Anda di halaman 1dari 4

A.

Latar belakang

Pencemaran suara adalah keadaan di mana masuknya suara yang masuk


terlalu banyak sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan manusia.
Pencemaran suara cukup menjadi ancaman serius bagi kualitas lingkungan
terutama dibagian suasana. Sumber pencemaran suara adalah kebisingan, yaitu
bunyi atau suara yang dapat mengganggu dan merusak pendengaran manusia
Bunyi disebut bising apabila inetensitasnya telah melampaui 50 desibel. Suara
dengan intensitas tinggi, seperti yang dikeluarkan oleh banyak mesin industri,
kendaraan bermotor, dan pesawat terbang bila berlangsung secara terus-menerus
dalam jangka waktu yang lama dapat mengganggu manusia, bahkan menyebabkan
cacat pendengaran yang permanen.

Kebisingan merupakan salah satu faktor bahaya fisik yang sering dijumpai
di lingkungan kerja. Kebisingan tidak dapat dipisahkan dari perkembangan
industrilisasi karena hampir semua proses produksi di industri akan menimbulkan
kebisingan. Kebisingan merupakan faktor lingkungan fisik yang berpengaruh
pada kesehatan kerja dan merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan
beban tambahan bagi tenaga kerja.

Kebisingan juga dapat menyebabkan gangguan yang berpotensi


mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan trutama berasal dari kegiatan
operasional peralatan pabrik, sedangkan operator (karyawan yang mengoprasikan
peralatan pabrik) merupakan komponen lingkungan yang terkena perngaruh yang
diakibatkan adanya penignkatan kebisingan. Resiko kerudakan pendengaran
(Damage Risk on Hearing) pada karyawan dapat disebabkan oleh paparan bising
karena tingkat bising yang tinggi atau waktu kumulatif paparan yang berlebihan.

Indikasi penurunan fungsi pendengaran akibat pajanan kebisingan atau


Noise Induce Hearing Loss (NIHL) yang merupakan kelainan atau gangguan
pendengaran berupa penurunan fungsi pendengaran akibat terpajan oleh bising
dengan intensitas yang berlebih dan terus menerus dalam waktu yang lama.
Gangguan fungsi pendengaran akibat kebisingan tidak hanya terjadi pada pekerja
pabrik industri tetapi juga terjadi pada pekerja lain. Kebisingan ternyata tidak
hanya berpengarh terhadap penurunan fungsi pendengaran tetapi berpengaruh
juga terhadap terhadap tekanan darah.

B. Metode

Berdasarkan rangkuman, kedua jural yang telah dipaparkan memiliki


metode penelitian yang berbeda :
1. Jurnal Enviro Scienteae

Penelitian ini adalah penelitian survey deskriptif analitik dengan pendekatan


crosssectional dimana seluruh variabel dalam penelitian ini diukur satu kali
pada saat yang hampir bersamaan dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh
dari kebisingan terhadap fungsi pendengaran dan tekanan darah pada pekerja.

2. Jurnal Sains, Teknologi dan Industri

Metodologi penelitian menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam


menyelesaikan masalah guna tercapainya tujuan penelitian. Objek penelitian
ini yaitu lingkungan kerja area utilities unit PLTD dan Boiler.Permasalahan
yang terjadi pada perusahaan ini salah satunya adalah tentang tingkat
kebisingan yang tinggi, dimana pengaruh kebisingan tersebut berdampak pada
kesehatan, kenyamanan dan produktivitas dari pekerja.Oleh karena itu
dilakukannya pengukuran intensitas kebisingan lingkungan kerja area utilities
unit PLTD dan Boiler untuk mengetahui tingkat kebisingan di tiap titik.

C. Hasil

1. Jurnal Enviro Scienteae

Data yang sudah didapatkan menunjukan bahwa dari dari 29 orang pekerja
yang terpajan kebisingan atau > NAB ternyata 28,1% atau sebanyak 9 orang
tidak mengalami peningkatan tekanan darah diastole dan sebanyak 20 orang
atau 62,5% nya mengalami peningkatan tekanan darah diastole. Hasil analisis
Chi-square menunjukan nilai sig.α = 0,019 < 0,05. Sehingga, dapat dinyatakan
bahwa kebisingan terhadap tekanan darah diastole sangat berpengaruh. Maka,
hipotesa yang diputuskan adalah ada dampaknya kebisingan terhadap
peningkatan tekanan darah diastole pada pekerja.

2. Jurnal Sains, Teknologi dan Industri

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, tingkat kebisingan tiap-tiap unit


melebihi nilai ambang batas kebisingan yaitu 85 dBA. Intensitas kebisingan
tertinggi terjadi di area kerja PLTD lantai 1 sebesar 108,62. Salah satu dampak
yang dirasakan pekerja akibat terpapar bising yaitu penurunan pendengaran.
Penurunan pendengaran adalah bergesernya ambang batas pendengaran
seseorang menjadi lebih tinggi dari ambang batas manusia normal, sehingga
telinga tidak mampu mendeteksi tingkat tekanan bunyi pada 0 dBA sampai
batas pergeseranya. Penurunan pendengaran disebabkan jarak kerja operator
D. Kesimpulan

1. Jurnal Enviro Scienteae

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:


1. Kebisingan sesaat di area kerja tyre dititik, yaitu di Workshop Km 68,
Megashop Wara dan FSA (Field Service Area) Tutupan nilanya
melebihi NAB.
2. Kebisingan 1 shift di Workshop hauling Km 68, Megashop Wara dan
FSA (Field Service Area) rata-rata diatas NAB pada jarak 0-10 meter,
walau di Megashop Wara dan FSA Tutupan pada jarak 5 meter sudah
di bawah NAB.
3. Kebisingan tidak berdampak terhadap penurunan fungsi pendengaran
pada pekerja tyre di Workshop PT. Rahman Abidjaya dengan nilai
sig.α = 0,401 > 0,05.
4. Kebisingan berdampak terhadap kenaikan tekanan darah sistole pada
pekerja tyre di Workshop PT. Rahman Abdijaya dengan nilai sig.α =
0,039 < 0,05.

2. Jurnal Sains, Teknologi dan Industri

Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan penelitian data yang dilakukan yaitu:

1. Hasil pengolahan data tingkat kebisingan di area unit PLTD lantai 1


sebesar 108,62 dBA sedangkan untuk lantai 2 sebesar 106,99 dBA.
Pada unit Boiler tingkat kebisingannya sebesar 92,53 dBA pada boiler
1 dan pada boiler 2 sebesar 93,99 dBA. Tingkat kebisingan yang
paling tinggi terdapat pada unit PLTD lantai 1. Hal ini dikarenakan
pada area tersebut terdapat jenis-jenis mesin yang bertekanan tinggi
seperti compressor, turbin dan pompa yang merupakan sumber
kebisingan dari area kerja.. Selain itu, tidak terdapat peredam bising
hingga menyebabkan dampak negative bagi kesehatan dan
kenyamanan pekerja.

2. Dampak dari kebisingan tersebut berupa gangguan komunikasi,


gangguan pendengaran dan gangguan psikologis. Hal ini disebabkan
karena intensitas kebisingan di lingkungan kerja sangat tinnggi,
komponen-komponen mesin banyak yang sudah usang atau rusak
hingga mengeluarkan bunyi yang sangat keras, pemakaian APD yang
tidak sesuai dengan kondisi lingkungan kerja serta lamanya waktu
pekerja terpapar kebisingan.
Uji kandungan senyawa tinin pada daun kopasanda guna kesehatan kulit

Anda mungkin juga menyukai