Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

BIOTEKNOLOGI MAKROALGA

OLEH

KHAIRATUN HISAAN. S
F1E1 17 028

PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Antibiotika adalah substansi alamiah hasil metabolisme sekunder

mikroorganisme yang mempunyai kemampuan untuk menghambat atau

membunuh mikroorganisme lain. Definisi tersebut sangat terbatas karena sangat

banyak molekul yang diperoleh melalui sintesis kimia, mempunyai aktivitas

terhadap mikroorganisme. Istilah antibiotika berarti semua substansi baik yang

berasal dari alam ataupun sintetik yang mempunyai toksisitas selektif terhadap

satu atau beberapa mikroorganisme tujuan, tetapi mempunyai toksisitas lemah

terhadap inang (manusia atau hewan) dan dapat diberikan melalui jalur umum.

Antibiotik yang seperti yang kita ketahui saat ini berasal dari bakteri yang

telah dilemahkan, tidak ada yang menduga bahwa bakteri yang telah dilemahkan

tersebut dapat membunuh bakteri lain yang berkembang didalam tubuh makhluk

hidup. Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama jamur, yang

dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan dari mikroba lain. Penisilin

merupakan salah satu jenis antibiotik yang dihasilkan oleh Penicillium. Penisilin

merupakan kelompok antibiotik yang ditandai oleh adanya cicin β-laktam dan

diproduksi oleh berbagai jenis jamur (eukariot) yaitu dari jenis Penicillium,

Aspergillus, serta oleh beberapa prokariot tertentu.

Penicillium chrysogenum merupakan salah satu mikroorganisme yang

penting di bidang industri, khususnya untuk menghasilkan penisilin yang

merupakan salah satu antibiotik komersial. Penicillium chrysogenum merupakan


penisilin G yang labil terhadap kondisi asam. Mekanisme kerja penisilin adalah

dengan mengganggu sintesis dinding sel, khususnya ketika proses transpeptidasi

pada sintesis peptidoglikan dinding sel. Pada proses ini, penisilin memiliki

struktur yang sama dengan struktur D-alanil-D-alanin terminal pada

peptidoglikan, sehingga enzim transpeptidase bereaksi dengan penisilin. Hal ini

membuat struktur peptidoglikan yang dibentuk menjadi tidak sempurna dan

melemahkan kekuatan dinding sel pada bakteri. Berdasarkan uraian diatas maka

dilakukan penulisan makalah mengenai

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana deskripsi, cara kultivasi, cara penyimpanan dan preparasi inokulum

dari kapang Penisilium chrysogenum sebagai penghasil penisilin ?

2. Bagaimana pemilihan media produksi yang meliputi sumber C,N,P,K dan

faktor tumbuh dari kapang Penisilium chrysogenum sebagai penghasil penisilin

3. Bagaimana metode fermentasi pada Penisilium chrysogenum yang meliputi

jenis fermentasi, faktor lingkungan yang mempengaruhi produksi penisilin,

perhitungan kinematika pertumbuhan mikroba dan kinematika produksi ?

4. Bagaimana faktor produksi mengenai jenis metabolik, mekanisme metabolisme

produksi, metode pembuatan dan metode pemanenan dari kapang Penisilium

chrysogenum sebagai penghasil penisilin ?


C. Tujuan Makalah

Tujuan pada makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui deskripsi, cara kultivasi, cara penyimpanan dan preparasi

inokulum dari kapang Penisilium chrysogenum sebagai penghasil penisilin.

2. Untuk mengetahui pemilihan media produksi yang meliputi sumber C,N,P,K

dan faktor tumbuh dari kapang Penisilium chrysogenum sebagai penghasil

penisilin.

3. Untuk mengetahui metode fermentasi pada Penisilium chrysogenum yang

meliputi jenis fermentasi, faktor lingkungan yang mempengaruhi produksi

penisilin, perhitungan kinematika pertumbuhan mikroba dan kinematika

produksi.

4. Untuk mengetahui faktor produksi mengenai jenis metabolik, mekanisme

metabolisme produksi, metode pembuatan dan metode pemanenan dari kapang

Penisilium chrysogenum sebagai penghasil penisilin.


 Jenis Fermentasi

Fermentasi pada penisilin yang dilakukan dalam skala industri umumnya

adalah jenis fermentasi batch. Fermentasi dengan system batch merupakan jenis

fermentasi tertutup dengan cara inokulum dan media fermentasi di masukkan

kedalam fermentor secara bersamaan dengan satu kali pemberian nutrisi dan

pengambilan produk dilakukan pada akhir fermentasi. Kapasitas laju produksi

penisilin yang optimum tergantung dari laju penggunaan karbon, oksigen,

natrium, fosfat, sulfur dan precursor (basis phenylacetic acid), dimana laju

penggunaan karbon spesifik satu sel menghasilkan 0,33 mmol/g sel/jam

sedangkan laju optimumnya yaitu 13,2 mmol/liter/jam. Laju penggunaan

oksigen spesifik yaitu 1,6 mmol/g sel/jam dan laju optimumnya 64

mmol/liter/jam. Laju penggunaan nitrogen spesifik yaitu 0,2 mg/g sel/jam

sedangkan laju pertumbuhan optimumnya yaitu 80 mg/liter/jam. Laju

penggunaan phospat yaitu spesifik 2,8 mg/g sel/jam, sedangkan laju

optimumnya 24 mg/liter/jam. Laju penggunaan sulfur spesifik yaitu 2 mg/g

sel/jam, sedangkan laju optimumnya 112 mg/liter/jam serta laju penggunaan

precursor phenylacetic spesifik yaitu 2 mg/g sel/jam sedangkan laju optimumnya

72 mg/liter/jam.

Pada fermentasi tertutup (batch), setelah inokulasi tidak dilakukan lagi

penambahan medium ke dalam fermentor, kecuali pemberian oksigen (udara

steril), antibuih dan asam/basa untuk mengatur pH. Karena itu pada sistem

tertutup ini, dengan semakin lamanya waktu fermentasi, laju pertumbuhan

spesifik mikroba semakin menurun sampai akhirnya pertumbuhan berhenti.


Penurunan dan berhentinya pertumbuhan disebabkan karena dengan semakin

bertambahnya waktu fermentasi, nutrien-nutrien esensial dalam medium semakin

berkurang atau terjadi akumulasi autotoksin yang mempengaruhi laju

pertumbuhan, atau kombinasi dari keduanya, dengan demikian pada fermentasi

tertutup jumlah sel pada fase stasioner merupakan jumlah sel maksimum.

Anda mungkin juga menyukai