Anda di halaman 1dari 11

1.

ANALISIS PUISI “MENYESAL”


1) UNSUR PUISI
a. Struktur Batin
- Tema puisi tersebut adalah penyesalan. Dalam puisi tersebut tergambar
sebuah penyesalan yang datang pada masa tua, karena pada masa mudanya ia
telah lalai dan lengah sehingga di masa tua hidup dalam sengsara dan
penyesalan yang mendalam.
- Amanat puisi tersebut adalah kita harus memanfaatkan masa muda sebaik
mungkin agar tidak menyesal di hari tua. Penyesalan di kemudian hari tidak
berguna dan hanya akan menambah beban dan penderitaan diri sendiri.
- Rasa yang terdapat dalam puisi tersebut adalah ungkapan rasa penyesalan
yang dalam
- Nada dan suasana
Nada yang terdapat dalam puisi tersebut menggambarkan nada-nada sedih,
kecewa, dan penyesalan. Suasana dalam puisi tersebut penuh kesedihan,
penderitaan, dan penyesalan.
-
b. Struktur fisik
- Diksi
Diksi pada puisi tersebut banyak menggunakan makna konotatif sehingga
terjadi penyimpangan bahasa yaitu penyimpangan sintaksis dan
penyimpangan semantic.
- Citraan
Di dalam puisi tersebut terdapat citraan penglihatan yaitu pada kutipan puisi
berikut ini:
Kini petang datang membayang
Selain itu terdapat citraan perasaan pada kutipan puisi berikut:
Ah apa guna kusesalkan
Menyesal tua tiada berguna
Hanya menambah luka sukma
- Kata Konkret
Pada puisi ini ditemukan kata-kata konkret yang dapat membangkitkan citraan
seperti penglihatan, dan perasaan. Kata konkret yang di temukan dalam puisi
“Menyesal” karya Ali Hasjmi ini seperti melayang, membayang, batang,
barisan dan padang bakti.
- Majas
Majas yang terdapat dalam puisi “Menyesal” karya Ali Hasjmi adalah majas
repetisi. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut ini.
Miskin ilmu, miskin harta
(bait kedua baris keempat)
Selain majas repetisi juga terdapat majas metafora, berikut kutipannya.
Batang usiaku sudah tinggi
Dalam puisi ini juga terdapat majas paralelisme, berikut kutipanya.
pagiku hilang sudah melayang
hari mudaku sudah pergi
aku lalai di hari pagi
beta lengah di masa muda

- Rima/Ritme
Terdapat dua macam rima yang digunakan pada puisi “Menyesal” karya Ali
Hasjmi ini. Pertama rima silang yang terdapat pada bait pertama dan kedua.
Kedua rima bebas yang terdapat pada bait ketiga dan keempat.

- Tipografi
Puisi karya Ali Hasjmi ini memiliki terdiri atas 4 bait dimana bait 1-2 terdiri
atas 4 baris dan bait 3-4 terdiri atas 3 baris. Tipografi puisi ini termasuk
tipografi puisi konvensional.

- Akulirik-dialirik
Akulirik pada puisi tersebut ialah ‘aku’.

2) Bentuk puisi
Puisi tersebut merupakan jenis puisi baru yaitu sonata atau sajak 14 seuntai.

2. Penjelasan puisi
Pada bagian judul, “Hilang” dapat dimaknai sebagai sebuah perasaan atau sesuatu yang
sudah lenyap dan tidak ada lagi sedangkan “ketemu” dapat dimaknai sebagai sebuah
pertemuan atau persambungan dengan sesuatu hal yang sudah hilang. Sehingga kedua
gabungan kata ini dapat dimaknai sebagai suatu perasaan yang betolak belakang antar
keduanya. Disini dapat diketahui adanya konflik batin pengarang, yakni antara perasaan
ketiadaan yang selanjutnya diakhiri dengan sebuah pertemuan atau dapat pula dianggap
sebagai akhir dari sebuah kejadian.
Pada baris pertama “Batu kehilangan diam”, melambangkan sebuah peristiwa yang
sangat luar biasa yang dialami si tokoh aku dalam puisi. Perlambangan tersebut berupa
“batu” yang memunyai sifat diam atau statis, namun tiba-tiba harus kehilangan sifat
kodrati yang dimilikinya. Hal ini ditegaskan kembali oleh pengarang pada baris-baris
selanjutnya yakni “Jam kehilangan waktu, Pisau kehilangan tikam, Mulut kehilangan
lagu” yang sama-sama mengalami kelenyapan sifat kodrati dan fungsinya masing-
masing. Nampak terlihat adanya gejolak batin yang luar biasa benda-benda yang
kehilangan kodrati tersebut berupa simbol yang mengisyaratkan kelilangan atau
perceraian dari suatu hal yang benar-benar hilang dan bercerai darinya, hingga akhirnya
menyisakan ruang kosong tokoh aku. Hal ini ditegaskan pula oleh adanya pengulangan
atau repetisi kata “kehilangan”, dari baris ke ke-1 hingga baris ke-7 yang mengisyaratkan
bahwa kata atau kejadian inilah yang menjadi pusat utama makna yang ingin
disampaikan oleh pengarang kepada pembaca.
Pada baris ke-5 “Langit kehilangan jarak”, “langit” dapat diisyaratkan sebagai sebuah
pengharapan atau impian tokoh yang amat jauh dan tidak terbatas, kini dengan adanya
kata “kehilangan jarak” yang mengiringinya berarti pengharapan tersebut amatlah dekat-
jarak sendiri memiliki makna ‘ruang sela antara 2 benda atau tempat’-. Dengan demikian
disini mulai ada sebuah perubahan yakni dari sebuah kehilangan-yang berarti jauh-
menjadi kehilangan yang berarti dekat. Jika pada baris ke 1-4 “kehilangan” bermakna
menjauh, “kehilangan” disini berarti sebuah kedekatan yang tidak seperti biasanya,
walaupun makna kata dasar baris ke 1-7 sama yakni kehilangan sifat kodratinya.
Peristiwa pada baris ke-5 terjadi pula pada baris ke-6 dan ke-7. ”Tanah kehilangan
tunggu”, tanah dapat dimaknai sebagai lapisan bumi paling atas yang menjadi pijakan
makhluk diatasnya. Kaitan dengan puisi ini adalah tanah tersebut berarti suatu hal yang
dijadikan sandaran atau pijakan si tokoh aku. Dalam rangkaian ”Tanah kehilangan
tunggu” bermakna tokoh aku tidak lagi harus ‘tinggal sementara untuk berjaga’-makna
tunggu- tetapi memang pijakan itu nampaknya sudah tidak lagi menetap untuk sementara,
atau bisa jadi menetap untuk selamanya dalam benak si aku lirik. Pada baris ke-7, “Santo
kehilangan berak” , santo berarti sebutan nama laki-laki kudus (suci) yang kehilangan
atau bercerai dengan berak yang bermakna kotoran. Kata ‘laki-laki’ nampaknya dipilih
oleh pengarang untuk menggambarkan sebuah keberanian. Jika dikaitkan dengan realita
yang ada memang seorang laki-laki biasanya memiliki sifat keberanian yang lebih
dibandingkan dengan perempuan. Santo yang berarti laki-laki kudus (suci) dipertegas
kembali dengan gabungan kata “kehilangan berak”, sehingga ketiga kata tersebut
memiliki makna sesuatu yang benar-benar bersih dan suci baik lahir maupun batin.
Larik selanjutnya memunculkan “Kau kehilangan aku” mengarahkan lebih jelas objek
yang dituju sebenarnya. Perumpamaan benda-benda yang kehilangan kodrati yang
disampaikan secara berulang-ulang di atas adalah merujuk kepada “Kau”-dapat diartikan
sebagai Tuhan karena berawalan huruf kapital K- yang kehilangan tokoh aku. Dapat
diketahui pada baris ini, bahwa sesungguhnya segala sesuatu yang dianggap tidak
mungkin, akan menjadi mungkin jika sudah kembali kepada Tuhannya.

Pada baris ke-9 hingga ke-15 mengulang kembali dari baris ke-1 hingga baris ke-7,
batu kehilangan diam
jam kehilangan waktu
pisau kehilangan tikam
mulut kehilangan lagu
langit kehilangan jarak
tanah kehilangan tunggu
santo kehilangan berak

Hal ini semakin membuka lebar-lebar bahwa sesungguhnya memang bait tersebut sengaja
ditekankan untuk lebih menunjukkan makna sebenarnya yang terkandung dalam puisi
Hilang (ketemu) ini. Menggambarkan pula pertahapan yang sama yang dialami lagi oleh
si tokoh aku. Hingga pada akhirnya, puisi ini diakhiri dengan larik “Kamu ketemu aku”
yang mengisyaratkan bahwa setelah adanya pertemuan dengan Tuhan atau kematian.
A. PROSA LAMA

1. Cerita Rakyat
Cerita rakyat merupakan cerita yang mengandung unsur fantasi dan berkembang
secara leluri di masyarakat. Selain bersifat menghibur, cerita rakyat juga merupakan
sarana untuk mengetahui: (1) asal-usul nenek moyang, (2) jasa atau teladan
pendahulu kita, (3) hubungan kekerabatan atau silsilah, (4) asal mula suatu tempat,
(5) adat-istiadat, dan (6) sejarah benda pusaka.
a. Mite
Mite berhubungan dengan kepercayaan masyarakat tentang dewa-dewi dan
kejadian gaib atau misteri. Contoh cerita Nyai Loro Kidul
b. Legenda
Legenda merupakan cerita yang berhubungan dengan peristiwa sejarah atau
kejadian alam, antara lain contoh Tangkuban Perahu dan Legenda Danau
Toba
c. Sage
Sage adalah cerita rakyat yang mengandung unsur sejarah.
Contoh Contoh; Patih Gadjah Mada, Calon Arang, Ciung Winara, dan lainnya.
d. Fabel
Fabel Fabel merupakan cerita tentang kehidupan binatang yang berperilaku
menyerupai manusia. Fabel termasuk jenis cerita fiksi, bukan kisah tentang
kehidupan nyata. Fabel ditulis dengan pesan tertentu, dengan tujuan memberi
pelajaran hidup kepada pembaca melalui perilaku binatang yang menjadi tokoh
cerita. Contoh : Rubah dan Burung Bangau
e. Mitos (myth), dongeng yang menceritakan kisah-kisah gaib. Contoh; Ratu Pantai
Selatan, Batu Menangis, dan lain-lain.
f. Jenaka atau Pandir, dongeng yang menceritakan tentang perilaku orang bodoh,
malas, cerdik, dimana penyampaiannya dengan humor. Contoh; Lebai Malang,
Pak Belalang, dan lainnya.
g. Parable adalah cerita rekaan yag menggambarkan sikap moral atau keagamaan
dengan menggunakan ibarat atau perbandingan. Contoh kisah para nabi

2. Hikayat
Jenis prosa lama yang pertama ialah hikayat. Hikayat ialah sebuah cerita yang berupa
kehidupam para dewa, pangeran, raja, dewi dan sebagainya. Untuk cerita yang
terdapat dalam hikayat ini memiliki sifat tidak masuk akal ataupun fiksi. Misalnya
Hikayat Raja Bijak, Hikayat Hang Jebat, Hikayat Nabi Sulaiman, dan sebagainya.

3. Tambo atau Sejarah


Jenis prosa lama selanjutnya ialah tambo atau sejarah. Sejarah ialah sebuah karangan
prosa lama yang berupa kejadian kejadian tertentu. Untuk sejarah yang bersifat lama
memiliki perbedaan dengan tulisan sejarah yang dibuat dimasa sekarang. Biasanya
sejarah karya lama memiliki tambahan tambahan cerita yang membuat karangan
menjadi lebih menarik. Sedangkan sejarah karya sastra sekarang lebih berisi kejadian
kejadian yang sebenarnya dan dapat dibuktikan dengan fakta. Contoh sejarah prosa
lama yaitu Sejarah Melayu yang dibuat pada tahun 1612 oleh Tun Sri Lanang.

4. Kisah
Jenis prosa lama selanjutnya ialah kisah. Kisah ialah jenis prosa lama yang berupa
cerita pendek. Pada umumnya kisah ini berisi tentang pengalaman, petualangan,
ataupun perjalanan orang orang dulu. Contoh kisah prosa lama yaitu kisah perjalanan
Raja Abdullah menuju Kota Mekkah.

5. Cerita Berbingkai
Bentuk prosa lama dimana cerita di dalamnya terdapat cerita lagi yang disampaikan
oleh tokoh di dalamnya.
Contoh; Cerita Berbingkai Seribu Satu Malam.

6. Epos (wiracarita)
Sejenis karya sastra tradisonal yang menceritakan kisah kepahlawanan. Contoh cerita
Ramayana, Mahabrata dan lain-lain

7. Pelipur Lara
Cerita yang mengisahkan tentang kehebatan seorang ksatria yang fantastic, gagah
berani, tampan, dan ditemani oleh putri-putri cantik dan baik hati. Contoh Cerita Si
Umbuik Muda.

B. PROSA BARU

Prosa baru adalah bentuk karya sastra yang telah dipengaruhi oleh kebudayaan barat. Bentuk
prosa ini muncul karena prosa lama dianggap tidak moderen dan ketinggalan jaman. Bentuk-
bentuk prosa baru antara lain:
a. Roman
Roman adalah tulisan yang mengisahkan hidup seseorang dari lahir hingga meninggal
secara menyeluruh, contohnya seperti Layar Terkembang karya Sultan Takdir Ali
Syahbana. Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam, yaitu:
- Roman transendensi yang di dalamnya terselip maksud tertentu, atau yang
mengandung andangan hidup yang dapat dipetik pembaca untuk kebaikan.
Contoh Salah Asuhan oleh Abdul Muis, Layar Terkembang oleh Sutan Takdir
Alisyahbana, dan Darah Muda oleh Adinegoro
- Roman sosial adalah roman yang memberikan gambaran tentang keadaan
masyarakat. Biasanya yang dilukiskan mengenai keburukan-keburukan
masyarakat yang bersangkutan contoh Sengsara Membawa Nikmat oleh Tulis
St. Sati, Neraka Dunia oleh Adinegoro
- Roman secarah yaitu roman yang isinya dijalin berdasarkan fakta historis,
eristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan seorang tokoh dalam sejarah.
Contoh Suraati oleh Abdul Muis, Huubalang Raja oleh Nur St. Iskandar
- Roman psikologis adalah roman yang lebih menekankan gambaran kejiwaan
yang medasari segala tindak dan perilaku tokoh utamanya. Contoh Katak
Hendak Menjadi Lembu oleh Nur St. Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane,
Atheis oleh Achdiat Kartamiharja
- Roman detektif yaitu roman yang isinya berkaitan dengan kriminalitas.
Contoh encuri Anak Perawan oleh Suman HS, Percobaan Seria oleh Suman
HS, Kasih Tak Terlerai oleh Suman HS.
b. Novel
Novel adalah cerita yang panjang tentang kehidupan, sifatnya bias fiktif atau no-fiktif,
contohnya seperti Novel Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Ave Maria, dan lain-lain.

c. Cerpen
Cerpen adalah adalah cerita pendek yang menceritakan sebagian kecil dari kisah pelaku
utamanya. Konflik yang mengubaj sikap pemeran utama, inilah yang embedakan cerpen
dan novel. Contoh cerpen yaitu Robohnya Surau Kami karya A.A Navis, Keluarga
Gerilya karya Pramoedya Ananta, dan lain-lain.

d. Riwayat
Riwayat bercerita tentang kisah hidup orang atau biasanya tokoh terkenal atau yang
menginspirasi. Ada dua jenis riwayat, yaitu biografi (ditulis oleh orang lain) dan
otobiografi (ditulis sendiri oleh tokoh tersebut). Contoh Biografi RA Kartini, Sang
Pahlawan yang Berjuang untuk Emansipasi Wanita.

e. Kritik
Kritik adalah bentuk tulisan yang sifatnya memberi alas an atau menilai/menghakimi
karya atau hasil kerja seseorang. Contoh KritikSastra dan Esai: Inikah Wajah Negeriku
(Sajak Palsu)

f. Resensi
Resensi adalah tulisan yang merangkum atau mengulas suatu karya, baik buku, seni,
musik, film, atau karya lainnya. Resensi memberikan sudut pandang tentang baik dan
buruknya karya tersebut. Dengan kata lain, resensi memberikan gambaran untuk
mempertimbangkan apakah kita harus menikmati karya tersebut atau tidak. Contoh
Resensi Buku Catatan Musim.

g. Esai
Esai adalah tulisan yang berisi sudut pandang atau opini pribadi tentang suatu hal yang
menjadi topik atau isu dalam tulisan tersebut. Contoh Pemanfaatan madu lebah hutan
tropis sumbawa (apis dorsata) Terhadap peningkatan fertilitas telur burung endemik
Indonesia kacer hitam (copshycus saularis) sebagai upaya Peningkatan populasi satwa
1. Drama Tradisonal dari daerah Minangkabau Sumatera Barat adalah Randai Cindua Mato,
Randai Malin Deman, Randai Puti Bungo Sakek, dan lain-lain
2. Tahap-tahap Plot dalam Drama Arloji
1) Eksposisi
Dalam tahap ini, pengarang memperkenalkan para tokoh dan memberikan gambaran
peristiwa yang akan terjadi. Eksposisi sering disebut sbagai Paparan. Eksposisi adalah
bagian karya sastra drama yang berisi keterangan mengenai tokoh serta latar.
Biasanya eksposisi terletak pada bagian awal. Eksposisi pada drama arloji dapat
dilihat pada bagian berikut:

Para pelaku

1. Jidul :
Anak laki-laki ini berumur 15 tahun , bisu dan banyak bodoh,
namun peringan dan tekun. Ia seorang pembantu rumah tangga.
2. Pak Pikun: Pembantu rumah tangga ini berumur sekita 40 tahun. Rambutnya
sudah
memutih, sok tahu, sok kuasa, dan keras kepala.
3. Ibu : Nyonya rumah ini berusia kira-kira 42 tahun, keibuan, dan bijaksana
4. Tritis : Gadis berusia 18 tahun cenderung tergesa-gesa dalam memberikan
penilaian.

Dengan penuh keriangan, si Jidul tekum membersihkan meja dan kursi-kursi.


Kepalanya melenggut-lenggut, pantatnya bergidal-gidul seirama dengan musik
ndangdut yang terdengar meriah. Jidul terkejut ketika musik mendadak berhenti.

2) Konflik
Pada tahap ini, tokoh mulai terlibat persoalan dengan tokoh lain, baik secara individu
maupun kelompok, Biasanya konflik ini merupakan titik tolak untuk membangun
konflik lain yang lebik panas.
Konflik pada drama arloji ini adalah Pak Pikun merasa kehilangan jam tangan dan
menuduh Jidul sebagai pencurinya. Jidul yang dituduh mencuri jadi bingung dan
ketakutan sambil membela diri dengan mengoyang-goyangkan kepala dan tangannya.

3) Komplikasi
Pada tahap ini tokoh terlibat persoalan yang lebih serius, baik dengan tokoh yang
telah berkonflik sebelumnya, atau dengan orang lain, sehingga konflik smakin
menajam. Masing-masing tokoh makin memperlihatkan keinginan atau tujuan yang
hendak dicapai
Pada drama arloji komplikasi terlihat pada saat Jidul melompat, lari keluar dan
dikejar Pak Pikun.

4) Klimaks
konflik menajam bergerak ke arah puncak. Masing-masing tokoh memberikan pilihan
atau tawaran jalan keluar. Tokoh jahat dan tokoh baik sama-sama berusaha
menanggapi keinginannya. Untuk itu, masing-masing tokohdapat memanfaatkan
tokoh lain memihak padanya. Tokoh baik lebih menyukai jalan keluar yang
memenangkan tujuannya. Sebaiknya tokoh jahat akan memilih penyelesaian yang
sesuai keinginanan dirinya sendiri. Pada drama arloji klimaks terlihat pada:
Suasana makin ribut. Si Jidul kembali melompat masuk ke dalam rumah, hendak
berlari tetapi kakinya tersanjung sesuatu. Ia terjatuh terguling-guling. Pak Pikun
menagkapnya dengan geram dan hendak memukul Jidul dengan penggada besar. Hal
ini terlihat dari uraian berikut :
“Pak Pikun : ( sambil mengacung-ngacungkan penggada besar, tangan kirinya tetap
mencekram leher kaus Jidul) Mau lari ke mana kau, heh! Kupukul kamu sekarang.”

5) Resolusi
resolusi dalam alur drama adalah sebuah penyelesaian dari konflik itu
sendiri. Resoulusi dalam drama arloji adalah pada bagian berikut:
Ibu datang dan meminta Pak Pikun sabar dan menyuruh Pak Pikun mengingat-ingat
kembali apakan Pak Pikun tidak lupa menaruh jam tangannya. Hal ini dibuktikan dari
uraian berikut:

“.Ibu : Sabar, Pak Pikun, Saba”r


“Ibu : Tunggu dulu, siapa tahu, Jidul benar tidak mencurinya. Dan Pak Pikun yang
tidak benar menaruh arlojinya?”

6) Denouement
Pada tahap ini menjawab pertanyaan bagaimana bentuk penyelesaian sebuah cerita.
Penyelesaian dalam drama arloji terlihat pada:
Tritis melihat jam tangan Pak Pikun, ternyat sudah dipakai di pergelangan tangannya.
Hal ini dapat dibuktikan dengan uraian berikut :
“Tritis : (Melihat tangan Pak Pikun) Eh, lihat arlojinya ‘kan itu! Dipergelangan
tangan kananmu, Pak Pikun, Lihat! (Tertawa ngakak)”

3. Unsur-unsur yang mendukung dalam suatu pementasan drama adalah:

1) Naskah Drama

Naskah drama adalah sebuah karangan yang isinya terdapat cerita atau lakon. Dalam
naskah juga termuat nama-nama tokoh dalam cerita, peran tokoh, dialog yang
diucapkan, dan keadaan panggung yang diperlukan. Bentuk dan susunan naskah
drama mempunyai perbedaan dengan naskah dari cerpen atau novel.

Naskah drama tidak mengisahkan cerita secara lugas dan langsung, karna lebih
mementingkan ucapan-ucapan atau bisa dibilang penuturan ceritanya diganti dengan
dialog. Sedangkan naskah cerpen atau novel berisi cerita lengkap dan peristiwa yang
terjadi.

Permainan drama terbagi dalam babak demi babak. Setiap babak mempunyai
peristiwa tertentu dalam waktu dan susunan tertentu pula. Dengan pembagian seperti
ini, para penonton mendapatkan gaambaran atau alur yang jelas bahwa setiap
peristiwa itu dapat berlangsung di tempat, waktu dan suasa yang berbeda.

Biasanya untuk mempermudah para seniman yang bermain drama, naskah drama
ditulis selengkap-lengkapnya disertain keterangan dan petunjuk seperti gerakan-gerak
yang di lakukan pemain, tempat terjadinya peristiwa, perlengkapan logistik yang
dibutuhkan setiap babak dan keadaan panggung disetiap babak.

2) Pemain
Pemain merupakan orang yang memeragakan peran di dalam cerita, atau disebut juga
aktor/aktris. Beberapa pemain dibututhkan dalam drama berdasarkan banyaknya
tokoh yang ada di dalam naskah. Agar berhasil memerankan tokoh dalam
pementasan, pemain dipilih secara tepat sesuai dengan peran yang dibutuhkan.

Dalam menentukan pemain di dalam drama, lebih mudah memilih pemain campuran
daripada tidak campuran. Maksud pemain campuran yaitu pemain yang terdiri dari
pemain laki-laki, perempuan, anak-anak, remaja dan orang tua.
Berikut ini upaya yang tepat dalam memilih pemain drama :
- Naskah drama harus dikuasai dan dipahami oleh pemain, mulai dari dialog
dan watak-watak tiap tokoh dalam naskah drama itu.
- Pemain harus mampu memerankan masing-masing tokoh sesuai watak yang
dibutuhkan
- Perbandingan usia dan perawakan tubuh pemain dinilai sesuai dengan kriteria
yang dibutuhkan
- Pemain memiliki skill dalam berlatih untuk memerankan tokoh yang
dikehendaki naskah
3) Sutradara
Sutradara adalam pemimpin dalam pementasan drama. Sebagai pemimpin yang
mempunyai tanggung jawab dalam kesuksesan pementasan drama, sutradara harus
membuat perencanaan yang matang. Tugas seorang sutradara sangat banyak dan
cukup berat, seperti memilih naskah, menentukan pokok penafsiran naskah, memilih
pemain, melatih pemain, bekerja dengan staf dan mengkoordinasikan setiap bagian.
Semua tugas yang dilakukan sutradara harus dengan cermat, karna sukses
tidaknya suatu pementasan berdasarkan sutradaranya. Tugas awal seorang sutradara
adalah memilih naskah. Naskah yang terpilih kemudian dibaca berulang-ulang, untuk
menentukan watak tokoh-tokoh, tata rias, pengaturan panggung dan seterusnya.
Meskipun sebagai pemimpin, sutradara harus mendengarkan usul dari berbagai
pihak dan mempertimbangkannya. Untuk para pemain, sutradara juga berkewajiban
untuk melatih, membimbing dan mengarahakn para pemain agar sesuai dengan peran
di dalam tokoh cerita. Selain itu, sutradara juga berhak menegur, mencela atau
menyalahkan pemain yang memang salah dalam berakting atau berdialog.
Tugas sutradara sangatlah banyak dan beban tanggung jawab yang cukup berat.
oleh karena itu, sutradara sebaiknya mampu :

1. Memilih naskah yang tepat


2. Pandai menafsirkan watak para tokoh cerita
3. Pandai memilih pemain yang sesuai naskah
4. Sanggup melatih dan membimbing pemain
5. Bisa bekerja tim dengan crew yang lain
6. Cekatan dalam memimpin semua tim

4) Tata Rias
Tata rias merupakan bagian yang bertugas dalam mendandani atau make up para
pemain. Orang yang mengerjakan tata rias disebut dengan penata rias. Penata rias ada
pria dan wanita, dilihat dari keahliannya dalam bidang tata rias. Alat-alat rias seperti
bedak, lipstik, pensil alis, kumis palsu, bulu mata dan masih banyak lagi.
Seorang penata rias harus memiliki teknik seni dalam merias seperti teknik
shading hidung, meniruskan pipi, menebalkan mata, membentuk alis dan teknik
lainnya. Selain itu penata rias juga harus terampil dan cekatan, agar penata rias
mampu mengatur waktu sehingga pemainnya bisa siap untuk naik ke atas panggung
dengan riasan yang baik.
5) Tata Busana
Tata busana merupakan bagian yang mengatur pakaian pemain, seperti bahan,
model dan cara mengenakannya. Tata busana memiliki hubungan yang erat dengan
tata rias, oleh karena itu banyak juga tugas tata busana dirangkap langsung oleh
penata rias. Meskipun demikian tugas penata rias dan penata busana memiliki
tanggung jawab yang berbeda, namun harus bekerja sama saling menyesuaikan dan
saling membantu agar hasilnya maksimal.
Penata rias dan penata busana harus mampu menafir dan memantaskan riasan dan
pakaian yang akan dikenakan. Seperti pakaian pesta dilengkapi dengan riasan yang
full cover, pakaian santai dilengkapi dengan riasan yang natural. Semua bagian saling
membantu untuk menunjang penampilan pemain.
6) Tata Panggung
Panggung adalah tempat para pemain memeragakan lakon dramanya. Sebagai
seni pertunjukan, biasanya panggung akan di desaign lebih tinggi daripada lantai,
lebih tinggi dari tempat duduk penonton agar penonton yang duduk dibelakang masih
mampu menyaksikan pertunjukan dengan jelas.
Tata panggung adalah keadaan panggung yang dibutuhkan dalam memainkan
pementasan. Petugas yang menata panggung disebut penata panggung yang terdiri
dari tim, supaya dapat merubah keadaan panggung dengan cepat. Panggung
mendeskripsikan tempat, waktu dan suasana yang terjadi. Setiap peristiwa yang
memiliki babak berbeda tempat, waktu dan suasana membuat penataan panggung
harus lebih cekatan untuk merubahnya.
Tugas penantaan panggung hanya menuruti apa yang dikehendaki naskah, namun
juga boleh menambahkan, mengurangi atau mengubah letak perlatan asal perubahan
itu menambah estetika keadaan panggung. Sebaiknya yang dipilih untuk menata
panggung adalah orang-orang yang mengerti keindahan dan komposisi seni yang
baik.
7) Tata Lampu
Tata lampu adalah bagian yang bertugas dalam pengaturan cahaya di panggung.
Bagian ini berhubungan erat denga tata panggung. Pengaturan cahaya di panggung
harus disesuaikan dengan keadaan panggung yang dibutuhkan. Seperti penataan
lampu di rumah orang miskin dan di rumah orang kaya, memerlukan cahaya lampu
yang berbeda dan disesuaikan dengan waktu terjadi.
Penata lampu biasanya menggunakan spot light, semacam kotak besar yang
memiliki lensa besar berisi lampu ratusan watt. Karena tata lampu berhubungan
dengan listrik, sebaiknya penata lampu adalah orang yang mengerti teknik kelistrikan.
8) Tata Suara
Tata suara yang biasa kita kenal adalah bagian yang mengatur pengeras suara
(sound system) dan musik pengiring. Alat musik yang digunakan tentu berbeda sesuai
dengan suasana yang dibutuhkan, seperti suasana sedih mungkin hanya diiringi
dengan seruling yang ditiup mendayu-dayu menyayat hati, suasana pertengkaran yang
diiringi dengan musik yang berirama cepat dan keras.
Iringan musik tidak dijelaskan secara mendalam di naskah, penjelasannya hanya
secara umum seperti musik pelan, sendu atau sedih. Musik pengiring juga sebaiknya
berada dibalik layar, agar tidak mengganggu para pemain drama dan kekerasan yang
diatur sesuai dengan kadarnya.
9) Penonton
Penonton adalah unsur penting dalam pementasan drama. Semua unsur drama
yang disiapkan, tentu dibuat untuk penonton. Kesuksesan sebuah drama dapat diukur
dari respon para penonton yang menyaksikannya. Penonton drama terdiri dari
berbagai latar belakang pendidikan, ekonomi maupun kemampuan mengapresiasi
atau motivasi.
Ada tiga macam ragam penonton, dilihat dari segi motivasinya :

1. Penonton Peminat : yaitu penonton intelektual atau penonton yang mampu


mengapresiasi seni.
2. Penonton Iseng : yaitu penonton yang tidak punya ketertarikan khusus
pada seni, hanya menikmati untuk hiburan.
3. Penonton Penasaran : yaitu penonton yang menonton karena penasaran
ingin tahu bagaimana lakon , pemain dan cerita dramanya.

Fungsi penonton yang meminati seni tentu sangat dibutuhkan disetiap pementasan
drama, agar drama terasa hidup dengan apresiasi yang penonton berikan.

Anda mungkin juga menyukai