Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RUTIN 7

FILSAFAT PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU: Dr. Nurlaila, S.pd,M.pd

NAMA : KRISTIKA MONDANG MATONDANG


NIM : 1193151035
KELAS : BK REGULER D 2019

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
HAKIKAT PENDIKAN

Hakikat pendidikan diartikan sebagai kupasan secara konseptual terhadap kenyataan-


kenyataan kehidupan manusia baik disadari maupun tidak disadari manusia telah
melaksanakan pendidikan mulai dari keberadaan manusia pada zaman primitif sampai zaman
modern (masa kini), bahkan selama masih ada kehidupan manusia di dunia, pendidikan akan
tetap berlangsung. Kesadaran akan konsep tersebut diatas menunjukkan bahwa pendidikan
sebagai gejala kebudayaan. Artinya sebagai pertanda bahwa manusia sebagai makluk budaya
yang salah satu tugas kebudayaan itu tampak pada proses pendidikan (Syaifullah,1981).
Maka pembahasan tentang hakikat pendidikan merupakan tinjauan yang menyeluruh
dari segi kehidupan manusia yang menampakkan konsep-konsep pendidikan. Karena itu
pembahasan hakikat pendidikan meliputi pengertian-pengertian: pendidikan dan ilmu
pendidikan; pendidikan dan sekolah; dan pendidikan sebagai aktifitas sepanjang hayat.
Komponen-komponen pendidikan yang meliputi: tujuan pendidikan, pendidik, peserta didik,
kurikulum dan metode pembelajaran.
B. TUJUAN PENDIDIKAN
Tujuan Pendidikan (Kemdiknas): "Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pada periode 2010-2014, Kementerian
Pendidikan Nasional menetapkan visi terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional
untuk membentuk insan indonesia cerdas komprehensif. Insan Indonesia cerdas komprehensif
adalah insan yang cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas intelektual dan
cerdas kinestetis.Untuk mewujudkan visi tersebut, Kementerian Pendidikan Nasional
menetapkan lima misi yang biasa disebut lima (5) K, yaitu; ketersediaan layanan pendidikan;
keterjangkauan layanan pendidikan; kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan;
kesetaraan memperoleh layanan pendidikan; kepastian/keterjaminan memperoleh layanan
pendidikan.
C. PENDIDIK
Pendidik atau guru banyak diartikan orang, ada yang mengatakan di gugu lan
ditiru (Jawa), yaitu orang yang harus di gugu dan di tiru oleh semua muridnya. Artinya segala
sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan di yakini sebagai kebenaran oleh
semua muridnya dan sekaligus untuk diteladani. Adapun definisi guru menurut :
a. Zakiyah Daradjat
Mengartikan guru adalah pendidik professional, karena secara inplisit ia telah menerima
dan memikul sebagian tanggung jawab orang tua murid ketika menyekolahkan anaknya ke
sekolah atau madrasah, berarti telah melimpahkan sebagian tanggung jawab pendidikan
anaknya kepada guru.
b. Poerwadarminta
Mengartikan guru adalah orang yang kerjanya mengajar.
Guru dalam islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak
didik dengan mengupayakan seluruh potensinya, baik potensi afektif, kognitif maupun
potensi psikomotorik dan mampu mandiri secara makhluk individu maupun sebagai makhluk
sosial dalam memenuhi tugasnya sebagai makhluk Allah.
Firman Allah dalam Al-Qur’an :
Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang yang beriman ketika Allah
mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri yang membacakan
kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan jiwa mereka dan mengajarkan kepada
mereka al-kitab dan al-hikmah. Dan sesungguhnya sebelum kedatangan Nabi itu, mereka
dalam kesesatan yang nyata (Ali Imran : 3).
Petikan ayat tersebut mengandung makna yang utama bahwa Rasulullah SAW selain
sebagai Nabi ia juga sebagai pendidik (Guru). Makna lain yang terkandung dalam ayat
tersebut adalah :
a. Penyucian, yakni pembersihan, pengembangan dan pengangkatan jiwa kepada pencipta-
Nya, menjauhkan diri dari kejahatan dan menjaga diri agar tetap berada pada fitrah.
b. Pengajaran, yakni pengalihan berbagai pengetahuan dan aqidah kepada akal dan nurani
kaum muslimin agar mereka merealisasikannya dalam tingkah laku kehidupannya.
Pekerjaan Guru adalah mendidik. Mendidik itu merupakan suatu usaha yang amat
kompleks, mengingatkan banyaknya kegiatan yang harus diantisipasi untuk membantu anak
didik menjadi orang yang dewasa. Kecakapan mendidik mutlak diperlukan, agar tujuan
pendidikan itu dapat tercapai, untuk itu seorang guru benar-benar dituntut untuk bekerja
secara profesional. Dengan kata lain guru adalah pekerjaan profesional.
D. PESERTA DIDIK
Peserta didik adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik ditinjau dari segi
fisik maupun dari segi perkembangan mental. Setiap individu memerlukan bantuan dan
perkembangan pada tingkat yang sesuai dengan tugas perkembangan setiap anak didik.
Peserta didik berbeda menurut kodratnya di mana ia sedang mendapatkan pendidikan. Dalam
keluarga yang berfungsi sebagai peserta didik adalah anak, di sekolah-sekolah adalah murid,
di masyarakat yaitu anak-anak yang mebutuhkan bimbingan dan pertolongan menurut
lembaga yang mengasuh pendidikan tersebut. Dengan demikian pendidikan harus memahami
irama perkembangan setiap peserta didik pada tiap-tiap tingkat perkembangan sehingga
memungkinkan memberikan bantuan yang tepat dan berdaya guna. Adapun hubungan antara
pendidik dan peserta didik itu dalam proses belajar mengajar itulah yang merupakan faktor
yang sangat menentukan.
Setiap kegiatan pendidikan sudah pasti memerlukan unsur anak didik sebagai sasaran
dari pada kegiatan tersebut. Yang dimaksudkan dengan anak didik di sini adalah anak yang
belum dewasa yang memerlukan bimbingan dan pertolongan dari orang lain yang sudah
dewasa, guna dapat melaksankan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai warga negara,
sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu yang mandiri.
Sudah di jelaskan bahwa anak pada waktu lahir mendapkan bekal berupa perbuatan sikap
yang di sebut insting. Insting tidak banyak berperan dalam kehidupan manusia. Selain itu,
juga mendapatkan bekal berupa benih dan potensi yang mempunyai kemungkinan
berkembang pada waktunya dan apabila ada kesempatan dan stimulusnya melalui kegiatan
pendidikan yang diberikan padanya. Benih atau potensi tersebut dinamakan pembawaan.
Setiap anak didik mempunyai pembawaan yang berlainan. Karena itu pendidik wajib
senantiasa berusaha untuk mengetahui pembawaan masing-masing anak didiknya, agar
layanan pendidikan yang diberikan itu sesuai dengan keadaan pembawaan masing-masing.
E. Kurikulum
Banyak para ahli yang mendifinisikan kurikulum, yaitu antara lain:
a. Lewis dan Meil
Kurikulum adalah seperangkat bahan pelajaran, merumuskan hasil belajar, penyediaan
kesempatan belajar, kewajiban peserta didik.
b. Taba
Kurikulum adalah tak peduli bagaimana rancangan detailnya. Suatu kurikum biasanya
mengandung suatu kenyataan mengenai maksud dan tujuan tertentu. Ia memberi petunjuk
tentang beberapa pilihan dan susunan isinya. Ia menyuratkan pola-pola belajar dan mengajar
tertentu, baik karena dikehendaki oleh tujuannya maupun oleh susunan isinya. Akibatnya ia
memerluakn suatu program pengevakuasian hasil-hasilnya.
c. Stratemayer Sc
Dewasa ini kurikulum dianggap sebagai hal yang meliputi bahan pelajaran dan kegiatan
kelas yang dilakukan anak dan pemuda; keseluruhan pengalaman di dalam dan diluar sekolah
atau kelas yang di sponsori oleh sekolah: dan seluruh pengalaman hidup murid. Adapun
batasan yang di terima pedidikan harus menetapkan ke arah ilmu pengetahuan, pengertian-
pengertian, kecakapan-kecakapan yang manakah pengalaman-pengalaman yang baru akan
dibimbing. Kebijaksanaan ini menentukan kurikulum berhasil diterapkan di sekolah apa
tidak.
d. Webster
Dalam kamusnya, kurikulum diartikan dalam dua macam, yaitu yang pertama, sejumlah
mata pelajaran yang harus di tempuh atau di pelajari murid di sekolah atau perguruan tinggi
untuk memperolah ijazah tertentu. Yang kedua, sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan
oleh suatu lembaga pendidikan atau suatu departeman.
e. Pasal 1 butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, definisi
kurikulum yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk tujuan pendidikan tertentu.
f. Kurikulum secara sederhana kita sebut program pendidikan adalah jalan terdekat untuk
sampai kepada tujuan pendidikan.
Menurut Brubecher, dengan tujuan atau arah proses pendidikan yang ditetapkan, langkah
selanjutnya sesudah jelas yaitu cara-cara dan alat-alat untuk mencapai tujuan tersebut.
Diantara semua itu maka kurikulum meminta perhatian pertama. Sesuai dengan asal
pengertiannya, menurut bahasa latin, kurikulum ialah suatu landasan terbang, suatu arah yang
dilalui orang untuk mencapai tujuan, seperti dalam suatu perlombaan, kurikulum atau
kadang-kadang di sebut bahan pelajaran. Apapun namanya, namun kurikulum itu
menggambarkan landasan di atas, maka murid dan guru berjalan bersama mencapai tujuan
dari pendidikan.
Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat di simbulkan sebagai berikut: kurikulum
merupakan rumusan, tujuan mata pelajaran, garis besar pokok bahasan penilaian dan
perangkat lainnya. Sedangkan pokok pikiran penting yang biasa dalam kurikulum adalah
tujuan pendidikan, bahan pelajaran, pengalaman dan aspek perencanaan.
Isi dari program pendidikan adalah segala sesuatu yang di berikan kepada peserta didik
dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-
jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing bidang tersebut, jenis-jenis
bidang studi yang di tentukan atas dasar tujuan instruksional lembaga pendidikan yang
bersangkutan. Isi program suatu bidang studi yang diajarkan sebenarnya adalah isi kurikulum
itu sendiri, atau ada juga yang menyebut dengan nama silabus bagi pendidikan di perguruan
tinggi. Silabus biasanya dijabarkan kedalam bentuk pokok-pokok bahasan dan sub-sub pokok
bahasan, serta uraian bahan pelajaran. Uraian bahan pelajaran inilah yang di jadikan dasar
pangambilan bahan dalam setiap kegiatan belajar mengajar di kelas oleh pihak pendidik.
Penentuan pokok-pokok dan sub-sub pokok bahsan didasarkan pada tujuan intruksional.
Ada dua tujuan yang terdapat dalam kurikulum dalam suatu pendidikan yaitu :
a. Tujuan yang ingin di capai secara keseluruhan
Tujuan ini biasanya meliputi aspek-aspek ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai-nilai yang di harapkan dimiliki oleh para lulusan lembaga pendidikan yang
bersangkutan. Itulah sebabnya tujuan ini disebut tujuan intruksional atau kelembagaan.
b. Tujuan yang ingin di capai oleh setiap bidang studi/mata kuliah.
Tujuan ini adalah penjabaran tujuan intuksional diatas yang meliputi tujuan kurikulum
dan intruksional yang terdapat dalam GPP (Garis- garis Besar Pengajaran) tiap bidang
studi/mata kuliah. Baik kuirkulum maupun intruksinal juga mencakup aspek-aspek
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diharapkan dimiliki oleh setiap peserta
didik setelah mempelajari tiap bidang studi dan pokok bahasan dalam proses pengajaran.
Suatu tujuan tidak akan tercapai dengan mudah tanpa melalui hambatan-hambatan.
Hambatan-hambatan dalam pengembangan kurikulum dikelas antara lain yaitu:
a) Guru
Guru dalam berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum. Hal ini di sebabkan beberapa
hal, pertama: kurang waktu, kedua: perbedaan pendapat antara guru dan kepala sekolah
dalam kurikum yang akan diterapkan dan administatornya, ketiga: kemampuan guru yang
terbatas.
b) Masyarakat
Untuk mengembangan kurikulum dibutuhkan dukungan dari masyarakat baik dalam
pembiayaan maupun dalam memberikan umpan balik terhadap sistem pendidik atau
kurikulum yang sedang berjalan.
c) Biaya
Untuk mengembangan kurikulum, apalagi yang berbentuk eksepimen baik metode, ini
atau sistem secara keseluruhan membutuhkan biaya yang sering tidak sedikit.
F. METODE-METODE PEMBELAJARAN.
a. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara penyampaian informasi melalui penuturan secara lisan oleh
pendidik kepada peserta didik. Prinsip dasar metode ini terdapat di dalam Al Qur’an Surat
Yunus ayat 23 yang artinya:
Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di
muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, Sesungguhnya (bencana) kezalimanmu
akan menimpa dirimu sendiri (hasil kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi,
kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan. (Q.S. Yunus : 23)
b. Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan
beberapa pertanyaan kepada murid tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan
yang telah mereka baca.
c. Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian/ penyampaian bahan pelajaran dimana
pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik/ membicarakan dan menganalisis
secara ilmiyah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai
alternative pemecahan atas sesuatu masalah. Abdurrahman Anahlawi menyebut metode ini
dengan sebutan hiwar (dialog).
d. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru memberikan
tugas-tugas tertentu kepada murid-murid, sedangkan hasil tersebut diperiksa oleh guru dan
murid harus mempertanggung jawabkannya.
e. Metode Demontrasi
Metode demontrasi adalah suatu cara mengajar dimana guru mempertunjukan tentang
proses sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu sedangkan murid memperhatikannya.
f. Metode Amsal/perumpamaan
Yaitu cara mengajar dimana guru menyampaikan materi pembelajaran melalui contoh
atau perumpamaan.
g. Metode Targhib dan Tarhib
Yaitu cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan
ganjaran terhadap kebaikan dan hukuman terhadap keburukan agar peserta didik melakukan
kebaikan dan menjauhi keburukan.
h. Metode pengulangan (tikror)
Yaitu cara mengajar dimana guru memberikan materi ajar dengan cara mengulang-
ngulang materi tersebut dengan harapan siswa bisa mengingat lebih lama materi yang
disampaikan.
Satu proses yang penting dalam pembelajaran adalah pengulangan/latihan atau praktek
yang diulang-ulang. Baik latihan mental dimana seseorang membayangkan dirinya
melakukan perbuatan tertentu maupun latihan motorik yaitu melakukan perbuatan secara
nyata merupakan alat-alat bantu ingatan yang penting. Latihan mental, mengaktifkan orang
yang belajar untuk membayangkan kejadian-kejadian yang sudah tidak ada untuk berikutnya
bayangan-bayangan ini membimbing latihan motorik. Proses pengulangan juga dipengaruhi
oleh taraf perkembangan seseorang. Kemampuan melukiskan tingkah laku dan kecakapan
membuat model menjadi kode verbal atau kode visual mempermudah pengulangan. Metode
pengulangan dilakukan Rasulullah saw. ketika menjelaskan sesuatu yang penting untuk
diingat para sahabat.

A. Kesimpulan
Suatu pendidikan di mulai dari keberadaan manusia pada zaman primitif sampai
zaman modern (masa kini), bahkan selama masih ada kehidupan manusia didunia pendidikan
akan tetap berlangsung karena itu adalah hakikat manusia dalam kehidupannya.
Dalam pendidikan ada 1). Tujuan pendidikan yaitu: mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. 2). Pendidik atau guru banyak diartikan orang, ada yang
mengatakan di gugu lan ditiru (Jawa), yaitu orang yang harus di gugu dan di tiru oleh semua
muridnya. Artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan di
yakini sebagai kebenaran oleh semua muridnya dan sekaligus untuk diteladani.3). Peserta
didik adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik ditinjau dari segi fisik maupun
dari segi perkembangan mental.4). kurikulum adalah rumusan, tujuan mata pelajaran, garis
besar pokok bahasan penilaian dan perangkat lainnya.5). metode pembelajaran keterbatasan
sumber referensi maupun keterbatasan pengetahuan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
saran dan kritik para pembaca untuk memperbaiki makalah ini agar lebih baik lagi.
Daftar Pustaka
1. Mudyahardjo, Redja. 2004. Filsafat Pendidikan: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
2. Saifullah, Ali. 2004. Antra Filsafat dan Pendidikan. Surabaya: Usaha Offset Printing.
3. Jalaluddin. 2002. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Gaya Media Pratama.
4. Ahmadi, Abu dan Joko Triprasetyo, 2005, Strategi Belajar Mengajar, Bandung : Pustaka
setia.
5. Al Syaibani, Omar Mohammad, 1979, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta : Bulan Bintang.
6. www.filsafatpendidikanblogs.com

Anda mungkin juga menyukai