Anda di halaman 1dari 20

Penyakit Viral Pada

Ruminansia
JEMBRANA
ONLY BALI CATTLE)

Penyebab : famili retroviridae, sub‐famili lentivirinae

“ Insect borne”
Patogenesis
• Non‐kontagious
• Penularan melalui inokulasi darah/jaringan yang
tertular.
• Masa tunas : 2‐10 hari , diikuti demam selama ±5
hari.
• Agen penyakit akan menyebar keseluruh tubuh,
terutama di dalam darah, limpa dan kelenjar limfe
Gejala Klinis Pembengkakan lg, praescapularis dan

praefemoralis • perdarahan di vagina • Trombocytofenia ‐‐‐‐
keringat darah • Erosi rongga mulut • Pembengkakan kantong
empedu, hati. • Suhu 39‐41,50C, suhu diatas 400C berlangsung
selama 3‐5 hari, kemudian diikuti penurunan suhu. Pd wkt suhu
berada pd derajat sub‐normal sapi akan mati • Diare : Tinja
lembek, profus s/d bercampur darah • Hewan bunting >6 bln

Diagnosis • Gejala Klinis • Elisa ‐‐ antibodi


Pencegahan :
• Vaksinasi (booster dilakukan 1x sebulan) ‐‐‐ efektifitas
• Isolasi hewan yg sakit
• Hewan mati di kubur dalam‐dalam
• Pemusnahan vektor : segera dan seksama (penyemprotan
Pestisida dpt diulang 1‐2 mgg)
• Pemotongan ternak sakit/tersangka sakit tidak dilarang ‐‐‐‐
dibawah pengawasan dokter hewan yang berwenang

Pengobatan
obatan‐obatan Ab sedini mungkin dan vitamin
hasil tidak memuaskan
PENYAKIT MULUT DAN KUKU
Foot and Mouth Disease (FMD),
Aphtae Epizooticae (AE)
Etiologi
Enterovirus (RNA virus yg diselubungi protein, rantai tunggal)
Famili Picornaviridae
Sangat labil
Antigenitas cepat dan mudah berubah
Tidak tahan asam (ph <6) dan alkalis (ph >9)
Tidak tahan panas dan Sinar UV
Tidak tahan bahan desinfektan, kecuali Sodium hydroxide,sodium
carbonate dan acetic acid Immunologis, terdapat 7 tipe dan sub tipe
1. O (Oise) (0,11) 2. A(Allemagne) ( A,23 ) 3. C (carre) (C,2) 4. SAT1
(South African Territories) (SAT1,7) 5. SAT2 (SAT2,3) 6. SAT3 (SAT3,4)
7. Asia1 (Asia1,3
1887 MENYEBAR CEPAT HAMPIR KESELURUH WIL DI INDONESI
1986 INDONESIA DINYATAKAN SEBAGAI NEGARA BEBAS PMK
DIAKUI OIE BARU TAHUN 1994

• Epidemiologi
Aerosol (food borne disease)
• Kontak : dari ekskresi dan sekresi, air susu, semen dan
produksi (daging, tulang), cairan esophageal (bahkan sapi
penderita PMK yg tlh dinyatakan sembuh, dlm sel‐sel tonsiler
msh mengandung virus sampai 3 tahun). –
Hewan rentan Menyerang hewan berkuku genap : • Sapi,
kambing, domba, kerbau, gajah, jerapah, menjangan,
kangguru, dll. • Penyakit akut dan sangat menular •
Morbiditas Tinggi, mortalitas rendah 5%‐ 50% ‐‐‐‐ hewan
muda – Pengaruh Lingkungan Tahan berbulan‐bulan : •
Bahan‐bahan yang mengandung protein, kering dan dingin
Tahan lama : • Darah, ss.tlg, kelj.limpa,
• Gejala Umum : perubahan perilaku seperti
mengecap bibir dan lidah, salivasi, mengangkat
kaki, lesu, tidak mau berdiri – 24‐48 jam pasca
infeksi ; demam 41 derajat celsius (viremia),
hipersalivasi, nafsu makan turun, penurunan
prod.susu drastis. – Khas : Lepuh, penonjolan berisi
air – Lepuh primer : 1‐5 hari post inf (lepuh >1, Φ
0,5‐10 cm) – Lepuh sekunder : ditempat yg mendpt
tekanan (putting susu, ambing, kaki, vulva,
scrotum, dan cungur. – Bbp lepuh bersatu : rongga
mulut, lidah atas, bibir dalam, gusi, langit‐langit,
kadang‐kadang pd selaput mata. Diagnosis •
http://www.viternaplus.com/2012/10/penyakit-mulut-dan-kuku-pmk.html

• Pencegahan dan Pengobatan


• Pencegahan : • Vaksinasi dan pengawasan lalu
lintas hewan • Hewan yg divaksin atau
berhasil sembuh ‐‐‐‐ kekebalan 4‐12 bln (hwn
yg kebal thd 1 sub tipe tdk akan kebal dg
subtipe lain) Pengobatan : • Tdk dilakukan, krn
tidak ada hasil.
Malignant Catharal Fever
penyakit ingusan : • coryza gangraenosa bovum • snotsiekte
• Bovine Malignant Catarrh (BMC) • penyakit makan tanah
Malignant = ganas, Cattarhal = kerusakan pada selaput Lendir

Penyebab herpesvirus yaitu alcelaphine herpesvirus-1 (AIHV-1)


atau ovine herpesvirus-2 (OvHV-2) dari genus Macavirus dan famili
Herpesviridae serta subfamili Gammaherpesvirinae
Gejala klinis :
Kasus penyakit yang menyerang sapi Bali tersebut dilaporkan
dengan gejala awal adanya konjunctivitis dengan dugaan awal pink
eye. Gejala klinis teramati dengan adanya eksudat mukopurulen
dengan bau khas terlihat 4 hari setelah gejala konjunctivitis terjadi.
Erosi epitel dan perdarahan terjadi pada cermin hdung, mulut, lidah
dan gusi
Kejadian penyakit dikategorikan akut dengan masa inkubasi 4-6 hari
dan diakhiri dengan kematian.
. Pencegahan dan pengendalian
Tindakan pencegahan dan pengendalian terhadap penyakit MCF adalah
sebagai berikut:
•Sumber penularan utama dari penyakit ini yaitu domba, kambing dan rusa
sehingga pencegahan yang dilakukan yaitu jangan menggabungkan sapi
terutama sapi bali dengan domba, kambing dan rusa dalam satu kawasan.
•Jarak antara peternakan domba atau kambing harus lebih dari 1 km dari
peternakan sapi.
•Jangan mengembalakan sapi di padang rumput dimana domba, kambing dan
rusa juga terdapat di sana terutama ketika mereka melahirkan.
•Hindari pakan sapi, minuman dan peralatan lainnya dari kontaminasi ekskreta
domba, kambing dan rusa yang terinfeksi MCF.
•Sampai saat ini belum tersedia vaksin yang dapat mencegah penyakit ini.

Pengobatan
tidak ada pengobatan yang efektif, pengobatan hanya bersifat supportif
Kematian mencapai 100%
BOVINE VIRAL DIARRHEA (BVD)
(Bovine viral diarrhea‐mucosal disease/BPD‐MD)
Penyebab : Pestivirus (fam.Togaviridae) • RNA virus
Hewan rentan : sapi yang berumur 6‐24 bulan,Domba, Kambing,
Kerbau dan Menjangan
Cara penularan
Cara penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan
sapi yang terinfeksi
Hewan dengan infeksi akut biasanya merupakan sumber
infeksi dari virus BV, sedangkan hewan yang terinfeksi
persisten (karier) dapat menularkan jutaan virus setiap hari
sehingga merupakan sumber konstan dari penularan virus
BVD.
Cara infeksi dapat melalui inhalasi, tertelan lewat mulut dari
saliva hewanyang terinfeksi, cairan mata ataupun hidung, serta
dapat juga melalui feses atau urine hewan yang terinfeksi.
Penularan juga dapat terjadi melalui kontak dengan fetus yang
http://www.aces.edu/pubs/docs/A/ANR-
1367/index2.tmpl
http://www.aces.edu/pubs/docs/A/ANR-1367/index2.tmpl
http://www.aces.edu/pubs/docs/A/ANR-1367/index2.tmpl
Gejala klinis

http://www.ilmuternak.com/2014/11/penyakit-bovine-viral-diarrhea-bvd.html
INFECTIOUS BOVINE RHINOTRACHEITIS (IBR)
(Rhinotracheitis infectiosa bovis) Infectious pustular vulvovaginitis
(IPV) atau exanthema coitale atau balanopostitis
Penyebab : Bovine Herpesvirus tipe 1 (BHV‐1) (fam.Herpetoviridae)
Penyakit yg menyerang sapi umur > 6 bulan Penyakit pernafasan bagian atas yang berjalan
akut dengan disertai panas yang tinggi.
Gejala Klinis
Bentuk respiratorik • Masa tunas 3‐7 hari • Gejala paru‐paru ‐‐‐ preq.respirasi
(sbentar), suhu tubuh s/d ≥420C • Hipersalivasi • Lakrimasi • Busung pd konjunctiva •
Sapi laktasi : produksi air susu turun – terhenti sama sekali • Peradangan pd hidung, sinus,
tenggorokkan • Mukosa hidung hiperemik (red nose) • Keadaan lbh berat ingus fibrinoid atau
purulen kental • Susah bernafas dan leher dijulurkan (timbunan ingus kental) • Kluron pd
trimester terakhir
Bentuk konjunctiva • winter pink eye (pada daerah musim dingin) • Oedema kornea
dan konjunctiva ‐‐‐ eksudat serous – mukopurulen •
Bentuk ensefalik (syaraf) • Sering terjd pd penderita berumur 2‐3 bulan • Virus
berkembang dl otak ‐‐‐ meningoensefalitis • Tanda2nya : hiperestesi, eksitasi dan
Inkoordinasi Bentuk genital dan kluron • Pd betina terjd inf pd mukosa vagina dan vulva –
infectious pustular vulvovaginitis (IPV). • Pd jantan inf di alat kelamin jantan ‐‐‐ balanopostitis
• Inf. Akut 2‐3 hari setelah kopulasi • Terbentuk pustulae ‐‐‐ pecah ‐‐‐ berbentuk bercak
nekrotik • Kluron dpt terjd pada trimester terakhir • Virus banyak ditemukan dlm hati dan
Post mortem gas formation in the lungs
necrohaemorrhagic laryngotracheitis

newborn calf with severe hydrocephalus


http://www.agriculture.gov.ie/animalhealthwelfare/laboratoryservices/regionalveterinarylaboratoryreports/rvlmonthlyreports2010/december2010rvlmonthlyreport/
Pencegahan, Pengendalian dan Pemberantasan
Sapi yang pernah terkena infeksi ‐‐‐ carrier
stress ‐‐‐ virus memperbanyak diri‐‐‐‐siap ditularkan ke
sekitarnya.
Program vaksinasi : vaksin aktif (attenuated) dan vaksin
inaktif (killed) [RhinoVet]. Hewan yang akan divaksin,
pedet sedikitnya harus berumur 1 minggu. Pedet < 1
minggu biasanya tidak tahan terhadap vaksin IBR
(Johnson, 1980 dalam Subronto, 1993).---perlindungan
beberapa bulan,
Terapi
Penderita ‐‐ diisolasi
Antibiotik ‐‐‐ spektrum luas‐‐‐ mencegah infeksi sekunder. •
Supportif terapi : cairan elektrolit dan vitamin. • Preparat
kortikosteroid merupakan kontra virus.

Anda mungkin juga menyukai