Kumpulan cerita lucu yang ada di artikel ini adalah cerita lucu terbaru yang dikumpulkan dari
berbagai sumber. Tentunya kami hanya memilih cerita pendek yg lucu abis, gokil, konyol yang
bisa membuat Anda ‘ngakak’ tertawa terbahak-bahak.
Kisah lucu kali ini membahas tentang event 17 Agustus. Semoga kumpulan cerita lucu 17
Agustus di bawah ini dapat membuat Anda tersenyum dan tertawa.
Pak Semar: “Gak mungkin pak Guru, wong anakku pinter kok.”
Pak Guru: “Ini hasil ulangan Gareng dan Petruk, anak yang disebelahnya. Coba Bapak
perhatikan. Pertanyaan pertama, siapa nama Presiden RI pertama? Si Petruk menjawab Bung
Karno, anak Bapak juga Bung Karno.”
Pak Semar: “Semua orang juga tau kalo presiden pertama kita itu bung karno. Jadi gak mungkin
dong hanya karena jawaban yang sama, terus anak saya nyontek.”
Pak Guru: “Oke. kita lanjutkan Pak Semar. Pertanyaan kedua, kapan indonesia merdeka? Si
Petruk jawab 17 Agustus 1945 dan anak Bapak juga menjawab sama. Ini Pasti karena Gareng
nyontek Petruk pak, saya yakin itu.”
Pak Semar: “Wah Pak Guru ini gak objektif ia, wong kenyataannya emang begitu kok anak saya
dituduh nyontek! Saya gak terima!”
Pak Guru: “Sabar Pak Semar, mari kita cek lagi pada pertanyaan ketiga, kapan terjadinya Perang
Paderi Coba bapak perhatikan jawaban mereka berdua. Si Petruk Jawab, ‘Mana Gue Tau?’ Dan
anak Bapak Jawabannya ‘Apalagi Gua?'”
Kita bersyukur lagi, merdeka tanggal 17 Agustus. Semua serba merah putih. Coba 14 Februari,
pasti serba merah jambu.
Masih terus bersyukur, proklamator Republik Indonesia bernama Ahmad Soekarno. Kalo Ahmad
Dhani, itu Republik Cinta.
Bersyukur merdeka 17/8/45. Burung Garuda jadi gagah. Coba 1/1/45, bulu sayap dan ekornya
cuma sehelai.
Bersyukur lagi warna bendera kita Merah Putih. Coba warna Ungu, lagu kebangsaan berubah jadi
Demi Waktu.
Bersyukurlah facebook belum ada di tahun 1945, coba kalo dah ada, pasti bakal ada gerakan
sejuta facebooker dukung Indonesia merdeka atau gerakan koin untuk Indonesia
Beruntunglah Google belum lahir di tahun 1945, coba kalo dah ada, tentunya Belanda akan
dengan mudah mencari “Cara Membatalkan Kemerdekaan RI” di Google search.
Kakek: “Dulu Kakek ikut perang. Waktu kakek dan teman-teman mo nyerang musuh pake
pesawat, ternyata di tengah perjalanan pesawat kakek ditembaki musuh sehingga pesawat itu
hancur. Semua yang ada dipesawat itu meninggal termasuk Pilotnya.”
“Empat, (lupa).”
Pemimpin Padus: “Stop, stop, stop. Om Bagong, coba ingat ya, bukan ‘limya’, tapi ‘li-ma’. Ok!
Ok, sekali lagi.”
Komandan: “Stop, Apa-apaan kamu ini menyayikan lagu kemerdekaan saja tidak bisa!
Prajurit: “Siap Komandan (dengan suara lantang) enam belas agustus tahun empat lima, besoknya
hari kemerdekaan kita.”
Sang Komandan pun hanya senyum karena telah ditipu dan baru sadar kalo hari ini tanggal 16
agustus.
Pokoknya seru sekali perdebatan saat itu. Namun, ada satu mahasiswa yang dari awal diskusi
hingga akhir tampak bengong saja seperti enggan terlibat dalam diskusi.
Dosen: “Ateng, dari tadi kamu kok diam saja. Apa kamu tidak suka dengan film Indonesia?”
Ateng: “Soalnya tidak ada teksnya, Pak. Kalau film barat kan ada teksnya.”
Kakek 1: “Cu, kakek ini dulu pejuang, melawan belanda, leher kakek pernah dipukul oleh tentara
belanda, kena syarafnya, sehingga kepala kakek geleng2 terus nih.”
Kakek 2: (Bergerak2 terus menerus seperti melintir2) “Saya dulu juga pejuang, tangan kakek
pernah terkena pecahan granat, syarafnya kena, sekarang nih lihat, tangan kakek goyang2 terus.”
Mono: (Sambil melihat kakek ketiga) “Kakek tentu pejuang juga ya?”
Mono: “Itu jari kakek menjentik2 terus, tentu syarafnya kena sesuatu ketika melawan belanda ya
Kek?!”
Kakek 3: (Menjawab pelan) “Kakek ini bukan pejuang cu, kakek menjentik2kan jari ini, karena
upil kakek lengket banget nih, nggak bisa mental2 dari tadi.”
Omas: “Hari kemerdekaan bego! Makanya sekolah! dan kamu tau gak singkatan dari UUD itu
apa?”
Yati Pesek: “Iya deh! Oya kamu tau gak malam minggu kemarin aku jalan sama siapa?”
Yati Pesek: “Sama cowok kamu Bego!! Makanya jangan sekolah mulu!”
Peserta Lain: “Hei banci! Ngapain loe lama banget disana? Cepetan ambil hadiahnya!”
Banci: “Ihhhh, Buat eikeee hadiah ga penting cyiiinn, Yang penting gesekannya. Oh ah uh.”