Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KEPERAWATAN JIWA II

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK(TAK)


STIMULASI PRESEPSI UMUM

Disusun oleh :
Kelompok 11

Gading Ramanesa 201702016


Kartika Syahara 201702022
Naning Noviana 201702032
Nurul Hidayah 201702036

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Manusia sebagai mahkluk sosial yang hidup berkelompok dimana satu dengan
yang lainnya saling behubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial. Kebutuhan
sosial yang dimaksud antara lain : rasa menjadi milik orang lain atau keluarga,
kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan penghargaan orang lain dan
kebutuhan pernyataan diri.Secara alamiah individu selalu berada dalam kelompok,
sebagai contoh individu berada dalam satu keluarga. Dengan demikian pada
dasarnya individu memerlukan hubungan timbal balik, hal ini bisa melalui
kelompok.
Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan dampak
positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan
seseorang. Meningkatnya penggunaan kelompok terapeutik, modalitas merupakan
bagian dan memberikan hasil yang positif terhadap perubahan perilaku pasien atau
klien, dan meningkatkan perilaku adaptif dan mengurangi perilaku maladaptif.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh individu atau klien melalui terapi
aktifitas kelompok meliputi dukungan (support), pendidikan meningkatkan
pemecahan masalah, meningkatkan hubungan interpersonal dan
juga meningkatkan uji realitas (reality testing) pada klien dengan gangguan
orientasi realitas (Birckhead, 1989).
Terapi aktifitas kelompok sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa,
bahkan dewasa ini terapi aktifitas kelompok merupakan hal yang penting dari
ketrampilan terapeutik dalam keperawatan. Terapi kelompok telah diterima profesi
kesehatan.
Pimpinan kelompok dapat menggunakan keunikan individu untuk mendorong
anggota kelompok untuk mengungkapkan masalah dan mendapatkan bantuan
penyelesaian masalahnya dari kelompok, perawat juga adaptif menilai respon klien
selama berada dalam kelompok.
II. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi secara umum
?
2. Apa saja yang terkandung dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi
secara umum?
3. Bagaimana proses keperawatan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi
secara umum?

III. Tujuan
1. Supaya mahasiswa mampu menjelaskan terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi secara umum.
2. Supaya mahasiswa mampu melaksanakan kegitan terapi aktivitas kelompok
stimulasi persepsi secara umum.
3. Supaya mahasiswa mampu mengerti dan memahami apa saja yang terkandung
dan proses keperawatan dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi
secara umum.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok
klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau
diarahkan oleh seorang therapist (Yosep,2009).
Pengertian TAK stimulasi persepsi menurut Purwaningsih dan Karlina (2009)
adalah terapi yang bertujuan untuk membantu klien yang mengalami kemunduruan
orientasi, menstimulasi persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikir dan
afektif serta mengurangi perilaku maladaftif. Pengertian yang lain menurut Keliat
dan Akemat (2005), TAK stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan
untuk didiskusikan dalam kelompok.

B. Tujuan
Tujuan umum TAK stimulasi perseptif adalah klien mempunyai kemampuan
untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.
Sementara tujuan khususnya:
1. Klien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan
tepat
2. Klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dialami

C. Sesi yang digunakan


1. Sesi I : Menonton Film
2. Sesi II : Mendengarkan Musik
3. Sesi III : Menggambar

D. Tim Medis
Leader
Uraian tugas :
1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2. Memimpin jalannya terapi kelompok
3. Memimpin diskusi
Co-Leader
Uraian tugas :
1. Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3. Membantu memimpin jalannya kegiatan
4. Menggantikan leader jika terhalang tugas
Observasi
Uraian tugas :
1. Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu, tempat dan
jalannya acara
2. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok denga
evaluasi kelompok
Fasilitator
Uraian tugas :
1. Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2. Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3. Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
4. Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6. Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

E. Tahapan Interaksi Perawat-Pasien dalam Komunikasi Terapeutik

a. Tahap pre interaksi


Kegiatan yang dilakukan meliputi: mengumpulkan data tentang klien,
mengeksplorasi perasaan, fabtasi dan ketakutan klien, membuat rencana pertemuan
dengan klien (kegiatan, waktu dan tempat).
b. Tahap orientasi
Kegiatan yang dilakukan meliputi: memberikan salam dan tersenyum pada
klien, melakukan validasi (kognitif, psikomotor, afektif), memperkenalkan nama
perawat, menanyakan nama panggilan kesukaan klien, menjelaskan tanggung
jawab perawat dan klien, menjelaskan peran perawat dan klien, menjelaskan
kegiatan yang akan dilakukan, menjelaskan tujuan, menjelaskan waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan kegiatan dan menjelaskan kerahasiaan.
c. Tahap kerja
Kegiatan yang dilakukan meliputi: memberi kesempatan pada klien untuk
bertanya, menanyakan keluhan utama atau keluhan yang mungkin berkaitan
dengan kelancaran pelaksanaan kegiatan, memulai kegiatan dengan cara yang baik
dan melakukan kegiatan sesuai dengan rencana.
d. Tahap terminasi
Kegiatan yang dilakukan meliputi: menyimpulkan hasil kegiatan (evaluasi
hasil dan proses), memberikan reinforcement positif, merencanakan tindak lanjut
dengan klien, melakukan kontrak untuk pertemuan selanjutnya (waktu, tempat,
topik) dan mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik

F. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan
klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.

e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab


dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
a. Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi
dalam kelompok secara bertahap.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Landasan teori

Terapi aktivitas kelompok merupakan tindakan keperawatan, oleh karena


itu, perlu dimasukkan dalam rencana tindakan keperawatan pada masalah
keperawatan tertentu. Terapi aktivitas kelompok dibagi dalam 4 yaitu: terapi
aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok
stimulasi sensori, terapi aktivitas kelompok realita, dan terapi aktivitas
kelompok sosialisasi.

Terapi aktivitas kelompok( TAK ) : stimulasi sensori adalah upaya


menstimulasi semua panca indra (sensori) agar memberi respon yang adekuat.
Aktivitas stimulasi sensori dapat berupa stimulus berupa penglihatan,
pendengaran, dan lain-lainnya seperti: gambar,video,tarian, dan nyanyian.

Klien yang mempunyai indikasi TAK simulasi sensori adalah klien


isolasi sosial, menarik diri, harga diri rendah yang disetai kurang komunikasi
verbal. Aktivitas digunakan sebagai stimulus sensori klien kemudian
diobservasi reasi sensori klien terhadap stimulus yang disediakan, berupa
ekspresi perasaan secara non verbal (ekspresi wajah dan gerakan tubuh).

Biasanya klien yang tidak mau mengungkapkan komunikasi verbal akan


terstimulasi emosi dan perasaannya serta menampilkan respon. Aktivitas yang
digunakan sebagai stimulus adalah musik, seni, menyanyi dan menari. Jika hobi
klien diketahui sebelumnya dapat dipakai sebagai stimulus, misalnya lagu
kesukaan klien dapat digunakan sebagai stimulus.
B. Antisipasi Masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien lain
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
3. Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah dipilih
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh klien
tersebut
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi pesan
pada kegiatan ini

C. Klien
Karakteritik klien :
Klien yang mempunyai indikasi TAK simulasi sensori adalah klien isolasi sosial,
menarik diri, harga diri rendah yang disetai kurang komunikasi verbal.
Proses seleksi :
1. Menkaji klien dengan tanda isolasi sosial, menarik diri,harga diri rendah.
2. Menkomunikasikan dengan perawat ruangan
3. Mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing
4. Kontrak dengan pasien yang telah masuk dalam karakteristik klien.

Data klien :
Daftar nama klien :

a. Ny .Mia
b. Ny. Santi
c. Tn. Dwi
d. Ny. Lili
e. Ny. Aci
D. Karakteristik klien
1. Jika klien pergi atau meninggalkan ruangan terapis mengingatkan kontrak
yang telah disepakati.
2. Jika pasien diam fasilitator membujuk klien untuk berbicara jika klien tetap
tidak mau berbicara terapis atau leader meningkatkan motivasi klien dengan
mengatakan “ Yang lain bisa pasti Bapak bisa “
3. Jika klien melakukan hal –hal yang tidak di inginkan (amuk, Mengganggu
pasien lain, ribut ) terapis mengingatkan tentang aturan permainan

E. Pengorganisasian
Pelaksanaan :
 Sesi 1(Menonton Film)

Hari : Rabu
Tanggal : 13 November 2019
Pukul : 10.00 WIB.
Tempat : Runagan STIKES BHM MADIUN
Terapis :
Leadear : Gading Ramanesa
Co Leader : Kartika Syahara
Observer : Nurul Hidayah
Fasilitator : Naning Noviana
Data Klien :
1. Ny.Rima
2. Ny.Novianti
3. Ny.Mayang
4. NY.Suci
5. Ny.Eva
Peralatan :

1. Laptop
2. Film yang akan diputar (Film “Laskar Pelangi”)
3. LCD/Proyektor
4. Buku catatan dan pulpen
Setting Tempat :

 Terapis dan klien duduk membentuk huruf “U” menghadap ke


LCD/Proyektor
 Ruangan nyaman dan tenang
 Bagan Seetting

⌂∆ ◙

Keterangan:

⌂ : Leader

∆ : Co Leader

○ : Perawat/ Fasilitator

● : Pasien

☺ : Observer

◙ : Laptop

 Sesi 2 (Mendengarkan Musik)


Hari : Kamis
Tanggal : 14 November 2019
Pukul : 09.00 WIB.
Tempat : Runagan STIKES BHM MADIUN
Terapis :
Leadear : Nurul Hidayah
Co Leader : Naning Noviana
Observer : Gading Ramanesa
Fasilitator : Kartika Syahara
Data Klien :
1. Ny.Rima
2. Ny.Novianti
3. Ny.Mayang
4. NY.Suci
5. Ny.Eva
Peralatan :

1. Laptop
2. Sound
3. Lagu yang seru(lagu dangdut)

Setting Tempat :

 Terapis dan klien duduk melingkar menghadap ke moderator


 Ruangan nyaman dan tenang
 Bagan Seetting

Keterangan:

⌂ : Leader

∆ : Co Leader

○ : Perawat/ Fasilitator

● : Pasien

☺ : Observer

◙ : Laptop
 Sesi 3(Menggambar)
Hari : Jum’at
Tanggal : 15 November 2019
Pukul : 09.00 WIB.
Tempat : Ruangan STIKES BHM MADIUN
Terapis :
Leadear : Naning Noviana
Co Leader : Kartika Syahara
Observer : Gading Ramanesa
Fasilitator : Nurul Hidayah
Data Klien :
1. Ny.Rima
2. Ny.Novianti
3. Ny.Mayang
4. NY.Suci
5. Ny.Eva
Peralatan :

1. 5 lembar kertas dan 5 buah pensil


2. 5 meja belajar kecil

Setting Tempat :

 Terapis dan klien duduk sejajar menghadap ke depan


 Ruangan nyaman dan tenang
 Bagan Seetting

◙ ⌂

Keterangan:

⌂ : Leader

∆ : Co Leader
○ : Perawat/ Fasilitator

● : Pasien

☺ : Observer

: Meja belajar kecil

F. Kegiatan

 SESI 1: MENONTON FILM


A. Tujuan :
1. Klien mampu menyebutkan apa yang dilihat
2. Klien dapat meberikan pendapat tentang terhadap film yang ditonton
3. Klien dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat klien lain

B. Metode :
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab

C. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Memlih dan membuat kontrak dengan klien sesuai indikasi: klien
perubahan sensori presepsi dan klien menarik diri yang telah mengikuti
taks
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari perawat
2) Perkenalkan nama dan penggilan perawat
3) Menanyankan nam dan panggilan semua klien
b. Evaluasi atau falidasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menayakan masalah yang dirasakan
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu menonton film dan bercakap-
cakap tentang film yang ditonton
2) Menjelaskan aturan main berikut.
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan klien harus meminta izin
kepada perawat
 Lama kegiatan 35 menit
 Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Tentukan film yang menarik dan mudah dimengerti oleh klien
b. Beri kesempatan bagi klien untuk menonton film selama 10 menit dan
setelah itu matikan tontonan film.
c. Tanyakan pendapat seorang klien mengenai film yang telah ditonton
d. Tanyakan pendapat klien lain terhadap pendapat klien sebelumnya
e. Berikan pujian/penghargaan atas kemampuan klien memberi pendapat
f. Ulangi c,d, dan e sampai semua klien mendapat kesempatan
g. Beri kesimpulan film yang ditonton.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Perawat menanyakan perasan klien setelah mengikuti TAK
2) Perawat memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien untuk melatih kemampuan mempersepsikan
tayangan film tertentu dan mendiskusikannya pada orang lain
2) Membuat jadwal menonton film
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati kegiatan TAK yang akan dating yaitu mendengarkan
musik
2) Menyepakati waktu dan tempat
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi presepsi umum, sesi 1 kemampuan yang
diharapkan adalah memberi pendapat tentang film tersebut, memberi
tanggapan terhadap pendapat klien lain dan mngikuti kegiatan sampai
selesai

 SESI II : MENDENGAR MUSIK


A. Tujuan
1. Klien mampu mengenali musik yang didengar
2. Klien mempu memberii respon terhadap music
3. Klien mampu menceritakan perasannya setelh mendengarkan music

B. Metode
1. Diskusi
2. Sharing persepsi

C. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi menarik
diri, harga diri rendah dan tidak mau bicara
b. Mempersiakan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
1) Salam terapeutik
2) Salam dari terapis kepada klien
3) Evaluasi atau validasi
4) Menanyakan perasaan klien saat ini
5) Kontrak
a. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaiu mendengarkan music
b. Terapis menjelaskan aturan main berikut :
 Jika ada klien yang ingin meningalkan kelompok, harus minta
ijin kepeda terapis
 Lama kegiatan 35 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri ( nama, dan
nama panggilan ) dimulai dari terapis secara berurutan searah jarum
jam.
b. Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis mengajak
semua klien untuk bertepuk tangan.
c. Terapis dan klien memakai papan nama.
d. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh tepuk tangan
atau berjoget sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai klien akan
diminta mencritakan isi dari lagu tersebut dan perasaan klien setelah
mendengan lagu.
e. Terapis memutar lagu, klien mendengar boleh berjoget, tepuk tangan
(kira-kira 15 menit) music yang diputar boleh diulang beberapa kali.
Terapis mengobservasi respon klien terhadap musik
f. Secara bergiliran, klien diminta menceritakan isi lagu dan perasaannya.
Sampai semua klie mendapat giliran.
g. Terapis memberiikan pujian, setiap klien menceritakan perasaannya,
dan mengajak klien lain bertepuk tangan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut

Terapis menganjurkan klien untuk mendengarkan music yang disukai


dan brmakna dalam kehidupannya.

c. Kontrak yang akan datang


1) Menyepakati TAK yanag akan datang yaitu menggambar.
2) Menyepakati waktu dan tempat.
5. Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap


kerja.aspek yang dievaluasi adlah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK stimulasi sensori mendengar musik, kemampuan klien
yang diharapkan dalah mengikuti kegiatan , respon terhadap musi, memberi
pendapat tentang musik yang didengar dan perasaan sat mendengar music.

 SESI III : MENGGAMBAR


A. Tujuan
1. Klien dapat mengekspresikan perasaan melalui gambar
2. Klien dapat memberii makna gambar

B. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi

C. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi II
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Terapis dan klien memakai papan nama
b. Evaluasi / validasi
c. Menanyakan perasaan klien saat ini
d. Kontrak
1) Terapis menjelaskan ktujuan kegiatan, yaitu menggambar dan
menceritakannya kepada orang lain
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin kepada terapis
 Lama kegiatan 35 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
menggambar dan menceritakan hasil gambar kepada klien lain .
b. Terapis membagikan kertas dan pensil untuk tiap klien
c. Terapis meminta klien menggambar apa saja sesuai dengan yang
diinginkan saat ini
d. Sementara klien mulai menggambar, terapis berkeliling, dan memberii
penguatan kepada klien untuk terus menggambar. Jangan mencela klien.
e. Setelah semua klien selesai menggambar, terapis meminta masing-
masing klien untuk memperlihatkan dan menceritakan gambar yang
telah dibuatnya pada klien lain. Yang harus diceritakan adalah gambar
apa dan apa makna gambar tersebut untuk klien.
f. Kegiatan point e dilakukan sampai semua klien mendapat giliran.
g. Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis mengajak
klien lain bertepuk tangan.
4. Tahap terminasi
1. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan kelompok.
3) Menyampaikan pertemuan terakhir dengan bersalaman.
2. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan melalui
gambar
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK stimulasi sensori menggambar, kemampuan klien yang
diharapkan adalah mampu mengikuti kegiatan, menggambar, menyebutkan
apa yang digambar dan menceritakan makna gambar.

Anda mungkin juga menyukai