Anda di halaman 1dari 17

Step By Step Membuat Basemap GPS Garmin

Umum

Yang Anda Butuhkan

 Software : ArcView/ArcGIS, GPSMapEdit, cgpsmapper dan sendmap.


 Data (shape file) : polygon (laut, pulau, landuse, fungsi kawasan, danau/telaga, dll),
polyline (sungai, jaringan jalan, batas adm. pemerintahan, dll) dan point (anotasi, dll).
Jumlah dan jenis data yang diperlukan tergantung masing-masing pengguna, jadi
sesuaikan saja.

Zoom Level

Walaupun bisa dirubah kemudian, tapi secara default GPSMapEdit mengklasifikasikan Zoom
Level dalam lima kategori yaitu Level 0 s/d Level 4 sebagai berikut :

Level Bits LatGrid GPS Zoom MapSource Zoom


Level0 24 2.4 m 120 m Zoom0=0 (under 1.2 km)
Level1 23 4.8 m 200 m – 300 m Zoom1=1 (1.2 – 3 km)
Level2 21 19 m 800 m – 1.2 km Zoom2=2 (3 – 8 km)
Level3 18 153 m 5 km – 8 km Zoom3=3 (8 – 12 km)
Level4 15 1.22 km 50 km Zoom4=4 (12 – 30 km)

Kita hanya perlu memperhatikan hubungan antara Zoom Level dengan GPS Zoom. Semakin
kecil angka levelnya maka tampilan peta di layar GPS-pun makin detail (skala besar), demikian
juga sebaliknya.

Misalnya untuk jalan tol, saat di-import kita menggunakan semua zoom level sehingga saat di-
zoom berapapun jalan tol tsb akan selalu ditampilkan, sedangkan untuk gang atau jalan setapak
kita cukup hanya menggunakan zoom level terendah (L0).

Nomor ID

Setiap mapset (file img) merupakan satu layer yang harus memiliki nomor ID tersendiri yang
berbeda dengan mapset lain. Untuk GPS Garmin, nomor ID terdiri dari delapan digit angka.
Walau ndak tahu apa pengaruhnya, namun sebaiknya nomor ID dimulai dari mapset type
polygon, polyline dan terahir point.

Navigasi.net telah membuat standar penomoran ID yang memiliki sintax kode negara (digit 1
dan 2), kode provinsi (digit 3 dan 4), 00 (digit 5 dan 6) serta jenis mapset (digit 7 dan 8).
Misalnya nomor ID 62820050 : 62 (kode Indonesia), 82 (kode prov. Maluku Utara), 00 (belum
diketahui ini kode apa krn selalu 00), dan 50 (kode untuk basemap).
Namun untuk keperluan pribadi, kita tidak harus mengikuti standar tersebut, yang penting nomor
ID terdiri dari delapan digit angka. Walau demikian, seiring dengan perkembangan pekerjaan
yang menyebabkan kita harus membuat belasan hingga puluhan mapset, sistem penomoran ID
standar navigasi.net ini patut dipertimbangkan untuk memudahkan kita mengorganisir sejumlah
besar mapset yang kelak kita akan buat.

Kode Hexa

Tampilan peta (warna, tekstur dan ukuran) pada layar GPS sangat tergantung pada kode hexa
dan display theme device GPS. Kode hexa yang berbeda (seharusnya) akan ditampilkan berbeda
pada theme yang sama, namun kode hexa yang sama juga akan ditampilkan berbeda pada theme
yang berbeda.

GPSMapEdit menyediakan puluhan kode hexa untuk masing-masing type data (polygon,
polyline dan point). Namun demikian, terdapat keterbatasan device GPS dalam membaca kode
hexa tsb. Misalnya untuk data type polygon, GPS Garmin hanya bisa menampilkan maksimal 6
kode hexa (mungkin, GPS Garmin bisa saja menampilkan semua kode hexa tersebut, hanya mata
kita saja yang tidak dapat membedakannya).

Jadi, kita harus membuat percobaan beberapa kali sampai tampilan di layar GPS sesuai dengan
selera kita. Jika sudah mendapatkan kode hexa yang sesuai, maka display theme pada device
GPS sebaiknya jangan diubah-ubah.

Contoh kode hexa untuk Fungsi Kawasan Hutan (untuk Garmin Oregon 550 dengan display
theme Camera) adalah sbb. : KSA (0x004c), HL (0x0017), HPT (0x004f), HP (0x000e), HPK
(0x0004), APL (0x004d) dan Air/Danau (0x003d). Sedangkan untuk Garmin 76CSx, 60CSx dan
e-Trex Vista, kode hexa HP (0x000e) harus diganti dengan kode lain karena kode tersebut akan
ditampilkan hitam pekat (pada display theme Pearl).

Persiapan

Untuk menyesuaikan kebutuhan pada zoom level tertentu, kita harus menyiapkan data peta
(shape files) secara khusus.

Data Polygon

Data polygon seperti Fungsi Kawasan Hutan biasanya masih sedap dipandang mata pada zoom
12Km bahkan 20Km. Oleh karena itu, kita tidak perlu memecah masing-masing Fungsi Kawasan
Hutan tsb. Kita hanya perlu menambahkan field baru (misalnya Hexcode) dalam data spasialnya
untuk menampung kode hexa masing-masing Fungsi Hutan.

Data Polyline

Data polyline seperti jaringan jalan, sebaiknya dipecah menjadi 2 atau 3 (shape)file. Misalnya
Jalan Arteri, Jalan Kolektor dan Jalan Lain (setapak/belum diaspal). Ketiga file tsb akan diimpor
masing-masing pada zoom level tertentu. Demikian juga untuk sungai, perlu dipecah menjadi 2
atau 3 file (tergantung kebutuhan).

Karena file-file tsb akan diimpor masing-masing, maka kita tidak perlu merubah data spasialnya
seperti data polygon di atas.

Data Point

Data point seperti titik pemukiman, sebaiknya dipecah menjadi 2 atau 3 (shape)file. Misalnya
Ibukota Provinsi dan Kabupaten, Ibukota Kecamatan dan Desa/Kelurahan. Ketiga file tsb akan
diimpor masing-masing pada zoom level tertentu. Contoh lain adalah titik pal tata batas, bisa
dipecah menjadi 2 file : Pal 1000m dan Pal 100m.

Pelaksanaan

Tahapan berikut adalah membuat basemap untuk Garmin Oregon 550. Sedangkan untuk
Garmin 76CSx, 60CSx atau e-Trex Vista akan ada tambahan langkah yang akan diulas pada
akhir tulisan ini.

GPSMapEdit

1. Jalankan GPSMapEdit
2. Jika ingin membuat project baru, loncat ke topik Meng-Import Data Polygon.
3. Jika ingin meng-edit atau memodifikasi project yang sudah ada, klik icon Add atau
melalui menu File-Open. Kotak dialog Add atau Open akan muncul. Cari dan buka file
project yg diinginkan (berekstensi *.mp), misalnya basemap_project.mp.
4. Untuk editing, loncat ke topik Editing Map di GPSMapEdit.

Meng-Import Data Polygon

1. Impor file shp, klik File-Import-ESRI shape (*.shp). Cari dan buka file shp yang akan
diimport, misalnya kawasan_hutan_kepri_2011.shp.
2. GPSMapEdit secara otomatis akan menentukan type data yang diimport (dalam hal ini
adalah type polygon) sehingga pada langkah berikutnya kita dibawa ke jendela pemilihan
kode hexa yang sesuai dengan type data tsb. Karena kita sudah menyiapkan kode hexa
untuk masing-masing Fungsi Hutan, maka klik tab From Field dan pilih kolom Hexcode.
Kolom yang dipilih akan berwarna Biru. Selanjutnya klik tombol Next.
3. Pilih kolom yang berisi text yang akan digunakan sebagai label Fungsi Hutan, dalam
contoh ini adalah kolom TGHK. Selanjutnya klik tombol Next.
4. Jendela berikutnya adalah Coordinate System. GPSMapEdit secara otomatis akan
mengambil system koordinat dan datum dari file shp yang diimpor dan menentukan range
koordinatnya. Jadi di jendela ini langsung saja klik tombol Next.
5. Di jendela Zoom Level, kita tentukan pada zoom level berapa file yang diimport akan
ditampilkan di layar GPS. Karena Fungsi Hutan akan kita tampilkan di semua level,
maka pilih (centang) semua level yg ada di jendela pilihan. Selanjutnya klik tombol
Finish, dan proses importing file sudah selesai.
6. Jika kita ingin membuat mapset yang hanya mengandung satu layer, maka pekerjaan kita
sdh selesai. Langsung loncat ke topik Meng-Eksport Project menjadi Mapset.

Meng-Import Data Polyline

Untuk membuat mapset multi layer, silakan tambahkan (import) file shp lain yang diperlukan
(misalnya jalan, sungai dan atau titik pemukiman). Prosesnya sama dengan import data polygon
di atas, tentusaja dengan penyesuaian seperlunya di tiap langkahnya.

Namun demikian, ada beberapa hal yang patut diperhatikan dalam meng-import data polyline :

1. Data/layer yang ditampilkan pada zoom level yang berbeda harus dipisah (file tersendiri)
dan diimport masing-masing. Misalnya :
– File jalan_arteri.shp diimport pada semua zoom level.
– File jalan_kolektor.shp diimport pada zoom level 0 s/d 2.
– File jalan_setapak.shp diimport pada zoom level 0.
2. Data/layer tsb masing-masing ditampilkan dengan kode hexa tunggal (single code) yang
sesuai, sehingga pada jendela pilihan kode hexa, kita tinggal memilih type garis yang
sesuai dalam tab From List. Misalnya :
– File jalan_arteri.shp diimport dengan kode 0x0004 Arterial Road.
– File jalan_kolektor.shp diimport dengan kode 0x0005 Collector Road.
– File jalan_setapak.shp diimport dengan kode 0x000a Unpaved Road atau 0x0016
Walkway/trail.
3. Jika data spasial kita lengkap, bisa saja kita memberi label nama jalan. Tapi jika tidak,
hilangkan tanda centang pada Select field for label di jendela Select Source of Label agar
jaringan jalan ditampilkan tanpa text apapun.
4. Untuk data/layer sungai, tahapanya sama dengan import jalan tsb di atas.

Meng-Import Data Point

1. Proses dan ketentuan import data point pada prinsipnya sama dengan import data
polyline. Data yang akan ditampilkan pada zoom level yang berbeda harus dipisah (file
tersendiri) dan diimport masing-masing.
2. Penanangan khusus adalah jika kita memiliki data yang akan ditampilkan pada zoom
level yang sama tapi mengandung unsur yang berbeda. Misalnya kita ingin menampilkan
detail letak bangunan (pada zoom level 0) tapi dengan multi simbol (Bank, RS, Bengkel,
ATM, Sekolah dll.).
3. Untuk kondisi seperti ini, kita harus melakukan perubahan (penambahan field) pada data
spasialnya (seperti penambahan field pada tabel Fungsi Hutan di atas). Field tersebut diisi
kode hexa yang sesuai dengan unsur terkait. Sehingga pada saat import, kita pilih kode
hexa-nya dari tab From Field.

Meng-Eksport Project menjadi Mapset


1. Jika kita sudah selesai meng-import data, kita sudah siap membuat satu mapset (baik
single layer maupun multi layer). Namun sebelum dieksport menjadi mapset (file *.img),
kita tentukan dulu map properties.
2. Ubah nomor ID dan nama mapset dengan klik icon Properties atau melalui menu File-
Map Properties. Jendela Map Properties akan muncul, dan isilah nomor ID seperti sudah
diulas sebelumnya.
3. Jika anda tadi membuat project baru atau memperbaiki (edit) project yang sudah ada,
anda tinggal menyimpan projectnya dengan klik icon Save atau dari menu File-Save
Map. Namun jika anda tadi melakukan modifikasi project, sebaiknya langsung
menyimpan project tsb dengan nama lain. Klik menu File-Save Map As…. Tentukan
lokasi dan nama project yang baru, misalnya kawasan_kepri.mp.
4. Jika sudah selesai melakukan import data dan menentukan ID dan map name di jendela
Map Properties, maka project sudah siap di-eksport menjadi mapset (*.img).
5. Seperti diketahui, satu mapset bisa terdiri dari satu data/layer (single layer) dan bisa juga
lebih dari satu data/layer (multi layer).
6. Jika ingin membuat mapset single layer, maka setiap selesai meng-import satu data, anda
bisa langsung meng-eksport-nya menjadi mapset (misalnya
fungsi_kawasan.img, citymap.img, streetmap.img, dll.). Demikian juga jika ingin
membuat mapset multi layer, selesai meng-import beberapa data, anda bisa langsung
meng-eksport-nya menjadi satu mapset (misalnya basemap_kepri.img).
7. Klik menu File-Export-Garmin IMG / cgpsmapper.exe.
8. Tentukan lokasi dan nama mapset hasil eksport dan klik tombol Save.
9. Jika anda baru pertama kali melakukan eksport, biasanya akan ditanya di mana letak file
cgpsmapper.exe. Cari dan pilih file tsb di HDD anda.
10. Klik tombol Run, dan biarkan proses berjalan hingga muncul pemberitahuan bahwa
proses sudah selesai. Klik tombol OK lalu Close jendela export.
11. Sampai disini, anda sudah selesai bekerja dengan GPSMapEdit. Anda bisa keluar
program.

SendMap

File-file mapset yang sudah dibuat (dengan GPSMapEdit) masing-masing harus di-konvert
menjadi file yang bisa dibaca oleh device GPS Garmin (file gmapsupp ber-ekstensi *img).
Gunakan program SendMap untuk melakukannya.

1. Jalankan program SendMap.


2. Klik tombol Add Maps untuk memasukkan file mapset kedalam daftar kompilasi yang
akan dikonvert menjadi file gmapsupp. Anda akan dibawa ke jendela Open Files. Pilih
file mapset (misalnya kawasan_kepri.img) dan klik tombol Open.
3. File mapset yang sudah dipilih akan masuk dalam daftar kompilasi. Karena kita akan
membuat gmapsupp single layer, maka langsung saja klik tombol Create
GMAPSUPP.IMG.
4. Anda akan dibawa ke jendela Save As. Tentukan lokasi dan nama file hasilnya (misalnya
GMAPSUPP_kawasan.IMG). Klik tombol Save.
5. Tunggu hingga proses selesai.
6. Sampai disini anda sudah membuat satu file gmapsupp. Anda bisa keluar dari program
atau melanjutkan untuk membuat file gmapsupp lain.
7. Untuk melanjutkan membuat file gmapsupp mapset lain, anda pilih dulu mapset di daftar
kompilasi dan klik tobol Remove. Selanjutnya ulangi Langkah 2 s/d 5 untuk setiap
mapset.
8. Hasilnya adalah sekumpulan file gmapsupp yang bisa dilihat di Widows Explorer.

Instalasi ke Oregon 550

Sebenarnya lebih tepat disebut copy paste, karena memang prosesnya demikian :). Hubungkan
device Oregon 550 dengan komputer menggunakan kabel data. Melalui Windows Explorer, pilih
file-file gmapsupp hasil konvert tadi dan paste di memori internal Oregon 550 dalam folder
Garmin. Dan GPS anda sudah siap digunakan. Selesai.

Editing Map di GPSMapEdit

Tidak banyak yang saya ketahui tentang editing map di lingkungan GPSMapEdit, melainkan
hanya sebatas yang sering digunakan.

Editing diperlukan jika kita mendapati tampilan di layar GPS tidak sesuai dengan yang kita
inginkan, atau terdapat perubahan pada data shp-nya. Intinya, kita harus meng-import ulang data.
Tentusaja editing sebenarnya tetap dilakukan di ArcView/ArcGIS.

Jika kita harus meng-import ulang data, maka data lama yang sudah diimport dalam project
harus dihapus dulu. Ini menuntut kita untuk mengingat kode hexa yang digunakan saat import.

Misalnya kita mendapati bahwa tampilan jalan utama di layar GPS tidak sesuai dengan
keinginan. Maka kita harus menghapus object jalan utama tsb.

1. Klik menu Edit-Select-By Type, jendela Select Type akan muncul.


2. Beri tanda centang pada unsur yang hendak diganti (dalam hal ini jalan utama). Lalu klik
tombol OK. Unsur terpilih akan tampil tebal dan berwarna jingga. Jika sudah yakin,
tekan tombol Delete di keyboard.
3. Lakukan import ulang data jalan utama tadi dengan parameter yang berbeda (kode hexa,
zoom level atau labelnya).

Langkah 1 s/d 3 tersebut berlaku untuk data/layer dengan unsur tunggal. Jika data yang diganti
adalah data/layer multi unsur (seperti file fungsi_kawasan.shp), maka pemilihan unsur pada
Langkah 2 juga disesuaikan dengan jumlah unsur yg ada di data/layer tsb. (dalam contoh, berarti
kode hexa untuk unsur KSA, HL, HPT, HP, HPK, APL dan Air/Danau dipilih dan di-delete
semuanya). Sehingga saat import ulang dapat dilakukan sekaligus.

Jika anda melakukan seleksi tunggal pada data/layer multi unsur (misalnya hanya memilih dan
menghapus kode hexa KSA), maka anda harus membuat file shp tersendiri untuk KSA, dan
import ulang dilakukan tersendiri dengan single code (hexa).
Jika map coverage dirasa terlalu luas, perlu dilakukan cropping / trimming. Disamping
mempersempit cakupan peta (sesuai yang diperlukan saja), juga berguna untuk memperkecil
ukuran file project, mapset maupun gmapsupp.

Trimming dilakukan dengan klik tombol trim (gambar gunting) lalu buat blok persegi pada area
yang kita butuhkan saja. Klik kanan mouse dan pilih Trim Outside untuk menghapus area di luar
area terpilih.

Khusus Pengguna 76CSx, 60CSx dan e-Trex Vista

Oregon 550 dapat menerima lebih dari satu file gmapsupp bahkan dengan modifikasi nama file.
Tapi tidak demikian dengan 76CSx, 60CSx atau e-Trex Vista. Ketiga model GPS ini hanya
mengijinkan satu file gmapsupp tanpa modifikasi nama file (jadi nama file-nya harus
gmapsupp.img). Sehingga untuk menampung semua file mapset yang sudah kita buat, kita harus
melakukan kompilasi menjadi satu file tunggal. Untuk melakukannya, gunakan program
SendMap.

1. Jalankan SendMap.
2. Seperti sudah disinggung dalam topik SendMap, klik tombol Add Maps untuk
memasukkan file mapset kedalam daftar kompilasi yang akan dikonvert menjadi file
gmapsupp. Anda akan dibawa ke jendela Open Files. Pilih file mapset (misalnya
kawasan_kepri.img) dan klik tombol Open. Ulangi lagi langkah tersebut hingga semua
mapset yang kita perlukan sudah masuk dalam daftar kompilasi.
3. Selanjutnya, klik tombol Create GMAPSUPP.IMG untuk meng-kompilasi menjadi satu
file tunggal.
4. Untuk kebutuhan pengarsipan, file hasil kompilasi tsb bisa saja dimodifikasi namanya
misalnya menjadi GMAPSUPP_Basemap_Kepri.IMG. Tapi jika hendak digunakan di
device GPS, anda harus me-rename file tsb menjadi GMAPSUPP.IMG tanpa
tambahan apapun.
5. File GMAPSUPP.IMG tsb kemudian di-copy paste ke kartu memori (micro SD) dalam
folder Garmin. Jangan lupa untuk membuat backup atau me-rename file
GMAPSUPP.IMG yang sudah ada dalam folder tsb karena saat di-paste file tsb akan
ditimpa dengan yang baru.
6. Sampai disini, proses sudah selesai dan GPS siap digunakan.
7. Disamping untuk membuat kompilasi, SendMap juga berguna untuk memodifikasi file
hasil kompilasi yg sudah pernah dibuat sebelumnya. Misalnya untuk mengurangi
(Remove) satu atau lebih mapset dan atau menambahnya dengan mapset lain yang dibuat
kemudian, misalnya mapset untuk kegiatan penataan batas (tatabatas_hpt.img misalnya).

Terakhir, perhatikan nomor ID masing-masing mapset. Jika perlu, buat catatan di buku (agenda)
nomor-nomor ID yang sudah pernah digunakan untuk menghindari ID ganda.

Saran saya, sebaiknya kita modifikasi standar navigasi.net sehingga menjadi : kode negara (digit
1 dan 2), kode provinsi (digit 3 dan 4), kode type mapset (digit 5 dan 6) serta nomor urut mapset
(digit 7 dan 8). Kode untuk type mapset (digit 5 dan 6) hanya berisi angka 01 (untuk mapset type
polygon), 02 (untuk mapset type polyline) dan 03 (untuk mapset type point).
Contoh blanko agendanya adalah sbb :

No ID Nama Mapset Ket.


A. POLYGON
1. 62820100 Basemap Provinsi
2. 62820101 Fungsi Kawasan Hutan Penunjukan
3. 62820102 Fungsi Kawasan Hutan Update
4. 62820103 Penutupan Lahan 2011
5. 62820104 Areal IUPHHK PT. Abal Abal
dst.
B. POLYLINE
1. 62820200 Jaringan Jalan (Streetmap)
2. 62820201 Sungai (Rivermap)
3. 62820202 Batas Fungsi Kawasan Hutan
4. 62820203 Trayek TBT HL Bukit Sentosa
5. 62820204 Trayek TBT PT. Abal Abal
dst.
C. POINT
1. 62820300 Pemukiman (Citymap)
2. 62820301 Titik tinggi / Triangulasi
3. 62820302 Pal Batas Sementara HL Bukit Sentosa
4. 62820303 Pal Batas Definitif HL Bukit Sentosa
5. 62820304 Pal Batas PT. Abal Abal
dst.

Source:

https://kalongsgs.wordpress.com/2012/07/04/step-by-step-membuat-basemap-gps-garmin/
Kakak ipar saya datang dari Kep. Riau membawa GPS Garmin Oregon 550. Setelah ngobrol
sejenak, dia menanyakan hal-hal seputar kustomasi basemap untuk Oregon-nya. Walau sedikit
ragu (karena belum pernah membuatnya), saya bilang bahwa pasti ada cara untuk memasukkan
(install) peta kita sendiri ke dalam GPS tersebut.

Beberapa bulan lalu memang saya sudah pernah mencoba menginstall basemap buatan sendiri ke
dalam Oregon 550 milik adik ipar. Waktu itu, saya pikir caranya sama dengan menginstall
basemap ke Garmin 76CSx, 60CSx atau e-Trex Vista (copy paste ke memori card). Tapi ternyata
tidak demikian dengan Oregon 550. Basemap (file img) yang sudah di-paste ke memori card
tidak di-load saat strartup. Artinya, secara default Oregon 550 me-load basemap yang terinstall
di memori internal (device memory). Atau, bisa juga disebabkan karena format file yang tidak
didukung oleh Oregon 550. Untuk mencari jawabanya, tentusaja ndak ada cara lain selain
melakukan percobaan (try and error).

Langkah pertama tentusaja mempelajari struktur menu dalam Oregon 550. Disana terdapat menu
untuk memilih peta (Pengaturan – Tampilan Peta – Map Information). Dalam menu pilihannya
terdapat beberapa basemap yang sudah ter-install yang bisa kita enable dan disable. Dan
kebetulan, di GPS adik ipar sudah terinstall basemap gratisan dari navigasi.net. Jelas hal itu
merupakan kabar paling menggembirakan, karena basemap tersebut pasti berformat img. Artinya
basemap buatan sendiri pasti bisa juga diinstall karena berformat sama.

Berikutnya adalah mencari tahu lokasi penyimpanan file-file img dalam device GPS. Setelah
menghubungkan Oregon 550 ke laptop, Windows langsung mendeteksi sebagai 2 (dua)
Removable Disk (device memory dan memory card). Lupakan drive tempat memory card.
Langsung aja browsing ke device memory. Dalam root directory terdapat folder Garmin.
Disitulah letak file-file img tersimpan.

Copy paste file basemap buatan sendiri ke folder Garmin dalam device memory ternyata
menimbulkan sedikit ganjalan : perbedaan symbologi. File yang sama yang saya gunakan di
76CSx dan 60CSx ternyata tampil beda di layar Oregon 550. Beberapa landcover ditampilkan
dengan warna sama (walaupun di-sorce-nya telah diberi kode hexa yang berbeda). Fitur garis
juga demikian, texture, warna dan ukuranya tidak sama (lebih indah sih :D). Jadi, terpaksa saya
harus membuat serangkaian percobaan untuk menghasilkan perpaduan warna yang diinginkan.

Setelah melalui beberapa percobaan dengan MapEdit, berikut adalah saran saya untuk symbologi
(kode hexa) warna landcover (khusus fungsi kawasan hutan bagi anda yang bergerak dibidang
kehutanan) : HSA (0x004c), HL (0x0017), HPT (0x004f), HP (0x000e), HPK (0x0004), APL
(0x004d) dan Air/Danau (0x003d).

Tahapan pembuatan basemap itu sendiri sudah pernah disinggung dalam artikel ini, atau Anda
bisa langsung ke tempat Guru saya.
upload peta ke GPS

Untuk keperluan survey lapang, pasti diperlukan peta survey (kayaknya sii..) yang biasanya harus kita
print dengan kertas berukuran A3 (atau dengan A4 walaupun sedikit memaksa) dan disertai dengan
beberapa alat navigasi seperti kompas, penggaris hingga busur, bahkan jaman sekarang terlihat kuno
jika tidak membawa GPS. Waktu masih kuliah, survey membawa GPS lebih banyak untuk gaya-gayaan,
(hahahaa, bodohh dan nyaris hanya bisa membaca titik koordinat dan menyimpannya, sebab
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa mengetahui posisi saya berdiri di atas lembar peta
survey yang dibawa (kadang-kadang juga ga ada).

Nah, setelah berstatus keluar dari kampus yang menyesatkan itu (piss ah..), saya mendapatkan
pengalaman baru tentang cara memasukkan peta survey kita yang biasa kita print di kertas (sampai
dianggap benda suci karena kita terus melindunginya dari panas, hujan dan gangguan lain yang bisa
mengancam keutuhannya).

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar hal ini terlaksana, yaitu:

Ada GPSnya (hahahaa, pasti lah!). biasanya saya menggunakan GPS Garmin 76 CS/CSX. Mungkin juga
bisa untuk Garmin 60/60CSX, Garmin Oregon,dkk, asal dilengkapi dengan kabel datanya dan harus di
hidupin, artinya harus ada batereinya..(sorri agak panjang,, ^.^ ..).

Sedikitnya diperlukan 4 software : cgsmapper, cpreview, mapedit, dan sendmap20.

Langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Copy file peta (biasanya dalam bentuk ESRI Shape file / *.shp) ke dalam folder tempat
menyimpan keempat software yang digunakan.
Run mapedit20 > Import file

Pilih warna dan bentuk area > next.

Unselect field for label (agar tidak muncul labeling atribut di layar GPS nantinya (biar ga keramean LCD
GPSnya) > next
Pastikan semua dalam satuan geografis > next > finish
ika ingin menambahkan peta jaringan sungai misalnya, kita lakukan import file lagi di layar yang sama

Map Properties
Save map (format mp) : file > save as

Export > Garmin IMG / cgpsmapper.exe


Setelah kita klik save, maka akan langsung muncul tool box Export to cGPSmapper.exe > Browse file
cgpsmapper di foldernya > run

Jika berhasil, maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini.


Sendmap20 > Add maps > Seleksi map_nya > Connect (Found GPS) > Upload selected maps to GPS

Jika sudah masuk, biasanya GPS akan secara otomatis berubah ke tampilan Page awal.

Atau Copy paste saja file .img nya ke memmory internal gps folder garmin.

Anda mungkin juga menyukai