Anda di halaman 1dari 5

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

Nodus Limfa

Disusun Oleh

1. Finda Ningrum (106117013)


2. Velyna Okke. S (106117014)
3. Sekar Dwi Setyo. U (106117016)
4. Hesti Retno.A (106117017)
5. Erlina Arianti (106117020)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN 3A


STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
2019020
A. Kelenjar atau nodus limfe
Nodus limfa merupakan organ yang berbentuk kacang atau oval yang
terletak sering berkumpul disepanjang pembuluh limfe. Limfe mengalir melalui
sejumlah nodus biasanya 8-10 nodus sebelum kembali ke sirkulasi vena. Nodus
ini memiliki berbagai ukuran yaitu sebagian berukuran kecil seperti kepala peniti
dan yang paling besar berukuran sebesar almond.
Sebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran yang cembung dan yang
cekung. Pinggiran yang cekung disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri atas
jaringan fibrus, jaringan otot, dan jaringan kelenjar. Disebelah luar, jaringan limfe
terbungkus oleh kapsul fibrus. Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan
fibrus, yaitu trabekulae, masuk kedalam kelenjar dan membentuk sekat-sekat.
Ruangan diantaranya berisi jaringan kelenjar, yang mengandung banyak sel darah
putih atau limfosit.
Pembuluh limfe aferen menembus kapsul dipinggiran yang cembung dan
menuangkan isinya kedalam kelenjar. Bahan ini bercampur dengan benda-benda
kecil daripada limfe yang banyak sekali terdapat didalam kelenjar dan selanjutnya
campuran ini dikumpulkan pembuluh limfe aferen yang mengeluarkan melalui
hilum. Arteri dan vena juga masuk dan keluar kelenjar melalui hilum. Kerjanya
sebagai penyaring dan dijumpai ditempat-tempat terbentuknya
limfosit. Kelompok-kelompok utama terdapat didalam leher, axila, torax,
abdomen, dan lipatan paha. Nodus limfa diselubungi jaringan ikat longgar yang
membagi nodus menjadi nodulus-nodulus. Tiap nodulus mengandung ruang-ruang
(sinus) yang berisi limfosit dan makrofag. Saat cairan limfa melewati sinus maka
makrofag akan memakan bakteri dan mikroorganisme.

Fungsi nodus limfe adalah sebagai berikut :


1. Filtrasi dan fagositosis
Cairan limfe difiltrasi oleh jaringan retikular dan limfoid saat melalui
nodus limfe. Materi yang mengendap adalah mikroba, fagosit yang hidup dan
mati yang berisi mikroba yang dimakan, sel dari tumor ganas, sel jaringan
yang rusak, serta partikel yang dihirup. Materi organik dihancurkan di nodus
limfe oleh makrofag dan antibodi. Sebagian partikel anorganik yang diinhalasi
tidak dapat dihancurkan di nodus limfe oleh fagositosis. Sebagian partikel ini
tetap di dalam makrofag dan tidak menyebabkan sel terbunuh atau rusak.

2. Proliferasi limfosit
Limfosit T dan B teraktivasi memperbanyak diri di nodus limfe. Antibodi
yang dihasilkan oleh limfosit B terensitisasi masuk kelimfe dan darah lalu
mengaliri ke nodus.
B. Lokasi-Lokasi Nodus Limfa
Nodus-nodus limfa berlokasi diseluruh tubuh. Beberapa ada langsung
dibawah kulit dimana yang lain-lain berada didalam tubuh. Bahkan nodus-nodus
limfa yang paling superficial (dekat pada kulit) adalah biasanya tidak terlihat atau
gamblang (dirasakan dengan menyentuh), kecuali mereka membengkak atau
membesar untuk beberapa sebab-sebab.
Mereka dihubungkan satu sama lainnya oleh pembuluh-pembuluh limfatik
yang terikat secara lepas. Nodus-nodus limfa biasanya bergabung pada daerah-
daerah yang berbeda didalam tubuh dimana mereka bertanggung jawab untuk
penyaringan darah dan melaksanakan fungsi imunologi mereka untuk area
tertentu itu dari tubuh. Cairan dari pembuluh-pembuluh limfatik akhirnya masuk
kedalam sistim vena (vena-vena) dalam tubuh.
C. Dinamika atau proses aliran limfe
Proses jalan limfe dimulai dari keluarnya cairan, yang disebut cairan
interstisiil yang mengandung zat-zat makanan didalamnya, keluar dari kapiler
darah. Setelah keluar dari kapiler darah, kemudian masuk ke dalam jaringan-
jaringan disekelilingnya. Kemudian cairan interstisiil ini akan memberikan zat-zat
makanan dari jaringan. Kemudian setelah itu cairan tersebut akan berkumpul di
lekak-lekak jaringan yang kecil sekali. Dari lekak-lekak tersebut limfe mengalir
melalui jalan-jalan limfe. Proses masuknya seperti pada susunan jalan darah,
pertama limfe itu masuk kedalam kapiler. Antara kapiler yang satu dengan yang
lain bertemu dan akhirnya menjadi besar, yaitu pembuluh limfe. Pada akhirnya
jalan-jalan limfe akhirnya menjadi dua buah, yaitu ductus thoracicus dan ductus
lymphaticus dexter. Ductus thoracicus ini dimulai dari sebuah perluasan yang
dinamakan systerna cycli.
Pada ductus thoracicus ini menerima limfe dari isi badan dari seluruh
pasangan belakang dari dinding dada, dinding perut, daerah bahu sebelah kiri,
leher sebelah kiri dan kepala sebelah kiri. Sedangkan untuk truncus lymphaticus
dexter, pangkalnya menereima limfe dari sebagian besar dinding dada sebelah
kanan, kepala sebelah kanan, leher sebelah kanan dan bahu sebelah kanan,
kelenjar limfe yang ada ditempat semuanya itu berkumpul di kelenjar limfe
sebelah kanan, yang terletak di dekat dada. Dari perkumpulan tersebut terdiri dari
3-4 pangkal, dan akhirnya menjadi satu yaitu ductus lymphaticus dexter.
Pembuluh limfe ini lebih kecil dan dindingnya lebih tipis dari pembuluh
darah. Sebelum limfe dialirkan kedalam darah limfe ini akan disaring di nodus-
nodus limfatikus. Karena limfe saat di lekak-lekak jaringan dapat terdapat kuman
penyakit dan benda-benda debu seperti zat arang, sebelum dialirkan ke dalam
pembuluh darah limfe-limfe tersebut disaring terlebih dahulu. Pembersihan
tersebut terjadi di nodus limfatikus atau di kelenjar-kelenjar limfe. Dan kuman-
kuman tersebut yang tertahan disana akan dimusnahkan oleh limfosit yang
terdapat di kelenjar-kelenjar limfe. Terkadang terdapat kuman yang lebih kuat, hal
demikian dapat terjadi, bila terdapat kuman-kuman nanah, dan akibatnya kelenjar
tersebut akan bernanah. Dan kelenjar-kelanjar limfe juga bisa berwarna hitam bila
terdapat seperti zat arang. Setelah masuk ke vasa darah, limfe tersebut pertama
akan dibawa ke ginjal, di ginjal tersebut zat-zat yang ada di dalam cairan tersebut
akan dikeluarakan. Di dalam pembuluh limfe juga terdapat klep-klep sehingga
cairan limfe tidak bisa kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Evelyn C. 2012. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
Mescher, Anthony L. 2016. Histologi Dasar Junqueira. Edisi 12 diterjemahkan
oleh dr. Huriawati Hartanto. Jakarta : EGC
Nurrachmah, Elly. 2010. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : Salemba
Medika
Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia, edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai