DASAR TEORI
Format data SHP atau shapefile merupakan format data vektor yang
terkenal untuk software Sistem Informasi Geografis (GIS). SHP adalah format
data vektor yang digunakan untuk menyimpan lokasi , bentuk, dan atribut dari
fitur geografis. Format data SHP disimpan dalam satu set file terkait dan berisi
dalam satu kelas fitur . Format data vektor ini berisi tentang data referensi
geografis yang didefinisikan sebagai objek tunggal seperti jalan, sungai,
landmark, kode pos. Data fitur dan atribut akan disimpan dalam satu SHP.
Spesifikasi
3
Ukuran data SHP dan file komponen DBF tidak dapat melebihi 2 GB
( atau 231 bit ) - sekitar 70 juta fitur titik yang terbaik. Jumlah maksimum fitur
untuk jenis geometri lainnya bervariasi tergantung pada jumlah simpul yang
digunakan. Kurang mendukung untuk nama field Unicode atau tempat
penyimpanan field, panjang maksimum nama field adalah 10 karakter, dan jumlah
maksimum dari field adalah 255.
Pembuat
Shapefile adalah format data vektor geospatial untuk software GIS yang
dikembangakan oleh ESRI (Environmental System Research Institute) dengan
spesifikasi yang terbuka untuk kepentingan interoperabilitas antar software GIS.
Software
Software yang bisa mengolah (input) format data SHP antara lain ArcGIS,
ArcView, MapInfo, ERDAS, Global Mapper
4
yaitu (-122,917, 49,2623, 0). Sebuah definisi formal dari sistem referensi
koordinat (dikodekan sebagai GML) yang digunakan oleh KML terkandung
dalam OGC spesifikasi KML 2.2. Definisi ini mengacu pada komponen EPSG
CRS.
Spesifikasi
File KML sangat sering didistribusikan dalam file KMZ, di mana file zip
KML disimpan dengan ekstensi kmz. Isi dari file KMZ adalah dokumen single
root KML ( notionally "doc..kml") dan opsional layer, gambar, ikon, dan model
3D COLLADA yang direferensikan dalam jaringan file KML. Dokumen root
KML merupakan hasil konvensi dengan file bernama "doc.kml" yang mana
merupakan file yang dimuat pada pembukaan. Dengan konvensi dokumen root
KML pada direktori root maka file direferensikan dalam subdirektori (misalnya
gambar untuk gambar overlay).
Pembuat
Software
5
Software yang bisa mengolah (input) format data KML antara lain Google
Earth, Google Sketch Up,
DXF adalah ekstensi file untuk format gambar grafis yang biasanya
digunakan dengan perangkat lunak AutoCAD ( Computer Assisted Drafting ).
DXF adalah format eksternal untuk mentransfer file antar komputer atau antar
paket perangkat lunak . Format data ini tidak memiliki topologi , tapi
menawarkan detail yang baik pada gambar , lebar garis dan gaya , warna , dan
teks. DXF biasanya dibangun dalam 64 layer . Setiap layer terdiri dari fitur yang
berbeda , yang memungkinkan pengguna untuk fitur terpisah. Format DXF mirip
dengan Initial Graphics Exchange Specification ( IGES ) dan menggunakan
format data vektor data. Salah satu kelemahan dari DXF adalah bahwa hal
tersebut biasanya tidak memberikan informasi yang cukup untuk memungkinkan
interoperabilitas antara dan dengan program lain .
Spesifikasi
Sejak rilis awal tahun 1982, telah terjadi banyak perubahan pada
spesifikasi format file DXF. Untuk alasan itu, AutoDesk merilis daftar spesifikasi
format DXF yang didgunakan sampai saat ini. Tergantung pada perangkat lunak
(software) yang memproses format DXF, spesifikasi format data dapat berupa
dalam ASCII atau format biner.
DXF merupakan format data untuk informasi grafis. Merupakan format data yang
berstandar ASME/ANSI yang digunakan untuk PC yang berbasis CAD atau
CAM. DXF memungkinkan pertukaran data vektor serta gambar grafis 2D dan
3D.
Pembuat
6
DXF adalah format data vektor CAD (Computer Aided Design) yang
dikembangakan oleh Autodesk, yang menyediakan kemampuan untuk bertukar
informasi atau bekerja sama antara AutoCAD dengan program lain.
Software
Software yang bisa mengolah (input) format data DXF antara lain
AutoCAD, ArcGIS, ArcView, MapInfo
2. DATA RASTER
a. GeoTIFF
7
dengan citra TIFF yang berasal dari sistem pencitraan satelit, scan foto udara, scan
peta, model elevasi digital, atau sebagai hasil dari analisis geografis. Tujuannya
adalah untuk memungkinkan software dapat mengolah gambar raster ke dalam
model ruang yang terdefinisi atau proyeksi peta, dan untuk menggambarkan
proyeksi tersebut. Format data raster ini mendukung untuk pekerjaan
georeferencing atau informasi geocoding.
Spesifikasi
8
Pembuat
GeoTIFF adalah format data raster terbuka (open source), domain publik.
Ini diproduksi oleh Dr Niles Ritter, saat bekerja di NASA - JPL ( Jet Propulsion
Laboratory). Sedangkan format TIFF sendiri dikembangkan oleh Adobe System.
Software
Software yang bisa mengolah (input) format data GeoTIFF antara lain
ArcGIS, ArcView, MapInfo, Er Mapper, ENVI, Global Mapper, ERDAS
IMAGINE
Spesifikasi
9
MrSID mempunyai kemampuan untuk mengatasi masalah tentang waktu
yang dibutuhkan untuk membuka gambar raster dengan ukuran besar dengan
menyediakan kemampuan untuk dekompresi hanya bagian gambar yang ingin di
lihat. Dengan begitu proses akan cepat berpindah dari satu bagian dari gambar
yang lain tanpa harus menunggu seluruh gambar untuk dekompresi . Sebelumnya,
gambar raster dengan ukuran besar diperlukan juga ruang penyimpanan yang
besar. MrSID, bagaimanapun menggunakan teknologi wavelet yang pertama kali
dikembangkan di Laboratorium Riset Nasional di Los Alamos, untuk mencapai
rasio kompresi 20:1 untuk gambar grayscale dan 50:1 untuk gambar fullcolor .
Sekarang citra satelit dari ruang angkasa yang biasanya memerlukan ruang
penyimpanan sampai 40 CD-ROM dapat dikompres dengan MrSID dan disimpan
pada satu CD - ROM.
Pembuat
MrSID merupakan salah satu format data raster dengan format file (ekstensi nama
file .sid ) dikembangkan dan dipatenkan oleh LizardTech untuk encoding
georeferensi grafis raster seperti orthophotos.
Software
10
Software yang bisa mengolah (input) format data SHP antara lain
Autodesk, ArcGIS, ArcView, ERDAS, ENVI, MapInfo, Intergraph, GeoExpress
(LizardTech)
Spesifikasi
ADRG adalah format data raster yang sesuai dengan standar ISO 8211
untuk mendeskripsikan data ASCII diikuti oleh data citra biner. Untuk distribusi,
data ADRG dibagi menjadi beberapa bagian set data geografis yang disebut
sebagai Distribusi Rectangle (DRs). Satu atau lebih DRs diletakkan ke satu CD-
ROM. Satu atau lebih sumber grafis ditempatkan ke setiap DR .
File data ADRG disusun secara hierarkis. Tingkat atas berisi informasi
yang relevan dengan volume CD- ROM secara keseluruhan, tingkat kedua berisi
file DR yang terkait, dan tingkat bawah berisi sumber file terkait grafis. Setiap
volume ADRG berisi file header, TRANSH01.THF , dan warna tes patch file
gambar, TESTPA01.CPH. Akan ada bagian yang menjadi salah satu atau lebih
11
subdirektori DR. Setiap subdirektori berisi informasi umum file (*.GEN), kualitas
file (*.Qal), dan pengurangan resolusi file gambar (*.OVR ). Akan ada satu atau
lebih file gambar ADRG (*.IMG ) dan satu atau lebih sumber subdirektori grafis.
Setiap sumber grafis subdirektori berisi informasi file sumber grafis (*.SOU ) dan
nol atau lebih file legenda file (*. LGG ).
Pembuat
Software
Software yang bisa mengolah (input) format data SHP antara lain ArcGIS
Konversi
Pada proses ini dilakukan konversi k dari contour line dengan format
shapefile menjadi ASCII text file. Dari menu File -> pilih Batch
Convert/Reproject. Pada pilihan “Select Type to Convert From” pilih Shapefile,
pada pilihan “Select Type to Convert To” pilih Simple ASCII Text File. Klik OK,
maka akan tampil jendela Batch Convert. Lalu dapat dipilih tipe format yang
dikonversi.
Penyimpanan (Database)
Database format SHP dan ASCII Text berbeda. Ketika dari format SHP
dikonversi menjadi ASCII Text, maka informasi yang akan dimunculkan hanya
tentang ketinggian atau elevasi. Hal ini dikarenakan bentuk layer SHP adalah line
yaitu kontur line yang mempunyai atribut ketinggian.
Updating
12
Proses updating merupakan proses pembaharuan format seperti ekstensi.
Serta pembaharuan ukuran data.
Data (output)
Format data yang dihasilkan dari proses konversi ini adalah ASCII Text
File dengan ekstensi .txt yang memuat nilai koordinat dan nilai elevasi (XYZ).
Koreksi Citra
Untuk keperluan penginderaan jauh, sebuah citra dari satelit maupun foto
udara harus terlebih dahulu melewati suatu kegiatan yang disebut pre-processing
untuk kemudian informasi yang terdapat padanya dapat diambil. Kegiatan pre-
processing sangatlah penting agar informasi yang diambil dari suatu citra tidak
salah, sehingga dapat menimbulkan perselisihan pada kemudian hari. Pre-
processing ini dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu koreksi geometrik
dan koreksi radiometrik.
Pemilihan Metode
Penentuan Parameter
13
Parameter-parameter yang tidak diketahui yang mendefinisikan persamaan
matematis di antara sistem koordinat citra dan sistem koordinat geografis
sebaiknya ditentukan menggunakan data kalibrasi dan/atau titik kontrol tanah.
Pengujian Ketepatan
Ketepatan dari koreksi geometri haruslah diuji dan diverifikasi. Jika ketepatan
yang dihasilkan tidak memenuhi kriteria, metode atau data yang dipakai sebaiknya
diuji dan dikoreksi dengan tujuan menghindari kesalahan-kesalahan
Ketika data referensi geometrik atau geometri dari sensor diketahui atau diukur,
secara teori atau sistematis, distorsi geometrik dapat dihindari. Secara umum,
koreksi secara sistematik sudah mencukupi untuk menghilangkan semua
kesalahan.
14
Sebagaimana koreksi geometrik, koreksi radiometrik bertujuan untuk
menghilangkan kesalahan-kesalahan radiometrik. Ketika energi dari gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan ditangkap oleh sensor pada
pesawat udara dan pesawat ruang angkasa, energi yang ditangkap tersebut tidak
sama persis dengan energi yang berasal dari objek tersebut. Hal inilah yang
menyebabkan kesalahan-kesalahan radiometrik sehingga membutuhkan proses
koreksi. Koreksi radiometrik dapat dibagi menjadi tiga.
Pada kasus sensor optik elektronik, data kalibrasi yang terukur di antara sinyal
keluaran dari sensor dapat digunakan untuk koreksi radiometrik.
Suatu bagian pada permukaan bumi terkadang terlalu tersinari oleh matahari
sehingga jauh lebih terang dari daerah sekitarnya. Relief dari permukaan bumi
juga dapat menyebabkan suatu bagian dari permukaan bumi terlihat hitam,
sehingga memerlukan koreksi.
c. Koreksi atmosfer
15
sebenarnya cukup sederhana, yaitu dengan menutup awan dengan scene yang
berbeda yang tidak ada awan. Salah satu software yang bisa digunakan untuk
teknik ini adalah Er Mapper
Masking dan Cutlining - proses penutupan awan pada main scene dengan
scene lain yang bebas awan.
16
ini dilakukan dengan menggunakan teknik interpolasi. Interpolasi adalah suatu
metode atau fungsi matematika yang menduga nilai pada lokasi-lokasi yang
datanya tidak tersedia. Interpolasi spasial mengasumsikan bahwa atribut data
bersifat kontinu di dalam ruang (space) dan atribut ini saling berhubungan
(dependence) secara spasial (Anderson, 2001 dalam Christanto dkk, 2005). Kedua
asumsi tersebut mengindikasikan bahwa pendugaan atribut data dapat dilakukan
berdasarkan lokasi-lokasi di sekitarnya dan nilai pada titik-titik yang berdekatan
akan lebih mirip dari pada nilai pada titik-titik yang terpisah lebih jauh.
Logika dalam interpolasi spasial adalah bahwa nilai titik observasi yang
berdekatan akan memiliki nilai yang sama (mendekati) dibandingkan dengan nilai
di titik yang lebih jauh (Hukum geografi Tobler, dalam Christanto dkk, 2005).
Pendekatan interpolasi dibutuhkan untuk mengeneralisasi data spasial dari
pengumpulan data sampling dimana data tidak tersedia pada seluruh sebaran
spasial (Rudiarto, 2010). Untuk menutup semua wilayah pada wilaya studi, data
sosial ekonomi rumah tangga yang diperoleh berdasarkan hasil survei
digeneralisasi melalui metode interpolasi yang tersedia dalam Sistem Informasi
Geografis. Hubungan langsung antara data sosial ekonomi dan posisi secara
geografis mensyaratkan terdapatnya data agregat pada tingkat spasial seperti
pendapatan petani dan lokasi rumah tangga. Pada penelitian ini metode interpolasi
digunakan untuk mengeneralisasi karakteristik sosial ekonomi kedalam data
spasial.
17
a. Jarak Inverse Tertimbang (IDW)
Data hasil keluaran model prediksi cuaca numerik berupa data grid,
sehingga dalam satu wilayah spasial bisa terdiri dari banyak grid tergantung dari
18
resolusinya. Sedangkan data observasi merupakan data pengamatan yang terletak
pada suatu titik tertentu berdasarkan koordinat. Dari pengertian ini, bisa diartikan
bahwa lokasi antara titik observasi dan grid bisa sama atau berada dalam area
antar grid. Dimana titik merah adalah grid dari data model dan titik biru adalah
lokasi yang akan dicari datanya.
Selanjutnya mencari nilai titik observasi yang berada di dalam suatu grid
model menggunakan metode interpolasi inverse distance weighted (IDW). Ide
dasar dalam mencari nilai titik observasi adalah memanfaatkan berkas database
model, selanjutkan dispasialkan bersama titik pos hujan kerjasama. Titik-titik
yang berada dalam suatu grid dikelompokan dan dihitung berdasarkan titik grid
diluarnya dengan persamaan interpolasi IDW. Untuk mendapatkan berkas
database model bisa membaca postingan sebelumnya tentang Merubah Tampilan
GrADS menjadi Shapefile.
b. Spline
c. Kriging
Teknik interpolasi ini menghitung jarak atau arah antara titik sampel untuk
menunjukkan korelasi spasial yang dapat membantu untuk menggambarkan
lokasi. Kriging sebagai interpolasi spasial yang optimum dapat menghasilkan nilai
prediksi kurang presisif jika terdapat pencilan pada data. Menghapus pencilan
ketika mengestimasi variogram mungkin masuk akal, tetapi ketika memprediksi
suatu titik pengamatan, diperlukan sebuah cara alternatif untuk menangani
pencilan.Robust Kriging merupakan pengembangan Ordinary Kriging yang
mentransformasi bobot variogram menjadi variogram yang robust terhadap
pencilan
19
d. Trend
Generalisasi
Generalisasi adalah salah satu dasar penting pada pekerjaan kartografi, hal
ini dilakukan supaya cakupan dan penyajian unsur-unsur muka bumi dapat lebih
mudah dimengerti serta digunakan dengan baik dan jelas oleh pengguna peta.
Pada saat yang sama, pekerjaan generalisasi harus menjamin bahwa peta
merupakan refleksi dari geospasial variabilitas dari permukaan bumi dan
karakteristik yang diwakili. Beberapa pengertian yang berkaitan dengan
generalisasi
Obyek Generalisasi
Model Generalisasi
20
Kemampuan ini sangat berguna dalam integrasi dataset resolusi dan akurasi,
serta dalam konteks basisdata multi-resolusi yang berbeda. Model generalisasi
digunakan sebagai langkah awal pengolahan generalisasi kartografi yang tidak
berorientasi pada penggambaran grafis (tidak melibatkan seni, komponen intuitif).
Model generalisasi meliputi proses yang sepenuhnya dapat dimodelkan secara
formal, tetapi memiliki konsekuensi estetika untuk generalisasi kartografi
berikutnya [Weibel dan Dutton, 1999].
Generalisasi Kartografi
Generalisasi Kartografi
21
Pengertian generalisasi pada kartografi adalah suatu pekerjaan memilih,
menyederhanakan, menghilangkan penyajian unsur-unsur muka bumi di peta yang
dihubungkan dengan skala peta dan kepentingan dari unsur bersangkutan,
sehingga dapat membantu kejelasan bagi pengguna peta di dalam membaca peta.
Pada dasarnya generalisasi dikelompokan menjadi dua, yaitu :
Proses Generalisasi
Enam kondisi yang akan terjadi pada perubahan skala peta yang dapat
digunakan untuk menentukan kebutuhan generalisasi.
Tingkat Kepadatan
Mengacu pada masalah banyaknya unsur yang disajikan pada peta yang
mempunyai ruang terbatas, yaitu kepadatan unsur geografi yang terlalu tinggi.
Koalesensi/Berpadu
22
Suatu kondisi dimana unsur akan berdekatan/bersentuhan sebagai akibat dari
jarak pemisah lebih kecil dari resolusi perangkat lunak yang digunakan, atau
unsur yang akan bersinggungan dengan unsur lainnya sebagai hasil proses
simbolisasi.
Konflik
Komplikasi
Suatu situasi ketika unsur yang disajikan mempunyai ukuran di bawah ukuran
penggambaran minimal untuk peta. Pada kondisi ini, unsur tersebut dapat
dihilangkan, atau dieksagerasi, atau dilakukan penggabungan beberapa unsur
dalam bentuk simbol titik menjadi unsur dalam bentuk simbol area tunggal.
(Leberl 1986 ).
23
Salah satu kesulitan yang dihadapi pada pekerjaan generalisasi adalah sifatnya
yang sangat subyektif, sehingga suatu peta yang digeneralisasi oleh beberapa
kartografer akan dapat menghasilkan bentuk generalisasi yang berbeda. Sangat
sulit untuk menentukan yang benar atau yang salah, bahkan tidak mungkin untuk
memberikan cara-cara dalam melakukan generalisasi yang akan dipakai sebagai
ketentuan mutlak dan harus diikuti untuk segala keadaan. Walaupun demikian, ada
beberapa petunjuk umum yang perlu diperhatikan, yaitu:
Menjaga tingkat generalisasi yang sama pada suatu peta secara keseluruhan
dan juga pada rangkaian peta adalah suatu hal yang sngat penting untuk tetap
dipertahankan meskipin hal tersebut sulit dilakukan. Gejala-gejala yang sering
dilakukan pada saat generalisasi adalah penyederhanaan yang berlebihan pada
daerah padat detilnya serta penyederhanaan yang terlalu sedikit pada detil yang
agak jarang; cara-cara tersebut akan dapat memberikan kesan yang salah.
Pekerjaan generalisasi yang dilakukan pada tahap kartografi meliputi:
24
- Pemilihan (Selection)
Unsur yang akan disajikan sesuai dengan maksud dan tujuan dari
pembuatan suatu peta serta peta yang dikehendaki. Sebagai contoh, pada peta
1:20.000 selang kontur adalah setiap 10 meter, sedang pada peta skala 1:40.000
selang konturnya adalah setiap 20 meter, ini berarti pada pembuatan peta skala
1:40.000 beberapa kontur pada peta skala 1:20.000 banyak yang diseleksi atau
tidak disajikan; kontur dengan kelipatan 10 meter tidak digambar lagi, yang
disajikan kelipatan 20 meter.
- Penyederhanaan (Simplification)
25
- Penggabungan (Merging)
Jika terjadi perubahan skala peta, karakter unsur linier yang terdiri dari
beberapa garis tidak mungkin untuk dipertahankan. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka unsur linier tersebut perlu digabung (Nickerson dan Freeman,
1986). Pada sejumlah peta umumnya jalan raya terbagi dalam beberapa jalur,
biasanya diwakili oleh dua atau lebih jalur yang berdekatan, dengan jarak pemisah
antara jalur. Adanya perubahan skala peta (dari peta skala besar menjadi peta skala
kecil), garis-garis yang terpisah tersebut digabung menjadi satu yang posisinya
sekitar pertengahan antara dua jalur jalan, dan akan mewakili jalur jalan tersebut.
- Menghilangkan (Smoothing)
26
- Pergeseran (Displacement)
Contoh unsur-unsur yang ‘diutamakan’ dalam hal pergeseran pada peta topografi:
27
Kelima aspek diatas, menyeleksi, penyederhanaan, penggabungan,
menghilangkan, dan pergeseran sangat erat hubungannya, sehingga dalam
pengertian praktis sangat sukar untuk memisahkan aspek satu terhadap aspek
lainnya.
Exagerasi
28
pada posisi sebenarnya, sehingga pergeseran unsur-unsur lain tetap mempunyai
letak relatif yang benar terhadap titik-titik kontrol geodesi. Untuk peta skala kecil
yang tidak mempunyai tingkat ketelitian tinggi, hal-hal seperti tersebut diatas
dapat diterima sepanjang letak relatifnya satu sama lain dapat dipertanggung
jawabkan. Untuk rangkaian peta topografi yang mempunyai standar ketelitian
tertentu, letak posisi planimetris dan tinggi, maka semua pengaruh akibat
generalisasi dan exagerasi harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan
penggambaran peta.
a: adalah peta asli ; b peta hasil generalisasi konvensional; c peta hasil generalisasi
secara digital
Metadata
29
beberapa standar metadata yang dapat digunakan seperti DC (Dublin Core),
MARC (Machine-Readable Cataloging), IEEE LOM (Institute of Electrical and
Electronics Engineering Learning Object Model) dan lain-lain.
Dublin Core memiliki dua jenis tingkatan yaitu unqualified dan qualified.
Dublin Core unqualified memiliki lima belas elemen sedangkan Dublin Core
qualified termasuk tiga elemen tambahan yaitu Audience, Provenance, dan
RightHolder yang disebut juga qualifier untuk menyempurnakan semantik elemen
yang mungkin berguna pada penelusuran sumber daya. Semantik Dublin Core
telah didirikan oleh sebuah grup lintas disiplin yang mencakup ilmu perpustakaan,
ilmu komputer, komunitas museum dan bidang lainnya yang berhubungan
Format Metadata
30
Namun, menurut Michael L. Nelson , semua pendekatan ini berasal dari
fakta bahwa protokol HTTP (HyperText Transfer Protocol) tidak menyediakan
semantik untuk memungkinkan web server menjawab pertanyaan mengenai
sumber daya yang dimiliki atau yang telah berubah sejak tanggal tertentu.
Sejumlah pendekatan telah diusulkan untuk memperbaharui semantik pada server
HTTP, mulai dari konvensi tentang bagaimana menyimpan indeks URL yang
populer, hingga kombinasi indeks dan ekstensi HTTP.
31
- Koleksi metadata dibuat berdasarkan dan diperkuat oleh prosedur data
management oleh komunitas geospatial.
32
metadata ISO 19115 nya sendiri sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini ISO
19115 menetapkan metadata utama (core) yang harus ada dalam suatu sistem
metadata.
Data adalah keterangan objektif tentang suatu fakta baik dalam bentuk
kuantitatif, kualitatif, maupun gambar visual (images) yang diperoleh baik melalui
observasi langsung maupun dari yang sudah terkumpul dalam bentuk cetakan atau
perangkat penyimpan lainnya. Sedangkan, Informasi adalah data yang sudah
terolah yang digunakan untuk mendapatkan interpretasi tentang suatu fakta. Data
dan informasi yang dihimpun berhubungan dengan potensi dan kondisi daerah dan
33
merupakan bahagian penting demi hasil perencanaan yang baik dan komprehensif.
Data dan informasi yang berkualitas harus dijadikan rujukan bagi penentuan
kebijakan dan program sasaran yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah.
Dengan ini, hasil akhir pembangunan berupa peningkatan kesejahteraan
masyarakat/rakyat akan tercapai dengan efektif dan efisien.
Data dan informasi yang akurat dan valid adalah keharusan yang harus
tersedia demi perencanaan pembangunan yang berkualitas di daerah. Untuk itu,
Pemerintah Daerah harus selalu mempunyai basis data (data base) yang
terpercaya, valid dan senantiasa diperbaharui (up to date), sebagai pelaksana
pembangunan, Pemerintah Daerah juga sebaiknya menghimpun dan
menginvetarisir sendiri seluruh data dan informasi yang dibutuhkan untuk
pembangunan. Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus mempunyai
database yang up to date, sehingga pelaksanaan pembangunan yang berhubungan
dengan teknis institusinya bisa diukur langsung dan diketahui target
pencapaiannya. Tidak dapat dielakkan, pemerintah daerah harus selalu
memperbaharui dan mempunyai data valid yang merupakan data-data dasar.
Tujuan dari verifikasi dan validasi yang adalah sebagai usaha untuk
mendapatkan tingkat kepercayaan akan keakurasian dan kepresisian sesuai dengan
tingkat kepentingan dari tujuan untuk kegunaan dari informasi itu sendiri sebagai
masukan dalam proses pengambilan keputusan kebijakan pembangunan.
34
SKALA VS SKALA
35
Gambar: Contoh Bentuk-bentuk skala peta
a. Skala Verbal
Skala verbal adalah skala yang menunjukkan perbandingan jarak pada peta
dalam suatu kalimat langsung yang tegas.
- Contohnya, pada sebuah peta dituliskan Skala 1 cm untuk 1 km. Ini berarti
bahwa setiap jarak 1 cm dalam peta setara dengan jarak 1 km pada jarak
sesungguhnya.
b. Skala Angka
Skala jenis ini dengan satuan centimeter telah dijadikan sebagai sistem skala
peta resmi internasional. Namun, ada pula beberapa negara yang menggunakan
36
satuan inci berbanding satuan mil. Beberapa negara tersebut antara lain, Inggris
dan negara-negara persemakmuran Inggris.
Skala batang menggunakan batang garis lurus yang memiliki beberapa ruas
dengan jarak yang sama di antara ruas-ruas tersebut, seperti halnya garis bilangan.
Skala tersebut dapat pula berbentuk grafis (gambar) yang menunjukkan jarak
antarbagian.
Visualisasi
37
ruang terbuka hijau pada suatu kota, dan lain-lain. Dengan kata lain, SIG mampu
memberikan informasi yang aktual dan bersifat dinamis terhadap suatu lokasi.
38
DAFTAR PUSTAKA
Pramono, G. H., 2008, Akurasi Metode IDW dan Kriging untuk Interpolasi
Sebaran Sedimen Tersuspensi di Maros Sulawesi Selatan, Forum Geografi,
Vol. 22, No. 1, Juli 2008: 145-158.
Hartkamp, D., Beurs, K. D., Stein, A., et al, 1999, Interpolation Technique for
Climate Variables, CIMMYT Natural Resource Group, Geographic
Information Sustem Series 99-01.
Website :
39
Diakses pada tanggal 12 Januari 2015 pukul 17:12 WIB http://repository.usu.-
ac.id/bitstream/123456789/29699/3/Chapter%20II.pdf
40