Anda di halaman 1dari 41

NAMA : M.

DEDY WIJAYA
TEMPAT LAHIR : PALEMBANG
TANGGAL LAHIR : 29 DESEMBER 1977
ALAMAT : - JL. SRIJAYA NEGARA ASRAMA BRIMOB GANG MOUSER BLOK I NO. 5
BUKIT BESAR PALEMBANG
- JL. MUSI RAYA BARAT LR.KETAPANG IV NO. 229 KEL.SIALANG SAKO KENTEN

PANGKAT : IPDA
NRP : 77120124
JABATAN : PA.UNIT 1 SUBDEN 2 DEN GEGANA
KESATUAN : SATBRIMOB POLDA SUMSEL
PENDIDIKAN :
- UMUM : SD, SMP, SMA
- POLRI : - SEBA PK POLRI TAHUN 1996-1997
- SIP SUS TAHUN 2013- 2014
KEJURUAN :
- UMUM : BELADIRI KARATE
- POLRI : - DASBA BRIMOB TAHUN 1997
- OPERATOR JIBOOM 2002
- AIR TRAISER TAHUN 2004

OPERASI : - SADAR RENCONG NAD TAHUN 1999-2000


- CINTA MEUNASAH NAD TAHUN 2002-2003

HOBBY : OLAH RAGA

MOTTO : IKHLAS SEMANGAT TUNTAS


PENGHORMATAN

PENGERTIAN :
Penghormatan adalah suatu wujud dari
penghargaan seseorang terhadap orang lain
atas dasar tata susila yang sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia.
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan Tujuan penghormatan adalah
1. Untuk melahirkan disiplin/tata tertib, ketaatan
pada peraturan dalam kehidupan sehari-hari ,
maka setiap bawahan harus menyampaikan
penghormatan kepada atasan, juga kepada
semua yang berhak menerimanya
2. Untuk mewujudkan suatu ikatan jiwa yang kuat
kedalam maupun keluar hanya dapat dicapai
antara lain dengan adanya pernyataan saling
menyampaikan penghormatan yang dilakukan
dengan tertib, sempurna dan penuh keikhlasan
KETENTUAN UMUM
1. Penghormatan senantiasa dilakukan dengan pandangan
tetap kedepan kepada pihak yang diberi hormat, dan yang
menerima penghormatan senantiasa wajib membalas
penghormatan terhadap keadaan tidak memungkinkan
membalas penghormatan
2. # Bila berpakaian seragam harus menyampaikan
penghormatan kepada semua atasan Korpsnya, termasuk
atase dari Negara Asing yang ada hubungan diplomatik
dengan Republik Indonesia
# Juga harus menyampaikan penghormatan kepada atasan
yang berpakaian preman apabila sudah mengenalnya dan
disesuaikan dengan adat kebiasaan masing masing
3. Bagi yang mengiringi atasannya secara resmi, tidak
melakukan pernghormatan apabila atasannya
menerima/menyampaikan penghormatan (Ajudan)
MACAM PENGHORMATAN
1. Penghormatan terdiri atas dua macam, ialah
penghormatan biasa dan penghormatan kebesaran
2. Penghormatan biasa disampaikan kepada semua atasan
atau semua yang berpangkat satu tingkat lebih tinggi
pangkat / jabatannya (untuk mewujudkan ikatan jiwa
korps)
3. Penghormatan kebesaran disampaikan kepada :
A. Jenazah dalam Upacara Militer
B. Bendera kebangsaan Sang Merah Putih dalam upacara
resmi
C. Presiden / Wakil Presiden
D. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dalam Upacara Resmi
Bahwa peraturan baris berbaris yang
digunakan di lingkungan TNI / Polri hingga saat
ini yang sudah baku adalah
Skep Pangab Nomor : Skep/611/N85
tanggal 8 Oktober 1985.
PENGERTIAN
BARIS BERBARIS ADALAH SUATU WUJUD LATIHAN FISIK
YANG DIPERLUKAN GUNA MENANAMKAN KEBIASAAN
DALAM TATA CARA KEHIDUPAN YANG DIARAHKAN
KEPADA TERBENTUKNYA SUATU PERWATAKAN
TERTENTU.
MAKSUD & TUJUAN
Pengertian :
GUNA MENUMBUHKAN SIKAP JASMANI YANG TEGAP TANGKAS, ,RASA PERSATUAN,
RASA DISIPLIN DAN RASA TANGGUNG JAWAB.
Maksud dan Tujuan :
1. Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas
adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok,
sehingga secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan
sempurna.
2. Yang dimaksud dengan rasa persatuan adalah adanya rasa senasib
sepenanggungan serta ikaran yang kuat dalam menjalankan tugas.
3. Yang dimaksud dengan rasa disiplin adalah Mengutamakan kepentingan tugas
diatas kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan
penyisihan pilihan hati sendiri.
4. Yang dimaksud dengan Rasa Tanggung Jawab adalah keberanian untuk bertindak
yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau
sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan tindakan yang akan dapat
merugikan.
PENGERTIAN ABA - ABA
ABA-ABA ADALAH SUATU PERINTAH YANG DIBERIKAN
OLEH SEORANG PIMPINAN KEPADA YANG DIPIMPIN
UNTUK DILAKSANAKAN SECARA SERENTAK ATAU
BERTURUT-TURUT.
MACAM ABA – ABA 1
ADA 3 MACAM ABA-ABA YAITU :

1. ABA-ABA PETUNJUK
adalah aba-aba petunjuk dipergunakan jika perlu, untuk
menegaskan maksud daripada aba-aba
peringatan/pelaksana.

2. ABA-ABA PERINGATAN
adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat
dilaksanakan tanpa ragu-ragu.

3. ABA-ABA PELAKSANAAN
adalah ketegasan mengenai taat untuk melaksanakan
yang terdiri dari aba-aba :
ABA-ABA PETUNJUK DIPERGUNAKAN
HANYA JIKA PERLU, UNTUK MENEGASKAN
MAKSUD DARIPADA ABA-ABA PERINGATAN,
ABA-ABA PELAKSANAAN

CONTOH ABA-ABA PETUNJUK


1. UNTUK PERHATIAN – ISTIRAHAT DITEMPAT - GRAK
2. UNTUK ISTIRAHAT – BUBAR - JALAN
3. KEPADA PEMIMPIN UPACARA – HORMAT - GRAK
ABA - ABA PERINGATAN ADALAH INTI PERINTAH YANG CUKUP JELAS,
UNTUK DAPAT DILAKSANAKAN TANPA RAGU – RAGU

CONTOH ABA-ABA PERINGATAN


1. HADAP KIRI
2. HADAP KANAN
3. BALIK KANAN
4. HADAP SERONG KIRI
5. HADAP SERONG KANAN
6. HITUNG
7. MAJU
8. HENTI DLL
ABA-ABA PELAKSANAAN ADALAH KETEGASAN MENGENAI
KETAATAN UNTUK DILAKSANAKAN ATAS PERINTAH TERSEBUT

CONTOH ABA-ABA PELAKSANAAN


1. GERAK
2. JALAN
3. MULAI
GERAKAN PERORANGAN (DASAR) 1
 SIKAP SEMPURNA
Aba-aba : Siap – GERAK.
Pelaksanaan, pada aba2 pelaksanaan badan berdiri
tegap, kedua tumit rapat, kedua telapak kaki
membentuk sudut 60, lutut lurus paha dirapatkan,
berat badan pada kedua kaki, perut sedikit ditarik,
dada dibusungkan, lengan rapat pada badan,
pergelangan tangan lurus, jari mengenggam seperti
meremas santan, ibu jari segaris dengan jahitan
celana serta pandangan lurus kedepan dan
bernapas sewajarnya.
GERAKAN PERORANGAN (DASAR) 2
 ISTIRAHAT
Aba-aba : Istirahat ditempat - GERAK.
Pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri
selebar 30 cm, kedua belah tangan dibawa
kebelakang dan dibawah pinggang, punggung tangan
kanan diatas telapak tangan kiri, tangan kanan
dikepalkan, tangan kiri memegang pergelangan
tangan kanan, kedua tangan dilemaskan dan badan
dapat bergerak.
GERAKAN PERORANGAN (DASAR) 3
 LENCANG KANAN/KIRI (BERSAF)
Aba-aba : Lencang kanan/kiri - GERAK.
Pelaksanaan, dalam sikap sempurna, saf depan
mengangkat lengan kanan/kiri dengan jari
menggenggam dan menyentuh bahu kiri/kanan orang
disebelahnya, punggung tangan menghadap keatas,
kepala dipalingkan kekanan/kiri serta meluruskan
diri hingga dapat melihat dada orang yang berada
disebelah kanan/kirinya.
GERAKAN PERORANGAN (DASAR) 4
 Pada saat pelaksanaan saf depan mengangkat lengan kanan /
kiri dalam keadaan tangan menggenggam menyentuh bahu
kanan / kiri orang yang berada disebelahnya.
 Saf tengah dan belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan
kedepan dengan pandangan mata, ikut pula memalingkan
muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.
 Penjuru saf tengah dan belakang mengambil jarak dari depan 1
lengan ditambah 2 kepalan tangan dan setelah lurus
menurunkan tangan tanpa menunggu aba-aba.
 Pada aba-aba Tegak – GERAK, semua dengan serentak
menurunkan lengan dan memalingkan muka ke depan dan
berdiri dalam sikap sempurna
GERAKAN PERORANGAN (DASAR) 5
 SETENGAH LENCANG KANAN/KIRI
Aba-aba : Setengah lencang kanan/kiri - GERAK.
Pelaksanaan, sama seperti pada saat lencang
kanan/kiri tetapi tangan kanan/kiri dipinggang
(bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan
orang yang berdiri disebelahnya, pergelangan tangan
lurus, ibu jari di sebelah belakang.
Pada aba-aba Tegak – GERAK, semua dengan
serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka
ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna
GERAKAN PERORANGAN (DASAR) 6
 LENCANG DEPAN (BERBANJAR)
Aba-aba : Lencang depan - GERAK.
Pelaksanaan, penjuru sikap sempurna dan nomor dua
dan seterusnya meluruskan ke depan dengan
mengangkat tangan dengan jarak satu lengan
ditambah dua kepalan tangan, saf depan banjar
tengah dan kiri mengambil jarak satu lengan
kesamping kanan dan setelah lurus menurunkan
tangan dan sikap sempurna kembali tanpa menunggu
aba-aba. Banjar tengah dan kiri sikap sempurna.
GERAKAN PERORANGAN (DASAR) 7
 CARA BERHITUNG
Aba-aba : Hitung - MULAI.
Pelaksanaan, jika bersaf, pada aba-aba peringatan
penjuru tetap melihat kedepan, saf terdepan memalingkan
mukanya kekanan dan pada aba-aba pelaksanaan,
berturut-turut dimulai dari penjuru menghitung sambil
memalingkan muka kembali kedepan. Jika berbanjar, pada
aba-aba peringatan semua anggota tetap dalam sikap
sempurna dan pada aba-aba pelaksanaan mulai dari
penjuru kanan berturut-turut kebelakang menghitung
Jika pasukanberbanjar/bersaf tiga, maka yang berada
dipaling kiri mengucapkan LENGKAP atau KURANG ….
PERUBAHAN ARAH 1
 HADAP KANAN/KIRI
Aba-aba : Hadap kanan/kiri – GERAK.
Pelaksanaan,
1. kaki kiri/kanan dimajukan melintang di depan kaki
kanan/kiri dan berat badan berpindah ke kaki
kiri/kanan.
2. Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke
kanan/kiri 90 derajat.
3. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki
kanan/kiri.
PERUBAHAN ARAH 2
 HADAP SERONG KANAN/KIRI
Aba-aba : Hadap serong kanan/kiri – GERAK.
Pelaksanaan,
1. kaki kiri/kanan dimajukan ke muka sejajar dengan
kaki kanan/kiri.
2. Berputarlah arah 45 derajat ke kanan/kiri.
3. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki
kanan/kiri.
PERUBAHAN ARAH 3
 BALIK KANAN
Aba-aba : Balik kanan – GERAK.
Pelaksanaan,
1. kaki kiri/kanan dimajukan melintang di depan kaki
kanan/kiri dan berat badan berpindah ke kaki
kiri/kanan.
2. Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke
kanan/kiri 180 derajat.
3. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki
kanan/kiri.
PERUBAHAN ARAH 4
 CARA BERKUMPUL
Aba-aba : 3 bersaf / berbanjar kumpul – MULAI.
Pelaksanaan,
1. Pelatih menunjuk seseorang sebagai penjuru dan orang
yang ditunjuk mengulangi perintah, berlari dan berdiri di
depan pelatih ± 4 langkah.
2. Setelah aba-aba pelaksanaan maka anggota lainnya
berlari dan berdiri disamping kiri penjuru serta
meluruskan diri.
3. Penjuru melihat kekiri dan setalah lurus memberikan
isyarat dengan kata LURUS dan setelah semua anggota
mengambil sikap sempurna.
PERUBAHAN ARAH 5
 MEMBERI HORMAT
Aba-aba : Hormat – GERAK.
Pelaksanaan,
1. Gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah pelipis
kanan, siku serong 15 derajat kedepan, jari rapat dan
lurus, telapak tangan serong ke bawah, pergelangan
tangan lurus serta bahu tidak diangkat, pandangan
mata tertuju kepada yang diberi hormat.
2. Jika memakai topi, maka jari tengah mengenai pinggir
topi
3. Setelah selesai, langsung turun dan sikap sempurna.
PERUBAHAN ARAH 6
 BUBAR
Aba-aba : Bubar – JALAN.
Pelaksanaan,
1. Setiap orang memberikan penghormatan sambil
memalingkan muka kepada yang diberi hormat. Dan
setelah dibalas, kembali ke sikap sempurna.
2. Melakukan balik kanan.
3. Setelah dua hitungan dalam hati, lalu bubar.
PERUBAHAN ARAH 7
 JALAN DI TEMPAT
Aba-aba : Jalan di tempat – GERAK.
Pelaksanaan,
1. Dimulai dengan mengangkat kaki kiri dan kanan
bergantian setinggi rata2 air, ujung kaki menuju
kebawah, badan tegak dan pandangan mata ke
depan dan lengan dirapatkan tidak melenggang.
2. Pada saat berhenti dengan aba-aba Henti – GERAK,
kaki pada saat aba-aba ditambah dua hitungan
kemudian sikap sempurna.
PERUBAHAN ARAH 8
 MEMBUKA/MENUTUP BARISAN
Aba-aba : Buka/tutup barisan – JALAN.
Pelaksanaan, regu kanan dan kiri membuat satu
langkah ke kanan dan kiri sedang regu tengah tetap di
tempat. Bedanya hanya pada arahnya saja. Buka
barisan regu kanan dan kiri melangkah menjauhi dari
regu tengah sedangkan pada tutup barisan, regu
kanan dan kiri melangkah mendekati regu tengah.
GERAKAN BERJALAN 1
 MACAM LANGKAH, PANJANG DAN TEMPONYA
MACAM LANGKAH PANJANG TEMPO
LANGKAH BIASA 65 CM 120 / MENIT

LANGKAH TEGAP 65 CM 120 / MENIT

LANGKAH PERLAHAN 40 CM 30 / MENIT

LANGKAH KE SAMPING 40 CM 70 / MENIT

LANGKAH KE BELAKANG 40 CM 70 / MENIT

LANGKAH KE DEPAN 60 CM 70 / MENIT

LANGKAH DI WAKTU LARI 80 CM 165 / MENIT


GERAKAN BERJALAN 2
 MAJU - JALAN
Aba-aba : maju – JALAN.
Pelaksanaan, kaki kiri diayunkan ke depan, lutut lurus
telapak kaki diangkat rata sejajar dengan tanah
setinggi ± 15 cm kemudian dihentakkan ke tanah
dengan jarak setengah langkah, tangan kanan di
lenggangkan kedepan 90 derajat, lengan kiri 30
derajat kebelakang dan kemudian langkah berikutnya
berjalan biasa dengan lengan dilenggangkan kedepan
45 derajat dan kebelakang 30 derajat
GERAKAN BERJALAN 3
 LANGKAH TEGAP
Pelaksanaan, sama seperti berjalan biasa tapi dengan
lengan dilenggangkan kedepan 90 derajat dan
kebelakang 30 derajat, jari-jari tangan di genggam
dengan tidak terpaksa dan punggung ibu jari
menghadap ke atas serta setiap langkah dihentakkan.
Bisa dilakukan dari langkah biasa dengan aba-aba
pelaksanaan jatuh pada kaki kiri ditambah satu
langkah dan kemudian langkah tegap, begitu juga
sebaliknya.
GERAKAN BERJALAN 4
 LANGKAH PERLAHAN
Aba-aba : Langkah perlahan maju – JALAN.
Pelaksanaan, kaki kiri dilangkahkan ke depan setelah
kaki kiri menapak ditanah segera disusul dengan kaki
kanan ditarik kedepan dan ditahan sebentar disebelah
mata kaki kiri kemudian dilanjutkan dilangkahkan kaki
kanan di depan kaki kiri dan seterusnya.
GERAKAN BERJALAN 5
 LANGKAH KE SAMPING
Aba-aba : ….. Langkah ke kanan/kiri – JALAN.
Pelaksanaan, kaki kanan/kiri dilanjutkan ke samping
kanan/kiri sesuai dengan ketentuan diatas dan
selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan pada kaki
kanan/kiri. Sikap badan tetap seperti pada sikap
sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh
dilakukan empat langkah.
GERAKAN BERJALAN 6
 LANGKAH KE BELAKANG
Aba-aba : ….. Langkah ke belakang – JALAN.
Pelaksanaan, melangkah ke belakang mulai dari kaki
kiri sesuai dengan ketentuan diatas menurut jumlah
langkah yang diperintahkan. Lengan tidak boleh
dilenggangkan. Sikap badan tetap seperti pada sikap
sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh
dilakukan empat langkah.
GERAKAN BERJALAN 7
 LANGKAH KE DEPAN
Aba-aba : ….. Langkah ke depan – JALAN.
Pelaksanaan, melangkah ke depan mulai dari kaki kiri
sesuai dengan ketentuan diatas menurut jumlah
langkah yang diperintahkan. Gerakan kaki seperti
gerakan langkah tegap dan dihentakkan. Lengan tidak
boleh dilenggangkan. Sikap badan tetap seperti pada
sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh
dilakukan empat langkah.
GERAKAN BERJALAN 8
 LANGKAH DI WAKTU LARI
Aba-aba : Lari maju – JALAN.
Pelaksanaan, pada saat aba-aba peringatan kedua
tangan dikepalkan dan diletakkan dipinggang sebelah
depan dengan punggung tangan menghadap keluar,
kedua siku sedikit kebelakang, badan agak
dicondongkan kedepan. Pada saat aba-aba
pelaksanaan dimulai dengan menghentakkan kaki kiri
setengah langkah dan selanjutnya sesuai dengan
panjang dan tempo ketentuan diatas.
GERAKAN BERJALAN 9
 LANGKAH MERDEKA
Aba-aba : ….. Langkah merdeka – JALAN.
Pelaksanaan, dimulai dari langkah biasa. Setelah aba-
aba pelaksanaan, anggota berjalan bebas tanpa
terikat pada ketentuan panjang dan tempo yang
berlaku. Anggota diijinkan untuk melakukan sesuatu
yang dalam keadaan lain dilarang tetapi tetap dilarang
meninggalkan barisan.
GERAKAN BERJALAN 10
 GANTI LANGKAH
Aba-aba : Ganti langkah – JALAN.
Pelaksanaan, dimulai dari langkah biasa atau langkah
tegap. Setelah aba-aba pelaksanaan, ditambah satu
langkah. Sesudah ujung kaki kanan/kiri yang sedang
dibelakang dirapatkan pada badan untuk selanjutnya
disesuaikan dengan langkah baru yang disamakan.
Langkah pertama hanya dilaksanakan sepanjang
setengah langkah kemudian gerakan ini dilakukan
dalam satu hitungan.
LAPOR
PESERTA DIKLAT…………..
JUMLAH………..
KURANG………..
HADIR………….
KEETERANGAN………..
LAPORAN SELESAI.

SHAF 1

SHAF 2

SHAF 3
BANJAR 10

BANJAR 9

BANJAR 8

BANJAR 7

BANJAR 6

BANJAR 5

BANJAR 4

BANJAR 3

BANJAR 2

BANJAR 1
BRIPKA DEDY WIJAYA
SATBRIMOB POLDA SUMSEL

SELESAI DAN TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai