SAP Discharge Planning
SAP Discharge Planning
Oleh :
MEIKA FATKHUNNIKMAH
071182034
2019
Waktu : 30 Menit
A. LATAR BELAKANG
Discharge planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan
perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan
derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali ke
lingkungannya. Dengan demikian discharge planning merupakan tindakan
yang bertujuan untuk dapat memandirikan pasien setelah pemulangan
(Brunswick, 2002).
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang discharge planning
selama 30 menit, pasien mampu menjelaskan bagaimana cara perawatan
secara mandiri di rumah.
C. METODE
1. Ceramah.
2. Tanya jawab.
D. MEDIA
1. Leaflet.
2. Lembar balik.
E. MATERI (Terlampir)
F. PROSES KEGIATAN
G. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Terstruktur
a. Satuan pengajar sudah siap satu hari sebelum dilaksanakannya
kegiatan
b. Alat dan tempat siap sebelum kegiatan dilaksanakan
c. Penyuluh sudah siap sebelum kegiatan dilaksanakan
2. Evaluasi Proses
a. Alat dan tempat bisa digunakan sesuai rencana
b. Peserta bersedia untuk melakukan kegiatan yang telah
direncanakan
c. Peserta aktif mendengarkan dan bertanya
d. Ceramah dan tanya jawab berjalan lancar
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu menjelaskan kanker endometrium
b. Peserta mampu menjelaskan personal hygiene pasca biopsi kanker
endometrium
c. Pasien mampu menjelaskan nutrisi untuk penderita pasca biopsi
kanker endometrium
d. Pasien mampu menjelaskan mengatasi nyeri pasca biopsi kanker
endometrium
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian
Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ
endometrium atau pada dinding rahim. Endometrium adalah organ rahim yang
berbentuk seperti buah pir sebagai tempat tertanam dan berkembangnya janin.
Kanker endometrium kadang-kadang disebut kanker rahim, tetapi ada sel-sel
lain dalam rahim yang bisa menjadi kanker seperti otot atau sel miometrium.
Kanker endometrium sering terdeteksi pada tahap awal karena sering
menghasilkan perdarahan vagina diantara periode menstruasi atau setelah
menopause (Whoellan, 2009).
B. Personal Hygiene
Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar
sehat, tidak bau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran atau menularkan
kuman penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain.
1. Mengganti celana dalam setiap hari
Philip Tierno, dosen mikrobiologi dan patologi di New York
University, Amerika Serikat menyatakan bahwa celana dalam rentan kotor
karena dipakai di area kulit yang mengandung bakteri Escherichia coli
(E.coli). meski bakteri ini tidak memberikan efek buruk secara langsung
dan cepat, tetapi harus sering-sering menggantinya dalam sehari.
Seorang pakar kesehatan wanita asal Amerika Serikat, dr. Donnica
Moore menyatakan bahwa celana dalam yang lembab rentan ditumbuhi
jamur. Jamur bisa membuat kulit di sekitar kelamin gatal bahkan ruam.
Oleh sebab itu, gantilah celana dalam sesuai dengan kegiatan harian.
2. Vagina tetap bersih kering setelah buang air
Alat reproduksi wanita harus dijaga kebersihannya dari basah dan
lembab karena vagina rentan terhadap infeksi. Akibat dekatnya batas
antara uretra dengan anus dapat menyebabkan kuman penyakit dapat
masuk dengan mudah ke liang vagina seperti jamur, bakteri, parasit
ataupun virus (Bram, 2018).
Health Claim senior Manajer Sequis, dr. Yosef Fransiscus
membenarkan hal tersebut, menurutnya keluahan sakit pada orang intim
perempuan biasanya dimulai karena tidak membiasakan menjaga
kebersihan organ intim.
3. Mengganti pembalut setiap 4-6 jam pemakaian
Artinya, dalam sehari sebaiknya mengganti pembalut sebanyak 4-6
kali. Pembalut yang tak kunjung diganti akan menimbulkan bau dan
infeksi dari bakteri dari darah haid.
4. Basuh daerah kewanitaan sehabis dari kamar mandi
Setelah BAK atau BAB, basuh dengan air bersih dari arah ke
belakang, agar tidak ada bakteri dari anus yang masuk ke vagina. Bila
memungkinkan, basuh dengan air hangat. Setelah itu keringkan
menggunakan handuk atau tissue agar tidak lembab.