Anda di halaman 1dari 3

UNDANG-UNDANG DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

PETERNAKAN

“ SISTEM PEYIMPANAN DAGING ”

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Undang-undang dan kebijakan pembangunan peternakan
Semester V tahun 2019

Disusun oleh :
Ivanna Griselda Dasaliani Santoso
NPM.200110170124
Nida Nurafifah Yasmine
NPM.200110170292
Ramdan Agus Saputra
NPM.200110170295

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
Daging merupakan salah satu pakan sumber protein hewani. Di Indonesia

belum ada sistem yang dapat menyimpan daging dalam suatu kota. Pemerintah

hanya menyimpan beras yang disetorkan oleh petani ke bulog. Di Indonesia dapat

menyimpan daging di suatu kota dengan cara peternak menyetorkan daging

kepada pusat (bulog).

Peternak menyetorkan daging kepada rumah potong hewan dalam keadaan

ternak hidup lalu nantinya rumah potong hewan akan bekerja sama dengan bulog

untuk menyetorkan daging yang berasal dari peternak. Daging yang diberikan
kepada bulog sudah berbentuk karkas dan sudah dilakukan pelayuan. Kadar

oksigen yang ada pun harus diperhatikan lebih baik dalam keadaan tidak ada

oksigen sehingga daging dapat kuat dalam jangka waktu yang lama.

Nantinya di dalam bulog sendiri terdapat ruang area dingin untuk

menyimpan daging pada suhu 0-5℃ tergantung jenis daging. Jenis daging merah

segar disimpan pada suhu 0-5℃ dengan masa simpan 3-7 hari, sosis segar

disimpan pada suhu yang sama dengan masa simpan 1-7 hari dan daging ayam

pada suhu -1-2℃ dengan masa simpan 1-2 hari. Bulog yang ada harus tersedia

disetiap kota untuk memenuhi konsumsi masyarakat kota dan melakukan

pendistribusian dengan cepat. Jika peternak tersebut tidak bisa mengambil secara

langsung, bulog akan mengantarkannya lewat jalur darat dengan mobil bak

tertutup yang dilengkapi dengan pendingin sehingga daging tetap beku selama

perjalanan. Peternak yang berasal dari desa pun dapat menyetorkan RPH yang ada

di daerah perkotaan.

Dalam melakukan masa penyimpanan maka daging dapat diberi nitrat

yang nantinya dapat memperpanjang usia daging. Daging yang disimpan di bulog
memiliki masa simpan maksimal 30 hari, oleh karena itu pendistribusian harus

dilakukan secara cepat dan tepat sasaran. Sebelum daging datang ke bulog, bulog

terlebih dahulu mencatat peternak yang akan mengambil daging. Daging yang ada

harus mencukupi suatu daerah. Nantinya pedagang/ penjual daging dapat

mengambil persediaan daging yang ada pada bulog yang tersedia di setiap

kotanya. Industri Peternakan pada komoditas daging wajib untuk menyetorkan

daging 2% dari karkasnya untuk disumbangkan ke bulog yang ada.

Tujuan dari sistem ini ialah agar konsumsi daging di Indonesia meningkat
dan masyarakat dapat mendapatkan daging dengan harga yang masih dapat

dijangkau.

Anda mungkin juga menyukai