Anda di halaman 1dari 10

KD 3.

1 Memahami pembukuan tunggal dan pembukuan berpasangan untuk akuntansi


keuangan pemerintahan daerah

A. Akuntansi Pemerintahan
Sebagaimana halnya perusahaan, lembaga pemerintahan juga memerlukan
jasa akuntansi. Baik untuk menghasilkan informasi keuangan, maupun untuk
meningkatkan mutu pengawasan lembaga pemerintahan yang bersangkutan. Akan
tetapi, karena sifat lembaga pemerintahan berbeda dari sifat perusahaan yang
bertujuan mencari laba, maka sifat akuntansi pemerintahan berbeda pula dari sifat
akuntansi perusahaan. Karena itulah akuntansi pemerintahan dikelompokkan
sebagai bidang akuntansi yan berdiri sendiri, terpisah dari akuntansi perusahaan

1. Pengertian Akuntansi Pemerintahan


Pada hakekatnya akuntansi pemerintahan adalah aplikasi akuntansi
dibidang keuangan negara (public finance), khususnya pada tahapan
pelaksanaan anggaran (Budget Execution), termasuk segala pengaruh yang
ditimbulkannya, baik yang bersifat seketika maupun yan lebih permanen pada
semua tingkatan dan unit pemerintahan. Sebagaimana dinyatakan oleh
Bahtiar Arif dkk (2002;3):
“Akuntansi Pemerintahan adalah suatu aktivitas pemberian jasa untuk
menyediakan informasi keuangan pemerintah berdasarkan proses
pencatatan, pengklasifikasian, pengikhtisaran suatu transaksi
keuangan pemerintah serta penafsiran atas informasi keuangan
tersebut”

Dengan demikian, secara umum pengertian tersebut tidak berbeda dengan


akuntansi, dan perbedaan terletak pada jenis transaksi yang dicatat
danpenggunanya. Jenis yang dicatat di dalam akuntansi pemerintahan adalah
transaksi keuangan yang sebagian akan memiliki karakteristik tersendiri yang
membedakannya dengan transaksi dalamakuntansi bisnis.

2. Tujuan Akuntansi Pemerintahan


Akuntansi pemerintahan mempunyai tiga tujuan pokok, yaitu
a. Akuntabilitas
Fungsi akuntabilitas lebih luas dari pada sekedar ketaatan kepada
peraturan perundangan yang berlaku, tetapi tetap memperhatikan
penggunaan sumber daya secara bijaksana, efisien, efektif dan ekonomis.
Tujuan utama dari akuntabilitas ditekankan karena setiap pengelola atau
manajemen dapat menyampaikan akuntabilitas keuangan dengan
menyampaikan suatu laporan keuangan.
Di dalam pemerintahan, keuangan negara yang dikelola harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai amanat konstitusi. Pelaksanaan fungsi ini
di Indonesia diatur dalam UUD 1945 Pasal 23 ayat (5) yang mengatur
bahwa untuk memeriksa tanggung jawab keuangan negara maka
dibentuklah suatu Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
(BPK-RI). Selanjutnya penjabaran didalam praktik pemerintahan,
pemerintah diharuskan menyusun akuntabilitas keuangan negara yang
disampaikan pemerintah sampai dengan saat ini adalah berupa laporan
realisasi pendapatan dan belanja negara yang disebut Perhitungan
Anggaran Negara (PAN). Selain itu, setiap departemen/ Lembaga
Pemerintah Non-Departemen (LPND) harus membuat Perhitungan
Anggaran (PA) atas pelaksanaan anggaran dalamsatu periode anggaran.
b. Manajerial
Akuntansi Pemerintahan juga harus menyediakan informasi keuangan
yang diperlukan untuk perencanaan, penganggaran,
pemantauan,pengendalian anggaran, perumusan kebijaksanaan, dan
pengambilan keputusan, serta penilaian kinerja pemerintah. Tujuan
manajerial ini perlu dikembangkan agar organisasi pemerintah tingkat
atas dan menengah dapat mengandalkan informasi keuangan atas
pelaksanaan anggaran sebelumnya untuk membuat keputusan ataupun
untuk penyusunan perencanaan masa yang akan datang
c. Pengawasan
Akuntansi pemerintahan juga harus memungkinkan terselenggaranya
pemeriksaan oleh aparat pengawasan fungsional secara efektif dan efisien.
Maksudnya adalah sistem akuntansi harus diselenggarakan dengan cara
yang memungkinkan dilaksanakannya pemeriksaan oleh aparat
pengawasan ekstern, dan menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk
pemeriksaan.

3. Karakteristik Akuntansi Pemerintah Daerah.


Beberapa karakteristik akuntansi pemerintah (Karakteristik Akuntansi Sektor
Publik) antara lain:

a. Tidak Berorientasi Laba.


Lembaga pemerintah seperti kementerian biasanya tidak mencatat laba (profit)
negara karena lembaga pemerintah mencari laba karena pendapatan secara
keseluruhan didapat dari pemasuka negara yang bersifat memaksa berupa
pajak atau pendapatan lain yang telah ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan. Pencatatan dalam akuntansi pemerintah tidak terdiri
dari laporan laba (income statement) dan perlakuan sesuai hakikat
akuntansi yang terkait dengan hal itu.
b. Kepemilikan Pemerintah Bersifat Kolektif Sesuai Konstituen.
Kepemilikan seperti jenis modal dalam akuntansi oleh pemerintah tidak bisa
direalisasikan dalam bentuk kepemilikan modal (baca: pengertian modal dan
jenis jenis modal) yang dapat dialihkan kepada siapapun. Kalau ada
konstituen/warga negara sewaktu-waktu tidak puas terhadap kinerja
pemerintah maka hak kepemilikan negara tidak bisa diserahkan begitu saja.
Begitu panjang dan rumitnya mekanisme untuk menyalurkan aspirasi atau
masukan kepada pemerintah tentang kebijakan yang ditetapkan sehingga
harus menunggu pemilihan umum selanjutnya (lima tahun ke depan) untuk
mengevaluasi keputusan pemerintah periode ini sehingga bisa menjadi
masukan untuk anggota DPR atau presiden yang terpilih selanjutnya.
c. Kontribusi Keuangan Tidak Terkait Secara Langsung dengan Pelayanan (Jasa)
Pemerintah
Pembayar pajak kemungkinan besar bukan merupakan pihak penerima
layanan terbesar dari pemerintah di negara mana pun karena pengenaan pajak
biasanya didasarkan pada kekayaan/kenikmatan yang dikonsumsi oleh
pembayar pajak sehingga kaum menengah ke atas biasanya memberikan
subsidi kepada kaum bawah. Pajak tidak dikenakan berdasarkan seberapa
besar atau benyak jenis layanan pemerintah yang dinikmati. Jika pemerintah
menerapkan biaya layanan (perbedaan biaya dan beban dalam akuntansi)
biasanya dikenakan berdasarkan jumlah layanan yang tidak meliputi seluruh
biaya pemerintah dalam menyelenggarakan pelayanan.
d. Keputusan Kebijakan dan Operasional Dibuat Oleh Lembaga Perwakilan di
Negara-Negara Penganut Demokrasi
Anggota lembaga perwakilan di negara mana pun termasuk Indonesia berasal
dari berbagai latar belakang yakni dari partai politik atau bukan serta
memiliki beragam latar belakang pendidikan namun mereka dipaksa oleh
berbagai pihak untuk memutuskan berbagai persoalan yang kerap tidak sesuai
dengan keahlian.
e. Keputusan atau kebijakan wajib dibuat secara terbuka.
Pencatatan akuntansi dan laporan-laporan lainnya yang berhubungan dengan
pelaksanaan keputusan harus bersifat terbuka sehingga siapapun bisa melihat
dan memeriksa agar korupsi, kolusi, dan nepotisme semakin sedikit karena
berkaitan dengan sistem pengendalian manajemen sektor publik. Di Indonesia,
sidang pembahasan anggaran dibuka kepada publik dan melibatkan wartawan
untuk meliputnya sehingga anggaran dan pertanggungjawaban kegiatan bisa
dievaluasi oleh masyarakat dengan mudah.
f. Dimungkinkan Adanya Pemakaian Lebih Dari Satu Jenis Dana
Sumber pendapatan pemerintah sangat banyak sehingga pemasukan bisa
berasal dari banyak sumber termasuk penerimaan negara bukan pajak (PNBP)
maka tidak heran jika pemakaian dana untuk suatu kegiatan atau program
pemerintah berasal dari berbagai sumber.
g. Akuntansi pemerintahan Bersifat Kaku
Akuntansi pemerintah sangat bergantung dengan peraturan
perundang-undangan sehingga pemakaiannya bersifat kaku atau tidak bisa
ada tambahan apapun. Akuntansi pemerintahan juga mencatat pengeluaran
modal namun tidak memerlukan perkiraan modal dan laba yang ditahan
dalam neraca. Pemerintah juga membuat pembukuan anggaran ketika
anggaran tersebut sudah digunakan sesuai rancangan anggaran.

4. Syarat-syarat Akuntansi Pemerintahan


Department of Economic and Social Affairs, dari United Nations, NewYork,
1970, telah membuat syarat-syarat untuk akuntansi pemerintahan yang termuat di
dalam A Manual for Government Accounting yang kemudian diringkas oleh
Bahtiar Arif dkk (2002;8), dengan rincian sebagai berikut:
1. Dapat memenuhi persyaratan Undang-undang Dasar, Undang-undang dan
peraturan lainnya dari suatu negara.
2. Dikaitkan dengan klasifikasi anggaran.
3. Perkiraan-perkiraan harus diselenggarakan.
4. Memudahkan pemeriksaan oleh aparat pemeriksaan.
5. Sistem akuntansi harus terus dikembangkan.
6. Perkiraan-perkiraan harus dikembangkan secara efektif. Sistem harus dapat
melayani kebutuhan dasar informasi keuangan guna
7. Pengadaan suatu perkiraan

B. Sistem Pembukuan Tunggal dan Pembukuan Berpasangan dalam Akuntansi


Pemerintahan
Pada akuntansi pemerintah terdapat 2 (Dua) macam sistem pembukuan, yaitu
sistem pembukuan tunggal dan sistem pembukuan berpasangan.
1. Pencatatan Single Entry
Sistem pencatatan single entry disebut juga dengan sistem tata buku
tunggal dalam sistem ini pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan
mencatatnya satu kali. Transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan
dicatat pada sisi penerimaan dan transaksi yang berakibat berkurangnya kas
akan dicatat pada sisi pengeluaran.
Sistem pencatatan single entry atau tata buku ini memiliki beberapa
kelebihan, yaitu sederhana dan mudah dipahami. Namun sistem ini memiliki
kelemahan, antara lain yaitu kurang bagus untuk pelaporan (kurang
memudahkan penyusunan pelaporan keuangan), sulit untuk menemukan
kesalahan pembukuan yang terjadi, dan sulit di kontrol. Oleh karena itu,
dalam akuntansi terdapat sistem pencatatan yang lebih baik dan dapat
mengatasi kelemahan di atas. Sistem ini disebut dengan sistem pencatan
double entry. Sistem pencatatan double entry inilah yang sering disebut
dengan akuntansi.
2. Pencatatan Double Entry
Sistem pencatatan double entry disebut juga sistem tata buku
berpasangan dan merupakan cikal bakal ilmu akuntansi yang dicetuskan Luca
Pacioli dalam artikelnya yang berjudul “Summa Arithmatica Geometri
Proertiontent Proportionalita”. Menurut sistem ini, pada dasarnya suatu
transaksi ekonomi akan dicatat sebanyak dua kali sehingga membentuk suatu
perkiraan dalam dua sisi berlawanan yaitu sisi debet dan kredit secara
berpasangan.
Dalam melakukan pencatatan, setiap pencatatan harus menjaga
keseimbangan persamaan dasar akuntansi. Persamaan dasar akuntansi
merupakan alat bantu untuk memahami sistem pencatatan ini. Persamaan
dasar akuntansi tersebut berbentuk sebagai berikut :

AKTIVA + BELANJA = UTANG + EKUITAS DANA + PENDAPATAN

Suatu transaksi yang berakibat bertambahnya aktiva akan dicatat pada


sisi debet sedangkan yang berakibat berkurangnya aktiva akan dicatat pada
sisi kredit. Hal yang sama dilakukan untuk belanja.
Hal yang sebaliknya dilakukan untuk utang, ekuitas dana dan pendapatan.
Apabila suatu transaksi mengakibatkan bertambahnya utang, maka pencatatan
akan dilakukan di sisi kredit, sedangkan jika transaksi mengakibatkan
berkurangnya utang, maka pencatatam dilakukan di sisi debet. Hal serupa
dilakukan untuk ekuitas dana dan pendapatan. Cara melakukan sistem double
entry atau menjurnal ini adalah dengan mencatat sisi debet tepat di sisi kiri
dan mencatat sisi kredit agak menjorok ke kanan kira-kira 1-2 cm.
Dengan digunakannya double entry accounting maka setiap transaksi
yang terjadi akan tercatat pada akun yang tepat, karena masing-masing
penyeimbang berfungsi sebagai media cross check. Selain ketepatan dalam
pencatatan akun, double entry penting juga memiliki kemampuan untuk
mencatat transaksi dalam jumlah nominal yang akurat, karena jumlah sisi
debet harus sama dengan jumlah sisi kredit.
3. Siklus Akuntansi Pemerintah
Berdasarkan definisi akuntansi pemerintah daerah seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, disebutkan bahwa akuntansi keuangan pemerintah
daerah merupakan suatu proses yang meliputi pencatatan, penggolongan,
peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan dari suatu
organisasi. Siklus akuntansi daerah pada umumnya meliputi langkah-langkah
seperti yang digambarkan pada bagan di bawah ini.

Penjelasan tahapan-tahapan akuntansi tersebut adalah sebagai berikut:


a. Pengidentifikasian Transaksi atau Kejadian dalam Perusahaan atau
Lembaga Pemerintah
Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap transaksi-transaksi
yang terjadi dan menganalisis kelompok akun yang digunakn untuk
transaksi. Pada tahap ini dilakukan tahap analisis debet kredit dari suatu
transaksi
b. Menyusun Jurnal
Proses mencatat setiap transaksi keuangan yang terjadi ke dalam
buku jurnal. Buku jurnal merupakan catatan kronologis dan sistematis
atas transaksi keuangan.
c. Memasukkan jurnal ke dalam buku besar
Tahap penggolongan meliputi proses memasukkan setiap akun dalam
jurnal ke buku besar sesuai dengan akun dan jumlahnya.
d. Menyiapkan neraca saldo
Saldo-saldo akun dalam buku besar menjadi dasar bagi penyusunan
neraca saldo. Jadi neraca saldo merupakan laporan yang berisi akun-akun
disertai saldo dari tiap-tiap akun.
e. Ayat jurnal penyesuaian
Proses menyesuaikan data keuangan setiap akhir tahun sebelum
disusun laporan keuangan.
f. Neraca lajur
Guna mempermudah penyusunan ayat jurnal penyesuaian dan
laporan keuangan, biasanya dibuat neraca lajur.
g. Laporan Keuangan
Laporan keuangan dalam pemerintah daerah ada beberapa jenis yaitu
sebagai berikut:
1) Laporan Pelaksanaan Anggaran (Budgetary Report)
Laporan Pelaksanaan Anggaran terbagi menjadi dua, yaitu
a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)
2) Laporan Finansial
Laporan finansial terbagi menjadi 5, yaitu:
a. Neraca
b. Laporan Operasional (LO)
c. Laporan Arus Kas (LAK)
d. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
e. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
h. Ayat Jurnal Penutup
Jurnal yang dibuat setiap akhir tahun dengan tujuan untuk membuat
saldo nominal akun menjadi nol (0), mentransfer laba bersih kepada
ekuitas pemilik, dan mengurangi prive dari modal atau laba.
I. Ayat Jurnal Pembalik
Jurnal yang dibuat setiap awal periode akuntansi tahun berikutnya.
KD 3.2 Menerapkan persamaan akuntansi, konsep debet dan kredit, penjurnalan, buku
besar, saldo normal dan laporan keuangan untuk akuntansi pemerintah daerah.

A. Konsep Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintah Daerah


1. Pengertian Persamaan Dasar Akuntansi
Persamaan dasar akuntansi adalah suatu persamaan yang menggambarkan
perubahan unsur-unsur dasar posisi keuangan perusahaan atau lembaga
pemerintah sebagai dampak dari adanya transaksi keuangan. adapun unsur-unsur
dasar posisi keuangan tersebut adalah aset, liabilitas, dan ekuitas.
2. Kegunaan Persamaan Dasar Akuntansi
Berfungsi untuk mengetahui anya perubahan komponen akuntansi seperti aset,
liabilitas, dan ekuitas setiap terjadi transaksi serta berguna untuk mengetahui
jumlah uang yang telah digunakan dan dibelanjakan dalam satu periode.
3. Elemen Persamaan Dasar Akuntansi
Persamaan dasar akuntansi merupakan konsep dasar pencatatan dalam
akuntansi dengan menggunakan sistem double entry. Persamaan dasar akuntansi
dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

ASET = LIABILITAS + EKUITAS

Ada beberapa elemen atau unsur dalam persamaan dasar akuntansi, yaitu
sebagai berikut:
a. Aset
b. Liabilitas
c. Ekuitas
d. Prive
e. Pendapatan
f. Beban
4. Konsep Persamaan Dasar Akuntansi Pemerintah Daerah
Komponen persamaan dasar akuntansi pemerintah daerah terdiri atas:
1) Pendapatan
Pendapatan merupakan hak pemeritah daerah yang diakui sebagai bentuk
penambah modal atau ekuitas dalam suatu periode tahun anggaran yang
bersangkutan dan tidak perlu dibayarkan kembali.
2) Beban
Suatu bentuk penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam pepriode
pelaporan yang menurunkan ekuitas atau modal.
3) Ekuitas
Ekuitas dalam persamaan dasar akuntansi pemerintah daerah bersumber dari
transaksi akrual dan transaksi kas yang terakumulasi dalam Saldo Anggaran
Lebih (SAL). komponen dasar persamaan akuntansi diatas dapat dijabarkan
sebagai berikut:

Aset + beban (belanja + pengeluaran pembiayaan) = utang + ekuitas


+pendapatan - LO (pendapatan + penerimaan pembiayaan)

4) Hal pokok dalam persamaan dasar akuntansi pemerintah daerah


Pada sistem akuntansi keuangan daerah, pendapatan merupakan hak
pemerintah diakui sebagai bentuk penambah modal atau ekuitas dalam suatu
periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayarkan
kembali. Adapun beban merupakan bentuk penurunan manfaat ekonomi atau
potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas atau modal,
dan dapat berupa pengeluaran, konsumsi aset, atau munculnya suatu lbilitas
sebagai akibat dari munculnya suatu transaksi.
Elemen ekuitas terdiri atas kejadian atau transaksi yang bersumber dari
transaksi akrual dan transaksi kas yang terakumulasi dalam SAL. Pendapatan
akan menambah SAL dan belanja akan mngurangi L. Demikian juga
penerimaan pembiayaan akan menambah SALdan pengeluaran akan
mengurangi SAL.

Anda mungkin juga menyukai