Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada setiap individu, terdapat keterkaitan antara sistem biologis, sistem psikologis
dan sistem sosial. Penyakit yang dialami individu akan memberikan pengaruh besar
dalam emosi, penampilan dan perilaku sosial individu. Dr. Elisabeth KübIer-Ross
mengidentifikasi lima tahap yang mungkin dilewati oleh pasien penyakit terminal,
yang divonis tidak akan hidup lama lagi. Melalui tahapan tersebut maka dapat terlihat
suatu gambaran mengenai proses perubahan psikologis pada pasien terminal dalam
menghadapi kematian atau rasa kehilangannya sehingga pasien dapat mendapatkan
bantuan untuk melewati tahapan-tahapan tersebut. Dengan adanya perawatan paliatif
memungkinkan keluarga pasien dan pasien pada stadium lanjut tidak hanya
mendapatkan perawatan fisik namun juga perawatan secara psikologis dan sosial
dalam menghadapi penyakit dan masalah psikologis dan sosial yang dihadapi pasien
dan keluarga pasien.Disamping pengobatan primer, melalui obat-obatan, Moos
mengemukakan bahwa orang yang sakit perlu melakukan dua tipe tugas penyesuaian
dalam proses coping, yaitu: tugas yang berkaitan dengan penyakit atau pengobatan,
dan tugas yang berkaitan dengan fungsi psikososial umum. Kondisi psikologis dan
sosial yang stabil, secara langsung ataupun tidak langsung, akan dapat meningkatkan
kualitas hidup pasien menjadi lebih baik.

1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa definisi perawatan paliatif ?
b. Apa saja masalah sosial yang terjadi di dalam perawatan paliatif ?
c. Bagaimana penanganan masalah sosial yang terjadi di dalam perawatan
paliatif ?
1.3 Tujuan
a. Menjelaskan definisi perawatan paliatif
b. Memahami masalah sosial yang terjadi di dalam perawatan paliatif
c. Mengetahui penanganan masalah sosial yang terjadi di dalam perawatan
paliatif
1.4 Manfaat
a. Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mengenai Tinjauan
Budaya terhadap Perawatan Paliatif dan meningkatkan keterampilan
kelompok dalam melaksanakan Perawatan Paliatif dengan baik dan benar.
b. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi semua pembaca tentang Tinjauan
Budaya terhadap Perawatan Paliatif.

2
BAB II

KONSEP TEORI

2.1 DEFINISI

Perawatan paliatif adalah perawatan yang dilakukan secara aktif pada penderita yang
sedang sekarat atau dalam fase terminal akibat penyakit yang dideritanya. Pasien sudah
tidak memiliki respon terhadap terapi kuratif yang disebabkan oleh keganasan
ginekologis. Perawatan ini mencakup penderita serta melibatkan keluarganya (Aziz,
Witjaksono, & Rasjidi, 2008).

Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup


pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit
yangmengancam jiwa, dengan cara meringankan penderitaan rasa sakit melalui
identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta masalah
lainnya baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual. (World Health Organization (WHO)
2016).

Perawatan paliatif diperlukan untuk memberikan kenyamanan serta pencapaian


kualitas hidup bagi penderita kanker stadium lanjut atau pasien dengan penyakit
terminal. Dalam perawatan paliatif, pasien tidak hanya ditangani secara fisik, melainkan
juga secara emosional, psikis, dan rohani.5 Peran keluarga pasien juga sangat berarti
dalam perawatan paliatif sehingga perawatan paliatif ini tidak hanya diberikan kepada
pasien namun juga kepada keluarga pasien.Pada prinsipnya, perawatan paliatif ini tidak
mempercepat atau menunda kematian namun hanya ingin meningkatkan kualitas hidup
pasien dan tetap menghargai keinginan pasien dalam pengambilan keputusan. Tidak
hanya itu, prinsip Iainnya adalah memberikan dukungan yang diperlukan hingga akhir
hayat pasien serta kepada keluarga yang ditinggalkannya.

3
2.2 MASALAH-MASALAH SOSIAL DALAM PERAWATAN PALIATIF

Masalah pada aspek sosial dapat terjadi karena adanya ketidak normalan kondisi
hubungan social pasien dengan orang yang ada disekitar pasien baik itu keluarga
maupun rekan kerja (Misgiyanto & Susilawati, 2014). Hubungan dengan orang lain,
baik itu keluarga maupun teman, memiliki pengaruh yang besar untuk mengatasi
permasalahan tentang penyakit yang menimpa pasien. Tanpa perlindungan yang cukup,
hubungan yang erat membentukk sebuah alat untuk melawan stress karena penyakit
yang dideritanya (Woodruff, 1993, h. 346-348).

Berikut Ini adalah Masalah Sosial Pasien :

1. Masalah dalam hubungan antar pribadi


 Karena reaksi pasien terhasap penyakitnya : seperti kecemasan, ketakutan,
amarah, merasa bersalah, depresi, antisipatoris, mengeluh
 Karena reaksi orang lain terhadap penyakit pasien : seperti kecemasan,
ketakutan, amarah, merasa bersalah, depresi, antisipatoris, mengeluh
 Membuat masalah antar pribadi menjadi lebih buruk dari sebelum sakit
 Masalah pernikahan
 Ketidak-sepakatan mengenai terapi anti kanker

2. Masalah keluarga
Keluarga dari pasien yang terkena penyakit kanker akan rentan merasakan
ketegangan dan tekanan, baik secara psikis dan fisik. Akan terlihat lebih nyata
bila pasien dirawat di rumah tetapi bisa diseimbangkan dengan penyesuaian
diri lebih mudah setelah kematian pasien dan perasaaan dalam tenang sesuatu
yang bermanfaat dalam merawat pasien di rumah.
a) Pergantian peran
Kondisi yang menurun, membuat tugas-tugas yang biasanya pasien
dapatkan didalam keluarga akan digantikan oleh orang lain terutama
dalam hal finansial, sehingga seorang pasien dapat merasa tidak berguna,
terisolasi dan depresi

4
b) Peran baru
Keluarga pasien mendapat peran baru dalam merawat pasien di rumah,
terutama dalam hal mengganti baju, keperluan toilet pasien yang
sebelumnya diajari oleh orang-orang yang lebih orofesional sehingga
keluarga tentang merasa cemas apabila ternyata terdapat kesalahan dalam

2.3 Perubahan-Perubahan Dalam Konsep Diri Pasien

Pasien dengan penyakit terminal, biasanya, semakin tidak bisa menunjukkan


dirinya secara ekspresif. Mereka mungkin menjadi sulit untuk mempertahankan kontrol
biologis dan fungsi sosialnya; mereka mungkin menjadi semakin sering mengeluarkan
air liur, ekspresi bentuk mukanya berubah, gemetaran dan Iain sebagainya. Pasien-
pasien dapat juga menjadi sering mengalami kesakitan, muntah-muntah, mengalami
keterkejutan karena perubahan penampilan yang drastis disebabkan kerontokan rambut
atau penurunan berat badan, dan stres karena pengobatan sehingga dapat mengalami
ketidakmampuan untuk berkonsentrasi.

2.4 Masalah Mengenai Interaksisosial

Ancaman terhadap konsep diri yang terjadi karena menurunnya fungsi mental dan
fisik pasien dapat juga mengancam interaksi sosial pasien. Meskipun pasien penyakit
terminal sering menginginkan (harapan untuk sembuh dari penyakitnya) dan
membutuhkan(sebuah dukungan dari keluarga,teman atau lingkungan sekitar yang
selalu ada disampingnya ) untuk dijenguk, namun pasien mungkin juga mengalami
ketakutan (ketakutan dengan penyakitnya yang akan mempercepat proses kematiannya)
bahwa kemunduran mental (penurunan kepercayaan dirinya pada lingkungan sekitar)
dan fisiknya(perubahan pada bentuk tubuh pada dirinya,missal badan menjadi kurus,
kepalanya membesar,dll) akan membuat orang-orang yang menjenguknya ménjadi
kaget dengan perubahan fisiknya dan merasa tidak enak untuk melihat keadaanya
sekarang atau pada saat sakit . Konsekuensi(dampaknya) mengenai interaksi
sosial(antara si penderita dan orang lain) yang tidak menyenangkan ini dapat membuat
pasien mulai menarik diri(menjadi minder/malu) dari kehidupan sosialnya(kesehariaan
di lingkungan sekitar), maka dari itu bisa mengatasi dengan cara membatasi orang-

5
orang yang mengunjunginya hanya kepada beberapa orang atau beberapa dari anggota
keluarga saja. Ada beberapa alasan mengapa pasien menarik diri selain karena khawatir
terhadap pandangan orang lain mengenai kemunduran(perubahan pada dirinya)
fisiknya:

Beberapa alasan penarikan diri dari "dunia sosial" .merupakan hal yang normal
dan menggambarkan suatu proses kehilangan. Situasi tersebut dapat méhimbulkan
kesulitan komunikasi menjadi lebih buruk karena sulit bagi pasien untuk
mengekspresikan perasaannya kepada orang lain sementara pasien juga harus
mempersiapkan diri untuk meninggalkan mereka.Penarikan diri dapat juga disebabkan
ketakutan karena akan membuat orang Iain depresi melihat dan memikirkan keadaan
pasien. Pasien juga dapat merasa bersalah karena telah menyita waktu, tenaga dan biaya
yang dimiliki keluarganya untuk proses pengobatannya.Penyebab lain penarikan diri
dapat disebabkan karena pasien merasakan kepanikan mengenai kematian yang akan
segera datang dan kemarahan terhadap kehidupan sehingga pasien ingin menyendiri.

2.5 PENANGANAN MASALAH-MASALAH SOSIAL DALAM PERAWATAN


PALIATIF

1. Tugas yang berkaitan dengan penyakit atau pengobatan, meliputi


pembelajaran untuk:
 menghadapi gejala-gejafa atau ketidakmampuan yang disebabkan oleh
penyakit
 menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah sakit dan prosedur medis
untuk mengatasi masalah (penyakit)
 mengembangkan dan mengupayakan hubungan yang baik dengan petugas
kesehatan yang menanganinya.
2. Tugas yang berkaitan dengan fungsi psikososial umum, meliputi upaya
untuk
 mengendalikan perasaan negatif dan memelihara pandangan positif
mengenai masa depan
 mempertahankan kepuasan akan diri sendiri dan kemampuan diri

6
 memelihara hubungan baik dengan keluarga dan teman-teman
 mempersiapkan diri bagi masa depan yang tidak tentu.
 Dalam melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan pengobatan dan
fungsi psikososial umum, awalnya tim paliatif melakukan assessment
terlebih dahulu terhadap pasien dan keluarga pasien yang akan menjalani
perawatan paliatif.

Dari hasil assessment yang dilakukan, tim paliatif dapat mengetahui kondisi
fisik, psikologis dan sosial pasien dan keluarga pasien sehingga tim paliatif dapat
mengetahui mengenai perawatan fisik dan pendampingan psikologis dan sosial
yang dibutuhkan oleh pasien dan keluarga pasien. Pemberian perawatan paliatif,
baik fisÏk, psikologis dan sosial, dilakukan secara berkala sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan pasien. Dengan adanya perawatan dan pendampingan sosial
kepada pasien dan keluarga pasien, berupa konseling, pemberian dukungan dan
nasehat, maka akan dapat membantu pasien dan keluarga pasien dalam
menghadapi maupun melewati masalah-masalah dari Kondisinya secara normal
dan stabil, baik langsung ataupun tidak langsung, dan akan dapat meningkatkan
kualitas hidup pasien menjadi lebih baik.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perawatan paliatif diperlukan untuk memberikan kenyamanan serta pencapaian


kualitas hidup bagi penderita kanker stadium lanjut atau pasien dengan penyakit
terminal.Masalah pada aspek sosial dapat terjadi karena adanya ketidak normalan
kondisi hubungan social pasien dengan orang yang ada disekitar pasien baik itu
keluarga maupun rekan kerja.

Dalam melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan pengobatan dan fungsi


psikososial umum, awalnya tim paliatif melakukan assessment terlebih dahuluDari hasil
assessment yang dilakukan, tim paliatif dapat mengetahui kondisi fisik, psikologis dan
sosial pasien dan keluarga pasien sehingga tim paliatif dapat mengetahui mengenai
perawatan fisik dan pendampingan psikologis dan sosial yang dibutuhkan oleh pasien
dan keluarga pasien.

3.2 Saran

Pemberian perawatan paliatif, baik fisÏk, psikologis dan sosial, dilakukan secara
berkala sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Dengan adanya perawatan dan
pendampingan sosial kepada pasien dan keluarga pasien, berupa konseling, pemberian
dukungan dan nasehat, maka akan dapat membantu pasien dan keluarga pasien dalam
menghadapi dan melewati masalah-masalah dari Kondisinya secara normal dan stabil,
baik langsung ataupun tidak langsung, dan akan dapat meningkatkan kualitas hidup
pasien menjadi lebih baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Boediwarsono. Perawatan Paliatif Sebagai Upaya Utama-Nyata Dalam Program


Penanggulangan Kanker di Indonesia. Anima, Indonesian Psychological Journal 2002,
vol. 17, No. 4, 318-331.

Damayantil , Atika Dwi,. Fitriyahl,. Indriani2,. 2008. Penanganan Masalah Sosial


dan Psikologis Pasien Kanker Stadium Lanjut dalam Perawatan Paliatif. Indonesian
Journal of Cancer.30 – 34.

KLINIK PALIATIF, Mengutamakan Kualitas Hidup Pasien.


http://www.kanopiinsansejahtera.com/content/admin/artikeI/KIinik%20Paliatif.php. Di
akses pada tanggal 29 september 2019.

Anda mungkin juga menyukai