PENDAHULUAN
dunia. Tahun 2006, World Health Organization melaporkan lebih dari seperempat
antibiotika dengan spektrum sempit, pada indikasi yang ketat dengan dosis yang
negara berkembang namun juga di negara maju (Gyssens, dkk., 2001). Meluasnya
penggunaan antibiotika yang tidak tepat merupakan isu besar dalam kesehatan
penggunaan antibiotika yang tidak perlu mencapai 50% (Tampi dan Nugroho,
2010).
Hasil studi di Indonesia, Pakistan dan India menunjukkan bahwa lebih dari
70% pasien diresepkan antibiotika dan hamper 90% pasien mendapatkan suntikan
adalah tidak rasional dalam hal indikasi atau lama pemberian. Survei serupa juga
pernah dilakukan oleh tim AMRIN studi di RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan
RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2002 menunjukkan 83% pasien mendapat
penilaian kualitas penggunaan antibiotika di RSUP Dr. Kariadi antara lain 19-
76% tidak ada indikasi, 9-45% tidak tepat (dosis, jenis, dan lama pemberian) dan
Daily Dose (DDD) yang menunjukkan asumsi dosis rata-rata per hari penggunaan
antibiotika untuk indikasi tertentu pada orang dewasa dan secara kualitatif dengan
metode Gyssens berdasarkan data rekam medik dan kondisi klinis pasien (Dirjen
Binfar, 2011). Metode Gyssens merupakan suatu alat untuk mengevaluasi kualitas
penggunaan antibiotik yang sudah dipakai secara luas di berbagai negara (The
High care unit (HCU) adalah unit pelayanan rumah sakit bagi pasien
dengan kondisi stabil dari fungsi respirasi, hemodinamik, dan kesadaran namun
masuk HCU adalah pasien gagal organ tunggal yang mempunyai resiko tinggi
serupa di RSUP H. Adam Malik, secara prospektif pada pasien di ruang High
Care Unit RSUP H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit kelas A, terletak
di jalan Bunga Lau no.17 Padang Bulan Medan. Rumah sakit ini merupakan
rumah sakit pusat rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi
Sumatera Utara, Provinsi Aceh, Provinsi Sumatera Barat, dan Provinsi Riau.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di ruang High Care Unit yang
(CVCU), dan Stroke Coroner (SC). Penelitian ini diharapkan menjadi bahan
kajian atau masukan kepada Rumah Sakit, khususnya profesional kesehatan dalam
antibiotika berdasarkan metode Defined Daily Dose (DDD) pada pasien High
Care Unit di RSUP H. Adam Malik. Dalam hal ini, terdapat beberapa kategori
mengenai gambaran kerangka pikir penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 1.1.
- Indikasi
- Dosis
Pasien yang Kualitas penggunaan - Lama pemberian
menggunakan antibiotika dengan metode - Rute pemberian
antibiotika Gyssens - Jenis antibiotika
- Jenis terapi
Kuantitas penggunaan
antibiotika dengan metode
Defined Daily Dose(DDD)
kuantitatif dengan Metode Defined Daily Dose (DDD) pada pasien di Ruang High
Care Unit RSUP H. Adam Malik Medan. Adapun permasalahan yang akan
Daily Dose (DDD) pada pasien di ruang High Care Unit RSUP H. Adam
Malik?
1.4 Hipotesis
Care Unit RSUP H. Adam Malik Medan ada yang tidak rasional.
(DDD) pada pasien di ruang High Care Unit RSUP H. Adam Malik adalah
Daily Dose (DDD) pada pasien di ruang High Care Unit RSUP H. Adam
Malik.