Syukur Alhamdulillah kami Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena berkat
karuniaNya lah kami telah dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Dengan terselesainya penulisan karya tulis ini, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada guru bidang studi Yang telah banyak memberikan masukan kepada kami sehingga
terselesainya Makalah ini. Serta kepada Orang tua dan teman-teman yang telah banyak
membantu baik secara langsung maupun tidak langsug dalam menyelesaikan karya tulis ini.
kami menyadari keterbatasan ilmu, Penelitian dan pengalaman dalam membuat karya tulis
ini, oleh karena itu, Masukkan berupa saran dan kritikan yang berguna sangat kami
harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini dan semoga karya tulis ini dapat bermanfaat
bagi kami sendiri dan juga para pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Adapun yang akan di bahas di Bab ini mengenai keterampilan Pramuka III dimana Materinya
yang akan kita jelaskan tentang, Macam-macam Upacara yang ada dalam pramuka, baris-
berbaris atau pbb, Bentuk Barisan/Formasi Barisan, dan Yel-yel/Lagu-Lagu yang ada dalam
Pramuka.
B. RUMUSAN MASALAH
Pengertian : Baris berbaris adalah suatu ujud latihan fisik, yang diperlukan guna
menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya
suatu perwatakan tertentu.
Maksud dan tujuan : Untuk menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa
persatuan dan disiplin sehingga selalu dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas
kepentingan pribadi disamping juga menanamkan rasa tanggung jawab.
Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah
mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara
jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.
Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan
yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan
pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri.
Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung
resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah
melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.
Aba-aba
a. Pengertian
Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang
dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.
b. Macam aba-aba
Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud daripada aba-
aba peringatan /pelaksanaan.
Contoh:
2) Aba-aba peringatan
Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa
ragu-ragu
Contoh:
3) Aba-aba pelaksanaan
a) GERAK
b) JALAN
c) MULAI
Formasi Berhimpun, bentuknya mengikat, jumlah saf tidak mengikat Pada dasarnya
berkumpul selalu dilakukan dengan bersaf, kecuali jika keadaan ruang tidak memungkinkan.
Aba-aba : “Bersaf, kumpul … MULAI!” Pelaksanaan:
3) Penjuru mengambil sikap untuk berlari kemudian berlari menuju pemberi perintah.
4) Pada waktu aba-aba bersaf/ berbanjar kumpul, maka seluruh anggota lainnya mengambil
sikap sempurna dan menghadap penuh pada pemberi aba-aba.
5) Pada aba-aba pelaksanaan: “MULAI”, anggota lainnya dengan serentak mengambil sikap
lari dan berlari menuju disamping kiri/belakang penjuru secara berturut-turut. Selanjutnya
penjuru memberi isyarat: “LURUSKAN”, anggota secara berturut-turut meluruskan diri.
6) Cara meluruskan diri ke samping (jika bersaf) sbb: Meluruskan lengan kanan ke samping
kanan dengan tangan digenggam disentuhkan bahu kiri orang di sebelah kanannya,
punggung tangan menghadap ke atas. Kepala dipalingkan ke kanan dan meluruskan diri,
hingga dapat melihat dada orang-orang di sebelah kanannya. Penjuru yang ditunjuk pada
waktu berkumpul melihat ke kiri, setelah barisan terlihat lurus maka penjuru memberikan
isyarat dengan mengucapkan: “LURUS”, lengan diturunkan serempak sambil
mengembalikan pandangan ke arah depan.
7) Cara meluruskan diri ke depan (jika berbanjar) sbb: Meluruskan lengan kanannya ke
depan dengan tangan digenggam, punggung tangan menghadap ke atas dan mengambil
jarak satu lengan ditambah dua kepal dari orang yang ada di depannya serta meluruskan diri
ke depan.
Setelah orang yang paling belakang/banjar kanan yang paling belakang melihat barisannya
sudah lurus maka ia memberikan isyarat dengan mengucapkan: “LURUS”. Pada isyarat ini
serentak menurunkan lengan kanan dan kembali ke sikap sempurna.
Orang yang menerima perintah ini harus mengulangi perintah tersebut sebelum
melaksanakan perintah itu dengan semangat. Tata cara keluar barisan Bila pasukan bersaf
1) Untuk saf depan, tidak perlu balik kanan tetapi langsung menuju ke arah yang memanggil.
2) Untuk saf tengah dan belakang, balik kanan kemudian melalui belakang saf paling
belakang, selanjutnya memilih jalan terdekat menuju arah pemanggil.
3) Untuk orang yang berada di ujung kanan atau kiri tanpa balik kanan langsung menuju
arah yang memanggil (termasuk saf tengah: 2, 3, ). Penjuru pada saf bukan paling depan
mengambil antara ke depan dan setelah lurus menurunkan lengan. Setelah masing-masing
dirinya berdiri lurus dalam barisan, maka semua berdiri di tempatnya dengan memalingkan
muka ke arah penjuru.
Pada aba-aba: “Tegak …GERAK!”, semua anggota menurunkan lengan dengan serempak
sambil mengembalikan pandangan ke arah depan, sikap sempurna.
Aba-aba:
Setengah lengan, lencang kanan/kiri … GERAK!”. Pelaksanaan: seperti lencang kanan / kiri,
tetapi tangan kanan / kiri di pinggang dengan siku menyentuh lengan orang di sebelah
kanan / kirinya, pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang, keempat jari lainnya
rapat di sebelah depan.
4. Lencang Depan
Pelaksanaan:
penjuru tetap sikap sempurna, orang ke-dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan
mengangkat lengan. Bila lebih dari satu banjar, maka saf terdepan mengambil antara satu
setengah lengan di samping kanan, setelah lurus menurunkan lengan serta menegakkan
kepala kembali dengan serempak.
5. Cara Berhitung
Pelaksanaan: jika bersaf, maka pada aba-aba peringatan, penjuru tetap melihat ke depan
sedangkan anggota lainnya pada saf depan memalingkan muka ke kanan. Pada aba-aba
pelaksanaan, berturut-turut tiap anggota mulai dari penjuru kanan menyebut nomornya
sambil memalingkan muka kembali ke depan.
Jika berbanjar, pada aba-aba peringatan semua tetap pada sikap sempurna.pada aba- aba
pelaksanaan tiap anggota mulai dari penjuru depan ke belakang menyebut nomornya
masing-masing. Penyebutan nomor diucapkan penuh.
6. Periksa Kerapihan
Pelaksanaan : dimaksudkan untuk merapihkan perlengkapan yang dipakai pada saat itu dan
pasukan dalam keadaan istirahat.
d. Setelah komandan melihat pasukan sudah selesai maka memberi aba-aba = “SELESAI”
dan pasukan mengambil sikap istirahat
PERUBAHAN ARAH
Pelaksanaan: kaki kiri/kanan diajukan melintang didepan kaki kanan/kiri, lekuk kaki
kiri/kanan beradadi ujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan. Tumit
kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90°.
Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90°. Kaki kiri/kanan dirapatkan
kembali ke kaki kanan/kiri seperti posisi sikap sempurna.
9.Balik kanan
Pelaksanaan: kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam) didepan kaki kanan, berat badan
berpindah ke kaki kiri. Tumit kaki kanan dengan badan diputar ke kanan 180°. Kaki kiri
dirapatkan kembali ke kaki kanan seperti posisi sikap sempurna.
MEMBUKA/MENUTUP BARISAN
Pelaksanaan: pada aba-aba pelaksanaan banjar kanan dan kiri masing-masing membuat
langkah ke samping kanan dan kiri satu langkah. Banjar tengah tetap di tempat.
Pelaksanaan: pada aba-aba pelaksanaan banjar kanan dan kiri masing-masing membuat
langkah ke samping kiri dan kanan satu langkah, kembali ke posisi semula. Banjar tengah
tetap di tempat.
12. Bubar
Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri diajukan ke depan, lutut lurus, telapak kaki diangkat rata
sejajar dengan tanah setinggi + 20 cm, kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak satu
langkah, dan selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90°, lengan kiri
ke belakang 30° dengan tangan menggenggam.
Pelaksanaan: mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama tidak berlebihan, telapak kaki
rapat dan sejajar dengan tanah, lutut lurus, kaki diangkat tidak terlalu tinggi. Bersamaan
dengan langkah pertama, tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke samping
luar, ibu jari tangan menghadap ke atas. Lenggang lengan ke depan 90° dan ke belakang 30°.
Pelaksanaan: pada aba-aba peringatan, kedua tangan dikepalkan lemas dan diletakkan di
pinggang sebelah depan dengan punggung tangan menghadap ke luar, kedua siku sedikit ke
belakang, badan agak dicondongkan ke depan.
Pada aba-aba pelaksanaan, dimulai lari dengan menghentakkan kaki kiri satu langkah dan
selanjutnya lari dengan panjang langkah 80 cm, tempo 165 langkah/menit. Kaki diangkat
secukupnya, telapak kaki diletakkan mengenai tanah pada ujungnya terlebih dahulu, lengan
dilenggangkan lemas.
Pada aba-aba peringatan, gerakan sama dengan poin a, aba-aba pelaksanaan diberikan saat
kaki kiri/kanan jatuh ke tanah, kemudian ditambah satu langkah, dst.
Aba-aba pelaksanaan diberikan saat kaki kiri jatuh di tanah ditambah tiga langkah, kemudian
berjalandengan langkah biasa dimulai dengan kaki kiri yang dihentakkan disertai dengan
lenggangan tangan.
Pelaksanaan : Anggota berjalan bebas tanpa terikat panjang dan tempo atas pertimbangan
komandan anggota dapat diizinkan melakukan sesuatu karena kondisi medan yang tidak
memungkinkan tetapi masih dalam kelompok barisan dan tidak terpencar semuanya (antara
lain : berbicara, buka topi dan menghapus keringat)
Catatan : Langkah merdeka biasanya dilakukan untuk menempuh perjalanan jauh/ diluar
kota / lapangan yang tidak rata. Anggota dilarang meninggalkan barisan.
Pelaksanaan : Gerakan di mulai dengan kaki kiri, lutut berganti-ganti di angkat sehingga
paha rata-rata (horisontal)ujung kaki menuju kebawah dan tempo langkah sesuai dengan
tempo langkah biasa. Badan tegak pandangan mata tetap kedepan, lengan tetap lurus
dirapatkan pada badan (tidak di lenggangkan).
Pelaksanaan : penjuru depan merubah arah 90 derajat kekanan atau kekiri dan mulai
berjalan kearah tertentu prajurut lainnya mengikuti gerakan-gerakan ini setibanya pada
belokan tersebut ( tempat penjuru berbelok )
a. Berhenti ke berhenti
Aba-aba : Haluan kanan/kiri = jalan
Setelah aba-aba penjuru kanan/kiri berjalan di tempat dengan memutar arah secara
perlahan laha-lahan hingga merubah arah sebesar 90 derajat, bersamaan dengan itu
masing-masing saf mulai maju jalan dengan rapi sambil meluruskan safnya hingga merubah
arah sebesar 90 derajat, kemudian berjalan di tempat, setelah penjuru kanan melihat safnya
lurus memberi isyarai “LURUS” kemudian komandan memberi aba-aba “HENTI=GRAK”
b. Berhenti ke berjalan
Aba-aba : Haluan kanan/kiri = jalan
Pelaksanaan : seperti aba aba haluan kanan kiri setelah isyarat luru dari penjuru komandan
langsung memberi aba-aba “MAJU JALAN” tanpa berhebti terlebih dahulu.
c. Berjalan ke berhenti
Aba-aba : Haluan kanan/kiri maju = jalan
pelaksanaan aba-aba dijatuhkan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah, kemudian
ditambah satu langkah. selanjutnya barisan melakukan gerakan seperti haluan kanan/kiri
dari berherhenti ke berhenti.
d. Berjalan ke berjalan
Aba-aba : Haluan kanan/kiri maju = jalan
pelaksanaan aba-aba dijatuhkan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah, kemudian
ditambah satu langkah.selanjutnya barisan melakukan gerakan seperti haluan kanan/kiri
dari berhenti ke berjalan.
gerakan ini dilakukan dalam bentuk berbanjar, guna merubah bentuk pasukan dengan arah
tetap.
a. Berhenti ke berhenti
Aba-aba : Melintang Kanan/kiri Maju jalan
b. Berhenti ke berjalan
aba-aba : Melintang Kanan/kiri Maju jalan
Pelaksanaan : setelah aba-aba pelaksanaan melakukan gerakan hadap kanan/kiri kemudian
haluan kiri/kanan dan berhenti keberhenti kemudian setelah diberi aba-aba “MAJU =
JALAN”baru maju jalan. Setelah aba-aba pelaksanaan ditambah satu langkah, barisan maju
dengan langkah biasa.
c. Berjalan ke Berjalan
Umum. Baris berbaris kompi adalah dimaksudkan untuk melatih dan memelihara gerakan
yang sesuai dengan peraturan mengenai bentuk-bentuk gerakan dan perubahan-perubahan
yang dilakukan pada waktu baris berbaris, Upacara/Parade, pemindahan pasukan setingkat
kompi dengan berjalan kaki.
a. Susunan Pasukan
Kompi terdiri atas 3 Pleton, satu Pleton terdiri dari 30 0rang ditambah satu komandan
pleton, dan satu regu terdiri dari 10 orang.
c. Khusus untuk satuan tingkat kompi yang melakukan pemindahan berjalan kaki/ baris –
berbaris yang mengunakan jalan umum komandan kompi menempatkan diri ditempat
dimana ia dapat memimpin dan mengawasi dengan baik, tetapi tidak berada disamping
komandan pleton.
RANGKUMAN
Baris berbaris adalah suatu ujud latihan fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan
dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
a. Gerak : untuk gerakan kaki tanpa meninggalkan tempat dan untuk gerakan anggota tubuh
yang lain.
Langkah Tegap/Bias Maju = JALAN Tiap –tiap banjar Dua kali belok kanan maju = JALAN
Untuk itu usaha yang merupakan proses pendidikan yang meningkat dan berkelanjutan itu
salah satu diantaranya adalah kegiatan upacara untuk melatih disiplin, patuh, tenggang rasa,
tanggung jawab, kesadaran nasional dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha esa. Kegiatan
upacara diperlukan dalam lingkungan Gerakan pramuka megingat bahwa :
1. Kegiatan upacara dalam Gerakan Pramuka merupakan salah satu alat pendidikan untuk
membiasakan selalu berbuat dengan tertib dan menanamkan rasa cinta tanah air, disiplin,
gotong royong, rasa tanggung jawab dan takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa ;
2. Kegiatan upacara dalam Gerakan Pramuka diatur secara seragam, sehingga dapat
berfungsi sebagai alat pendidikan yang berdaya guna dan tepat guna.
Baris-berbaris adalah suatu wujud latihan fisik, diperlukan guna menanamkan kebiasaan
dalam tata cara hidup angkatan bersenjata / masyarakat yang diarahkan kepada
terbentuknya suatu perwatakan tertentu
B. SARAN
Demikian makalah ini kami susun,semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak kekurangan,saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah kami ini.
DAFTAR PUSTAKA
Bob Sunardi, Andri. Boyman, Ragam Latih Pramuka. Nuansa Muda, cetakan ketujuh. Bandung. 2011
KELOMPOK 6