2012
0
UPPER GIT
Irwan Saputra Batubara
1
LINGUA GSA & SVA: N. glossopharyngeus (N IX)
Otot intrinsik: - Epiglottis
1. M. longitudinalis superior GSA & SVA: N. vagus (N X)
2. M. longitudinalis inferior *GSA = general somatic afferent (misal suhu
3. M. transversus linguae & sentuhan)
4. M. verticalis linguae *SVA = special visceral afferent (pengecap)
Lidah bila otot berkontraksi: Limfonodi:
1 & 2 retraksi (pendek) & lebar - Ujung linguae: Lnn. submentalis
1 mengangkat apex linguae - 2/3 lateral anterior: Lnn.
2 menurunkan apex linguae Submandibularis
3 & 4 panjang - 2/3 medial anterior:
3 sempit & tebal Lnn. cervicalis profundi inferioris/
4 lebar & tipis Lnn. juguloomohyoideus
Otot ekstrinsik: - 1/3 posterior:
1. M. genioglossus, inervasi kontralateral Lnn. cervicalis profundi superioris/
2. M. hyoglossus Lnn. jugulodigastricus
3. M. styloglossus
4. M. chondroglossus PHARYNX
5. M. palatoglossus Skeletopi: basis cranii – cartilago cricoidea
Inervasi motoris: (VC6)
Semua otot lidah diinervasi oleh N. Dibagi menjadi 3 bagian: nasopharynx,
hypoglossus (N XII), kecuali M. oropharynx, laryngopharynx
palatoglossus oleh N. vagus Isthmus pharyngis batas nasopharynx –
Apex linguae, dorsum linguae, radix linguae oropharynx
Arcus palatoglossus membagi lidah menjadi Isthmus faucium batas cavum oris
pars oralis (dalam cavum oris propium) dan proprium – oropharynx, dibentuk oleh :
pars pharyngis (dalam oropharynx) - palatum molle
Sulcus mediana lingua, sulcus terminalis - arcus palatoglossus
Foramen caecum, sisa ductus thyroglossus - dorsum linguae
Septum linguae Lamina muscularis:
Frenulum linguae - Lamina externa (circularis): berorigo di
Plica fimbriata raphe pharyngis
V. profunda linguae: di antara plica 1. M. constrictor pharyngis superior
fimbriata dan frenulum linguae 2. M. constrictor pharyngis medius,
Plica sublingualis setinggi os. hyoideus
Caruncula sublingualis 3. M. constrictor pharyngis inferior,
Papilla vallata depan sulcus terminalis setinggi cartilago thyroidea
Papilla foliata di lateral linguae posterior (m. thyropharyngeus) dan cartilago
Papilla filiformis cricoidea (M. cricopharyngeus)
Papilla fungiformis - Lamina interna (longitudinalis)
Sulcus terminalis: membagi dorsum linguae 1. M. stylopharyngeus
menjadi 2/3 anterior dan 1/3 posterior 2. M. palatopharyngeus
3. M. salphingopharyngeus
Inervasi sensoris:
- M. tensor velli palatini
- 2/3 anterior
- M. levator velli palatini
GSA: N. lingualis (cab. N V/3)
SVA: N. chorda tymphani (cab. N VII)
- 1/3 posterior + papilla vallata
2
Inervasi motoris: ESOPHAGUS
Semua oleh N. vagus (N X), kecuali: ± 25 cm, skeletopi: VC6 – VT11
M. stylopharyngeus: N. glossopharyngeus Dibagi menjadi:
M. tensor velli palatini: N. mandibularis Pars cervicalis: VC6 – VT1
Vaskularisasi: Pars thoracalis: VT1 – VT10
- A. palatina ascendens Pars abdominalis: VT10 – VT11
- A. pharyngea ascendens Sphincter esophageal superior
- Rr. pharyngei A. thyroidea inferior Sphincter esophageal inferior
Cincin Walldeyer: 1/3 superior : otot skelet
1 tonsilla pharyngea 1/3 media : mix
2 tonsilla tuba 1/3 inferior : otot polos
2 tonsilla palatina Penyempitan
1 tonsilla lingualis - Angustia superior
Lymphonodi: karena M. cricopharyngeus, peralihan
- pharynx dan pars cervicalis esophagei laryngopharynx menjadi esophagus
Lnn. cervicalis profundi/Lnn. (VC6)
retropharyngei dan Lnn. trachealis - Angustia media
- tonsilla Lnn. jugulodigastricus saat disilangi arcus aorta (VT3) &
bronchus principalis sinistra
Oropharynx - Angustia inferior
Arcus palatoglossus (disebabkan oleh M. hiatus esophagus (VT10)
palatoglossus) Masuk abdomen lewat hiatus esophagus
Arcus palatopharyngeus (disebabkan oleh setinggi VT10 bersama N. vagus dexter et
M. palatopharyngeus) sinister
Fossa tonsillaris: di antara kedua arcus,
terdapat tonsilla palatina GASTER (VENTRICULUS)
Tonsilla lingualis (dorsum linguae 1/3 Junctio gastroesophageal (VT11)
posterior) Ostium cardiacum
Plica glossoepiglottica mediana Cardia
Plica glossoepiglottica lateral Fundus gastricus
Vallecula glossoepiglottica (di antara ke2 Fornix gastricus
plica) reseptor muntah (N. vagus) Corpus gastricus
Pars pylorica:
Laryngopharynx antrum pyloricum
Recessus piriformis dilewati oleh canalis pyloricus
makanan pylorus (VL1), tedapat M. sphincter pylori
Plica nervi laryngei disebabkan oleh N. Paries anterior et posterior
laryngeus superior ramus internus Curvatura major et minor
Junctio pharyngoesophageal Incisura cardialis
M. cricopharyngeus, salah satu penyusun Incisura angularis
M. constrictor pharyngeus inferior dan Canalis gastricus terbentuk secara
sebagai sphincter esophageal superior reflektoris pada waktu minum saat gaster
kosong
3
Tunica serosa = peritoneum visceral 3. Flexura duodenojejunalis L2 kiri
Tunica muscularis ada 3 lapis (luar ke difiksasi oleh Lig. suspensorium duodeni
dalam): (Treitz) yang menghubungkan ke
- Stratum longitudinale diafragma crus dextra
- Stratum circulare Intraperitoneal: pars superior et ascendens
- Fibrae obliquae Retroperitoneal: pars descendens et
Tunica mucosa plica gastrica/rugae horizontalis
gastric, plica longitudinalis (di sepanjang Plica circularis
curvatura minor) Pada pars descendens:
- Papilla duodeni minor: muara ductus
DUODENUM pancreaticus accesorius (Santorini)
Bagian duodenum: - Papilla duodeni major: muara ampulla
1. Pars superior (bulbus/ampulla duodeni) Vater/hepatopancreatica
VL1 Ampulla Vater: persatuan ductus
2. Pars descendens VL1 – VL3 kanan pancreaticus (Wirsungi) dan ductus
3. Pars horizontalis VL3 kanan choledocus
4. Pars ascendens VL3 kanan – VL2 kiri M. sphincter Oddi, terdiri atas
1. M. sphincter ductus choledocus
Lengkungan: 2. M. sphincter ductus pancreaticus
1. Flexura duodeni superior L1 kanan 3. M. sphincter ampulla Vater
2. Flexura duodeni inferior L3 kanan Plica longitudinalis duodeni
4
UPPER GIT
Irwan Saputra Batubara
b. Kavitas oris
Kavitas oris terdiri dari 2 bagian, yaitu vestibullum dan kavitas oris propria. Vestibullum
oris adalah ruangan kecil antara arcus dentalis dan labium serta bucal. Vestibulum berhubungan
dengan daerah luar kavum oris melalui fissura oris. Ukuran dari fisura oris dikontrol oleh otot-
otot circumoral yang terdiri dari orbicularis oris, buccinator, risorius, depressor dan elevator
labii. Pada vestibullum oris terdapat lipatan mukosa yang tepat di midline yang terbentuk dari
gusi hingga mukosa labium yang disebut frenullum labiorum superior dan inferior. Kavitas oris
proria merupakan ruangan antara arcus dentalis superior dan inferior yang membatasinya pada
sisi anterior dan lateral. Atap dari kavitas oris prosia dibentuk oleh palatum, posterior oleh
oropharyng dan inferior oleh diafragma oris.
c. Palatum
Palatum terdiri dari 2 bagian, yaitu palatum durum dan palatum molle. Palatum durum
berbentuk cekung yang mana 2/3 anteriornya terbentuk dari tulang, yaitu processus palatinus
os maxillaris dan lamina horizontal os palatinus. Fossa incisivcus terletak di midline palatum
durum pada pasterior dari gigi incisor yang mana bermuara canalis incisivus yang akan dilewati
oleh Nervus nasoplatinus. Medial dari gigi molar tiga terdapat foramen palatinus major yang
akan dilewati oleh arteri, vena, nervus palatinus major. Foramen palatina minor terletak
posterior dari foramen palatina major dan akan dilewati arteri, vena dan nervus palatina minor.
Palatum molle terletak sepertiga posterior dari palatum. Palatum molle tidak terdiri dari tulang,
namun bagian anteriornya melekat pada batas posterior palatum durum yang membentuk
aponeurosis palatinus. Bagian posteroinferior dari palatum molle membentuk suatu penonjolan
kerucut yang disebut uvula. Bagian laterlal palatum molle berlanjut ke faring dan lidah
membentuk arcus palatoglosus dan arcus palatofaringeus.
Ismus Faucium adalah ruangan antara katup oris dan faring. Ismus facium dibatasi oleh
palatum molle di superior, radix lingua di inferior, dan arcus palatoglosus serta arcus
palatofaringeus di bagian faringeal. Ruangan diantara kedua arcus disebut fosa tonsilaris yang
terdapat tonsila palatina. Permukaan palatum terdapat beberapa struktur, antara lain papila
5
incisiva yang merupakan peninggian mukosa yang terletak anterior dari fosa incisivus. Terdapat
beberapa lipatan mukosa yang berjalan secara transversal disebut plica palatina transversa.
Lipatan mukosa yang berjalan di midline palatum dari papila infisifa disebut raphe palatina.
Palatum molle terbentuk dari lima otot yang berawal dari basis cranium dan turun sampai ke
palatum. Otot tersebut terdiri dari musculus palatoglosus, palatofaringeus, tensor veli palatini,
levator veli palatini, dan uvula.
d. Lingua
Lingua terdiri dari radix, corpus, dan apex. Radix lingua merupakan bagian posterior
yang melebar diantara mandibulla dan os hyoid. Corpus lingua merupakan 2/3 bagian lidah
antara radix dan apex. Apex lingua merupakan ujung anterior dari corpus. Bagian permukaan
superior biasa disebut dorsum lingua yang mana terdapat saluran berbentuk V, yaitu sulcus
terminalis yang mana pada sudut ditengahnya terdapat foramen caecum yang merupakan sisa
dari ductus thyiroglosus. Sulcus terminalis membagi lidah menjadi 2/3 anterior (cavitas oris
proria) dan 1/3 posterior (orofaring). Sulcus mediana membagi lidah anterior menjadi kanan dan
kiri. Terdapat papila pada bagian lidah anterior, yaitu :
1. Papila vallata, besar dan datar pada bagian atas terdapat di anterior suclus terminalis dan
tersusun membentuk V sheet row. Pada dindingnya terdapat sensor pengecap (tastebud).
2. Papila foliata, lipatan kecil ada bagian lateral lidah yang tidak berkembang pada manusia.
3. Papila filiformis, panjang dan banyak, terdiri dari ujung saraf yang sensitif terhadap
sentuhan. Tersusun secara V sheet row yang paralel terhadap suclus terminalis kecuali pada
apex yang tersusun secara transversal.
4. Papila fungiformis, berbentuk seperti jamur, berwarna pink atau merah diantara papila
filiformis tetapi paling banyak terdapat pada apex.
Papila foliata dan sebagian besar fungiformis mengandung reseptor pengecap (taste bud).
Permukaan inferior lidah dilapisi oleh membran mukosa. Permukaan ini dihubungkan ke
diagfragma oris melalui lipatan mukosa di midline yang disebut frenullum labiorum. Pada tiap
sisi frenullum terdapat vena lingualis, caruncula sublingualis terdapat di tiap sisi dari ujung
bawah frenullum lingualis yang terdapat muara dari ductus submandibullaris yang berasal dari
glandula submandibullaris.
Otot-otot lidah terdiridari komponen otot ektrinsik dan otot intrinsik. Secara umum otot
ekstrinsik mempengaruhi posisi dari lidah, dan otot intrinsik mempengaruhi bentuk dari lidah. 4
otot intrinsik dan 4 otot ekstrinsik pada tiap sisi lidah dipisahkan oleh jaringan fibrosa, yaitu
septum lingua. Yang termasuk otot ekstrinsik, adalah musculus genioglosus, hyoglosus,
stilloglosus, dan palatoglosus. Yang termasuk otot intrinsik lidah adalah musculus longitudinalis
superior, longitudinalis inferior, verticalis, dan transversalis lingua. M. Longitudinalis superior
dan inferior berfungsi untuk memendekkan, menebalkan dan meretraksi lidah. M. transversalis
dan verticalis lingua berfungsi memanjangkan, menyempitkan dan protrusi lidah.
6
e. Otot-otot Mastikasi
Temporo Mandibular Joint bergerak disebabkan kontraksi dari otot-otot pengunyah.
otot mastikasi yaitu musculus temporalis, masseter, pterygoid medial, dan pterygoid lateral,
yang semuanya berkembang dari mesoderm embryonic arcus pharyngeus pertama, maka dari
itu semuanya diinervasi oleh nervus mandibularis (CN V3). Secara umum, depresi mandibula
dihasilkan oleh gravitasi. Musculus suprahyoid dan infrahyoid pada masing-masing sisi leher
berfungsi untuk elevasi dan depresi os hyoid dan larynx, contohnya saat menelan. Secara tidak
langsung, kedua otot tersebut membantu mendepresi mandibula terutama saat membuka
mulut secara mendadak, melawat tahanan, atau saat posisi tubuh terbalik (kepala berada di
bawah). Musculus platysma juga mempunyai peran yang sama.
f. Pharynx
Pharynx terletak posterior dari nasal dan kavum oris, dimulai dari basis crania sampai
batas bawah cartilago cricoidea di bagian anterior, dan batas bawah VC6 di bagian posterior.
Pharynx dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: Nasopharynx, posterior nasi dan superior palatum
molle; Oropharynx, posterior kavum oris; dan Laryngopharynx, posterior larynx.
Nasopharynx mempunyai fungsi respirasi, atap dan dinding posterior nasopharynx
membentuk permukaan yang berada inferior dari corpus os sphenoid dan basis dari os occipital.
Membentang kebawah dari ujung medial tuba pharyngotympanic adalah lipatan mucosa vertical
yaitu plica salphingopharyngeal yang menutupi m. salphingopharyngeal yang membuka ostium
pharyngeum tuba pharyngotympanic saat menelan. Kumpulan jaringan limfoid pada submukosa
pharynx dekat dengan ostium pharyngeum disebut tonsila tuba. Posterior dari torus tubarius
dan plica salphingopharyngeal terdapat ruangan yang menjorok ke lateral dan posterior yaitu
recessus pharyngeus.
Oropharynx berbatasan dengan pataum molle di superior, lingua di inferior, dan plica
palatoglossus dan palatopharyngeus di lateral. Tonsila palatina adalah kumpulan jaringan
limfoid pada tiap sisi oropharynx diantara kedua plica tersebut. Diantara radix lingua dan
cartilage epiglottica terdapat pelipatan mukosa yaitu satu plica glossoepiglottica mediana di
bagian midline dan dua plica glossoepiglottica lateralis di bagian lateral. Dua ruangan diantara
ketiga lipatan tersebut disebut vallecula glossoepiglottica yang terdapat reseptor muntah
karena diinervasi oleh CN. X.
Laryngopharynx memanjang dari batas superior epiglottis dan plica pharyngo-epiglottica
sampai batas inferior cartilage cricoidea yang akan menyempit dan berlanjut menjadi
esophagus. Skeletopinya setinggi VC4-C6. Dinding posterior dan lateralnya membentuk
musculus constrictor pharyngeus media dan inferior. Dinding interior laryngopharynx
membentuk musculus palatopharyngeus dan stylopharyngeus. Laryngopharynx berhubungan
dengan larynx melalui isthmus laryngis pada dinding anterior. Recessus piriformis merupakan
ruangan kecil pada kavitas laryngopharyngeal pada tiap sisi dari isthmus laryngis
Lapisan sirkuler externa otot-otot pharynx terbentuk oleh musculus constrictor
pharyngeus superior, media dan inferior. Otot longitudinal interna terdiri dari musculus
palatopharyngeus, stylopharyngeus, dan salpingopharyngeus. Otot-otot ini mengangkat larynx
dan memendekkan pharynx saat menelan dan berbicara.
7
g. Esophagus
Esophagus adalah tabung muskuler yang menghubungkan pharynx dengan gaster.
Berawal dari lanjutan laryngopharynx pada junction pharyngo-esophageal setinggi batas inferior
cartilage cricoidea (VC6). Sepertiga superiornya dibentuk oleh otot skelet, sepertiga bawahnya
oleh otot polos, dan sepertiga tengahnya merupakan otot campuran. Secara external, junction
pharyngo-esophageal terlihat sebagai bagian paling sempit dari esophagus oleh karena
musculus constrictor pharyngeus inferior pars cricopharyngeus (m. spinchter esophageal
superior). Esophagus pars cervicalis berada diantara trakea dan os vertebrae cervicalis, dan
menempel pada trakea oleh karena jaringan ikat longgar. Nervus laryngeus rekuren berada
dekat dengan sulcus trachea-esophageal antara trakea dan esophagus. Esophagus normalnya
mempunyai 3 penyempitan, yaitu:
1. Penyempitan Superior (Spinchter esophageal superior) yang dikarenakan musculus
cricopharyngeus.
2. Penyempitan Media (thoracic/broncho-aortic) saat esophagus menyilangi arcus aorta, dan
saat menyilangi bronchus principalis sinistra.
3. Penyempitan Inferior (diaphragmatic) saat melewati hiatus esophagealis, suatu lubang yang
terbentuk pada diafragma, yang secara fisiologis disebut spinchter esophageal inferior.
h. Gaster
Gaster adalah bagian terlebar dari traktus digestivus teletak antara esophagus dan
intestinum tenue. Posisi dari gaster bervariasi pada tiap individu, tegantung bentuk tubuh, posisi
tubuh, dll. Terdapat empat bagian penting dari gaster, yaitu;
1. Cardia: bagian disekitar ostium cardiacum.
2. Fundus: pelebaran superior pada inferior crus sinistra diaphragm.
3. Corpus: bagian terbesar dari gaster, antara fundus dan anthrum pyloricum.
4. Pars Pylorica: regio berbentuk corong, pelebarannya disebut anthrum pyloricum, dan
saluran sempitnya disebut canalis pyloricus. Pylorus merupakan lapisan otot polos sirkuler
yang menebal dan terletak paling distal, berfungsi mengatur penyaluran makanan dari
gaster menuju ke duodenum. Pada posisi supinasi, pars pyloric berada pada planum
transpyloricum, pertengahan antara incisura jugularis dan crista pubicum. Gaster memiliki
dua cekungan (kurvatura), yaitu:
8
1. Kurvatura minor, membentuk cekungan pendek pada margo dextra gaster. Bagian
paling inferiornya adalah incisura angularis, terletak sedikit ke kiri dari midline, yang
merupakan batas antara corpus dan pars pyloric.
2. Kurvatura major, membentuk cembungan panjang pada margo sinistra gaster.
Mukosa gaster berwarna coklat kemerahan selama hidup, kecuali pada pars pyloric yang
berwarna pink.saat berkontraksi, mukosa gaster membentuk pelipatan-pelipatan yang disebut
rugae gastric, yang sangat nampak pada pars pyloric dan sepanjang kurvatura major. Saat
menelan, terbentuk saluran yang disebut canalis gastrica yang terbentuk pada plica
longitudinalis gastric sepanjang kurvatura minor.
9
ABDOMINAL WALL
Irwan Saputra Batubara
10
LAPISAN DINDING ABDOMEN ANTEROLATERAL Vagina musculi recti abdominis, lamina
1. Cutan anterior et posterior: aponeurosis 3 otot
2. Jaringan Subcutan (M. OEA, M. OIA, dan M. TA) yang
a. Fascia Camper: lapisan lemak superficial menyelubungi M. rectus abdominis
b. Fascia Scarpa: lapisan membranosa Linea arcuata membatasi 2/3 superior dan
profunda 1/3 inferior lamina posterior rectus sheath
*Fascia Colles/fascia perinei 2/3 superior
superficialis: fascia Scarpa yang - Vagina musculi recti abdominis lamina
berlanjut ke perineum anterior:
*Fascia Dartos: fascia Scarpa yang aponeurosis M. OEA,
berlanjut ke penis dan scrotum lamina anterior aponeurosis M. OIA
3. Fascia investing superficialis - Vagina musculi recti abdominis lamina
4. M. obliquus externus abdominis posterior:
5. Fascia investing intermedia lamina posterior aponeurosis M. OIA,
6. M. obliquus internus abdominis aponeurosis M. TA
7. Fascia investing profunda 1/3 inferior
8. M. transversus abdominis - Vagina musculi recti abdominis lamina
9. Fascia transversalis/endoabdominalis anterior:
10. Extraperitoneal fat aponeurosis M. OEA, aponeurosis M.
11. Peritoneum parietal OIA, dan aponeurosis M. TA
Linea alba, persilangan aponeurosis M. OEA
OTOT DINDING ABDOMEN ANTEROLATERAL dan M. OIA di linea mediana anterior
Tiga pipih: Annulus umbilicalis, defek pada linea alba
1. M. obliquus externus abdominis Linea semilunaris, batas lateral M. rectus
2. M. obliquus internus abdominis abdominis
3. M. transversus abdominis Fascia thoracolumbal: origo dari M. OIA dan
Dua vertical: M. TA
4. M. rectus abdominis, terdapat intersectio
tendinea PERMUKAAN INTERNA DINDING ABDOMEN
5. M. pyramidalis ANTEROLATERAL
Pelipatan peritoneum parietal
Otot abdomen yang berkontraksi saat bahu - Plica umbilicalis mediana:
kanan menghadap kiri: menutupi Lig. umbilicalis mediana
1. M. obliquus externus abdominis dextra obliterasi urachus
2. M. obliquus internus abdominis sinistra - Plica umbilicalis medialis:
menutupi Lig. umbilicalis medialis
Fungsi otot: obliterasi A. umbilicalis
1. Membentuk support yang kuat dan - Plica umbilicalis lateralis:
expandable disebabkan oleh A./V. epigastrica
2. Menyangga & melindungi viscera abdomen inferior
3. Menekan viscera abdomen, meningkatkan
Fossa peritoneal
tekanan intra-abdomen
- Fossa supravesicae
4. Menggerakan batang tubuh &
- Fossa inguinalis medialis
mempertahankan postur
= trigonum Hesselbach, dibatasi oleh:
Lig. inguinalis di inferior
Batas lateral M. rectus abdominis
(linea semilunaris) di medial
11
A. epigastrica inferior di lateral V. epigastrica superficialis beranastomosis
- Fossa inguinalis lateralis dengan Vv. paraumbilicales
Lig. falciformis anastomosis portocaval
Vv. Paraumbilicales (berjalan paralel
REGIO INGUINAL dengan lig. teres hepatis) V. porta
Lig. inguinal: aponeurosis M. OEA yang hepatis
mengalami penebalan di bagian inferior,
sepanjang SIAS – tuberculum pubicum INERVASI DINDING ABDOMEN
Pada spatium subinguinal terdapat: 1. N. thoracoabdominalis (T7-11): otot
1. Lacuna musculorum, dilalui M. iliopsoas abdomen anterolateral
& N. femoralis 2. Rami cutaneus lateralis N. spinalis T7-9
2. Lacuna vasorum, dilalui A./V. femoralis atau T10
Lacuna musculorum dan lacuna 3. N. subcostalis (T 12): otot abdomen
vasorum dibatasi oleh arcus anterolateral
iliopectineus 4. N. iliohipogastricus
3. Annulus femoralis 5. N. ilioinguinalis
Lig. lacunar (Gimbernat), batas medial Planus neurovascular terletak antara M.
spatium subinguinal OIA dan M. TA
Lig. pectineum (Cooper), sepanjang pecten Ramus cutaneus abdominal anterior N.
pubis thoracoabdominalis
Traktus iliopubicus, penebalan margo - T7-T9 kulit superior umbilicus
inferior fascia transversalis - T10 kulit sekitar umbilicus
Canalis inguinalis, dilewati oleh: - T11 + ramus cutaneus N. subcostalis, N.
♂ funiculus spermaticus + N. ilioinguinalis iliohipogastricus, & N. ilioinguinalis
♀ lig. teres uteri/lig. rotundum + N. kulit inferior umbilicus
ilioinguinalis
Annulus inguinalis superficialis (externus) ALIRAN LIMFATIK DINDING ABDOMEN
Annulus inguinalis profundus (internus), Pembuluh limfa superficial
lateral A. epigastrica inferior - Superior bidang transumbilicalis
Conjoint tendon/falx inguinal: persatuan Lnn. axillaris
bagian bawah aponeurosis M. OIA dan Sebagian kecil menuju:
aponeurosis M. TA Lnn. parasternales
Lnn. difragmatica anterior
VASKULARISASI DINDING ABDOMEN - Inferior bidang transumbilicalis
A. musculophrenica A. thoracica interna Lnn. inguinales superficiales
A. epigastrica superior A. thoracica Pembuluh limfa profunda
interna Lnn. iliaci eksterni
A. intercostalis posterior 10-11 aorta Lnn. iliaci interni
A. subcostalis aorta Lnn. lumbales
A. epigastrica inferior A. iliaca externa
PERITONEUM
A. epigastrica superficialis A. femoralis
Peritoneum: membran serosa, mesothelium
A. circumflexa iliaca profunda A. iliaca
Peritoneum parietal: melekat pada
eksterna
permukaan interna dinding abdominopelvis
A. circumflexa iliaca superficial A.
- Vaskularisasi, inervasi, & drainase sama
femoralis
seperti dinding yang dilapisi
*A. epigastrica superior et inferior
beranastomosis di regio umbilicalis
12
- Sensitif tehadap tekanan, nyeri, panas Mesocolon transversum
& dingin, laserasi Radix mesocolon transversum
Peritoneum visceral: melapisi organ viscera Skeletopi: L2 kanan – L1 kiri
- Vaskularisasi, inervasi, & drainase sama Mesoappendix
seperti viscera yang dilapisi Mesocolon sigmoideum
- Tidak sensitif tehadap sentuhan, panas Radix mesocolon sigmoideum
& dingin, laserasi; terstimulasi oleh Skeletopi: fossa iliaca sinistra – S2
stretching & iritasi kimiawi
Organ intraperitoneal OMENTUM
Dilapisi oleh peritoneum visceral, Perpanjangan/pelipatan duplikatura
terinvaginasi dalam saccus tertutup. peritoneum yang melalui gaster & bagian
1. Duodenum pars superior dan proksimal duodenum
ascendens Omentum majus
2. Jejunum Lipatan peritoneum yang menggantung
3. Ileum dari curvatura major gaster & bagian
4. Caecum, satu-satunya organ yang tidak proksimal duodenum; setelah turun
bermesenterium kemudian melipat ke atas & melekat pada
5. Appendix colon transversum.
6. Colon transversum Berasal dari mesogastrium dorsal yang
7. Colon sigmoid terdiri atas:
8. Hepar - Lig. gastrophrenica
9. Lien - Lig. gastrolienale (gastrosplenica)
10. Cauda pancreas - Lig. gastrocolica
Organ retroperitoneal Omentum minus
Di luar cavitas abdomen, sebagian Menghubungkan curvatura minor
permukaan dilapisi oleh peritoneum gaster & bagian proksimal duodenum
parietal. dengan hepar.
a. Sekunder: Berasal dari mesogastrium ventral yang
1. Duodenum pars descendens dan terdiri atas:
horizontal - Lig. hepatogastrica
2. Colon ascendens - Lig. hepatoduodenale
3. Colon descendens Mesogastrium ventral, mesogastrium
4. Rectum dorsal, mesenterium, mesocolon
5. Pancreas, selain cauda transversum, mesoappendix, mesocolon
b. Primer: sigmoideum:
1. Ren secara embriologis berasal dari mesoderm,
2. Ureter tersusun atas 2 lembar peritoneum,
3. Vasa (aorta abdominalis, vena cava yang lewat di antaranya vasa darah, vasa
inferior, dll.) lymphatica, nervus, & lemak
4. dll.
Cavitas peritoneum, cairan peritoneal LIGAMENTUM PERITONEAL
Penghubung hepar
MESENTERIUM - Lig. falciformis dinding abdomen
Mesenterium, duplicatura peritoneum anterior
penggantung intestinum tenue - Lig. hepatogastrica, pars membranosa
Radix mesenterii omentum minus
Skeletopi: L2 kiri – fossa iliaca dextra
13
- Lig. hepatoduodenale, berisi trias porta: Cavitas peritonei minor (bursa omentalis),
V. porta hepatis, A. hepatica propria, & batas-batasnya:
ductus hepaticus communis - Kranial: lobus caudatus hepatis
Penghubung gaster - Ventral: omentum minus, gaster
- Lig. gastrophrenica permukaan - Kaudal: mesocolon transversum, colon
inferior diafragma transversum
- Lig. gastrosplenica lien - Dorsal: peritoneum parietal yang
- Lig. gastrocolica, omentum majus menutupi caput dan corpus pancreatic
- Kiri: omentum majus, cauda pancreatis,
CAVITAS PERITONEI lien
Cavitas peritonei major Pada bursa omentalis, terdapat
Dibagi oleh mesocolon transversum recessus superior et inferior
menjadi: Foramen epiploicum (Winslowi)
1. Kompartemen supracolica, berisi gaster, penghubung dua cavitas di atas, batas-
hepar, dan lien batasnya:
2. Kompartemen infracolica, berada di - Kranial: proc. caudatus
balakang omentum majus dan berisi - Ventral: Lig. hepatoduodenal
intestinum tenue, colon ascendens dan - Kaudal: pars superior duodeni
colon descendens; dibagi oleh - Dorsal: peritoneum parietal yang
mesenterium menjadi: menutupi V. cava inferior
- spatium infracolica dextra ♀ Excavatio rectovesicalis
- spatium infracolica sinistra ♂ Excavatio rectouterina/cavum Douglas,
Paracolic gutter: alur antara bagian lateral Excavatio rectovesicalis
colon ascendens atau descendens dengan Ostium abdominal tubae uterinae
dinding abdomen posterolateral yang Secara embriologis cavitas peritonei berasal
menghubungkan kompartemen supracolica dari coelom
dengan infracolica.
14
ABDOMINAL WALL
Irwan Saputra Batubara
15
Rectus sheath atau Vagina Musculi Recti Abdominis adalah jaringan fibrosa kuat yang
melapisi rectus abdominis dan pyramidalis. Pada rectus sheath juga terdapat arteri dan vena
epigastrica superior dan inferior, vasa limfatika dan bagian distal nervus thoracoabdominalis (T7-
T12). Rectus sheath terbentuk oleh persilangan aponeurosis otot pipih abdomen. M. OEA
berkontibusi pada lamina anterior rectus sheath. Dua per tiga superior aponeurosis M. OIA
terbagi menjadi dua lapisan pada margo lateral M. rectus abdominis; satu lamina melewati sisi
anterior M. rectus abdominis dan yang lainnya melewati sisi posterior. Bermulai dari sepertiga
jarak umbilicus ke crista pubica, ketiga aponeurosis otot pipih abdomen melewati sisi anterior
rectus abdominis membentuk lamina anterior rectus sheath, menyisakan hanya lapisan tipis
fascia transversalis yang menutupi sisi posterior. Lamina anterior dan posterior bertemu di linea
mediana anterior kemudian membentuk linea alba. Line alba berjalan secara vertical dan
memisahkan rectus sheath. Linea alba membawa vasa dan nervus kecil ke kulit.
16
tepi lateral rectus sheath. Alur di kulit juga terlihat pada intersection tendinea dari rectus
abdominis.
17
Ligament hepato gastric dan hepato duo denal merupakan kelanjutan dari omentum
minus. Gaster dihubungkan ke struktur-struktur berikut :
Permukaan inferior diafragma oleh ligament gastrophrenicus.
Lien oleh ligament gastro lienalis yang menempel pada hilum lienalis.
Colon transfersum oleh ligament gastrocolica, bagian dari omentum majus yang turun dari
curvature mayor dan naik hingga colon transversum.
Resesus peritoneum merupakan sebuah kantung yang terbentuk dari lipatan
peritoneum ( seperti resesus inferior dari buras omentalis yang terletak antara lapisan omentum
majus serta fosa umbilicalis dan fosa supravesicalis diantara plica umbilicalis).
Mesecolon transversum memisahkan cavitas abdomen menjadi kompartemen
supracolica yang terdiri dari gaster, hepar dan lien serta kompartemen infracolica yang terdiri
dari intestinum tenue dan colon ascenden dan descenden. Kompartemen infracolica terletak
posterior dari omentum majus dan dipisahkan menjadi spasium infracolica dexter dan sinister
oleh mesenterium. Hubungan bebas terjadi antara kompartemen supracolica dan infracolica
melalui paracolic gutters atau sulcus paracolica, merupakan alur antara aspek lateral colon
ascenden dan descenden dan dinding abdomen posterolateral.
Bursa omentalis merupakan ruangan ekstensif yang terletak di posterior gaster,
omentum minus dan struktur sekitar. Bursa omentalis memiliki recessus superior yang
berbatasan dengan diafragma dan lamina posterior ligament coronaria hepar, dan recessus
inferior diantara pars superior omentum majus. Bursa omentalis menyediakan tempat untuk
gerakan dari gaster. Bursa omentalis berhubungan dengan kavitas abdomen melalui foramen
omentalis ( formen epiploica) yang merupakan saluran terletak pada posterior ligament
hepatoduodenal. Foramen epiploica dapat ditelusuri dengan memasukkan jari melalui kandung
empedu hingga ke ligament hepatoduodenal. Batas-batas foramen epiploica adalah:
Anterior : ligament hepatoduodenal.
Poseterior : vena cava inferior dan crus dextra diafragma, yang ditutupi oleh peritoneum
parietal.
Superior : hepar, yang ditutupi oleh peritoneum visceral.
Inferior : pars superior duodenum.
18
LOWER GIT
Irwan Saputra Batubara
19
Stratum longitudinalis taenia coli: batas akhir M. sphincter ani internus
- Taenia libera di ventral pada colon Pecten analis: di antara linea pectinata dan
ascendens et descendens, di kaudal white line of Hilton
pada colon transversum M. levator ani, terdiri atas:
- Taenia mesocolica di medial pada - M. puborectalis
colon ascendens et descendens, di - M. pubococcygeus
dorsal pada colon transversum - M. iliococcygeus
- Taenia omentalis di lateral pada M. sphincter ani internus
colon ascendens et descendens, di Pada 2/3 superior canalis analis, berupa
ventral pada colon transversum otot polos, involunter, inervasi oleh:
Ke arah oral ketiga taenia bersatu di - Simpatis: N. rectalis superior & plexus
pangkal appendix vermiformis, berakhir hipogastricus
pada rectosigmoid junction - Parasimpatis: N. errigentes
Appendix epiploica M. sphincter ani externus
Pada 2/3 inferior canalis analis, berupa
RECTUM otot skelet, volunter, inervasi oleh
Organ retroperitoneal & subperitoneal N. rectalis inferior (cabang N.
Junctio rectosigmoid: batas colon sigmoid – pudendus) membuka/menutup anus
rectum, anterior VS3 (tidak terdapat taenia di posterior melekat pada coccyx
coli) melalui Lig. anococcygeal, di anterior
Flexura sacralis: arah ke belakang, melekat pada corpus perinei
mengikuti lengkung sacrum bagian atas bersatu dengan M.
Flexura anorectal/perinealis: karena puborectalis
terdapat M. puborectal
Flexura lateralis (tampak depan) REFLEKS DEFEKASI
Sinister plica recti transversa superior et Reseptor: dinding rectum, terstimulasi oleh
inferior regangan
Dexter plica recti transversa media Serabut afferent: visceral afferent fibers
Ampulla recti Pusat (centrum): medulla spinalis segmen
S2-4
CANALIS ANALIS Serabut efferent: Nn. splanchnici pelvic
Junctio anorectal: batas rectum – anus (Nn. errigentes)
Columna analis Efektor:
Sinus analis: ruangan di antara columna - Otot polos dinding rectum kontraksi
analis mendorong feces
Valvula analis - M. sphincter ani internus relaksasi
Kalo belum siap BAB maka akan
Linea pectinata/dentata/mucocutan: berkontraksi secara volunter otot:
peralihan mukosa (endoderm) menjadi - M. sphincter ani externus
cutan (ectoderm/proctodeum) M. levator ani (khususnya m.
White line of Hilton, junctio anocutan, puborectalis) mempertajam sudut
intersphincteric line: flexura perinealis
20
LOWER GIT
Irwan Saputra Batubara
a. Intestinum Tenue
Intestinum tenue terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum. Terletak dari pylorus
hingga junction ileocecal.
Duodenum
Disebut juga usus dua belas jari, panjang 25 cm dan bagian paling lebar dari intestinum
tenue. Berbentuk C-shaped yang melingkari caput pancreas. Berawal dari pylorus pada bagian
kanan hingga flexura duodenojejunale pada bagian kiri setinggi VL2. Sebagian besar duodenum
difiksasi oleh peritoneum ke struktur di posterior dinding abdomen. Duodenum dibagi menjadi 4
bagian, yaitu :
1. Pars superior, panjang 5 cm, terletak anterolateral dari VL1.
2. Pars descenden, panjang 7-10 cm, terletak sepanjang sisi kanan setinggi VL1-VL3.
3. Pars inferior/horizontal, panjang 6-8 cm, menyilangi VL3.
4. Pars ascenden, panjang 5cm, berawal dari bagian kiri VL3 dan naik hingga VL2.
Bagian awal duodenum pars superior (sekitar 2 cm) memiliki mesenterium
(penggantung) dan bersifat mobile, disebut ampulla. Sedangkan distal dari ampulla ( sekitar 3
cm) dan tiga pars lainnya dari duodenum tidak memiliki mesenterium dan bersifat immobile
karena terletak retroperitoneal. Dinding anterior pars superior duodenum dilapisi oleh
peritoneum tetapi tidak pada dinding posteriornya, kecuali pada ampulla. Bagian proximal
melekat pada ligament hepatoduodenale (bagian dari omentum minor) pada superior dan
omentum major pada inferior.
Pars descenden duodenum berbentuk kurva yang mengelilingi caput pancreas, terletak
pada sisi dextra dari dan parallel dari vena cava inferior. Ductus choledocus dan ductus
pankreaticus major bermuara pada dinding posteromedial, keduanya bergabung membentuk
ampulla hepatopancreatica yang akan bermuara pada papilla duodeni major.
Pars horizontal duodenum berjalan transversal dari kanan ke kiri, melewati vena cava
inferior, aorta, dan VL3, serta menyilagi arteri dan vena mesenterica superior dan radix
mesenterium jejunum dan ileum. Bagian posterior terpisah dari columna vertebralis oleh
musculus psoas major dextra, aorta, arteri dan vena testicularis / ovarica dextra.
Pars ascenden duodenum berjalan disepanjang sisi kiri aorta, dan berujung pada
junction/flexura duodenojejunalis. Pada junction tersebut, terdapa penggantung yaitu
musculus suspensorium duodeni (ligament of Treitz ) yang tersusun dari otot skelet diaphragm
dan jaringan fibromuskuler dari otot polos duodenum pars horizontal dan ascenden. Kontraksi
otot ini akan melebarkan sudut flexura duodenojejunales, menyebabkan makanan dapat
bergerak kearah distal.
Jejunum dan Ileum
Bagian kedua dari intestinum tenue adalah jejunum, berawal dari flexura
duodenojejunalis dan berlanjut menjadi ileum yang berakhir hingga junction ileocecal. Keduanya
merupakan organ intraperitoneal yang memiliki panjang 6-7 meter (jejunum memiliki panjang
21
dua per lima dan ileum meiliki panjang tiga per lima). Sebagian besar jejunum berada pada
kuadran superior sinistra (LUQ) pada kompartemen infracolica sedangkan sebagian besar ileum
berada pada kuadran inferior dextra (RLQ). Ileum terminalis terletak pada region pelvis dan
berakhir pada aspek medial caecum. Walau tidak terdapat batas tegas antara jejunum dan
ileum, terdapat beberapa karakteristik yang dapat membedakan keduanya, yang dapat dilihat
pada bagian checklist.
Mesenterium adalah pelipatan peritoneum yang berbentuk kipas (fan-shaped) yang
menempelkan jejunum dan ileum hingga dinding posterior abdomen. Awal perlekatan
mesenterium disebut radix mesenterium yang berjalan oblik, inferior, dan menuju sisi kanan.
Berawal dari junction duodenojejunalis pada sisi kiri setinggi VL2 hingga junction ileocolica dan
articulasio sacroiliaca dextra. Radix mesenterium menyilangi beberapa stuktur, antara lain
duodenum pars horizontal dan ascenden, aorta abdominalis, vena cava inferior, ureter dextra,
m. psoas major dextra dan a/v testicularis/ovarica dextra. Diantara kedua lapisan mesenterium
terdapat a/v mesenterica superior, limfonodi, jaringan lemak, dan nervus otonom.
b. Intestinum Crassum
Intestinum crassum terdiri dari cecum; appendix; colon ascenden, transversal,
descenden, dan sigmoid; rectum; dan canalis analis. Dapat dibedakan dengan intestinum tenue
dari beberapa karakteristik berikut yang ada pada intestinum crassum, yaitu:
1. Appendices omentalis yaitu jaringan lemak kecil, yang berbentuk seperti omentum.
2. Taenia coli, berbentuk seperti tali yang memanjang, terdapat tiga jenis yaitu; taenia
mesocolica, omentalis dan libera.
3. Haustra coli yang berbentuk katung-kantung (sakulasi) pada dinding colon antara ketiga
taenia.
4. Mempunyai diameter yang lebih besar.
Taenia coli merupakan penebalan stratum muskularis longitudinal berawal dari pangkal
appendix, berjalan disepanjang kolon hingga berakhir dan menyatu pada junction
rectosigmoidea yang berlanjut menjadi stratum longitudinal rectum. Karena taenia tersebut
dapat berkontraksi, bagian diantara taenia membentuk sakulasi (bentukan kantung) yang diebut
haustra coli.
22
Appendix merupakan saluran buntu (diverticulum intestinum) panjang 6-10 cm, berisi
jaringan limfoid. Berawal dari aspek posteromedial cecum, memiliki mesenterium kecil
berbentuk segitiga yang disebut mesoappendix yang berasal dari sisi posterior mesenterium
ileum terminalis. Posisi appendix bervariasi seperti retrocecal (paling sering), retroileal, preileal
dan pelvis minor. Proyeksi pangkal appendix disebut titik McBurney: sepertiga lateral garis
Monroe, yaitu garis yang menghubungkan antara SIAS dextra dan umbilicus.
d. Colon
Colon memiliki empat bagian yaitu colon ascending, transversal, descending dan
sigmoid. Colon ascending berjalan ke arah superior pada sisi kanan kavitas abdomen mulai dari
caecum sampai pada lobus dextra hepar kemudian berbelok ke kiri pada flexura colica dextra
(setinggi costa 9-10). Colon ascenden lebih sempit dari caecum dan merupakan organ
retroperitoneal sekunder, dan terpisah dari dinding abdomen anterolateral oleh omentum
majus. Alur vertical yang disebut paracolic gutter terletak antara sisi lateral colon ascending dan
dinding abdomen disampingnya.
Colon transversum adalah bagian paling panjang dan paling mobile dari intestinum
crasssum. Bermula dari flexura colica dextra hingga sinistra dan membelok ke bawah sebagai
colon descending. Flexura colica sinistra biasanya lebih superior dan kurang mobile dibanding
dextra, terletak pada bagian anterior hingga inferior renal sinistra dan menempel pada
diafragma melalui ligament phrenicocolica. Radix mesocolon transversum terletak disepanjang
margo inferior pancreas dan berlanjut sebagai peritoneum parietal di posterior. Karena dapat
bergerak bebas, colon transversum memiliki posisi yang bervariasi, umunya menggantung
setinggi umbilicus (VL3), namun pada orang yang kurus dan tinggi, posisinya dapat turun hingga
ke dalam pelvis.
Colon descending merupakan organ retroperitoneal sekunder terletak antara flexura
colica sinistra hingga fossa iliaca sinistra dan akan berlanjut sebagai colon sigmoid. Walaupun
retroperitoneal, colon descending khususnya pada bagian fossa iliaca sinistra memiliki
mesesnterium yang pendek pada sekitar 33% orang. Sama seperti colon ascenden, colon
descenden juga memiliki paracolic gutter pada sisi lateralnya.
Colon sigmoid memiliki cirri khas S-shaped terletak dari fossa iliaca sinistra hingga VS3
yang menghubungkan antara colon descenden dan rectum. Ujung dari taenia coli, sekitar 15 cm
dari anus, mengindikasikan junctio rectosigmoidea.
e. Rectum
Rectum terletak pada kavum pelvis, merupakan kelanjutan dari colon sigmoidea dan
berujung pada canalis analis. Pada junctio rectosigmoidea setinggi VS3 taenia coli akan berakhir
dan membentuk lapisan paling luar otot polos longitudinal (outer longitudinal layer of smooth
muscle), dan appendices omentalis sudah tidak nampak lagi. Rectum pada manusia memiliki
beberapa flexura. Posisi rectum mengikuti lengkung sacrum dan coccyx membentuk flexura
sacralis recti. Rectum berujung pada bagian anteroinferior ujung coccyx tepat sebelum suatu
sudut tajam (flexura anorectal yang disebabkan oleh otot diafragma pelvis). Flexura anorectal
berperan penting dalam fecal continence yang dijaga dengan tonus dari musculus puborectalis
23
pada resting state. Dengan adanya flexura sacralis dan anorectal, rectum memiliki bentukan S
ketika dilihat dari lateral. Tiga lengkungan/flexura pada rectum (superior dan inferior pada sisi
kiri, dan intermedia pada sisi kanan) akan nampak ketika rectum dilihat dari anterior. Pada
dinding dalam rectum, ketiga flexura tersebut akan terlihat sebagai plica transversalis recti, dua
pada sisi kiri, dan satu pada sisi kanan. Bagian terminal rectum yang berdilatasi terletak tepat di
atas dan disangga langsung oleh levator ani serta ligament anococcygeal adalah ampulla recti.
Ampulla recti menerima dan menampung masa feses hingga saatnya defekasi. Kemampuan
ampulla untuk mengakomodasi material feses adalah salah satu peranan penting dalam fecal
continence.
Peritoneum melapisi sepertiga superior permukaan anterior dan lateral rectum. Pada
laki-laki, peritoneum melapisi rectum hingga dinding posterior vesica urinaria, yang membentuk
lantai dari excavatio rectovesicalis. Pada perempuan, peritoneum melapisi rectum hingga bagian
posterior fornix vagina, yang membentuk lantai dari excavatio rectouterina. Pada laki-laki dan
perempuan, pelebaran lateral peritoneum dari sepertiga superior rectum membentuk fossa
pararecti, yang akan mengakomodasi rectum untuk berdilatasi ketika menapung masa feses.
Pada laki-laki, rectum berbatasan dengan fundus vesica urinaria, bagian terminal ureter, ductus
deferens, glandula seminalis, dan glandula prostatica di anterior. Septum rectovesicalis terletak
antara fundus vesica urinaria dan ampulla recti. Pada perempuan, rectum berbatasan dengan
vagina di anterior dan terpisah dengan bagian posterior fornix dan cervix oleh excavation
rectouterina. Bagian inferior dari excavation rectouterina terdapat septum rectovaginal yang
lemah, memisahkan antara setengah superior dinding vagina posterior dari rectum.
e. Canalis Analis
Canalis analis merupakan bagian terminal dari traktus digestivus. Terletak mulai dari
superior diafragma pelvis hingga anus. Canalis analis (2,5-3,5 cm) dikelilingi oleh otot spinchter
ani internal dan external, yang terletak antara ligament anococcygeal dan corpus perineum.
Canalis analis collapse, kecuali saat defekasi. Kedua spinchter berelaksasi sebelum feses
dikeluarkan.
Spinchter ani internal adalah otot involunter yang mengelilingi dua per tiga superior
canalis analis, merupakan penebalan dari lapisan otot sirkuler. Spinchter ani externa merupakan
otot volunteer yang membentuk pelebaran pada kedua sisi sepertiga inferior canalis analis. Otot
ini menempel ke anterior pada corpus perineum dan ke posterior pada coccyx via ligament
anococcygeal, dan menyatu pada bagian superior pada musculus puborectalis.
Pada bagian dalam, setengah superior mukosa canalis analis berciri dengan lipatan
longitudinal disebut coulmna analis. Junctio anorectal merupakan batas superior columna
analis, pada daerah ini ampulla recti menyempit karena melewati diafragma pelvis. Bagian
inferior columna analis bergabung membantuk valvula analis. Superior dari valvula terdapat
ruangan kecil disebut sinus analis. Ketika tertekan oleh feses, sinus analis akan mengeluarkan
mucus berfungsi untuk melancarkan pengeluaran feses dari anus. Bagian inferior valvula analis
membentuk garis irregular disebut linea pecinata, yang merupakan batas antara bagian superior
canalis analis (derivate dari hindgut/viscera) dan bagian bawah (derivate proctodeum/somatic).
24
GLANDS OF GIT
He Yeon Asva Navaisa
25
HEPAR Lig. teres hepatis:
Pada sisi kanan setinggi costa 7-11 - Obliterasi V. umbilicalis
Terbentang dari hipochondrium dextra, - Vena yang mengikutinya Vv.
epigastrium, hipochondrium sinistra Paraumbilicalis, bermuara ke ramus
Facies diafragmatica sinistra V. porta
Facies visceralis
Margo inferior Mempunyai 2 lobus anatomis:
Recessus subphrenicus dextra et sinistra 1. Lobus dextra (yang paling besar)
dibatasi oleh Lig. falciformis, terletak di 2. Lobus sinistra
antara diafragma dengan facies Mempunyai 2 lobus accesorius:
diafragmatica hepar anterosuperior 1. Lobus quadratus, anteroinferior
Lig. falciformis: menghubungkan hepar ke 2. Lobus caudatus, posterosuperior
dinding abdomen anterior a. Proc. caudatus, di antara V. cava
Spatium subhepatica, bagian inferior dan porta hepatis,
kompartemen supracolica di bawah hepar menghubungkan lobus dextra
Recessus hepatorenal, di antara dengan lobus caudatus
permukaan visceral hepar dengan renal b. Proc. papillaris
dan glandula suprarenalis dextra Pada lobus sinistra:
1. Impressio esophagea
Facies diafragmatica yang tidak tertutupi 2. Impressio gastrica
oleh peritoneum visceral: area nuda, 3. Tuber omentalis (dihubungkan dengan
terdapat sulcus vena cava inferior curvatura minor oleh omentum minus)
Lig. coronarium: pelipatan peritoneum Pada lobus dextra:
yang menempelkan ke diafragma 1. Impressio duodenalis
- Lamina anterior 2. Impressio suprarenalis
- Lamina posterior 3. Impressio renalis
Lig. triangulare dextra: pertemuan kedua 4. Impressio colica
lamina Lig. coronarium di dextra Pembagian lobus dexter et sinister:
Lig. triangulare sinistra: pertemuan kedua 1. Anatomis
lamina Lig. coronarium di sinistra, Anterior: Lig. falciformis
terdapat appendix fibrosa hepatis Posterior: fissura sagittalis sinistra
Facies visceralis yang tidak tertutupi oleh 2. Fisiologis
peritoneum visceral: berdasarkan vaskularisasi A. hepatica
1. Fossa vesica fellea propria dan V. portae hepatis
2. Daerah porta hepatis Anterior: Cantlie line, garis khayal yang
Yang lewat porta hepatis: trias porta ditarik dari V. cava inferior – fundus
A. hepatica propria, V. porta hepatis, vesica fellea
ductus hepaticus communis Posterior: fissura sagittalis dextra
Segmen pada hepar:
Fissura sagittalis dextra: I : segmen posterior (caudatus)
- Fossa vesica fellea II : segmen lateral posterior sinistra
- Sulcus vena cava inferior III : segmen lateral anterior sinistra
Fissura sagittalis sinistra: IV : segmen medial sinistra
- fissura ligamenti teretis, terdapat Lig. V : segmen medial anterior dextra
teres hepatis VI : segmen lateral anterior dextra
- fissura ligamenti venosi, terdapat Lig. VII : segmen lateral posterior dextra
venosum: obliterasi ductus venosus VIII: segmen medial posterior dextra
26
Capsula fibrosa hepar : capsula Glisson M. sphincter Oddi:
- M. sphincter ductus choledocus
Vaskularisasi: - M. sphincter ductus pancreaticus
1. V. porta hepatis, 75-80% darah - M. sphincter ampulla
2. A. hepatica, 20-25% darah Trigonum cystohepatica (Callot), dibatasi
Inervasi: oleh: ductus hepaticus communis, ductus
Simpatis: plexus coeliacus cysticus, dan facies visceralis hepar
Parasimpatis: N. vagus Vaskularisasi:
Keduanya berada pada plexus hepaticus A. cystica (cab. A. hepatica dextra)
Aliran limfa: Inervasi
1. Lnn. hepatici (sepanjang ductus dan Simpatis: plexus coeliacus
vasa Parasimpatis: N. vagus yang bergabung di
hepatica pada omentum minus) plexus coeliacus
Lnn. coeliaci cisterna chyli Somatik afferent: N. phrenicus dextra
(pelebaran pada akhir inferior ductus Parasimpatis kontraksi vesica fellea &
thoracicus, setinggi VL2) relaksasi sphincter pada ampulla Vater,
2. Lnn. phrenici Lnn. mediastinalis umumnya distimulasi oleh hormon CCK
posterior Aliran limfa:
1. Lnn. hepatici
ANASTOMOSIS PORTOCAVAL 2. Lnn. cystic
(anastomosis antara sistem vena sistemik Keduanya bermuara ke Lnn. coeliacus
dengan sistem vena porta)
1. Pada submukosa esophagus inferior PANKREAS
Porta: V. gastrica sinistra Melintasi corpus vertebra L1-2
Cava : V. esophagealis Menghasilkan:
2. Pada regio paraumbilicus - Sekresi eksocrine (pancreatic juice dari
Porta: V. paraumbilicalis sel acinar) masuk duodenum
Cava : V. epigastrica superficialis melalui ductus pancreaticus major et
3. Pada submukosa canalis analis accesorius
Porta: V. rectalis superior - Sekresi endocrine (glucagon & insulin
Cava : V. rectalis media et inferior dari pancreatic islets of Langerhans)
4. Pada daerah posterior viscera masuk aliran darah
retroperitoneal sekunder Caput, collum, corpus,cauda
Porta: V. colica sinistra Caput pancreas berbentuk C, melekat pada
Cava : V. lumbalis ascendens aspek medial duodenum pars descendens
dan horizontal
VESICA FELLEA Proc. uncinatus, pada bagian medial &
7-10 cm inferior caput pancreas, di belakang A./V.
Fundus, corpus, collum mesenterica superior
Proyeksi fundus kartilago costa 9 dextra Incisura pancreatica dilewati oleh A./V.
linea midclavicularis mesenterica superior
Ductus cysticus Collum pancreas (1,5-2 cm):
Ductus choledocus bag. posterior merupakan tempat
Tunica mucosa ductus cysticus plica persatuan V. mesenterica superior + V.
spiralis (Heister) lienalis menjadi V. porta hepatis
Fungsi: menyimpan & memekatkan Corpus pancreas melintasi aorta dan VL2
empedu
27
Intraperitoneal: cauda masuk hilus Hilus lienalis
lienalis, lainnya retroperitoneal Batas-batas lien
Ductus pancreaticus major: cauda 1. Anterior: gaster
parenkim pancreas caput, kemudian 2. Posterior: diafragma
menuju inferior bersatu dengan ductus 3. Inferior: fleksura coli sinistra
choledocus di ampula Vater yang 4. Medial: ren sinistra
bermuara pada papilla duodeni major Facies diafragmatica
Ductus pancreaticus major bermuara pada Facies visceralis
papilla duodeni minor 1. Facies gastrica
Vaskularisasi: 2. Facies renalis
Rr. pancreatici A. lienalis 3. Facies colica
Pada caput, terdapat arcade berasal dari: Margo superior (acutus/crenatus)
1. A. pancreaticoduodenalis superior Margo inferior (obtusus)
anterior et posterior (cab. A. Ekstremitas anterior
gastroduodenalis) Ekstremitas posterior
2. A. pancreaticoduodenalis inferior Ligamentum
anterior et posterior (cab. A. 1. Lig. lienorenalis (splenorenal)
mesenterica superior 2. Lig. gastrolienalis (gastrosplenica)
A./V. lienalis berjalan di sepanjang tepi Splenomegali skala Schuffner I-VIII
atas pancreas IV : hingga umbilicus
Inervasi: plexus coeliacus & plexus VIII: hingga SIAS
mesentericus superior Vaskularisasi: A./V. lienalis
Parasimpatis sekretomotor, dapat Segmen vaskular berasal dari 5 cabang A.
distimulasi oleh secretin & CCK lienalis: 2 cab. pada 84% lien & 3 cab.
Aliran limfa sisanya
1. Lnn. pancreaticolienalis Segmen avaskular
2. Lnn. pylorici Inervasi:
Simpatis: plexus coeliaecus
LIEN Parasimpatis: N. vagus yang bergabung di
Organ limfoid terbesar plexus coeliacus
Skeletopi: posterior costa 9-11 sinistra Aliran limfa:
Organ intraperitoneal Lnn. pancreaticolienalis Lnn. coeliacus
Capsula lienalis (fibroelastik)
28
GLANDS OF GIT
29
Vaskularisasi didapatkan dari a,v submentalis dan a,v sublingualis.
Inervasi sama dengan gland submandibularis
Glandula salivarius minor, memiliki ukuran yang lebih kecil, terletak pada submukosa dan
karenanya ia tidak memiliki saluran ekskresi, hasil sekresinya langsung bermuara pada cavum oris.
Karena lebih kecil hasil sekretnya pun juga lebih sedikit tetapi konstan. Berikut ini termasuk glandula
salivarius minor :
a. Glandula palatina
b. Glandula labialis superior
c. Glandula labialis inferior
d. Glandula lingualis anterior (muara pada plica fimbriata)
e. Glandula lingualis posterior
f. Glandula buccalis
g. Glandula molaris
Inervasi simpatis dari seluruh glandula salivarius minor ini oleh ganglion cervicalis superior sedangkan
untuk inervasi parasimpatis “d” oleh ganglion lingualis, “a, b” oleh ganglion spenopalatinum dan sisanya
oleh ganglion oticum.
2. Hepar
- Hepar terletak pada sisi kanan setinggi costa 7-11, terbentang dari hipochondrium dextra,
epigastrium dan sedikit hipogastrium sinistra.
- Hepar mempunyai 2 permukaan yaitu, facies diafragmatica (pada luas permukaan
anterosuperior) dan facies visceralis (pada luas permukaan posteroinferior).
- Hepar mempunyai 1 margo saja yaitu margo inferior (bagian menajam pada bagian bawah
hepar).
- Hepar merupakan organ intraperitoneal. Hepar ditutupi oleh peritoneum visceral kecuali area
nuda (terdapat sulcus vena cava inferior).
30
- Berbagai macam ligamentum pada hepar :
Ligamentum falciformis : menghubungkan hepar ke dinding abdomen anterior.
Ligamentum coronarium : pelipatan peritoneum yang menempalkan pada
diapraghma. Terdapat 2 lamina yaitu lamina anterior (kedepan menjadi ligamentum
falciformis) dan posterior (kebelakang menjadi omentum minus).
Ligamentum triangularis : ada 2 yaitu lig. triangularis dextra (pertemuan kedua
lamina dari lig. coronarium dextra) dan lig. triangularis sinistra (pertemuan kedua lamina
dari lig. coronarium sinistra). Pada bagian lig. triangularis sinistra bagian ujungnya akan
berlanjut menjadi appendix fibrosa hepatis.
Ligamentum teres hepatis : merupakan obliterasi dari v. umbilicalis. Saat masa
prenatal ia berjalan bersama vv. Paraumbilicalis yang akan bermuara pada ramus
sinistra v. porta.
Ligamentum hepatoduodenal : merupakan suatu ligamen yang menghubungkan hepar
dengan bagian duodenum pars superior. lig. hepatoduodenal berisi trias porta (a.
hepatica propia, v. porta hepatica, ductus choledocus)
- Beberapa ruang potensial disekitar hepar :
Recessus subphrenicus : terletak diantara diafragma dengan facies
diafraghmatica hepar. Ada yang dextra dan sinistra, pembagian dextra dan sinistra
dibatasi oleh lig. falciformis.
Spatium subhepatica : bagian supracolica di bawah hepar.
Recessus hepatorenal : diantara permukaan visceral hepar dengan renal dan
gland. Suprarenalis dextra.
- Facies visceral yang tidak ditutupi oleh peritoneum visceral yaitu, fossa vesica fellea dan daerah
porta hepatis (berisi trias porta : a. hepatica propria, v. porta hepatis dan ductus hepaticus
communis)
- Terdapat 2 macam fissura pada hepar :
Fissura sagitalis dextra : dibentuk oleh fossa vesica fellea dan sulcus vena cava
inferior. Ke depan menjadi garis khayal “fissura sagitalis principalis / cantlie line”.
Fissura sagitalis sinistra : dibentuk oleh fissura ligamenti teretis (terdapat lig.
teres hepatis) dan fissura lig. venosi (terdapat lig. venosum yang merupakan obliterasi
dari ductus venosus)
- Hepar memiliki 2 lobus anatomis yaitu lobus dextra dan sinistra, serta 2 lobus asesorius yaitu
lobus quadratus dan caudatus (terdapat procc. caudatus dan procc papillaris).
- Pada lobus sinistra terdapat impressio esophagealis, impressio gastrica, tuber omentalis
(dihubungkan dengan curvatura minor oleh omentum minus) dan impressio colica. Sedangkan
pada lobus dextra terdapat impressio duodenalis, impressio suprarenalis dextra, impressio
renalis dextradan impressio colica dextra.
- Pembagian lobus dextra dan sinistra dibagi secara,
Anatomis : anterior oleh lig. falciformis dan posterior oleh fissura sagitalis sinistra.
Fisiologis : berdasar vaskularisasi a. hepatica propria dan v. portae hepatis.
Anterior oleh cantlie line dan posterior oleh fissura sagitalis dextra.
31
- Segmen hepar
32
3. Vesica Fellea
- Vesica Fellea atau kantong empedu memiliki ukuran yang berkisar antara 7-10cm. Fungsi dari
vesica fellea yaitu menyimpan dan memekatkan empedu.
- Bagian-bagian dari vesica fellea terdiri dari fundus, corpus, collum.
- Bile (empedu) yang dihasilkan setelah dari vesica fellea akan menuju suatu saluran bernama
ductus cysticus. Ductus cysticus akan bergabung bersama ductus hepatica communis
membentuk ductus choledocus.
- Tunica mucosa ductus cysticus membentuk suatu pelipatan-pelipatan yang disebut plica spiralis
(heister).
- Ductus hepaticus communis, ductus cysticus dan facies visceralis hepar akan membentuk
ruangan segitiga bernama trigonum callot atau cystohepatica.
- Ductus choledocus memiliki otot yang bernama m. sphincter ductus choledocus. Ductus
pankreaticus (mensekresi produk dari pankreas) memiliki otot yang bernama m.sphincter ductus
pankreatica. Kedua otot tersebut bersatu dan disebut sebagai m. sphincter oddi (m.
hepatopancreatica)
- Vesica fellea mendapat vaskularisasi dari a. cystica (cabang dari a. hepatica propia dextra)
- Vesica fellea mendapat inervasi simpatis dari plexus coeliacus dan parasimpatis dari n.vagus.
sedangkan untuk inervasi somatik afferent berasal dari n. phrenicus dextra.
- Fungsi dari parasimpatis pada vesica fellea yaitu mengkontraksikan vesica fellea dan relaksasi
dari sphincter pada ampulla vater(hepatopancreatica) yang biasanya distimulasi oleh hormon
CCK.
- Aliran limfa dari vesica fellea akan dibawa menuju lnn. hepatici dan lnn. cystici, yang mana
keduanya akan bermuara menuju lnn coeliacus.
33
4. Pankreas
- Pankreas melintasi corpus vertebrae L1-L2
- Pankreas menghasilkan 2 macam sekresi
Sekresi eksocrine (pancreatic juice dari sel acinar) masuk duodenum melalui ductus
pancreaticus major et accesorius
Sekresi endocrine (glucagon & insulin dari pancreatic islets of Langerhans) masuk
aliran darah
- Bagian-bagian dari pankreas terdiri dari caput, collum, corpus dan cauda. Bagian cauda pankreas
merupakan satu-satunya bagian dari pankreas yang intraperitoneal, sisanya retroperitoneal.
- Caput pankreas berberntuk C, melekat pada aspek medial duodenum pars descendens dan
horizontal
- Proccesus uncinatus, merupakan bagian medial dan inferior dari caput pankreas dan dibelakang
dari a,v mesenterica superior
- Incisura pancreatica dilewati oleh a,v mesenterica superior
- Collum pancreas, pada bagian posteriornya merupakan tempat persatuan antara v. mesenterica
superior dan v. lienalis menjadi v. porta hepatis
- Ductus pancreaticus major: cauda parenkim pancreas caput, kemudian menuju
inferior bersatu dengan ductus choledocus di ampula Vater yang bermuara pada papilla
duodeni major
- Ductus pancreaticus major bermuara pada papilla duodeni minor
- Vaskularisasi pankreas didapat dari a. lienalis r. Pancreatica. Pada caput pankreas terdapat
arcade yang berasal dari
pancreaticoduodenalis superior anterior et posterior (cab. A. gastroduodenalis)
pancreaticoduodenalis inferior anterior et posterior (cab. A. mesenterica superior
- Pada tepi atas pankreas berjalan a,v lienalis
- Inervasi pankreas didapat dari plexus coeliacus dan plexus mesentrica superiot
- Fungsi parasimpatis terhadap organ pankreas yaitu sekretomotor, dapat distimulasi oleh
sekretin dan CCK
- Aliran limfa dari pankreas akan menuju lnn. pancreaticolienalis dan lnn. Pyloric
34
5. Lien
- Merupakan organ limfoid terbesar pada tubuh kita
- Skeletopi : posterior costa 9-11 sinistra
- Lien merupakan organ intraperitoneal
- Lien diselubungi oleh capsula lienalis (fibroelastik)
- Pintu masuk dari lien disebut sebagai hilus lienalis
- Batas-batas lien
Anterior : gaster
Posterior : diafraghma
Inferior : fleksura coli sinistra
Medial : ren sinistra
- Lien memiliki 2 facies yaitu, facies diaphragmatica dan facies visceralis
- Facies visceralis dibagi menjadi beberapa bagian facies sesuai dengan organ yang menempelinya
antara lain, facies gastrica, facies renalis dan facies colica.
- Lien memiliki 2 margo yaitu margo superior (acutus/crenatus) dan margo inferior (obtusus)
- Lien memilki 2 ekstremitas yaitu ekstremitas anterior dan posterior
- 2 ligamentum yang menyelubungi hilus lienalis,
Lig. lienorenalis (lig. splenorenalis)
Lig. gastrolienalis
- Hilus lienalis berisi a,v lienalis dan cauda pankreas
- Vaskularisasi dari lien oleh a,v lienalis
- Inervasi simpatis lien oleh plexus coeliacus dan parasimpatis oleh n.vagus
- Aliran limfa dari lien akan dibawa menuju lnn. pancreaticolienalis dan akan menuju lnn.
coeliacus
- Skala splenomegaly (pembesaran lien) dapat diukur melalui titik schuffner. Terdapat derajat I-
VII. Pada derajat IV pembesaran yang terjadi mencapai umbilicus dan pada derajat VII telah
mencapai SIAS dextra.
35
VASCULARIZATION & INNERVATION OF GIT
He Yeon Asva Navaisa
LABIUM LINGUA
Vaskularisasi Vaskularisasi
Labium superior: A. lingualis (cab. A. carotis eksterna):
1. R. labialis superior A. facialis - A. dorsalis lingua radix linguae
2. R. labialis superior A. infraorbitalis - A. profunda lingua corpus
Labium inferior: - A. sublingualis
1. R. labialis inferior A. facialis V. profunda linguae: di antara plica
2. R. labialis inferior A. mentalis fimbriata dan frenulum linguae
Inervasi sensorik Inervasi sensorik
Labium superior: R. labialis superior N. - 2/3 anterior
infraorbitalis (cab. N V/2) GSA: N. lingualis (cab. N V/3)
Labium inferior: R. labialis inferior N. SVA: N. chorda tymphani (cab. N VII)
mentalis (cab. N V/3) - 1/3 posterior + papilla vallata
Inervasi motorik GSA & SVA: N. glossopharyngeus (N IX)
N. facialis (N VII) *GSA = general somatic afferent (misal suhu
Aliran limfa & sentuhan)
1. Lnn. submandibularis: labium superior Inervasi motoris:
& bag. lateral labium inferior Semua otot intrinsik & ekstrinsik lidah: N
2. Lnn. submentales: bag. medial labium XII, kecuali M. palatoglossus: N X
inferior Semua otot diafragma oris: N. mandibularis,
kecuali M. geniohyoideus: N XII
PALATUM DURUM Limfonodi:
Vaskularisasi - Ujung linguae: Lnn. submentalis
A. palatina major A. palatina descendens - 2/3 lateral anterior: Lnn.
A. maxillaris submandibularis
Vena: plexus venosus pterygoideus - 2/3 medial anterior:
Inervasi Lnn. cervicalis profundi inferioris/
Bagian anterior: N. nasopalatinus Lnn. juguloomohyoideus
Bagian posterior: N. palatinus major - 1/3 posterior:
A. palatina major et N. palatinus major Lnn. cervicalis profundi superioris/
melalui foramen palatina major Lnn. jugulodigastricus
36
Inervasi motorik A. gastrica brevis et A. gastrica posterior
Semua otot lamina interna et externa: N X, Venae
kecuali: - V. gastrica sinistra et V. gastrica dextra
M. stylopharyngeus: N IX V. porta hepatis
M. tensor velli palatini: N V/3 - V. gastrica posterior et V.
Aliran limfa gastroepiploica sinistra V. lienalis
Lnn. cervicalis profundi superioris - V. gastroepiploica dextra
V. mesenterica superior
ESOPHAGUS - V. mesenterica inferior bermuara ke V.
Vaskularisasi lienalis
1. Pars cervicalis - V. lienalis + V. mesenterica superior =
Rr. esophageal A. thyroidea inferior V. portae hepatis hepar V.
2. Pars thoracalis hepatica V. cava inferior
Rr. esophageal aorta thoracalis Inervasi
Rr. esophageal A. bronchialis Simpatis: Nn. splanchnici major
3. Pars abdominalis Parasimpatis:
Rr. esophageal A. gastrica sinistra - Truncus vagalis anterior (berasal dari N.
Rr. esophageal A. phrenica inferior vagus sinistra)
sinistra - Truncus vagalis posterior (berasal dari
V. esophagealis ( V. azygos) dan V. N. vagus dextra)
gastrica sinistra ( V. porta hepatis) Aliran limfa
membentuk anastomosis portocaval - Curvatura minor Lnn. gastrici sinistri
Inervasi Lnn. coeliaci
1. Superior - Curvatura major (kranial) Lnn.
Sensoris: N. laryngeus reccurens pancreaticolienalis Lnn. coeliaci
Vasomotorik: truncus simpaticus - Curvatura major (kaudal) Lnn.
cervicalis gastroepiploici dextri Lnn. coeliaci
2. Inferior
Simpatis: Ganglion cervicalis superior
Parasimpatis: N X Klasifikasi organ:
Aliran limfa I. Foregut: esophagus – duodenum proksimal
1. Pars cervicalis papilla duodeni major; hepar, billiary
Lnn. cervicalis profundi inferior apparatus, pancreas
Lnn. paratrachealis II. Midgut: duodenum distal papilla duodeni
2. Pars thoracalis major – 2/3 proksimal colon transversum
Lnn. mediastinalis posterior III. Hindgut: 1/3 distal colon transversum –
3. Pars abdominalis upper part anus (linea dentata)
Lnn. gastrica sinistra Lnn. coeliacus
ARTERIA
GASTER Aorta abdominalis, mempercabangkan:
Vaskularisasi 1. Truncus coeliacus (setinggi VT12) foregut
Arteriae 2. A. mesenterica superior (VL1) midgut
- Curvatura minor A. gastrica dextra et 3. A. mesenterica inferior (VL3) hindgut
sinistra
- Curvatura major A. gastroepiploica Truncus coeliacus
dextra et sinistra 1. A. hepatica communis
- Fundus & corpus bag. superior a. 1) A. hepatica propria
a) A. hepatica dextra A. cystica
37
b) A. hepatica sinistra *C: badan sel presinaps/badan sel serabut
2) A. gastrica dextra preganglionik
b. 1) A. supraduodenalis *D: badan sel postsinaps/badan sel serabut
2) A. gastroduodenalis postganglionik
a) A. gastroepiploica dextra *E: serabut preganglionik
b) A. pancreaticoduodenalis
superior SIMPATIS
2. A. lienalis Menuju ganglion sebelum ke organ
a. A. gastrica posterior Thoracolumbal
b. A. gastroepiploica sinister T1-5 cor et pulmo
c. A. gastrica breves T6-9 foregut
d. Rr. pancreatici T9-10 midgut
e. Rr. lienalis L1-3 hindgut
3. A. gastrica sinistra
Efek:
A. mesenterica superior 1. Penghambatan sekresi kelenjar
1. A. pancreaticoduodenalis inferior 2. Vasokonstriksi pembuluh darah
2. Aa. jejunales 3. Relaksasi otot-otot dinding vesica fellea,
3. Aa. Ileales gaster, dan usus
4. A. ileocolica A. appendicularis 4. Kontraksi otot sphincter
5. A. colica dextra
6. A. colica media A. Ganglion spinalis
I T6-9
A. mesenterica inferior: II T10-12
1. A. colica sinistra III L1-3
2. A. sigmoidea B. Nucleus cornu dorsalis segmen
3. A. rectalis superior I T6-9
II T10-12
*A. iliaca interna: III L1-3
a. A. rectalis media C. Nucleus intermediolateralis
b. A. pudenda interna A. rectalis I T6-9
inferior II T10-12
III L1-3
INERVASI D. Ganglion
I G. coeliacum
B C* II G. mesentericum superius
afferent Medulla spinalis III G. mesentericum inferius
A E. Nervus
E* I T6-9 Nn. splanchnici major
II T10-12 Nn. splanchnici minor
III L1-3 Nn. splanchnici lumbalis
D*
efferent
38
PARASIMPATIS Plexus submukosa (Meissner)
Ganglion berada dekat dengan organ E. I N. vagus
Craniosacral II N. vagus
Nervus cranialis I-XI III Nn. splanchnici pelvic/errigentes
N VII ganglion submandibularis
N IX ganglion oticum ALIRAN LIMFA
NX foregut & midgut Jejunum et ileum Lnn. juxta-intestinal
S2-4 hindgut Lnn. mesenterici Lnn. mesenterici
superior
Efek: Caecum + appendix Lnn. ileocolici
1. Sekresi kelenjar Lnn. mesenterici superior
2. Vasodilatasi pembuluh darah Colon ascendens et transversum Lnn.
3. Kontraksi otot-otot dinding vesica fellea, epicolic et paracolic Lnn. colica dextra et
gaster, dan usus media Lnn. mesenterici superior
4. Relaksasi otot sphincter Colon descendens et sigmoideum Lnn.
epicolic et paracolic Lnn. colica sinistra
A. Ganglion Lnn. mesenterici inferior
I Ganglion jugulare/nodusum Rectum:
II Ganglion jugulare/nodusum - ½ superior: Lnn. pararectales Lnn.
III Ganglion spinalis S2-4 mesenterici inferior Lnn. lumbales/
B. Nucleus aortici
I Nucleus tractus solitarii Nn. vagi - ½ inferior: Lnn. sacrales, Lnn. iliaci
II Nucleus tractus solitarii Nn. vagi interni
III Nucleus cornu dorsalis segmen S2-4 Canalis analis:
C. Nucleus - Superior linea pectinata: Lnn. iliaci
I Nucleus dorsalis vagi interni
II Nucleus dorsalis vagi - Inferior linea pectinata: Lnn. inguinales
III Nucleus intermedius S2-4 superficiales
D. Ganglion organ I-III
Plexus myentericus (Auerbach)
39
VASCULARIZATION AND INNERVATION OF GIT
I. Vaskularisasi
Labium
Labium superior menerima vaskularisasi dari a. facialis r. Labialis superior dan a.
infraorbitalis r. Labialis superior
Labium inferior menerima vaskularisasi dari a. facialis r. Labialis inferior dan a.
mentalis r. Labialis inferior
Inervasi sensorik pada bibir dibagi berdasar percabangan n.V
Sehingga dapat disimpulkan bahwa inervasi sensoris untuk labium superior oleh
cabang n.V(2) yaitu n. infraorbitalis r. Labialis superior dan labium inferior oleh
cabang n.V(3) yaitu n. mentalis r. Labialis inferior
Inervasi motoris (otot-otot labium) oleh n. facialis (n.VII)
Aliran limfa didapatkan dari
Lnn. submandibularis : labium superior dan bagian bagian lateral
labium inferior (warna biru)
Lnn. submentalis : bagian tengah dari labium inferior (warna
merahmuda)
Palatum durum
Palatum durum mendapat vaskularisasi oleh a. palatina major yang merupakan
cabang dari a. maxillaris dan plexus venosus pterygoideus (vena)
Inervasi dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian anterior oleh n. nasopalatinus dan
bagian posterior oleh n. palatinus major
A. palatina major bersama dengan n. palatina major melewati foramen palatina
major
40
Palatum molle
Palatum molle mendapatkan vaskularisasi dari a. palatina minor yang
merupakan cabang dari a. lingualis dan plexus venosus pterygoideus (vena)
Inervasi sensorik dari palatum molle didapat dari n. palatina minor
Inervasi motorik (otot-otot pembentuk palatum molle), SEMUA oleh n.X,
KECUALI M. tensor velli palatini oleh n.V(3)
A. palatina minor dan n. palatina minor melewati foramen palatina minor
Lingua
Lingua mendapatkan vaskularisasi dari a. lingualis (yang merupakan cabang dari
a. carotis externa) dan v. profunda lingua (terletak di antara frenulum lingua dan
plica fimbriata, yang biru2 itu lho dibawah lidah :p). Buat a. lingualis nanti dia
akan bercabang jadi 3 menjadi a. dorsalis lingua (vaskularisasi ke arah radix
lingua), a. profunda lingua (vaskularisasi ke arah corpus lingua) dan a.
sublingualis (dibagian bawah lingua).
Lingua mendapatkan 2 jenis inervasi yaitu sensoris dan motoris.
Inervasi sensoris lingua dibagi menjadi 2 yaitu ada general somatic
afferent/GSA (secara umum, untuk suhu dan sentuhan) dan special
visceral afferent/SVA (khusus, untuk rasa seperti asin, manis dll).
Pada bagian 2/3 anterior lingua GSA didapatkan dari n. lingualis (cabang
dari n.V(3)) dan SVA dari n. chorda tympani (cabang dari n.VII).
Pada 1/3 bagian posterior dan papilla vallata baik GSA maupun SVA
diinervasi oleh n. glossopharyngeus (n. IX)
Pembagian antara bagian 2/3 anterior dan 1/3 posterior lingua oleh
sulcus terminalis.
Inervasi motoris lingua yaitu semua otot2 lingua baik extrinsik maupun
intrinsik didapatkan dari n. hypoglossus (n. XII) kecuali m. palatoglossus
oleh n. vagus (n. X). Sedangkan semu otot diagpraghma oris oleh n.
mandibularis kecuali m. geniohyoideus oleh n. hypoglossus (n. XII).
Diinget-inget lagi ya otot-ototnya apa aja :p
Aliran limfondi lingua
Ujung lingua : Lnn. submentalis (orange tua)
2/3 lateral anterior : Lnn. submandibularis (kuning)
2/3 medial anterior : Lnn. cervicalis profundi inferior/ Lnn.
juguloomohyoideus (hijau)
1/3 posterior : Lnn. cervicalis profundi inferior/ Lnn.
juguloomohyoideus (orange)
41
Pharynx
Vaskularisasi pharynx didapatkan dari a. pharyngea ascenden. Sedangkan untuk
larynxopharynx oleh a. thyroidea superior (cabang a. carotis ex) dan a.
thyrocervicalis (cabang truncus thyrocervicalis <- a. subclavia).
Inervasi pharynx ada 2 yaitu sensoris dan motoris
Inervasi sensoris pharynx berdasarkan area pharynx yaitu nasopharynx
oleh n.V(2), oropharynx oleh n.IX dan laryngopharynx oleh n.X
Inervasi motoris pharynx, semua otot interna dan externa pharynx
diinervasi oleh n.X, kecuali m. stylopharyngeus (n.IX) dan m. tensor velli
palatini (n.V(3))
Aliran limfonodi pharynx menuju ke lnn. cervicalis profundi superior
Esophagus
Vaskularisasi esofagus dibagi menjadi 3 bagian
Pars cervicalis : a. thyroidea inferior rr. Esophagealis
Pars thoracalis : aorta thoracalis rr. Esophagealis
Pars abdominalis : a. gastrica sinistra dan a. phrenica inferior sinistra rr.
Esophagealis
Untuk vena akan menuju v. esophagealis (berlanjut ke v. azygos dan kemudian
kembali ke jantung) dan v. gastrica sinistra (berlanjut ke v. porta hepatis). Kedua
vena ini membentuk anastomosis portocaval.
Inervasi esophagus dibagi menurut bagiannya
Bagian superior
Sensoris : n. laryngeus reccuren
Vasomotorik : truncus simpaticus cervicalis
Bagian inferior
Simpatis : ganglion cervicalis superior
Parasimpatis : n.X
42
Aliran limfonodi dibagi pula per bagian
Pars cervicalis : Lnn. cervicalis profundi inferior dan Lnn. paratrachealis
Pars thoracalis : Lnn. mediastinalis posterior
Pars abdominalis : Lnn. gastrica sinistra yang akan menuju Lnn. coeliacus
Gaster
Vaskularisasi
Arteri :
Bagian curvatura minor dari gaster di vaskularisasi oleh a. gastrica dextra (cabang
dari a. hepatica comm) dan a. gastrica sinistra (cabang truncus coeliacus). Bagian
curvatura mayor gaster di vaskularisasi oleh a. gastroepiploica dex (cabang a.
gastroduodenalis) dan a. gastroepiploica sin (cabang a. lienalis). Fundus dan corpus
bagian superior di vaskularisasi oleh a. gastrica brevis dan a. gastrica posterior
(keduanya merupakan cabang dari a. lienalis).
Vena :
V. gastrica sini dan dex akan bermuara ke v. porta hepatis, v. gastrica post dan v.
gastroepiploica sin bermuara ke v. lienalis, v. gastroepiploica dex bermuara ke v.
mesenterica superior, v. mesenterica inf bermuara ke v. lienalis dan kemudian v.
lienalis dan v mesenterica superior akan bermuara menuju v. portae hepatis (yang
akan menuju ke hepar v. hepatica vena cava inferior)
Inervasi
Inervasi otonom gaster untuk simpatis oleh nn. splanchnici major dan parasimpatis
oleh truncus vagalis anterior (berasal dari n. vagus sin) dan posterior (berasal dari n.
vagus dex).
Aliran limfonodi pada gaster akan menuju ke lnn. coeliaci
PEMBAGIAN SECARA MAJOR
Organ diklasifikasikan menjadi 3 berdasarkan asalnya ketika embrio :
I. Foregut : esophagus – papilla duodeni major serta organ asesoris
digestive (hepar, pankreas dan apparatus billiaris)
II. Midgut : distal papilla duodeni major – 2/3 proximal colon tranversum
III. Hindgut : 1/3 distal colon tranversum – linea dentata anus
(Bagian oral / atas dari esophagus stomodeum, dibawah linea dentata
proctodeum)
Arteria
Bagian abdomen intinya akan divaskularisasi oleh aorta abdominalis beserta dengan
cabangnya.
Forgut oleh cabang pertama dari aorta abdominalis yaitu truncus coeliacus (VT12)
Midgut oleh cabang kedua dari aorta abdominalis yaitu a. mesenterica superior
(VL1)
Hindgut oleh cabang ketiga dari aorta abdominalis yaitu a. mesenterica inferior
(VL3)
43
PAHAMI PERJALANAN ARTERINYA YAA :)
Truncus coeliacus
1. A. hepatica communis
a. 1) A. hepatica propria
a) A. hepatica dextra A. cystica
b) A. hepatica sinistra
2) A. gastrica dextra
b. 1) A. supraduodenalis
2) A. gastroduodenalis
a) A. gastroepiploica dextra
b) A. pancreaticoduodenalis superior
2. A. lienalis
a. A. gastrica posterior
b. A. gastroepiploica sinister
c. A. gastrica breves
d. Rr. pancreatici
e. Rr. lienalis
3. A. gastrica sinistra
A. mesenterica superior
1. A. pancreaticoduodenalis inferior
2. Aa. jejunales
3. Aa. Ileales
4. A. ileocolica A. appendicularis
5. A. colica dextra
6. A. colica media
A. mesenterica inferior:
1. A. colica sinistra
2. A. sigmoidea
3. A. rectalis superior
A. iliaca interna:
a. A. rectalis media
b. A. pudenda interna A. rectalis inferior
44
Inervasi
Karena merupakan sistem digestive di inervasi oleh inervasi otonom yang terdiri dari
simpatis dan parasimpatis.
SIMPATIS
Pada sistem simpatis sebelum menuju organ serabut saraf akan bersinaps terlebih
dahulu ke ganglion.
Pusat sistem saraf simpatis terletak pada segmen thoracolumbal pada medulla
spinalis dimana T6-9 foregut, T9-12 midgut dan L1-L3 hindgut.
Efek yang dibawa dari adanya rangsangan simpatis ke organ yaitu, penghambatan
dari sekresi kelenjar, vasokonstriksi vasa, relaksasi otot dinding vesica fellea, gaster,
usus dan kontraksi dari otot sphincther.
Prinsipnya untuk simpatis ketika mendapat stimulus dari organ mereka akan dibawa
via visceral afferent fiber menuju ganglion spinalis sesuai segmennya (sensoris).
Kemudian setelah itu akan menuju nucleus pada cornu dorsalis sesua segmennya
dan di proses input lalu keluar pada segmen yang sama dan menuju pertama kali ke
badan sel preganglionik/presinaps (pada simpatis oleh nuc. Intermediolateralis).
Dari situ akan dibawa via serabut preganglionik menuju badan sel
postganglionik/presinaps, yang kemudian setelah itu akan menuju organ masing2
untuk menginervasinya.
Foregut : ganglion spinalis segmen T6-9 nuc. Cornu doralsis segmen T6-9
nuc. Intermediolateralis T6-9 nn. thoracis T6-9 / splanchnici major ganglion
coeliacum organ I
Midgut : ganglion spinalis segmen T9-12 nuc. Cornu dorasalis segmen T9-12
nuc. Intermediolateralis T9-12 nn. thoracis T9-12 / splanchnici minor
ganglion mesenterica superior organ II
Hindgut : ganglion spinalis segmen L1-3 nuc. Cornu dorsalis segmen L1-3
nuc. Intermediolateralis L1-3 nn. splanchnici lumbalis ganglion mesenterica
inferior organ III
PARASIMPATIS
Pada sistem parasimpatis ganglion berada dengan dekat organ sehingga nama juga
sesuai atau sama seperti organ yang dituju.
Pusat sistem parasimpatis terletak pada segmen craniosacral dimana untuk foregut
dan midgut oleh n.X sedangkan hindgut oleh S2-S4.
Efek yang dibawa dari adanya rangsangan parasimpatis ke organ yaitu, sekresi
kelenjar, vasodilatasi vasa, kontraksi otot dinding vesica fellea, gaster, usus dan
relaksasi otot sphincter.
Prinsipnya sama dengan simpatis alurnya hanya letaknya yang berbeda dan ganglion
berada dekat dengan organ.
Foregut : ganglion jugulare/nodusm nuc. Tractus solitarii nn. vagi nuc.
Dorsalis vagi n. vagus plexus myentericus (auerbach) dan plexus submukosa
(meissner)
Midgut : sama seperti foregut
45
Hindgut : ganglion spinalis S2-S4 nuc. Cornu dorsalis segmen S2-4 nuc.
Intermedius S2-4 nn. splanchnici pelvis/errigentes plexus myentericus
(auerbach) dan plexus submukosa (meissner)
Aliran limfa
Pada prinsipnya,
I. Foregut : Lnn. coeliacus
II. Midgut : Lnn. mesenterica superior
III. Hindgut : Lnn. mesenterica inferior
Jejunum et ileum Lnn. juxta-intestinal Lnn. mesenterici Lnn.
mesenterici superior
Caecum + appendix Lnn. ileocolici Lnn. mesenterici superior
Colon ascendens et transversum Lnn. epicolic et paracolic Lnn.
colica dextra et media Lnn. mesenterici superior
Colon descendens et sigmoideum Lnn. epicolic et paracolic
Lnn. colica sinistra Lnn. mesenterici inferior
Rectum:
1. ½ superior: Lnn. pararectales Lnn. mesenterici
inferior Lnn. lumbales/ aortici
2. ½ inferior: Lnn. sacrales, Lnn. iliaci interni
Canalis analis:
1.Superior linea pectinata: Lnn. iliaci interni
2.Inferior linea pectinata: Lnn. inguinales superficiales
46