Anda di halaman 1dari 3

TUGAS RUTIN 2

KEPEMIMPINAN

DOSEN PENGAMPU: Drs. Elizon Nainggolan. M.Pd

Disusun oleh

Kelompok 2

1. Kristika Mondang Matondang


2. Chindi Dameria Silitonga
3. Masrul Saleh
4. Steven Yostian Sitorus

Kelas : BK Reg D 2019

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
TOKOH YANG BERKEMIMPINAN POSITIF DAN NEGATIF

1. B.j Habibie ( kepemimpinan yang positif)

Menjadi presiden bukan karena keinginannya. Hanya karena kondisi sehingga ia jadi
presiden. Orang yang cerdas tap iterlalu lugu dalam politik. Karena ingin terlihat bagus, ia
membuat blunder dalam masalah timor timur.

Sebenarnya gaya kepemimpinan Presiden Habibie adalah gaya kepemimpinan Dedikatif-


Fasilitatif, merupakan sendi dan Kepemimpinan Demokratik. Pada masa pemerintahan B .J
Habibie ini, kebebasan pers dibuka lebar-lebar sehingga melahirkan demokratisasi yang lebih
besar. Pada saat itu pula peraturan-peraturan perundang-undangan banyak dibuat.
Pertumbuhan ekonomi cukup tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Habiebi sangat
terbuka dalam berbicara tetapi tidak pandai dalam mendengar, akrab dalam bergaul, tetapi
tidak jarang eksplosif. Sangat detailis, suka uji coba tapi tetapi kurang tekun dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan. Dalam penyelengaraan Negara Habibie pada dasarnya
seorang liberal karena kehidupan dan pendidikan yang lama didunia barat.

Gaya komunikasinya penuh spontanitas, meletup-letup, cepat bereaksi, tanpa mau


memikirkan risikonya. Tatkala Habibie dalam situasi penuh emosional, ia cenderung
bertindak atau mengambil keputusan secara cepat. Seolah ia kehilangan kesabaran untuk
menurunkan amarahnya. Bertindak cepat, rupanya, salah satu solusi untuk menurunkan
tensinya. Karakteristik ini diilustrasikan dengan kisah lepasnya Timor Timur dari Indonesia.
Habibie digambarkan sebagai pribadi yang terbuka, namun terkesan mau menang sendiri
dalam berwacana dan alergi terhadap kritik.

2.Presiden Soeharto ( Kepemimpinan yang negative)

Diawali dengan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tahun 1966 kepada
Letnan Jenderal Soeharto, maka Era Orde Lama berakhir diganti dengan pemerintahan Era Orde
Baru. Pada awalnya sifat-sifat kepemimpinan yang baik dan menonjol dari Presiden Soeharto
adalah kesederhanaan, keberanian dan kemampuan dalam mengambil inisiatif dan keputusan,
tahan menderita dengan kualitas mental yang sanggup menghadapi bahaya serta konsisten
dengan segala keputusan yang ditetapkan.

Gaya Kepemimpinan Presiden Soeharto merupakan gabungan dari gaya kepemimpinan


Proaktif-Ekstraktif dengan Adaptif-Antisipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang mampu
menangkap peluang dan melihat tantangan sebagai sesuatu yang berdampak positif serta
mempunyal visi yang jauh kedepan dan sadarakan perlunya langkah-langkah penyesuaian.

Tahun-tahun pemerintahan Suharto diwarnai dengan praktik otoritar ian dimana tentara
memiliki peran dominan didalamnya. Kebijakan dwi fungsi ABRI memberikan kesempatan
kepada militer untuk berperan dalam bidang politik disamping perannya sebagai alat pertahanan
negara. Demokrasi telah ditindas selama hampir lebih dari 30 tahun dengan mengatas namakan
kepentingan keamanan dalam negeri dengan cara pembatasan jumlah partai politik, penerapan
sensor dan penahanan lawan-lawan politik. Sejumlah besar kursi pada dua lembaga perwakilan
rakyat di Indonesia diberikan kepada militer, dan semua tentara serta pegawai negeri hanya dapat
memberikan suara kepada satu partai penguasa Golkar

Bila melihat dari penjelasan singkat diatas maka jelas sekali terlihat bahwa mantan
Presiden Soeharto memiliki gaya kepemimpinan yang otoriter, dominan, dan sentralistis

Anda mungkin juga menyukai