Puji syukur kami ucapkan pada Allah SWT karena dengan ridhonya kami dapat
menyusun serta dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat serta salam tak lupa pula kami
ucapkan kepada nabi besar Muhammad SAW beserta pengikut beliau dari
dahulu,sekarang,dan hingga hari akhir nanti. Ucapan terima kasih tak lupa juga kami ucapkan
pada dosen mata kuliah KEPERAWATAN MATERNITAS yang telah memberikan kami
bimbingan serta pengajaran kapada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami
ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi fistula genitalia
2. Untuk mengetahui etiologi padaFistula Genetalia
3. Untuk mengetahui klasifikasi fistula genetelia
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis Fistula Genetalia
5. Untuk mengetahui patofisiologi Fistula Genetalia
6. Untuk mengetahui tanda dan gejala Fistula Genetalia
7. Untuk mengetahui komplikasi Fistula Genetalia
8. Untuk mengetahui pencegahan Fistula Genetalia
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan Fistula Genetalia
10. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Fistula Genetalia
11. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari fistula genitalia
3
BAB II
PEMBAHASAN
Genitalia Fistula adalah suatu ostium abnormal, berliku-liku antara dua organ berongga
internal atau antara organ berongga internal dan dengan tubuh bagian luar. Nama fistula
menandakan kedua area yang berhubungan secara abnormal (Suzanne C. Smeltzer. 2001).
Fistula merupakan saluran yang berasal dari rongga atau tabung normal kepermukaan
tubuh atau ke rongga lain, fistula ini diberi nama sesuai dengan hubungannya (misalnya :
rekto-vaginal, kolokutaneus) (Sylvia A. Price, 2005).
Fistula adalah sambungan abnormal diantara dua permukaan epitel. Genitalia ialah organ
reproduksi (Kamus Keperawatan Lengkap). Fistula vagina adalah suatu kondisi medis yang
parah di mana suatu fistula (lubang) berkembang antara rektum dan vagina atau antara
kandung kemih dan vagina setelah parah atau gagal melahirkan, saat perawatan medis yang
cukup tidak tersedia. Fistula genitalia adalah terjadinya hubungan antara traktus genitalia
dengan traktus urinarius atau, gastrointestinal(Chris Brooker. 2008).
Terjadinya penekanan jalan lahir oleh kepala bayi dalam waktu lama, seperti pada partus
lama iskemia kemudian nekrosis lambat, atau akibat terjepit oleh alat pada persalinan buatan.
Partus dengan tindakan, seperti pada tindakan SC, kranioklasi, dekapitasi, ekstraksidengan
cunam, seksio-histerektomia.
2. Sebab ginekologik
b.Histerektomi totalis.
c.Lokasi terbanyak pada apeks vagina ukuran 1-2 mm Terjadi akibat terjepit oleh klem
atau terikat oleh jahitan.
3. Sebab trauma terjadi karena trauma (abortus kriminalis). Fistula biasanya berkembang
ketika terjadi penekanan persalinan yang lama anak yang belum lahir begitu erat di jalan lahir
4
yang dipotong aliran darah ke jaringan sekitarnya yang necrotise dan akhirnya membusuk.
Cedera ini dapat disebabkan oleh pemotongan kelamin perempuan, aborsi, atau panggul patah
tulang. Penyebab lainnya yang secara langsung potensial untuk pengembangan fistula
obstetrik adalah pelecehan seksual dan perkosaan, terutama dalam konflik/pasca konflik
daerah, trauma bedah lainnya, kanker ginekologi atau radioterapi pengobatan terkait lainnya,
dan mungkin yang paling penting, terbatas atau tidak memiliki akses ke perawatan kandungan
atau layanan darurat. Penyebab distal yang dapat menyebabkan perkembangan isu-isu
kepedulian.
Salah satu etiologi dari terbentuknya fistel adalah dari pembedahan. Biasanya karena
terjadi kurangnya ke sterilan alat atau kerusakan intervensi bedah yang merusak abdomen.
Maka kuman akan masuk kedalam peritoneum hingga terjadinya peradangan pada peritoneum
sehingga keluarnya eksudat fibrinosa (abses), terbentuknya abses biasanya disertai dengan
demam dan rasa nyeri pada lokasi abses. Infeksi biasanya akan meninggalkan jaringan parut
dalam bentuk pita jaringan (perlengketan/adesi), karena adanya perlengketan maka akan
terjadinya kebocoran pada permukaan tubuh yang mengalami perlengketan sehingga akan
menjadi sambungan abnormal diantara 2 permukaan tubuh. Maka dari dalam fistel akan
meneluarkan drain atau feses. Karena terjadinya kebocoran pada permukaan tubuh yang
mengalami perlengketan maka akan menyumbat usus dan gerakan peristaltik usus akan
berkurang sehingga cairan akan tertahan didalam usus halus dan usus besar (yang bisa
menyebabkan edema), jika tidak di tangani secara cepat maka cairan akan merembes kedalam
rongga peritoneum sehingga terjadinya dehidrasi.
5
2.5 Manifestasi Klinis Fistula Genetalia
Gejala tergantung pada kekhususan defek. Pus atau feses dapat bocor secara konstan
dari lubang kutaneus. Gejala ini mungkin pasase flatus atau feses dari vagina atau
kandung kemih,tergantung pada saluran fistula. Fistula yang tidak teratasi dapat
menyebabkan infeksi sistemik disertai gejala yang berhubungan.
infeksi Kuman/bakteri
Jaringan parut
peritonium
Pita jaringan
Peradangan peritonium
Perlengketan/adesi
Meyumbat usus
Gerakan peristaltik
berkurang
Dehidrasi/kekurangan
volume cairan
6
2.7 Tandadan Gejala Fistula genetalia
Gangguan yang dihasilkan biasanya mencakup :
1. Inkontinensia urine
2. Infeksi parah dan ulserasi pada saluran vagina
3. Sering terjadi kelumpuhan yang disebabkan oleh kerusakan
4. Wanita merasa tidak nyaman
5. Haid terganggu,amenorrhoe sekunder
6. Kulit sekitar anus tebal
7. Infeksi pada jalan lahir
8. Pada pemeriksaan spekulum terlihat dinding vesika menonjol keluar
9. Flatus dari vagina,keluar cairan dari rectum
2.8 Pencegahan Fistula Genetalia
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara :
1. Pemeriksaan secara rutin keperawatan kandungan
2. Dukungan dari profesional perawatan kesehatan terlatih selama kehamilan,
3. Menyediakan akses ke keluarga berencana
4. Mempromosikan praktek jarak antar kelahiran
5. Mendukung perempuan dalam bidang pendidikan
6. Menunda pernikahan dini
2.9 Penatalaksanaan Fistula Genetalia
1. Medis
Pengobatan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara operasi. Operasi
untuk kasus ini tanpa komplikasi memiliki tingkat keberhasilan 90%. Operasi
ini sukses dapat memungkinkan perempuan untuk hidup normal dan memiliki
anak lagi. Perawatan pasca operasi sangat penting untuk mencegah infeksi.
Beberapa wanita yang tidak bersedia untuk operasi ini, dapat mencari
pengobatan alternatif yang disebut urostomy (pengumpulan urin dipakai setiap
hari).
Manfaat tersbesar dariperawatan bedah adalah bahwa banyak wanita
dapat kembali bergabung dengan keluarga mereka,masyarakat,dan masyarakat
tanpa malu dari kondisi mereka karena bocor dan tidak bau lagi.
2. Keperawatan
a. Pra operasi : persiapan fisik,lab,antibiotika profilaksis,persiapan kolon bila
perlu.
b. Waktu reparasi, tergantung sebab :
7
- Trauma operasi segera,saat operasi tersebut,atau ditunda jika diketahui
pasca op.
- Obstetrik 3 bulan pascasalin, kecuali fistula fekalis dilakukan setelah 3-
6 bulan.
c. Pasca operasi : drainase urine keteter terpasang.
8
BAB III
3.1 Pengkajian
1. Identitas
Biasanya berisi nama,jenis kelamin,alamat,nomor medikal record,penanggung
jawab,agama,tanggal masuk,dll.
2. Tanda tanda vital
Tekanan darah : Biasanya normal
Suhu : Biasanya normal
Pernafasa : Biasanya normal
Nadi : Biasanya normal
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya terjadi partus lama, partus dengan tindakan SC, karsinoma, radiasi,
trauma operasi atau kelainan congenital, aborsi, pelecehan seksual, atau
pemerkosaan.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya terjadi kelumpuhan, inkontinensia urine, haid klien biasanya
terganggu, kulit sekitar anus tebal, infeksi pada jalan lahir, dinding vesika
menonjol keluar, dan keluar cairan dari rectum.
c. Riwayat kesehatan keluarga
d. Riwayat menstruasi
Biasanya haid klien terganggu dengan terjadi amnorrhoe sekunder
4. Pemeriksaan fisik
a. Rambut
Biasanya rambut klien bersih, tidak ada ketombe.
b. Mata
Biasanya simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, dan pupil isokor.
c. Hidung
Biasanya tidak terdapat oedema, tidak ada lesi dan simetris kiri dan kanan.
d. Telinga
Simetris kiri dan kanan, pendengaran baik
e. Mulut
9
Biasanya mukosa bibir lembab
f. Leher
Biasanya tidak ada pembesaran dan pembengkakan kelenjar getah bening
g. Payudara
Biasanya simetris kiri dan kanan tidak ada pembengkakan, papilla mamae
h. Jantung
I : biasanya ictus cordis tidak terlihat
P : biasanya ictus cordis teraba
P : biasanya pekak
A:biasanya BJ I dan BJ II teratur
i. Abdomen
Inspeksi : biasanya tidak asites
Auskultasi : biasanya bising usus normal
Palpasi : biasanya tidak terdapat nyeri tekan dan nyeri lepas
Perkusi : biasanya tympani
j. Genitalia
Biasanya keluar cairan dari rectum dan vagina, kulit sekitar anus tebal, infeksi
pada jalan lahir, dan dinding vesika menonjol keluar.
k. Ekstremitas
Biasanya terjadi kelumpuhan pada ekstremitas bawah akibat trauma operasi.
3.2 Diagnosa keperawatan
1. Nyeri b.d iritasi mukosa, proses imflamasi
2. Resiko tinggi infeksi b.d penurunan daya tahan tubuh, proses pembedahan
3. Gangguan konsep diri b.d perubahan pola defekasi
4. Kecemasan b.d perubahan status kesehatan
5. Kurang pengetahuan b.d kurang informasi, kesalahan interpretasi
3.3 Intervensi keperawatan
No. Diagnosa NOC NIC
1 Nyeri b.d iritasi Pain level 1. Lakukan
mukosa, proses Pain control pengkajian nyeri
imflamasi Comfort level 2. Observasi reaksi
Kriteria hasil : Komunikasi
a. Mampu mengontrol terapeutik untuk
nyeri mengetahui
10
b. Melaporkan bahwa pengalaman nyeri
nyeri berkurang pasien
dengan 3. Kaji kultur nyeri
menggunakan pasien yang
manajemen nyeri mempengaruhi
c. Mampu mengenali nyeri
nyeri 4. Evaluasi
d. Menyatakan rasa pengalaman nyeri
nyaman setelah nyeri 5. Evaluasi bersama
pasien dan im
kesehatan lain
6. Bantu pasien dan
keluarga untuk
mencari dukungan
7. Kurangi faktor
presipitasi nyeri
8. Ajarkantentang
teknik
nonfarmakologi
9. Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
10. Evaluasi
keefektifan control
nyeri
2 Resiko tinggi infeksi Immune status 1. Bersihkan
b.d penurunan daya Knowledge : lingkungan setelah
tahan tubuh, proses infection control dipakai pasien lain
pembedahan Risk control 2. Pertahankan teknik
Kriteria hasil: isolasi
a. Klien bebas dari 3. Batasi pengunjung
tanda dan gejala bila perlu
infeksi 4. Cuci tangan
b. Mendeskripsikan sesudah dan
11
proses penuralan sebelum tindakan
penyakit keperawatan
c. Menunjukkan 5. Pertahankan
kemampuan untuk lingkungan aseptik
mencegah timbulnya selama
infeksi pemasangan alat
d. Menunjukkan 6. Tingkatkan intake
perilaku hidup sehat nutrisi
7. Monitor tanda dan
gejala infeksi
sistemik dan lokal
3 Kekurangan volume Noc : Nic :
cairan Fluid balance Fluid management
Hydration - Pertahankan
Nutritional status : catatan intake dan
food and output cairan
2. Tekanan makanan/cairan
tanda
dehidrasi,eliastisitas
turgor baik,membran
mukosa
lembab,tidak ada
rasa haus berlebihan.
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pelayanan asuhan keperawatan pada ibu post fistuloraphy atas indikasi fistula
vesiko vaginalis harus sesuai dengan instruksi dokter. Asuhan yang diberikan
kepada ibu tersebut, seperti mengontrol keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital,
menganjurkan ibu untuk bed rest total dan banyak minum air putih sesuai yang
diinstruksikan dokter, menganjurkan ibu untuk makan yang cukup dan
mengingatkan ibu untuk rutin minum obat yang diresepkan dokter.
4.2 Saran
Semoga dalam pembuatan makalah ini berguna bagi pembaca pada umumnya dan
khusunya berguna bagi penulis dalam memberikan asuhan keperawatan pada ibu
post fistuloraphy atas indikasi fistula vesiko vaginalis. Dalam pembuatan makalah
ini, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, agar pembuatan
makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi.
13
DAFTAR PUSTAKA
MA Pranata. Fistula Genetalia.Diambil dari : repository.usu.ac.id. Pada : 24 Maret 2019.
Pukul : 20.10
L Ertandri. Fistula Genetalia Pemeriksaan.2016. Diambil dari : jurnal.fk.unand.ac.id.Pada :
24 Maret 2019.Pukul : 20.13
B Rifai. Fistula Genetalia. Diambil dari: eprints.ums.ac.id. Pada : 24 Maret 2019. Pukul :
20.16
14