Anda di halaman 1dari 9

Pengertian Vaksin

Vaksin (dari kata vaccinia, penyebab infeksi cacar sapi yang ketika diberikan kepada manusia, akan
menimbulkan pengaruh kekebalan terhadap cacar), adalah bahan antigenik yang digunakan untuk
menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau virus, sehingga
dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau "liar".
Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan, sehingga tidak menimbulkan
penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasil-hasil pemurniannya
(protein, peptida, partikel serupa virus, dsb.). Vaksin akan mempersiapkan sistem
kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan terhadap seranganpatogen tertentu, terutama bakteri, virus,
atau toksin. Vaksin juga bisa membantu sistem kekebalan untuk melawan sel-sel degeneratif (kanker).
Edward Jenner menyadari bahwa mereka yang telah terinfeksi oleh cacar sapi (cowpox) sebelumnya,
maka tidak akan terkena smallpox (Variola vera).
D. Vaksin yang Diberikan Pada Manusia
Di Indonesia, vaksin hepatitis B, polio, BCG, DTP dan campak merupakan imunisasi wajib. Sedangkan
sisanya merupakan vaksinasi yang direkomendasikan. Berikut ini adalah jenis-jenis vaksin yang
direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam program imunisasi, di antaranya:
1. Hepatitis B
Hepatitis B merupakan salah satu penyakit infeksi hati berbahaya yang disebabkan oleh virus melalui
cairan tubuh dan darah. Pemberian vaksin hepatitis B bisa dilakukan pertama kali pada anak setelah
kelahirannya. Selanjutnya vaksin ini bisa kembali diberikan pada saat anak berusia satu bulan dan
pemberian ketiga di kisaran usia 3-6 bulan.
Efek samping vaksin hepatitis B yang tergolong umum adalah demam dan rasa lelah pada anak.
Sedangkan efek samping yang jarang terjadi adalah gatal-gatal, kulit menjadi kemerahan, dan
pembengkakan pada wajah.
2. Polio
Polio merupakan penyakit virus yang dapat menyebabkan kelumpuhan, sesak napas, dan terkadang
kematian. Pemberian vaksin polio harus dilakukan dalam satu rangkaian, yaitu pada saat anak baru
dilahirkan dan pada saat anak berusia dua, empat, serta enam bulan. Vaksin ini selanjutnya bisa diberikan
kembali di usia satu setengah tahun, dan yang terakhir di usia lima tahun.
Efek samping vaksin polio yang paling umum adalah demam dan kehilangan nafsu makan, sedangkan
efek samping yang sangat jarang terjadi adalah reaksi alergi berupa gatal, kulit kemerahan, wajah
membengkak hingga susah bernapas atau menelan.
3. BCG
Vaksin BCG diberikan untuk mencegah penyakit tuberkulosis atau yang lebih dikenal sebagai TBC.
Penyakit ini merupakan penyakit serius yang dapat ditularkan melalui hubungan dekat dengan orang yang
terinfeksi TB, seperti hidup di rumah yang sama.
Pemberian vaksin BCG hanya dilakukan satu kali, yaitu pada saat anak baru dilahirkan hingga berusia
dua bulan. Efek samping vaksin BCG yang paling umum adalah munculnya benjolan bekas suntik pada
kulit, sedangkan efek samping yang sangat jarang terjadi adalah reaksi alergi.
4. DTP
Vaksin DTP merupakan jenis vaksin gabungan. Vaksin ini diberikan untuk mencegah
penyakit difteri, tetanus, dan pertusis. Pertusis lebih dikenal dengan sebutan batuk rejan.
Difteri merupakan penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan sesak napas, radang paru-paru, hingga
masalah pada jantung dan kematian. Sedangkan tetanus merupakan penyakit kejang dan kaku otot yang
sama mematikannya. Dan yang terakhir adalah batuk rejan atau pertusis, yaitu penyakit batuk parah yang
dapat mengganggu pernapasan. Sama seperti difteri, batuk rejan juga dapat menyebabkan radang paru-
paru, kerusakan otak, bahkan kematian.
Pemberian vaksin DTP harus dilakukan lima kali, yaitu pada saat anak berusia:
Dua bulan
Empat bulan
Enam bulan
Satu setengah tahun
Lima tahun
Vaksin DTP tidak dilisensikan untuk anak-anak usia di atas tujuh tahun, remaja, atau dewasa. Namun
vaksin sejenis yang disebut Tdap bisa diberikan pada usia 12 tahun. Efek samping vaksin DTP yang
tergolong umum adalah rasa nyeri, demam, dan mual. Efek samping yang jarang terjadi adalah kejang-
kejang.

5. Campak
Campak adalah penyakit virus yang menyebabkan demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, radang mata,
dan ruam. Vaksin campak diberikan tiga kali yaitu pada saat anak berusia sembilan bulan, dua tahun, dan
enam tahun.
6. MMR
Selain vaksin campak biasa, ada pilihan alternatif yaitu vaksin MMR yang merupakan vaksin kombinasi.
Vaksin ini merupakan gabungan antara vaksin campak,gondong, dan campak Jerman.
Gondong merupakan penyakit virus yang menyebabkan terjadinya pembengkakan kelenjar parotis di
bawah telinga. Gejala lain dari gondong adalah demam, nyeri sendi, dan sakit kepala. Campak Jerman
merupakan penyakit virus yang dapat menyebabkan nyeri sendi, pilek, demam, pembengkakan kelenjar di
sekitar kepala dan leher, serta munculnya ruam berwarna merah pada kulit.
Pemberian vaksin MMR dilakukan dua kali, yaitu saat anak berusia satu tahun tiga bulan dan saat anak
berusia 15-18 bulan dengan minimal jarak 6 bulan dengan pemberian vaksin campak. Pemberian kedua
diberikan saat anak berusia 6 tahun. Sebagai patokan, imunisasi campak diberikan dua kali atau MMR
dua kali.
Efek samping vaksin MMR yang paling umum adalah demam dan efek samping yang jarang terjadi
adalah sakit kepala, ruam berwarna ungu pada kulit, muntah, nyeri pada tangan atau kaki, dan leher kaku.
Banyak beredar isu negatif seputar imunisasi, salah satunya adalah isu autisme akibat pemberian vaksin
MMR. Isu tersebut sama sekali tidak benar. Hingga kini tidak ditemukan kaitan yang kuat antara
imunisasi MMR dengan autisme.
7. Hib
Vaksin Hib diberikan untuk mencegah infeksi mematikan yang disebabkan oleh bakteri haemophilus
influenza tipe B. Beberapa kondisi parah yang dapat disebabkan virus Hib adalah meningitis (radang
selaput otak), pneumonia (radang paru-paru), septic arthritis (radang sendi), dan pericarditis (radang
kantong jantung).
Pemberian vaksin Hib harus dilakukan empat kali, yaitu saat anak berusia dua bulan, empat bulan, enam
bulan, dan 18 bulan. Efek samping yang mungkin terjadi setelah vaksin Hib adalah reaksi alergi berupa
kemerahan dan gatal.
8. Pneumokokus
Vaksin pneumokokus (PCV) diberikan untuk mencegah penyakit pneumonia,meningitis, dan septikemia
yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae.
Pemberian vaksin ini harus dilakukan secara berangkai, yaitu saat anak berusia dua, empat, dan enam
bulan. Selanjutnya pemberian vaksin dapat kembali dilakukan saat anak berusia 12-15 bulan.
Efek samping vaksin PCV yang bisa terjadi adalah pembengkakan dan warna kemerahan pada bagian
yang disuntik, serta diikuti dengan demam ringan.
9. Rotavirus
Vaksin rotavirus merupakan jenis vaksin untuk mencegah diare. Pemberian vaksin ini dilakukan secara
berangkai, yaitu pada saat anak berumur 10 minggu dan 6 minggu (maksimal pada usia 6 bulan). Efek
samping vaksin rotavirus yang paling umum diare ringan. Efek pada bayi dapat menyebabkannya menjadi
lebih rewel.
10. Varisela
Vaksin varisela merupakan vaksin untuk mencegah penyakit cacar air yang disebabkan oleh virus
varicella zoster. Vaksin ini diberikan pada anak berusia satu tahun ke atas. Vaksin diberikan dua kali jika
anak berusia di atas 13 tahun dengan jarak waktu 4-8 minggu.
Efek samping pemberian vaksin varisela yang tergolong umum adalah kemerahan dan nyeri pada bagian
yang disuntik. Dan efek samping yang tergolong lebih jarang adalah ruam kulit.
11. HPV
Vaksin HPV diberikan kepada remaja perempuan untuk mencegah kanker serviksatau kanker pada leher
rahim yang sebagian besar kasusnya disebabkan oleh virusHuman papilloma virus. Vaksin HPV dapat
diberikan sejak anak berumur 10 hingga 26 tahun. Efek samping pemberian vaksin HPV yang tergolong
umum adalah:
Sakit kepala
Nyeri, bengkak, gatal, memar, dan merah pada bagian kulit yang disuntik
Demam
Nyeri tangan dan kaki
Mual
Sedangkan efek samping yang jarang terjadi adalah urtikaria atau biduran.
12. Hepatitis A
Vaksin hepatitis A diperuntukkan mencegah penyakit hepatitis A yang disebabkan oleh virus. Vaksin ini
harus diberikan dua kali mulai usia 2 tahun. Suntikan pertama dan kedua harus berjarak 6 bulan atau 12
bulan.
Efek samping vaksin hepatitis A yang umum adalah demam dan rasa lelah, sedangkan efek samping yang
tergolong jarang adalah gatal-gatal, batuk, sakit kepala, dan hidung tersumbat.
13. Tifus
Vaksin tifus diberikan untuk mencegah penyakit tifus yang disebabkan oleh bakteriSalmonella typhi.
Gejala penyakit ini meliputi demam, diare, dan sakit kepala.Jika tidak segera ditangani, gejala tersebut
bisa memburuk, dan menyebabkan berbagai komplikasi, seperti infeksi usus dan perforasi (robek) usus.
Pemberian vaksin tifus bisa dilakukan pada saat anak berusia 2 tahun dengan frekuensi pengulangan tiap
tiga tahun sekali. Efek samping pemberian vaksin tifus yang mungkin saja terjadi adalah:
Nyeri, bengkak, dan merah pada bagian yang disuntik
Demam
Sakit kepala
Tidak enak badan
Sakit perut
Diare
Vaksinasi dewasa
Selain jadwal vaksinasi anak ada juga jadwal vaksinasi dewasa yang direkomendasikan oleh PAPDI (Persatuan Ahli
Penyakit Dalam Indonesia). Terdapat dua tabel:
Di Jepang Vaksinasi Dewasa sudah umum dilakukan, di Amerika Serikat umumnya juga direkomendasikan seperti
di Indonesia, di beberapa negara Eropa ada Vaksinasi Dewasa yang gratis dan ada pula yang menjadi kewajiban
dengan sanksi tertentu, jika tidak melakukannya.
Vaksinasi lansia
Vaksinasi/imunisasi pada lansia/manula perlu dilakukan, mengingat lansia kekebalan tubuhnya telah menurun dan
hal ini dapat diperparah dengan adanya kurang gizi yang bisa disebabkan kurangnya asupan gizi atau tingkat
penyerapan gizi oleh tubuh yang sudah menurun.
Menurut Perserikatan Bangsa Bangsa, pertumbuhan lansia di Indonesia termasuk yang tertinggi di dunia dan pada
tahun 2020 diperkirakan terdapat 25,5 juta lansia.
Pada tahun 2005 telah ada Konsensus Nasional Imunisasi untuk Usia Lanjut bagi mereka yang berumur mulai dari
60 tahun ke atas, karena jika lansia terkena penyakit infeksi, maka penyembuhannya akan sulit, apalagi banyak
kuman yang sudah resisten terhadap antibiotik yang umum dan kondisi tubuhnya telah lemah.
Vaksinasi yang dianjurkan adalah:
Vaksinasi Influenza, sebaiknya diberikan pada komunitas di panti werdha maupun yang memiliki
penyakit kronis, misalnya diabetes. Vaksinasi ini perlu diulang tiap tahun
Vaksinasi Pneumonia, sebaiknya diberikan pada komunitas di panti werdha dan bagi mereka yang pernah
divaksinasi sebelum usia 60 tahun perlu dilakukan vaksinasi ulang/kembali, demikian juga yang
mengalami penurunan kekebalan tubuh karena diabetes, gagal ginjal kronik, dan penyakit hati kronik.
E. Tujuan imunisasi
Tujuan imunisasi adalah merangsang sistem imunologi tubuh untuk membentuk antibodi spesifik
sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. Ada
beberapa jenis vaksin. Namun, apa pun jenisnya tujuannya sama, yaitu menstimulasi reaksi kekebalan
tanpa menimbulkan penyakit.

F. Manfaat Vaksin
Berikut ini beberapa manfaat vaksin bagi tubuh, diantaranya adalah:
v Dapat Menyelamatkan Hidup Anak-anak
Dengan adanya kemajuan di bidang ilmu kedokteran, dapat memberikan dampak yang positif bagi anak-
anak kita, dimana mereka dapat terlindung dari berbagai jenis penyakityang bisa menyerang mereka
kapan saja. Kita tahu bahwa usia kana-kanak merupakan usia yang rentan terhadap serangan berbagai
macam penyakit, karena diusia tersebut mereka belum memiliki sistem kekebalan tubuh sekuat orang-
orang dewasa.
Namun dengan kemajuan ilmu di bidang kedokteran tersebut, beberapa penyakit yang dapat membuat
mereka cidera atau bahkan dapat mengakibatkan kematian pada usia anak-anak dapat dikurangi
prosentasenya, yaitu dengan jalan memberikan mereka vaksin yang bekerja dengan aman dan efektif di
dalam tubuh. Salah satu contoh kasus yang pernah terjadi adalah wabah polio yang dapat menyebabkan
kelumpuhan bahkan kematian ya bagi penderita di tiap harinya. Kasus tersebut terjadi hampir diseluruh
negara-negara di dunia ini. Dengan pemberian vaksin polio, laporan tentang akibat penyakit tersebut
menurun dengan drastis.
v Vaksin Sangat Aman dan Juga Efektif
Pemberian vaksin pada anak-anak akan dapat menimbulkan ketidaknyaman bagi mereka, seperti dengan
timbulnya rasa nyeri baik itu di bagian yang terkena suntikan vaksin maupun anggota tubuh yang lain,
serta juga dapat menimbulkan ruam pada kulit yang terkena suntikan. Namun tentu saja hal itu hanya
berlangsung untuk sementara waktu saja.
Kasus timbulnya alergi pasca pemberian vaksin sangat jarang terjadi. Hal tersebut tentu saja tak
sebanding dengan apabila mereka merasakan sakit akibat serangan suatu penyakit berbahaya dan
mematikan. Manfaat pencegahan dengan mendapatkan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping
yang mungkin dirasakan oleh anak-anak tersebut.
v Vaksin Dapat Membantu Mencegah Penularan Suatu Penyakit pada Orang Lain.
Beberapa tahun yang lalu banyak sekali kita dengar mengenai kasus kematian pada bayi dan anak-anak
yang diakibatkan oleh serangan penyakit campak maupun pertusis (batuk rejan). Hal tersebut kebanyakan
terjadi pada bayi maupun anak-anak yang belum sempat mendapatkan vaksin. Hal tersebut mungkin saja
dikarenakan oleh beberapa kondisi seperti terjadinya alergi yang cukup parah, sistem kekebalan tubuh
yang lemah, karena kondisi kesehatan seperti leukemia, maupun karena adanya alasan lain.
Untuk itu, bagi bayi maupun anak-anak yang berpotensi untuk mendapatkan vaksin, sebaiknya mereka
mendapatkan vaksinasi, yaitu melalui prosedur imunisasi lengkap. Hal ini tidak hanya melindungi
mereka, tetapi juga dapat membantu mencegah penyebaran penyakit pada mereka sendiri maupun pada
orang lain.
v Dapat Menghemat Waktu dan Biaya
Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan pemberian vaksin dapat membantu anak-anak terhindar dari
berbagai macam penyakit yang dapat menyebabkan cacat yang berkepanjangan, dimana hal tersebut tentu
saja akan merugikan baik dari segi waktu maupun dari segi materi hanya untuk melakukan tindakan
perawatan dan pengobatan yang bisa terjadi dalam kurun waktu yang panjang.
Dengan memberikan vaksin pencehan penyakit sejak dini pada anak-anak, merupakan suatu investasi
yang menguntungkan bagi kita, dimana pemborosan terhadap waktu dan materi dapat lebih
diminimalkan. Pemberian vaksin merupakan suatu program pemerintah, dimana hal tersebut bisa
didapatkan dengan gratis tanpa biaya apapun. Selain itu dampak yang bisa dirasakan adalah anak-anak
dapat terhindar dari seangan berbagai penyakit berbahaya nantinya.
v Dapat Melindungi Generasi Berikutnya.
Dengan pemberian vaksin telah terbukti dapat menurunkan resiko terhadap berbagai jenis penyakit yang
dapat berdampak pada kematian maupun cacat yang berkepanjangan bagi anak-anak generasi masa
depan. Beberapa contoh diantaranya adalah pemberian vaksinasi cacar pada usia anak-anak dapat
membantu menyelamatkan mereka dari serangan cacar di masa depan.
Contoh lainnya adalah pemberian vaksin campak, dapat membantu menurunkan resiko penularan virus
tersebut dari seorang wanita hamil kepada janin yang dikandungnya maupun bagi bayi yang baru lahir
secara drastis. Untuk itu sangat penting bagi bayi atau anak-anak untuk dapat segera mendapatkan
vaksinasi secara lengkap dan benar guna pencegahan terserangnya berbagai jenis penyakit berbahaya di
masa depan.

G. Efek Samping Vaksin


Umumnya efek samping imunisasi tergolong ringan, misalnya:
· Nyeri atau bekas berwarna kemerahan di bagian yang disuntik
· Demam
· Mual
· Pusing
· Hilang nafsu makan
· Untuk efek samping yang tergolong parah (misalnya kejang dan reaksi alergi), jarang sekali terjadi.

BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Vaksin (dari kata vaccinia, penyebab infeksi cacar sapi yang ketika diberikan kepada manusia, akan
menimbulkan pengaruh kekebalan terhadap cacar), adalah bahan antigenik yang digunakan untuk
menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau virus, sehingga
dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau "liar". Macam-macam
vaksin antara lain:
a. Vaksin Hepatitis B
b. Vaksin Polio
c. Vaksin BCG
d. Vaksin DTP
e. Vaksin Campak
f. Vaksin MMR
g. Vaksin Hib
h. Vaksin Pneumokokus
i. Vaksin Rotavirus
j. Varisela
k. Vaksin HPV
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran. Apabila ada
kekurangan dalam penyelesaian makalah ini kami mohon kritik dan saran agar makalah ini dapat
bermanfaat
DAFTAR PUSTAKA

http://fitriinurraiini.blogspot.co.id/2013/08/macam-macam-jenis-vaksin-dan-kegunaanya.html
http://manfaat.co.id/manfaat-vaksin-bagi-tubuh
https://id.wikipedia.org/wiki/Vaksin
www.alodokter.com/imunisasi-dpt-manfaat-dan-efek-sampingnya
www.biofarma.co.id/id/proses-pembuatan-vaksin/
www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-vaksin-dan-contohnya/
www.news-medical.net/health/Vaccine-History-(Indonesian).aspx

Anda mungkin juga menyukai