Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumbuh kembang dianggap sebagai satu kesatuan yang memiliki arti

berbagai perubahan yang terjadi selama hidup seseorang. Pertumbuhan adalah


peningkatan jumlah dan ukuran sel sedangkan perkembangan adalah perubahan
secara bertahap dimulai dari rendah ke yang lebih tinggi. Kebanyakan pakar
dibidang perkembangan anak menggolongkan pertumbuhan dan perkembangan
anak ke dalam berbagai tahap usia. Rentang usia dari tahap-tahap tersebut
bersifat sementara dan mempertimbangkan perbedaan-perbedaan individu yang
tidak dapat diterapkan pada semua anak. Namun, pengelompokkan berdasarkan
usia tersebut bertujuan untuk menjelaskan karakteristik anak saat periode
munculnya perubahan perkembangan dan tugas-tugas perkembangan yang harus
dicapai (Wong, 2009).

Salah satu tahap pertumbuhan dan perkembangan anak yang sangat


penting dikenal dengan periode kanak-kanak awal (toddler) atau yang dikenal
dengan istilah masa keemasan (The golden age), yakni periode usia 12 sampai 36
bulan. Periode ini merupakan masa saat anak melakukan eksplorasi lingkungan
yang insentif karena anak berusaha mencari tahu bagaimana semua terjadi dan
bagaimana mengontrol orang lain melalui perilaku tempertantrum, negativism,
dan keras kepala. Masa ini merupakan periode dimana pencapaian
perkembangan dan pertumbuhan intelektual harus dicapai dikarenakan tingkat
plastisitas otak masih sangat tinggi sehingga akan lebih terbuka untuk proses
pembelajaran dan bimbingan (Wong, 2009).

Pada masa ini, perkembangan psikososial yang lengkap sangat diperlukan


karena anak akan memiliki personality sekaligus memiliki sifat-sifat yang positif
seperti percaya diri, autonomi, inisiatif, dapat membina hubungan yang erat
dengan orang lain serta mencapai kesempurnaan ego.Sebaliknya jika anak
memiliki perkembangan psikososial yang kurang lengkap, anak akan memiliki
sifat-sifat yang negatif, seperti tidak pecaya diri sendiri dan orang lain, merasa
dirinya memalukan dan ragu-ragu dalam bertindak, merasa bersalah dalam
berbuat, rendah diri, dan mengasingkan diri dari orang lain dan merasa dirinya
tidak berguna (Keliat, 2011). Tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain status ekonomi keluarga dan
tingkat pendidikan orangtua (Huda dalam Santri, 2014).

Anak yang dilahirkan dan dibesarkan di keluarga yang memiliki status


ekonomi dan pendidikan yang tinggi akan lebih mudah untuk memenuhi gizi,
mendapatkan informasi tentang tumbuh kembang anak, dan memiliki akses
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.Sebaliknya anak dengan status ekonomi
dan pendidikan rendah dianggap akan terkait dengan masalah gizi dan tumbuh
kembang (Soetjiningsih, 2012).Oleh karena itu hak dasar anak yakni
memperoleh deteksi, intervensi, dan stimulasi dalam mengembangkan 4 aspek
perkembangan anak pada fase awal yang meliputi aspek motorik kasar, motorik
halus, bahasa, sosial emosi dan perilaku perlu mendapat perhatian yang lebih
dalam asuhan baik yang dilakukan oleh orang tua maupun dalam asuhan
keperawatan profesional. Adanya kekurangan dari salah satu aspek akan
mempengaruhi aspek yang lain (Medise, 2013).

B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pertumbuhan
1. Konsep pertumbuhan
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu yang selalu tumbuh dan
berkembang sejak saat kontrasepsi sampai berakhirnya masa remaja.Hal ini
adalah yang membedakan anak dari orang dewasa.Jadi anak tidak bisa
diidentikkan dengan dewasa dalam bentuk kecil. Ilmu pertumbuhan (growth)
dan perkembangan (development) merupakan dasar ilmu kesehatan anak dan
kedua istilah itu disatukan menjadi ilmu tumbuh-kembang, meskipun
merupakan proses yang berbeda keduanya tidak berdiri sendiri tetapi saling
berkaitan satu sama lain (IDAI, 2002 ).
Pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh
dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi dan
pertambahan ukuran sel berarti ada pertambahan secara kuantatif dan hal
tersebut terjadi sejak terjadinya konsepsi (IDAI, 2002).Jadi pertumbuhan lebih
ditekankan pada pertambahan ukuran fisik seseorang, yaitu menjadi lebih besar
atau lebih matang bentuknya, seperti pertambahan ukuran berat badan, tinggi
badan, dan lingkar kepala (Nursalam, 2005).

Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak terdapat suatu peristiwa yang


dialaminya yaitu masa percepatan dan perlambatan. Masa tersebut akan
berlainan dalam satu organ tubuh. Percepatan dan perlambatan tersebut
merupakan suatu kejadian yang berbeda dalam setiap organ tubuh akan tetapi
masih saling berhubungan satu dengan yang lain. Peristiwa pertumbuhan pada
anak dapat terjadi perubahan tentang besarnya, jumlah, ukuran, di dalam tingkat
sel, organ maupun individu, sedangkan peritiwa perkembangan pada anak dapat
terjadi perubahan bentuk dan fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial,
emosional, dan intelektual (Hidayat, 2012).

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara garis besar di


kelompokkan kedalam tiga kelompok, yaitu :
1. Kebutuhan fisis-biomedis (asuh)
2. Kebutuhan akan kasih sayang (asih)
3. Kebutuhan latihan/rangsangan/bermain (asah)
Kebutuhan akan asuh, yaitu kebutuhan akan nutrisi yang adekuat dan
seimbang. Nutrisi termasuk pembangun tubuh yang mempunyai pengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada tahun-tahun pertama
kehidupan dimana anak sedang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat
terutama pertumbuhan otak (IDAI, 2002 ).
2. Pemantauan Pertumbuhan
Komsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi
baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi
yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik,
perkembangan otak kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat
setinggi mungkin (Almatsier, 2001)
Kita mengenal beberapa cara pengukuran status gizi anak seperti dengan
metode anthropometric, pemeriksaan klinik dan pemeriksaan laboratorik.
Diantara ketiganya, pengukuran anthropometri relatif paling sederhana, mudah,
murah, dan banyak dilakukan.
Penilaian tumbuh kembang anak perlu dilakukan untuk menentukan apakah
pertumbuhan anak berjalan normal atau tidak, baik dilihat dari segi medis atau
statistik. Anak yang sehat akan menunjukkan pertumbuhan yang optimal. Untuk
mengetahui tumbuh kembang anak, terutama pertumbuhan fisiknya digunakan
parameter-parameter tertentu. Parameter penilaian pertumbuhan fisik tersebut
yaitu :
1. Ukuran antropometrik Untuk menilai pertumbuhan fisik anak, sering
digunakan ukuran-ukuran antropometrik yang dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu meliputi :
a. Tergantung umur (age dependence)
- Berat badan (BB) terhadap umur
- Tinggi/panjang badan (TB) terhadap umur
- Lingkaran kepala (LK) terhadap umur
- Lingkar lengan atas (LLA) terhadap umur
Kesulitan menggunakan cara ini adalah menetapkan umur anak yang tepat,
karena tidak semua anak mempunyai catatan mengenai tanggal lahirnya.
b. Tidak tergantung umur
- BB terhadap TB
- LLA terhadap TB (QUAC Stick = Quacker Arm Circumference
measuring stick).
- Lain-lain: LLA dibandingkan dengan standar baku, lipatan kulit pada
trisep, subskapular, abdominal dibandingkan dengan baku.
Kemudian hasil pengukuran antropometrik tersebut dibandingkan dengan
suatu baku tertentu, misalnya baku Harvard, NCHS, atau baku nasional.
2. Ukuran antropometrik yang lain : Ukuran antropometrik yang lain
dimanfaatkan untuk menilai perawakan (somatotype).
a. Menurut Hippocrates
- Habitus phthisicus/perawakan tinggi kurus.
- Habitus apoplekticus/perawakan gemuk pendek.
b. Menurut Kretschmer terdapat tiga jenis perawakan, yaitu :
- Piknikus.
- Atletikus.
- Astenikus.
c. Menurut Sheldon
- Endomorfi
- Mesomorfi
- Ektomorfi, untuk perawakan yang sesuai dengan klasifikasi dari
Kretschmer.

Interpretasi hasil pemeriksaan keadaan pertumbuhan anak dapat dilihat dari


empat aspek, yaitu corak/pola pertumbuhan, proses pertumbuhan, hasil
pertumbuhan pada suatu waktu dan keadaan/status gizi. Keadaan gizi
merupakan bagian dari pertumbuhan anak. Pada pemeriksaan di lapangan
dipakai cara penilaian yang disepakati bersama untuk keseragaman, baik dalam
caranya maupun baku patokan yang menjadi bahan pembandingnya.

Batasan-batasan penilaian status gizi dapat dilihat pada tabel 2.1 dan tabel 2.2
dibawah ini.
Selain dengan perkiraan tersebut, BB juga dapat diperkirakan dengan menggunakan
rumus atau pedoman dari Behrman (1992), yaitu :

Berat badan merupakan indikator sederhana yang digunakan di laporan atau


Puskesmas untuk menentukan status gizi anak, yaitu dengan menggunakan
Kartu Menuju Sehat (KMS).KMS merupakansuatu kartu/alat penting yang
digunakan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak
(Soetjiningsih, 1996). KMS yang ada saat ini adalah untuk Balita, yaitu kartu
yang membuat grafik pertumbuhan serta indikator perkembangan yang
bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh kembang balita setiap
bulannya, dari sejak lahir sampai berusia lima tahun(Depkes RI, 1996).

Secara umum, KMS berisi gambar kurva berat badan terhadap umur untuk
anak berusia 0-5 tahun, atribut penyuluhan, dan catatan yang penting untuk
diperlihatkan oleh petugas dan orang tua, seperti riwayat kelahiran anak,
pemberian ASI dan makanan tambahan, pemberian imunisasi dan vitamin A,
penatalaksanaan diare di rumah, serta patokan sederhana tentang perkembangan
psikomotorik anak (Nursalam, 2005).
Menurut Moersintowarti (2002), pertumbuhan anak dikatakan normal apabila
grafik berat badan anak berada pada jalur berwarna hijau pada kelender balita
(KMS) atau sedikit diatasnya. Arah grafik harus sejajar mengikuti lengkungan
jalur (kurva) berwarna hijau.Sementara pertumbuhan anak dikatakan ideal jika
pertumbuhan yang ditetapkan dengan pengukuran antropometri adalah BB/U;
BB/M, dan lingkar kepala/U.
Lingkar lengan atas atas (LLA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan
lemak, dan otak yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh,
dibandingkan dengan berat badan. Lla dapat dipakai untun menilai keadaan
gizi/tumbuh kembang pada kelompok umur prasekolah. Berikut batasan-batasan
LLA menurut kelompok umur anak pada tabel 2.3 dibawah ini.

Tabel 2.3 Persentil Lingkar Lengan Atas

Kelompok
5 10 25 50 75 90 95
umur
Laki-laki
1-1,9 142 146 150 159 170 176 183
2-2,9 141 145 153 162 170 178 185
3-3,9 150 153 160 167 175 184 190
4-4,9 149 154 162 171 180 186 192
5-5,9 153 160 167 175 185 195 204
6-6,9 155 159 167 179 188 209 228
7-7,9 162 167 177 187 201 223 230
8-8,9 162 170 177 190 202 220 245
9-9,9 175 178 187 200 217 249 257
10-10,9 181 184 196 210 231 262 274
11-11,9 186 190 202 223 244 261 280
12-12,9 193 200 214 232 254 282 303
13-13,9 194 211 228 247 263 286 301
14-14,9 220 226 237 253 283 303 322
15-15,9 222 229 244 264 284 311 320
16-16,9 244 248 262 278 303 324 343
17-17,9 246 253 267 285 308 336 347
18-18,9 245 260 276 297 321 353 379
19-24,9 262 272 288 308 331 355 372
25-34,9 271 282 300 319 342 362 375
35-44,9 278 287 305 326 345 363 374
45-54,9 267 281 301 322 342 362 376
55-64,9 258 273 296 317 336 355 369
65-74,9 248 263 285 307 325 344 355

Perempuan
1-1,9 138 142 148 156 164 172 177
2-2,9 142 145 152 160 167 176 184
3-3,9 143 150 158 167 175 183 189
4-4,9 149 154 160 169 177 184 191
5-5,9 153 157 165 175 185 203 211
6-6,9 156 162 170 176 187 204 211
7-7,9 164 167 174 183 199 216 231
8-8,9 168 172 183 195 214 247 261
9-9,9 178 182 194 211 224 251 260
10-10,9 174 182 193 210 228 251 265
11-11,9 185 194 208 224 248 276 303
12-12,9 194 203 216 237 256 282 294
13-13,9 202 211 223 243 271 301 338
14-14,9 214 223 237 252 272 304 322
15-15,9 208 221 239 254 279 300 322
16-16,9 218 224 241 258 283 318 334
17-17,9 220 227 241 264 295 324 350
18-18,9 222 227 241 258 281 312 325
19-24,9 221 230 247 265 290 319 345
25-34,9 233 240 256 277 304 342 368
35-44,9 241 251 267 290 317 356 378

45-54,9 242 256 274 299 328 362 384


55-64,9 243 257 280 303 335 367 385
65-74,9 240 252 274 299 326 356 373

Sumber : Frisancho A.R, dikutip dari Corry S. Matondang dkk, 2000 dalam
Hidayat, A. Aziz, 2008

B. Perkembangan
1. Konsep perkembangan
Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh
bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur, sedangkan perkembangan
bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh
kematangan dan belajar (Whalley dan Wong, 2000 dalam Hidayat, 2005).
Menurut soetjiningasih (1995), perkembangan (development) adalah
bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari
proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel
tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang
sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.
Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya.Perkembangan merupakan hasil interaksi
penting antara kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang
dipengaruhinya, sehingga perkembangan ini berperan penting dalam kehidupan
manusia.
2. Pemantauan Perkembangan
Anak usia balita merupakan usia dimana si anak memiliki perkembangan
intelektual dan ketrampilan motorik yang cukup pesat. Perkembangan
kemampuan motorik dan intelektual anak balita paling pesat adalah pada umur
35 tahun (Triton, 2006).Ada beberapa tahapan perkembangan menurut para ahli
yang dapat dilihat pada tabel 2.4 dibawah ini.

Tabel 2.4 tahap perkembangan kognitif anak

Ahli Tahap Aktivitas

Erikson Inisiatif versus Suka menyenangkan orang tua


bersalah (usia 3-6 Mulai merencanakan aktivitas, membuat
tahun) Permainan
Memulai aktivitas dengan orang lain
Memerankan peran orang lain (nyata atau
khayalan)
Mengembangkan identitas seksual
Mengembangkan kesadaran
Dapat meluapkan frustasi pada saudara
Kandung
Suka mengeksplorasi hal-hal baru
Menyukai berolahraga, berbelanja,
memasak, bekerja
Merasa sangat menyesal ketika membuat
pilihan salah atau berprilaku dengan
Buruk
Bekerja sama dengan anak lain
Menegoisasikan solusi terhadap konflik

Piaget subtahap Memperlihatkan pemikiran egosentrik,


praoperasional : yang berkurang saat anak berusia 4 tahun
fase prakonseptual Memiliki rentang perhatian yang pendek
usia : 2-4 tahun Belajar melalui observasi dan imitasi
(meniru)
Menunjukkan animisme
Membentuk konsep yang tidak sekomplet
atau selogis orang dewasa
Mampu membuat klasifikasi sederhana
Pada usia 4 tahun memahami konsep
tentang lawan kata (panas/dingin,
lunak/keras, penalaran/pemikiran dari

Perkembangan anak tergolong normal apabila umur dan


kemampuan/kepandaian anak sesuai dengan patokan yang
berlaku.Berdasarkan pedoman Deteksi Tumbuh Kembang Balita, skor yang
diperoleh saat pemeriksaan harus berjumlah 9-10.Apabila menggunakan
kalender balita (KMS), maka kemampuan anak sesuai usiayang terdapat pada
gambar. Ada 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai
perkembangan anak, antara lain (Kyle Carman, 2015) :

a. Perkembangan kemampuan gerak kasar


Gerakan (motorik) adalah semua gerakan yang mungkin dilakukan oleh
seluruh tubuh, sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan
pengendalian gerak tubuh, dan perkembangan tersebut erat kaitannya
dengan perkembangan pusat di otak. Disebut gerak kasar karena gerakan
yang dilakukan melibatkan sebagian besar bagian tubuh dan biasanya
memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar.
Contoh: gerakan membalik dari terlungkup menjadi terlentang atau
sebaliknya, gerakan berjalan, berlari dan sebagainya.
b. Perkembangan kemampuan gerak halus

Dikatan gerak halus karena hanya melibatkan bagian-bagian tubuh


tertentu sada dan dilakukan oleh otot-otot kecil, karena itu tidak begitu
memerlukan tenaga.

Contoh : gerakan mengambil sesuatu benda dengan hanya menggunakan


ibu jari dan telunjuk tangan, memasukkan benda kedalam lubang, menari,
menggambar, dan gerakan lainnya

c. Perkembangan kemampuan bicara, bahasa, dan kecerdasan

Kemampuan anak terhadap respon terhadap suara, mengikuti perintah


dan berbicara sopan.Pada balita kemampuan berpikir mula-mula
berkembang melalui kelima inderanya, misalnya melihat warna-warna,
mengenal rasa, dan lain-lain. Melalui kata-kata yang didengar dan
diajarkan, ia mengerti bahwa segala sesuatu itu ada namanya. Daya fikir
dan pengertian mula-mula terbatas pada apa yang nyata (konkrit), yang
dapat dilihat dan dipegang atau dimainkan.

d. Perkembangan kemampuan bergaul dan mandiri

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan


berinteraksidengan lingkungannya. Dengan semakin mampunya anak
melakukan gerakan motorik (berdiri, berjalan, dan berbicara) anak
terdorong untuk melakukan sendiri berbagai hal dan terdorong untuk
bergaul dengan orang lain selain anggota keluarganya sendiri.

Menurut Adriani, M (2012) adapun perumbuhan dan perkembangan


yang terjadi saat usia balita adalah :

a. Usia 12-18 bulan , perkembangan fisik dan mental :


1. Berjalan sendiri tanpa jatuh.
2. Berjalan dan mengeksplorasi sekeliling rumah.
3. Menyusun 2-3 kotak.
4. Memungut benda kecil seperti kacang dengan ibu jari dan telunjuk.
5. Minum sendiri dari gelas tampa tumpah.
6. Dapat mengatakan 5-10 kata.
7. Mengungkapkan keinginan secara sederhana.
8. Memperlihatkan rasa cemburu dan bersaing.
b. Usia 18-24 bulan, perkembangan fisik dan mental :
1. Naik turun tangga.
2. Berjalan mundur sedikitnya lima langkah.
3. Menyusun enam kotak.
4. Menunjuk bagian tubuh dan menyebut namanya.
5. Mencoret-coret dengan alat tulis.
6. Menyusun dua kata.
7. Belajar makan sendiri.
8. Meniru melakukan pekerjangan rumah tangga, misalnya
membantu menyiapkan meja makan.
9. Menggambar garis di kertas atau pasir
10. Menyusun enam kotak.
11. Menunjuk bagian tubuh dan menyebut namanya.
12. Mencoret-coret dengan alat tulis.
13. Menyusun dua kata.
14. Belajar makan sendiri.
15. Meniru melakukan pekerjangan rumah tangga, misalnya
membantu menyiapkan meja makan.
16. Menggambar garis di kertas atau pasir.
17. Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil.
18. Menaruh minat terhadap apa yang dikerjakan orang yang lebih
dewasa.
19. Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain dengan
mereka
c. Usia 2-3 tahun, perkembangan fisik dan mental :
1. Belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki tanpa
berpegangan sedikitnya dua hitungan.
2. Membuat jembatan dengan tiga kotak.
3. Mampu menyusun kalimat.
4. Menggunakan kata saya, bertanya, mengerti kata yang ditujukan
untuknya. 5. Menggambar lingkaran.
5. Meniru membuat garis lurus.
6. Bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya
lingkungan lain di luar keluarganya.
d. Usia 3-4 tahun, perkembangan fisik dan mental :
1. Berjalan sendiri mengunjungi tetangga.
2. Berjalan pada jari kaki.
3. Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri.
4. Menggambar garis silang.
5. Menggambar orang hanya kepala dan badan.
6. Mengenal 2-3 warna
7. Menyebut namanya, jenis kelamin, dan umur.
8. Banyak bertanya, bertanya bagaimana anak dilahirkan.
9. Mengenal sisi atas, bawah, muka, dan belakang.
10. Mendengarkan cerita.
11. Bermain dengan anak lain.
12. Mematuhi peraturan permainan sederhana.
13. Menunjukkan rasa sayang kepada saudaranya.
14. Dapat melakukan tugas-tugas sderhana.
e. Usia 4-5 tahun, perkembangan fisik dan mental :
1. Melompat dan menari menggambar orang terdiri dari kepala,
lengan, dan badan.
2. Menggambar segitiga dan segi empat.
3. Pandai bicara.
4. Dapat menghitung jari-jarinya.
5. Dapat menyebut hari dalam satu minggu.
6. Mendengar dan mengulang hal penting dan bercerita.
7. Minat kepada kata baru dan artinya.
8. Memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya.
9. Mengenal empat warna.
10. Memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan
kecil.
11. Minat kepada aktivitas orang dewasa.

C. Faktor-fator yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita


Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang
normal, dan ini merupakan hasil interaksi banyak faktor yang
mempengaruhinya.Banyak sekali faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak itu. Faktor-faktor itu dibagi dalam dua golongan, yaitu:
a. Faktor dalam (internal) Faktor internal meliputi:
1. Perbedaan ras atau bangsa Bila seseorang dilahirkan sebagai ras orang
Eropa, maka tidak mungkin ia memiliki faktor herediter ras orang
Indonesa atau sebaliknya. Tinggi badan
2. setiap bangsa berlainan, pada umumnya ras oarang kulit putih
mempunyai ukuran tungkai yang lebih panjang daripada orang mongol.
3. Keluarga Ada kecenderungan keluarga yang tinggi-tinggi dan ada
keluarga yang gemuk-gemuk.
4. Umur Kecepatan pertumbuhan pesat adalah pada masa prenatal, tahun
pertama kehidupan, dan masa remaja.
5. Jenis kelamin Pada umumnya, wanita lebih cepat dewasa dibanding anak
laki-laki. Pada masa pubertas wanita umumnya tumbuh lebih cepat
daripada laki-laki dan kemudian setelah melewati masa pubertas laki-
laki akan lebih cepat. 5) Kelainan genetika Sebagai salah satu contoh,
achondroplasia (kelainan herediterkongenital) yang menyebabkan
darfisme (kerdil), sedangkan sindroma marfan yang menyebabkan
pertumbuhan tinggi badan yag berlebihan.
6. Kelainan koromosom Kelainan kromosom umumnya disertai dengan
kegagalan pertumbuhan seperti pada sindroma Down’s dan sindroma
Turner.
b. Faktor luar (eksternal/lingkungan)
Faktor eksternal dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Faktor prenatal
a. Gizi Tumbuh kembang anak tidaklah dimulai sejak anak lahir
tetapi dimulai sejak ibu hamil. Nutrisi ibu hamil terutama dalam
trimester akhir kehamilan akan memengaruhi pertumbuhan janin.
b. Mekanik Posisi fetus yang tidak abnormal dapat menyebabkan
kelainan kongenital.
c. Toksin/zat kimia Minopetrin dan obat kontrasepsi dapat
menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.
d. Endokrin Seperti pada diabetes militus dapat menyebabkan
makrosomia kardiomegali, hiperplasia adrenal.
e. Radiasi Paparan radium dan sinar roentgen dapat mengakibatkan
kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi
mental, dan deformitas anggota gerak, kelainan kongenital mata,
dan kelainan jantung.
f. Infeksi Infeksi pada trimester pertama dan kedua adalah oleh
TORCH (toksoplasma, rubella, sitomegalo virus, herpes
simpleks), PMS (penyakit menular seksual), serta penyakit virus
lainnya dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperi katarak,
bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental, dan kelainan jantung
kongenital.Karena itu, pemeliharaan gizi anak harus juga
mencakup upaya pencegahan penyakit infeksi.Pemberian
imunisasi terhadap beberapa penyakit harus dilakukan sesuai
waktunya, disamping pemeliharaan kebersihan dan sanitasi
lingkungan.
g. Kelainan imunologi Eritroblastosis fetalisi timbul atas dasar
perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu
membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian
melalui plasenta masuk kedalam peredaran darah janin dan akan
menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan
hiperbilirubinemia kemicterus yang akan menyebabkan kerusakan
janin otak.
h. Anoksia embrio Anoksia embrio (kekurangan penyediaan O2
i. Psikologis ibu yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta
sehingga menyebabkan pertumbuhan terganggu. Kehamilan yang
tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada ibu
hamil, dan lain-lain.
j. Faktor persalinan Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma
kepala dan asfiksia dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan
otak.
2. Pasca-natal
a. Gizi Untuk tumbuh kembang anak, diperlukan zat makanan yang
adekuat.
b. Penyakit kronis Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan
dapat mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.
c. Lingkungan fisik dan kimia Sanitasi lingkungan yang kurang baik,
kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia
tertentu (Pb, merkuri, dan rokok) mempunyai dampak negatif
terhadap pertumbuhan anak.
d. Psikologis Psikologis dari anak adalah adanya hubungan anak
dengan orang tua sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki
oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan akan
mengalami hambatan didalam pertumbuhan dan
perkembangannya.
e. Endokrin Gangguan hormon misalnya, pada penyakit hipotiroid
akan menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
Defisiensi hormon pertumbuhan akan menyebabkan anak menjadi
kerdil.
f. Sosioekonomi Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan
makan, kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan
menghambat pertumbuhan anak.
g. Lingkungan pengasuhan.
h. Stimulasi Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulan
khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat
mainan,sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain
terhadap kegiatan anak, perlakuan ibu terhadap perilaku anak.
i. Obat-obatan Pemakaian kortikosteroid dalam jangka waktu lama
akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan
pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf pusat yang
menyebabkan terhambatmya produksi hormon pertumbuhan
(Adriani M, 2012).

D. Masalah tumbuh kembang


Stunting adalah keadaan tubuh yang pendek atau sangat pendek.Stunting
terjadi akibat kekurangan gizi dan penyakit berulang dalam waktu lama pada
masa janin hingga 2 tahun pertama kehidupan seorang anak (Black et al, 2008).
Gizi kronis atau pengerdilan adalah bentuk lain dari kegagalan
pertumbuhan. Gizi kronis terjadi dari waktu ke waktu tidak seperti kekurangan
gizi akut.Seorang anak yang terhambat atau kronis kekurangan gizi sering
muncul secara normal porposional tapi sebenarnya lebih pendek dari normal
untuk usianya (UNICEF, 2014).
Untuk mengetahui gangguan perkembangan fisik perlu pemantauan yang
kontinu.Dengan pemantauan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, umur
tulang dan pertumbuhan gigi, maka dapat diketahuiadanya suatu kelainan
tumbuhkembang fisik seorang anak.Pemantauan barat badan anak dengan
menggunakan KMS, maka kita dapat mengetahui pola pertumbuhan anak.Bila
grafik berat badan anak lebih dari 120% kemungkinan akibat dari obesitas atau
kelainan hormonal.Sedangkan di bawah garis normal, kemungkinan anak
kurang gizi, deprivasi, menderita penyakit kronis, atau kelainan hormonal. Berat
badan terhadap tinggi badan dibawah persentil ke lima, menunjukkan indikator
adanya kurang gizi yang akut. Setelah beberapa bulan kekurangan kalori, tinggi
badan terhadap umur akan menurun (stunting), sehingga proporsi berat badan
terhadap tinggi badan akan kembali normal.proporsi tubuh mengikuti sekuen
perubahan yang teratur dalam perkembangan anak (IDAI, 2002)
Umur tulang mempunyai kolerasi dengan stadium pubertas dan berguna
untuk memprediksi tinggi badan dewasa pada remaja yang mengalami maturitas
dini atau lambat. Pada perawakan pendek karena keturunan (familial short
stature) umur tulang adalah normal sesuai sesuai dengan umur
kronologis.Sedangkan pada pertumbuhan yang terlambat, perawakan pendek
akibat kelainan endokrin dan kurang gizi maka umur tulang adalah lebih rendah
(IDAI, 2002).

Stunting disebabkan oleh banyak faktor baik secara faktor langsung atau
tidak langsung.Faktor langsung ditentukan oleh asupan makanan, berat badan
lahir, dan penyakit.Sedangkan faktor tak langsung seperti faktor ekonomi,
budaya, pendidikan, dan pekerjaan, fasilitas pelayanan kesehatan.Faktor sosial
ekonomi saling berinteraksi satu dengan yang lainnya seperti masukan zat gizi,
berat badan lahir, dan penyakit infeksi pada anak (Frongillo et al, 1997).

Data dari WHO 2014, indonesia menempati urutan ke 17 dari 117 negara
dengan prevalensi wasting (perawakan kurus) dan stunting (perawakan pendek)
yang tinggi pada balita (Tribun Medan, 2016). Ada sekitar 14 % balita wasting
dan balita stunting mencapai proporsi tertinggi yaitu 35%.
Menurut NANDA (2012) resiko pertumbuhan tidak proporsional adalah
pasien/klien beresiko mengalami pertumbuhan di atas persentil ke-97 atau di
bawah persentil ke-3 untuk usia, yang melewati dua jalur persentil. Ada
beberapa Faktor resiko penyebab resiko pertumbuhan tidak prooporsional,
yaitu :
Pengasuh :
a. Penganiyaan
b. Kesulitan belajar (cacat mental)
c. Penyakit mental
d. Ketunadayaan belajar berat
Lingkungan :
a. Deprivasi
b. Kemiskinan
c. Keracunan timbal
b. Bencana alam

e. Teratogen

f. Perilaku kekerasan

Individu :
a. Anoreksia
b. Perilaku pemberian makan yang maladaptif oleh pengasuh
c. Penyakit kronis
b. Perilaku makan individu yang maladaptaif
c. Infeksi
d. Selera makan yang selalu meningkat
e. Malnutrisi
f. Prematuritas
g. Penyalahgunaan zat
Pre natal :
a. Gangguan kongenital
b. Gangguan genetik
c. Infeksi maternal
d. Nutrisi maternal
e. Kehamilan kembar
f. Penyalahgunaan zat
g. Pemajanan teratogen

D. Gizi pada balita

1. Kebutuhan Nutrisi Ibu hamil


Pada masa usia kehamilan muda, tambahan gizi dalam bentuk vitamin dan
mineral sangat diperlukan, sedangkan kebutuhan akan kalori sangat diperlukan
pada minggu kedelapan sampai kelahiran. Selain dalam masa kehamilan yang
memerlukan tambahan gizi yang sangat banyak, ibu juga memerlukan tambahan
yang lebih besar lagi menjelang kelahiran dan menyusui. Seorang ibu hamil yang
mengalami kekurangan gizi, maka bayi yang dilahirkan akan memiliki berat badan
yang rendah, mudah sakit-sakitan, dan mempengaruhi kecerdasannya
(Proverawati, 2010).

Tabel 2.5 Perbedaan Kebutuhan Gizi antara Ibu Hamil dan Tidak Hamil

Kebutuhan Kebutuhan Sumber

Zat Gizi
Wanita Dewasa Wanita Hamil Makanan

Energi (kalori) 2500 + 300 Padi-padian,


jagung, umbi-
umbian, mie, roti

Protein (gram) 40 + 10 Daging, ikan,


telur, kacang-
kacangan, tahu,
tempe

Kalsium (mg) 0,5 + 0,6 Susu, ikan teri,


kacang-
kacangan,
sayuran hijau

Zat besi (mg) 28 +2 Daging, hati,


sayuran hijau.
Vit. A (SI) 3500 + 500 Hati, kuning
telur, sayur dan
buah berwarna
hijau dan kuning
kemerahan

Vit. B1 (mg) 0,8 + 0,2 Biji-bijian, padi-


padian, kacang-
kacangan, daging

Vit. B2 (mg) 1,3 + 0,2 Hati, telur, sayur,


kacang-kacangan

Vit. B6 (mg) 12,4 +2 Hati, daging,


ikan, biji-bijian,
kacang-kacangan

Vit. C (mg) 20 +20 Buah dan sayur

Sumber: Proverawati, 2010


2. Kebutuhan Nutrisi

Bayi ASI merupakan makanan yang ideal untuk bayi terutama pada bulan-bulan
pertama, sebab memenuhi syarat-syarat kesehatan. ASI mengandung semua
nutrien untuk membangun dan menyediakan energi dalam susunan yang
diperlukan. Sejak masa lampau sampai sekarang ada dua cara pemberian ASI,
yaitu :

a. Frekuensi menyusui dengan dengan pembatasan Pembatasan dilakukan


tentang frekuensi, jarak menyusui, jadwalwaktu yang ketat, dan lama waktu
menyusui kira-kira 10-15 menit.
b. Frekuensi menyusui gaya bebas, tanpa pembatasan Bayi disusui setiap kali
menangis karena lapar atau haus.Bagi ibu yang cerdas, kiranya tidak begitu
sulit untuk membedakan untuk apakah bayi itu menangis bukan karena sebab
lain, misalnya karena perasaan sakit, gatal, kaget, kepanasan, dan
sebagainya.Sekarang menyusui tanpa pembatasan ini dianjurkan dan disebut
menyusui menurut kehendak bayi.
3. Kebutuhan Nutrisi Balita
Balita dan dewasa memiliki perbedaan dalam pemenuhan kebutuhan akan
kalori maupun nutrisinya. Kebutuhan balita akan nutrisi dan kalori jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan orang dewasa, hal ini terutama terkait dengan
perkembangan tubuhnya yang masih dalam usia pertumbuhan. Ketika balita
mulai dapat berjalan, maka akan semakin besar lagi kebutuhan nutrisinya
maupun kalorinya (triton, 2006).
Untuk menjamin kesehatan balita yang bagus, pemenuhan nutrisi bagi balita
tidak cukup.Pemenuhan nutrisi bagi balita harus diselaraskan dengan
pemenuhan kebiasaan makan yang sehat.Kebiasaan makan yang sehat ini harus
dibentuk sedini mungkin (Triton, 2006).
Pemenuhan nutrisi bagi balita harus diwujudkan dalam pengaturan menu yang
seimbang. Pengaturan menu seimbang akan mampu memenuhi kecukupan
nutrisi dan kalori yang dibutuhkan si kecil (Triton, 2006).
Ada lima kelompok makanan penting bagi balita yang sering juga dkenal
dengan empat sehat lima sempurna. Thompson (2003) menggolongkan
makanan utama balita dalam komposisi sebagai berikut :

Tabel 2.6 kelompok makanan utama pada balita dan pengaturannya

No Kelompok makanan utama Pengaturan

Makanan yang seimbang harus


mengandung lemak dan gula. Hindari
1 Lemak dan gula
pemanis buatan. Berikan makanan
olahan susu berlemak tinggi

Setiap hari diberikan satu porsi


daging, ikan, atau telur, atau 2 porsi
2 Daging dan alternatifnya
tumbuh-tumbuhan seperti kacang-
kacangan.

Balita setiap hari harus diberikan


sedikitnya 350 ml susu dengan kadar
3 Makanan olahan susu
lemak yang tinggi atau 2 porsi keju
maupun yougurt.

Setiap hari balita harus diberikan


minimal 4 porsi buah-buahan atau
sayuran segar, kalengan, maupun
4 Buah dan sayuran
beku. Jus buah dihitung sebagai satu
porsi walaupun diberikan lebih dari
satu kali sehari.

Pada saat makan setiap harinya


balita perlu diberikan sedikitnya satu
porsi nasi, roti, jagung, sereal,
5 Produk biji-bijian dan zat tepung
ataupun tumbuhan yang mengandung
zat tepung. Hindari pemberian makan
dari biji-bijian yang sangat kasar.

Sumber : Thompson, 2003

Pada prinsipnya kelengkapan nutrisi makanan yang dibutuhkan balita terdiri


atas semua komponen gizi meliputi protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan
mineral.Kesemua komponen gizi tersebut sangat diperlukan untuk kesehatan
balita (Triton, 2006).

Berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) yang dikeluarkan dalam widya


karya nasional pangan dan gizi (WKNPG) tahun 1998, uur dikelompokkan
menjadi 0-6 bulan, 7-12 bulan, 1-3 tahun, 4-6 tahun, dan 7-12 tahun, dengan
catatan pengelompokan di atas tidak membedakan jenis kelamin. Takaran
konsumsi makanan sehari dapat di lihat ada tabel 2.5.

Tabel 2.7 Takaran Komsumsi Makanan Sehari Kelompok umur Bentuk


makanan

Kelompok umur Bentuk makanan Frekuensi makan

0-4 bulan ASI ekslusif Sesering mungkin

2 x sehari
4-6 bulan Makanan lumat 2 sendok makan setiap
kali

3 x sehari
6-12 bulan Makanan lembek Plus 2 x makanan
selingan

Makanan keluarga
1
1-1 /2 piring nasi/pengganti
2-3 potong lauk hewani
1-3 tahun 1-2 potong lauk nabati 3 x sehari
1
/2 mangkuk sayur
2-3 potong buah-buahan
1 gelas susu

1-3 piring nasi/penggati


2-3 potong lauk hewani
1-2 potong lauk nabati
4-6 tahun 3 x sehari
1
1-1 /2 mangkuk sayur
2-3 potong buah-buahan
1-2 gelas susu

selain makanan yang dibutuhkan oleh tubuh, ada juga beberapa makanan
yang justru harus dihindari agar tidak dikomsumsi si kecil. Kelompok
makanan itu adalah (Thompson,2003) :

a. Makanan berbahaya bagi alat pencernaan luar si kecil. Kelompok


makanan ini dapat membuat si kecil tersedak, antara lain pop corn, buah-
buahan berbiji kecil, klengkeng, dan segala jenis kacang-kacang terutama
kacangan.
b. Makanan dan minuman yang mengandung kafein. Makanan yang
mengandung kafein ini dapat membuat balita menjadi gelisah.
c. Makanan yang mengandung rempah, kecuali si kecil sudah terbiasa, dan
sikecil memintanya sendiri.
d. Makanan yang terlalu asin. Makanan asin dapat membuat si kecil menjadi
cepat merasakan haus.
Meskipun kebutuhan kalori dan nutrisi balita amat besar, ternyata
kapasitas perut balita jauh lebih kecil daripada orang dewasa. Otomatis porsi
makan yang dapat diberikan bagi balita jauh lebih sedikit, yaitu antara 25%
hingga 40% dari porsimakan orang dewasa. Untuk menyiasati hal ini, maka
dilakukan pemberian makanan selingan tiga kali sehari disela-sela pemberian
tiga kali makanan utama (Triton, 2006) .

Pertumbuhan balita sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu


faktor dalam maupun faktor luar.Faktor dalam dipengaruhi oleh jumlah dan
mutu makanan, kesehatan balita (ada atau tidaknya penyakit). Faktor luar
dipengaruhi tingkat ekonomi, pendidikan, perilaku (orang tua/pengasuh),
sosial budaya atau kebiasaan, ketersediaan bahan makanan di rumah tangga
(Depkes RI, 2000 dalam Adriani,.M, 2012).
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengkajian
I. Data Umum
Tanggal Pengkajian : Minggu, 28 Desember 2014 jam 09.00 WIB
Nama Perawat : STIKES BHM MADIUN

a. Identitas Kepala Keluarga


1) Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. F
2) Usia : 25 tahun
3) Pendidikan : SMA
4) Pekerjaan : Karyawan Pabrik
5) Alamat : RT.10/RW.01 Kelurahan Karangroto

b. Tabel Komposisi Keluarga


Status Imunisasi
N BCG Polio DPT Hepatiti Campa
Nama JK Hub Umur Pend Ket
o s k
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 Tn.F L Orangt 25 Th SM V v v v v v v v v v V v
ua A
2 Ny.J P Orangt 24 Th SM V v v v v v v v v v V v
ua A
3 An.S L Anak 2,5 - V v v v v v v v v v V v
Th
c. Genogram

F J

Keterangan :
= Laki-laki = Perempuan

= Anggota keluarga yang sakit = Dalam satu rumah

d. Tipe Keluarga
Jenis type keluarganya adalah the nuclear family: keluarga yang terdiri dari
suami, istri dan anak (kandung ataupun anak angkat)
e. Suku dan Bangsa
Asal suku bangsa : Jawa, An.M minum ASI ekslusif selama 4 bulan dan pada
umur 4 bulan itu neneknya memberi An.M makan bubur dari umur 4 tahun
emberian ASI nya tidak ASI ekslusif lagi tapi terkadang dicampur dengan
susu formula, An.M setiap hari senin sampai jumat di asuh oleh neneknya,
karena kedua orang tuanya bekerja berangkat jam 6 pagi pulang sampai jam 5
sore. Pada umur 10 bulan An.M pernah dibawa ke dokter dan puskesmas.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa.
f. Agama dan Kepercayaan
Anggota keluarga Tn.F menganut agama islam, namun keluarga Tn.F jarang
solat dimasjid hanya solat dirumah, keluarga Tn.F jarang ikut pengajian rutin
warga-warga, dikarenakan tuntuan pekerjaan.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Yang memenuhi kebutuhan keluarga adalah suaminya tetapi istrinya juga ikut
bekerja, pendapatan keluarga hanya 1.350.000,- /bulannya. Pendapatan
dengan pengeluarkan hampir imbang namun masih bisa menabung untuk
kebutuhan mendadak walaupun tidak banyak. Jika ada anggota keluarga yang
sakit mereka membawanya ke puskesmas karena biayanya yang masih
terjangkau. Pernah juga anaknya dibawa ke dokter anak biayanya pun dari
milik sendiri.
h. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Jika ada waktu liburan hanya digunakan untuk berkumpul bersama keluarga
dan nonton tv, terkadang si anak juga ingin jalan-jalan naik odong-odong.
Keluarga tidak mengetahui bahwa rekreasi sangat penting untuk tumbuh
kembang anaknya.

II. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap Perkembangan Saat Ini
Keluarga Tn.F baru mempunyai satu anak laki-laki yang berusia 2,5 tahun.
Dalam tahap tumbuh kembangnnya An.M mengalami masalah dalam usianya
yang sudah mencapai 2,5 tahun An.M belum bisa berjalan, dalam pengucapan
kata-katanya juga belum jelas hanya bisa mengucap kata mama dan bapak.
An.M hanya baru bisa merangkak dan berdiri sembari berpegangan dengan
orang tua / yang mengasuhnya. Keluarga Tn.F termasuk dalam tipe keluarga
produktif tahap perkembangan anaknya adalah usia balita.
b. Tahap Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Tahap perkembangan yang belum terpenuhi adalah masalah tumbuh kembang
anaknya, keluarga Tn.F khawatir dalam usia yang sudah dua tahun lebih
anaknya belum bisa berjalan. Dulu pada waktu umur 1 tahun lebih anaknya
pernah dibawa ke dinas kesehatan semarang dan rumah gizi dan mendapatkan
terapi pijat namun stelah mengikuti program tersebut anaknya belum bisa
berjalan juga dan akhirnya tidak membawanya lagi. Kemampuan berbicaranya
juga masih belum berkembang banyak. Tn.F mengatakan pernah membawa
anaknya ke dokter spesialis anak, dari keterangan dokter anaknya menderita
resiko kekurangan gizi.
c. Riwayat Kesehatan Inti
Riwayat Kesehatan Kepala Keluarga: sebelumnya Tn.F tidak pernah
menderita penyakit berat hanya batuk pilek dan demam saja. Tn.F juga
mengerti jika dirinya sakit dia tidak bisa bekerja maka dari itu dia juga
menjaga kondisi kesehatannya. Dia tidak pernah mendapat penyuluhan
kesehatan dari dinas kesehatan atau puskesmas, hanya dari dokter saja ketika
dia dan anaknya sakit.
Riwayat Kesehatan Istri: Ny.J juga tidak menderita riwayat penyakit berat,
hanya batuk pilek dan demam saja. Dia juga mengerti bahwa menjaga
kesehatan agar tidak sakit itu penting karenanya dia selalu makan teratur.
Riwayat Kesehatan Anak: penyakit yang pernah diderita An.M adalah diare
demam batuk pilek dan pernah dibawa ke rumah gizi pada umur satu tahun.
Tumbuh kembang An.M tidak baik karena belum bisa berjalan berbicaranya
pun hanya bisa menyebut mamah dan papah namun An.M suka dengan
permainan puzzel dia belum bisa menulis atau menggambar. Pada usia 4 bulan
An.M diberi makan bubur tim oleh neneknya dan sampai saat ini An.M masih
diberikan susu formula.
III.Lingkungan
a. Denah Rumah

JALAN

SELOKAN

RUANG
TAMU

TETANGGA

KAMAR
TIDUR

KAMAR DAPUR
TIDUR 0m

b. Karakteristik Lingkungan Rumah


Data Objektif
Luas rumah 80 M², tipe rumah semi permanen, lantai keramik dan tidak licin,
status kepemilikan rumah adalah kontrak, jumlah kamar tidur 1, ventilasi dan
penerangan cahaya udara cukup, septic tank ada di belakang rumah, sumber
air untuk kebutuhan sehari-harinya berasal dari artetis, WC dan kamar mandi
jadi satu, tidak ada tempat sampah di depan rumah, terdapat got saluran
pembuangan air, dalam keluarga yang merokok cuma Tn.F saja, tidak ada bau
yang menyengat di dalam rumah.
Data Subjektif
Tn. F mengatakan dia dan istrinya mengalami kesulitan dalam mengurus
kebersihan rumah, tuntutan kerja menjadi salah satu alasan kurang terawatnya
perawatan rumah.
c. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Tempat tinggal kelurga Tn.F adalah di Kelurahan Karangroto RW.01, jenis
huniannya adalah semi permanen, jalan dikelurahan terbuat dari cor-coran
atau semen dan paping blok namun ada juga sebagian yang masih berbentuk
jalan setapak dari tanah, sebagian besar jalannya termasuk dalam kategori
layak. Saluran pembuangan air limbah pada lingkungan Tn.F ada disepanjang
jalan. Terkadang setiap sebulan sekali warga sekitar gotong royong
membersihkan selohkan. Di RW.01 terdapat satu balai RW yang digunakan
untuk pertemuan warga-warga dan posyandu baik balita ataupun lansia,
terdapat satu puskesmas pembantu tetapi berada di RW lain.
d. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn.F tinggal disini semenjak 3,5 tahun yang lalu, Tn.F belum pernah
pindah-pindah tempat. Sebelum Tn.F mengontrak tempat tinggal disini
dahulunya dia tinggal di daerah sawah besar kemudian pindah kesini setelah
menikah.
e. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat
Tn.F mengatakan bahwa bersosialisasi sangatlah penting namun karena dia
bekerja dari pagi sampai sore dia jarang ketemu dengan warga, Tn.F dan Ny.J
bisa bertemu dengan warga hanya pada waktu jam pulang kerja/jam 6 sore
dan hari libur (sabtu minggu).
f. System Pendukung Keluarga
Yang menjaga An.M ketika kedua orang tuanya bekerja adalah neneknya
(Ny.S) ketika An.M sakitpun kadang yang mengantar dia. Tempat Ny.S
memeriksaan anggota keluarga yang sakit yaitu di puskesmas Bangetayu.
Terkadang dari kader kesehatan kelurahan juga sering menyarankan agar
An.M rutin ikut posyandu balita setiap bulannya.
IV. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi berjalan dengan baik antar sesama angota keluarga namun
komunikasi kepada anaknya belum berjalan dengan baik karena An.M belum
bisa bicara banyak. Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa kromo dan
terkadang bahasa Indonesia.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Yang berperan mengambil keputusan dalam menghadapi masalah adalah Tn.F
dia lebih dominan tetapi dia juga bermusyawarah dengan ibu mertua dan
istrinya sebelum pengambilan keputusan tersebut. sedangkan yang mengatur
keuangan keluarga adalah Ny.J.
c. Struktur Peran (Formal & Informal)
Peran formal keluarga Tn.F :
1) Tn.F sebagai kepala keluarga
2) Ny.J sebagai Ibu Rumah tangga
3) An.M anak pertama dan baru berusia 2,5 tahun.
4) Ny.S adalah nenek dari An.M dia yang mengasuh An.M ketika kedua
orang tuanya bekerja.
Peran informal keluarga Tn.F :
1) Menurut Ny.J, Tn.F adalah orang yang baik dia menjadi penutan
keluarganya
2) Ny.J adalah ibu yang selalu memberikan kasih sayang pada anaknya, Ny.S
juga selalu setia menemani anaknya berusaha agar tumbuh kembang
anaknya normal.
d. Nilai dan Fungsi Norma Keluarga
Keluarga Tn.F memegang erat norma-norma yang berlaku dimasyarakat,
seperti selalu menghormati yang lebih tua, tidak boleh berbohong dan selalu
berusaha menjaga kebersihan.
V. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Sesama anggota keluarga saling menyayangi, ketika salah satu anggota
keluarga mereka ada yang sakit, maka perhatian lebih akan tertuju pada
anggota yang sakit tersebut. Orang tua Keluarga Tn.F juga selalu mensuport
anak-anaknya agar semangat dalam mendidik dan merawat anaknya.
b. Fungsi Sosial
An.M adalah anak pertama yang baru berusia 2,5 th tetapi kedua orang tuanya
juga sudah melatih anak agar anak bisa berteman dengan anak-anak yang lain
namun hal ini belum bisa berjalan baik karena An.M belum bisa berjalan
dengan normal. Keluarga Tn.F mengatakan bahwa rumah yang dihuninya
tidak begitu besar jadi tempat bermain anaknya juga sempit.
c. Fungsi Perawatan Keluarga
1) Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
a) Kemampuan Keluarga Mengenal Masalah
Keluarga Tn.F tidak mengerti tentang masalah kesehatan yang ada,
ketika ada anggota keluarga yang sakit keluarga Tn.F akan langsung
membawa ke puskesmas atau ke RS terdekat dan menyerahkan semua
masalah kesehatan kepada petugas yang menanganinya.
b) Kemampuan keluarga Mengambil keputusan
Keluarga Tn.F tidak tahu apa yang harus dilakukan agar anaknya bisa
tumbuh sehat, yang dilakukan keluarga adalah selalu membawa anggota
keluarga yang sakit ke puskesmas atau dokter terdekat.
c) Kemampuan keluarga Merawat anggota yang sakit
Keluarga Tn.F sering melakukan rangsangan untuk berjlana pada
anaknya seperti melakukan titah dan membelikan kursi berjalan.
Sebelumnya juga An.M pernah di bawa ke rumah gizi selama kurang
lebih 1 tahun terjadi peningkatan gizi tetapi An.M masih belum bisa
berjalan dan akhirnya An.M Cuma di rawat oleh neneknya saja dirumah.
d) Kemampuan keluarga dalam Memelihara lingkungan yang sehat
Tempat tinggal Tn.F adalah kelurahan yang tata letak rumahnya cukup
bagus seperti perumahan, setiap sebulan sekali Tn.F ikut warga sekitar
kerja bakti membersihkan saluran got.
e) Kemampuan keluarga Menggunakan fasilitas kesehatan
Setiap sebulan sekali An.M selalu rutin dibawa neneknya untuk
mengikuti posyandu balita.
2) Kebutuhan Nutrisi Keluarga
Umur An.M adalah 2,5 th namun berat badanya masih 8,5 kg. setiap hari
An.M selalu mengkonsumsi susu formula. Frekuensi makan An.M tidak
teratur, An.M tidak suka sayuran dia lebih suka ngemil. Terlihat tanda-
tanda kekurangan gizi pada An.M seperti bentuk kaki yang kecil, bentuk
kepala yang lebih besar.
3) Kebiasaan Tidur Istirahat Dan Latihan
Untuk masalah Tidur, An.M sering tidur siang dan malam harinya pun
tidur kembali, An.M tidak pernah berolahraga setiap pagi An.m diajak
untuk berjemur di matahari pagi oleh nenek atau orang tuanya. Tn.F atau
Ny.J juga tidak pernah berolahraga karena kesibukan bekerja.
d. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn.F termasuk keluarga produktif, Keluarga Tn.F menginginkan
ingin punya dua anak nantinya, ketika terjadi menstruasi Ny.J tidak
mengalami sakit berlebih dan Tn.F juga tidak ada keluhan untuk masalah
reproduksinya.
e. Fungsi Ekonomi
Tn.F dan Ny.J bekerja sebagai karyawan pabrik penghasilan yang didapatkan
sudah bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, setiap bulannya keluarga
Tn.F mengaku bisa menabung uang walapun cuma sedikit. Pengeluran dan
pendapatan masih besar pendapatannya.
VI. Stress dan Koping Keluarga
a. Stressor Jangka Pendek Dan Panjang
Masalah yang sedang dihadapi keluarga Tn.F adalah berfokus pada anaknya
yang belum bisa berjalan, ini menjadi kekawatiran yang besar karena Tn.F
takut terjadi apa-apa dengan anaknya.
b. Kemampuan Keluarga Dalam Merespon Situasi Dan Stressor
Ketika mengetahui anaknya belum bisa bejalan Tn.F berusaha membawa
anaknya ke balai kesehatan yang ada, namun sampai saat ini beum bisa
berjalan juga. Tn.F hanya bisa pasrah, bersabar dan berharap anaknya bisa
dapat tumbuh kembang secara normal.
c. Strategi Koping Yang Digunakan
Keluarga Tn.F biasanya bermusyawarah kepada orang tua mereka untuk
pengambilan keputusan yang harus dilakukan Tn.F.namun terkadang jika
masalahnya mendadak dan penting Tn.F mengambil keputusan sendiri karena
tidak ingin masalahnya menjadi semakin parah jika tidak segera ditangani.
d. Strategi Adaptasi Disfungsional
Ketika An.M sakit Tn.F tidak pernah memarahi istri atau mertuanya, tidak
pernah menggunakan kekerasan atau ancaman jika sedang da masalah, yang
terjadi sekarang adalah karena orang tua mungkin kurang banyak waktu
dengan anaknya.
VII. Pemeriksaan Fisik
No Jenis Nama Anggota Keluarga
Pemeriksaan Tn.F Ny.J An.M
1. Kesadaran CM CM CM
2. TTV :
a. TD 120/90 mmHg 120/80mmHg -
b. Suhu 37˚C 36,7 ˚C 36,7˚C
c. Nadi 77 kali/menit 85 kali/menit 102 kali/menit
d. Pernafasan 20 kali/menit 22 kali/menit 28 kali/menit
3. BB dan TB BB : 55 kg BB : 47 kg BB : 8,5 kg
TB : 160 cm TB : 155 cm TB : 60 cm

4. Kepala Mesochepal, Mesochepal, Sedikit lonjong


Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
5. Mata Konjungtiva an Konjungtiva an Konjungtiva an
anemis, sclera non anemis, sclera non anemis, sclera non
ikterik, ikterik ikterik
7. Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
8. Telinga Bersih, bentuk Bersih, bentuk Bersih, bentuk
simetris, fungsi simetris, fungsi simetris, fungsi
pendengaran baik pendengaan baik pendengaran baik
9. Mulut Mukosa bibir lembab Mukosa bibir lembab Mukosa bibir lembab,
gigi ompong pada
bagian depan
10. Hidung fungsi penciuman baik fungsi penciuman baik fungsi penciuman baik
11. Paru-paru Inspeksi: bentuk Inspeksi: bentuk Inspeksi: bentuk
simetris simetris simetris
palpasi: taktil fremitus palpasi: taktil fremitus palpasi: taktil fremitus
sama sama sama
perkusi : sonor perkusi: sonor, perkusi : sonor
auskultasi : vesikuler auskultasi : vesikuler auskultasi : vesikuler
12. Jantung Inspeksi: kedua belah Inspeksi: kedua belah Inspeksi: kedua belah
dada simetris,ictus dada simetris,ictus dada simetris,ictus
kordis tampak. kordis tampak. kordis tampak.
Palpasi: terdapat Palpasi: terdapat Palpasi: terdapat
pulsasi, ictus kordis pulsasi, ictus kordis pulsasi, ictus kordis
teraba teraba teraba
Perkusi: redup (pekak) Perkusi: redup (pekak) Perkusi: redup (pekak)
Auskultasi:tidak ada Auskultasi: tidak ada Auskultasi: tidak ada
suara tambahan suara tambahan suara tambahan
13. Abdomen Inspeksi: tidak ada Inspeksi: tidak ada Inspeksi: tidak ada
bekas luka bekas luka bekas luka
Auskultasi :bising Auskultasi: bising Auskultasi: bising
usus 16x/menit usus 18x/menit usus 23x/menit
Palpasi: tidak ada Palpasi: tidak ada Palpasi: tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
Perkusi: timpani Perkusi: timpani Perkusi: timpani
14. Kulit dan kuku Turgor kulit < 3 detik, Turgor kulit < 3 detik, Turgor kulit < 3 detik,
CRT < 3 detik, kuku CRT< 3 detik, kuku CRT < 3 detik, kuku
bersih dan tidak bersih dan tidak bersih dan tidak
panjang panjang panjang
15 Ekstremitas Alat ekstremtias Alat ekstremtias Alat ekstremtias
lengkap, Tidak ada lengkap, Tidak ada lengkap,
masalah, tidak ada masalah, tidak ada Bentuk kaki kecil
oedema oedema
16 Keadaan mampu melakukan mampu melakukan Tumbuh kembang
Umum aktifitas mandiri aktifitas mandiri terganggu,
bisa berdiri tetapi
Belum bisa berjalan

VIII. Harapan Keluarga


Keluarga Tn.F berharap bisa mengetahui penyebab anaknya belum bisa
berjalan, Ny.J juga berharap ada bantuan kesehatan dari pemerintah dalam hal
keringanan biaya dan segera mendapatkan jalan keluar atas masalah yang
terjadi pada anaknya.
ANALISA DATA

No Data Diagnosa Keperawatann


1. Ds : Keterlambatan Pertumbuhan Dan
- Tn. F mengatakan anaknya belum bisa Perkembangan pada Keluarga
berjalan, An.M cumba bisa berdiri dan Tn.F khususnya pada An.M
merangkak saja.
- Tn.F mengatakan anaknya pernah dibawa
ke rumah gizi dan dirawat jalan oleh
petugas kesehatan disana.
- Ny.J mengatakan pemberian ASI ekslusif
pada anak selama empat bulan setelah itu
pemberian ASInya dicampur dengan susu
formula.
- Ny.J mengatakan sering melatih anaknya
untuk berjalan tetapi ketika anaknya
menangis latihan itupun dihentikan.
- Tn.F dan Ny.J mengatakan setiap hari
senin sampai jumat anaknya diasuh oleh
neneknya itu dilakukan karena tuntuan
kerja. Dan pulang kerja pada jam 17.00
WIB.
- Tn.F mengatakan pernah membawa
anaknya ke dokter spesialis anak, dari
keterangan dokter anaknya menderita
resiko kekurangan gizi.
- Ny.J mengatakan pada usia empat bulan
anaknya pernah dikasih bubur tim-tim oleh
neneknya.
- Ny.F mengatakan anaknya tidak suka
makan sayur.
- Tn.F mengatakan anaknya belum bisa
ngomong hanya bisa mengucapkan mamah
dan bapak.
Do :
- An.M terlihat merangkak
- An.M tidak mampu berjalan
- BB : 8,5Kg
- TB: 70 cm
- Kaki terlihat kecil
- Kepala terlihat besar dan lonjong
- Gigi tampak ompong
- Anak tidak bisa bicara lancar

2. Ds : Kurang Pengetahuan Informasi


- Tn.F mengatakan tidak mengerti apa yang Kesehatan Pada Keluarga Tn.F
harus dilakukan ketika anaknya sakit, yang
dia lakukan adalah langsung membawa ke
puskesmas.
- Keluarga Tn.F mengatakan tidak tahu
penyakit yang diderita anaknya.
- Keluarga Tn.F mengatakan tidak tahu cara
menstimulus tumbuh kembang anak.
- Ny.F mengatakan Perkembangan An.M
lebih lambat daripada anak seusianya.
Do :
- Saat diwawancara tentang gizi keluarga
Tn.F tidak bisa menjawab.
- Keluarga Tn.F juga tidak mengetahui apa
yang harus dilakukan ketika mengetahui
anaknya belum bisa berjalan, dia hanya
melatih anaknya dengan cara di titah.
- An.M mengalami keterlambatan tumbuh
kembang dalam sector berjalan dan
berbicara

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN :


1. Keterlambatan Pertumbuhan Dan Perkembangan pada Keluarga Tn.F khususnya
pada An.M.
2. Kurang Pengetahuan Informasi Kesehatan Pada Keluarga Tn.F.
SKORING PRIORITAS MASALAH
1. Keterlambatan Pertumbuhan Dan Perkembangan pada Keluarga Tn.F khususnya pada
An.M
No. Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1 Sifat Masalah 3 x 1 Keterlambatan
a. Aktual (Tidak/Kurang 3 =1 pertumbuhan dan
Sehat) 2 3 perkembangan kurang
b. Resiko (Ancaman 1 1 sehat karena seharusnya
Kesehatan) usia 2,5 tahun sudah bisa
c. Wellness (Keadaan berjalan dan berbicara.
sejahtera)
2 Kemungkinan masalah 1 x 2 Keterlambatan
untuk diubah =1 pertumbuhan dan
a. Mudah 2 2 perkembangan
b. Sebagian 1 Kemungkinan masalah
2
c. Tidak dapat Diubah 0 untuk diubah sebagian
karena masalah tumbang
memerlukan penanganan
waktu yang cukup lama.
3 Potensi masalah untuk 2 x 1 = Keterlambatan
dicegah 2/3 pertumbuhan dan
a. Tinggi 3 3 perkembangan potensi
b. Cukup 2 1 masalah untuk dicegah
c. Rendah 1 cukup karena umur An.M
masih sangat muda jadi
masih bisa di cegah.
4 Menonjolnya Masalah 2 x 1 = Keterlambatan
a. Masalah berat harus 2 1 pertumbuhan dan
ditangani 1 2 perkembangan
b. Masalah diraskan 0 menonjolnya masalah
tidak harus ditangani 1 sangat berat dan harus
c. Masalah tidak cepat ditangani mengingat
dirasakan dalam umur segini sudah
sangat terlambat
tumbangnya
TOTAL 3 2/3
2. Kurang Pengetahuan Informasi Kesehatan Pada Keluarga Tn.F
No. Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1 Sifat Masalah 2x 1 = Kurang Pengetahuan
d. Aktual (Tidak/Kurang 3 2/3 Keluarga resiko karena
Sehat) 2 3 ada sebagian yang sudah
e. Resiko (Ancaman 1 1 tahu penyakit An.M ada
Kesehatan) sebagian yang tidak tahu
f. Wellness (Keadaan
sejahtera)
2 Kemungkinan masalah 1 x 2 = Kurang Pengetahuan
untuk diubah 1 Keluarga Kemungkinan
d. Mudah 2 2 masalah untuk diubah
e. Sebagian 1 sebagian karena kedua
2
f. Tidak dapat Diubah 0 orang tuanya yang jarang
dirumah, An.M
kebanyakan di asuh oleh
neneknya
3 Potensi masalah untuk 2 x 1 = Kurang Pengetahuan
dicegah 2/3 Keluarga potensi masalah
d. Tinggi 3 3 untuk dicegah cukup
1
e. Cukup 2 karena Keluarga Tn.F
f. Rendah 1 termasuk keluarga usia
dewasa
4 Menonjolnya Masalah 1 x 1 = Kurang Pengetahuan
d. Masalah berat harus 2 1/2 Keluarga menonjolnya
ditangani 1 2 masalah tidak harus
e. Masalah diraskan 0 1 ditangani cepat ditangani
tidak harus ditangani mengingat dalam umur
f. Masalah tidak segini sudah sangat
dirasakan terlambat tumbangnya
TOTAL 2 5/6
INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Keperawatan


Keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standart
1. Keterlambatan Setelah dilakukan - Setelah dilakukan Keluarga Tn.F 1. Ajarkan cara menstimulasi tingkat
tindakan 6x pertemuan mampu perkembangan sesuai dengan usia
Pertumbuhan
keperawatan diharapkan mengetahi cara- klien.
Dan selama 2 minggu, keluarga Tn.F : cara menstimulasi 2. Ajarkan kepada orang tua tentang
pertumbuhan dan 1. Tahu dan Psikomotor tumbuh kembang standar pertumbuhan fisik dan
Perkembangan
perkembangan mampu anak khusunya tugas-tugas perkembangan sesuai
pada Keluarga pada keluarga menstimulasi dalam hal cara usia anak.
Tn.F khususnya tumbung berjalan dan 3. Berikan makanan sedikit tapi
Tn.F khususnya
An.M membaik kembang anak berbicara sering dengan menu makanan
pada An.M. sesuai dengan khusunya yang menarik anak.
tingkat usia dalam hal 4. Berbicara sambil bermain dengan
berjalan alat untuk mempercepat persepsi
anak tentang suatu hal
2. Tahu tentang Kognitif Keluarga Tn.F 5. Lakukan scrining lanjutan dengan
standar tahu tentang memperkenalkan test Denver II
pertumbuhan informasi dan 6. Anjurkan keluarga untuk selalu
fisik menurut standar datang pada pos pelayanan
usianya pertumbuhan dan kesehatan balita secara rutin
perkembangan 7. Lakukan komunikasi secara
anak usia 1-5 komprehensif baik verbal maupun
tahun non verbal

3. Keluarga bisa Psikomotor Keluarga Tn.F


berkreasi bisa membuat
dalam menu makanan
pemberian yang menarik
menu makanan untuk anaknya.
yang menarik
pada anaknya

4. Keluarga bisa Psikomotor Keluarga Tn.F


menstimulasi tahu cara
komunikasi menstimulasi agar
An.M anak bisa
berbicara lebih
banyak kata.
2. Kurang Setelah dilakukan Setelah dilakukan Keluarga Tn.F 1. Kaji pengetahuan klien dan
tindakan 6x pertemuan mengetahui diskusi bersama tentang masalah
Pengetahuan
keperawatan diharapkan tentang nutrisi kesehatan yang sedang
Informasi selama 2 minggu keluarga Tn.F : yang baik,cara dialaminya.
pengetahuan 1. Mengetahui Kognitif meningkatkan 2. Berikan penkes tentang nutrisi
Kesehatan Pada
tentang informasi informasi gizi, akibat dan gizi yang baik untuk balita
Keluarga Tn.F kesehatan pada tentang gizi kurang gizi. 3. Jelaskan kepada keluarga tahapan
keluarga Tn.F dan nutrsisi tumbuh kembang pada An.M
bertambah atau pada balita seharusnya dicapai oleh An.M
meningkat 4. Ajarkan keluarga tentang cara
menstimulasi tumbuh kembang
anak (motoric dan kemampuan
2. Mengetahui Kognitif Keluarga Tn.F berbicara)
informasi mengerti standar
tubuh tumbuh kembang
kembang yang yang normal,
normal pada penyebab tumbuh
anak kembang tidak
normal, cara
penanganan dan
mengerti cara
menstimulasi
anak agar cepat
berjalan.

3. Mengetahui Kognitif Keluarga Tn.F


tentang apa mengetahui
yang terjadi penyebab
pada anaknya anaknya telat
dalam hal
tumbangnya

4. Keluarga Keluarga Tn.F


Kognitif tahu cara
mengetahui
cara menstimulasi
menstimulasi kemampuan
kemampuan motoric dan
berbicara dan kemampuan
kemampuan berbicaranya
motoriknya
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/tanggal DX IMPLEMENTASI RESPON KELUARGA


Senin, 29 Keterlambatan 1. Memberikan pendidikan kesehatan S :
Desember Pertumbuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada
- Keluarga Tn.F mengatakan sangat senang bisa
2014 jam anak
Dan diberi informasi kesehatan
09.00 WIB
Di rumah Perkembangan - Keluarga Tn.F mengatakan sudah mulai tahu
Tn.F tentang konsep tumbuh kembang anak dan nutrisi
pada Keluarga
pada anaknya.
Tn.F khususnya
pada An.M.
O:
- Keluarga Tn.F tampak memperhatikan penjelasan
yang diberikan pereawat
- Keluarga Tn.F kooperatif

Senin, 29 Keterlambatan 2. Mengajarkan menstimulasi S :


Desember perkembangan (berjalan) dengan
Pertumbuhan - Keluarga Tn.F mengatakan sangat senang
2014 jam cara pijat pada kaki
Dan - Keluarga Tn.F mengatakan belum mengerti
09.00 WIB
Di rumah Perkembangan teknkik pijat bayi dan kegunaanya.
Tn.F pada Keluarga
Tn.F khususnya
pada An.M. O:
- Keluarga Tn.F tampak memperhatikan dan mau
melakukan terapi tersebut pada anaknya
- Keluarga Tn.F mendemonstrasikan ulang teknik
tersebut.

Senin, 29 Keterlambatan 3. Mengajarkan kepada orang tua S :


Desember Pertumbuhan tentang standar pertumbuhan fisik
- Keluarga Tn.F mengatakan sangat senang
2014 jam dan tugas-tugas perkembangan
Dan diajarkan standar pertumbuhan pada anaknya
09.00 WIB sesuai usia anak.
Di rumah Perkembangan -
Tn.F pada Keluarga O:
Tn.F khususnya - Keluarga Tn.F terlihat mau mempelajari lembar
pada An.M. Denver
- Keluarga Tn.F tampak memperahtikan penjelasan
perawat.
Senin, Kurang 1. Kaji pengetahuan klien dan diskusi S :
29 bersama tentang masalah
Pengetahuan - Keluarga Tn.F mengatakan senang sekali bisa
Desem kesehatan yang sedang
Informasi dialaminya. berdiskusi masalah kesehatan dengan perawat
ber
2014 Kesehatan Pada - Keluarga Tn.F mengatakan belum ada petugas
jam Keluarga Tn.F kesehatan yang berdiskusi langsung seperti ini.
09.00
WIB Di
rumah O:
Tn.F
- Keluarga Tn.F aktif bertanya seputar masalah
kesehatan yang berkaitan dengan anaknya

Senin, Kurang 2. Memberikan pendidikan kesehatan S:


29 terkait masalah kesehatan yang
Pengetahuan - Keluarga Tn.F mengatakan merasa senang bisa
Desem dialami An.M
Informasi diberi informasi kesehatan
ber
2014 Kesehatan Pada O:
jam Keluarga Tn.F - Keluarga Tn.F tampak memperhatikan penjelasan
09.00
dri perawat
WIB Di
rumah
Tn.F
Senin, Kurang 3. Menjelaskan kepada Keluarga S:
29 Tn.F, penyebab terlambatnya
Pengetahuan - Keluarga Tn.F
Desem tumbuh kembang, cara
Informasi memperbaiki status gizi dan cara
ber O:
menstimulasi agar anak cepat
2014 Kesehatan Pada
berjalan. -
jam Keluarga Tn.F
09.00
WIB Di
rumah
Tn.F
EVALUASI KEPERAWATAN

NO TANGGAL DIAGNOSA CATATAN PERKEMBANGAN


1 Senin, 29 Keterlambatan Pertumbuhan Dan S :
Desember 2014 Perkembangan pada Keluarga - Keluarga Tn.F mengatakan sangat senang sudah mengerti
jam 09.00 WIB standar pertumbuhan pada anaknya
Tn.F khususnya pada An.M.
Di rumah Tn.F
- Keluarga Tn.F mengatakan sangat senang
- Keluarga Tn.F mengatakan belum mengerti teknkik pijat
bayi dan kegunaanya.
- Keluarga Tn.F mengatakan sangat senang bisa diberi
informasi kesehatan
- Keluarga Tn.F mengatakan sudah mulai tahu tentang
konsep tumbuh kembang anak dan nutrisi pada anaknya.

O:
- Keluarga Tn.F terlihat mau mempelajari lembar Denver
- Keluarga Tn.F tampak memperahatikan
- Keluarga Tn.F tampak memperhatikan penjelasan yang
diberikan pereawat
- Keluarga Tn.F kooperatif
- Keluarga Tn.F tampak memperhatikan dan mau melakukan
terapi pijat pada anaknya
- Keluarga Tn.F mendemonstrasikan ulang teknik tersebut
A : Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
2 Senin, 29 Kurang Pengetahuan Informasi S :
Desember 2014 Kesehatan Pada Keluarga Tn.F - Keluarga Tn.F mengatakan merasa senang bisa diberi
jam 09.00 WIB
informasi kesehatan
Di rumah Tn.F
- Keluarga Tn.F mengatakan senang sekali bisa berdiskusi
masalah kesehatan dengan perawat
- Keluarga Tn.F mengatakan belum ada petugas kesehatan
yang berdiskusi langsung seperti ini
O:
- Keluarga Tn.F tampak memperhatikan penjelasan dri
perawat
- Keluarga Tn.F aktif bertanya seputar masalah kesehatan
yang berkaitan dengan anaknya
A : Masalah Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi

Anda mungkin juga menyukai