Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

HIV merupakan singkatan dari Human Immuno deficiency Virus, yaitu virus yang
melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS singkatan dari Acquired Immuno
Deficiency Syndrome yaitu sekumpulan gejala yang timbul akibat melemahnya sistem
kekebalan tubuh karena terinfeksi virus HIV.

Secara resmi kasus AIDS pertama di Indonesia yang dilaporkan adalah pada seorang
turis asing di Bali pada tahun 1987. Walaupun sebelumnya sudah ada berita tidak resmi
bahwa sedikitnya ada tiga kasus AIDS di Jakarta pada tahun 1983 tetapi karena tidak
tercatat di Indonesia maka kasus pertama di Indonesia disepakati pada tahun 1987.

Setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dan
terjangkau. Jumlah penderita HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat
sehingga jumlah perempuan yang menderita HIV juga meningkat dari tahun ke tahun.
Penyakit HIV/AIDS telah menjadi pandemi yang mengkhawaktirkan masyarakat di
dunia. Penyakit HIV/AIDS bisa terjadi akibat perilaku seks bebas, penggunaan obat
suntik, serta dapat ditularkan dari ibu ke anak. Dari beberapa cara penularan tersebut,
masing-masing penularan memiliki resiko penularan cukup besar. Oleh karena itu,
penularan HIV harus diberi pengobatan dan pencegahan agar HIV/AIDS tidak terjadi
penyebaran yang semakin luas. Maka dari itu pemerintah telah membuat program
penanggulangan HIV/AIDS.

Dinas Kesehatan Provinsi Jambi terus melaksanakan upaya penanggulangan


HIV/AIDS, sekaligus merupakan kegiatan pencegahan penularan HIV/AIDS yang
paling efektif di masyarakat. Di dalam rumusan masalah akan di jelaskan jumlah kasus
penyakit HIV/AIDS dalam 3 tahun terakhir,indikator keberhasilan, SPM atau Program
Esensial serta anggaran dana dan hubungannya dengan hasil output.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Cakupan Kejadian Penyakit HIV/AIDS Tahun 2012-2014 di
Provinsi Jambi ?
2. Bagaimana Program dan Indikator Kinerja HIV/AIDS Provinsi Jambi Tahun
2012-2014 ?
3. Bagaimana Alokasi Anggaran Dana Penyakit Menular HIV/AIDS Provinsi
Jambi Tahun 2012-2014 ?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Cakupan Kejadian Penyakit HIV/AIDS Tahun 2012-2014 di
Provinsi Jambi
2. Untuk mengetahui Program dan Indikator Kinerja HIV/AIDS Provinsi Jambi
Tahun 2012-2014
3. Untuk mengetahui Alokasi Anggaran dana Penyakit Menular HIV/AIDS
Provinsi Jambi tahun 2012-2014

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Cakupan Kejadian Penyakit HIV/AIDS Provinsi Jambi Tahun 2012-2014

2.1.1 Cakupan Kejadian Penyakit HIV/AIDS Tahun 2012

Di Provinsi Jambi HIV & AIDS menunjukkan trend peningkatan setiap tahun.
Pada tahun 2012 di Provinsi Jambi jumlah kasus baru HIV dan AIDS adalah 128 kasus
HIV dan 57 AIDS. Kasus baru HIV dan AIDS terbanyak berada di Kota Jambi dengan
jumlah kasus masing-masing adalah HIV 85 kasus dan AIDS 42. Sedangkan untuk
Kabupaten/Kota pada tahun 2012 kasus baru yang tidak ditemukan adalah Kabupaten
Merangin dan Kota Sungai Penuh. Jika dibandingkan dengan tahun 2011 maka kasus
HIV/ AIDS mengalami peningkatan sebesar 32 % dimana pada tahun 2011 jumlah
kumulatif kasus HIV/AIDS berjumlah 578 kasus (HIV 282 kasus dan AIDS 296 kasus)
sedangkan pada tahun 2012 jumlah kumulatif kasus HIV dan AIDS mencapai 763
kasus, terdiri dari 410 kasus infeksi HIV dan 353 kasus AIDS.

3
2.1.2 Cakupan Kejadian Penyakit HIV/AIDS Tahun 2013

Pada tahun 2013 di Provinsi Jambi jumlah kasus baru HIV dan AIDS adalah 137
kasus HIV dan 90 AIDS. Kasus baru HIV dan AIDS terbanyak berada di Kota Jambi
dengan jumlah kasus masing-masing adalah HIV 95 kasus dan AIDS 66. Sedangkan
untuk Kabupaten atau kota terendah pada tahun 2013 adalah Kota Sungai Penuh dan
Kabupaten Kerinci dengan jumlah kasus 1 orang dengan HIV

4
2.1.3 Cakupan Kejadian Penyakit HIV/AIDS Tahun 2014

Pada tahun 2014 di Provinsi Jambi jumlah kumulatif kasus HIV dan AIDS
adalah 145 kasus HIV dan 59 AIDS. Kasus HIV dan AIDS terbanyak berada di Kota
Jambi dengan jumlah kasus masing-masing adalah HIV 85 kasus dan AIDS 43.
Sedangkan untuk Kabupaten/Kota terendah pada tahun 2014 adalah Kabupaten Tebo
dan Kabupaten Sarolangun dengan jumlah kasus 1 orang dengan AIDS, serta Kabupaten
Tanjab Timur dengan 1 orang dengan HIV.

5
2.2 Program dan Indikator Kinerja HIV/AIDS Provinsi Jambi Tahun 2012-2014

Kode Program & Indikator kinerja Target Realisasi Target dan Realisasi Kinerja Target Perkiraan Realisasi Capaian
kegiatan program capaian target Program dan Keluaran Kegiatan program Target RPJMD s/d tahun
(outcome) & kinerja kinerja Tahun (2013 ) /kegiatan Berjalan
(output) RPJMD hasil Target Realisasi Tingkat RKPD tahun Realisasi Tingkat
tahun 2015 program & RKPD RKPD Realisasi berjalan Capaian Capaian
keluaran tahun 2013 tahun (%) (2014) Program dan Realiasasi
kegiatan s/d 2013 Kegiatan s/d target s/d
thn 2012 Tahun 2014 Tahun 2014
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+9)* 11*
Peningkatan Jumlah orang yang 1.750 3.127 1.250 2.900 232 1.500 1.500 1.500
penemuan kasus dilakukan VCT
baru HIV pada
kelompok resiko
tinggi
Kegiatan Persentase 90 22 80 22 26,88 90 44 44
pelayanan penduduk 15 thn
pencegahan dan ke atas meningkat
penanggulangan pengetahuan
penyakit menular tentang HIV/AIDS
HIV/AIDS 90%
Kegiatan deteksi Persentase ODHA 50 96 50 97 194 50 81 81
dini penderita yang mendapatkan
HIV/AIDS ART 50%
(Kepanjangan
ART)

6
Analisis Program dan Indikator HIV/AIDS Provinsi Jambi Tahun 2012-2014

1. Analisis Program dan Indikator Pertama

Terdapat Program dan Kegiatan yang pertama adalah mengenai


Peningkatan penemuan kasus baru HIV pada kelompok orang yang berisiko
tinggi dengan Indikator Kinerjanya adalah Jumlah orang yang dilakukan VCT.

VCT singkatan dari Voluntary Counselling and Testing (Konseling dan


Tes Sukarela), VCT adalah metode untuk peningkatan penemuan kasus baru
untuk orang yang beresiko tinggi terkena HIV untuk mendapat akses semua
layanan baik informasi, edukasi, terapi, atau dukungan psikososial. Jadi di
dalam VCT tidak ada pemaksaan, karena konteksnya kerelaan dari seseorang
untuk melakukan tes HIV. Di dalam proses VCT terdapat hubungan antara klien
dan konselor, bukan hubungan antara pasien dan dokter. Dalam hubungan antara
klien dan konselor semua keputusan ada di tangan klien, setelah klien mendapat
informasi yang cukup tentang HIV dan memahaminya, maka dalam VCT terjadi
saling percaya antara klien dengan konselor, kerelaan untuk tes HIV, rahasia
terjamin, pelayanan nyaman, dan empati.

Siapa saja yang dimaksud orang beresiko tinggi terkena HIV?


Siapapun beresiko terkena HIV, baik laki-laki dewasa, perempuan dewasa,
waria, ibu rumah tangga maupun anak-anak. Tetapi ada beberapa golongan
perilaku tidak aman yang beresiko tinggi terkena HIV, antara lain :

a. Pekerja seksual (Karyawati panti pijat, night club, bar dan diskotik)
b. Homoseksual dan heteroseksual
c. Pelanggan pekerja seksual
d. Berganti-ganti pasangan tanpa memakai kondom
e. Pengguna Napza suntik.

Terdapat Target dan Realisasi Hasil Program dan keluaran kegiatan


tersebut dari tahun 2012-2014. Berikut rinciannya :

7
Tahun Target Program Realisasi Hasil Program
2012 1000 3127
2013 1250 2900
2014 1500 1500
Jika dihubungkan dengan Indikator Kinerja Jumlah orang yang dilakukan
VCT. Pada tahun 2012 menunjukkan terealisasikannya hasil program sebanyak
3127 orang. Tahun 2013 terdapat Target Program sebanyak 1250 orang dengan
Realisasi hasil program sebanyak 2900 orang. Dan pada tahun 2014 terdapat
target program 1500 orang dengan realisasi hasil program sebanyak 1500 orang.
Dari tahun 2012-2014 terdapat perbedaan target dan realisasi hasil dari program
peningkatan penemuan kasus baru HIV pada kelompok orang yang berisiko
tinggi.

2. Analisis Program dan Indikator Kedua

Terdapat Program dan Kegiatan yang kedua adalah mengenai Kegiatan


Pelayanan, Pencegahan, dan Penanggulangan Penyakit Menular HIV/AIDS
dengan Indikator Kerjanya adalah Persentase Penduduk 15 tahun keatas akan
meningkatnya pengetahuan tentang HIV/AIDS 90%.

1) Kegiatan Pelayanan
Kegiatan pelayanan ini dilaksanakan oleh pemerintah, lembaga-lembaga
dan kelompok-kelompok non-pemerintah termasuk organisasi
masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat dengan
mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi sosial budaya masyarakat
setempat. Fokus dari kegiatan pelayanan adalah Program Komunikasi,
Informasi dan Edukasi (KIE). Kegiatan ini bertujuan untuk :
a. Melaksanakan pendidikan dan memberikan informasi yang tepat dan
benar tentang HIV/AIDS kepada masyarakat luas agar dapat
mengembangkan sikap dan perilaku positif untuk melindungi dirinya
dan orang lain dari penularan HIV.
b. Mengembangkan jiwa dan semangat saling membantu dan non
diskriminasi terhadap para mengidap HIV/penderita AIDS serta

8
lingkungannya yang terdekat : isteri/suami, keluarga, teman sekerja
dan sepergaulan.
c. Memberikan penjelasan luas tentang Kebijaksanaan dan Strategi
Nasional Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia serta
pelaksanaannya sesuai situasi dan kondisi setempat.

Kelompok sasaran dari program Komunikasi, Informasi dan Edukasi


(KIE) antara lain :

a) Masyarakat Umum. Masyarakat umum perlu dibekali dengan


informasi dasar tentang HIV/AIDS yang pada hakekatnya sama
untuk semua orang, mencakup cara-cara penularan, kemungkinan
dampaknya (bagi perorangan, keluarga dan bangsa), cara-cara
pencegahan untuk rnelindungi diri dan orang lain. lnformasi dasar
tersebut perlu keanekaan dalarn metoda dan penekanan tertentu agar
sesuai untuk rakyat Indonesia yang beraneka ragam keadaan sosial
budayanya. Kelompok-kelompok masyarakat dan LSM berperan
khusus dan sangat penting dalam upaya memenuhi kebutuhan
masyarakat luas akan pendidikan dan informasi yang tepat dan
benar.

b) Petugas kesehatan (pemerintah, swasta dan masyarakat). Petugas


kesehatan mempunyai peran majemuk dan menentukan dalam
program penanggulangan HIV/AIDS yang meliputi : Pemberian
informasi dasar tentang penularan dan penyebaran HIV serta cara
pencegahannya, pemeriksaan untuk deteksi dini, motivasi pasien
untuk pemeriksaan HIV sukarela dan melakukan konseling yang
tepat. Selain itu, mereka juga harus melaksanakan kewaspadaan
(universal precautions) dalam perawatan penderita untuk melindungi
dirinya dan penderita lain. Untuk itu mereka secara khusus perlu
mendapat latihan dan dibekali dengan informasi yang tepat.

9
c) Perorangan dan Lembaga-lembaga. Perorangan/lembaga-lembaga
yang mempunyai peranan khusus dan penting dalam gerakan
pendidikan pencegahan HIV/AIDS misainya, para guru dan
pemimpin/pemuka-pemuka agama dan masyarakat, lembaga
keagamaan dan media massa.

d) Wanita dan remaja. Wanita dan remaja penting sekali baik sebagai
anggota masyarakat yang dalam hidup sehari-hari rawan terhadap
penularan HIV/AIDS tetapi juga berpotensi sebagai pendidik dan
motivasi yang sangat ampuh.

e) Orang beresiko tinggi. Orang-orang yang pekerjaan atau gaya


hidupnya menyebabkan mereka menghadapi kemungkinan resiko
lebih tinggi untuk ketularan dan menularkan HIV seperti misalnya :
para tuna susila, pasangan dari suami/isterinya, pecandu narkotika
suntikan dan orang-orang tertentu yang karena pekerjaannya
menyebabkan dia terpisah dari keluarga untuk waktu lama dan
melibatkan diri dalam hubungan seksual dengan "pasangan
sementara".

f) Para pengidap HIV dan penderita AIDS. Para pengidap HIV dan
penderita AIDS penting untuk diberi pengetahuan tentang hidup
dengan penyakitnya dan cara-cara untuk mencegah penularan kepada
orang lain.

2) Kegiatan Pencegahan
Kegiatan Pencegahan ini bertujuan untuk menjamin tersedianya
peralatan, pelayanan, informasi dan dukungan untuk setiap orang yang
ingin melindungi dirinya dan orang lain terhadap penularan HIV.
Kegiatan lingkup ini merupakan tindak lanjut dari program Komunikasi
lnformasi Edukasi yaitu untuk membantu orang melangkah dari
"mengerti" kepada "berbuat". Kerjasama yang erat antara pemerintah,
lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat dan badan

10
internasional terkait mutlak dibutuhkan. Kegiatan pencegahan tersebut
meliputi :
a. Menggunakan Kondom dengan prosedur yang benar saat
berhubungan seksual
b. Menggunakan Pelumas saat berhubungan seksual
c. Sunat bagi pria
d. Hindari pergaulan bebas
e. Hindari seks bebas
f. Hindari penggunaan jarum suntik atau alat tato bekas..
(Dikhawatirkan bekas penderita Aids)
g. Hindari menerima donor darah dari orang yang menderita HIV/Aids.
h. Hindari menikah dan berhubungan seks dengan penderita Aids

3) Kegiatan Penanggulangan
Terdapat Strategi Nasional Penanggulangan HIV/AIDS. Strategi
Nasional ini merupakan kerangka acuan dan panduan untuk setiap
upaya penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia, baik oleh pemerintah,
masyarakat LSM, keluarga, perorangan, universitas dan lembaga-
lembaga penelitian, donor dan badan-badan internasional agar dapat
bekerja sama dalam kemitraan yang efektif dan saling melengkapi
dalam lingkup keahlian dan kepedulian masing-masing berdasarkan
Pasal 5 Keputusan Presiden nomor 36 Tahun 1994. Berikut merupakan
Prinsip-Prinsip dasar Penanggulangan HIV/AIDS :
a. Upaya penanggulangan HIV/AIDS dilaksanakan bersama oleh
masyarakat dan pemerintah.
b. Setiap upaya penanggulangan harus mencerminkan nilai-nilai agama
dan budaya yang ada di Indonesia.
c. Setiap kegiatan diarahkan untuk mempertahankan dan memperkukuh
ketahanan dan kesejahteraan keluarga, serta sistem dukungan sosial
yang mengakar dalam masyarakat.

11
d. Pencegahan HIV/AIDS diarahkan pada upaya pendidikan dan
penyuluhan untuk memantapkan perilaku yang baik dan mengubah
perilaku yang berisiko tinggi.
e. Setiap orang berhak untuk mendapat informasi yang benar untuk
melindungi diri dan orang lain terhadap infeksi HIV.
f. Setiap kebijakan, program, pelayanan dan kegiatan harus tetap
menghormati harkat dan martabat dari para pengidap HIV/penderita
AIDS dan keluarganya.
g. Setiap pemeriksaan untuk mendiagnosa HIV/AIDS harus didahului
dengan penjelasan yang benar dan mendapat persetujuan yang
bersangkutan (informed consent), sebelum dan sesudahnya harus
diberikan konseling yang memadai dan hasil pemeriksaan wajib
dirahasiakan.
h. Diusahakan agar peraturan perundang-undangan mendukung dan
selaras dengan Strategi Nasional Penanggulangan HIV/AIDS di
semua tingkat.
i. Setiap pemberi pelayanan kepada pengidap HIV/penderita AIDS
berkewajiban memberikan pelayanan tanpa diskriminasi.

Strategi yang dapat dilakukan dalam menanggulangi penyebaran


penyakit HIV/AIDS :
a. Melakukan promosi kondom bagi WTS atau pekerja sex lainnya
dengan cara memberikan penjelasan tentang fungsi dan cara
pemakaiannya.
b. Membangun tempat-tempat rehabilitasi khusus untuk orang-orang
yang menderita penyakit AIDS.
c. Gencar melakukan penyuluhan di berbagai tempat yang ditujukan
kepada masyarakat umum tentang bahaya HIV/AIDS baik itu di
sekolah-sekolah (SMU), Perguruan Tinggi jika perlu sampai ke
Pondok Pesantren, kerja sama dinas kesehatan dengan para
pembimbing sekolah.

12
d. Pemerintah dan LSM yang ada banyak melakukan penyuluhan
ketahanan keluarga karena dengan ketahanan keluarga diharapkan
Ayah, Ibu dan anak memahami bahaya dari penularan HIV/AIDS.
e. Merubah sikap dan perilaku masyarakat kearah positif dalam rangka
pencegahan dan penyebarluasan AIDS.
f. Meningkatkan pengetahuan petugas dalam rangka peningkatan
kualitas pelayanan.
g. Berusaha agar pengidap HIV dan golongan resiko tinggi (WTS)
dibekali keterampilan tertentu agar mampu bekerja di bidang lain
dalam kehidupnnya.
h. Membentuk kelompok kerja teknis komunikasi, informasi, dan
edukasi khusus untuk menagani HIV/AIDS.

Terdapat Target dan Realisasi Hasil Program dan keluaran kegiatan


tersebut dari tahun 2012-2014. Berikut rinciannya :

Tahun Target Program Realisasi Hasil Program


2012 60 22
2013 80 22
2014 90 44
Jika dihubungkan dengan Indikator Kinerja Persentase Penduduk 15
tahun keatas akan meningkatnya pengetahuan akan HIV/AIDS 90%. Dalam
tabel tersebut, Pada tahun 2012 menunjukkan terealisasikannya hasil program
sebanyak 22 orang. Tahun 2013 terdapat Target Program sebanyak 80 orang
dengan Realisasi hasil program sebanyak 22 orang. Dan pada tahun 2014
terdapat target program 90 orang dengan realisasi hasil program sebanyak 22
orang. Dalam Indikator tersebut sasarannnya adalah Penduduk usia 15 tahun
keatas, karena dimungkinkan rentang usia tersebut sudah dapat mengetahui dan
mengerti jika diberi suatu penyuluhan mengenai KIE tentang HIV/AIDS. Maka
indikator target menunjukkan angka 90%. Tetapi kenyataan dalam tabel
tersebut, hasil dari realisasi program tersebut sangatlah sedikit, melenceng jauh
dengan apa yang sudah ditargetkan sebelumnya.

13
3. Analisis Program dan Indikator ketiga

Terdapat Program dan Kegiatan yang ketiga adalah mengenai Kegiatan


deteksi dini bagi penderita HIV/AIDS dengan Indikator Kerjanya Persentase ODHA
yang mendapatkan ART 50%.

Deteksi dini bagi penderita HIV/AIDS adalah upaya awal yang dilakukan
untuk mengenali dan menandai adanya suatu gejala atau ciri-ciri yang ada pada
seseorang dalam tahapan perkembangannnya terkait adanya risiko bagi penderita
HIV/AIDS. Salah satu cara atau metode dalam kegiatan deteksi dini bagi penderita
HIV/AIDS yaitu dengan pemberian obat terapi ART (Antiretroviral Theraphy).

Pemberian terapi antiretroviral (ART) pada ODHA (Orang Dengan


HIV/AIDS) bertujuan untuk menurunkan angka kematian akibat AIDS, angka
kesakitan, rawat inap dan meningkatkan kualitas hidup ODHA berbagai stadium.
Terapi ARV diberikan setelah melalui penilaian stadium klinis, imunologi, dan
virologi. Penentuan stadium klinis dan jumlah CD4 merupakan kondisi terpenting
yang harus diketahui di awal sebelum memulai terapi. Penanganan penderita
HIV/AIDS meliputi perawatan (care), dukungan (support), dan pengobatan
(treatment). Sepuluh prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemberian terapi ARV
yaitu indikasi pengobatan, kombinasi obat, first chance (pemilihan obat lini pertama
yang diprioritaskan), kompleksitas, resisten, informasi, motivasi dan compliance,
monitoring, target pengobatan, dan studi.

Prinsip pemberian ARV adalah harus menggunakan 3 jenis obat yang


ketiganya harus terserap dan berada dalam dosis terapeutik dalam darah, dikenal
dengan highly active antiretroviral therapy (HAART). Istilah HAART sering
disingkat menjadi ART (antiretroviral therapy) atau terapi ARV. Pemerintah
menetapkan panduan yang digunakan dalam pengobatan ARV dengan berdasarkan
pada 5 aspek yaitu efektivitas, efek samping/toksisitas, interaksi obat, kepatuhan,
dan harga obat. Inisiasi ART secara dini terbukti bermanfaat secara klinis, berguna
untuk pencegahan, meningkatkan harapan hidup dan menurunkan insiden infeksi
terkait HIV dalam populasi.

14
Terdapat Target dan Realisasi Hasil Program dan keluaran kegiatan
tersebut dari tahun 2012-2014. Berikut rinciannya :

Tahun Target Program Realisasi Hasil Program


2012 50 96
2013 50 97
2014 50 81
Jika dihubungkan dengan Indikator Kinerja Persentase ODHA yang
mendapatkan ART 50%, Dalam tabel tersebut, Pada tahun 2012 menunjukkan
terealisasikannya hasil program sebanyak 96 orang. Tahun 2013 terdapat Target
Program sebanyak 50 orang dengan Realisasi hasil program sebanyak 97 orang. Dan
pada tahun 2014 terdapat target program 50 orang dengan realisasi hasil program
sebanyak 81 orang. Dalam Indikator tersebut sasarannnya adalah Orang Dengan
HIV/AIDS (ODHA) menunjukkan angka 50%, namun dalam tabel dapat dilihat
antara target dengan realisasi menunjukkan bahwa Realisasi lebih banyak atau
melebihi target yang telah dicanangkan, berarti program dan kegiatan deteksi dini
bagi penderita HIV/AIDS dari tahun 2012-2014 mengalami keberhasilan dalam
realisasinya.

15
2.3 Alokasi Anggaran Dana Penyakit Menular HIV/AIDS Provinsi Jambi Tahun 2012-2014

Indikator Program dan Indikator Data Target Kinerja Progam dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja Lokasi
Sasaran Kegiatan Kinerja Capaian SKPD
Program Pada Tahun Penanggung
(outcome) dan Awal 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja Jawab
Kegiatan Perencanaa PadaAkhir
(Output) n Periode Renstra
SKPD
Tar RP Targ RP Targ RP Tar RP Targ RP Target RP
get et et get et
(3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (15) (16 (17) (18) (19) (20) (21)
Angka Peningkatan Jumlah 500 org 500 100 1.00 100 1.25 100 1.5 100 1.75 100 2.000 150 Dinkes Prov.
Prevalensi penemuan orangyang 0 0 00 0 Provinsi Jambi
HIV pada kasus baru dilakukan VCT Jambi
populasiBe HIV pada
risiko kelompok
tinggi pada resiko tinggi
tahun
2015= 8%
Kegiatan persentase 50% 50 80 60 100 80 130 90 150 90 150 90 170 Dinkes Prov.
Pelayanan Penduduk 15 Provinsi Jambi
pencegahan thn ke atas Jambi
dan meningkat
pengggulang pengetahuan
an penyakit tentang
menular HIV/AIDS 90%
Kegiatan Persentase 50% 50 50 50 90 50 100 50 125 50 150 50% 150 DinkesProvin Prov.Jam
deteksi dini ODHA yang si Jambi bi
penderita mendapatkan
HIV/AIDS ART 50%

16
Proses penanganan HIV/AIDS di Provinsi Jambi pada tahun 2012-2014 memiliki
Tiga program yaitu penemuan kasus baru HIV pada kelompok resiko tinggi, Kegiatan
pelayanan, pencegahan dan penanggulangan penyakit menular HIV/AIDS, dan Kegiatan
deteksi dini penderita HIV/AIDS. Pada program penemuan kasus baru HIV di kelompok
resiko tinggi pada tahun 2012 memiliki target capaian kinerja sebanyak 1000 orang dengan
dana Rp 100.000.000 dan program diperkirakan terealisasikan sebanyak 3127 orang, pada
tahun 2013 dengan target capaian kinerja sebanyak 1250 orang dengan dana Rp
100.000.000 dan program diperkirakan terealisasikan sebanyak 2900 orang, sedangkan
pada tahun 2014 targetnya 1500 orang dengan dana sebanyak Rp 100.000.000 dan program
diperkirakan terealisasikan sebanyak 1500 orang.

Pada program kegiatan pelayanan, pencegahan, dan penanggulangan penyakit


menular HIV/AIDS (Presentase penduduk 15 tahun ke atas meningkat pengetahuan tentang
HIV/AIDS 90%). Pada tahun 2012 terdapat target capaian program sebanyak 60 orang
dengan dana Rp 100.000.000 dan program diperkirakan terealisasikan sebanyak 22 orang,
pada tahun 2013 target capaian program sebanyak 80 orang dengan dana Rp 130.000.000
dan program diperkirakan terealisasikan sebanyak 22 orang, dan pada tahun 2014 target
capaian program sebanyak 90 orang dengan dana Rp 150.000.000 dan program
diperkirakan terealisasikan sebanyak 44 orang.

Pada program kegiatan deteksi dini penderita HIV/AIDS pada tahun 2012 terdapat
target capaian program sebanyak 50 orang dengan dana Rp 90.000.000 dan program
diperkirakan terealisasikan sebanyak 96 orang, pada tahun 2013 target capaian program
sebanyak 50 orang dengan dana Rp 100.000.000 dan program diperkirakan terealisasikan
sebanyak 97 orang, dan pada tahun 2014 target capaian program sebanyak 50 orang dengan
dana Rp 125.000.000 dan program diperkirakan terealisasikan sebanyak 81 orang.

17
2.4 Sumber Daya Manusia dalam Penanggulangan Penyakit Menular HIV/AIDS
Provinsi Jambi Tahun 2012-2014

Sumber Daya Manusia (SDM) dalam penanggulangan HIV dan AIDS meliputi
tenaga-tenaga dalam bidang perencanaan, pelaksanaan, dan tenaga-tenaga monitoring dan
evaluasi di semua tingkat dan di setiap lembaga pemangku kepentingan. Setiap program
yang direncanakan, dilaksanakan, dimonitor serta dievaluasi memiliki kebutuhan sumber
daya manusia yang berbeda-beda jenis keahlian dan jumlahnya. Untuk efisiensi
penggunaan tenaga, maka setiap program menetapkan standar kebutuhan minimal
ketenagaan. Setiap perencanaan program perlu memperhatikan kebutuhan kuantitas dan
kualitas sumber daya manusia untuk penyelenggaraan program. Sumber Daya Manusia
adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai
makluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta
seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan
dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.
SDM perlu dipersiapkan melalui perencanaan kapasitas kerja. Kegiatan penyiapan
dilakukan melalui peningkatan kapasitas untuk perbaikan kualitas jumlah dan mutu melalui

18
desain dan implementasi sistem perencanaan, penempatan sesuai bidangnya,
pengembangan kapasitas, jenjang karir, kompensasi dan hubungan ketenagakerjaan yang
baik. Perencanaan SDM memperhatikan kesetaraan gender, pelibatan bermakna orang yang
terinfeksi HIV dan kepantasan manajemen dan perkembangan ilmu pengetahuan.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 JUMLAH ORANG YANG MELAKUKAN VCT

2012 2013 2014


T R A T R A T R A
1000 3.127 Rp.100.000.000 1.250 2.900 Rp.100.000.000 1500 1500 Rp.120.000.000

 TABEL PRESENTASE PENDUDUK 15 TAHUN KE ATAS, MENINGKATKAN


PENGTAHUAN TENTANG HIV/AIDS 90%

2012 2013 2014


T R A T R A T R A
60 22 org Rp.100.000.000 80 22 Rp.130.000.000 90 44 Rp.150.000.000
org

 TABEL PRESENTASI ODHA YANG MENDAPATKAN ART 50%

2012 2013 2014


T R A T R A T R A
50 96 Rp.90.000.000 50 97 Rp.100.000.000 50 81 Rp.150.000.000
org org
Ket :

T = Target

R = Realisasi

A = Anggaran

20
DAFTAR PUSTAKA

Profil Kesehatan Provinsi Jambi Tahun 2012

Profil Kesehatan Provinsi Jambi Tahun 2013

Profil Kesehatan Provinsi Jambi Tahun 2014

Lembar Keterangan Pertanggung Jawaban Gubernur Jambi Tahun 2012-2014

Badan Pusat Statistik Tahun 2012- 2014

Permenkes no 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Tahun 2010-2015

Komisi Penanggulangan HIV/AIDS SRAN 2010-2019

21

Anda mungkin juga menyukai