MAKALAH
Oleh
Kelompok 2 / Kelas C
MAKALAH
disusun guna memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Keperawatan Anak
Dosen Pengampu: Ns. Peni Perdani Juliningrum, M. Kep.
NIP: 19870719 201504 2 002
Oleh
Kelompok 2 / Kelas C
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah kelompok mata kuliah Keperawatan Anak dengan baik.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya
dalam pembuatan makalah ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca supaya kami dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Serta dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman
iv
BAB 4. PATHWAY ......................................................................................... 27
BAB 5. PENUTUP........................................................................................... 28
5.1 Simpulan ................................................................................... 28
5.2 Rekomendasi Isu Menarik ...................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 31
Lampiran
v
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 APGAR Score............................................................................................ 5
3.1 Analisa Data dan Masalah ....................................................................... 21
3.2 Intervensi (NOC, NIC) ............................................................................ 23
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
BAB 1. PENDAHULUAN
penanganan yang baik. Sehubungan hal tersebut maka penulis tertarik untuk
membuat makalah dengan judul “Konsep Dasar Penyakit dan Asuhan
Keperawatan pada Pasien Neonatal: Asfiksia”. Penulis berharap makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang, penulis mempunyai beberapa tujuan,
yaitu:
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penyusunan makalah ini adalah untuk membahas
tentang konsep dasar penyakit dan asuhan keperawatan pada pasien
neonatal: asfiksia.
1.3 Manfaat
1.3.1 Untuk Mahasiswa
Meningkatkan wawasan penulis tentang konsep dasar penyakit
dan asuhan keperawatan pada pasien neonatal: asfiksia.
3
Dari tabel di atas dapat ditentukan tingkat atau derajat asfiksia yang
dialami bayi, apakah ringan, sedang atau berat. Klasifikasi klinik nilai
APGAR adalah sebagai berikut:
1) Bayi Normal atau Tidak Asfiksia: Skor APGAR 8-10
Bayi normal tidak memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen
secara terkendali.
2) Asfiksia Ringan: Skor APGAR 5-7.
Bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan istimewa, serta
tidak memerlukan pemberian oksigen dan tindakan resusitasi.
3) Asfiksia Sedang: Skor APGAR 3-4
Pada Pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi jantung lebih dari 100
kali/menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, refleks
iritabilitas tidak ada dan memerlukan tindakan resusitasi serta
pemberian oksigen sampai bayi dapat bernafas normal.
4) Asfiksia Berat: Skor APGAR 0-3
Memerlukan resusitasi segera secara aktif dan pemberian oksigen
terkendali, karena selalu disertai asidosis, maka perlu diberikan
natrikus dikalbonas 7,5% dengan dosis 2,4 ml/kg berat badan, dan
cairan glukosa 40% 1-2 ml/kg berat badan, diberikan lewat vena
umbilikus. Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung
kurang dari 100 kali/menit, tonus otot buruk, sianosis berat, dan
kadang-kadang pucat, refleks iritabilitas tidak ada.
6
5) Farmakologi
Menurut Prambudi (2013), obat-obatan dan cairan yang dapat
digunakan untuk menangani asfiksia pada bayi adalah sebagai berikut:
a) Epinefrin
Larutan = 1 : 10.000
Cara = IV (pertimbangkan melalui ET bila jalur IV sedang
disiapkan)
Dosis : 0,1 – 0,3 mL/kgBB IV
Persiapan = larutan 1 : 10.000 dalam semprit 1 mL
(semprit lebih besar diperlukan untuk pemberian melalui
pipa ET. Dosis melalui pipa ET 0,3-1,0 mL/kg)
Kecepatan = secepat mungkin
Jangan memberikan dosis lebih tinggi secara IV.
b) Bikarbonat Natrium 4,2%
c) Dekstron 10%
d) Nalokson
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN
3.2 Pengkajian
1) Anamnesa
a) Identifikasi Klien
Nama : By. X
Usia kandungan : 37 minggu
Tanggal MRS : 10 September 2019
Keluhan Utama : Bayi dengan asfiksia memiliki frekuensi
jantung 70 kali/menit, tonus otot lemah,
pasien sesak, terdapat cuping hidung, dan
sianosis/pucat.
b) Riwayat Penyakit Sekarang:
Bayi lahir secara spontan dengan vakum, berat badan bayi 2725
gram, di usia kehamilan 37 minggu, panjang badan 52 cm,
lingkar dada 31 cm, lingkar kepala 35 cm, anus +, kaput +,
ketuban jernih, AS 4-5, sianosis, UK 37 minggu, tidak langsung
19
e) Mulut
Palatum tersambung sempurna, simetris, tidak ada bercak putih
pada gusi, ukuran lidah normal reflek rooting tidak ada, reflek
hisap lemah.
f) Telinga
Jumlah telinga lengkap
g) Leher
Panjang leher pendek, taka ada lipatan kulit berlebih, tak ada
pembengkakan vena jugularis
h) Tangan
Lengan sama panjang, dapat bergerak bebas, jumlah jari 5,
telapak tangan terbuka
i) Dada
Frekuensi napas 70x/menit, retraksi dada berat, terdengar suara
merintih (nilai score down 3).
j) Abdomen
Tali pusat terpotong berwarna kekuningan, mengkilat dan tidak
berbau dengan panjang sekitar 4 cm
k) Genitalia
Anus dan rectum
l) Tungkai
Panjang tungkai simetris, kurang dapat bergerak bebas, jumlah
jari masing-masing 5
m) Spinal
Tidak ada pembengkakan, cekungan, atau tumbuhnya rambut
pada spina
4) Sistem Tubuh
a) Sistem Pernapasan
Bayi mengalami sesak napas ditandai dengan RR 70kali/menit.
Adanya sianosis pada bayi,terdapat cuping hidung.
21
b) Sistem pencernaan
Reflek isap dan menelan lemah.
5) Terapi
- Prosedur HAIKAP setelah bayi lahir agar bayi menangis
- terapi O2 masker 5 lpm
- Pasien langsung dirawat di ruang perinatologi tanpa mendapat
IMD
Sianosis
Hipotermia
4. DS: Asfiksia Resiko Aspirasi
- (00039)
Kekurangan O2
DO: Definisi:
- reflek hisap dan Kurang O2 pada otak, otot, dan Rentan mengalami
menelan lemah organ lain masuknya sekresi
- tidak mendapat gastrointestinal,
IMD Tonus otot lemah sekresi orofaring,
benda cair atau
padat ke dalam
Reflek hisap dan menelan
saluran
lemah
23
trakeobronkial,
Resiko Aspirasi yang dapat
mengganggu
kesehatan.
Asidosis Takipnea
Asidosis respiratorik Bayi tampak pucat Reflek hisap dan menelan lemah
Gangguan Pertukaran
Sianosis
Gas
Hipotermia
5.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas, dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1) Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang
mengalami kegagalan bernafas secara spontan dan teratur segera
setelah lahir.
2) Klasifikasi asfiksia dapat ditentukan dengan menggunakan APGAR
Score dan terdiri dari bayi normal atau tidak asfiksia, asfiksia ringan,
asfiksia sedang, dan asfiksia berat.
3) Asfiksia dapat disebabkan karena adanya oenyakit infeksi akut,
penyakit infeksi kronik, keracunan oleh obat-obat bius, uremia dan
toksemia gravidarum, anemia berat, cacat bawaan, trauma,
kekurangan O2, dan aralisis pusat pernafasan.
4) Asfiksia terjadi karena gangguan pertukaran gas dan pengangkutan
oksigen dari ibu ke janin, sehingga terdapat gangguan dalam
persediaan karbondioksida dan dalam menghilangkan karbondioksida.
Kadar oksigen tidak cukup dalam darah disebut hipoksia dan
karbondioksida tertimbun dalam darah disebut hiperapnea. Hal ini
dapat menyebabkan asidosis tipe respiratorik atau campuran dengan
asidosis metabolik karena mengalami metabolisme yang anaerob serta
juga dapat terjadi hipoglikemia.
5) Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya asfiksia pada bayi baru
lahir yaitu gangguan pada lilitan tali pusat, ketuban bercampur dengan
mekonium, faktor umur kehamilan, pengaruh tindakan ketika proses
persalinan, dan faktor ibu sendiri berupa gangguan his, turunnya
tekanan darah secara mendadak, hipertensi, gangguan pertukaran
nutrisi/O2, dan melahirkan di umur kehamilan masih muda.
29
6) Tanda dan gejala asfiksia pada kehamilan, antara lain jika DJJ normal
dan ada mekonium: janin mulai asfiksia, jika DJJ 160 kali per menit
ke atas dan ada mekonium: janin sedang asfiksia, dan jika DJJ 100
kali per menit ke bawah dan ada mekonium: janin dalam gawat.
7) Tanda dan gejala asfiksia pada bayi setelah lahir, antara lain bayi
pucat dan kebiru-biruan, usaha bernafas minimal atau tidak ada,
hipoksia, asidosis metabolik atau respiratori, perubahan fungsi
jantung, kegagalan sistem multiorgan, kalau sudah mengalami
perdarahan di otak maka ada gejala neurologik, kejang, nistagmus dan
menangis kurang baik/tidak baik.
8) Penatalaksanaan bayi asfiksia menggunakan metode resusitasi dengan
langkah-langkah resusitasi bayi secara berurutan berupa: langkah awal
dalam stabilisasi menggunakan metode HAIKAP, Ventilasi Tekanan
Positif (VTP), kompresi dada dengan teknik ibu jari (lebih dipilih) dan
teknik dua jari, intubasi endotrakeal, dan farmakologi berupa obat dan
cairan.
Atika, V. dan P. Jaya. 2016. Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi, Balita dan
Anak Pra Sekolah. Jakarta: Trans Info Media.
Dwienda, O. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi / Balita dan
Anak Prasekolah untuk Para Bidan. Yogyakarta: Deepublish.
Oleh
Kelompok 2 / Kelas C
Oleh
Kelompok 2 / Kelas C
I. Analisa Data
A. Kebutuhan Peserta Didik
Berdasarkan survei yang telah dilakukan di Desa Sumbersari
Kota Jember, masyarakat di desa sekitaran Sumbersari diketahui
bahwa terdapat beberapa kelahiran dengan asfiksia. Kebanyakan ibu
hamil mengeluhkan cemas, panik dan takut ketika bayinya mengalami
asfiksia dan diberikan oksigen. Sebagian besar warga Desa
Sumbersari Kota Jember bersekolah maksimal lulusan pendidikan
Sekolah Pertama sehingga pengetahuan akan terapi oksigen. Dari
permasalahan yang terterah, dapat disimpulkan untuk meningkatkan
pengetahuan dan mengurangi kecemasan ibu hamil Desa Sumbersari
Kota Jember kita dapat mengadakan penyuluhan kesehatan tentang
orientasi pemberian terapi oksigen pada bayi.
37
V. Metode
Ceramah dan diskusi
38
VI. Media
Leaflet
XI. Evaluasi
a) Pengertian terapi oksigen
b) Tujuan dan manfaat pemberian terapi oksigen pada bayi
c) Akibat jika tidak segera diberikan terapi oksigen
d) Alat-alat yang digunakan untuk pemberian terapi oksigen
40
Referensi
Lampiran 2: Leaftlet
45
4.
5.
6.
7.
46