About
Kontak
Disclaimer
Policy
Sitemap
KATEGORI
Facebook
Twitter
Google+
Linkedin
Pinterest
RSS
Urusan Tata Usaha Sekolah adalah bagian dari unit pelaksana teknis penyelenggara
sistem administrasi dan informasi pendidikan di sekolah/madrasah (permendiknas
24/2008)
Dikdasmen 260-261/1996
1. Administrasi Kepegawaian :
1. Melaksanakan prosedur dan mekanisme kepegawaian
2. Merencanakan kebutuhan pegawai
3. Menilai dan membina staf
Rincian Tugas :
1. Mengisi buku induk pegawai
2. Menyusun daftar urut kepangkatan
3. Menerbitkan surat tugas/keputusan
3. Menyusun data dan statistik kepegawaian
4. Menyusun arsip dan file pegawai
5. Mengelola daftar hadir pegawai, dll
2. Administrasi Keuangan :
1. Melaksanakan administrasi keuangan sekolah,
2. Meliputi keuangan rutin/dana komite sekolah/bantuan, dll.
4. (dalam pelaksanaanya dilaksanakan oleh
5. Perangkat bendahara yang bertanggung
6. Jawab kepada kepala tata usaha
Rincian Tugas :
1. Menyimpan dokumen, rekening giro/bank
2. Menerima dan melakukan pembayaran
3. Menyimpan arsip/dokumen dan spj keuangan
4. Membuat laporan penggunaan keuangan
5. Membuat laporan posisi anggaran (daya serap )
6. Mencatat keuangan berdasarkan sumber keuanganya pada buku kas umum,
pembantu dan tabelaris, dll
Rincian tugas :
1. Menyusun daftar kebutuhan sarana dan prasarana
2. Mencatat dan menginventarisir sarana
3. Menyimpan dokumen kepemilikan
4. Membuat daftar inventarisasi ruang, dll
4. Administrasi Kehumasan
Melaksanakan hubungan sekolah dan masyarakat
Rincian Tugas :
1. Membantu proses kegiatan komite
2. Menjalin kerja sama dengan pemerintah dan lembaga masyarakat serta
keterlibatan pemangku kepentingan (stakeholders)
3. Mencatat dan mendokumentasikan proses kegiatan kehumasan
4. Mempromosikan sekolah/madarsah dan mengkoordinasikan penelusuran tamatan
Rincian Tugas :
1. Mengelola surat masuk dan keluar
2. Menggandakan surat/tikrey
3. Mengelola buku ekspedisi persuratan
4. Memelihara dan menata kearsipan dan dokumen , dll
6. Administrasi Kesiswaan
Melaksanakan proses administrasi kesiswaan
Rincian Tugas :
1. Membuat daftar nomor induk siswa
2. Menyusun daftar keadaan siswa
3. Membuat usulan peserta ujian
4. Menginventarisir daftar lulusan
5. Menyimpan daftar kumpulan nilai (leger)
6. Menginventarisir pendaftaran siswa baru
7. Mengisi papan data keadaan siswa,dll
Rincian Tugas :
1. Koordinator petugas layanan khusus; penjaga, tukang kebun, petugas
kebersihan, pesuruh, dan pengemudi
2. Membantu program layanan khusus ; uks, bimbingan konseling, laboratorium/bengkel
dan perpustakaan, dll
Rincian Tugas :
1. Mengakses dan mengelola data
2. Mendokumentasikan administrasi
3. Menginformasikan serta mempromosikan
Sumber/Partner : administrasik13.blolgspot.co.id
Akhirnya selamat menjalankan tugas sebagai administrasi tata usaha sekolah, semoga
lancar dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan khususnya pelayanan
pada dunia pendidikan, Terima kasih atas kunjungan anda.
Label: PERSONALIA
Save Save
Related Posts
No comments:
Post a Comment
Create a Link
Search site
Followers
Labels
ADM PERSURATAN
ADM SEKOLAH
ADMINISTRASI KESISWAAN
ADMINISTRASI TATA USAHA
APLIKASI
DOWNLOAD
KEBIJAKAN
PERSONALIA
Soal Latihan dan Kunci Jawaban Ujian Nasional 2017 SMA-MA-SMK
Popular Posts
FUNGSI DAN URAIAN TUGAS POKOK TATA USAHA
SEKOLAH/MADRASAH SESUAI PERMENDIKNAS 24 TAHUN 2008
APLIKASI PRAKTIS UNTUK MEMBUAT CAP/STEMPEL SEDERHANA DAN
PRAKTIS FORMAT EXCEL
UNDUH ~ INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU, KEPALA SEKOLAH,
KA. LABORATORIUM, KA. PERPUSTAKAAN
DOWNLOAD~ APLIKASI PEMBUAT SEGALA JENIS SURAT ~ FORM-EXCEL
DOWNLOAD ~ TUGAS POKOK DAN FUNGSI ADMINISTRASI TATA USAHA
SEKOLAH/MADRASAH KOMPLIT
DOWNLOAD - APLIKASI PRAKTIS PEMBUAT SURAT OTOMATIS FORMAT
- EXCEL
APLIKASI PENGELOLAAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN ~ PRAKTIS
FORMAT EXCEL
BUKU INDUK GURU DAN PEGAWAI SD, SMP, SMA, PERMENDIKNAS 22
TAHUN 2006
APLIKASI OTOMATIS SKP - SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL
(PNS) - EXCEL
Copyright © 2018 ADMINISTRASITATAUSAHA.com. All rights reserved. Template by
CB. Theme Framework: Responsive Design
Home
About
Contact
Privacy
Disclaimer
TOS
Sitemap
Layanan Iklan
HAMBA ALLAH
Artikel
Admin Sekolah
Admin Guru
Buku Sekolah
Rangkuman Materi
Bank Soal
Link
Home Admin Sekolah Contoh Program Kerja Tata Usaha (TU) Sekolah
Program Kerja TU Sekolah merupakan rencana kegiatan dan anggaran yang harus disiapkan
sebelum memasuki tahun ajaran baru menjelang hari efektif sekolah. Dimana dengan adanya
sebuah program kegiatan maka pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang akan berlangsung
mampu terlaksana dengan sempurna.
Tidak bisa dibayangkan bagaimana jadinya sebuah kegiatan dengan jangka waktu tertentu
tanpa ada persiapan atau program sebelumnya. Tentu beberapa atau sebagian besar kegiatan
tidak memiliki tujuan dan bahkan berantakan. Oleh karena itu, program kerja wajib disusun
guna mencapai tujuan kegiatan yang maksimal.
Peran Tata Usaha sangat berperan penting dalam urusan administrasi dan pembukuan segala
hal yang berkaitan dengan kepentingan sekolah, mulai dari administrasi keuangan,
administrasi kesiswaan, administrasi pendidik dan tenaga kependidikan, dan lain sebagainya.
Karenanya, sangat penting juga bagi Tata Usaha untuk mempersiapkan sebuah program kerja
tata usaha untuk melancarkan tugas sebagai TU sekolah yang sangat banyak tersebut.
Adapun secara garis besar tujuan penyusunan program kerja TU sekolah dapat digambarkan
sebagai berikut:
Memberikan arah kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan pendidikan agar
dapat memanfaatkan setiap sumber dana dan daya yang tersedia untuk menunjang
tercapainya mutu pendidikan;
Terselenggaranya administrasi kesiswaan yang tertib dan teratur sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
Terselenggaranya administrasi keuangan yang tertib dan teratur sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
Terselenggaranya pengadminitrasian surat menyurat yang teratur berdasarkan
ketentuan yang berlaku;
Meningkatkan layanan Tata Usaha dalam penyelesaian hak-hak pendidik dan tenaga
kependidikan dengan pengadministrasian yang teratur;
Meningkatakan layanan Tata Usaha;
Terpeliharanya gedung sekolah dan perlengkapan sekolah sehingga tercipta
lingkungan pendidikan yang nyaman, aman, dan tentram.
Terselenggaranya pengadminitrasian surat menyurat yang teratur berdasarkan
ketentuan yang berlaku;
Berkaitan dengan format penyusunan program kerja TU sekolah, pada dasarnya sama dengan
program kerja lainnya. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
program kerja TU, diantaranya adalah;
A. Pengorganisasian Ketatausahaan
Dalam pengorganisasian ketatausahaan yang harus diperhatikan adalah uraian tugas tata
usaha dan program kegiatan yang akan dilaksanakan. Uraian tugas tata usaha tersebut
meliputi apa saja yang menjadi tanggungjawab tata usaha. Sedangkan program kegiatan yang
akan dilaksanakan yakni meliputi perancangan dan menentukan kegiatan apa saja yang
kiranya perlu diadakan dan yang harus dilaksanakan.
Guna memberi gambaran yang lebih jelas dan spesifik maka diperlukan sebuah metrik
pelaksanaan program. Adapun hal-hal yang termuat dalam metrik program kerja antara lain;
jenis program, sasaran atau terget, wujud kegiatan, waktu pelaksanaan, anggaran biaya yang
dibutuhkan, kemudian penanggungjawab kegiatan. Semua hal tersebut di tulis dan
digambarkan dalam bentuk tabel, sehingga lebih tertata rapi dan jelas bentuk kegiatan serta
pelaksanaannya.
Kemudian dengan adanya jadwal kegiatan maka akan mampu menjelaskan kapan waktu
pelaksanaan dan mampu diketahui apakah kegiatan tersebut sudah terlaksana atau belum.
Baca Juga:
Contoh Penyusunan Program Kerja OSIS SMA
Contoh Laporan Pelaksanaan Kegiatan Semester
Nah untuk lebih jelas dan lengkapnya silahkan melihat dokumen yang kami sematkan di
bawah ini;
Demikian Contoh Program Kerja Tata Usaha (TU) Sekolah yang bisa kami bagikan. Jika
dibutuhkan silahkan download dokumen tersebut dan jangan lupa dikembangkan sendiri
sesuai kebutuhan sekolah. Terakhir kami mohon maaf jika ada kesalahan, semoga
bermanfaat.
Ma'ruf Syafi'i
2/23/2017 Admin Sekolah
Next Post
Previous Post
Featured Post
Koleksi Buku Sekolah Elektronik (BSE) Kurikulum KTSP Lengkap
Koleksi Buku Elektronik Sekolah (BSE) Kurikulum KTSP Lengkap - Saudaraku Hamba-
Allah yang berbahagia. Pada halaman ini kami berbagi koleksi...
Popular Posts
Akhlak secara bahasa memiliki arti tingkah laku. Sedangkan secara istilah akhlak
merupakan sifat yang tertanam pada disi seseorang yang memb...
Zionis telah berusaha membentuk mimpinya dengan mendirikan negara di tanah
Palestina, yang kemudian dinamakan dengan Israel. Hingga kini mim...
File ini adalah tugas untuk memenuhi mata kuliah Perencaan Sistem & Model
Pembelajaran pada semester V di STAI Sunan Drajat, Kranji. Ap...
Berikut adalah contoh susunan laporan kegiatan maulid nabi . Laporan kegiatan ini
disusun guna sebagai bentuk fisik laporan selama pelaksana...
سلا ام اوت ُ ِق ا
يم ال صلاى ا
َّللاُ اعلا إي ِه او ا ُ َّللاُ اوأ ا ان ُم اح امدًا ار
سو ُل ا
َّللاِ ا اْلس اإَل ُم أ ا إن ت ا إش اهدا أا إن اَل إِلاها إِ اَل ا
ِ إ...
Ruang Lingkup Fiqih
RPE merupakan hitungan hari mengajar, baik itu hari efektif maupun hari libur.
Semua dihitung dalam RPE sebagai perencanaan pembelajaran. Pe...
Sekolah Menengah Pertama Ma’arif 6 Brondong merupakan salah satu dari satuan
pendidikan dasar di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Lamon...
Pada halaman terdahulu saya juga pernah membuat postingan tentang program
semester. Kali ini saya membuat postingan cara menyusun program ta...
Label
Admin Guru 13
Admin Sekolah 11
Artikel 14
Buku Sekolah 8
Contoh Soal 4
Inspirasi 8
Rangkuman Materi 7
Tips-Trik 6
MAKALAH»
PERATURAN»
BUKU ELEKTRONIK»
SMS GRATIS»
CONTACT FB»
BUKU ELEKTRONIK
REQUEST ARTIKEL
EnsikloPENJAS
All About Physical Education
BERANDA»
DOWNLOAD»
DAFTAR ISI
CONTACT FB»
INGIN USAHA? KLIK
REQUEST
HOT POST
Softball Glosarium Di bawah ini adalah daftar dalam urutan abjad dari istilah yang Anda akan mendengar
selama pertandingan softball. ...
Teknik Dasar Permainan Tenis Meja Pada dasarnya, teknik dasar permainan tenis meja dapat dibagi menjadi
empat: 1. Tek...
PENGUKURAN KEKUATAN (strength) 1. Tes Kekuatan Pegangan (Hand Dynamometer) Grip strength
dilaksanakan untuk mengetahui kekuatan ...
EnsikloPenjas > Umum > Makalah Peran dan Fungsi Tenaga Pendidik dan
Kependidikan
PEMBAHASAN
Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjangPenyelenggaraan Pendidikan. Yang termasuk ke dalam tenaga kependidikan adalah:
kepala satuan pendidikan; pendidik; dan tenaga kependidikan lainnya.
Kepala Satuan Pendidikan yaitu orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk
memimpin satuan pendidikan tersebut. Kepala Satuan Pendidikan harus mampu melaksanakan
peran dan tugasnya
sebagai edukator, manajer,administrator, supervisor, leader, inovator, motivator, figur danmediator
(Emaslim-FM) Istilah lain untuk Kepala Satuan Pendidikan adalah: Kepala Sekolah, Rektor, Direktur,
serta istilah lainnya. Sedangkan pendidik atau di Indonesia lebih dikenal dengan pengajar, adalah
tenaga kependidikan yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus
sebagai profesi pendidik. Pendidik mempunyai sebutan lain sesuai kekhususannya yaitu: Guru,
Dosen, Konselor, Pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator,Ustadz, dan sebutan
lainnya.
a. Wakil-wakil/Kepala urusan umumnya pendidik yang mempunyai tugas tambahan dalam bidang yang
khusus, untuk membantu Kepala Satuan Pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan pada
institusi tersebut. Contoh: Kepala Urusan Kurikulum.
b. Tata usaha, adalah Tenaga Kependidikan yang bertugas dalam bidang administrasi instansi tersebut.
Bidang administrasi yang dikelola diantaranya; Administrasi surat menyurat danpengarsipan,
Administrasi Kepegawaian, Administrasi Peserta Didik, Administrasi Keuangan,
Administrasi Inventaris dan lain-lain.
c. Laboran, adalah petugas khusus yang bertanggung jawab terhadap alat dan bahan di Laboratorium.
d. Pustakawan, Pelatih ekstrakurikuler, Petugas keamanan (penjaga sekolah), Petugas kebersihan, dan
lainnya
Suatu bagian penting dari lembaga ialah peranan. Peranan ialah aspek-aspek dinamis dari
kedudukan dan jabatan di dalam suatu lembaga, dan ia menetapkan perilaku para pemegang
peranan itu. Di sekolah, pemegang peranan itu meliputi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta
didik. Peranan memiliki harapan-harapan yaitu kewajiban, tanggung jawab, dan haknya. Sifat pokok
dari peranan-peranan adalah satu sama lain saling melengkapi untuk mencapai tujuan sekolah
secara efektif, efisien, mandiri, dan akuntabel. Misalnya, guru berperan memberi pembelajaran,
siswa berperan sebagai pembelajar. Pengawas berperan sebagai pembimbing kepala sekola, kepala
sekolah berperan sebagai pihak yang dibimbing. Tenaga administrasi sekolah berperan sebagai
administrator; kepala sekolah, guru, siswa, dan orang tua yang memanfaatkan administrasi tersebut.
Semua peranan masing-masing adalah untuk mencapai tujuan sekolah. Penghargaan terhadap
pentingnya peranan dan fungsitenaga administrasi sekolah sampai saat ini masih kurang disadari dan
kurang mendapat perhatian baik oleh warga sekolah, warga masyarakat, ilmuwan, maupun pejabat.
Tetapi, dengan adanya Direktorat Tenaga Kependidikan, niat dan upaya untuk meningkatkan harkat
dan martabat serta citra tenaga administrasi sekolah semakin mendapat perhatian. Terbukti dengan
semakin banyaknya bimbingan teknik (pelatihan) tenaga administrasi sekolah yang telah dilakukan
Direktorat Tenaga Kependidikan di mana sebelumnya pelatihan seperti ini sangat langka
dilaksanakan. Sebenarnya, kalau kita mau jujur, dan berdialog dengan hati nurani dan menganggap
sekolah sebagai suatu sistem sosial; maka peranan dan fungsi setiap orang sama pentingnya karena
masing-masing saling membutuhkan. Ada pendapat yang keliru dimasyarakat bahwa tenaga
administrasi sekolah tidak penting, tidak perlu dilatih karena pekerjaannya hanyalah mengurusi
surat-menyurat. Pada hal kenyatan di lapangan, Kepala tenaga daministrasi sekolah memiliki staf
yang harus ia kelola secara profesional dengan keterampilan managerialnya.
Peranan tenaga administrasi sekolah sangat erat hubungannya dengan otoritas formal yang
diberikan olehsekolah. Otoritas formal tersebut berupa tugas pokok dan fungsi tenaga administrasi
sekolah. Pekerjaan tenaga administrasi menurut Terry meliputi: penyampaian keterangan secara
lisan dan pembuatan surat menyurat dan laporan-laporan sebagai cara untuk meringkas banyak hal
dengan cepat guna menyediakan suatu landasan fakta bagi tindakan kontrol dari pimpinan.
Selanjutnya ditambahkan Terry bahwa tujuh kegiatan tenaga administrasi adalah: (1) mengetik, (2)
menghitung, (3) memeriksa, (4) menyimpan, (5) menelpon, (6) menggandakan, (7) mengirim surat,
dan (8) lain-lain. Sedangkan Mill dan Standingford (1982) menyebutkan delapan kegiatan tenaga
administrasi yaitu: (1) menulis surat, (2) membaca, (3) menyalin (menggandakan), (4) menghitung,
(5) memeriksa, (6) memilah (menggolongkan dan menyatukan), (7) menyimpan dan menyusun
indeks, dan (8) melakukan komunikasi (lisan dan tertulis). Menurut The Lian Gie, tenaga tata usaha
memiliki tiga peranan pokok yaitu: (1) melayani pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan operatif untuk
mencapai tujuan dari suatu organisasi, (2) menyediakan keterangan-keterangan bagi pucuk
pimpinan organisasi itu untuk membuat keputusan atau melakukan tindakan yang tepat, dan (3)
membantu kelancaran perkembangan organisasi sebagai suatu keseluruhan. Berdasarkan pendapat
The Lian Gie di atas, maka peranan tenaga administrasi sekolah sesungguhnya hanya satu yaitu
sebagai administrator karena ketiga peranan yang diungkapkan di atas yaitu melayani, menyediakan,
dan membantu sama dengan administrasi. Jika ditinjau dari sudut asal usul kata (etimologis), maka
administrasi berasal dari Bahasa Latin, ad + ministrare. Ad berarti intensif, sedangkan ministrare
berarti melayani, membantu, dan memenuhi atau menyediakan.
Selanjutnya dijelaskan oleh The Liang Gie, bahwa untuk Indonesia dapatlah kini secara lengkap
tata usaha dirumuskan sebagai segenap rangkaian kegiatan yang menghimpun, mencatat,
mengolah, menggandakan, mengirim, dan menyimpan. Pekerjaan catat-mencatat atau tulis-menulis
mendukung falsafah yang digunakan dalam Sistem Manajemen Mutu International Standart
Organization 9001:2000 (SMM ISO 9001:2000) yaitu, ”Tulis yang Anda kerjakan dan kerjakan yang
Anda tulis.” Jika mutu sekolah Indonesia ingin diakui dunia internasional, makasekolah harus
menerapkan dan memiliki sertifikat ISO 9001:2000. Pekerjaaan catat mencatat mendukung salah
satu fungsi manajemen yang dikembangkan oleh Gullick & Urwick (1937) (Hoy & Miskel, 2005)
dengan akronim POSDCoRB (Planning, Organizing, Staffing, Coordinating, Reporting, and
Budgetting). Pekerjaan catat-mencatat mendukung salah satu karakteristik birokrasi yaitu
administrasi adalah tindakan catat-mencatat seperti yang dinyatakan Weber.
Dari berbagai pendapat tadi, dapat disimpulkan bahwa peranan tenaga administrasi
sekolah adalah sebagai administrator. Jika tenaga administrasi sekolah tersebut memiliki staf, maka
peranannya bertambah satu yaitu sebagai pengelola (manager). Manajer menurut The Liang Gie,
ialah seorang yang mampu: melihat semua urusan dalam keseluruhannya, melimpahkan
pekerjaannya, membangkitkan gairah kerja, memberikan insipasi, membimbing stafnya, bekerja
sama, dan menerapkan teknik-teknik administrasi perkantoran. Sebagai seorang administrator, ia
harus memahami dan mampu mengkoordinasikan penyelenggaraan administrasi sekolah sesuai
pedoman pengelolaan administrasi sekolah. Jadi, seorang administrator harus mampu sebagai
koordinator. Di samping itu, ia juga harus mampu menciptakan pelayanan administrasi yang lancar
dan tepat waktu. Peranan kepala tenaga administrasi sekolah sebagai manajer lainnya lagi adalah
sebagai planner karena ia harus membuat rencana dan program kerja ketatausahaan. Sebagai
organizator karena ia harus mengorganisasikan stafnya. Dari pengalaman lapangan diketahui bahwa
staf tenaga administrasi sekolah yang paling lengkap kebanyakan berada di SMK favorit. Di SMK
tersebut, idealnya terdapat 13 orang staf administrasi sekolah dengan tugas sebagai: (1) pelaksana
urusan persuratan dan pengarsipan (kesekretariatan), (2) pelaksana urusan kepegawaian (pendidik
dan tenaga kependidikan), (3) pelaksana urusan keuangan (pembiayaan sekolah/madrasah), (4)
pelaksana urusan kurikulum (isi) dan pembelajaran (proses), (5) pelaksana urusan kesiswaan
(peserta didik), (6) pelaksana urusan sarana dan prasarana, (7) pelaksana urusan hubungan sekolah
dengan masyarakat, (8) pesuruh (caraka), (10) pengemudi (pada sekolah yang sudah memiliki mobil),
(11) penjaga sekolah, (12) tukang kebun (pada SMK Pertanian), dan (13) tenaga kebersihan S/M.
Dengan diterapkannya delapan standar pendidikan nasional di sekolah, maka pelaksana urusan akan
bertambah lagi yaitu: (1) pelaksana urusan kompetensi lulusan, dan (2) pelaksana urusan penilaian
pendidikan. Tugas-tugas di atas tentunya dapat dirangkap tergantung kebutuhan sekolah masing-
masing. Dengan diterapkannya Peraturan Pemerintah Republiik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Pendidikan Nasional, maka tenaga kebersihan, tenaga perpustakaan, dan tenaga
laboran/teknisi bukan lagi menjadi staf tenaga administrasi sekolah tetapi kedudukannya tersendiri
yaitu sebagai salah satu tenaga kependidikan seperti halnya dengan tenaga administrasi sekolah.
Peranan semua pelaksana urusan adalah sebagai administrator. Peranan pesuruh adalah sebagai
pengantar surat (expeditor atau distributor) dan melayani konsumsi tamu (waiter). Peranan
pengemudi adalah sebagai sopir (driver). Peranan tukang kebun adalah pemelihara kebun
(caretaker). Tenaga administrasi sekolah sebagai pribadi tidak dapat melepaskan peranannya
sebagai personal. Berkenaan dengan kualitas personal, Denyer (1975) menyatakan bahwa kualitas
kepribadian tenaga administrasi sekolah yang penting-penting adalah kegairahan (enthusiasm),
ketulusan (sincerity), kebijaksanaan (wisdom), dan pengendalian diri (self-control). Berkaitan dengan
ketulusan, Sri Pannyavaro (2007) menyatakan bahwa di antara pekerjaan luhur yang dilakukan
manusia adalah melayani orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Jika seseorang membantu orang
lain dengan ketulusan atau keikhlasan, maka ia akan mendapat kebahagiaan. Sebaliknya, orang yang
tidak tulus akan lebih banyak merasa gelisah dan khawatir, bahkan kecewa dan menyesal manakala
mendapati kenyataan yang sesuai harapan. Keberadaannya selalu dibutuhkan dan ketiadaannya
selalu dikenang. Tenaga administrasi sekolah sebagai makhluk sosial tidak dapat melepaskan
peranannya sebagai orang yang sosial.
Anda sedang membaca artikel Makalah Peran dan Fungsi Tenaga Pendidik dan Kependidikan. Terimakasih
atas kunjungan serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Jika memang bermanfaat, Anda boleh
menyebarluaskannya dan jangan lupa untuk menyertakan sumber link dibawah ini:
http://pendidikanjasmani13.blogspot.com/2012/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_21.html
PALING DI CARI
Senam Lantai Roll Belakang - Senam lantai roll belakang adalah gaya gerakan senam yang dimana
posisi badan berguling ke arah belakang bada...
Beranda
Profil
Personil
Alumni
Komite Sekolah
Galeri
Edu_News
Download
Bagian terpenting dari lembaga adalah peranan. Peranan ialah jabatan. Sifat-
sifat peranan saling mengisi. Peranan dan fungsi TAS/M belum sepenuhnya
diberdayakan oleh S/M, pada hal peranan dan fungsi TAS/M mendukung
kelancaran pembelajaran. Peranan menimbulkan harapan dan berkonflik dengan
kepribadian Peranan TAS/M adalah administrator, personal, sosial, dan manajer.
Fungsi ialah sekelompok tugas pekerjaan meliputi aktivitas, jenis yang sama sifat-
sifatnya, pelaksanaannya atau urutan. Fungsi. TAS/M adalah memberikan
pelayanan prima baik dalam makna sebenarnya dan singkatan. Singkatan
pelayanan prima sudah mengandung dimensi pelayanan yang harus diperhatikan
dalam melaksanakan pelayanan prima. Keefektifan individual ditentukan oleh
sikap, keterampilan, pengetahuan, Salah satu cara untuk mengefektifkan peran dan
fungsi tenaga administrasi sekolah adalah dengan melakukan pelatihan
keterampilan manajerial berbasis kompetensi. Terdapat beberapa mata pelatihan
yang ditawarkan dalam pelatihan manajerial kepala tenaga administrasi sekolah.
Penulisan artikel ini bertujuan untuk memberikan sumbangan konsep pemikiran
tentang peranan dan fungsi TAS/M dan upaya mengefektifkannya.
A. Pendahuluan
Manusia dalam kehidupan dan penghidupannya memiliki berbagai peranan.
Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah (TAS/M) dalam kesehariannya dapat
berperan sebagai administrator ketika di sekolah/madrasah (S/M), mungkin
berperan sebagai kepala rumah tangga ketika di rumah, berperan sebagai anggota
ketika rapat di suatu organisasi, berperan sebagai pemain dalam salah satu cabang
olah raga, dan sebagainya. Peranan itu dapat saling mendukung dan dapat pula
saling bertentangan.Peranan memiliki harapan-harapan (Getzel, 1958). Kenyataan
di lapangan menunjukkan bahwa administrasi di Sekolah Dasar (SD) menurut
temuan para pengawas masih belum baik dan mereka mengeluhkan hal ini. Ketika
para Kepala SD ditanya para pengawas mengapa administrasi S/M mereka masih
belum tertib, para kepala sekolah menjawab karena kami belum memiliki TAS/M.
Secara hukum, SD Negeri tidak ada TAS, namun secara faktual, beberapa SD
mengangkat sendiri TAS ada yang dibayar oleh komite sekolah dan ada pula yang
tidak dibayar. Sebagian Kepala SD/MI mengeluh belum dapat memimpin
sekolahnya secara optimal karena disibukkan oleh kegiatan administrasi sekolah
terutama administrasi dana Biaya Operasional Sekolah (BOS). Akibatnya, mutu
lulusan SD/MI sulit ditingkatkan. Sebaliknya, peranan dan fungsi tenaga
administrasi di SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK ada sudah diberdayakan dan
ada yang belum diberdayakan tergantung kemauan kepala S/M-nya masing-
masing. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa beberapa kepala S/M belum
memfungsikan TAS/M karena berbagai faktor. Mungkin karena belum ada
TAS/M-ya, mungkin faktor pelayanannya belum memuaskan, dan mungkin pula
hubungan interpersonal keduanya belum baik. Harapannya adalah kepala S/M,
guru, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang-orang di luar S/M yang
berkepentingan dan peduli dengan S/M mau dan mampu memanfaatkan peranan
dan fungsi TAS/M dengan sebaik-baiknya. Rekrutmen dan seleksi serta
penempatan tenaga administrasi di SD/MI merupakan kebutuhan yang sangat
mendesak untuk dilaksanakan pemerintah dalam rangka memenuhi tuntutan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, Pasal 35, ayat (1), butir b. Yang berbunyi, ”b. SD/MI atau
bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala
sekolah/madrasah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, dan tenaga
kebersihan sekolah/madrasah.” Maknanya adalah setiap SD/MI harus memiliki
TAS/M. Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2005), jumlah SD Negeri
135.644 buah. SD Swasta 10.223 buah. Jumlah SD seluruhnya 145.867 buah. Jika
satu SD minimal membutuhkan satu tenaga administrasi SD, maka perlu diangkat
145.867 orang tenaga administrasi sekolah untuk SD. Karena alasan klasik
keuangan negara masih terbatas, maka tidak mungkin mengangkat sekaligus
145.867 tenaga administrasi SD. Untuk itu, pemenuhan tenaga administrasi SD
akan dilakukan secara bertahap. Data di lapangan sementara ini menunjukkan
bahwa SD baru boleh memiliki seorang TAS/M jika jumlah Rombongan Belajar
(RB) minimal enam buah. Jika jumlah RB lebih dari enam, SD/MI tersebut boleh
memiliki seorang kepala TAS/M. Saat ini, data tersebut divalidasi dan diuji publik
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tentang berapa jumlah siswa
SD/MI atau jumlah RB yang logis dan realistis baru boleh memiliki tenaga
administrasi SD/MI. Setelah mereka ditempatkan di SD, masalahnya adalah,
”Bagaimanakah peranan dan fungsi mereka di SD kelak?” Untuk tenaga
administrasi di SMP/MTs, SMA/MI, dan SMK/MAK juga sama yaitu,
”Bagaimanakah peranan dan fungsi tenaga administrasi SMP/MTs, SMA/MI, dan
SMK/MAK? Bagaimanakah meningkatkan keefektifan peranan dan fungsi tenaga
administrasi di SMP/MTs, SMA/MI, dan SMK/MAK?” Masalah-masalah di atas
dapat dirumuskan sebagai berikut, ”Bagaimana peranan, dan fungsi TAS/M, dan
mengefektifkannya?” Berdasarkan rumusan masalah di atas, artikel ini bertujuan
untuk memberikan sumbangan konsep pemikiran tentang peranan dan fungsi
TAS/M, dan upaya-upaya mengefektifkan peranan dan fungsi tersebut. Berikut ini
dibahas kajian teoritis tentang konsep: (1) peranan TAS/M, (2) fungsi TAS/M, dan
(3) upaya mengefektifkan peranan dan fungsi TAS/M.
B. Pembahasan
1. Konsep Peranan TAS/M
Suatu bagian penting dari lembaga ialah peranan. Peranan ialah aspek-aspek
dinamis dari kedudukan dan jabatan di dalam suatu lembaga, dan ia menetapkan
perilaku para pemegang peranan itu. Di sekolah, pemegang peranan itu meliputi
pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik (Oteng Sutisna, 1987). Menurut
Getzel (1958), peranan memiliki harapan-harapan yaitu kewajiban, tanggung
jawab, dan haknya. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa peranan sebagai
TAS/M memiliki harapan antara lain ingin: tertib administrasi, eselon V.a bagi
Kepala Tata Usaha SMA disamakan dengan eselon Kasubag Tata Usaha di SMK
yaitu IV.b, diikutkan dalam pelatihan-pelatihan seperti halnya kepala
sekolah/madrasah dan guru, ingin agar peranan dan fungsinya diberdayakan oleh
kepala S/M, peranan dan fungsinya dihargai sama pentingnya dengan kepala S/M
dan guru, dan kesejahteraan TAS/M sebagai haknya juga ditingkatkan. Sampai di
luar S/Mpun, peranan dan fungsi TAS/M kurang dihargai oleh masyarakat. TAS/M
ingin tertib administrasi agar peranan dan fungsinya dianggap penting dan
diberdayakan oleh sekolah. TAS/M ingin disamakan eselonnya karena peran dan
fungsi serta beban tugas Kepala Tata Usaha di SMA relatif hampir sama dengan
Kasubag Tata Usaha di SMK. Meskipun di SMK ada bengkel-bengkelnya tetapi di
bengkel sudah ada kepala bengkel dan teknisi yang langsung berada di bawah
pembinaan kepala sekolah. Di samping itu, SMA dan SMK sama-sama dalam
lingkungan pendidikan menengah. TAS/M ingin diikutkan pelatihan seperti halnya
kepala sekolah dan guru karena ingin meningkatkan kompetensinya sehingga
mampu memainkan peranan dan fungsinya secara lebih profesional, ingin
mendapatkan pengalaman berada di tempat lain, ingin menambah teman-teman
baru, dan ingin melepaskan kejenuhan di tempat kerja. TAS/M ingin diberdayakan
peran dan fungsinya karena selama ini masih ada kepala S/M yang hanya
melibatkan dalam pembuatan program saja, sedangkan dalam pelaksanaannya
tidak dilibatkan, mungkin untuk menghemat, kurang kompeten, hubungan
interpersonal kurang baik, dan mungkin pula ketertutupan kepala S/M dalam hal
keuangan. TAS/M ingin dihargai karena manusia pada hakikatnya memiliki
kebutuhan ingin dihargai atau esteem need menurut Maslow (1954), sama-sama
ingin mencerdaskan peserta didik, dan S/M sebagai sebuah sistem. S/M dapat
ibarat sebuah tim sepak bola, maka peranan dan fungsi kepala S/M sebagai kapten,
guru sebagai penyerang, gelandang tengah dan back, maka TAS/M adalah sebagai
kipernya. Semuanya sama tujuannya yaitu ingin mencetak gol sebanyak-
banyaknya. Jadi semua peran dan fungsi di sekolah adalah sama pentingnya.
Ilustrasi di atas mendukung pendapat Getzel (1958) yang menyatakan bahwa sifat
pokok dari peranan-peranan adalah satu sama lain saling melengkapi untuk
mencapai tujuan sekolah secara efektif, efisien, mandiri, dan akuntabel. Misalnya,
guru berperan memberi pembelajaran, siswa berperan sebagai pembelajar.
Pengawas berperan sebagai pembimbing kepala sekola, kepala sekolah berperan
sebagai pihak yang dibimbing. TAS/M berperan sebagai administrator; kepala
S/M, guru, siswa, dan orang tua yang memanfaatkan administrasi tersebut. Semua
peranan masing-masing adalah untuk mencapai tujuan sekolah. Penghargaan
terhadap pentingnya peranan dan fungsi TAS/M sampai saat ini masih kurang
disadari dan kurang mendapat perhatian baik oleh warga S/Mh, warga masyarakat,
ilmuwan, maupun pejabat. Tetapi, dengan adanya Direktorat Tenaga
Kependidikan, niat dan upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat serta citra
TAS/M semakin mendapat perhatian. Terbukti dengan semakin banyaknya
bimbingan teknik (pelatihan) TAS/M yang telah dilakukan Direktorat Tenaga
Kependidikan di mana sebelumnya pelatihan seperti ini sangat langka
dilaksanakan. Sebenarnya, kalau kita mau jujur, dan berdialog dengan hati nurani
dan menganggap sekolah sebagai suatu sistem sosial; maka peranan dan fungsi
setiap orang sama pentingnya karena masing-masing saling membutuhkan. Semua
yang diciptakan Tuhan pasti ada manfaatnya. Coba bayangkan, seandainya penjaga
sekolah tidak masuk, pintu tidak bisa dibuka, maka proses pembelajaran di kelas
akan terganggu. Manusia ada yang menghakimi bahwa TAS/M tidak penting
karena menurut Jakop Sumardjo (2007), manusia itu sombong dan menganggap
dirinyalah yang paling benar. Orang lain itu tidak penting, penuh dengan kesalahan
dan dirinyalah yang paling dan benar. Setiap orang mempunyai ”kepentingan” dan
”kebenaran” sendiri serta ”kepentingan” dan ”kebenaran” itulah yang dipakai
untuk menghakimi orang lain. Kalau manusia ingin menghakimi orang lain, ia
harus cerdas secara subjektif. Kecerdasan subjektif ini terbatas karena itu ia harus
terbuka, toleran, mau mendengar ”kebenaran-kebenaran” yang lain. Hakim yang
bodoh adalah hakim yang berkaca mata kuda yang hanya melihat satu arah dan
tidak mau melihat dan mendengar arah kiri, kanan, dan belakang. Sejarah
membuktikan, penghakiman seperti ini telah menghukum mati ilmuwan-ilmuwan
potensial seperti Pram, Socrates, Galileo, Bruno, dan ribuan lainnya. Di negara
kita, sebenarnya negara sangatlah dirugikan dengan dihakiminya orang-orang
kompeten dan potensial di bidangnya. Mereka tidak diberdayakan secara optimal
bahkan tidak dilibatkan karena penguasa lebih mementingkan kelompok dan
sentimen pribadinya daripada mementingkan bangsanya. Para penguasa
menghakimi mereka dengan mengatakan mereka tidak dapat bekerja sama,
integritas dan komitmennya diragukan. Soal kerjasama, integritas, dan komitmen
biarlah proses yang membuktikannya. Pendapat di atas itu tampaknya berlaku bagi
mereka yang menghakimi bahwa TAS?M tidak penting, tidak perlu dilatih karena
pekerjaannya hanyalah mengurusi surat-menyurat. Pada hal kenyatan di lapangan,
Kepala TAS memiliki staf yang harus ia kelola secara profesional dengan
keterampilan managerialnya. Bangsa kita adalah bangsa tidak mau menghargai
potensi orang lain seperti yang diungkapkan Editorial (2006), ”Padahal orang
pintar tidak sedikit di negeri ini………. Tetapi kepintaran dan kehebatan mereka
tidak memperoleh harga dan penghargaan yang memadai. Karena, negara dan
masyarakat terbelenggu dalam struktur berpikir yang tidak menghargai apa yang
dipunyai sendiri.” Keadaan ini terjadi pula dengan TAS/M. Bangsa kita tampaknya
belum menghargai profesionalisme. Oleh sebab itu, pengangkatan TAS/M masih
banyak dari lulusan SMA daripada SMK Jurusan Administrasi Perkantoran. Di
suatu sekolah sebagai contoh, ada yang mengangkat pengurus surat menyurat dari
SMK Jurusan Otomotif. TAS/M ingin agar kesejahteraannya ditingkatkan karena
merasa gaji dan penghasilannya tidak cukup. Manusia cenderung merasa tidak
cukup. Sesungguhnya, cukup tidak cukup itu bukanlah terletak pada gaji dan
penghasilan tetapi pada ”rasa”. Coba lihat teman Anda. Gaji dan penghasilannya
jauh di bawah Anda, tetapi tidak pernah mengeluh dan tampak hidupnya sangat
bahagia walaupun tidak dalam kemewahan. Jadi, untuk merubah tidak cukup
menjadi cukup adalah dengan merubah rasa tidak cukup menjadi cukup dan
bersyukur (Masassya, 2007). Orang yang cukup (kaya) adalah orang yang sedikit
(miskin) keinginan. Sebaliknya, orang tidak cukup (miskin) adalah orang yang
banyak (kaya) keinginannya. Mengapa TAS/M ingin ditingkatkan kekayaannya?.
Jawabnya menurut Taufiq Effendi, selaku Menpan (2007) menyatakan,
”Barangkali salah satu penyebabnya adalah karena bangsa ini punya alat ukur yang
sangat unik. Misalnya, alat ukur untuk melihat kesuksesan seseorang dipandang
dari berapa jumlah mobil yang dimilikinya, rumahnya di kawasan mana, merek
bajunya apa, bahkan-mungkin-termasuk berapa jumlah isterinya. Karena alat ukur
yang demikian itu, maka ketika seseorang menjalin hubungan dengan orang lain,
orang lain itu disuguhkan dengan penampilan yang dilengkapi dengan aksesori
mobil mengkilap, baju bermerek, dan lain sebagainya (meskipun sebenarnya
semuanya hasil pinjaman bahkan utang). Celakanya, cara seperti itu justru
membuat lawan hubungannya menjadi yakin dan percaya sepenuhnya.” Peranan
menurut Getzel (1958) kadang-kadang berkonflik dengan kepribadian. Sebagai
contoh, peranan sebagai Kepala TAS/M sebagai manajer bertugas menilai DP3
bawahannya mempunyai kepribadian objektif dan senang membina. Menurut
aturan, PNS tidak bisa naik pangkat jika nilai kesetiaan di bawah 91. Pada hal
bawahannya hanya layak diberi nilai di bawah 91. Jika PNS bersangkutan diberi
nilai di bawah 91 berarti pembinaan si Kepala TAS/M berarti tidak berhasil. Di
samping itu, jika PNS tidak bisa naik pangkat, dikhawatirkan PNS bersangkutan
semakin malas dan frustasi. Akhirnya, diberi PNS tersebut nilai 91. Akibatnya,
terjadilah konflik batin antara peranan dengan kepribadian Kepala TAS/M.
Peranan TAS/M sangat erat hubungannya dengan otoritas formal yang diberikan
oleh S/M. Otoritas formal tersebut berupa tugas pokok dan fungsi TAS/M.
Pekerjaan tenaga administrasi menurut Terry (1958) meliputi: penyampaian
keterangan secara lisan dan pembuatan surat menyurat dan laporan-laporan sebagai
cara untuk meringkas banyak hal dengan cepat guna menyediakan suatu landasan
fakta bagi tindakan kontrol dari pimpinan. Selanjutnya ditambahkan Terry bahwa
tujuh kegiatan tenaga administrasi adalah: (1) mengetik, (2) menghitung, (3)
memeriksa, (4) menyimpan, (5) menelpon, (6) menggandakan, (7) mengirim surat,
dan (8) lain-lain. Sedangkan Mill dan Standingford (1982) menyebutkan delapan
kegiatan tenaga administrasi yaitu: (1) menulis surat, (2) membaca, (3) menyalin
(menggandakan), (4) menghitung, (5) memeriksa, (6) memilah (menggolongkan
dan menyatukan), (7) menyimpan dan menyusun indeks, dan (8) melakukan
komunikasi (lisan dan tertulis). Menurut The Lian Gie (2000), tenaga tata usaha
memiliki tiga peranan pokok yaitu: (1) melayani pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan
operatif untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi, (2) menyediakan keterangan-
keterangan bagi pucuk pimpinan organisasi itu untuk membuat keputusan atau
melakukan tindakan yang tepat, dan (3) membantu kelancaran perkembangan
organisasi sebagai suatu keseluruhan. Berdasarkan pendapat The Lian Gie di atas,
maka peranan TAS/M sesungguhnya hanya satu yaitu sebagai administrator karena
ketiga peranan yang diungkapkan di atas yaitu melayani, menyediakan, dan
membantu sama dengan administrasi. Jika ditinjau dari sudut asal usul kata
(etimologis), maka administrasi berasal dari Bahasa Latin, ad + ministrare. Ad
berarti intensif, sedangkan ministrare berarti melayani, membantu, dan memenuhi
atau menyediakan (Husaini Usman, 2006). Selanjutnya dijelaskan oleh The Liang
Gie (2000) bahwa untuk Indonesia dapatlah kini secara lengkap tata usaha
dirumuskan sebagai segenap rangkaian kegiatan yang menghimpun, mencatat,
mengolah, menggandakan, mengirim, dan menyimpan. Pekerjaan catat-mencatat
atau tulis-menulis mendukung falsafah yang digunakan dalam Sistem Manajemen
Mutu International Standart Organization 9001:2000 (SMM ISO 9001:2000) yaitu,
”Tulis yang Anda kerjakan dan kerjakan yang Anda tulis.” Jika mutu S/M
Indonesia ingin diakui dunia internasional, maka S/M harus menerapkan dan
memiliki sertifikat ISO 9001:2000. Pekerjaaan catat mencatat mendukung salah
satu fungsi manajemen yang dikembangkan oleh Gullick & Urwick (1937) (Hoy &
Miskel, 2005) dengan akronim POSDCoRB (Planning, Organizing, Staffing,
Coordinating, Reporting, and Budgetting). Pekerjaan catat-mencatat mendukung
salah satu karakteristik birokrasi yaitu administrasi adalah tindakan catat-mencatat
seperti yang dinyatakan Weber (1947) (Wendrich, et.al.,1988). Dari berbagai
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa peranan TAS/M adalah sebagai
administrator. Jika TAS/M tersebut memiliki staf, maka peranannya bertambah
satu yaitu sebagai pengelola (manager). Manajer menurut The Liang Gie (2000)
ialah seorang yang mampu: melihat semua urusan dalam keseluruhannya,
melimpahkan pekerjaannya, membangkitkan gairah kerja, memberikan insipasi,
membimbing stafnya, bekerja sama, dan menerapkan teknik-teknik administrasi
perkantoran. Menurut Anonim (1995), sebagai seorang administrator, ia harus
memahami dan mampu mengkoordinasikan penyelenggaraan administrasi S/M
sesuai pedoman pengelolaan administrasi S/M. Jadi, seorang administrator harus
mampu sebagai koordinator. Di samping itu, ia juga harus mampu menciptakan
pelayanan administrasi yang lancar dan tepat waktu. Peranan kepala TAS/M
sebagai manajer lainnya lagi adalah sebagai planner karena ia harus membuat
rencana dan program kerja ketatausahaan. Sebagai organizator karena ia harus
mengorganisasikan stafnya. Dari pengalaman lapangan diketahui bahwa staf
TAS/M yang paling lengkap kebanyakan berada di SMK favorit. Di SMK tersebut,
idealnya terdapat 13 orang staf administrasi sekolah dengan tugas sebagai: (1)
pelaksana urusan persuratan dan pengarsipan (kesekretariatan), (2) pelaksana
urusan kepegawaian (pendidik dan tenaga kependidikan), (3) pelaksana urusan
keuangan (pembiayaan sekolah/madrasah), (4) pelaksana urusan kurikulum (isi)
dan pembelajaran (proses), (5) pelaksana urusan kesiswaan (peserta didik), (6)
pelaksana urusan sarana dan prasarana, (7) pelaksana urusan hubungan sekolah
dengan masyarakat, (8) pesuruh (caraka), (10) pengemudi (pada sekolah yang
sudah memiliki mobil), (11) penjaga S/M, (12) tukang kebun (pada SMK
Pertanian), dan (13) tenaga kebersihan S/M. Dengan diterapkannya delapan standar
pendidikan nasional di S/M, maka pelaksana urusan akan bertambah lagi yaitu: (1)
pelaksana urusan kompetensi lulusan, dan (2) pelaksana urusan penilaian
pendidikan. Tugas-tugas di atas tentunya dapat dirangkap tergantung kebutuhan
S/M masing-masing. Dengan diterapkannya Peraturan Pemerintah Republiik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional, maka
tenaga kebersihan, tenaga perpustakaan, dan tenaga laboran/teknisi bukan lagi
menjadi staf TAS/M tetapi kedudukannya tersendiri yaitu sebagai salah satu tenaga
kependidikan seperti halnya dengan TAS/M. Peranan semua pelaksana urusan
adalah sebagai administrator. Peranan pesuruh adalah sebagai pengantar surat
(expeditor atau distributor) dan melayani konsumsi tamu (waiter). Peranan
pengemudi adalah sebagai sopir (driver). Peranan tukang kebun adalah pemelihara
kebun (caretaker atau nurseryman) TAS/M sebagai pribadi tidak dapat melepaskan
peranannya sebagai personal. Berkenaan dengan kualitas personal, Denyer (1975)
menyatakan bahwa kualitas kepribadian TAS/M yang penting-penting adalah
kegairahan (enthusiasm), ketulusan (sincerity), kebijaksanaan (wisdom), dan
pengendalian diri (self-control). Berkaitan dengan ketulusan, Sri Pannyavaro
(2007) menyatakan bahwa di antara pekerjaan luhur yang dilakukan manusia
adalah melayani orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Jika seseorang
membantu orang lain dengan ketulusan atau keikhlasan, maka ia akan mendapat
kebahagiaan. Sebaliknya, orang yang tidak tulus akan lebih banyak merasa gelisah
dan khawatir, bahkan kecewa dan menyesal manakala mendapati kenyataan yang
sesuai harapan. Keberadaannya selalu dibutuhkan dan ketiadaannya selalu
dikenang. TAS/M sebagai makhluk sosial tidak dapat melepaskan peranannya
sebagai orang yang sosial. Berkenaan dengan keterampilan sosial, Hunsaker (2002)
menyatakan, ”The ability to connect to other, build positive relationships, respond
to the emotions of others, and influence others is the final component of emotional
intelegence. Managers need social skills to understand interpersonal realationships,
handle disagreements, resolve conflicts, and pull people together for common
purpose.” Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
peranan TAS/M adalah sebagai: administrator, personal, dan sosial. Peranan kepala
TAS/M adalah sebagai: administrator, personal, sosial, dan manajer. Peranan
sebagai administrator memiliki subperanan sebagai: collector, reporter,
programmer, calculator, duplicator, sender, archivist, communicator, technician,
expeditor, waiter, dan caretaker. Peranan sebagai manajer memiliki subperanan
sebagai: planner, organizator, motivator, coordinator, delegator, problem solver,
decision maker, dan evaluator.
C. Kesimpulan
Peranan adalah bagian terpenting dari S/M. Peranan ialah kedudukan dan jabatan
di S/M. Di S/M, ada yang berperan sebagai Kepala S/M, guru, siswa, dan tenaga
kependidikan termasuk TAS/M. Semua peranan sama pentingnya dan saling
mendukung untuk mencapai tujuan S/M. Peranan memiliki sejumlah harapan
terutama kewajiban, tanggung jawab, dan hak. Peranan kadang-kadang berkonflik
dengan kepribadian. Peranan TAS/M adalah sebagai: administrator, personal, dan
sosial. Peranan Kepala TAS/M adalah sebagai administrator, personal, dan sosial,
dan manajer. Peranan sebagai administrator memiliki subperanan sebagai collector,
reporter, programmer, duplicator, calculator, sender, archivist, communicator,
technician, expeditor, waiter, dan caretaker. Peranan sebagai manajer memiliki
subperanan sebagai: planner, organizator, motivator, coordinator, delegator,
problem solver, decision maker, dan evaluator. Fungsi ialah sekelompok tugas
pekerjaan meliputi sejumlah aktivitas yang tergolong pada jenis yang sama
berdasarkan sifat-sifatnya, pelaksanaannya atau urutan. Fungsi dalam suatu
organisasi dibebankan kepada seseorang petugas atau satuan tertentu yang harus
dilaksanakan. Fungsi TAS/M adalah pelayanan prima di bidang administrasi baik
dalam arti sebenarnya maupun singkatan. Singkatan PELAYANAN PRIMA
adalah Pantas, Empati, Langsung, Akurat, Yakin, Aman, Nyaman, Alat, Nyata,
Perkataan, Rahasia, Informasi, Mudah, dan Ahli. Arti singkatan ini sekaligus
sebagai karakteristik pelayanan prima. Keefektifan individual ditentukan oleh
sikap, keterampilan, pengetahuan. Salah satu cara untuk mengefektifkan peranan
dan fungsi TAS/M ialah dengan mengadakan pelatihan manajerial TAS/M berbasis
kompetensi dengan langkah dari analisis kebutuhan pelatihan sampai laporan
pelaksanaan pelatihan. Mata pelatihan untuk mengefektifkan peranan sosial adalah:
(1) memahami manusia, (2) teknik komunikasi efektif, (3) pengelolaan konflik,
dan (4) kerja tim. Mata pelatihan untuk mengefektifkan peranan administrator
adalah aplikasi program komputer untuk administrasi sekolah dan delapan SPN.
Mata pelatihan untuk mengefektifkan peranan manajer adalah: (1) perencanaan
program ketatausahaan, (2) teknik berorganisasi, (3) teknik memotivasi staf, (3)
teknik koordinasi, (4) kepemimpinan tim, (5) teknik delegasi, (6) teknik
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan administratif, (7) manajemen
mutu berbasis sekolah, dan (8) teknik menilai kinerja staf. Mata pelatihan untuk
mengefektifkan fungsi pelayanan prima adalah pelayanan prima.
(Sumber : http://www.tendik.org)
Iklan
Sukai ini:
Suka Memuat...
Terkait
This entry was posted on Selasa, Februari 24th, 2009 at 06:06 and is filed under Artikel. You
can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response,
or trackback from your own site.
Navigasi pos
saya sangat tertarik dengan tulisan anda.Mohon daftar pustaka ditulis jelas
agar saya dapat menelusuri kutpan dari buku tersebut untuk keperluan
menjadi acuan dalam tesis saya.
Balas
2. Anonim berkata:
Balas
3. fiatimsa berkata:
Di Batam, Sekolah tidak akan berjalan dengan lancar tanpa Tenaga Tata
Usaha. Malahan Tenaga tidak jauh pentingnya dengan posisi Guru, cuma
perbedaannya objek kerjanya. Terkadang seorang Tata Usaha harus sering
pulang malam untuk mengkondisikan sebuah Sekolah.
Balas
4. cardo.kiss@yahoo.com berkata:
Balas
Tinggalkan Balasan
Surel(Alamat takkan pernah dipublikasikan)
Nama
Situs Web
SMPN 29 SAMARINDA
Cari
Search
Laman
o Alumni
o Download
Aplikasi
Sertifikasi Guru
o Edu_News
o Galeri
o Komite Sekolah
o Personil
o Profil
Kategori
o Artikel
o Berita
o Info
o Kabar Terbaru
o Kurikulum
o NISN
o Psikologi
o Ujian Nasional
o Unik Tapi Ilmiah
Tulisan Terakhir
o Tidak di Sekolah Unggulan
o Tunjangan Profesi Guru Dihentikan
o Homeschooling Alternatif Pendidikan yang Semakin Diminati
o Dikembangkan, Pembelajaran Matematika Horizontal
o Siapkah Sekolah Menerima Internet?
Komentar Terbaru
Arsip
o Juli 2011
o Maret 2009
o Februari 2009
o Januari 2009
o November 2007
Tulisan Teratas
o Kualifikasi Dan Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah
Di Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah
o Membuka Borgol Tanpa Kunci? Ternyata Tak Perlu Kesaktian
o Peranan Dan Fungsi Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah Dan
Upaya Mengefektifkannya
o Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
o Peranan dan Fungsi Pengawas Sekolah/Madrasah
o Personil
o Awas Bullying !
o Pedoman Sertifikasi Guru
o Perilaku Dan Etika Pegawai Negeri : Fakta, Idealisme, Dan Tantangan
Masa Depan
Klik tertinggi
o Tidak ada
Statistik Blog
o 181.687 hits
Februari 2009
S S R K J S M
« Jan Mar »
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28
Iklan
Blog di WordPress.com.
o Mengharukan
o Pengalaman
Sport▼
o Badminton
o Sepakbola
Pengetahuan▼
o Bahasa Inggris
o Bahasa Indonesia
o IPA
Teknologi▼
o Dasar
o Menengah
o Lanjutan
o
Sunday, 19 July 2015
MAKALAH
Manajemen pendidikan
oleh :
Yudi Saputra
STKIP AL FAYED
BATAM
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjtkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufik serta hidayah-
Nya, makalah “Tugas Pokok dan Fungsi Guru dan Tata Usaha ” dapat disusun.
Penyusunan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Manajemen Pendidikan. Selain itu, untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas,
Dalam penyusunan makalah ini terdapat beberapa kendala, namun berkat partisipasi dari
berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Penyusunan makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi kita
semua. Amien.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................. 1
BAB 2 PEMBAHASAN.................................................................................... 3
BAB 3 PENUTUP............................................................................................. 9
4.1. Kesimpulan................................................................................................... 9
4.2. Rekomendasi................................................................................................ 9
BAB 1
PENDAHULUAN
Kunci pembangunan masa mendatang bagi bangsa indonesia adalah pendidikan. Sebab dengan
pendidikan diharapkan setiap individu dapat meningkatkan kualitas keberadaannya dan mampu
berpartisipasi dalam gerak pembangunan. Dengan pesatnya perkembangan dunia di era globalisasi
ini,terutama di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, maka pendidikan nasional juga harus terus-
menerus dikembangkan seirama dengan zaman. Pada umumnya sebuah sekolah dan pendidikan
bertujuan pada bagaimanakehidupan manusia itu harus ditata, sesuai dengan nilai-nilai kewajaran
dankeadaban (civility). Semua orang pasti mempunyai harapan dan cita-citabagaimana sebuah kehidupan
yang baik. Karena itu pendidikan pada gilirannyaberperan mempersiapkan setiap orang untuk berperilaku
penuh keadaban (civility). Keadaban inilah yang secara praktis sangat dibutuhkan dalam setiapgerak dan
perilaku.
Dalam undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 BAB I Pasal 1 ayat 1 bahwa
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia sera keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selama ini pendidikan di Indonesia masih
menggunakan metode tradisional dan dikotomis (terjadi pemisahan) antara pendidikan yang berorientasi
iman dan takwa (imtak) dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (iptek). Pendidikan seperti ini tidak
memadai lagi untuk merespon perkembangan masyarakat yang sangat dinamis. Metode pendidikan yang
harus diterapkan sekarang adalah dengan mengembangkan pendidikan yang integralistik yang
memadukan antara iman dan takwa (imtak) dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (iptek).
Sebagai gambaran bagi pembaca mengenai makalah ini, maka penulis menyajikan bab demi bab
sebagai perwujudan dari isi makalah ini dengan sistematika sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah dan sistematika penulisan.
BAB 2 PEMBAHASAN
Berisi tentang tugas dan fungsi pokok guru dan tatat usaha sekolah.
BAB 3 PENUTUP
BAB 2
PEMBAHASAN
5) Melaksanakan KBM
1) Pengelolaan kelas
10) Mengetahui, memahami dan mengambil tindakan-tindakan yang berkaitan dengan masalah-masalah
yang timbul di kelasnya.
11) Melakukan home visit terhadap siswa yang bermasalah dan melaporkan perkembangannya kepada guru
BP.
12) Bekerja sama dengan guru BP dalam memecahkan masalah yang dihadapi siswa dan apabila dipandang
perlu mengadakan hubungan dengan orangtua/wali murid dalam rangka pembinaan siswa kelasnya.
13) Melaksanakan tugas penilaian kognitif, psikomotor dan afektif siswa terutama terhadap budi pekerti,
kelakuan dan kerajinan siswa di kelasnya.
14) Mengawasi, memonitor serta menyampaikan laporan kepada Kepala Sekolah secara berkala melalui
Wakil Kepala Bidang Kesiswaan mengenai pembinaan kelasnya (2 bl. sekali).
16) Koordinasi dengan Waka. Bidang Kesiswaan, Tata Usaha Urusan kesiswaan, BP, untuk siswa
pindahan/mutasi karena sesuatu dan lain hal (ketidak hadiran) prestasi rendah dan lain-lain.
1. Bertanggungjawab atas :
4) PSP
5) RP
2. Mengkoordinasikan penyusunan naskah soal Ulangan Harian.
3. Mengkoordinir pembuatan dan mengumpulkan analisis Ulangan Harian, Rekap daya serap dan
ketuntasan belajar dan target kurikulum untuk selanjutnya diserahkan ke bidang kurikulum.
4. Membantu mengkoordinir Ulangan Harian dalam pelaksanaan UH,ketika mata pelajarannya diujikan.
5. Mengadakan monitoring Ulangan Harian pelaksanaan program perbaikan dan remidial mata pelajaran
sejenis.
6. Mengadakan evaluasi Ulangan Umum Semester (UUS) dan KBM tiap semester.
5) Memberikan penjelasan bersama dengan Kepala Sekolah tentang program dan tujuan bimbingan kepada
Wali Murid
6) Membantu Wali Murid dalam memberikan layanan psikolog tentang perkembangan putra-putrinya
7) Kordinasi dengan Wali Kelas dalam rangka mengatasi masalah yang dihadapi siswa tentang kesulitan
belajar.
8) Melaksanakan koordinasi dengan wali kelas dan guru dalam menilai siswa bila terjadi pelanggaran yang
dilakukan siswa dan dengan dinas terkait
9) Memberikan layanan bimbingan penyuluhan, karir kepada siswa agar lebih berprestasi dalam kegiatan
belajar
12) Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan
pendidikan
14) Melaksanakan home visit kepada siswa/orang tua siswa yang Bermasalah setelah ditangani oleh wali
kelas melalui home visit sebelumnya dan tidak ada perubahan
2) Memeriksa pakaian seragam siswa dan kerapihannya sebelum masuk pintu gerbang sekolah.
3) Memberikan tugas kepada siswa apabila ada guru yang berhalangan hadir karena sesuatu dan lain hal.
6) Mencatat siswa yang masuk terlambat dan memberikan surat ijin masuk apabila masih sesuai dengan
tata tertib.
7) Mengawasi berlakunya tata tertib siswa-siswi, secara langsung pada waktu jam pelajaran berlangsung
dan berkeliling ke kelas-kelas untuk mendata kehadiran siswa pada hari itu
8) Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan tertibnya upacara bendera bagi yang tugas piket pada hari
Senin/peringatan hari-hari nasional.
9) Melaporkan kejadian yang bersifat khusus kepada guru BP/BK, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
untuk diproses dan diselesaikan bersama-sama dengan wali kelas.
10) Memberikan izin kepada siswa untuk meninggalkan sekolah setelah memperoleh izin dari guru kelas
secara tertulis.
Kepala Tata Usaha bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan mempunyai tugas
pelaksanaan ketatausahaan sekolah meliputi :
11) Meningkatkan dan melaksanakan koordinasi keamanan, kebersihan, ketertiban, Kerindangan, keindahan,
dan kekeluargaan (6K).
2) RAPBS
3) Kalender Pendidikan
6) Jadwal Pelajaran
17) Daftar hadir guru, tenaga teknis kependidikan dan tenaga tata usaha
19) Program satuan pelajaran, perangkat KBM lainnya untuk proses belajar mengajar tatap muka dikelas
20) Buku agenda surat keluar / masuk
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis dapat mengambil beberapa
kesimpulan, diantaranya :
Korelasi tugas pokok dan fungsi kepala sekolah dalam tatanan manajerial sekolah, idealnya
mampu mengimplementasikan gaya kepemimpinannya sesuai dengan budaya sekolah. Kepala
sekolah professional harus mampu mendorong semua warga sekolah untuk melestarikan budaya
sekolah sehingga tercermin dalam setiap perilaku atau sikap warga sekolah dalam kehidupan sehari-
harinya.
3.2 Rekomendasi
Motivasi intrinsik akan mendorong kepala sekolah untuk terus berpacu dalam menggalakkan
budaya sekolah. Demikian halnya motivasi ekstrinsik akan mendukung kepemimpinan kepala
sekolah demi terciptanya budaya sekolah dengan sistem sosial yang ada pada komunitas sekolah
dan masyarakat (orang tua).
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, Mohammad Toha. 2001. “Tutorial Elektronik melalui Internet dan Fax Internet” dalam Jurnal Pendidikan
Terbuka dan Jarak Jauh, Volume 2, No. 1,
Kartono, Kartini. 1997. Tinjauan Politik Mengenai Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Anem Kosong Anem
Prof. DR. Nana Sudjana, 2004, Proses Belajar Mengajar, Bandung: CV Algesindo
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Th. 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Cemerlang
Sutrisno. (2007). E-learning di Sekolah dan (sumber dari Internet: 17 Agustus 2007).
No comments:
Post a Comment
Link ke posting ini
Create a Link
▼ 2015 (10)
o ▼ July (10)
Cara mengirim email melalui yahoo
Cara Mengcopy dan Print Halaman Web Menjadi Gambar...
Cara membuat email yahoo yang cepat dan mudah
Contoh soal Bahasa Inggris kelas 5
Contoh Makalah Tugas Pokok dan Fungsi guru dan Tat...
Cara Cepat Belajar Bahasa Inggris ( TENSES )
Apa itu Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan ?
Ruginya Menjadi Pemain Sepak Bola di Indonesia Saa...
KAMUS BESAR BAHASE MELAYU
Kenalan Dulu e ( Kenalan Dulu ya )
Welcome
About Me
Yudi Saputra
Home
visitor
Total Pageviews
7,845
LinkWithin
nusaresearch