1. PEMANGKATAN
Sering suatu variabel, konstanta, atau suku dapat dipangkatkan dengan suatu bilangan
nyata. Misalnya, X3 atau 52 atau (X2 + Y2). Bilangannyata yang menjadi pangkat tersebut
adalah bilangan nyata yang terdiri dari: bilangan bulat positif atau negatif; bilangan pecah positif
atau negatif; dan bilangan nol. Aturan dalam operasi pemangkatan berbeda dengan aturan
operasi dalam matematika lainnya (misalnya, penjumlahan atau pengurangan; perkalian atau
pembagian). Oleh karena itu, disini akan dibahas mengenai definisi dan cara-cara
perhitungnnya serta aturan pemangkatan.
Pangkat dalam aljabar digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu variabel atau konstanta
dikalikan dengan variabel atau konstanta itu sendiri dan perkaliannya tergantung pada bilangan
yang menjadi pangkatnya. Jika Variabel X adalah bilangan nyata yang akan dipangkatkan,
dan n adalah bilangan bulat positif sebagai pemangkat,
Contoh:
75 = 7x7x7x7x7
83 = 8.8.8
105 = 10.10.10.10.10
10-5 = 1/10.1/10.1/10.1/10.1/10
34 = 3.3.3.3
5 – 3 = 1/53 = 1/5.1/5.1/5
6 – 4 = 1/64 = 1/6.1/6.1/6.1/6
X2/3 =
Xm/n =
35
35
____x
175
105
_____+
1225
C. Pangkat Mendekati 10
1. Perkalian pangkat di bawah 10
Cara Menghitungnya :
a. Menjumlahkan bilangan yang dikalikan
dengan angka teman
b. teman x teman,
Hasil langkah a diimpitkan dengan hasil b
Cara ini berlaku untuk teman x teman kurang
dari 10
Contoh 1. 9 x 9 = ...
9 temannya -1
a. 9 + (-1) = 8
b. -1 x -1 = 1, hasil langkah a, 8 diimpitkan
dengan hasil langkah b, 1 jadi 81 maka
9 x 9 = 81
Contoh 2. 8 x 8 = ...
8 temennya -2
a. 8 + (-2) = 6
b. -2 x -2 = 4, hasil langkah a, 6 diimpitkan
dengan hasil langkah b, 4, jadi 64 maka
8 x 8 = 64
Jika teman x teman sama dengan 10 atau lebih
Cara Menghitung :
a. teman x teman, ditulis satuan, puluhan
disimpan
b. angka yang dikalikan + teman, kemudian +
angka puluhan yang disimpan, hasilnya
diimpit dengan hasil langkah a
satuannya saja.
Contoh 1. 6 x 6 = ....
6 temannya -4
a. -4 x -4 = 16, ditulis 6, puluhan 1 disimpan
b. 6 + (-4) = 2, kemudian + 1 = 3, hasil akhirnya
diimpitkan dengan hasil langkah a, 6, jadi 36,
maka 6 x 6 = 36
Contoh 1. 13 x 13
13 temannya 3
a. 13 + 3 = 16
b. 3 x 3 = 9, hasil lagkah a, 16 diimpitkan
dengan hasil langkah b, 9 maka 13 x 13 = 169
Contoh, 14 x 14 = ...
14 temannya 4
1. teman x teman, 4 x 4 = 16, ditulis 6, 1 disimpan
2. (14 + 4) + 1 = 19
3. 19 diimpitkan dengan 6, jadi 196 maka 14x14=196
Contoh 1. 99 x 99 = ...
99 temannya -1
a. 99 + (-1) = 98
b. -1 x -1 = 1, karena kurang 10, ditulis 01,
hasil langkah a diimpitkan dengan
hasil langkah b, 01, jadi 9801
maka 99 x 99 = 9801
Contoh 2. 96 x 96 = ...
96 temannya -4
a. 96 + (-4) = 92
b. -4 x -4 = 16, hasil langkah a, 92 diimpitkan
dengan hasil langkah b, 16, jadi 9216
maka 96 x 96 = 9216
Contoh 1. 11 x 11 = ...
Angka 11 berada diantara bilangan 10 dan 12
Bilangan sebelum 11, 10
Bilangan setelah 11, 12
Cara menghitungnya :
11 x 11 = (10 x 12) + 1 = 121
Contoh 2. 21 x 21 = ...
Angka 21 berada diantara 20 dan 22
Bilangan sebelum 21, 20
Bilangan setelah 21, 22
Cara menghitung 21^2 =
21 x 21 = (20 x 22) + 1 = 441
Contoh 3. 31 x 31 = ...
Angka 31 berada diantara 30 dan 32
Cara menghitung 31^2 = ...
31 x 31 = (30 x 32) + 1 = 961
Contoh 1. 21 x 21 = ....
21 = (20 + 1), berarti nilai a = 20, maka :
21^2 = 20 x 20 + 2 x 20 + 1 = 441
Contoh 2. 31 x 31 = ....
31 = (30 + 1), berarti nilai a = 30, maka :
31^2 = 30 x 30 + 2 x 30 + 1 = 961
G. Perhitungan Pangkat, satuannya 9, seperti 9, 19, 29, 39,
89, dan seterusnya.
Di sini akan dibahas perhitungan pangkat dengan pola
mengalikan angka sebelumnya dengan angka setelahnya
kemudian ditambah 1.
Untuk angka 9 kuadratnya = 9 x 9, angka sebelum 9 adalah
8, sedangkan angka setelah 9 adalah 10,
kemudian selisih 9 - 8 = 1, atau 10 - 9 = 1dapat dihitung
dengan cara (8 x 10) + 1 = 81
Untuk angka 19 kuadratnya = 19 x 19, bisa dihitung
dengan cara (18 x 20) + 1 = 361
Untuk angka 29 kuadratnya = 29 x 29, bisa dihitung
dengan cara (28 x 30) + 1 = 841
Untuk angka 39 kuadratnya = 39 x 39, bisa dihitung
dengan cara (38 x 40) + 1 = 1421
Cara di atas untuk soal 9 x 9 sebenarnya mirip dengan
Pola Pendekatan 10.
9 temannya -1
9 temannya -1
___________ x
8 diimpitkan dengan 1
Tahapan perhitungannya :
1. 9 + (-1) = 8
2. -1 x -1 = 1, langkah 1 diimpitkan dengan langkah 2,
jadi 81, maka 9 x 9 = 81
H. Pangkat dengan satuan 2, seperti 12, 22, 32, 42, dan seterusnya
Cara cepatnya,
1. Dua angka di belakangnya x dua angka setelahnya
2. Selisihnya dikuadratkan
3. Hasil langkah 1 + hasil langkah 2
Contoh 2. 18^2 = 18 x 18
Dua angka sebelum 18, 16
Dua angka setelah 18, 20
Selisihnya, 18 - 16 = 2 atau 20 - 18 = 2, kemudian
dikuadratkan, 2 x 2 = 4
Cara hitungnya :
(16 x 20) + 4 = 324
Contoh 3. 28^2 = 28 x 28
Dua angka sebelum 28, 26
Dua angka setelah 28, 30
Selisihnya, 28 - 26 = 2 atau 30 - 28 = 2
kemudian dikuadratkan, 2 x 2 = 4
Cara hitungnya :
(26 x 30) + 4 = 784
2. AKAR
Akar merupakan bentuk lain untuk menyatakan bilangan berpangkat. Akar dari sebuah bilangan
adalah basis yang memenuhi bilangan tersebut berkenaan dengan pangkat akarnya.
Berdasarkan konsep pemangkatan kita mengetahui, bahwa jika bilangan-bilangan yang sama
(misalnya x) dikalikan sejumlah tertentu sebanyak (katakanlah a kali) maka kita dapat
menuliskannya menjadi xa; x disebut basis dan a disebut pangkat. Andaikata xa = m, maka x
dapat juga disebut sebagai akar pangkat a dari m.
Menghitung akar melalui metode coba2:
Mari kita coba pelajari berbagai macam cara menghitung akar kuadrat.
1. Cara coba-coba. Ini adalah cara paling umum untuk menyelesaikan hitungan akar kuadrat.
Cara ini sangat cocok bagi yang telah lancar menghitung kuadrat atau perkalian.
Misal kita akan menghitung akar (kuadrat) dari 64.
Maka kita coba 5×5 = 25 (terlalu kecil).
Coba 9×9 = 81 (terlalu besar).
Coba 7×7 = 49 (terlalu kecil).
Coba 8×8 = 64 (betul).
Jadi kita peroleh akar 64 adalah 8.
2. Cara faktorisasi. Cara ini cukup menarik dan taktis. Misal, berpakah akar dari 64?
Maka 64 = 2×32 = 2x2x16 = 4×16
Maka
akar 64 = akar 4 x akar 16
=2x4
= 8 (Selesai).
Cara faktorisasi ini sangat berguna sampai pelajaran matematika tingkat tinggi. Ketika duduk di
bangku SMA, kita sering menggunakan cara faktorisasi. Ketika kuliah kalkulus, kita juga sering
menggunakan cara faktorisasi.
Misal, berapa akar dari 72?
Maka
72 = 9×8 = 9x4x2
Jadi akar 72 = 3x2x akar 2
= 6akar2 = 6√2.
3. Cara pendekatan. Cara ini adalah variasi dan lanjutan dari cara coba-coba. Setelah berlatih
beberapa kali, kita akan sangat mahir dengan cara ini. Cara pendekatan ini sangat dahsyat
untuk menghitung akar yang nilainya cukup besar.
Misal, berapakah akar dari 1681?
Pendekatan paling masuk akal adalah 40×40 = 1600.
Karena satuan dari 1681 adalah 1 maka satuan dari akarnya tentu 1 atau 9. Dalam hal ini kita
memilh 1. (Mengapa?).
Jadi kita peroleh jawaban 40+1 = 41
Misal, berapakah akar dari 3364?
Pendekatan paling masuk akal adalah 50×50 = 2500.
(sedangkan 60×60 = 3600, terlalu besar).
Karena satuan dari 3364 adalah 4 maka satuan dari akarnya adalah 2 atau 8. Dalam hal ini kita
memilih 8. (Mengapa?)
Jadi kita peroleh jawaban 50+8 = 58.
2. b xa = X a/b
3. b x/y = (b x) / ( by)
3. LOGARITMA
Logaritma pada hakikatnya merupakan kebalikan dari proses pemangkatan dan/atau
pengakaran. Ia dapat dipakai untuk menyederhanakan operasi-operasi perkalian, pembagian,
pencaraian pangkat dan penarikan akar.
Andaikata sebuah bilangan berpangkat (xa) sama dengan bilangan positif tertentu (m).
Pangkat a disebut juga logaritma dari m terhadap basis x, yang jika dituliskan menjadi :
selain dalam bentuk pemangkatan, bentuk logaritma juga erat hubungannya dengan bentuk
pengakaran. Keeratan hubungan di antara ketiga macam bentuk ini dapat dilihat sebagai
berikut :
Xa = m x
log m = a
Kaidah-kaidah Logaritma
1. x log x = 1
2. x log 1 = 0
3. x log xa = a
4. x log ma = a x log m
5. x x log m = m
6. x log mn = x log m + x log n
7. x log m/n = x log m – x log n
8. x log m . m log x = 1
9. x log m. m log n . n log x = 1
SOAL LATIHAN
2
2. log X = 5 - 2log (X + 4)
3. Tentukan hasil jumlah dari soal-soal berikut ini
a. 3/8 dan 4/12
b. 5/6 dan 2/12
c. 3/7 dan 7/3
d. 1/8 dan 4,5