terjadi dengan ketat dengan aktivitas pemasaran agresif
yang dilakukan oleh para pemain di industri ini. Dinamika pasar yang tinggi
menuntut kesigapan Intikeramik dalam merespon permintaan pasar dengan
memberikan nilai yang lebih baik kepada konsumen dibandingkan dengan para
pesaingnya. Hal ini penting mengingat masuknya pesaing baru di industri baik
dari dalam dan luar negeri seperti masuknya ubin porselen murah dari Cina
dapat meningkatkan resiko persaingan baik di pasar domestik maupun pasar
ekspor dan akan berpengaruh terhadap harga jual, serta beresiko menurunkan
volume penjualan dan laba bersih Intikeramik.
4. Resiko Kebakaran
Intikeramik dalam melakukan proses produksinya menggunakan proses
pembakaran yang bersuhu tinggi (sekitar 1.200 derajat Celsius) yang
mengandung resiko kebakaran. Walaupun Intikeramik telah mengantisipasi
kemungkinan terjadinya kebakaran dengan menyediakan peralatan pemadam
yang memadai serta mengasuransikan aset tetapnya dari resiko kebakaran,
namun apabila terjadi kebakaran yang mengakibatkan rusaknya aset tetap milik
Intikeramik, maka kegiatan operasi akan terganggu yang pada akhirnya akan
berpengaruh secara negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, dan
kinerja Intikeramik.
Pada tahun 2008, kegiatan yang telah diwujudkan oleh Intikeramik adalah
pemberian sumbangan keramik kepada beberapa tempat peribadatan, sekolah,
fasilitas sosial dan fasilitas umum di lingkungan sekitar pabrik. Intikeramik juga
membuka kesempatan magang untuk murid-murid sekolah baik yang berasal dari
Tangerang, maupun dari daerah lain, sebagai wujud memajukan dunia pendidikan.
Intikeramik juga menerima kunjungan mahasiswa dari beberapa universitas di
Indonesia.
Tidak ada perkara yang masih dihadapi oleh Intikeramik dan INKA sampai akhir
tahun 2008.
Adapun komposisi pegawai Intikeramik dan INKA pada tahun 2008 dan 2007
adalah sebagai berikut:
Direksi 5 5
Manajer 26 45
Kepala Bagian dan Kepala Seksi 54 29
Kepala Sub-seksi dan Kepala Regu 90 100
Staff dan pelaksana 422 550
informasi perusahaan
Pabrik
Kawasan Industri Palm Manis
Jl Dumpit, Desa Ganda Sari, Kecamatan Jati Uwung
Tangerang - Banten
Telpon 021 - 591 – 3209
Fax 021 - 591 – 9717
Persentase
No Nama Anak Perusahaan Pemilikan Bidang Usaha Lokasi
(%)
1 PT Internusa Keramik 99 Industri Ubin Tangerang, Banten
Alamasri Porselen
struktur organisasi
DEWAN KOMISARIS
KOMITE AUDIT
DIREKSI
SEKERTARIS
PERUSAHAAN
tim manajemen
Dewan Komisaris
Lie In In
Komisaris Utama
tim manajemen
Direksi
Lie Ju Tjhong
Direktur Utama
Hanadi Ramali
Direktur
Akuntan Publik
Kosasih & Nurdiyaman
Menara Kadin Indonesia Lantai 17 Unit A,B,C
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav 2 & 3
Jakarta 12950
Telpon 021 – 2553 5699
Fax 021 – 2553 5698
Konsultan Hukum
William, Effendi & Co
Jl. Blora No. 31 Menteng
Jakarta 10310
Telpon 021 - 391 – 7444
Fax 021 - 391 – 7440
Notaris
Paulus Widodo Sugeng Haryono, S.H.
Jl. Tanjung Duren Timur 6 No. 207
Jakarta
Telpon 021 - 568 – 5185
Fax 021 - 564 – 2437
pemegang saham
Pemegang saham Intikeramik pada tanggal – tanggal 31 Desember 2008 dan 2007
adalah sebagai berikut:
2008 2007
Pemegang Saham
Jumlah Saham % Jumlah %
Saham
Pendiri
PT Inti Karya Megah 296.757.000 45 167.550.000 26
Lie Ju Tjhong - Direktur Utama 24.000.000 4 24.000.000 4
riwayat permodalan
Jumlah Saham
Jumlah Saham yang
Peristiwa Tanggal Baru Ditempatkan dan
(Lembar) Disetor Penuh
(Lembar)
informasi saham
Pada tanggal 7 Mei 1997, Intikeramik memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif atas
Pernyataan Pendaftaran Emisi Saham No.S808/PM/1997 dari Ketua Bapepam untuk
menawarkan 100.000.000 lembar saham kepada masyarakat dengan nilai nominal
Rp 500 per saham dengan harga penawaran Rp 750 per saham. Pada tanggal 4 Juni
1997, Intikeramik mencatat seluruh sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya
dengan kode perdagangan IKAI.
Pada tahun 2007, saham IKAI di Bursa Efek Indonesia dipindahkan dari Papan
Pengembangan ke Papan Utama.
Berdasarkan hasil evaluasi dari Bursa Efek Indonesia dan harian Kompas terhadap
likuiditas dan fundamental perusahaan, maka sejak 1 Agustus 2008, saham
Intikeramik (IKAI) dimasukkan dalam perhitungan Indeks Kompas 100.
LIE JU TJHONG
Direktur Utama
Daftar Isi
Halaman
Neraca Konsolidasi.……………………………………………………………………............…… 1- 3
AKTIVA LANCAR
1
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI (lanjutan)
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
KEWAJIBAN LANCAR
2
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI (lanjutan)
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 500
per saham
Modal dasar – 2.616.000.000 saham
pada tahun 2008 dan
918.000.000 saham pada tahun 2007
Modal ditempatkan dan disetor penuh -
654.000.000 saham pada
tahun 2008 dan 2007 1,21,23 327.000.000.000 327.000.000.000
Tambahan modal disetor 1,2j,2r,3,24 429.747.488 429.747.488
Saldo laba - (defisit sebesar
Rp 557.636.747.541 dieliminasi saat
Kuasi Reorganisasi pada tanggal
31 Desember 2006) 1,2r,3 15.562.730.373 12.256.733.411
Jumlah Ekuitas 342.992.477.861 339.686.480.899
3
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI (lanjutan)
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tambahan Modal
Catatan Modal Saham Disetor - Bersih Saldo Laba Jumlah Ekuitas
Saldo pada tanggal 1 Januari 2008 2r,3 327.000.000.000 429.747.488 12.256.733.411 339.686.480.899
6
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI (lanjutan)
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM
Pendirian Perusahaan
PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Intikeramik Alamasri
Indah berdasarkan akta No. 38 tanggal 26 Juni 1991 dan diubah dengan akta No. 16 tanggal
14 Desember 1991, keduanya dibuat di hadapan Raden Muhammad Hendarmawan, S.H., Notaris di
Jakarta. Akta pendirian Perusahaan dan perubahannya telah mendapat pengesahan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-58.HT.01.01.Th.92 tanggal 3 Januari
1992 dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 49 Tambahan No. 2817 tanggal 19 Juni 1992.
Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris
Paulus Widodo Sugeng Haryono, S.H. No. 69 tanggal 12 Agustus 2008 mengenai perubahan anggaran
dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas dan peningkatan modal dasar Perusahaan dari Rp 459.000.000.000 menjadi
Rp 1.308.000.000.000. Akta perubahan anggaran dasar ini telah disetujui oleh Menteri Hukum Dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-70946.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 7 Oktober
2008.
Sesuai dengan pasal 2 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama
bergerak dalam bidang industri ubin porselen dan menjual hasil produksinya di dalam dan luar negeri.
Kantor pusat Perusahaan terletak di Jalan Pangeran Jayakarta No. 133, Jakarta Pusat. Lokasi pabrik
Perusahaan terletak di Kawasan Industri Palem Manis, Tangerang, Banten. Perusahaan mulai
berproduksi komersial sejak tanggal 1 Mei 1993. Hasil produksi dipasarkan di pasar lokal dan juga
diekspor ke beberapa negara antara lain ke Singapura, Thailand, Korea Selatan, Arab Saudi, Amerika
Serikat dan Rusia, dengan proporsi pemasaran lokal dan ekspor pada tahun 2008 masing-masing
sebesar 65% dan 35% dan pada tahun 2007 masing-masing sebesar 62% dan 38%.
Kapasitas produksi konsolidasi Perusahaan yang dimanfaatkan pada tahun 2008 dan 2007 masing-
masing sebesar 42% dan 40% dari kapasitas terpasang (tidak diaudit).
9
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (lanjutan)
Perusahaan memiliki Anak Perusahaan dengan persentase pemilikan saham sebesar 99%, yaitu
PT Internusa Keramik Alamasri. Kegiatan usaha pokok Anak Perusahaan adalah bergerak dalam
bidang industri ubin porselen dan menjual hasil produksinya di dalam dan luar negeri. Anak
Perusahaan memulai kegiatan komersial sejak tanggal 30 April 1997, berkedudukan di Jakarta dan
pabriknya berlokasi di Tangerang, Banten. Pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, Anak
Perusahaan memiliki jumlah aktiva sebesar Rp 598.872.498.803 dan Rp 587.109.664.635.
Berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diaktakan dengan
akta notaris Paulus Widodo Sugeng Haryono, S.H. No 153 tanggal 29 Juni 2007, susunan Dewan
Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
Komisaris
Komisaris Utama : Lie In In
Komisaris : Robby Tatang Poniman (sebagai Komisaris Independen)
Direksi
Direktur Utama : Lie Ju Tjhong
Direktur : Hanadi Ramali
Direktur : Budi Muljono Djunaedy
Besarnya gaji dan kompensasi lainnya yang dibayarkan kepada komisaris dan direksi Perusahaan
adalah sekitar Rp 2 miliar pada tahun 2008 dan 2007. Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki
sekitar 597 karyawan pada tahun 2008 dan 729 karyawan pada tahun 2007 (tidak diaudit).
Kuasi Reorganisasi
Untuk menghilangkan saldo defisit pada tanggal 31 Desember 2006, Perusahaan dan Anak Perusahaan
melakukan Kuasi Reorganisasi. Kuasi reorganisasi Perusahaan telah disetujui para pemegang saham
dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 29 Juni 2007 yang diaktakan
dengan akta notaris Paulus Widodo Sugeng Haryono SH No. 152 tanggal 29 Juni 2007. Kuasi
reorganisasi Anak Perusahaan telah disetujui para pemegang saham dalam RUPSLB tanggal 29 Juni
2007 yang diaktakan dalam pernyataan keputusan rapat yang dibuat oleh notaris Paulus Widodo
Sugeng Haryono SH dalam akta No 180 tanggal 23 Agustus 2007.
Saldo defisit pada tanggal 31 Desember 2007 sebesar Rp 557.636.747.541 telah dieliminasi dan
dibebankan ke akun “Selisih Penilaian Kembali Aset Tetap” sebesar Rp 82.803.610.388, “Selisih
Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan” sebesar Rp 237.549.352.931, “Selisih Penilaian
Kembali Aktiva dan Kewajiban” sebesar Rp 17.203.825.736 dan “Tambahan Modal Disetor” sebesar
Rp 220.079.958.486.
Lihat Catatan 3 untuk penjelasan lebih rinci mengenai pelaksanaan Kuasi Reorganisasi.
10
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Laporan keuangan konsolidasi disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Peraturan Badan Pengurus
Pasar Modal (Bapepam) dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang diedarkan oleh
Bapepam bagi perusahaan manufaktur yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat.
Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep biaya perolehan (historical cost),
kecuali untuk aset tetap yang telah dinilai kembali (revaluasi) pada tahun 1999 dan persediaan
yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih
(the lower cost or net realizable value).
Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method)
dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah
Rupiah.
b. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan PT Internusa Keramik
Alamasri, anak perusahaan dengan persentase pemilikan saham sebesar 99%. Seluruh saldo akun
dan transaksi yang material antara Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi telah
dieliminasi. Bagian proporsional dari pemegang saham minoritas atas ekuitas pada Anak
Perusahaan disajikan sebagai “Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan yang
Dikonsolidasi” pada neraca konsolidasi.
Pada tahun 1999 Anak Perusahaan melakukan penilaian kembali atas aset tetap. Selisih atas
penilaian kembali aset tetap Anak Perusahaan tercermin sebagai penambah akun ekuitas Anak
Perusahaan dan disajikan sebagai “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan” pada
neraca konsolidasi.
Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang
mempunyai hubungan istimewa. Sesuai dengan PSAK No. 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-
pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
Penyisihan piutang ragu-ragu ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun
piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.
11
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
e. Persediaan
Persediaan dinyatakan berdasarkan nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai
realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan
metode rata-rata tertimbang (weighted-average method). Penyisihan persediaan usang dan
penurunan nilai persediaan ditetapkan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan
pada akhir tahun untuk mengurangi nilai tercatat persediaan menjadi nilai realisasi bersih.
Penyertaan dalam bentuk saham yang dilakukan oleh Perusahaan dengan persentase pemilikan di
bawah 20% dinyatakan berdasarkan biaya perolehan (cost method), kecuali bila ada penurunan
permanen.
Penyertaan dalam bentuk saham yang dilakukan oleh Perusahaan dengan persentase pemilikan
20% sampai dengan 50% dinyatakan dengan menggunakan metode ekuitas (equity method),
dimana penyertaan dinyatakan sebesar biaya perolehannya dan ditambah atau dikurangi bagian
laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan.
g. Aset Tetap
Pemilikan Langsung
Efektif tanggal 1 januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007) “ Aset Tetap”
yang menggantikan PSAK No. 16 (1994) “ Aset Tetap dan Aktiva Lain-lain ” dan PSAK No .17
(1994) “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus
memilih antara model biaya (cost model) atau model revaluasi (revaluation model) sebagai
kebijakan akuntansi atas aset tetap. Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya
sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Penerapan PSAK revisi ini tidak
menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan perusahaan.
Aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan berupa mesin pada tahun 1999 telah dinilai kembali
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 384/KMK.04/1998 tanggal
14 Agustus 1998, dengan selisih penilaian kembali aset tetap milik Perusahaan disajikan pada akun
“Selisih Penilaian Kembali Aset Tetap” (lihat Catatan 26), sedangkan bagian Perusahaan atas
selisih penilaian kembali aset tetap milik Anak Perusahaan disajikan pada akun “Selisih Transaksi
Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan” (lihat Catatan 2b dan 25).
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan
taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan dengan rincian sebagai berikut:
Tahun
12
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan
pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlakiu prospektif.
Sesuai dengan PSAK No. 47 mengenai “Akuntansi Tanah”, perolehan tanah dinyatakan
berdasarkan biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan
perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah, ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang
periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat
terjadinya. Biaya penggantian komponen suatu aset dan biaya inspeksi yang signifikan diakui
dalam jumlah tercatat aset jika memenuhi kriteria untuk diakui sebagai bagian dari aset. Aset tetap
yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya
dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan
dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.
Aset dalam penyelesaian merupakan akumulasi biaya dari bahan baku dan biaya lainnya termasuk
bunga dan kerugian dari transaksi mata uang asing, khususnya yang berhubungan dengan
pendanaan aset dalam penyelesaian sampai dengan ketika aset tersebut selesai dan siap digunakan.
Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan
pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.
Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan apakah terjadi
indikasi penurunan nilai atas aset pada akhir tahun, sesuai dengan PSAK No. 48 mengenai
“Penurunan Nilai Aktiva”. Apabila indikasi tersebut terjadi, Perusahaan dan Anak Perusahaan
harus menentukan taksiran jumlah yang dapat dipulihkan kembali (recoverable amount) atas nilai
aktiva dan mengakui penurunan nilai aset sebagai rugi pada laporan laba rugi konsolidasi.
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa”,
yang menggantikan PSAK No. 30 (1990) “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Berdasarkan PSAK No.
30 (Revisi 2007) klasifikasi sewa didasarkan pada sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait
dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, dan pada substansi transaksi dan
bukan pada bentuk kontraknya.
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa
diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh
risiko dan manfaat yang berkaitan dengan kepemilikan aset. Pada awal masa sewa, lessee
mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai wajar aset
sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari
nilai wajar. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban
keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban. Beban keuangan harus dialokasikan
13
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ke setiap periode selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku
bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban.
Jumlah yang dapat disusutkan dari aset sewaan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama
perkiraan masa penggunaan dengan dasar yang sistematis dan konsisten dengan kebijakan
penyusutan aset yang dimiliki. Jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan
mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka aset sewaan disusutkan selama periode
yang lebih pendek antara masa sewa dan umur manfaat aset sewaan.
Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2007) secara prospektif, perlakuan akuntansi
sebelumnya untuk transaksi dan saldo sewa telah diterapkan dengan tepat. Penerapan PSAK revisi
ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan.
Biaya dibayar di muka dibebankan sesuai dengan masa manfaatnya dengan menggunakan metode
garis lurus (straight-line method).
i. Imbalan Kerja
Perusahaan mencatat imbalan kerja berdasarkan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tanggal
25 Maret 2003 (“UU No. 13”).
Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004) “Imbalan Kerja”, biaya imbalan kerja dihitung
berdasarkan UU No. 13 dengan menggunakan metode perhitungan aktuarial projected unit credit.
Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi
keuntungan atau kerugian aktuarial bersih yang belum diakui untuk masing-masing program pada
akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah 10% dari kewajiban imbalan pasti pada
tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian aktuarial ini diakui selama rata-rata sisa masa kerja
karyawan dengan menggunakan metode garis lurus.
Biaya jasa lalu yang timbul akibat pengenalan program imbalan pasti atau perubahan kewajiban
imbalan kerja dari program sebelumnya harus diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah
menjadi hak karyawan.
14
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2008 2007
m. Pajak Penghasilan
Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan metode penangguhan pajak untuk menentukan
taksiran pajak penghasilan sesuai dengan PSAK No. 46 mengenai “Akuntansi Pajak Penghasilan”
yang mensyaratkan pengakuan aktiva dan kewajiban pajak tangguhan atas pengaruh pajak dimasa
datang yang berasal dari perbedaan temporer (beda waktu) antara dasar pajak dan dasar pelaporan
komersial dari aktiva dan kewajiban serta rugi fiskal kumulatif. Pengaruh pajak dari beda waktu
dan akumulasi rugi fiskal, yang dapat berupa aktiva ataupun kewajiban, disajikan dalam jumlah
bersih. Pajak tangguhan yang berasal dari perubahan tarif pajak atau peraturan pajak diakui pada
laporan laba rugi, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan
atau di kreditkan ke ekuitas.
Selisih lebih dari nilai tercatat hutang terhadap jumlah pembayaran kas masa depan yang
ditetapkan berdasarkan persyaratan baru hutang dicatat sebagai laba atas restrukturisasi hutang
dalam laporan laba rugi konsolidasi dan diklasifikasikan sebagai pos luar biasa. Setelah itu,
seluruh pembayaran kas yang dibayar, dicatat Perusahaan sebagai pengurang nilai tercatat hutang
dan tidak ada beban bunga yang diakui sejak saat restrukturisasi hingga hutang jatuh tempo.
15
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pelunasan hutang melalui penerbitan saham baru dicatat sebesar nilai wajar saham. Selisih antara
nilai wajar saham yang diterbitkan dengan nilai tercatat hutang yang dilunasi diakui sebagai laba
atas restrukturisasi hutang.
Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan restrukturisasi hutang bermasalah dikurangkan dari
keuntungan restrukturisasi hutang atau dicatat sebagai biaya untuk periode terjadinya
restrukturisasi, jika tidak ada keuntungan yang diperoleh pada saat restrukturisasi.
Keuntungan bersih atas restukturisasi hutang setelah memperhitungkan Pajak Penghasilan terkait
diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya restrukturisasi dan diklasifikasikan sebagai
pos luar biasa, setelah memperhitungkan pembayaran kas masa depan yang timbul dari
restrukturisasi.
Sesuai dengan PSAK No. 56 mengenai “Laba per Saham”, laba (rugi) bersih per saham dasar
termasuk dan tidak termasuk pos luar biasa dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih termasuk
dan tidak termasuk pos luar biasa dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama
tahun bersangkutan, yaitu masing-masing 654.000.000 saham pada tahun 2008 dan 2007.
p. Pelaporan Segmen
Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan revisi PSAK No. 5 tentang “Pelaporan Segmen”
yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Perusahaan dan Anak Perusahaan
mengklasifikasikan pelaporan segmen berdasarkan segmen geografis berdasarkan lokasi pelanggan
terdiri dari Asia Pasifik dan Australia, Timur Tengah dan Afrika, Eropa dan Amerika. Manajemen
Perusahaan dan Anak Perusahaan yakin bahwa pelaporan segmen berdasarkan segmen usaha tidak
dapat diterapkan karena Perusahaan dan Anak Perusahaan hanya bergerak dalam bidang usaha
industri ubin porselen.
q. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan
manajemen membuat taksiran dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban yang
dilaporkan pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode
pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan taksiran tersebut.
r. Kuasi Reorganisasi
Pada tahun 2007, Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan Kuasi Reorganisasi untuk
mengeliminasi saldo laba negatif (defisit) melalui penilaian aktiva dan kewajiban tercatat terhadap
nilai wajarnya. Kuasi Reorganisasi dicatat sesuai dengan PSAK No. 51 (Revisi 2003) “Akuntansi
Kuasi-Reorganisasi”, berdasarkan PSAK ini Kuasi Reorganisasi merupakan prosedur akuntansi
yang mengatur perusahaan merestrukturisasi ekuitasnya dengan menghilangkan defisit dan menilai
kembali seluruh aktiva dan kewajibannya, tanpa melalui reorganisasi secara hukum.
16
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dalam melakukan Kuasi Reorganisasi, aktiva dan kewajiban harus dinilai kembali dengan nilai
wajar. Nilai wajar aktiva dan kewajiban ditentukan sesuai dengan nilai pasar yang dapat
menghasilkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih dibandingkan dengan nilai tercatat
sebelum penilaian kembali. Saldo akumulasi kerugian dieliminasi dengan urutan prioritas sebagai
berikut:
1. Cadangan umum.
2. Cadangan khusus.
3. Selisih penilaian aktiva dan kewajiban (termasuk di dalamnya selisih revaluasi aset tetap dan
selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan) dan selisih penilaian sejenisnya.
4. Tambahan setoran modal dan sejenisnya.
5. Modal saham.
Penentuan nilai wajar aktiva dan kewajiban Perusahaan dalam rangka Kuasi Reorganisasi ini
dilakukan berdasarkan nilai pasar. Apabila nilai pasar tidak tersedia atau tidak menggambarkan
nilai wajar yang sebenarnnya, estimasi nilai wajar dilakukan dengan mempertimbangkan harga
aktiva sejenis, atau dengan model arus kas diskontoan.
3. KUASI - REORGANISASI
Kondisi ekonomi Indonesia yang memburuk, yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997, yang
terutama disebabkan oleh melemahnya kurs mata uang, yang ditandai dengan tidak stabilnya kurs
tukar Rupiah terhadap mata uang asing dan tingginya tingkat suku bunga pinjaman, sangat langkanya
likuiditas, serta menurunnya tingkat kepercayaan investor, telah memberikan dampak yang buruk
terhadap perekonomian Indonesia.
Industri ubin porselen, yang merupakan bidang usaha utama yang dijalankan oleh PT Intikeramik
Alamasri Industri Tbk dan Anak Perusahaan, termasuk salah satu bidang usaha yang terpengaruh oleh
krisis ekonomi yang berkepanjangan. Sebagian besar pinjaman yang diperoleh Perusahaan dan Anak
Perusahaan merupakan pinjaman dalam mata uang dolar Amerika Serikat. Apresiasi/kenaikan yang
luar biasa dolar Amerika Serikat nilai tukar Rupiah terhadap merupakan salah satu penyebab utama
Perusahaan dan Anak Perusahaan mengalami kerugian yang mengakibatkan Perusahaan dan Anak
Perusahaan mengalami defisit secara kumulatif sebesar Rp 557.636.747.541 pada tanggal
31 Desember 2006.
Agar Perusahaan dan Anak Perusahaan dapat memulai awal yang baik (fresh start), dengan necara
konsolidasi menunjukan nilai sekarang dan tanpa dibebani dengan defisit, maka Perusahaan dan Anak
Perusahaan perlu melakukan kuasi-reorganisasi. Pada tanggal 29 Juni 2007, saldo defisit pada tanggal
31 Desember 2006 telah dieliminasi.
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.51 (Revisi 2003) “Akuntansi
Kuasi-Reorganisasi”, Kuasi-Reorganisasi merupakan prosedur akuntansi yang mengatur perusahaan
17
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
merestrukturisasi ekuitasnya dengan menghilangkan defisitnya dan menilai kembali seluruh aktiva dan
kewajibannya. Kuasi-reorganisasi dilakukan karena Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai
keyakinan yang cukup bahwa setelah kuasi-reorganisasi Perusahaan dan Anak Perusahaan akan bisa
mempertahankan status kelangsungan usahanya (going concern) dan berkembang dengan baik.
Sesuai dengan Laporan Review Akuntan Independen, Laporan No. Y-033/V/2007-R, tanggal 19 Juni
2007, perhitungan eliminasi atas saldo defisit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2006 sebesar
Rp 557.636.747.541 adalah sebagai berikut:
2008 2007
Kas
Rupiah 10.524.450 22.623.214
Dolar Amerika Serikat (US$ 18,62 pada
tahun 2008 dan US$ 4.254,88 pada tahun 2007) 203.889 40.076.727
10.728.339 62.699.941
Bank
Rupiah
PT Bank CIMB Niaga Tbk
(dahulu PT Bank Niaga Tbk dan
PT Bank Lippo Tbk) 78.070.480 126.070.254
PT Bank Central Asia Tbk 38.186.500 39.187.870
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 13.076.243 13.928.535
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 4.551.507 4.923.507
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 2.230.614 3.437.056
Lain-lain (masing-masing di bawah
Rp 1.500.000) 3.799.687 1.275.661
18
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
267.273.193 420.586.135
5. PIUTANG USAHA
2008 2007
19
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2008 2007
Pihak ketiga
Rupiah
PT Primanusa Citra Karya 25.020.684.341 24.372.290.310
PT Adhi Karya Tbk 3.879.864.843 -
PT Ika Maestro Industri 3.043.694.914 2.906.844.643
Harijono 624.441.999 -
PT Multi Bangun Adhitama 613.463.337 -
PT Internusa Listelindo 294.437.320 613.323.003
PT Halia Perkasa 21.649.049 1.377.400.316
PT Griya Emas Sejati - 855.977.995
Lain-lain (masing-masing di bawah
Rp 500.000.000) 4.089.949.291 1.746.219.354
Dolar Amerika Serikat
Truly Dragon International Ltd., Hongkong
(US$ 1.678.959,00 pada tahun 2008 dan 2007) 18.384.601.054 15.814.114.825
Han Kook Ceramics Co., Korea Selatan
(US$ 110.175,47 pada tahun 2008 dan
US$ 173.415,79 pada tahun 2007) 1.206.421.397 1.633.403.326
Pacific West Inc., Amerika Serikat
US$ 106.285,10 pada tahun 2008 dan 2007 1.163.821.845 1.001.099.357
Euro Abrastones, Spanyol
(US$ 59.372,47 pada tahun 2008 dan 2007) 650.128.547 559.229.295
Bartoloni Ceramic SPA
(US$ 47.450,47 pada tahun 2008 dan
US$ 47.419,68 pada tahun 2007) 519.582.596 446.646.001
Lain-lain (masing-masing di bawah
Rp 500.000.000) 2.508.822.688 3.166.918.965
Dolar Singapura
J.E.M Marble & Granite, Australia
(Sin$ 22.748,04 pada tahun 2008 dan
2007) 173.052.530 147.916.400
Lain-lain (masing-masing di bawah
Rp 100.000.000) 155.546.091 190.075.699
Jumlah 62.350.161.842 54.831.459.489
Penyisihan piutang ragu-ragu (8.065.555.306 ) (8.065.555.306)
Bersih 54.284.606.536 46.765.904.183
20
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pihak ketiga
Belum jatuh tempo 19.972.478.277 22.160.417.897
Telah jatuh tempo:
Kurang dari 30 hari 10.247.948.363 8.415.340.322
31 hari sampai dengan 60 hari 4.979.479.205 43.298.423
61 hari sampai dengan 90 hari 539.558.561 211.058.200
Lebih dari 90 hari 26.610.697.436 24.001.344.647
Jumlah 62.350.161.842 54.831.459.489
Tidak ada mutasi penyisihan piutang ragu-ragu pada tahun 2008 dan 2007. rincian penyishan piutang
ragu-ragu pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
Penyisihan
Piutang
Ragu-ragu
Saldo awal
Piutang usaha dengan pihak yang
mempunyai hubungan istimewa 858.522.921
Piutang usaha dengan pihak ketiga 8.065.555.306
Jumlah 8.924.078.227
Berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun,
manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu adalah
cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha tersebut.
21
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Piutang usaha dalam mata uang asing berjumlah US$ 6.128.555,91 dan Sin$ 43.194,83 pada tahun
2008 dan US$ 5.516.752,49 dan Sin$ 51.979,75 pada tahun 2007 (lihat Catatan 36).
Piutang usaha milik Perusahaan dan Anak Perusahaan sekitar Rp 68,74 miliar pada tahun 2008 dan
2007, digunakan sebagai jaminan atas kewajiban kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (lihat Catatan
13 dan 20).
6. PERSEDIAAN
Berdasarkan penelaahan terhadap akun persediaan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan
berpendapat bahwa persediaan telah mencerminkan nilai realisasi bersihnya sehingga tidak perlu
penyisihan atas persediaan usang dan penyisihan penurunan nilai persediaan.
Pada tahun 2008 dan 2007, persediaan tertentu dan aset tetap kecuali tanah yang dimiliki oleh
Perusahaan dan Anak Perusahaan telah diasuransikan terhadap risiko kerugian kebakaran, kebanjiran
dan risiko lainnya (all risks) dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 58.161.700.000 dan US$
50.644.416 (lihat Catatan 11). Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berpendapat bahwa nilai
pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas persediaan dan aset tetap
yang dipertanggungkan.
Persediaan milik Perusahaan dan Anak Perusahaan sekitar Rp 143,4 miliar pada tahun 2008 dan
2007 digunakan sebagai jaminan atas kewajiban kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT CIMB
Niaga Tbk (dahulu PT Bank Niaga Tbk dan PT Bank Lippo Tbk) (lihat Catatan 13 dan 20).
22
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Akun ini merupakan pajak penghasilan pasal 22 dibayar di muka dengan rincian sebagai berikut:
2008 2007
Perusahaan
Tahun 2008 296.552.083 -
Tahun 2007 253.258.051 253.258.051
Tahun 2006 - 277.735.820
Sub jumlah 549.810.134 530.993.871
Anak Perusahaan
Tahun 2008 940.818.759 -
Tahun 2007 550.025.248 550.025.248
Tahun 2006 - 937.350.153
1.490.844.007 1.487.375.401
Jumlah 2.040.654.141 2.018.369.272
Perusahaan dan Anak Perusahaan telah memperoleh beberapa Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
(SKPLB) dari Kantor Pelayanan Pajak dengan rincian sebagai berikut:
Perusahaan
Berdasarkan SKPLB dari Direktorat Jenderal Pajak (Dirjen Pajak) No. 00153/406/06/054/08 tanggal
19 Juni 2008, Perusahaan memperoleh pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan PPh
Badan sebesar Rp 277.735.820 sebagai hasil pemeriksaan pajak penghasilan Perusahaan untuk tahun
fiskal 2006.
Berdasarkan SKPLB dari Direktorat Jenderal Pajak (Dirjen Pajak) No. 00119/406/05/054/07 tanggal
27 April 2007, Perusahaan memperoleh pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan pasal
22 sebesar Rp 301.409.088 sebagai hasil pemeriksaan pajak penghasilan Perusahaan untuk tahun fiskal
2005.
Anak Perusahaan
Berdasarkan SKPLB dari Direktorat Jenderal Pajak (Dirjen Pajak) No. 00024/406/06/026/08 tanggal
23 Mei 2008, Anak Perusahaan memperoleh pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan
pasal 22 sebesar Rp 937.350.153 sebagai hasil pemeriksaan pajak penghasilan Perusahaan untuk tahun
fiskal 2006.
Berdasarkan SKPLB dari Direktorat Jenderal Pajak (Dirjen Pajak) No. 00037/406/05/026/07 tanggal
31 Mei 2007, Anak Perusahaan memperoleh pengembalian kelebihan pembayaran pajak penghasilan
pasal 22 sebesar Rp 1.092.974.340 sebagai hasil pemeriksaan pajak penghasilan Perusahaan untuk
tahun fiskal 2005.
23
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Akun ini merupakan penyertaan dalam bentuk saham pada perusahaan yang mempunyai hubungan
istimewa dengan metode biaya perolehan (lihat Catatan 35) sebagai berikut:
Persentase Pemilikan Biaya Perolehan
PT Inter Nusa Karya Megah 15% 1.725.000.000
Internusa Ceramic, Inc., Amerika Serikat 5 166.125.000
Jumlah 1.891.125.000
PT Inter Nusa Karya Megah didirikan pada tahun 1995, berkedudukan di Jakarta dan bergerak dalam
bidang usaha distribusi ubin porselen.
Internusa Ceramic, Inc. didirikan pada tahun 1998, berkedudukan di Amerika Serikat dan bergerak
dalam bidang usaha distribusi ubin porselen.
24
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Penambahan/ Pengurangan/
2008 Saldo Awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir
Nilai Tercatat
Pemilikan Langsung
Tanah 93.280.950.000 - - 93.280.950.000
Bangunan dan prasarana 104.618.406.747 - - 104.618.406.747
Mesin dan peralatan 508.557.141.543 357.586.200 - 508.914.727.743
Kendaraan 3.639.693.114 1.113.554.546 1.030.193.212 3.723.054.448
Peralatan dan perabot kantor 6.686.877.402 21.848.000 - 6.708.725.402
716.783.068.806 1.492.988.746 1.030.193.212 717.245.864.340
Sewa Pembiayaan
Mesin dan peralatan 357.586.200 - 357.586.200 -
Aset Tersedia Untuk Dijual
Mesin dan peralatan - 224.126.719.818 - 224.126.719.818
Bangunan - 186.960.000 - 186.960.000
- 224.313.679.818 - 224.313.679.818
Jumlah Nilai Tercatat 717.140.655.006 225.806.668.564 1.387.779.412 941.559.544.158
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung
Bangunan dan prasarana 36.321.933.747 7.603.361.988 - 43.925.295.735
Mesin dan peralatan 286.185.937.220 32.110.928.368 - 318.296.865.588
Kendaraan 3.584.693.119 126.833.791 1.030.193.212 2.681.333.698
Peralatan dan perabot kantor 6.377.038.604 142.103.080 - 6.519.141.684
Sewa Pembiayaan
Mesin dan peralatan 83.436.780 59.597.700 143.034.480 -
Penambahan/ Pengurangan/
2007 Saldo Awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir
Nilai Tercatat
Pemilikan Langsung
Tanah 38.683.457.562 54.597.492.438 - 93.280.950.000
Bangunan dan prasarana 55.900.132.662 48.718.274.085 - 104.618.406.747
Mesin dan peralatan 491.471.702.667 17.085.438.876 - 508.557.141.543
Kendaraan 6.689.294.514 - 3.049.601.400 3.639.693.114
Peralatan dan perabot kantor 6.584.515.402 102.362.000 - 6.686.877.402
599.329.102.807 120.503.567.399 3.049.601.400 716.783.068.806
25
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Sewa Pembiayaan
Mesin dan peralatan 357.586.200 - - 357.586.200
Jumlah Nilai Tercatat 599.686.689.007 120.503.567.399 3.049.601.400 717.140.655.006
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung
Bangunan dan prasarana 28.718.571.747 7.603.362.000 - 36.321.933.747
Mesin dan peralatan 253.688.868.281 32.497.068.939 - 286.185.937.220
Kendaraan 6.612.021.787 22.272.732 3.049.601.400 3.584.693.119
Peralatan dan perabot kantor 6.200.618.490 176.420.114 - 6.377.038.604
Penyusutan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 dibebankan
pada operasi sebagai berikut:
2008 2007
Beban pabrikasi 39.630.853.582 40.171.948.175
Beban umum dan administrasi 268.936.865 198.692.850
Jumlah beban penyusutan 39.899.790.447 40.370.641.025
Pada tahun 2008 terdapat reklasifikasi akun yaitu mesin dan peralatan pabrik dengan nilai perolehan
Rp 224.126.719.818 dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp 101.641.693.080 dan bangunan dengan
nilai perolehan Rp 186.960.000 yang semula ada di dalam akun aktiva tidak lancar lain-lain (lihat
Catatan 12).
Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki hak guna atas tanah (Hak Guna Bangunan) di Tangerang,
Banten, masing-masing dengan luas 22.500 meter persegi dan 160.845 meter persegi. Hak atas tanah
tersebut akan berakhir masing-masing pada tanggal 28 Oktober 2028 dan 24 September 2024 dan
manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa HGB tersebut dapat diperpanjang pada saat berakhirnya
hak tersebut.
Pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, seluruh aset tetap berupa tanah, bangunan dan prasarana,
mesin dan peralatan, kendaraan serta peralatan dan perabot kantor digunakan sebagai jaminan atas
hutang bank jangka panjang kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (lihat Catatan 13 dan 20).
Pada tahun 2008 dan 2007, persediaan tertentu dan aset tetap kecuali tanah yang dimiliki oleh
Perusahaan dan Anak Perusahaan telah diasuransikan terhadap risiko kerugian kebakaran, kebanjiran
dan risiko lainnya (all risks) dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 58.161.700.000 dan
26
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
US$ 50.644.416 (lihat Catatan 6). Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berpendapat bahwa
nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas persediaan dan aset
tetap yang dipertanggungkan.
Berdasarkan penelaahan manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan, tidak terdapat kejadian-
kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap
secara signifikan pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007.
Pada tahun 2005 Anak Perusahaan menandatangani perjanjian sewa pembiayaan peralatan pabrik
dengan PT Orix Indonesia Finance. Anak Perusahaan mempunyai kewajiban membayar cicilan selama
3 tahun dengan tingkat bunga 19% per tahun. Seluruh kewajiban sewa pembiayaan ini telah dilunasi
pada tahun 2008.
Sesuai dengan Laporan Review Akuntan Independen, Laporan No. Y-033/V/2007-R, tanggal 19 Juni
2007, Perusahaan dan Anak Perusahaan dalam rangka kuasi-reorganisasi melakukan penilaian kembali
aktiva dan kewajibannya. Aset tetap Perusahaan berupa tanah, bangunan dan prasarana serta mesin
dan peralatan dinilai kembali dan memberikan penambahan sebesar Rp 17.203.825.736 dan dicatat
dalam akun Penilaian Kembali Aktiva dan Kewajiban. Aset tetap Anak Perusahaan berupa tanah,
bangunan dan prasarana serta mesin dan peralatan dinilai kembali dan memberikan penambahan
sebesar Rp 103.197.379.663. (lihat Catatan 3, 25 dan 26).
27
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2008 2007
Rupiah
PT Bank OCBC NISP Tbk - 1.293.175.828
Dolar Amerika
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 70.964.187.474 61.042.167.113
Jumlah 70.964.187.474 62.335.342.941
28
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Hutang usaha terutama merupakan hutang atas pembelian bahan baku dan suku cadang dari pemasok
dengan rincian sebagai berikut:
2008 2007
Pihak ketiga
Rupiah
PT Irpau Hero Trully 1.641.085.230 1.309.949.146
PT Endeka Ceramics 633.908.832 -
PT Industri Mineral Indonesia 317.898.900 1.366.066.138
PT Asada Mitra Packindo - 1.308.247.644
Lain-lain (masing-masing di bawah
Rp 400.000.000) 2.064.616.531 1.468.479.446
Dolar Amerika Serikat
Hira Ceramics & Co.
(US$ 33.775,00 pada tahun 2008 dan
US$ 45.775,00 pada tahun 2007) 369.836.250 431.154.725
Itaca S.A
(US$ 2.579,69 pada tahun 2008 dan
US$ 52.579,69 pada tahun 2007) 28.247.606 495.248.100
PT Wahah Indoperdana
(US$ 52.258,54 pada tahun 2007) - 492.223.229
Lain-lain (masing-masing di bawah
Rp 300.000.000) 756.081.487 2.160.506.789
Euro Eropa
PT Tyrolit Vincent
(Euro 442.388,96 pada tahun 2008 dan
Euro 572.720,45 pada tahun 2007) 6.827.123.325 7.880.495.883
Konexindo Glory Pte., Ltd.
(Euro 17.350,00 pada tahun 2008 dan
Euro 57.350,00 pada tahun 2007) 267.752.140 789.122.236
Lain-lain (masing-masing di bawah
Rp 400.000.000) 34.319.120 1.698.712.936
30
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rincian hutang usaha berdasarkan umur yang dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut:
2008 2007
Pihak ketiga
Belum jatuh tempo 1.631.354.014 3.373.734.997
Kurang dari 30 hari 3.018.378.071 2.585.324.635
31 sampai 60 hari 118.564.210 533.050.487
61 sampai 90 hari 151.565.895 992.158.890
Lebih dari 90 hari 8.021.007.231 11.915.937.263
Jumlah 12.940.869.421 19.400.206.272
Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak memberikan jaminan atas hutang usaha tersebut.
2008 2007
Pembelian suku cadang mesin dan aset tetap 9.618.816.661 10.633.203.422
Lain-lain - 1.180.999.837
Jumlah 9.618.816.661 11.814.203.259
2008 2007
Bunga 43.109.901.980 24.913.251.127
Listrik , air, telepon dan gas 4.761.707.303 4.122.292.623
Klaim dan asuransi 972.286.649 693.376.018
Pengangkutan 963.936.590 1.057.232.305
Iklan 841.189.243 853.247.929
Jasa profesional 87.915.125 124.567.939
Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan - 3.074.369.512
Lain-lain 1.006.993.192 797.292.140
Jumlah 51.743.930.082 35.635.629.593
31
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rekonsiliasi antara laba (rugi) dari aktivitas normal sebelum manfaat pajak penghasilan seperti yang
disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasi dan taksiran rugi fiskal termasuk akumulasi rugi fiskal
untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
2008 2007
Laba (Rugi) dari aktivitas normal sebelum manfaat
(beban) pajak penghasilan tangguhan sesuai dengan
laporan laba rugi konsolidasi 835.125.089 (1.122.782.726)
Beda waktu
Penyusutan aset tetap 5.315.177.725 5.579.008.786
Imbalan kerja 159.123.130 59.354.586
Beda tetap
Denda pajak 1.592.401.264 1.599.121.277
Kesejahteraan karyawan 1.222.098.187 1.342.935.437
Representasi dan sumbangan 193.273.200 657.194.966
Penghasilan bunga yang pajaknya
bersifat final (822.087) (1.087.836)
Bunga hutang bank (2.361.301.647) (1.383.504.357)
Laba restrukturisasi (10.137.137.641) (7.158.167.375)
Taksiran laba (rugi) fiskal sebelum rugi
fiskal kumulatif - Perusahaan (21.375.323.809 ) 468.477.123
Hasil pemeriksaan pajak (12.814.765.417 ) -
Akumulasi rugi fiskal awal tahun (27.578.721.794 ) (28.047.198.917)
Taksiran akumulasi rugi fiskal Perusahaan
akhir tahun (61.768.811.020) (27.578.721.794)
32
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Perhitungan manfaat (beban) pajak penghasilan tangguhan atas beda temporer yang signifikan antara
pelaporan komersial dan pajak dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku untuk tahun 2008 dan
2007 adalah sebagai berikut:
2008 2007
Perusahaan
Rugi fiskal 9.021.650.548 6.781.766.466
Penyusutan 1.488.249.763 1.673.702.636
Imbalan kerja 17.094.950 17.806.376
10.526.995.261 8.473.275.478
Anak Perusahaan
Penyusutan 3.500.471.742 3.243.206.093
Imbalan kerja 129.151.022 94.455.675
Rugi fiskal (11.583.350.822 ) (5.549.085.088)
(7.953.728.058 ) (2.211.423.320)
Pada tahun 1999, pajak tangguhan yang timbul sehubungan dengan penilaian kembali aset tetap
Perusahaan sebesar Rp 35.487.261.594 dibebankan secara langsung ke akun “Selisih Penilaian
Kembali Aset Tetap” pada ekuitas di neraca konsolidasi (lihat Catatan 27), sementara pajak tangguhan
yang timbul sehubungan dengan penilaian kembali aset tetap Anak Perusahaan sebesar
Rp 58.607.769.279 dibebankan secara langsung ke akun “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak
Perusahaan” pada ekuitas di neraca konsolidasi (lihat Catatan 26).
33
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rincian aktiva dan kewajiban pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah
sebagai berikut:
2008 2007
Perusahaan
Aktiva pajak tangguhan
Rugi fiskal 17.295.267.085 8.273.616.537
Imbalan kerja 428.987.836 411.892.886
Kewajiban pajak tangguhan
Penyusutan aset tetap (10.887.550.224) (12.375.799.987)
Aktiva (Kewajiban) pajak tangguhan bersih -
Perusahaan 6.836.704.697 (3.690.290.564)
Anak Perusahaan
Aktiva pajak tangguhan
Rugi fiskal 13.148.619.049 24.731.969.872
Kesejahteraan karyawan 656.054.047 526.903.025
Kewajiban pajak tangguhan
Penyusutan aset tetap (15.347.906.828) (18.848.378.571)
Aktiva (Kewajiban) pajak tangguhan bersih -
Anak Perusahaan (1.543.233.732 ) 6.410.494.326
Perusahaan dan Anak Perusahaan telah memperoleh beberapa SKP dari Kantor Pelayanan Pajak
dengan rincian sebagai berikut:
Perusahaan
Berdasarkan SKPKB PPh Pasal 21 No. 00034/201/06/415/08 tanggal 22 Agustus 2008 dari Direktorat
Jenderal Pajak (Dirjen Pajak), Perusahaan dinyatakan terhutang PPh 21 untuk masa pajak Maret
sampai dengan Juni 2008 sebesar Rp 326.400.000., Perusahaan telah melunasi sebesar Rp 26.400.000
pada tanggal 14 Nopember 2008.
Berdasarkan SKPKB PPh Pasal 21 No. 00052/201/06/054/08 tanggal 19 Juli 2008 dari Direktorat
Jenderal Pajak (Dirjen Pajak), Perusahaan dinyatakan terhutang PPh Pasal 21 untuk tahun pajak 2006
sebesar Rp 826.571.559.
Berdasarkan SKPKB PPh Pasal 4 ayat 2 No. 00036/240/06/054/08 tanggal 19 Juli 2008 dari Direktorat
Jenderal Pajak (Dirjen Pajak), Perusahaan dinyatakan terhutang PPh Pasal 4 ayat 2 untuk tahun pajak
2006 sebesar Rp 35.367.798.
Berdasarkan SKPKB PPh Pasal 23 No. 00096/203/06/054/08 tanggal 19 Juli 2008 dari Direktorat
Jenderal Pajak (Dirjen Pajak), Perusahaan dinyatakan terhutang PPh Pasal 23 untuk tahun pajak 2006
sebesar Rp 12.875.237.
Berdasarkan SKPKB PPN Barang dan Jasa No. 00002/109/04/054/08 tanggal 12 Pebruari 2008 dari
Direktorat Jenderal Pajak (Dirjen Pajak), Perusahaan dinyatakan terhutang PPN barang dan jasa untuk
tahun pajak 2004 sebesar Rp 495.260.387.
34
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Berdasarkan SKPKB PPh Pasal 23 No. 00095/203/05/054/07 tanggal 27 April 2007 dari Direktorat
Jenderal Pajak (Dirjen Pajak), Perusahaan telah melunasi seluruh hutang pajak ini pada tanggal
19 Mei 2008 sebesar Rp 10.024.394.
Berdasarkan SKPKB PPh Pasal 21 No. 00055/201/05/054/07 tanggal 27 April 2007 dari Direktorat
Jenderal Pajak (Dirjen Pajak), Perusahaan dinyatakan terhutang PPh Pasal 21 untuk tahun pajak 2005
sebesar Rp 480.000 dan denda sebesar Rp 153.600. Perusahaan telah melunasi seluruh hutang pajak ini
pada tanggal 19 Mei 2008.
Berdasarkan SKPKB PPN Barang dan Jasa No. 00082/207/05/054/07 tanggal 27 April 2007 dari
Direktorat Jenderal Pajak (Dirjen Pajak), Perusahaan dinyatakan terhutang PPN barang dan jasa untuk
tahun pajak 2005 sebesar Rp 3.880.461.477 dan denda sebesar Rp 1.516.963.690.
Anak Perusahaan
Berdasarkan SKPKB PPN barang dan jasa No. 00044/207/06/402/08 tanggal 25 April 2008 dari
Direktorat Jenderal Pajak (Dirjen Pajak), Anak Perusahaan dinyatakan terutang PPN barang dan jasa
untuk tahun fiskal 2006 sebesar Rp 4.624.111.522 dan denda sebesar Rp 1.894.125.818.
Berdasarkan SKPKB PPN barang dan jasa No. 00005/237/06/026/08 tanggal 23 Mei 2008 dari
Direktorat Jenderal Pajak (Dirjen Pajak), Anak Perusahaan dinyatakan terutang PPN barang dan jasa
untuk tahun fiskal 2006 sebesar Rp 2.409.000. Anak Perusahaan juga menerima STP
No. 00001/137/06/026/08 tanggal 23 Mei 2008 atas denda PPN barang dan jasa untuk tahun fiskal
2006 sebesar Rp 330.000.
Berdasarkan SKPKB PPh Pasal 21 No. 00026/201/06/026/08 tanggal 23 Mei 2008 dari Direktorat
Jenderal Pajak (Dirjen Pajak), Anak Perusahaan dinyatakan terutang PPh Pasal 21 untuk tahun fiskal
2006 sebesar Rp 303.408.321 dan denda sebesar Rp 103.158.829. Anak Perusahaan juga menerima
STP No. 00061/101/06/026/08 tanggal 23 Mei 2008 atas denda PPh Pasal 21 untuk tahun fiskal 2006
sebesar Rp 1.767.936.
Berdasarkan SKPKB PPh Pasal 23 No. 00027/203/06/026/08 tanggal 23 Mei 2008 dari Direktorat
Jenderal Pajak (Dirjen Pajak), Anak Perusahaan dinyatakan terutang PPh pasal 23 untuk tahun fiskal
2006 sebesar Rp 30.950.841 dan denda sebesar Rp 10.523.286.
Berdasarkan SKPKB PPh Pasal 4 ayat 2 No. 00010/240/06/026/08 tanggal 23 Mei 2008 dari
Direktorat Jenderal Pajak (Dirjen Pajak), Anak Perusahaan dinyatakan terhutang PPh Pasal 4 ayat 2
untuk tahun fiskal 2006 sebesar Rp 18.899.100 dan denda sebesar Rp 6.425.694.
Berdasarkan SKPKB PPh Pasal 21 No. 00068/201/06/402/08 tanggal 25 April 2008 dari Direktorat
Jenderal Pajak (Dirjen Pajak), Anak Perusahaan dinyatakan terutang PPh Pasal 21 untuk tahun fiskal
2006 sebesar Rp 350.447.875 dan denda sebesar Rp 112.143.320. Anak Perusahaan juga menerima
STP No. 00331/101/06/402/08 tanggal 25 April 2008 atas denda PPh Pasal 21 untuk tahun fiskal 2006
sebesar Rp 600.000.
Berdasarkan SKPKB PPh Pasal 23 No. 00064/203/06/402/08 tanggal 25 April 2008 dari Direktorat
Jenderal Pajak (Dirjen Pajak), Anak Perusahaan dinyatakan terutang PPh Pasal 23 untuk tahun fiskal
2006 sebesar Rp 45.776.598 dan denda sebesar Rp 14.648.511.
35
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Berdasarkan SKPKB PPN barang dan jasa No. 00044/207/05/026/07 tanggal 31 Mei 2007 dari
Direktorat Jenderal Pajak (Dirjen Pajak), Anak Perusahaan dinyatakan terutang PPN barang dan jasa
untuk tahun fiskal 2005 sebesar Rp 135.336.444. Anak Perusahaan juga menerima STP
No. 00584/107/05/026/07 tanggal 31 Mei 2007 atas denda PPN barang dan jasa untuk tahun fiskal
2005 sebesar Rp 19.317.743. Anak Perusahaan telah melunasi seluruh hutang PPN, sesuai dengan
SKPKB pada tanggal 19 September 2007.
Berdasarkan SKPKB PPh Pasal 21 No. 00033/201/05/026/07 tanggal 31 Mei 2007 dari Direktorat
Jenderal Pajak (Dirjen Pajak), Anak Perusahaan dinyatakan terutang PPh Pasal 21 untuk tahun fiskal
2005 sebesar Rp 382.212.908 dan denda sebesar Rp 30.300.000. Anak Perusahaan telah melunasi
seluruh hutang PPh Pasal 21, sesuai dengan SKPKB pada tanggal 19 September 2007.
Berdasarkan SKPKB PPh Pasal 23 No. 00039/05/026/07 tanggal 31 Mei 2007 dari Direktorat Jenderal
Pajak (Dirjen Pajak), Anak Perusahaan dinyatakan terutang sebesar Rp 50.055.713 untuk tahun fiskal
2005. Anak Perusahaan telah melunasi seluruh hutang PPh Pasal 23, sesuai dengan SKPKB pada
tanggal 21 September 2007.
Pada tanggal 31 Desember 2007 kewajiban lancar lain-lain sebesar Rp 5.666.348.670 merupakan
kewajiban yang timbul atas uang jaminan dari pelanggan dan uang muka penjualan ekspor.
36
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Perusahaan dan Anak Perusahaan mendapatkan fasilitas kredit berjangka dari Bank Mandiri masing-
masing sebesar Rp 68.500.000.000 dan Rp 122.000.000.000. Pinjaman ini diangsur secara triwulan
mulai Desember 2002 sampai dengan tanggal 27 Desember 2007. Saldo pinjaman Perusahaan pada
tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebesar Rp 50.100.000.000. Saldo pinjaman Anak
Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebesar Rp 89.100.000.000. Pinjaman
ini dikenakan tingkat bunga tahunan sebesar 14% pada tahun 2008 dan 15% pada tahun 2007.
Berdasarkan surat dari Bank Mandiri No. SAM.CR2/005/2008, tanggal 4 Januari 2008, Perusahaan
diberikan waktu sampai dengan tanggal 30 April 2008 untuk melunasi kewajibannya kepada Bank
Mandiri.
Berdasarkan surat dari Bank Mandiri No. SAM.CR2/171/2008, tanggal 15 Mei 2008, perihal mengenai
persetujuan pengalihan piutang kredit atas nama PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk pengalihan
kepada investor dan dibayar selambat-lambatnya 16 Mei 2008 dan keterlambatan pembayaran dikenai
denda sebesar 8% per tahun (untuk kredit dalam fasilitas USD) dan 14% per tahun (untuk kredit dalam
fasilitas Rupiah) dari saldo pokok kredit yang masih terhutang.
Sampai dengan tanggal laporan auditor Perusahaan belum memperbaharui perpanjangan fasilitas
pinjaman Bank Mandiri.
Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan, tanah, bangunan dan prasarana, mesin dan
peralatan (lihat Catatan 5, 6, dan 11), jaminan perusahaan dari Perusahaan, Anak Perusahaan dan pihak
yang mempunyai hubungan istimewa dan jaminan pribadi dari pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa.
Berdasarkan perjanjian kredit dengan Bank Mandiri. Perusahaan dan Anak Perusahaan diwajibkan
untuk memenuhi beberapa ketentuan. antara lain:
1. Menjaga rasio keuangan tertentu.
2. Mengasuransikan barang-barang jaminan.
3. Perusahaan dan INKA wajib memperoleh persetujuan tertulis dari Bank Mandiri apabila akan
melakukan transaksi - transaksi tertentu. antara lain:
a. Memindahtangankan barang jaminan;
b. Memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman lain dari lembaga keuangan lain; dan
c. Mengikatkan diri sebagai penjamin hutang atau menjaminkan harta kekayaan Perusahaan dan
INKA kepada pihak lain.
d. Memberi pinjaman kepada pihak lain, kecuali dalam rangka transaksi dagang;
e. Mengadakan rapat umum pemegang saham untuk merubah anggaran dasar, direksi, dewan
komisaris dan pemegang saham;
f. Melakukan merger, akuisisi, penjualan atau melepaskan hak atas harta kekayaan;
g. Membagikan bonus dan atau dividen, kecuali apabila ditentukan lain oleh undang-undang
pasar modal;
h. Melakukan penyertaan baru dalam perusahaan-perusahaan lain; dan
i. Melakukan ekspansi usaha dan atau investasi baru.
37
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. Perusahaan wajib memperoleh persetujuan tertulis dari Best Achieve apabila akan melakukan
transaksi tertentu, antara lain:
a. Mengeluarkan modal saham baru, pembayaran obligasi, memperoleh pinjaman dari bank atau
pihak lain termasuk pemegang saham;
b. Mengubah susunan pemegang saham, dewan direksi dan atau dewan komisaris, kecuali
diharuskan oleh hukum;
c. Membuat investasi baru atau meningkatkan pengeluaran modal termasuk mengakuisisi aktiva
pihak lain;
d. Membuat perjanjian kredit baru;
e. Membeli, menjual, menyewagunausahakan atau mentransfer aktiva, baik yang sudah ada
maupun yang akan ada di kemudian hari; dan
f. Membuat perjanjian atau nota kesepakatan dengan pihak lain yang akan menimbulkan akibat
material bagi Best Achieve.
Berdasarkan akta notaris Paulus Widodo Sugeng Haryono, S.H. No. 15 tanggal 4 Desember 2006,
Direksi memutuskan antara lain untuk melakukan pengeluaran saham-saham baru Perusahaan
sejumlah 204.000.000 lembar saham sebagai realisasi dari hak pemegang obligasi konversi mandatori
senilai Rp 102.000.000.000 (lihat Catatan 23).
Pada tanggal 6 Oktober 2008, Perusahaan dan Best Achieve telah menandatangani adendum perjanjian
yang menyatakan bahwa HOKM akan dikonversi paling lambat tanggal 31 Desember 2009.
Pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, akun ini merupakan hak minoritas atas aktiva bersih
PT Internusa Keramik Alamasri, Anak Perusahaan.
Rincian pemilikan saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham pada tanggal 31 Desember 2008 dan
2007 adalah sebagai berikut:
31 Desember 2008
Jumlah Saham
Persentase Ditempatkan
Pemegang saham Pemilikan (%) dan Disetor Penuh Jumlah
Manajemen
Lie Ju Tjhong (Direktur Utama) 3,67 24.000.000 12.000.000.000
Non-manajemen
Best Achieve Investment Ltd 28,90 189.000.000 94.500.000.000
PT Inti Karya Megah 45,38 296.757.000 148.378.500.000
Masyarakat (masing-masing dengan
pemilikan kurang dari 5%) 22,05 144.243.000 72.121.500.000
39
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2007
Jumlah Saham
Persentase Ditempatkan
Pemegang saham Pemilikan (%) dan Disetor Penuh Jumlah
Manajemen
Lie Ju Tjhong (Direktur Utama) 3,67 24.000.000 12.000.000.000
Non-manajemen
Best Achieve Investment Ltd 31,19 204.000.000 102.000.000.000
PT Inti Karya Megah 25,62 167.550.000 83.775.000.000
PT BNI Sekuritas 18,35 120.000.000 60.000.000.000
Hartoyo Chahyadi 5,58 36.483.500 18.241.750.000
Masyarakat (masing-masing dengan
pemilikan kurang dari 5%) 15,59 101.966.500 50.983.250.000
Berdasarkan akta Notaris Paulus Widodo Sugeng Haryono, SH., No. 64 tanggal 23 Maret 2001 para
pemegang saham Perusahaan telah menyetujui antara lain persetujuan untuk menerbitkan saham baru
dan obligasi konversi berseri kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional dan berdasarkan akta
Notaris yang sama No. 57 tanggal 23 Desember 2002, para pemegang saham Perusahaan telah
menyetujui antara lain perubahan waktu dan kondisi dari Obligasi Konversi Berseri menjadi Obligasi
Konversi Berseri Mandatori.
Atas dasar akta-akta tersebut di atas, Komisaris Perusahaan menyetujui Direksi untuk meningkatkan
Modal Ditempatkan dan Disetor yang dituangkan dalam akta notaris No. 15, tanggal 4 Desember 2006
Notaris Paulus Widodo Sugeng Haryono, S.H. untuk menerbitan saham baru sebagai realisasi dari hak
pemegang Obligasi Konversi Mandatori, dimana Modal Ditempatkan dan Disetor Perusahaan yang
semula sebesar Rp 225.000.000.000 menjadi sebesar Rp 327.000.000.000 (lihat Catatan 21).
Peningkatan modal tersebut telah dicatatkan di database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia, sebagaimana dinyatakan dalam surat No. W7-HT.01.04-1486
tanggal 1 Pebruari 2007 dan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta sesuai dengan surat
No. S-0261/BEJ-PSR/04-2007 tanggal 19 April 2007.
40
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tidak ada mutasi tambahan modal disetor - bersih pada tahun 2008 dan 2007. rincian tambahan modal
disetor - bersih pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
Agio saham dari penerbitan saham untuk konversi hutang merupakan selisih antara jumlah nilai
nominal per saham seperti yang tercantum dalam anggaran dasar Perusahaan dengan hasil yang
diterima dari para pemegang saham sehubungan dengan pengkonversian hutang Perusahaan menjadi
saham Perusahaan pada tahun 2002 (lihat Catatan 1).
Agio saham dari penawaran umum perdana merupakan selisih antara harga penawaran dengan jumlah
nilai nominal per saham seperti yang tercantum dalam anggaran dasar Perusahaan sehubungan dengan
penawaran saham perdana kepada masyarakat pada tahun 1997 (lihat Catatan 1).
Tambahan modal disetor sebesar Rp 220.079.958.486 telah dieliminasi dengan saldo defisit
Perusahaan dalam rangka pelaksanaan Kuasi-Reorganisasi (lihat Catatan 3) sesuai dengan Laporan
Review Akuntan Independen, Laporan No. Y-033/V/2007-R, tanggal 19 Juni 2007.
Pada tanggal 31 Desember 2006 akun ini merupakan bagian Perusahaan atas selisih penilaian kembali
aset tetap Anak Perusahaan sebesar Rp 195.359.230.961 (lihat Catatan 26) setelah dikurangi dengan
pajak tangguhan yang timbul sehubungan dengan penilaian aset tetap Anak Perusahaan sebesar
Rp 58.607.769.279 (lihat Catatan 2b dan 2g), dimana bagian Perusahaan yang dicatat pada akun
”Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan” sebesar Rp 135.383.947.065.
Anak Perusahaan melakukan penilaian kembali atas aset tetap dalam rangka Kuasi-Reorganisasi (lihat
Catatan 3) dimana terdapat selisih penilaian kembali aset tetap pada nilai wajarnya sebesar
Rp 103.197.379.663, Sesuai dengan Laporan Review Akuntan Independen, Laporan
No. Y-025/V/2007-R, tanggal 19 Juni 2007, dimana yang menjadi bagian dari Perusahaan sebesar
99,99% atau Rp 102.165.405.866, sehingga jumlah selisih transaksi perubahan ekuitas Anak
Perusahaan menjadi sebesar Rp 237.549.352.931. Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak
Perusahaan ini telah dieliminasi sebesar Rp 237.549.352.931 dengan saldo defisit Perusahaan dalam
rangka pelaksanaan Kuasi-Reorganisasi (lihat Catatan 3), sesuai dengan Laporan Review Akuntan
Independen, Laporan No. Y-033/V/2007-R, tanggal 19 Juni 2007.
41
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 384/KMK.04/1998 tanggal
14 Agustus 1998 dan Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-29/PJ.42/1998 tanggal 17 September 1998,
Perusahaan dan Anak Perusahaan telah melakukan penilaian kembali aset tetap atas mesin (lihat
Catatan 2g). Penilaian kembali atas aset tetap tersebut dilakukan berdasarkan pendekatan nilai pasar
sesuai dengan laporan perusahaan penilai PT Graha Karya Reksatama pada tanggal 15 April 1999.
Perusahaan dan Anak Perusahaan mendapatkan persetujuan dari kantor pajak masing-masing
berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa
No. KEP-018/WPJ.06/KP.0404/1999 tanggal 5 Mei 1999 dan Surat Keputusan Kepala Kantor
Pelayanan Pajak Jakarta Sawah Besar No. KEP-01/WPJ.05/KP.0205/1999 pada bulan Juni 1999.
Selisih penilaian kembali aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan tersebut masing-masing sebesar
Rp 118.290.871.982 dan Rp 195.359.230.931 (lihat Catatan 11). Selisih penilaian kembali aset tetap
Perusahaan disajikan dalam akun “Selisih Penilaian Kembali Aset Tetap”, sedangkan bagian
Perusahaan atas selisih penilaian kembali aset tetap Anak Perusahaan disajikan dalam akun “Selisih
Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan” pada neraca konsolidasi. Sesuai dengan PSAK No. 46
mengenai “Akuntansi Pajak Penghasilan”, apabila atas transaksi tertentu yang pembebanan atau
pengkreditannya tidak dilakukan ke laba rugi tetapi langsung ke ekuitas timbul taksiran pajak
penghasilan tangguhan, maka pajak tangguhan yang berhubungan dengan transaksi tersebut harus
dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Sehubungan dengan hal tersebut, dampak pajak tangguhan
dari selisih penilaian kembali aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan dibebankan pada akun
ekuitas konsolidasi.
Perusahaan melakukan penilaian kembali aktiva dan kewajiban Perusahaan dalam rangka kuasi-
reorganisasi, dimana merupakan selisih penilaian kembali aset tetap sebesar Rp 17.203.825.736. dalam
rangka kuasi-reorganisasi sesuai dengan Laporan Review Akuntan Independen, Laporan
No. Y-033/V/2007-R, tanggal 19 Juni 2007, selisih tersebut telah dieliminasi dengan saldo defisit
Perusahaan (lihat Catatan 3).
2008 2007
Lokal 159.753.713.962 127.035.913.197
Ekspor 85.904.449.619 77.194.618.683
Jumlah 245.658.163.581 204.230.531.880
42
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rincian pihak pembeli dan nilai penjualan yang melebihi 10% dari penjualan bersih adalah sebagai
berikut:
Persentase dari
Jumlah Jumlah Penjualan Bersih
2008 2007 2008 2007
Pihak yang mempunyai hubungan
istimewa (lihat Catatan 35)
PT Inti Listelindo 8.510.994.202 13.988.047.980 3,46 6,85
Internusa Ceramic, Inc 6.953.485.581 6.526.524.891 2,83 3,20
Lain-lain (masing-masing di bawah
10% dari jumlah penjualan
bersih) 3.162.071.250 2.325.739.722 1,29 1,14
18.626.551.033 22.840.312.593 7,58 11,19
Pihak ketiga
PT Primanusa Citra Karya 85.253.005.193 77.258.760.709 34,71 37,82
Lain-lain (masing-masing di bawah
10% dari jumlah penjualan
bersih) 141.778.607.355 104.131.458.578 57,71 50,99
Penjualan kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sekitar 7,58% dan 11,19% dari
penjualan bersih masing-masing untuk tahun 2008 dan 2007 (lihat Catatan 35).
43
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pembelian dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sekitar 0,16% dan 1,66% dari
jumlah pembelian bahan baku dan barang jadi masing-masing untuk tahun 2008 dan 2007 (lihat
Catatan 35).
Beban bunga merupakan bunga atas pinjaman bank, lembaga keuangan bukan bank dan sewa
pembiayaan masing-masing sebesar Rp 23.500.390.647 dan Rp 22.814.315.517 untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007.
44
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Denda pajak merupakan beban denda pajak sehubungan dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh
Kantor Pelayanan Pajak terhadap Perusahaan dan Anak Perusahaan sebesar
Rp 3.846.427.381 untuk tahun 2008. Klaim pajak merupakan pengembalian pajak sehubungan dengan
pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak terhadap Perusahaan dan Anak Perusahaan
sebesar Rp 5.520.259.137 untuk tahun 2007.
45
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rincian akun dan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilaksanakan dengan persyaratan yang
normal seperti yang dilakukan dengan pihak ketiga.
Hubungan dan sifat saldo akun/transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
adalah sebagai berikut:
46
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Saldo aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing serta konversinya ke mata uang Rupiah
(lihat Catatan 2l) adalah sebagai berikut:
2008
Mata Uang Konversi ke
Asing Mata Uang Rupiah
Aktiva
Kas dan bank US$ 11.479,57 125.701.291
SG$ 244,60 1.860.760
Piutang usaha
Pihak yang mempunyai hubungan
istimewa US$ 3.878.642,65 42.471.137.007
Kewajiban
Hutang usaha - pihak ketiga Euro 461.962,79 7.129.194.585
US$ 105,403,23 1.154.165.343
Hutang lain-lain Euro 142.680,38 2.201.900.767
US$ 22.163,02 242.685.032
SG$ 56.667,23 431.080.022
Hutang bank US$ 6.480.747,71 70.964.187.474
Biaya masih harus dibayar US$ 233.090,54 2.552.341.414
Jumlah kewajiban 84.675.554.637
Kewajiban – Bersih 12.036.861.249
47
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2007
Mata Uang Konversi ke
Asing Mata Uang Rupiah
Aktiva
Kas dan bank US$ 26.797,27 252.403.486
SG$ 304,60 1.980.625
Piutang usaha
Pihak yang mempunyai hubungan
istimewa US$ 3.115.073,78 29.340.879.941
Pihak ketiga SG$ 51.979,75 337.992.099
US$ 2.401.678,71 22.621.411.769
Uang muka pembelian
Impor US$ 71.442,60 672.917.849
Euro 15.866,59 218.320.470
Lokal US$ 16.748,82 157.757.136
Jumlah aktiva 53.603.663.375
Kewajiban
Hutang usaha - pihak ketiga Euro 753.525,57 10.368.331.055
US$ 379.990,75 3.579.132.843
Hutang lain-lain Euro 503.765,26 6.931.689.074
US$ 135.229,65 1.273.728.073
SG$ 43.546,81 283.157.906
Hutang bank US$ 6.480.748,19 61.042.167.202
Biaya masih harus dibayar US$ 269.742,61 2.540.705.644
SG$ 293,15 1.906.173
Kewajiban lancar lain-lain US$ 76.053,58 716.348.670
Jumlah kewajiban 86.737.166.640
Kewajiban - Bersih 33.133.503.265
Pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, jumlah aktiva dalam mata uang asing Perusahaan dan Anak
Perusahaan lebih rendah dari pada jumlah kewajiban dalam mata uang asing.
48
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Perusahaan memberikan imbalan untuk karyawannya yang telah mencapai usia pensiun yaitu 55 tahun
sesuai dengan Undang-undang No. 13 / 2003 tanggal 25 Maret 2003. Kewajiban imbalan kerja tersebut
tidak didanai.
Tabel berikut ini merangkum komponen-komponen atas beban imbalan kerja bersih yang diakui dalam
laporan laba rugi dan jumlah yang disajikan dalam neraca sebagai kewajiban imbalan kerja
berdasarkan penilaian aktuaria yang dilakukan oleh aktuaris independen PT Rileos Pratama
berdasarkan laporannya tanggal 13 Maret 2009 untuk tahun 2008 dan tanggal 29 Pebruari 2008 untuk
tahun 2007
2008 2007
Saldo awal 3.129.319.703 2.755.112.868
Beban imbalan kerja tahun berjalan 745.829.880 878.694.664
Pembayaran imbalan kerja - (504.487.829)
Saldo akhir 3.875.149.583 3.129.319.703
Asumsi dasar yang digunakan dalam menentukan kewajiban imbalan kerja pada tanggal 31 Desember
2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
2008 2007
Tingkat diskonto 14,50% 10,00%
Tingkat kenaikan gaji 10,00% 9,00%
Usia pensiun normal 55 tahun 55 tahun
Tabel mortalita TMI 1999 TMI 1999
49
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Berdasarkan informasi keuangan yang digunakan oleh manajemen dalam mengevaluasi kinerja
segmen dan menentukan alokasi sumber daya yang dimiliki, manajemen Perusahaan dan Anak
Perusahaan berpendapat bahwa pelaporan segmen yang dapat diterapkan adalah segmen geografis
berdasarkan lokasi pelanggan.
Informasi konsolidasi menurut segmen geografis berdasarkan lokasi pelanggan adalah sebagai berikut:
2008
Informasi Lainnya
Aktiva segmen 97.989.382.799 789.702.649 5.172.684.555 42.374.158.536 638.173.203.173 784.499.131.712
Kewajiban segmen - - - - 438.110.993.908 438.110.993.908
Perolehan aset tetap - - - - 1.135.402.546 1.135.402.546
Beban penyusutan 35.409.513.545 1.366.139.889 1.073.974.206 1.781.225.938 268.936.869 39.899.790.447
2007
Informasi Lainnya
Aktiva segmen 96.516.116.814 777.829.505 5.094.913.474 41.737.064.959 628.578.297.625 772.704.222.377
Kewajiban segmen - - - - 429.724.476.864 429.724.476.864
Perolehan aset tetap - - - - 102.362.000 102.362.000
Beban penyusutan 32.816.334.696 142.636.799 3.390.513.118 3.759.777.690 261.378.722 40.370.641.025
50
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b. Berdasarkan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham tanggal 23 Januari 1997 yang dinyatakan
dengan akta notaris Leolin Jayayanti, S.H., sebagai notaris pengganti dari Machmudah
Rijanto, S.H. No. 19 tanggal 6 Maret 1997, Perusahaan akan mengambil alih sebagian saham
PT Inter Nusa Karya Megah (INKM) yang dimiliki oleh pihak yang mempunyai hubungan
istimewa. Saham yang dimiliki Perusahaan dalam INKM, pihak yang mempunyai hubungan
istimewa, akan meningkat menjadi lebih dari 51%. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2008,
pengambilalihan tersebut belum dilaksanakan oleh Perusahaan.
Krisis ekonomi global yang melanda dunia juga melanda Indonesia, dampak langsung dari krisis ini
antara lain adalah sangat langkanya likuiditas, melemahnya nilai tukar mata uang, tingginya tingkat
suku bunga dan juga menurunya permintaan terutama permintaan dari negara-negara tujuan ekspor.
Meskipun kondisi ekonomi di Indonesia menunjukkan perbaikan, kondisi ekonomi Indonesia akan
tetap dipengaruhi oleh ketidakpastian dalam situasi sosial dan politik.
Selain melakukan restrukturisasi hutang, Perusahaan dan Anak Perusahaan telah dan akan terus
melakukan serangkaian tindakan pencegahan untuk mengurangi dampak memburuknya kondisi
ekonomi tersebut, antara lain dengan memenuhi kewajiban kepada para kreditur, meningkatkan
penjualan terutama penjualan di pasar domestik, melakukan penelitian dan pengembangan produk
dengan harga jual yang lebih murah, mengutamakan pemakaian bahan baku lokal sebagai substitusi
bahan baku impor, meningkatkan kualitas produk dan produktivitas produksi serta peningkatan operasi
Perusahaan menjadi lebih efektif dan lebih efisien dengan melakukan perbaikan atas sistem dan
prosedur secara terus menerus.
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan anggapan bahwa Perusahaan dan Anak Perusahaan
dapat mempertahankan kelangsungan usahanya, di mana Perusahaan dan Anak Perusahaan dapat
merealisasikan aktiva dan melakukan pembayaran atas kewajibannya dalam kegiatan usaha normal.
Namun, hal-hal yang diuraikan dalam paragraf sebelumnya, mengindikasikan bahwa terdapat
ketidakpastian signifikan apakah Perusahaan dan Anak Perusahaan dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya serta merealisasikan aktiva dan melakukan pembayaran atas kewajibannya
dalam kegiatan usaha normal dan pada nilai yang dinyatakan pada laporan keuangan konsolidasi.
51
PT INTIKERAMIK ALAMASRI INDUSTRI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2008 dan 2007
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pemulihan atas memburuknya kondisi ekonomi yang berkesinambungan di Indonesia tergantung pada
kebijakan-kebijakan yang telah dan akan ditempuh oleh Pemerintah untuk menyehatkan
perekonomian, tindakan-tindakan yang berada di luar kendali Perusahaan dan Anak Perusahaan. Oleh
karena itu, tidaklah mungkin untuk menentukan dampak memburuknya kondisi ekonomi yang
berkesinambungan di masa yang akan datang terhadap likuiditas dan pendapatan Perusahaan dan Anak
Perusahaan, termasuk dampak dari transaksi-transaksi dengan pelanggan, pemasok dan kreditur. Hasil
akhir dari kondisi tersebut tidak dapat ditentukan saat ini. Laporan keuangan konsolidasi tidak
mencakup penyesuaian atas dampak dari ketidakpastian tersebut. Dampak dari ketidakpastian tersebut
akan dinyatakan dalam laporan keuangan konsolidasi apabila telah diketahui dan dapat diperkirakan.
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan terlampir yang telah
diselesaikan pada tanggal 25 Maret 2009.
52