Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan pada Allah SWT karena dengan ridhonya kami dapat
menyusun serta dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat serta salam tak lupa pula kami
ucapkan kepada nabi besar Muhammad SAW beserta pengikut beliau dari
dahulu,sekarang,dan hingga hari akhir nanti. Ucapan terima kasih tak lupa juga kami ucapkan
pada dosen mata kuliah KEPERAWATAN MATERNITAS yang telah memberikan kami
bimbingan serta pengajaran kapada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami
ini.

Kami menyadari, meskipun kami telah berusaha dengan sebaik-baiknya dalam


menyelesaikan makalah ini tapi kami mengetahui makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Karena itu kami mohon kritik serta saran yang kiranya dapat membangun bagi kami sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini menjadi lebih baik. Kami berharap selain untuk
memenuhi nilai dalam mata kuliah KEPERAWATAN MATERNITAS, makalah ini juga
bermanfaat bagi teman-teman dan seluruh pembacanya.

Madiun,24 Maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 2


1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3. Tujuan ............................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Fistula Genetalia............................................................................... 4


2.2 Etiologi Fistula Genetalia............................................................................... 4
2.3 Klasifikasi Fistula Genetalia .......................................................................... 5
2.4 Patofisiologi Fistula Genetalia ....................................................................... 5
2.5 Manifestasi klinis Fistula Genetalia ............................................................... 6
2.6 Pathway fistula genitalia ................................................................................ 6
2.7 Tanda dan gejala Fistula Genetalia ................................................................ 7
2.8 Pencegahan Fistula Genetalia ........................................................................ 7
2.9 Penatalaksanaan Fistula Genetalia ................................................................. 7
2.10 Komplikasi Fistula Genetalia ......................................................................... 8
2.11 Pemeriksaan penunjang Fistula Genetalia ..................................................... 8
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

3.1 Pengkajian ...................................................................................................... 9


3.2 Diagnosa keperawatan ................................................................................... 10
3.3 Intervensi keperawatan .................................................................................. 10
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan .................................................................................................... 13


4.2 Saran .............................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 14

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fistula genitalia banyak ditemukan di negara berkembang sebagai akibat persalinan yang
lama maupun penanganan yang kurang baik. Dinegara maju kasus ini terbanyak disebabkan
oleh tindakan operasi histerektomi maupun secara abdominal (Sarwono, 2009) Fistula
genitalia ini merupakan kasus yang tidak seorangpun membayangkan akan terjadi pada
penderitanya. Penderitaan pasien, bukan hanya difisik saja tetapi berupa mudah mengalami
ISK, namun memiliki dampak psikososial yang dirasakan lebih menyakitkan. Penderita
merasa terisolasi dari pergaulan, keluarga dan lingkungan kerjanya oleh karena enantiasa
mengeluarkan urine dan bau yang tidak sedap setiap saat.
Tidak jarang suami meninggalkan nya dengan alasan karena tidak terpenuhinya kebutuhan
biologis dengan wajarnya (Sarwono, 2009) Kasus ini seringkali dialami oleh para wanita dari
kalangan sosio ekonomi yang rendah dimana pada saat kehamilan dan persalinan tidak
mendapat pelayanan yang mamadai sehingga berlangsung lama dan terjebak pada persalinan
kasip.
Angka kejadian fistula Genitalia pasti di Indonesia sulit didapatkan oleh karena banyak
laporan hanya menggambarkan kejadian penderita yang datang ke rumah sakit. WHO (1991)
melaporkan angka kejadian di Afrika 55-80 per 100.000 kelahiran hidup. Di Ethopia 90%
disebabkan oleh persalinan kasip.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi tentangFistula Genetalia?
2. Bagaimana etiologi padaFistula Genetalia ?
3. Bagaimana klasifikasi fistula genetelia?
4. Bagaimana manifestasi klinis Fistula Genetalia?
5. Bagaimana patofisiologi Fistula Genetalia?
6. Bagaimana tanda dan gejala Fistula Genetalia?
7. Bagaimana komplikasi Fistula Genetalia?
8. Bagaimana pencegahan Fistula Genetalia?
9. Bagaiamana penatalaksanaan Fistula Genetalia?
10. Bagaimana pemeriksaan penunjang Fistula Genetalia?
11. Bagaimana asuhan keperawatan Fistula Genetalia?

2
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi fistula genitalia
2. Untuk mengetahui etiologi padaFistula Genetalia
3. Untuk mengetahui klasifikasi fistula genetelia
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis Fistula Genetalia
5. Untuk mengetahui patofisiologi Fistula Genetalia
6. Untuk mengetahui tanda dan gejala Fistula Genetalia
7. Untuk mengetahui komplikasi Fistula Genetalia
8. Untuk mengetahui pencegahan Fistula Genetalia
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan Fistula Genetalia
10. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Fistula Genetalia
11. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari fistula genitalia

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Fistula Genetalia

Genitalia Fistula adalah suatu ostium abnormal, berliku-liku antara dua organ berongga
internal atau antara organ berongga internal dan dengan tubuh bagian luar. Nama fistula
menandakan kedua area yang berhubungan secara abnormal (Suzanne C. Smeltzer. 2001).

Fistula merupakan saluran yang berasal dari rongga atau tabung normal kepermukaan
tubuh atau ke rongga lain, fistula ini diberi nama sesuai dengan hubungannya (misalnya :
rekto-vaginal, kolokutaneus) (Sylvia A. Price, 2005).

Fistula adalah sambungan abnormal diantara dua permukaan epitel. Genitalia ialah organ
reproduksi (Kamus Keperawatan Lengkap). Fistula vagina adalah suatu kondisi medis yang
parah di mana suatu fistula (lubang) berkembang antara rektum dan vagina atau antara
kandung kemih dan vagina setelah parah atau gagal melahirkan, saat perawatan medis yang
cukup tidak tersedia. Fistula genitalia adalah terjadinya hubungan antara traktus genitalia
dengan traktus urinarius atau, gastrointestinal(Chris Brooker. 2008).

2.2 Etiologi Fistula


1. Sebab obstetrik

Terjadinya penekanan jalan lahir oleh kepala bayi dalam waktu lama, seperti pada partus
lama iskemia kemudian nekrosis lambat, atau akibat terjepit oleh alat pada persalinan buatan.
Partus dengan tindakan, seperti pada tindakan SC, kranioklasi, dekapitasi, ekstraksidengan
cunam, seksio-histerektomia.

2. Sebab ginekologik

a.Proses keganasan/carsinoma terutama carsinoma cervix, radiasi/penyinaran, trauma


operasi atau kelainan kongenital.

b.Histerektomi totalis.

c.Lokasi terbanyak pada apeks vagina ukuran 1-2 mm Terjadi akibat terjepit oleh klem
atau terikat oleh jahitan.

3. Sebab trauma terjadi karena trauma (abortus kriminalis). Fistula biasanya berkembang
ketika terjadi penekanan persalinan yang lama anak yang belum lahir begitu erat di jalan lahir
4
yang dipotong aliran darah ke jaringan sekitarnya yang necrotise dan akhirnya membusuk.
Cedera ini dapat disebabkan oleh pemotongan kelamin perempuan, aborsi, atau panggul patah
tulang. Penyebab lainnya yang secara langsung potensial untuk pengembangan fistula
obstetrik adalah pelecehan seksual dan perkosaan, terutama dalam konflik/pasca konflik
daerah, trauma bedah lainnya, kanker ginekologi atau radioterapi pengobatan terkait lainnya,
dan mungkin yang paling penting, terbatas atau tidak memiliki akses ke perawatan kandungan
atau layanan darurat. Penyebab distal yang dapat menyebabkan perkembangan isu-isu
kepedulian.

2.3 Klasifikasi Fistula


1. Fistula enterocutaneous : Adalah bagian dinding GI tract yang terbuka sehingga
menyebabkan keluarnya isi perut dan keluarnya melalui kulit.
2. Fistula enterovesicular(vesikovaginal dan uretrovaginal)
Fistula vesikovaginal adalah ostium antara kandung kemih dan vagina sedangkan
fistula uretrovaginal adalah ostium antara uretra dan vagina. Fistula bagian ini
dapat mengakibatkan sering terjadinya infeksi saluran kemih.
2.4 Patofisiologi Fistula Genetalia

Salah satu etiologi dari terbentuknya fistel adalah dari pembedahan. Biasanya karena
terjadi kurangnya ke sterilan alat atau kerusakan intervensi bedah yang merusak abdomen.
Maka kuman akan masuk kedalam peritoneum hingga terjadinya peradangan pada peritoneum
sehingga keluarnya eksudat fibrinosa (abses), terbentuknya abses biasanya disertai dengan
demam dan rasa nyeri pada lokasi abses. Infeksi biasanya akan meninggalkan jaringan parut
dalam bentuk pita jaringan (perlengketan/adesi), karena adanya perlengketan maka akan
terjadinya kebocoran pada permukaan tubuh yang mengalami perlengketan sehingga akan
menjadi sambungan abnormal diantara 2 permukaan tubuh. Maka dari dalam fistel akan
meneluarkan drain atau feses. Karena terjadinya kebocoran pada permukaan tubuh yang
mengalami perlengketan maka akan menyumbat usus dan gerakan peristaltik usus akan
berkurang sehingga cairan akan tertahan didalam usus halus dan usus besar (yang bisa
menyebabkan edema), jika tidak di tangani secara cepat maka cairan akan merembes kedalam
rongga peritoneum sehingga terjadinya dehidrasi.

5
2.5 Manifestasi Klinis Fistula Genetalia

Gejala tergantung pada kekhususan defek. Pus atau feses dapat bocor secara konstan
dari lubang kutaneus. Gejala ini mungkin pasase flatus atau feses dari vagina atau
kandung kemih,tergantung pada saluran fistula. Fistula yang tidak teratasi dapat
menyebabkan infeksi sistemik disertai gejala yang berhubungan.

2.6 Pathway Fistula Genitalia


Fistel/pembedahan

Alat bedah kurang steril

infeksi Kuman/bakteri

Jaringan parut
peritonium
Pita jaringan
Peradangan peritonium
Perlengketan/adesi

Eksudat fibronase (abses)


Kebocoran permukaan
tubuh
Demam/hipertermi Nyeri akut
Sambungan abnormal
diantara 2 permukan tubuh perlengketan

Meyumbat usus

Gerakan peristaltik
berkurang

Cairan tertahan diusus


Cairan merembes
halus dan usus besar

Edema Rongga peritoneum

Dehidrasi/kekurangan
volume cairan

6
2.7 Tandadan Gejala Fistula genetalia
Gangguan yang dihasilkan biasanya mencakup :
1. Inkontinensia urine
2. Infeksi parah dan ulserasi pada saluran vagina
3. Sering terjadi kelumpuhan yang disebabkan oleh kerusakan
4. Wanita merasa tidak nyaman
5. Haid terganggu,amenorrhoe sekunder
6. Kulit sekitar anus tebal
7. Infeksi pada jalan lahir
8. Pada pemeriksaan spekulum terlihat dinding vesika menonjol keluar
9. Flatus dari vagina,keluar cairan dari rectum
2.8 Pencegahan Fistula Genetalia
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara :
1. Pemeriksaan secara rutin keperawatan kandungan
2. Dukungan dari profesional perawatan kesehatan terlatih selama kehamilan,
3. Menyediakan akses ke keluarga berencana
4. Mempromosikan praktek jarak antar kelahiran
5. Mendukung perempuan dalam bidang pendidikan
6. Menunda pernikahan dini
2.9 Penatalaksanaan Fistula Genetalia
1. Medis
Pengobatan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara operasi. Operasi
untuk kasus ini tanpa komplikasi memiliki tingkat keberhasilan 90%. Operasi
ini sukses dapat memungkinkan perempuan untuk hidup normal dan memiliki
anak lagi. Perawatan pasca operasi sangat penting untuk mencegah infeksi.
Beberapa wanita yang tidak bersedia untuk operasi ini, dapat mencari
pengobatan alternatif yang disebut urostomy (pengumpulan urin dipakai setiap
hari).
Manfaat tersbesar dariperawatan bedah adalah bahwa banyak wanita
dapat kembali bergabung dengan keluarga mereka,masyarakat,dan masyarakat
tanpa malu dari kondisi mereka karena bocor dan tidak bau lagi.
2. Keperawatan
a. Pra operasi : persiapan fisik,lab,antibiotika profilaksis,persiapan kolon bila
perlu.
b. Waktu reparasi, tergantung sebab :
7
- Trauma operasi segera,saat operasi tersebut,atau ditunda jika diketahui
pasca op.
- Obstetrik 3 bulan pascasalin, kecuali fistula fekalis dilakukan setelah 3-
6 bulan.
c. Pasca operasi : drainase urine keteter terpasang.

2.10 Komplikasi Fistula Genetalia


1. Infeksi
2. Gangguan fungsi reproduksi
3. Gangguan dalam berkemih
4. Gangguan dalam defekasi
5. Ruptur/perforasi organ terkait

2.11 Pemeriksaan Penunjang Fistula Genetalia


1. Darah lengkap
2. CT
3. BT
4. Golongan darah
5. Urium creatiumi
6. Protein
7. Albumin

8
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

3.1 Pengkajian
1. Identitas
Biasanya berisi nama,jenis kelamin,alamat,nomor medikal record,penanggung
jawab,agama,tanggal masuk,dll.
2. Tanda tanda vital
Tekanan darah : Biasanya normal
Suhu : Biasanya normal
Pernafasa : Biasanya normal
Nadi : Biasanya normal
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya terjadi partus lama, partus dengan tindakan SC, karsinoma, radiasi,
trauma operasi atau kelainan congenital, aborsi, pelecehan seksual, atau
pemerkosaan.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya terjadi kelumpuhan, inkontinensia urine, haid klien biasanya
terganggu, kulit sekitar anus tebal, infeksi pada jalan lahir, dinding vesika
menonjol keluar, dan keluar cairan dari rectum.
c. Riwayat kesehatan keluarga
d. Riwayat menstruasi
Biasanya haid klien terganggu dengan terjadi amnorrhoe sekunder
4. Pemeriksaan fisik
a. Rambut
Biasanya rambut klien bersih, tidak ada ketombe.
b. Mata
Biasanya simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, dan pupil isokor.
c. Hidung
Biasanya tidak terdapat oedema, tidak ada lesi dan simetris kiri dan kanan.
d. Telinga
Simetris kiri dan kanan, pendengaran baik
e. Mulut
9
Biasanya mukosa bibir lembab
f. Leher
Biasanya tidak ada pembesaran dan pembengkakan kelenjar getah bening
g. Payudara
Biasanya simetris kiri dan kanan tidak ada pembengkakan, papilla mamae
h. Jantung
I : biasanya ictus cordis tidak terlihat
P : biasanya ictus cordis teraba
P : biasanya pekak
A:biasanya BJ I dan BJ II teratur
i. Abdomen
Inspeksi : biasanya tidak asites
Auskultasi : biasanya bising usus normal
Palpasi : biasanya tidak terdapat nyeri tekan dan nyeri lepas
Perkusi : biasanya tympani
j. Genitalia
Biasanya keluar cairan dari rectum dan vagina, kulit sekitar anus tebal, infeksi
pada jalan lahir, dan dinding vesika menonjol keluar.
k. Ekstremitas
Biasanya terjadi kelumpuhan pada ekstremitas bawah akibat trauma operasi.
3.2 Diagnosa keperawatan
1. Nyeri b.d iritasi mukosa, proses imflamasi
2. Resiko tinggi infeksi b.d penurunan daya tahan tubuh, proses pembedahan
3. Gangguan konsep diri b.d perubahan pola defekasi
4. Kecemasan b.d perubahan status kesehatan
5. Kurang pengetahuan b.d kurang informasi, kesalahan interpretasi
3.3 Intervensi keperawatan
No. Diagnosa NOC NIC
1 Nyeri b.d iritasi  Pain level 1. Lakukan
mukosa, proses  Pain control pengkajian nyeri
imflamasi  Comfort level 2. Observasi reaksi
Kriteria hasil : Komunikasi
a. Mampu mengontrol terapeutik untuk
nyeri mengetahui

10
b. Melaporkan bahwa pengalaman nyeri
nyeri berkurang pasien
dengan 3. Kaji kultur nyeri
menggunakan pasien yang
manajemen nyeri mempengaruhi
c. Mampu mengenali nyeri
nyeri 4. Evaluasi
d. Menyatakan rasa pengalaman nyeri
nyaman setelah nyeri 5. Evaluasi bersama
pasien dan im
kesehatan lain
6. Bantu pasien dan
keluarga untuk
mencari dukungan
7. Kurangi faktor
presipitasi nyeri
8. Ajarkantentang
teknik
nonfarmakologi
9. Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
10. Evaluasi
keefektifan control
nyeri
2 Resiko tinggi infeksi  Immune status 1. Bersihkan
b.d penurunan daya  Knowledge : lingkungan setelah
tahan tubuh, proses infection control dipakai pasien lain
pembedahan  Risk control 2. Pertahankan teknik
Kriteria hasil: isolasi
a. Klien bebas dari 3. Batasi pengunjung
tanda dan gejala bila perlu
infeksi 4. Cuci tangan
b. Mendeskripsikan sesudah dan

11
proses penuralan sebelum tindakan
penyakit keperawatan
c. Menunjukkan 5. Pertahankan
kemampuan untuk lingkungan aseptik
mencegah timbulnya selama
infeksi pemasangan alat
d. Menunjukkan 6. Tingkatkan intake
perilaku hidup sehat nutrisi
7. Monitor tanda dan
gejala infeksi
sistemik dan lokal
3 Kekurangan volume Noc : Nic :
cairan  Fluid balance Fluid management
 Hydration - Pertahankan
 Nutritional status : catatan intake dan
food and output cairan

 Fluid intake - Monitor status

Kriteria hasil : hidrasi

1. Mempertahankan - Monitor vital sign

urine output - Monitor masukan

2. Tekanan makanan/cairan

darah.nadi,suhu dan hitung intake

tubuh dalam batas kalori cairan

normal - Berilah cairan IV

3. Tidak ada tanda pada suhu ruangan

tanda
dehidrasi,eliastisitas
turgor baik,membran
mukosa
lembab,tidak ada
rasa haus berlebihan.

12
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pelayanan asuhan keperawatan pada ibu post fistuloraphy atas indikasi fistula
vesiko vaginalis harus sesuai dengan instruksi dokter. Asuhan yang diberikan
kepada ibu tersebut, seperti mengontrol keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital,
menganjurkan ibu untuk bed rest total dan banyak minum air putih sesuai yang
diinstruksikan dokter, menganjurkan ibu untuk makan yang cukup dan
mengingatkan ibu untuk rutin minum obat yang diresepkan dokter.
4.2 Saran
Semoga dalam pembuatan makalah ini berguna bagi pembaca pada umumnya dan
khusunya berguna bagi penulis dalam memberikan asuhan keperawatan pada ibu
post fistuloraphy atas indikasi fistula vesiko vaginalis. Dalam pembuatan makalah
ini, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, agar pembuatan
makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi.

13
DAFTAR PUSTAKA
MA Pranata. Fistula Genetalia.Diambil dari : repository.usu.ac.id. Pada : 24 Maret 2019.
Pukul : 20.10
L Ertandri. Fistula Genetalia Pemeriksaan.2016. Diambil dari : jurnal.fk.unand.ac.id.Pada :
24 Maret 2019.Pukul : 20.13
B Rifai. Fistula Genetalia. Diambil dari: eprints.ums.ac.id. Pada : 24 Maret 2019. Pukul :
20.16

14

Anda mungkin juga menyukai