UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN AKADEMIK
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi para pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan wawasan bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki masih
sangat kurang.oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberi masukan
dan kritikan untuk makalah saya.
BAB I
PENDAHULUAN
Risiko bencana diartikan perkiraan kerugian pada satu atau lebih aset
penghidupan akibat suatu kejadian ancaman/bahaya. Bentuk risiko bencana dapat
berupa kematian, luka-luka, sakit, kehilangan rumah dan harta benda, serta gangguan
pada kegiatan masyarakat. Risiko bencana dapat diketahu dengan mengkaji faktor (1)
ancaman, (2) kelemahan, dan (3) kekuatan. Faktor ancaman, berupa kejadian
alamiah, dampak kegiatan manusia atau gabungan keduanya. Ancaman alamiah
seperti gempa bumi, letusan gunungapi, tsunami, wabah, hama, banjir dan longsor.
Ancaman dampak kegiatan manusia meliputi konflik sosial, pencemaran, kegagalan
teknologi dan kecelakaan transportasi. Ancaman seperti banjir, longsor, wabah, hama,
dan kecelakaan transportasi juga sering diartikan sebagai kombinasi antara peristiwa
alamiah dan kesalahan manusia. Faktor kelemahan, yakni kondisi-kondisi negatif
penyebab masyarakat dapat terpapar ancaman. Tinggal di kawasan rawan bencana,
miskin, tidak paham tanda-tanda ancaman, masa bodoh, korupsi, kebijakan
pembangunan tidak sensitif bencana adalah contoh-contoh kelemahan paling umum di
Indonesia. Faktor kekuatan, yakni bentuk-bentuk sumberdaya pada masyarakat dan
parapihak (misalnya biaya, tenaga, alat, pengetahuan, kebijakan, sikap) untuk
mencegah atau mengurangi ancaman, menghindari ancaman serta mengurangi
kelemahan-kelemahan.
1.3 Tujuan
Bab II
Tinjauan Pustaka
2.1 Kajian Risiko Bencana
e) Geladi atau Simulasi (simulation), khususnya tentang peringatan dini dan evakuasi
yang dilakukan secara berkala dan rutin di lapangan untuk menguji tingkat
kesiapsiagaan dan membiasakan diri para petugas dan masyarakat (Pusat Kajian
Pembangunan Kesehatan SekJen Depkes, 2009).
Unsur kegiatan PRB dalam hal kesiapsiagaan menghadapi bencana bagi
pemerintah daerah sebagai berikut:
a. Pemerintah daerah yang melakukan, mempunyai, menyediakan dan menyebarkan
data dan informasi
b. Penilaian resiko bencana dengan memperhatikan kearifan lokal yang meliputi:
pengidentifikasian ancaman bencana, penentuan tingkat resiko bencana, dan pemetaan
wilayah resiko bencana
c. Penilaian kemampuan dan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di daerah rentan
bencana
d. Pemerintah daerah yang melakukan, membentuk dan mempunyai:
1. Perencanaan siaga (contigency planning) dengan membuat skenario kejadian
untuk tiap jenis bencana yang dibuat kebijakan penanganannya, dikaji
kebutuhannya, diinventarisasi sumber dayanya di mana setiap sektor membuat
perencanaan masing-masing yang kemudian diuji kaji dan selalu
dimutakhirkan
2. Mobilisasi sumber daya di mana setiap sektor melakukan inventarisasi sumber
daya yang dimilikinya dan siap digunakan serta sumber daya dari luar yang
bisa dimobilisasi untuk keperluan darurat, seperti: barang pasokan kebutuhan
dasar untuk darurat bencana dan bahan, barang, perlengkapan dan peralatan
untuk pemulihan rumah, sarana dan prasarana publik
3. Pendidikan di sekolah-sekolah dan pelatihan manajerial dan teknis operasional
kebencanaan secara berkelanjutan. Forum koordinasi yang menyelenggarakan
pertemuan berkala secara rutin, saling bertukar informasi dan menyusun
rencana terpadu
4. Manajemen Darurat (response mechanism) yang menyiapkan posko dan
pemimpinnya, menyiapkan tim reaksi cepat dan prosedur tetap evakuasi, yang
meliputi:
a. Lokasi evakuasi, jalur ke lokasi evakuasi, papan tanda menuju lokasi
evakuasi, dan peta jalan menuju lokasi evakuasi
b. Perlengkapan dan fasilitas di lokasi evakuasi
c. Prosedur evakuasi pada saat bencana
d. Tim SAR
e. Sistem keamanan pada saat bencana
f. Layanan medis di lokasi evakuasi
g. Kendaraan transportasi menuju lokasi evakuasi
h. Sarana mandi, cuci, kakus (MCK) di lokasi evakuasi
i. Air bersih di lokasi evakuasi
j. Makanan di lokasi evakuasi
k. Pertolongan pertama, pengobatan darurat dan obat-obatan penting di
lokasi evakuasi
5. Peringatan Dini yang meliputi:
a. Pengelolaan peringatan dini
b. Pembangunan, pemasangan dan pengoperasian peralatan untuk
mengamati gejala bencana
c. Metode untuk menganalisa hasil pengamatan gejala bencana
d. Proses pembuatan keputusan status bencana berdasar hasil analisa
e. Sistim penyebaran informasi hasil keputusan status bencana
f. Ketersediaan alat penyebaran informasi peringatan dini (telepon, radio
baterai, handy talky)
g. Uji coba dan latihan sistem peringatan dini
Yang perlu diidentifikasi antara lain jenis atau sifat bencana, lokasi, berapa
besar tingkat kekuatannya (intensitas), jangka waktu dari bencana-bencana
sebelumnya untuk bisa melihat tingkat probabilitas atau frekuensi timbulnya ancaman
atau risiko bencana. Keadaan dan tingkat kerentanan dari masyakarat dan sumber
daya lainnya termasuk infrastruktur juga harus diidentifikasi.
Dalam tahapan ini risiko yang ada harus dianalisa untuk melihat berapa besar
tingkat bahayanya, begitu pula tingkat kerentanannya harus dianalisa untuk dapat
mengetahui kapasitas dari masyarakat dan sumber daya yang tersedia untuk
mengurangi risiko atau dampak dari bencana.
3. Evaluasi.
Dengan melakukan reboisasi akan mencegah terjadi tanah longsor dan banjir
di kawasan hutan.
Saat musim kemarau akan menyebabkan hutan mudah terbakar secara cepat
e. Berhati – hati dan tidak ceroboh saat melakukan aktivitas di dalam hutan
Selain untuk mencegah abrasi pantai, hutan bakau berfungsi pula untuk sebagai
beteng untuk mengurangi hantaman gelombang tsunami ke daratan.
a. Sistem peringatan dini tsunami, yaitu membuat sistem yang dirancang untuk
membuat tsunami, memberi peringatan kepada masyarakat untuk mencegah
jatuhnya korban. Sistem ini terdiri atas 2 bagian :
Badan Meteorologi dan Geofisika atau BMG adalah salah satu Lembaga
Pemerintah Non-Departemen yang berfungsi untuk melaksanakan tugas – tugas
pemerintah di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika. Salah
satu tugasnya adalah melakukan pengamatan cuaca di wilayah Indonesia. BMG
dapat membuat prakiraan cuaca pada suatu hari berdasar data – data yang diperoleh
dari satelit. Perkiraan cuaca dapat dijadikan acuan bagi lembaga atau masyarakat
yang membutuhkan informasi. Lalu masyarakat atau lembaga tersebut dapat
mengantisipasi agar terhindar dari bahaya atau bencana alam akibat cuaca yabf
buruk.
Di daerah yang rawan gempa , pembangunan rumah dan bangunan lainnya dibuat
dengan konstruksi khusus tahan gempa. Di jepang, kebanyakan rumahnya di buat
tahan gempa. Hal ini disebabkan karena di sana Jepang merupakan negara yang
rawan akan gempa bumi, sehingga diperlukan bangunan yang tahan gempa dan
selalu mengembangkan teknologinya untuk membuat bangunan yang tahan gempa.
2.4 Penilaian Kerawanan Bencana
a. Risiko (Risk)
c. Bahaya (Hazard)
d. (Vulnerability)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Prinsip Pengkajian Risiko Bencana
Pengkajian risiko bencana memiliki ciri khas yang menjadi prinsip pengkajian.
Pengkajian dilaksanakan berdasarkan :
3.2 Prinsip
Besar atau kecilnya dampak dalam sebuah bencana diukur dari korban jiwa,
kerusakan, atau biaya–biaya kerugian yang ditimbulkannya. Namun demikian, dalam
upaya pengurangan risiko bencana, dampak sebuah bencana dapat diprediksi dengan
mengidentifikasi beberapa hal di bawah ini.
a. Ancaman/bahaya
(Hazard Apakah beda antara ancaman/bahaya dengan bencana? Ancaman atau
bahaya adalah f menyebabkan gangguan atau kerusakan terhadap orang, harta
benda, fasilitas, maupun lingkungan. Sebaliknya, bencana merupakan suatu
peristiwa, baik akibat ulah manusia maupun alam, tiba – tiba maupun bertaha
materi, maupun lingkungan. Menurut United Nations International Strategy for
Disaster Reduction bahaya terdiri atas bahaya alam dan bahaya karena ulah
manusia, yang dapat dikelompokkan menjadi ba bahaya teknologi, dan penurunan
kualitas lingkungan.
b. Kerentanan (Vulnaribility
b. Kapasitas (Capacity)
= C Kapasitas adalah kekuatan dan sumber daya yang ada pada tiap individu dan
lingkungan yang mampu mencegah, melakukan mitigasi, siap menghadapi dan
pulih dari akibat bencana dengan cepat
c. Risiko bencana (Risk)
= R Risiko bencana merupakan interaksi tingkat kerentanan dengan bahaya yang
ada. Ancaman bahaya alam bersifat tetap karena bagian dari dinamika proses
alami, sedangkan tingkat kerentanan dapat dikurangi sehingga kemampuan dalam
menghadapi ancaman bencana semakin men Prinsip atau konsep yang digunakan
dalam Hazard) = H pakah beda antara ancaman/bahaya dengan bencana?
Ancaman atau bahaya adalah fenomena atau situasi yang memiliki potensi untuk
menyebabkan gangguan atau kerusakan terhadap orang, harta benda, fasilitas,
Sebaliknya, bencana merupakan suatu peristiwa, baik akibat ulah manusia
maupun tiba maupun bertahap, menyebabkan kerugian yang luas pada manusia,
materi, maupun lingkungan. United Nations International Strategy for Disaster
Reduction bahaya terdiri atas bahaya alam dan bahaya karena ulah manusia, yang
dapat dikelompokkan menjadi bahaya geologi, bahaya hidrometeorologi, bahaya
biologi, bahaya teknologi, dan penurunan kualitas lingkungan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.1 Saran
Di Indonesia terdapat tiga jenis iklim yang mempengaruhi iklim di Indonesia, yaitu
iklim musim (muson), iklim tropica (iklim panas), dan iklim laut. dengan adanya 3 iklim di
indonesia akan adanya bencana seperti banjir, tsunami, gempa bumi, dll. Adanya banjir besar
yang melanda banyak mengganggu aktivitas warga. Dengan mengetahui intensitas curah
hujan atau ramalan cuaca dari BMKG, seharusnya pemerintah mau menangani hal tersebut
lebih dini sehingga saat terjadi banjir besar tersebut tidak lagi menelan korban. peningkatan
anggota pada sektor team SAR dan aksi cepat tanggap sangat membantu ketika bencana
melanda.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/57093/Chapter%20II.pdf?sequence=4
http://www.cs.unsyiah.ac.id/~frdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/penilaian-risiko-
bencana.pdf
http://aceh.tribunnews.com/2013/11/27/pentingnya-kajian-risiko-bencana