Anda di halaman 1dari 32

Pembimbing :

dr. Raden Ena Sarikencana, Sp.THT-KL

TONSILITIS
Siska Sulistiyowati

1620221168

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU


TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN”
JAKARTA
RSP PERSAHABATAN 2018
Tonsilitis

Anatomi

Definisi

Etiologi

Klasifikasi

Diagnosis

Tata Laksana
Mukosa Palut lendir Otot
ANATOMI FARING• Otot melingkar m.
• berfungsi  menangkap
• Nasofaring bersilia dengan
epitel torak berlapis yang partikel kotoran yang terbawa konstriktor faring superior,
mengandung sel goblet. oleh udara yang diisap. media dan inferior.
• Orofaring dan laringofaring • Palut lendir ini mengandung • Kerja otot konstriktor untuk
epitelnya gepeng berlapis dan enzin Lyzozyme sebagai mengecilkan lumen faring dan
tidak bersilia. proteksi. dipersarafi oleh n.vagus (n.X).
– Faring adalah kantong fibromuskler yang bentuknya seperti
• Otot corong, yang besar
memanjang
dibagian atas dan sempit dibagian bawah mulai dari dasar tengkorak
m.stilofaring dan m. terus
menyambung sampai setinggi vertebra servikal VI.palatofaring.
• M. stilofaring gunanya untuk
melebarkan faring dan laring
• m.palatofaring
mempertemukan ismus
orofaring dan menaikkan
bagian bawah faring dan laring.
• Kedua otot ini penting untuk
menelan. M. stilofaring
dipersarafi n.IX , sedangkan
m.palatofaring dipersarafi n.X.
- Batas atas : Struktur orofaring

Anatomi
Batas nasofaring palatum molle dinding posterior
- Bagian atas adalah - Batas bawah : faring, fossa tonsil,
dasar tengkorak tepi atas tonsil palatine,
- Bagian bawah adalah epiglottis arkus faring, uvula,
palatum mole - Depan : rongga tonsil lingual dan
- Depan adalah rongga mulut foramen sekum.
hidung - Belakang adalah
- Belakang adalah vertebra servikal.
vertebra servikal Orofaring

Nasofaring Hipofaring

Batas superior : tepi atas


epiglottis
Batas anterior : laring
Batas inferior :esophagus
Batas posterior: vertebra
servikal.
massa yang terdiri dari jaringan
limfoid dan ditunjang oleh jaringan
Tonsil ikat dengan kriptus di dalamnya

massa jaringan limfoid yang


terletak di dalam fosa tonsil pada
kedua sudut orofaring, dan
Tonsil palatina dibatasi oleh pilar anterior (otot
(tonsil faucial) palatoglosus) dan pilar posterior
(otot palatofaringeus).

kumpulan jaringan
Cincin limfoid yang tidak
Waldeyer berkapsul dan terdapat
pada basis lidah diantara
Tonsil faringeal Tonsil lingual (tosil kedua tonsil palatina dan
dapat meluas ke fosa rosenmuller dan orifisium (adenoid) pangkal lidah) meluas ke arah
tuba eustachius anteroposterior dari
Pada masa pubertas adenoid ini akan papilla sirkumvalata ke
menghilang atau mengecil sehingga jarang sekali epiglottis
dijumpai pada orang dewasa
Tonsil ini terletak di lateral orofaring
dengan dibatasi oleh:
– Lateral → m. konstriktor
faring superior
– Anterior → m. palatoglosus
– Posterior → m.
palatofaringeus
– Superior → palatum mole
– Inferior → tonsil lingual
Tonsil palatina memiliki 2 lapisan (lateral dan medial) serta memiliki 2 kutub (kutub atas dan kutub bawah.
– Lapisan medial
Epitel yang melapisi tonsil  epitel squamous yang juga meliputi kriptus. Didalam kriptus biasanya
ditemukan leukosit, limfosit, epitel yang terlepas, bakteri dan sisa makanan.
– Lapisan lateral
Melekat pada fascia faring (kapsul tonsil) berupa jaringan fibrosa. Diantara kapsul dan bagian
dalam tonsil terdapat jaringan ikat longgar dan tidak melekat erat pada otot faring dilakukan
diseksi tonsilektomi.
– Kutub atas
Bagian ini memanjang sampai pallatum mole dan pada bagian ini sering ditemukan celah
intratonsil yang merupakan sisa kantong faring kedua.
– Kutub bawah
Bagian ini melekat pada pangkal lidah. Tonsil dipisahkan dari lidah oleh tonsillolingual sulcus yang
sering menjadi tempat terjadinya keganasan.
– Persarafan tonsil berasal dari saraf
trigeminus dan saraf
glossopharingeus,
– n. trigeminus mempersarafi bagian
atas tonsil melalui cabangnya yang
melewati ganglion sphenopaltina
yaitu n. palatin
– bagian bawah tonsil dipersarafi n.
glossopharingeus
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina
yang merupakan bagian dari cincin Waldeyer.

Penyebaran infeksi melalui udara (air bone


droplets), tangan dan ciuman. Dapat terjadi

Tonsilitis pada semua umur , terutama anak-anak.


Tonsilitis Bakterial
Etiologi
Streptococcus B hemolitikus (strept throat) terbanyak
Pneumococcus
Streptococcus viridans dan streptococcus piogens

Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri yang mati dan


epitel yang terlepas.
Bentuk tonsillitis akut dengan detritus:
• Tonsillitis folikularis : tonsillitis akut dengan detritus yang
jelas
• Tonsillitis lakunaris : bercak detritus menjadi satu dan
membentukalur-alur
• Pseudomembran yang menutupi tonsil jika bercak detritus
melebar
Tonsilitis Bakterial

Gejala
Pemeriksaan Fisik
– Masa inkubasi 2-4 hari
– Tonsil membengkak, hiperemis dan
– Nyeri tenggorok terdapat detritus berbentuk folikel,
– Nyeri waktu menelan lakuna atau tertutup oleh membrane
semu
– Demam dengan suhu tubuh yang tinggi
– Kelenjar submandibular membengkak
– Lesu, nyeri disendi-sendi, tidak nafsu
dan nyeri tekan
makan
– Nyeri ditelinga (otalgia).
– Rasa nyeri ditelinga ini merupakan nyeri
alih (referred pain) melalui saraf n.
glosofaringeus (n.IX)
Tonsilitis Bakterial

Terapi Komplikasi

– Antibiotik spectrum luas – Pada anak sering menimbulkan


komplikasi :
(penisilin, eritromisin).
– Otitis media akut
– Antipiretik
– Sinusitis
– Obat kumur yang mengandung
– Abses peritonsil (quincy throat)
desinfektan
– Abses parafaring
– Bronchitis, glomerulonephritis akut,
miokarditis, artritis
– Septikemia akibat infeksi v. Jugularis
Intena (sindrom Lemieere)
Tonsilitis Membranosa
Tonsillitis difteri

– Kuman Corynebacteriium Gejala umum


diphteriae, yang merupakan Gram – Kenaikan suhu tubuh (subfebris),
positif. nyeri kepala
– Titer anti toksin 0,03 satuan per cc – tidak nafsu makan, badan lemah,
darah dianggap cukup memberikan nadi lambat dan nyeri menelan.
dasar imunitas
Gejala lokal Gejala akibat eksotoksin
– Tonsil membengkak ditutupi – Toksin yang mengenai jantung
bercak putih kotor yang semakin dapat terjadi miokarditis atau
luas dan membentuk membran decompensatio cordis
semu
– Toksin yang mengenai saraf kranial
– Membran dapat meluas ke menyebabkan kelumpuhan otot
palatum mole, uvula, nasofaring, palatum dan otot-otot pernapasan
lairng, trakea dan brronkus yang
dapat menyumbat jalan nafas. – Toksin mengenai ginjal
menyebabkan albuminuria
– Membrane semu jika diangkat
muda berdarah karena melekat Diagnosis
pada dasarnya.
– Kelenjar limfe leher Pemeriksaan preparat langsung kuman
Pemeriksaan ini diambil dari permukaan
membengkak leher menyerupai
membrane semu dan didapatkan kuman
leher sapi (bull neck)/ Corynebacterium diphteriae
Burgemeester’s hals.
Medikamentosa
– Anti Difteri Serum (ADS)
– Antibiotik
– Antipiretik Antipiretik untuk
simptomatis
– Kortikosteroid  dosis 1,2
mg/KgBB/hari.

Non Medikamentosa
– Pasien diisolasi
– Istirahat di tempat tidur selama 2-3
minggu
Tonsillitis septik

– Penyebabnya adalah Streptococcus


hemolitikus yang ada dalam susu
sapi sehingga dapat timbul
epedemi.
– Di Indonesia jarang ditemukan
karena di Indonesia susu sapi
dimasak dahulu dengan
pasteurisasi.
Angina plaut Vincent (stomatitis
ulsero membranosa)

– Bakteri Spirochaeta atau Gejala


Triponema yang didapatkan pada – Demam (sampai 39C), nyeri kepala,
pasien dengan hygine mulut badan lemah, kadang ada
kurang dan defisiensi vitamin C gangguan pencernaan
– Rasa nyeri di mulut, hipersalivasi,
gigi dan gusi mudah berdarah
Leukemia akut

Gejala pertama sering epistaksis, perdarahan di mukosa mulut,


gusi dan bawah kulit sehingga kulit tampak bercak kebiruan.
Tonsil membengkak ditutupi membrane semu tetapi tidak Infeksi mononucleosis
hiperemis dan rasa nyeri yang hebat di tenggorok.
Terjadi tonsilo faringitis ulsero membranosa bilateral.
Membrane semu yang menutupi ulkus mudah diangkat
tanpa menimbulkan perdarahan.
Terdapat pembesaran kelenjar limfe leher, ketiak dan
Penyakit regioinguinal.
kelainan darah Gambaran darah khas yaitu terdapat leukosit mononukleus
dalam jumlah besar.
Tanda khas yang lain yaitu kesanggupan serum pasien untuk
beraglutinasi terhadap sel darah merah domba (reaksi Paul
Angina agranulositosis Bunnel).

Penyebabnya akibat keracunan obat dari golongan a,idopirin,


sulfa dan arsen.
Pada pemeriksaan tampak mulut & faring serta sekitar ulkus
tampak gejala radang.
Ulkus juga dapat ditemukan di genetalia dan saluran cerna
Terapi

Antibiotic spectrum luas selama 1 minggu


Perbaiki hygine mulut
Vitamin C dan vitamin B kompleks
Pemeriksaan
– Mukosa mulut dan faring
hiperemis
– Tampak membrane putih keabuan
diatas tonsil, uvula, dinding faring,
gusi dan prosesus alveolaris
– Mulut berbau (foetor ex ore)
– Kelenjar submandibular membesar
Tonsilitis Kronis

Fakto presdiposisi Patologi


– Proses radang berulang maka selain
– Rangsangan menahun dari epitel mukosa jaringan limfoid juga
rokok terkikis  sehingga pada proses
penyembuhan jaringan limfoid diganti
– Hygiene mulut yang buruk oleh jaringan parut yang mengalami
– Pengaruh cuaca pengerutan  kripti melebar

– Kelelahan fisik – Kripti akan diisi oleh detritus


– Proses berjalan terus sehingga
– Pengobatan tonsillitis akut menembus kapsul tonsil menimbulkan
yang tidak adekuat perlekatan dengan jaringan disekitar
fossa tonsilaris.
– Pada anak, proses ini disertai
pembesaran kelenjar limfa mandibula.
Tonsilitis Kronis

Gejala dan Tanda


– Tonsil membesar dengan permukaan Komplikasi
tidak rata – Rhinitis kronik, sinusitis atau otitis
– Kriptus melebar, dan bebrapa kriptus media secara perkuantitatum
terisi oleh detritus – Endocarditis, artritis, myositis, nefritis,
– Rasa mengganjal di tenggorokan uveitis, iridosiklitis, dermatitis, pruritus,
urtikaria dan furunkulosis yang
– Rasa kering ditenggorokan
menyebar secara hematogen atau
– Nafas berbau limfogen.
– Tonsilektomi dilakukan bila terjadi
Terapi infeksi yang berulang atau kronik, gejala
sumbatan serta kecurigaan neoplasma.
– Hygiene mulut dengan berkumur atau
obat isap.
Tanda dan gejala

– nyeri tenggorok,
– rasa mengganjal pada tenggorokan
– tenggorokan terasa kering
– nyeri pada waktu menelan, bau mulut , demam dengan suhu tubuh yang tinggi,
rasa lesu, rasa nyeri di persendian
– tidak nafsu makan dan rasa nyeri di telinga (otalgia)
– rasa nyeri di telinga ini dikarenakan nyeri alih (referred pain) melalui
n.glossopharingeus.
– Pada pemeriksaan tampak tonsil membengkak, hiperemis dan terdapat detritus
berbentuk folikel, lakuna atau tertutup oleh membran semu, kelenjar
submandibula membengak dan nyeri tekan.
Grading Pembesaran Tonsil
Derajat Intepretasi
T0 Tonsil sudah diangkat
T1 Tonsil masih dalam fossa tonsilaris
T2 Tonsil melewati arkus posterior hingga mencapai linea
paramediana
T3 Tonsil melewati linea paramediana hingga mencapai
linea mediana (pertengahan uvula)
T4 Tonsil melewati linea mediana (uvula)
Pemeriksaan Penunjang

– Gold standard pemeriksaan tonsillitis adalah kultur dari dalam tonsil. dapat
dilakukan kultur dan uji resistensi (sensitifitas) kuman dari sediaan apus tonsil
– Biakan swab sering menghasilkan beberapa macam kuman dengan berbagai
derajat keganasan.
Tata Laksana

Tonsilitis Bakteri Tonsillitis kronik


Antibiotik – dilakukan terapi lokal untuk hygiene mulut
dengan obat kumur / hisap dan terapi
– Penisililin merupakan antibiotik lini pertama radikal dengan tonsilektomi bila terapi
untuk tonsilitis akut yang disebabkan bakteri medikamentosa atau terapi konservatif
Group A Streptococcus B hemoliticus (GABHS). tidak berhasil.
– Walaupun pada kultur GABHS tidak dijumpai,
antibiotik tetap diperlukan untuk mengurangi
gejala. jika dalam 48 jam gejala tidak
berkurang atau dicurigai resisten terhadap Tonsilitis viral
penisilin, antibiotic dilanjutkan dengan
amoksisilin asam klavulanat selama 10 hari, – pasien cukup istirahat, minum cukup,
analgetika dan antivirus diberikan bila gejala
– obat kumur atau obat isap desinfektan. Bila berat.
alergi beri eritromisin atau klindamisin.
– Kortikosteroid untuk mengurangi edema pada
laring
– Obat simptomatik.
Tonsilektomi

Indikasi absolut
– Timbulnya kor pulmonale karena
obstruksi jalan nafas yang kronis
Tonsilektomi
– Hipertrofi tonsil atau adenoid dengan
– Tonsilektomi adalah tindakan sindroma apneu waktu tidur
mengangkat tonsil palatina – Hipertofi berlebihan yang menyebabkan
seutuhnya bersama jaringan disfagia dengan penurunan berat badan
penyerta
patologis lainnya, sehingga
– Biopsi eksisi yang dicurigai keganasan
fossa tonsilaris bersih tanpa
(limfoma)
meninggalkan trauma yang
– Abses perotinsiler yang berulang atau
berarti pada jaringan sekitarnya abses yang meluas pada ruang jaringan
seperti uvula dan pilar. sekitarnya
Indikasi relative
– Serangan tonsilitis akut berulang (yang terjadi walau telah diberi
penatalaksanaan medis yang adekuat).
– Tonsilitis yang berhubungan dengan biakan streptokokus yang menetap dan Kontraindikasi Tonsilektomi
patogenik (karier). – Infeksi pernapasan bagian atas yang
– Hiperplasia tonsil dengan obstruksi fungsional (misalnya penelanan). berulang
– Hiperplasia dan obstruksi yang menetap enam bulan setelah infeksi – Infeksi sistemik atau kronik
mononucleosis (biasanya pada dewasa muda).
– Demam yang tidak diketahui
– Riwayat demam rematik dengan kerusakan jantung yang berhubungan penyebabnya
dengan tonsilitis rekurens kronis dan pengendalian antibiotika yang buruk.
– Pembesaran tonsil tanpa gejala-gejala
– Radang tonsil kronis menetap yang tidak memberikan respon terhadap
penatalaksanaan medis (biasanya dewasa muda).
obstruksi
– Hipertrofi tonsil dan adenoid yang berhubungan dengan abnormalitas – Rhinitis alergika
orofasial dan gigi geligi yang menyempitkan jalan nafas bagian atas. – Asma
– Tonsilitis berulang atau kronis yang berhubungan dengan adenopati servikal
– Diskrasia darah
persisten
– Ketidakmampuan yang umum atau
kegagalan untuk tumbuh
– Tonus otot yang lemah
– Sinusitis
Komplikasi Tonsilektomi

Perdarahan Infeksi
– Dapat tejadi selama operasi – Luka operasi pada fossa tonsilaris
belangsung atau segera setelah merupakan port d’entre bagi
penderita meninggalkan kamar mikroorganisme, sehingga
operasi (24 jam pertama post merupakan sumber infeksi dan dapat
operasi) bahkan meskipun jarang terjadi faringitis, servikal adenitis dan
pada hari ke 5-7 pasca operasi dapat trombosis vena jugularis interna,
terjadi. otitis media atau secara sistematik
– Perdarahan disebabkan oleh dapat terjadi endokarditis, nefritis
terlepasnya membran jaringan dan poliarthritis.
granulasi yang terbentuk pada
permukaan luka operasi, karena
infeksi di fossa tonsilaris atau trauma
makanan keras
Perubahan suara

Komplikasi Tonsilektomi
Otot palatofaringeus berinsersi pada dinding atas esofagus,
tetapi bagian medial serabut otot ini berhubungan dengan
ujung epligotis.
Kerusakan otot ini menimbulkan gangguan fungsi laring
yaitu perubahan suara yang bersifat temporer dan dapat
kembali lagi dalam tempo 3 - 4Nyeri
minggu.
pasca bedah Trauma jaringan sekitar tonsil
– Dapat terjadi nyeri tenggorok yang – Manipulasi terlalu banyak saat
dapat menyebar ke telinga akibat operasi dapat menimbulkan
iritasi ujung saraf sensoris dan dapat kerusakan yang mengenai pilar
pula menyebabkan spasme faring. tonsil, palatum molle, uvula, lidah,
– sementara dapat diberikan analgetik saraf dan pembuluh darah.
dan selanjutnya penderita segera – Edem palatum molle dan uvula
dibiasakan mengunyah untuk adalah komplikasi yang paling sering
mengurangi spasme faring terjadi.
Komplikasi Tonsilitis

Abses peritonsil
– Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole, abses ini terjadi beberapa
hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh streptococcus group A.
Otitis media akut
– Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba eustachius dan dapat mengakibatkan
otitis media yang dapat mengarah pada ruptur spontan gendang telinga
Mastoiditis akut
– Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke dalam sel-sel mastoid.
Laringitis
– Merupakn proses peradangan dari membran mukosa yang membentuk laring. Peradangan ini
mungkin akut atau kronis yang disebabkan karena virus, bakteri, lingkungan, maupun karena
alergi.
Prognosis

– Tonsilitis biasanya sembuh dalam beberapa hari dengan beristrahat dan


pengobatan suportif.
– Tonsilitis dapat menjadi sumber dari infeksi serius seperti demam rematik atau
pneumonia.

Anda mungkin juga menyukai