Anda di halaman 1dari 4

HUSNUL HATIMA | F1E1 17 024

PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
F. MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN
ANALISIS MEKANISME RESPON IMUN TERHADAP TUMOR ALAM
A. Tumor
Sel kanker atau tumor adalah akumulasi sejumlah perubahan genetik yang
berperanan terhadap kejadian tumorigenesis, tumor progression dan resistensi
terhadap kemoterapi. Sebagian besar perubahan genetik ini berakibat terhadap
regulasi siklus sel. Pada sel normal, terdapat keseimbangan antara proliferasi sel.
dengan kematian sel yang diregulasi melalui siklus sel dengan cellular checkpoint.
Kanker merujuk pada sejumlah kondisi dimana sel tubuh mulai tumbuh secara
abnormal dan tidak terkontrol. Pertumbuhan secara cepat dari kanker ini disebut
tumor ganas. Sel ini juga dapat menginvasi dan menghancurkan jaringan sehat,
termasuk organ-organ. Terkadang kanker dimulai dari satu bagian tubuh lalu akan
menyebar ke bagian lain, proses ini disebut metastasis (Nafis dkk., 2018).
B. Imunitas
Sistem imun merupakan sistem koordinasi respons biologik yang bertujuan
melindungi integritas dan identitas individu serta mencegah invasi organisme dan
zat yang berbahaya di lingkungan yang dapat merusak dirinya. Sistem imun
mempunyai sedikitnya 3 fungsi utama yaitu:
 Fungsi yang sangat spesifik yaitu kesanggupan untuk mengenal dan
membedakan berbagai molekul target sasaran dan juga mempunyai respons
yang spesifik.
 Kesanggupan membedakan antara antigen diri dan antigen asing.
 Fungsi memori yaitu kesanggupan melalui pengalaman kontak sebelumnya
dengan zat asing patogen untuk bereaksi lebih cepat dan lebih kuat daripada
kontak pertama.
Imunitas adalah kemampuan tubuh untuk melawan hampir semua
organisme atau toksin yang masuk ke jaringan atau organ. Imunitas juga dapat
berupa reaksi yang terjadi antara antigen-antibodi. Antigen dapat berupa benda
asing, pada umumnya adalah mikroorganisme, beberapa jenis obat, protein
hewani dan nabati, termasuk serbuk sari dan jaringan asing, seperti pada
transplantasi organ (Irwanto, 2014).
HUSNUL HATIMA | F1E1 17 024
PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
F. MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN
ALAM
Sel-sel sistem kekebalan tubuh telah diklasifikasikan menjadi dua
kelompok umum yaitu kekebalan bawaan dan adaptif. Sel-sel imun bawaan
bereaksi dengan cepat, sedangkan sel-sel imun adaptif memiliki respons tertunda
yang dapat memakan waktu berhari-hari untuk berkembang sepenuhnya tetapi
terus membentuk memori imunologis (McComb dkk., 2015).

C. Respon Imun terhadap Tumor


Fungsi sistem imunitas tubuh (immunocompetence) menurun sesuai umur.
Kemampuan imunitas tubuh melawan infeksi menurun termasuk kecepatan respons
imun dengan peningkatan usia. Hal ini bukan berarti manusia lebih sering terserang
penyakit, tetapi saat menginjak usia tua maka resiko kesakitan meningkat seperti
penyakit infeksi, tumor atau kanker, kelainan autoimun atau penyakit kronik. Hal
HUSNUL HATIMA | F1E1 17 024
PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
F. MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN
ini disebabkan oleh perjalanan alamiah penyakit yang berkembang secaraALAM
lambat
dan gejala-gejalanya tidak terlihat sampai beberapa tahun kemudian (Fatmah,
2006).
Pada kanker, respon imun yang berperan adalah respon imun seluler, yaitu
limfosit T sitotoksik, sel NK (natural killer) dan makrofag. Baik secara in vitro
maupun in vivo, aktivitas sitotoksik sel NK dapat diperbesar dengan sitokin IL-2
dan interferon. Mekanisme respon imun tersebut terbukti dapat menurunkan derajat
sel kanker.
Dikembangkan oleh Dan Chen, disaat menjabat sebagai Cancer
Immunotherapy Franchise Head, Genentech, dan Ira Mellman, Vice President of
Cancer Immunology, Genentech, siklus imunitas kanker terdiri dari tujuh tahap
yang menunjukkan siklus cara kerja sistem imun dalam mengenali dan membunuh
sel kanker.
 Pada tahap 1, sel kanker melepaskan antigen yang menunjukkan bahwa sel
kanker berbeda dari sel normal. Hal inilah yang membuat sel kanker bisa
dikenali oleh sistem imun.
 Pada tahap 2, sel imun bertugas menemukan antigen kemudian membawa
antigen ke sel T di kelenjar getah bening. Imunoterapi bisa memperkuat imunitas
di tahap ini dan tahap lainnya.
 Pada tahap 3, sel T menjadi aktif akibat pengenalan antigen asing, yang mana
hal ini memulai respons imunitas untuk melawan sel kanker.
 Pada tahap 4, sel T yang aktif menelusuri pembuluh darah menuju lokasi tumor.
 Pada tahap 5, sel T mencapai lokasi sel kanker dan menginfiltrasi tumor untuk
menyerangnya.
 Pada tahap 6, sel T bisa mengenali sel kanker yang bersifat asing itu berdasarkan
antigen yang dihasilkan sebelumnya.
 Pada tahap 7, sel T menghancurkan sel kanker dengan mengaktifkan
serangkaian tindakan yang bisa membunuh sel. Di titik inilah imunoterapi bisa
memengaruhi PD-L1 atau PD-1, sehingga daya imun menjadi lebih kuat.
Timbulnya kanker pertama kali diawali dengan kerusakan DNA. Kerusakan
DNA ini bila tidak dikendalikan akan berlansung terus melalui metastase sel DNA
HUSNUL HATIMA | F1E1 17 024
PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
F. MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN
ALAM
atau mengganas. Keganasan ini bisa dikendalikan melalui proses apoptosis yaitu
proses kematian sel yang terprogram. Kematian sel secara fisiologik terjadi
terutama melalui bentuk kematian sel yang disebut dengan apoptosis. Keputusan
dari suatu sel mengalami apoptosis dapat dipengaruhi oleh sejumlah rangsangan
dari luar sel. Akumulasi sel dapat berasal dari proliferas sel yang meningkat atau
kegagalan sel untuk melakukan proses apoptosis terhadap rangsangan yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA
Fatmah, 2006, Respons Imunitas Yang Rendah Pada Tubuh Manusia Usia Lanjut,
Jurnal Makara Kesehatan, 10(1): 47-53 47
Irwanto, R., 2014, Uji Potensi Ekstrak Daun Muda Sungkai (Peronema canescens)
Terhadap Imunitas Mus musculus Swiss Webster Jantan Serta
Implementasinya sebagai Sumber Belajar pada Lembar Kegiatan Siswa
Tentang Sistem Imun, Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Bengkulu, Bengkulu.
McComb, S., Aude, T., Lakshmi, K. dan Felicity, S., 2015, Introduction to the Immune
System, Immunoproteomics: Methods and Protocols, Methods in Molecular
Biology, 1061, DOI 10.1007/978-1-62703-589-7_1
Munasir, Z., 2001, Respons Imun Terhadap Infeksi Bakteri, Jurnal Sari Pediatri, 2(4):
193 – 197
Nafis, F.D.R. dan Ferry, F.S.F., 2018, Review Jurnal: Aktivitas Anti Kanker Payudara
Beberapa Tanaman Herbal, Jurnal Suplemen, 16(2): 84-95
Siagian, R., 2015, Pengaruh Buah Merah (Pandanus conoideus) terhadap Pertumbuhan
Sel Kanker Payudara, Jurnal Agromed Unila, 2(4): 1-4

Anda mungkin juga menyukai