Anda di halaman 1dari 14

P3M

STIE BANK BPD JATENG

Prestasi Vol. 5 No. 1 - Juni 2009 ISSN 1411 - 1497

MENCERMATI ARTI TANDA PANAH


DALAM RELASI ANTAR VARIABEL
Oleh :
Usman
STIE Bank BPD Jateng

ABSTRACT
Banyak sekali penelitian terdahulu yang model penelitiannya
mengandung beragam penafsiran. Salah satunya disebabkan oleh
ketidakjelasan arti tanda panah yang menghubungkan antar
variabel penelitian. Pengetahuan tentang jenis dan arti hubungan
antar variabel serta tanda panah yang merelasikannya sangat
diperlukan untuk bisa mengidentifikasi dengan baik model
penelitian yang dibangun. Artikel ini mendeskripsikan 3 jenis
tanda panah untuk merelasikan antar variabel penelitian, di mana
masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda. Selain itu
berbagai jenis hubungan antar variabel atau entitas juga
dielaborasi, termasuk tanda panahnya untuk menjelaskan arti dari
model hubungan antar variabel atau antar entitas tersebut.

Keywords:relationship among variables, vaiance model,


process model, statistically dependencies.

PENDAHULUAN beragam, maka jenis tanda panah


yang digunakannya pun beragam,
Model merupakan
yaitu ada tanda panah tunggal
simplifikasi dari realitas. Dalam
bermata tunggal, tanda panah tunggal
hubungan antar variabel, model
bermata ganda, dan tanda panah
dapat direpresentasikan dalam dua
ganda permata tunggal. Oleh karena
macam cara, yaitu: dalam bentuk
itu untuk dapat memilih dan
persamaan matematis atau dalam
menggunakan tanda panah yang
bentuk bagan. Dalam hal
sesuai dengan model penelitian yang
merepresentasikan model hubungan
diajukan, diperlukan pengetahuan
antar variabel menggunakan bagan,
yang lengkap mengenai berbagai
maka tanda panah memegang peran
jenis hubungan antara variabel,
sentral yaitu sebagai yang
berbagai jenis model penelitian,
menyatakan relasi dalam hubungan
makna dari hubungan antar variabel,
antar variabel tersebut.
dan tentunya pengetahuan tentang
Mengingat bahwa jenis
arti tanda panah yang
hubungan antar variabel sangat

107
P3M
STIE BANK BPD JATENG

Prestasi Vol. 5 No. 1 - Juni 2009 ISSN 1411 - 1497

menghubungkan antar variabel atau y = f(x), –dibaca: y merupakan fungsi


antar entitas lainnya. dari x. Hubungan fungsional tidak
Hal terpenting yang perlu mengandung unsur probabilitas,
diketahui adalah, tanda panah tidak karena jika nilai dari satu atau
selalu hanya menyatakan relasi antar beberapa variabel diketahui maka
variabel saja, melainkan juga nilai dari variabel yang lain dapat
seringkali digunakan untuk diketahui dengan tepat. Sebagai
menyatakan relasi antar kejadian contoh, hubungan antara luas
(even), antar objek, atau antar entitas lingkaran dengan jari-jarinya,
lain yang sifatnya lebih umum. hubungan antara volume kubus
Meskipun dengan tanda panah yang dengan panjang rusuknya, atau
sama, bisa jadi relasi yang terbangun hubungan antara biaya tetap dan
mempunyai arti yang berbeda. biaya variabel terhadap biaya total.
Pemahaman secara metodologis dan Dalam hubungan antar variabel yang
konseptual serta pengalaman praktis bersifat deterministik ini, relasinya
sangat diperlukan untuk dapat tidak diwujudkan dalam bentuk
mengidentifikasi relasi tersebut bagan melainkan selalu dalam bentuk
sehingga dapat memilih alat analisis persamaan matematis. Oleh
yang sesuai untuk model karenanya tanda panah tidak
penelitiannya sekaligus diperlukan dalam merepresentasikan
mengantisipasi terjadinya salah relasi antara variabel yang
interpretasi terhadap analisis yang hubungannya bersifat deterministik
dilakukan. ini.
Sementara itu, hubungan
JENIS HUBUNGAN ANTAR yang bersifat probabilistik adalah
VARIABEL hubungan antar variabel yang
mengandung unsur ketidakpastian
Hubungan Deterministik dan
atau probabilitas. Hubungan ini juga
Probabilistik
disebut dengan hubungan statistika.
Hubungan antar variabel
Contoh dari hubungan probabilistik
dapat diklasifikasikan dalam
adalah hubungan antara harga dan
beragam perspektif. Klasifikasi
permintaan. Jika harga naik,
secara umum menggolongkan
permintaan cenderung turun. Namun,
hubungan antar variabel dalam dua
kecenderungan ini bukanlah suatu
jenis, yaitu: hubungan deterministik
kepastian. Seberapa besar tingkat
dan hubungan probabilistik.
turunnya permintaan tidaklah sama
Hubungan yang bersifat
antara permintaan pada suatu periode
deterministik adalah hubungan antar
dibandingkan periode yang lain, juga
variabel yang hanya mengandung
tidak sama antara permintaan
unsur kepastian. Hubungan ini juga
komoditas yang satu dibandingkan
disebut sebagai hubungan fungsional
komoditas yang lain. Kenaikan harga
yang seringkali diwujudkan dalam
belum tentu selalu dibarengi dengan
bentuk persamaan matematis seperti

108
P3M
STIE BANK BPD JATENG

Prestasi Vol. 5 No. 1 - Juni 2009 ISSN 1411 - 1497

penurunan tingkat permintaannya, model varians. Teknik analisis yang


bahkan bisa jadi permintaannya biasa digunakan untuk menginvesti-
malah naik. Hubungan antar gasi hubungan simetris ini adalah
variabel-variabel ekonomi dan analisis korelasi, seperti analisis
hubungan antar variabel dalam ilmu- korelasi pearson dan korelasi
ilmu sosial lainnya pada umumnya spearman, atau analisis asosiasi
bersifat probabilistik. Terhadap antara dua variabel nominal, seperti
hubungan yang bersifat probabilistik analisis tabel silang (crosstabs)
ini, statistika menjadi pilihan penting dengan uji chi-kuadrat.
sebagai alat bantu analisisnya. Sementara itu, hubungan
antara 2 buah variabel yang bersifat
Hubungan Simetris, Asimetris, asimetris biasanya digambarkan
dan Resiprokal dengan menggunakan sebuah tanda
Dengan perspektif lain, panah bermata tunggal (X  Y).
hubungan antar variabel khususnya Hubungan asimetris menggambarkan
untuk yang bersifat probabilistik dependensi, yaitu kebergantungan
dapat diklasifikasikan ke dalam dua suatu variabel terhadap variabel
jenis, yaitu hubungan simetris dan lainnya. Dengan kata lain, hubungan
hubungan asimetris. ini membicarakan bagaimana variasi
Hubungan simetris antar 2 suatu variabel diprediksi oleh
buah variabel biasanya digambarkan variabel lainnya. Oleh karenanya,
dengan menggunakan tanda panah model dependensi ini juga termasuk
yang bermata ganda di kedua sebagai model varians. Dalam
ujungnya (X  Y). Hubungan hubungan ini harus jelas ditentukan
simetris yang sering disebut sebagai variabel mana yang bertindak
hubungan korelasional ini sekedar sebagai variabel dependen atau
membicarakan ada-tidaknya ataupun respon atau kriterion dan mana yang
kuatnya relasi antar variabel dan bertindak sebagai variabel
tidak membicarakan hubungan independen atau prediktor.
dependensi atau pengaruh suatu Kelompok analisis yang biasa
variabel terhadap variabel yang lain. digunakan untuk menginvestigasi
Dengan demikian, tidak penting lagi hubungan asimetris ini disebut
untuk menetapkan variabel mana analisis dependensi, contohnya
yang bertindak sebagai variabel analisis regresi dan SEM.
dependen dan mana yang bertindak Selain kedua jenis hubungan
sebagai variabel independen. Jadi, tersebut, terdapat jenis hubungan
dalam hubungan simetris ini yang antara variabel yang disebut
dievaluasi adalah apakah variasi hubungan resiprokal (timbal balik).
yang terdapat pada suatu variabel Seharusnya hubungan simetris
terkait dengan variasi pada variabel (korelasional) dan hubungan
lainnya. Oleh karenanya model resiprokal ini dapat dibedakan
hubungan simetris dikatakan sebagai dengan jelas. Hubungan resiprokal

109
P3M
STIE BANK BPD JATENG

Prestasi Vol. 5 No. 1 - Juni 2009 ISSN 1411 - 1497

digambarkan dengan menggunakan 2 independen yang berakibat pada


buah tanda panah bermata tunggal perubahan nilai pada variabel
dalam arah yang saling berkebalikan dependen. Dari rancangan penelitian
(X  Y). Hubungan ini eksperimental, hubungan kausalitas
membicarakan dependensi timbal ini biasa dihasilkan. Hal yang pasti,
balik antar dua buah variabel. Di satu kausalitas dalam hubungan statistika
sisi atau pada keadaan tertentu X selalu mengandung makna
bertindak sebagai variabel dependensi secara statistik.
independen dan di sisi atau pada Pada kenyataanya memang
keadaan yang lain X bertindak tidak mudah membicarakan konsep
sebagai variabel dependen. Demikian kausalitas. Interpretasi kausalitas
pula dengan variabel Y. Jadi, sangat bergantung pada substansi
hubungan resiprokal merupakan dari variabel-variabel penelitiannya
gabungan 2 buah hubungan asimetris dan juga pada pengetahuan dan
antar 2 variabel dengan arah yang pengalaman sebelumnya dari si
saling berkebalikan sehingga peneliti mengenai variabel-variabel
analisisnya termasuk sebagai analisis tersebut. Dari sudut pandang
dependensi. Karena dalam model matematis, model regresi yang
resiprokal variasi suatu variabel seringkali menjadi representasi dari
diprediksi oleh variabel yang lain, hubungan kausalitas menggunakan
oleh karenanya model ini juga tanda “=” untuk menghubungkan
termasuk sebagai model varians. variabel dependen dengan variabel-
variabel independen. Secara
matematis, jika A = B maka B = A.
DEPENDENSI SECARA
Jadi tanda “=” hanya menjelaskan
STATISTIK DAN HUBUNGAN
persamaan dan sama sekali tidak
KAUSALITAS
mencerminkan sebab-akibat. Selain
Dependensi atau itu, kata “penyebab” juga bukan
kebergantungan dalam hubungan merupakan bahasa teori probabilitas
probabilistik merupakan dependensi sehingga tidak ada pengujian statistik
secara statistik. Dependensi secara langsung terhadapnya (Grace, 2006).
statistik seringkali ditafsirkan sama Perhatikanlah dua buah
dengan hubungan kausalitas (sebab- contoh berikut ini. Pertama,
akibat). Namun banyak juga yang konsumsi karbohidrat per hari
berpendapat tidak selalu harus menentukan kadar gula darah
demikian. Kedudukan dependensi seseorang. Kedua, usia seseorang
secara statistik adalah sebagai subjek menentukan tingkat risiko penyakit
dari interpretasi hubungan kausalitas. diabetes. Pada kedua contoh tersebut
Sementara itu interpretasi hubungan dapat dikenali adanya dependensi
kausalitas dapat dilakukan bilamana secara statistik antar variabel. Namun
bisa diasumsikan terdapat manipulasi banyak yang berpendapat bahwa
yang cukup terhadap variabel hanya pada contoh pertama saja

110
P3M
STIE BANK BPD JATENG

Prestasi Vol. 5 No. 1 - Juni 2009 ISSN 1411 - 1497

hubungan kausalitas dapat penggunaan kedua terminologi


diinterpretasikan, karena dapat tersebut, dan tidak juga terhadap
dilakukan manipulasi yang cukup penggunaan kata “pengaruh” dan
terhadap variabel independen untuk “prediksi”. Penggunaan kata
mendapatkan perubahan nilai pada “pengaruh” dalam tulisan ini selalu
variabel dependen. dimaksudkan dengan adanya
Implikasi dari hal ini adalah dependensi secara statistik dan boleh
munculnya perdebatan di kalangan juga diinterpretasikan sebagai
peneliti mengenai penggunaan kata hubungan kausalitas.
“pengaruh” dan “prediksi” dalam
mendeskripsikan hubungan statistik TANDA PANAH “  ” DALAM
antara variabel independen dan HUBUNGAN ANTAR
dependen, terutama dalam model VARIABEL
regresi. Kata “pengaruh” lebih
Pada umumnya tanda panah
berkonotasi pada hubungan
“” dalam hubungan antar variabel
kausalitas, sedangkan “prediksi”
diartikan sebagai hubungan
bersifat lebih umum sebagaimana
kausalitas, meski sebenarnya tidaklah
dependensi secara statistik. Banyak
selalu demikian. Bila dicermati, ada
peneliti yang tidak
banyak arti dari tanda panah tersebut,
mempermasalahkan kalimat
meskipun tidak selalu berkaitan
“Pengaruh return on assets (ROA)
dengan pembicaraan hubungan antar
terhadap tingkat pertumbuhan laba
variabel. Tentunya harus berhati-hati
perusahaan”. Namun, tidak sedikit
dalam menterjemahkannya. Tanpa
juga yang mempermasalahkannya
kehati-hatian bisa memunculkan
dan mereka lebih setuju dengan
potensi multi tafsir yang berujung
kalimat “Penggunaan return on
pada model penelitian yang menjadi
assets (ROA) untuk memprediksi
tidak bermakna. Model Sukses
pertumbuhan laba perusahaan”.
Sistem Informasi oleh DeLone dan
Kalimat “Pengaruh rasio profita-
McLean (1992) adalah sebuah
bilitas terhadap kinerja keuangan”
contoh yang ditunjukkan oleh
adalah kalimat yang janggal, dan
Seddon (1997) bahwa tanda panah
banyak peneliti yang lebih setuju
dalam model tersebut mengandung
dengan kalimat “Kemampuan rasio
banyak arti, sehingga menurut
profitabilitas untuk memprediksi
Seddon model tersebut perlu
kinerja keuangan”, atau “Pengaruh
direspesifikasi. Beberapa arti tanda
tingkat profitabilitas terhadap kinerja
panah yang sering dijumpai dalam
keuangan”.
sejumlah besar model penelitian
Meskipun perbedaan istilah
tentunya perlu dibicarakan lebih
antara dependensi secara statistik dan
rinci.
hubungan kausalitas barangkali
berguna, namun tulisan ini tidak
secara spesifik mempertentangkan

111
P3M
STIE BANK BPD JATENG

Prestasi Vol. 5 No. 1 - Juni 2009 ISSN 1411 - 1497

Tanda Panah yang Menunjukkan keduanya sama-sama merupakan


Model Varians variabel manifest atau observed.
Tanda panah dalam model Sebagai contoh, perhatikan Gambar
hubungan simetris, (X  Y) 1.
asimetris (X  Y) maupun hubungan
resiprokal (X  Y) menunjukkan
Kualitas Kepuasan
bahwa model tersebut merupakan Layanan Pelangan
model varians. Dalam model varians,
variabilitas suatu variabel berkaitan Gambar 1
dengan variabilitas variabel yang
lain. Untuk hubungan asimetris X  Baik kualitas layanan
Y, model varians ini dapat diartikan maupun kepuasan pelanggan,
bahwa variabilitas Y ditentukan atau keduanya merupakan variabel laten,
dapat diprediksi oleh variabilitas X. sehingga model tersebut lebih tepat
Dengan kata lain, variasi yang dibaca “kualitas layanan
terdapat pada variabel-variabel mempengaruhi kepuasan pelanggan”
independen memenuhi syarat cukup atau “pengaruh kualitas layanan
dan juga syarat perlu untuk menjadi terhadap kepuasan pelanggan”.
penyebab variasi yang terdapat pada Demikian juga jika X dan Y
variabel dependen. Terhadap model keduanya merupakan variabel
ini dapat dilakukan pengujian secara observed atau manifest, atau
empiris dengan menggunakan data indikator, maka X  Y seharusnya
sampel berukuran besar dan dibaca “X mempengaruhi Y”.
selanjutnya dengan teknik statistika Sebagai contoh:
tertentu (seperti OLS –ordinary least
square atau PLS –partial least
Tinggi Badan Berat Badan
square) dilakukan inferensi
mengenai keadaan populasi. Gambar 2
Model varians
merepresentasikan dependensi secara Karena keduanya merupakan
statistik. Bentuk spesifik dari model variabel yang dapat diukur secara
dependensi secara statistik dapat langsung, maka model tersebut
diklasifikasikan menjadi 2 macam, dibaca: “tinggi badan mempengaruhi
yaitu hubungan pengaruh dan berat badan”. Contoh yang lain:
hubungan pengukuran. Jadi dalam “tingkat empati seseorang dalam
banyak kasus, X  Y dapat diartikan memberikan pelayanan  tingkat
dengan “X mempengaruhi Y” atau “X respon seseorang dalam memberikan
mengukur Y”. pelayanan”. Karena keduanya
X  Y lebih tepat diartikan merupakan variabel indikator, yaitu
dengan “X mempengaruhi Y” jika indikator dari konsep kualitas
kedua variabel merupakan variabel layanan, maka tanda panah yang
laten atau unobserved, atau jika

112
P3M
STIE BANK BPD JATENG

Prestasi Vol. 5 No. 1 - Juni 2009 ISSN 1411 - 1497

menghubungkan keduanya lebih Tingkat Empati


tepat dibaca “mempengaruhi”.
Sementara itu, tanda panah Tingkat Respon
Kualitas
yang menghubungkan dua buah Layanan
variabel lebih tepat dibaca
Jaminan
“mengukur” daripada
“mempengaruhi” jika variabel yang Gambar 4
berada di belakang pangkal panah
(prediktor) merupakan variabel Model tersebut lebih tepat
indikator atau manifest yang dibaca: “tingkat empati, tingkat
menunjukkan ukuran (measure) respon, dan jaminan mengukur
sedangkan variabel di depan mata kualitas layanan”, atau “kualitas
panah (respon) merupakan variabel layanan diukur oleh tingkat empati,
laten atau unobserved. Perhatikanlah tingkat respon, dan jaminan”. Model
contoh berikut: yang demikian biasa disebut sebagai
model pengukuran.
Dalam konteks pembicaraan
Kualitas
Tingkat Empati relasi antara variabel-variabel
Layanan
indikator dengan variabel laten ini,
Gambar 3 tentunya tidak setiap sejumlah
variabel indikator yang dihubungkan
Tingkat empati adalah dengan sebuah variabel laten
variabel indikator, sedangkan menggunakan sejumlah tanda panah
kualitas layanan adalah variabel dengan sendirinya menjadi sebuah
laten, sehingga tanda panah yang model pengukuran. Pengetahuan
menghubungkan kedua variabel lebih tentang konsep masing-masing
tepat dibaca “mengukur”. Meskipun variabel-variabel yang direlasikan
demikian, tetap tidak ada salahnya sangat diperlukan untuk bisa
jika dibaca: tingkat empati membangun sebuah model
mempengaruhi kualitas layanan, pengukuran.
karena jika X mengukur Y, maka Pada Gambar 4, tanda panah
dengan sendirinya X mempengaruhi yang menghubungkan antar variabel
Y. Contoh lain adalah berasal dari indikator menuju
sebagaimanaGb 4. Kata “mengukur” variabel laten. Indikator dalam model
lebih tepat digunakan daripada pengukuran yang demikian disebut
“mempengaruhi” bilamana sebagai indikator formatif. Model
banyaknya variabel indikator lebih dengan indikator formatif ini banyak
dari 1. Sebagai contoh: dijumpai dalam analisis faktor
komponen utama (principal
component analysis) dan analisis
yang menggunakan Partial Least
Square (PLS). Sebaliknya, dalam

113
P3M
STIE BANK BPD JATENG

Prestasi Vol. 5 No. 1 - Juni 2009 ISSN 1411 - 1497

model pengukuran di mana tanda mengestimasi nilai-nilai variabel


panah berasal dari variabel laten laten. Namun satu hal yang perlu
menuju ke masing-masing indikator diingat bahwa secara konseptual
maka indikatornya dinamakan variabel laten merupakan variabel
indikator reflektif. Pada contoh yang “sebenarnya” yang menjadi
sebagaimana Gambar 5Error! interes peneliti, sedangkan indikator
Reference source not found., hanyalah merupakan manifestasi
tingkat empati, tingkat respon, dan efek-efek dari entitas yang
jaminan yang digunakan untuk sebenarnya tersebut.
mengukur variabel laten kualitas
layanan, merupakan indikator
reflektif. Model dengan indikator
reflektif dijumpai pada analisis faktor
biasa (ordinary factor analysis) dan
analisis yang menggunakan model
persamaan struktural (structural
equation
modeling). Pendidikan Pencapaian
Ayah Latar Belakang Tingkat Kuantitatif
Pendidikan Pencapaian
Tingkat Empati
Keluarga Pendidikan Pencapaian
Pendidikan Ibu Kualitas
Tingkat Respon Verbal
Layanan

Jaminan
Gambar 6
Gambar 5
Perhatikanlah model lengkap
Dengan adanya dua macam (full model) sederhana pada Gambar
indikator pada model pengukuran, 6 mengenai tingkat pencapaian
maka tentunya dalam model pendidikan seseorang. Pada model
pengukuran tidak perlu dibicarkan tersebut, relasi antara variabel latar
lagi variabel mana yang bertindak belakang pendidikan keluarga dan
sebagai variabel independen dan variabel tingkat pencapaian
mana yang berlaku sebagai variabel pendidikan merupakan model struk-
dependen. Pembicaraan tentang hal tural. Variabel di belakang pangkal
ini menjadi tidak relevan lagi. panah adalah variabel independen
Pada mulanya, tanda panah dan yang di depan mata panah adalah
yang menunjukan arah kausalitas variabel dependen. Model struktural
dari variabel laten ke indikator ini tersebut dapat dibaca dengan “latar
bisa jadi membingungkan. Hal ini belakang pendidikan keluarga
karena nilai-nilai dari variabel- berpengaruh terhadap tingkat
variabel observed (indikator) pada pencapaian pendidikan”.
umumnya digunakan untuk

114
P3M
STIE BANK BPD JATENG

Prestasi Vol. 5 No. 1 - Juni 2009 ISSN 1411 - 1497

Sementara itu, relasi antara individual, kepemilikan institusional,


variabel pendidikan ayah dan pendi- kepemilikan asing, dan kepemilikan
dikan ibu terhadap variabel latar manajerial. Seringkali tanda-tanda
belakang pendidikan keluarga, dan panah digunakan untuk
relasi antara variabel pencapaian menggambarkan hubungan antara
kuantitatif dan pencapaian verbal variabel-variabel atau entitas tersebut
terhadap variabel tingkat pencapaian dengan masing-masing kategori-
pendidikan merupakan model kategorinya sebagaimana Gambar 7.
pengukuran. Terhadap model
pengukuran tentunya tidak perlu
dibicarakan mana yang merupakan Komandan
variabel dependen dan mana yang Birokrat
independen. Juga tidak perlu Pelayan Gaya Kerja
dikatakan bahwa latar belakang
Manajer
pendidikan keluarga berpengaruh
terhadap pendidikan ayah dan Bohemian
pendidikan ibu ataupun sebaliknya.
Namun, cukup dikatakan bahwa
variabel latar belakang pendidikan Individual
keluarga diukur (diproksi) dengan Institusional
variabel indikator pendidikan ayah Struktur
Kepemilikan
dan pendidikan ibu. Demikian halnya Asing
berlaku bagi model pengukuran
Manajerial
untuk variabel tingkat pencapaian
pendidikan.
(a)
Tanda Panah yang Menunjukkan Gambar 7
Klasifikasi
Variabel Gaya Kerja dan
Ada sejumlah variabel
variabel Struktur Kepemilikan
penelitian, atau lebih tepatnya
seolah-olah bagaikan variabel laten
disebut entitias yang terdiri dari
atau konstruk yang diukur dengan
sejumlah kelas atau kategori. Sebagai
sejumlah indikator, –dalam hal ini
contoh, variabel Gaya Kerja terdiri
indikator reflektif. Dengan kata lain,
dari kategori gaya kerja: komandan,
tanda panah yang sebenarnya
birokrat, pelayan, manajer, dan
menunjukkan klasifikasi dibaca
bohemian. Dengan kata lain, kelima
sebagai tanda panah yang berkaitan
gaya kerja ini merupakan kategori-
dengan pengukuran atau model
kategori atau klasifikasi dari Gaya
varians. Kalau dicermati, sebenarnya
Kerja. Demikian juga dengan
“variabel-variabel laten” tersebut,
struktur kepemilikan saham
yaitu Gaya Kerja dan Struktur
perusahaan, dapat diklasifikasikan
Kepemilikan hanyalah merupakan
misalnya menjadi kepemilikan

115
P3M
STIE BANK BPD JATENG

Prestasi Vol. 5 No. 1 - Juni 2009 ISSN 1411 - 1497

variabel-variabel nominal dengan layanan yang diberikan, dan


sejumlah kategori sebagaimana demikian sebaliknya.
variabel jenis kelamin dengan Demikian halnya dengan
kategori laki-laki dan perempuan Struktur Kepemilikan saham suatu
atau profesi seseorang dengan perusahaan sebagaimana Gambar 7
kategori pedagang, pengusaha, (b). Tidaklah mungkin persentase
pegawai, pelajar, dll. kepemilikan individual, institusional,
Dari Gambar 7 (a) diketahui asing, dan manajerial keempatnya
bahwa kelima macam gaya kerja sama-sama mempunyai persentase
tersebut tidak bisa diperlakukan tinggi. Bukankah total kepemilikan
sebagai indikator yang mengukur untuk kesemua unsur adalah 100%?
Gaya Kerja. Seseorang yang dalam Jika persentase sebagian kepemilikan
bekerja cenderung menggunakan tinggi, maka kepemilikian yang lain
gaya komandan dengan sendirinya sudah pasti akan rendah. Demikian
tidak atau minim sekali pula sebaliknya. Jadi tidaklah
menggunakan gaya kerja yang lain. mungkin keempatnya sama-sama
Tidaklah mungkin seseorang tinggi atau sama-sama rendah. Jadi,
mempunyai kelima macam gaya Kepemilikan Individual,
kerja sekaligus dengan kelimanya Kepemilikan Institusional,
menunjukkan skor yang tinggi. Kepemilikan Internal, dan
Sudah tentu jika salah satu gaya kerja Kepemilikan Manajerial bukanlah
seseorang mempunyai skor tinggi indikator atau manifest dari Struktur
maka gaya kerja yang lain pasti akan Kepemilikan, melainkan sekedar
mempunyai skor rendah, atau dengan klasifikasi atau kategori. Dengan
kata lain saling menghilangkan satu demikian jika salah satu konsep
dengan yang lain. Hal ini karena dalam penelitian Anda adalah
kelima gaya kerja tersebut bukanlah Struktur Kepemilikan, maka untuk
indikator variabel Gaya Kerja, mengukurnya Anda hanya bisa
melainkan sekedar klasifikasi atau menggunakan salah satu saja dari
kategori. Bandingkan dengan: kategori-kategori struktur
Kecepatan, Keramahan, dan kepemilikan yang ada, misalnya
Penampilan Diri yang ketiganya hanya kepemilikan publik (gabungan
merupakan indikator dari Kualitas individual dan institusional), atau
Layanan petugas front office. Sangat hanya kepemilikan CEO. Atau, Anda
mungkin seorang petugas front office juga bisa menggunakan semua
memiliki skor yang sama-sama tinggi kategori struktur kepemilikan, namun
untuk ketiga indikator tersebut, dan bukan sebagai indikator suatu konsep
sebaliknya juga sangat mungkin melainkan masing-masing berdiri
mempunyai skor yang sama-sama sendiri sebagai variabel.
rendah untuk ketiganya. Semakin
tinggi skor ketiga indikator tersebut
maka semakin tinggi pula kualitas

116
P3M
STIE BANK BPD JATENG

Prestasi Vol. 5 No. 1 - Juni 2009 ISSN 1411 - 1497

Tanda Panah yang Menunjukkan Panah yang menghubungkan


Proses kejadian C dengan kejadian D dalam
Perhatikanlah contoh model model proses menunjukkan bahwa
seperti Gambar 8 di bawah ini. (A): jika kejadian A, B, dan C telah
seorang penderita malaria digigit terjadi, dan kemudian kejadian D
nyamuk malaria, (B): parasit nyamuk terjadi, selanjutnya kejadian E dan F
malaria berkembang biak di tubuh akan mengikuti. Jadi panah yang
nyamuk menjadi parasit-parasit baru, terdapat dalam model hanya
(C): setelah beberapa waktu, parasit menunjukkan urutan kejadian, dan
malaria baru menempel di ludah bukan hubungan kausalitas sehingga
nyamuk, (D): ketika nyamuk tersebut tidak mungkin untuk mengadopsi
menggigit seseorang yang lain, maka interpretasi model varians pada
parasit malaria yang baru akan model tersebut.
ditransmisikan ke tubuh orang Dari uraian di atas dapat
tersebut, (E): parasit baru dipetik sebuah pelajaran bahwa jika
berkembang biak di tubuh orang sebuah tanda panah menghubungkan
tersebut, (F): orang tersebut dua buah entitas, objek, atau
terjangkit penyakit malaria. variabel, maka harus diperhatikan

A B C D E F

Gambar 8 bahwa bisa jadi tanda panah tersebut


mengandung 2 macam arti. Pertama,
Model di atas adalah model menunjukkan urutan kejadian atau
proses yang menunjukkan bagaimana proses yang menjelaskan bahwa
kombinasi sejumlah kejadian tertentu suatu kejadian didahului oleh
dalam urut-urutan tertentu kejadian yang lain. Kedua,
menyebabkan suatu outcome menunjukkan hubungan dependensi
tertentu. Masing-masing kejadian atau berkaitan dengan model varians
dalam proses tersebut hanya yang menjelaskan bahwa variasi
memenuhi syarat perlu tetapi tidak variabel-variabel yang di belakang
cukup sebagai penyebab outcome. pangkal panah (variabel independen)
Untuk bisa terjangkit penyakit memenuhi syarat cukup dan juga
malaria tidak cukup hanya dengan syarat perlu untuk menjadi penyebab
digigit nyamuk malaria saja, tetapi variasi yang terdapat pada variabel
merupakan kombinasi dari urut- yang terdapat di depan mata panah
urutan kejadian. Kejadian C (variabel dependen).
bukanlah penyebab kejadian D.

117
P3M
STIE BANK BPD JATENG

Prestasi Vol. 5 No. 1 - Juni 2009 ISSN 1411 - 1497

Ketidakhati-hatian dengan Quality, dan User Satisfaction


mencampuradukkan varians dan pro- merupakan bagian dari model varians
ses dalam satu model berpotensi dengan Use sebagai variabel
menimbulkan interpretasi yang dependen. Di sisi lain, Use dapat
membingungkan. Sebagai contoh, dipandang sebagai suatu kejadian
model suskes sistem informasi oleh dalam suatu proses yang mengawali
DeLone dan McLean (1992) terjadinya dampak individual dan
sebagaimana Gambar 9 telah dikritisi organisasional, sehingga User
oleh Seddon (1997). Menurutnya Satisfaction, Individual Impact, dan
mereka telah mencampuradukkan Organizational Impact merupakan
model varians dan model proses outcome dari suatu proses yang
sehingga kotak-kotak dan panah- diawali dari Use. Jadi, bagian model
panah dalam model tersebut dapat di mana Use direlasikan
diartikan berlaku sebagai varians dan menggunakan tanda panah dengan
sekaligus sebagai proses. Terhadap Individual Impact, dan Individual
model varians dapat dilakukan Impact yang direlasikan
pengujian secara empiris dengan menggunakan tanda panah dengan
menggunakan data sampel berukuran Organizational Impact bukanlah
besar dan selanjutnya dengan teknik model varians, melainkan hanya
statistika tertentu (seperti OLS, PLS, sebuah urut-urtan kejadian atau
SEM) dilakukan inferensi mengenai proses. Dengan demikian seharusnya
keadaan populasi. Namun demikian tidak dilakukan inferensi untuk
tidak berlaku bagi model proses. analisis dependensi di mana Use

System Use
Quality
Individual Organizatio-
Impact nal Impact
Information User
Quality Satisfaction

Gambar 9 dipandang sebagai variabel


independen dan Individual Impact
Model pada Gambar 9 sebagai variabel dependennya. Jika
menunjukkan bahwa Use dapat model varians dan model prose
berlaku sebagai variabel dependen dicampuradukkan sebagaimana
dalam model varians, sehingga model dari DeLone dan McLean
panah-panah yang keluar dari (1992) ini, maka bermacam-macam
konstruk System Qualtiy, Information

118
P3M
STIE BANK BPD JATENG

Prestasi Vol. 5 No. 1 - Juni 2009 ISSN 1411 - 1497

arti dapat terjadi dan model yang terdapat di depan mata panah
diajukan menjadi kurang bermakna. (variabel dependen).

KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat DAFTAR PUSTAKA
disimpulkan bahwa: Bollen, Kenneth A. (1989),
1. Tanda panah biasa digunakan Structural Equations with
untuk merelasikan antar variabel Laten Variables, Wiley,
dalam hubungan probabilitas, New York.
yaitu hubungan simetris,
hubungan asimetris, dan Browne, Michael W. dan Cudeck,
hubungan resprokal. Robert. (1989), Single
2. Model dalam semua hubungan Sample Cross-Validation
probabilitas selalu Indices for Covariance
menggambarkan model varians, Structures, Multivariate
yaitu variasi dari satu atau Behavioral Research, 24,
beberapa variabel dapat 445 – 455.
menjelaskan atau berelasi dengan Chang, Jerry Cha-Jan. dan King,
variasi variabel lain yang Willliam R. (2005),
dihubungkan. Measuring the
3. Model dalam hubungan Performance of
probabilitas yang bersifat Information Systems: A
asimetris selalu menggambarkan Functional Scorecard,
dependensi secara statistik, Journal of Management
namun hanya pada sebagian Information Systems, 22, 1,
kasus dapat ditafsirkan sebagai 85 – 115.
hubungan kausalitas.
4. Dua atau lebih entitas atau Cooper, Donald R. and Pamela S.
variabel yang dihubungkan Schindler. (2003),
dengan tanda panah tidak selalu Business Research
merupakan model varians, Methods, Eight Edition.
khususnya hubungan probabilitas International Edition. New
asimetris. Relasi antar variabel York: McGraw-Hill.
menjadi sebuah model varians DeLone, Wiiliam H. dan McLean
hanya bilamana variasi variabel- Epharim R. (1992),
variabel yang di belakang Information Systems
pangkal panah (variabel Success: The Quest for the
independen) memenuhi syarat Dependent Variable,
cukup dan juga syarat perlu Information Systems
untuk menjadi penyebab variasi Research, 3, 1, 60 – 94.
yang terdapat pada variabel yang

119
P3M
STIE BANK BPD JATENG

Prestasi Vol. 5 No. 1 - Juni 2009 ISSN 1411 - 1497

Govindaraju, Rajesri dan Usman Studium und Praxis,


(2007), Measuring the Oldenbourg Verlag,
Performance of München.
Information System
Schumacker, Randall E., dan Lomax,
Function, Proceeding:
Richard G. (1996), A
Asia Pacific Conference on
Beginer’s Guide To
Manufacturing System.
Structural Equation
Gujarati, Damodar N. (1988), Basic Modeling, Lawrence
Econometric, 2nd ed., Erlbaum Associates, Inc.,
McGraw-Hill Book Publishers, Mahwah, New
Company, Singapore. Jersey.
Grace, James B. (2006), Structural Seddon, Peter B. (1997), A
Equation Modeling and Respecification and
Natural Systems, Extension of the DeLone
Cambridge University and McLean Model of IS
Press, Cambridge. Success, Information
Systems Research, 8, 3.
Hair, Joseph F., Black, William C.,
Babin, Barry J., Anderson, Sekaran, Uma (2003), Research
Rolph E., Tatham, Ronald Methods for Business,
L. (2006), Multivariate John Wiley & Sons, Inc.
Data Analysis – Sixth
Sharma, Subash (1996), Applied
Edition, Pearson
Multivariate Techniques,
Education, Inc., New
John Wiley & Sons, Inc.
Jersey.
New York.
Hussey, J. & Hussey, R. (1997),
Yin, Robert K. (1994), Case Study
Business research: A
Research – Design and
practical guide for
Methods, California:
undergraduate and
SAGE Publications, Inc.
postgraduate students,
London: MacMillan Press.
Kline, Rex B. (2005), Principles and
Practice of Structural
Equation Modeling –
Second Edition, The
Guilford Press, New York.
Martens, Jul (1999), Statistische
Datenanalyse mit SPSS für
Windows –
Managementwissen für

120

Anda mungkin juga menyukai