Anda di halaman 1dari 84

ANALISIS PERILAKU LESS CASH SOCIETY PADA MAHASISWA FAKULTAS

EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

“VETERAN” JAWA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan oleh :

KHUSNUL ULUM
1512010156/FE/EM

FAKULTA EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

2019
ANALISIS PERILAKU LESS CASH SOCIETY PADA MAHASISWA FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAWA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Untuk Menyusun Skripsi S-1 Program Studi Manajemen

Diajukan oleh :

KHUSNUL ULUM
1512010156/FE/EM

FAKULTA EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT atas pemberian rahmat, hidayah, dan

karunia-Nya kepada kita semua sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Analisis Perilaku Less Cash Society Pada Mahasiswa Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.”

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Strata-

1 Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik

karena adanya doa, bantuan, dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada :

1. Prof. Dr. Syamsul Huda, SE, MT, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Drs. Ec. Sulastri Irbayuni, M.M, selaku Koordinator Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

3. Dr. H. Ali Maskun, SE, MS, selaku Dosen Pembimbing atas bimbingan,

saran, dorongan besar dan motivasi tak terhingga yang diberikan.

4. Segenap Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

i
5. Ibunda dan Ayah peneliti atas seluruh dukungan dan semangat yang

diberikan.

6. Seluruh keluarga besar peneliti atas dukungan dan semangat yang diberikan.

7. Adani Shabrina, S.Pd, selaku pasangan dan teman hidup, atas bantuan,

dukungan, semangat dan doa yang diberikan.

8. Teman-teman penulis, atas semua dukngan, semangat, dan kerjasama

sekalian.

9. Seluruh civitas akademika Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Kami menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Peneliti

mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga

akhirnya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan

penerapan dilapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut. Amin.

Surabaya, 29 Juli 2019

Peneliti

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
ABSTRAK ......................................................................................................................... v
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 7
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 7
BAB II ................................................................................................................................ 9
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 9
2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 9
2.2 Tinjauan Teori ................................................................................................ 11
2.3 Hubungan Antar Variabel ............................................................................. 21
2.4 Kerangka Konseptual ..................................................................................... 24
2.5 Hipotesis ........................................................................................................... 24
BAB III............................................................................................................................. 25
METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................... 25
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .......................................... 25
3.2 Teknik Penentuan Sampel.............................................................................. 28
3.3 Teknik Pengumulan Data............................................................................... 29
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ................................................................. 30
BAB IV ............................................................................................................................. 35
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................................. 35
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ............................................................................ 35
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................................. 39
4.3 Analisa dan Pengujian Hipotesis ................................................................... 45
4.4 Pembahasan ..................................................................................................... 55
BAB V .............................................................................................................................. 59
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................... 59

iii
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 59
5.2 Saran ................................................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 62
LAMPIRAN..................................................................................................................... 63

iv
ABSTRAK

ANALISIS PERILAKU LESS CASH SOCIETY PADA MAHASISWA


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

Oleh:
KHUSNUL ULUM
1512010156/FEB/EM

Perilaku less cash society dalam masyarakat yang ditunjukkan dengan


penggunaan pembayaran non tunai di Indonesia khususnya mahasiswa masih
rendah. Hal ini disebabkan persepsi penggunaan uang tunai pada masyarakat
dianggap lebih efisien dan praktis dibandingkan dengan penggunaan pembayaran
non tunai. Atas dasar pemikiran tersebut penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis perilaku less cash society pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Pembangunan Naional “veteran” Jawa Timur.
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari jawaban
responden (mahasiswa), penelitian dilakukan di Universitas Pembangunan
Nasional “veteran” Jawa Timur dengan sampel diambil dari mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis angktan 2015. Metode pengambilan sampel menggunakan
probability sampling dengan teknik pengambilan sampel cluster sampling yaitu
pengambilan sampel secara berkelompok dengan jumlah sampel sebanyak 110
mahasiswa. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah Partial Least
Square (PLS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter individu & keluarga
berpengaruh terhadap perilaku less cash society yaitu pada segi usia, Indek
Prestasi Komulatif dan pendidikan ibu sedangkan literasi keuangan berpengaruh
non signifikan terhadap perilaku less cash society.

Kata kunci : less cash society, pembayaran non tunai, literasi keuangan,
karakteristik individu & keluarga

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Digitalisasi yang terus berkembang seiring zaman telah

mentransformasi bagaimana dunia bekerja. Termasuk merubah bagaimana

kita berkegiatan ekonomi. Kemajuan perekonomian yang disertai dengan

perkembangan teknologi informasi mendorong sistem pembayaran untuk

terus berinovasi. Inovasi sistem pembayaran berbasis teknologi telah

mengubah secara signifikan arsitektur sistem pembayaran konvensional

yang mengandalkan fisik uang sebagai instrument pembayaran (Atmoko

dkk, 2006:12). Gerakan Nasional Non tunai atau GNNT digagas oleh Bank

Indonesia (BI) pada tanggal 14 Agustus 2014, seiring berkembangnya

teknologi serta penerapan gerakan ini perlahan pembayaran secara tunai

mulai dikurangi dan beralih kepada pembayaran non tunai (Bank Indonesia,

2014). Gerakan ini merupakan upaya pemerintah dalam mendukung

masyarakat minim uang tunai atau less cash society.

Less cash society merupakan komunitas atau masyarakat yang

menggunakan instrument ekonomi non tunai dalam kegiatan ekonominya,

dalam hal ini Belanda merupakan negara dengan tingkat kesuksesan

tertinggi sebesar 85 persen dari total transaksi ritel sedangkan Indonesia

hanya sebesar 0.6 persen (Bank Indonesia, 2014). Less cash society mulai

diadaptasi di Indonesia melalui pembayaran sarana transportasi seperti

pembayaran commuterline Jabodetabek, bus transjakarta, taksi online

1
2

hingga pembayaran tol. Produk less cash society yang sudah beredar

dipasaran yaitu APMK atau alat pembayaran menggunakan kartu yang

terdiri dari kartu debet, kartu kredit, serta uang elektronik atau E-money.

Selain menggunakan kartu, produk less cash society juga ada yang berbasis

mobile seperti mobile banking, internet banking dan lainnya. Bank

Indonesia (2014) menyatakan bahwa terwujudnya gerakan nasional non

tunai ini memiliki manfaat seperti adanya terciptanya layanan publik yang

memadai, adanya transparansi pengelolaan keuangan, efisiensi ekonomi

skala nasional, dan adanya dukungan keuangan inklusif seperti tersedianya

layanan pembayaran untuk masyarakat golongan menengah ke bawah.

Terdapat lima alasan Kementrian Keuangan menerapkan traksaksi

non tunai menurut Bisnis.com (2017) yaitu meningkatkan transparansi,

meningkatkan keamanan, meningkatkan literasi keuangan, meningkatkan

kecepatan dan meningkatkan akuntabilitas. Salah satu alasan perlunya

menerapkan transaksi non tunai ialah meningkatkan literasi keuangan,

literasi keuangan adalah seperangkat keterampilan dan pengetahuan yang

memungkinkan seorang individu untuk membuat keputusan dan efektif

dengan semua sumber daya keuangan mereka (Manurung, 2009:24). Literasi

keuangan memiliki lima ranah yaitu pengetahuan mengenai konsep

keuangan, kemampuan dalam berkomunikasi mengenai konsep keuangan,

kemampuan dalam mengatur keuangan pribadi, kemampuan untuk membuat

keputusan dan memiliki keyakinan dalam merencanakan keuangan untuk

masa depan (Remund, 2010; Margaretha dan Pambudhi, 2015). OJK (2013)
3

memaparkan mengenain manfaat literasi keuangan bagi masyarakat yaitu

seseorang mampu memilih dan memanfaatkan produk dan jasa keuangan

yang sesuai kebutuhan, memiliki kemampuan dalam melakukan

perencanaan keuangan dengan lebih baik serta terhindar dari aktivitas

investasi keuangan yang tidak jelas. Menurut Atkinson dan Messy (2012)

literasi keuangan dibagi menjadi tiga dimensi yaitu financial knowledge,

financial attitude dan financial behavior. Literasi keuangan juga memiliki

dimensi aplikasi tambahan yang menyiratkan bahwa seseorang harus

memiliki kemampuan dan kepercayaan diri untuk menggunakan

pengetahuan financialnya untuk membuat keputusan. Literasi keuangan

terjadi manakala seorang individu memiliki sekumpulan keahlian dan

kemampuan yang membuat orang tersebut mampu memanfaatkan sumber

daya yang ada untukmencapai tujuan. Individu yang memiliki kemampuan

untuk membuat keputusan yang benar tentang keuangan tidak akan

memiliki masalah keuangan di masa depan dan dapat menunjukkan perilaku

keuangan yang sehat serta mampu menentukan prioritas kebutuhan bukan

keinginan (Chinen dan Endo, 2012). Hasil penelitian Chen dan Volpe

(1998) menunjukkan mahasiswa dengan tingkat literasi keuangan rendah

lebih banyak mengambil keputusan keuangan yang salah dibandingkan

dengan mahasiswa yang memiliki tinggkat literasi keuangan tinggi.

Menurut buku statistik Ristekdikti (2017), jumlah mahasiswa

terdaftar di Indonesia sebanyak 6.924.511 orang. Jumlah ini 21 persen lebih

banyak dibandingkan jumlah penduduk Singapore yang berjumlah


4

5.747.886 orang. Hal ini lah yang menjadikan mahasiswa di Indonesia

menjadi sasaran Gerakan Nasional Non tunai (GNNT). Menurut Tirta

(kompas.com, 2017), hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan

nasional di tahun 2016 menunjukkan bahwa terdapat 67.8 persen

masyarakat yang telah menggunakan produk dan layanan keuangan. Namun

demikian hanya 29.7 persen masyarakat yang telah mampu atau paham

literasi keungan.

Survei Nasional Literasi Keuangan tahun 2016 (perhitungan

menggunakan margin eror α=5%) yang dilakukan oleh OJK memberikan

potret mengenai kondisi literasi keuangan yang ada di Indonesia. Indeks

literasi keuangan masyarakat Indonesia hanya sekitar 29.7 persen yang

berarti dari 100 penduduk hanya sekitar 28 orang yang termasuk kategori

well literate (OJK, 2017). Berikut adalah hasil survey nasional literasi

keuangan dan inkluisi nasional di tahun 2013 sampai 2016:

Table 1.1 Data tingkat literasi keuangan Indonesia


Tahun Persentase (%)

2013 21.8%

2014 23.6%

2015 25.7%

2016 29.7%

Sumber: SNLKI (Revisit 2017)

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa masyarakat Indonesia

belum sepenuhnya memiliki pengetahuan yang cukup mengenai bagaimana


5

mengoptimalkan uang untuk kegiatan yang produktif. Disamping itu,

masyarakat juga belum memahami dengan baik berbagai produk dan

layanan jasa keuangan yang ditawarkan oleh lembaga jasa keuangan formal

dan lebih tertarik pada tawaran-tawaran investasi lain yang berpotensi

merugikan mereka.

Hasil penelitian Margaretha dan Pambudhi (2015) menyatakan

bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat literasi

keuangan yang mana tingkat literasi keuangan perempuan lebih tinggi

daripada laki-laki. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Widayati (2014)

menyatakan bahwa pendidikan di perguruan tinggi memiliki pengaruh

langsung positif signifikan terhadap literasi keuangan pada aspek kognitif.

Hasil penelitian Robb (2011) menunjukkan bahwa mahasiswa yang

memiliki pengetahuan mengenai literasi keuangan memiliki keuntungan

dalam bentuk perilaku tanggung jawab terhadap penggunaan kartu kredit.

Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti tertarik untuk menganalisis

perilaku less cash society pada mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

1.2 Rumusan Masalah

Digitalisasi membawa perubahan bagi masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari, salah satunya perubahan dalam kegiatan bertransaksi,

pembayaran menggunakan cash perlahan mulai ditinggalkan dan beralih

kepada alat pembayaran menggunakan kartu atau APMK. Salah satu

gerakan yang muncul mengenai era pembayaran non tunai adalah Gerakan
6

Nasional Non tunai (GNNT) yang digagas oleh Bank Indonesia untuk

mendukung masyarakat minim uang tunai atau less cash society. Gerakan

ini pertama kali muncul di Indonesia pada 14 Agustus 2014, promosi

gerakan ini pun diselenggrakan di beberapa kampus di Indonesia dengan

sasaran mahasiswa sebagai pengguna pembayaran non tunai.

Permasalahan yang ada di Indonesia dalam mendukung gerakan ini

adalah masih banyak masyarakat yang menggunakan uang tunai sertsa

penggunan yang masih rendah disbanding dengan negara lain (BI, 2014).

Menurut BPS (2014) jumlah mahasiswa di Indonesia adalah 5.896.419

orang, hal ini mendorong gerakan less cash society ini menyasar kepada

mahasiswa. Hasil penelitian Margaretha dan Pambudhi (2015) menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh signifikan antara jenis kelamin, usia, IPK, dan

pendapatan orang tua terhadap literasi keuangan. Faktor lain yang

memengaruhi literasi keuangan adalah pengetahuan orang tua, uang saku,

tingkat pendidikan, fakultas, tingkat pendapatan keluarga, dan kepemilikan

asuransi (Nidar dan Bestari, 2012).

Berdasarkan uraian tersebut, berikut adalah rumusan masalah

dalam penelitian ini :

1. Apakah karakteristik individu dan keluarga berpengaruh terhadap

perilaku less cash society pada mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “veteran” Jawa Timur angkatan

2015?
7

2. Apakah literasi keuangan berpengaruh terhadap perilaku less cash

society pada mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas

Pembangunan Nasional “veteran” Jawa Timur angkatan 2015?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah karakteristik individu dan keluarga

berpengaruh terhadap perilaku less cash society pada mahasiswa

Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Pembangunan Nasional

“veteran” Jawa Timur angkatan 2015.

2. Untuk mengetahui apakah literasi keuangan berpengaruh terhadap

perilaku less cash society pada mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “veteran” Jawa Timur angkatan

2015.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

mahasiswa khususnya dalam bidang manajemen keuangan. Selain itu,

penelitian ini juga bisa menjadi refrensi bagi penelitian selanjutnya

mengenai literasi keuangan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan bagi dalam hal literasi keuangan yang sekiranya dapat


8

diterapkan untuk membantu mahasiswa dalam mengelola

keuangannya.

b. Bagi kalangan akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menambah refrensi bukti empiris

serta menjadi rekomendasi untuk penelitian pada masa mendatang

tentang literasi keuangan.

c. Bagi peneliti

1) Sebagai sarana dalam menambah pengetahuan dan wawasan

tentang literasi keuangan

2) Sebagai sarana dalam mengembangkan kemampuan dan

pengetahuan terkait dengan manajemen keuangan agar

bermanfaat untuk kontribusi kepada pihak-pihak terkait.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian latifa (dikutip dari Haidar, 2018) menunjukkan terdapat

pengaruh antara gaya hidup (activity, interest dan opinion) dalam pembelian

flazz BCA sebesar 36.8 persen. Gaya hidup ini didasari oleh kebutuhan

dalam bertransaksi secara non tunai serta terdapat pengaruh antara gaya

hidup yang cenderung less cash society dengan keputusan pembelian flazz

BCA. Hasil penelitian Fauzan (2017) mengungkapkan bahwa gaya hidup

memberikan pengaruh terhadap keputusan konsumen sebesar 40 persen, dari

segi activities penggunaan kartu kredit memberikan manfaat dari segi waktu

seperti tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar, tidak

memerlukan waktu yang banyak dan kemudahan dalam bertransaksi.

Kemudahan berbelanja saat tidak memiliki uang dengan cara berhutang

terlebih dahulu dari segi interest, sedangkan dari segi opinion kepemilikan

kartu kredit menunjukkan kesuksesan dalam berkarir. Hal ini menunjukkan

gaya hidup achievers berpengaruh positif terhadap keputusan konsumen

dalam menggunakan kartu kredit untuk berbelanja.

Ariani dan Susanti (2015) mengungkapkan bahwa mahasiswa

memiliki literasi keuangan yang lebih tinggi ketika menggunakan atm,

selain itu menurut Kompas (2017) alasan perlu adanya pembayaran non

tunai salah satunya adalah peningkatan literasi keuangan pada seseorang.

Pengetahuan mengenai keuangan berupa pengetahuan mengenai manajemen

9
10

keuangan menjadi salah satu dasar bagi seseorang dalam mengatur

keuangan pribadinya. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi literasi

keuangan seseorang menurut Nidar dan Bestari (2012) yaitu uang saku,

pengetahuan orang tua, pendapatan keluarga, tingkat pendidikan, fakultas

serta kepemilikan asuransi. Faktor yang mempengaruhi literasi keuangan

menurut penelitian Margaretha dan Sari (2016) menunjukkan bahwa usia,

pendidikan dan tingkat pendapatan berpengaruh signifikan terhadap literasi

keuangan namun jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap literasi

keuangan. Sedangkan penelitian Taft et al. (2013) menunjukkan bahwa jenis

kelamin berpengaruh terhadap literasi keuangan, hal ini ditunjukkan dengan

literasi keuangan laki-laki lebih tinggi daripada literasi keuangan

perempuan.

Penelitian Wulandari et al. (2016) menunjukkan bahwa

pengetahuan mahasiswa dalam menggunakan e-money masih rendah, hal ini

diakibatkan oleh pembayaran menggunakan cash masih diminati selain itu

keamanan serta takut menjadi konsumtif menjadi alasan lain mahasiswa

tidak menggunakan e-money. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa 43.9

persen mahasiswa menggunakan e-money sebanyak 3-5 kali dalam sebulan.

Penelitian Parastiti et al. (2015) menunjukkan penggunaan e-money pada

mahasiswa masih rendah hal yang menyebabkan rendahnya penggunaan e-

money ialah mahasiswa masih minim informasi mengenai e-money serta

masih belum dapat membedakan antara e-money dengan kartu atm.

Penelitian ini juga menemukan bahwa mahasiswa lebih nyaman


11

menggunakan uang tunai karena lebih mudah daripada penggunaan e-

money. Penelitian Kokila dan Ushadevi (2017) menunjukkan bahwa hampir

50 persen perempuan memiliki tingkat kepercayaan yang rendah dalam

menggunakan pembayaran non tunai. Penelitian ini juga menunjukkan enam

masalah yang dihadapi dalam menggunakan pembayaran non tunai yaitu

pajak, masalah keamanan, kurang nyaman, kurangnya kepercayaan serta

tidak tersedianya point of scale (pos) di semua toko.

2.2 Tinjauan Teori

2.2.1 Literasi Keuangan

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, literasi keuangan

(financial literacy) adalah seperangkat keterampilan dan pengetahuan yang

memungkinkan seorang individu untuk membuat keputusan dan efektif

dengan semua sumber daya keuangan mereka (Manurung, 2009:24).

Menurut Mitchell, literasi keuangan adalah bagaimana kemampuan

seseorang untuk memproses informasi ekonomi yang diperoleh dan

membuat keputusan untuk membuat perencanaan keuangan, akumulasi

keuangan, pension, dan hutang (Farah dan Sari, 2015). Sedangkan menurut

pendapat para ahli (Kaly, Hudson dan Vush, 2008) dalam penelitian

Widayati (2012) mendefinisikan bahwa literasi keuangan sebagai

kemampuan untuk memahami kondisi keuangan serta konsep-konsep

keuangan dan untuk merubah pengetahuan itu secara tepat kedalam

perilaku. The President Advisor Council Of Financial Literacy dalam

penelitian Krisna (2008) juga mengartikan bahwa literasi keuangan sebagai


12

kemampuan untuk menggunakan pengetahuan serta keahlian untuk

mengelola sumber daya keuangan agar tercapai kesejahteraan.

The Organization for Ekonomic Co-operatin and Development

(OECD) (2011) menjelaskan bahwa literasi keuangan sebagai kombinasi

dari kesadaran, pengetahuan, kemampuan, sikap danperilaku yang

diperlukan untuk membuat keputusan keuangan untuk mencapai

kesejahteraan financial individu. Sedangkan Lisa Xu dan Bilal Zia (2012)

mengatakan bahwa istilah literasi keuangan mencakup konsep yang dimulai

dari kesadaran dan pemahaman tentang produk-produk keuangan, intitusi

keuangan, dan konsep mengenai keterampilan keuangan seperti kemampuan

untuk menghitung pembayaran bunga majemuk serta kemampuan keuangan

yang lebih umum seperti pengelolaan uang dan perencanaan keuangan.

Menurut Lisa Xu dan Bilal Zia (2012), literasi keuangan memiliki implikasi

yang berbeda tergantung dari tingkat pendapatan di negara tersebut. Pada

negara-negara berpenghasilan tinggi, literasi keuangan dianggap sebagai

pelengkap dari perlindungan konsumen. Sedangkan pada negara

berpenghasilan rendah, jangkauan keuangan jauh lebih terbatas. Begitu pula

dengan produk keuangan yang lebih canggih biasanya hanya akan diakses

oleh sebagian kecil dari populasi saja.

Menurut Lusardi (2009) Financial Literacy mencakup pengetahuan

dasar mengenai keuangan pribadi (basic personal finance), pengetahuan

mengenai manajemen uang (cash management), pengetahuan mengenai

kredit dan utang, pengetahuan mengenai tabungan dan investasi serta


13

pengetahuan mengenai risiko. Chen dan Volpe (1998) dalam Ulfatun et al.

(2016) membagi literasi keuangan menjadi 4 aspek yaitu:

1) Pemahaman beberapa hal yang berkaitan dengan pengetahuan dasar

tentang keuangan pribadi.

2) Saving and borrowing (simpanan dan pinjaman), bagian ini meliputi

pengetahuan yang berkaitan dengan tabungan dan pinjaman seperti

penggunaan kartu kredit.

3) Insurance (asuransi), bagian ini meliputi pengetahuan dasar asuransi,

dan produk-produk asuransi seperti asuransi jiwa asuransi kendaraan

bermotor,

4) Investmen (investasi), bagian ini meliputi pengetahuan tentang suku

bunga pasar, reksadana, dan risiko investasi.

Sedangkan menurut Nababan dan Sadalia (Budiono, 2012), literasi

keuangan terbagi menjadi lima aspek pemahaman yaitu:

1) Basic Personal Finance, yaitu mencakup berbagai pemahaman dasar

seseorang dalam suatu sistem keuangan seperti perhitungan Bungan

sederhana, bunga majemuk, inflasi, opportunity cost, nilai waktu,

likuiditas aset, dan lain-lain

2) Cash Management (pengelolaan uang), yaitu mempelajari bagaimana

seorang individu mengelola uang pribadi mereka. Semakin banyak

pemahaman mengenai financial literacy maka semakin baik pula

individu tersebut mengelola uang pribadi mereka.


14

3) Credit and Debt Management. Manajemen perkreditan adalah suatu

rangkaian kegiatan dan komponen yang saling berhubungan satu dengan

yang lain secara sistematis dalam proses pengumpulan dan penyajian

informasi perkreditan suatu bank.

4) Saving and Investment. Tabungan merupakan bagian dari pendapatan

masyarakat yang tidak dipergunakan untuk kegiatan konsumsi,

sedangkan bagian dari tabungan yang dipergunakan untuk kegiatan

ekonomi (menghasilkan barang dan jasa) yang menguntungkan disebut

dengan investasi (investment).

5) Risk Management. Risiko adalah suatu yang muncul akibat adanya suatu

ketidakpastian. Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko

sehingga kerugian yang dialami dapat diminimalisir atau keuntungan

yang akan diperoleh dapat dioptimalkan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membedakan tingkat literasi

keuangan penduduk Indonesia menjadi empat bagian, yaitu:

1) Well Literate, yakni memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang

lembagajasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk fitur,

manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa

keuangan, serta memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan

jasa keuangan.

2) Suff Literate, memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga

jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat

dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan.
15

3) Less Literate, hanya memiliki pengetahuan tentang lembaga jasa

keuangan, produk dan jasa keuangan.

4) Not Literate, tidak memiliki pengetahuan dan keyakinan terhadap

lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan.

Menurut lembaga Otoritas Jasa Keuangan (2013) menyatakan

bahwa secara definisi literasi diartikan sebagai kemampuan memahami, jadi

literasi keuangan adalah kemampuan mengelola dana yang dimiliki agar

berkembang dan hidup lebih sejahtera dimasa yang akan dating. Remund

(dikutip dari Margaretha dan Pambudhi, 2015) menjelaskan lima domain

dari literasi keuangan yakni pengetahuan tentang konsep keuangan,

kemampuan untuk berkomunikasi tentang konsep keuangan, kemampuan

untuk mengelola keuangan pribadi, kemampuan dalam membuat keputusan

keuangan, dan keyakinan untuk membuat perencanaan keuangan masa

depan. Kelima domain tentang literasi keuangan tersebut diharapkan dapat

membantu individu dalam mengelola keuangan pribadi dan membuat

perencanaan masa depan yang lebih baik sehingga dapat terhindar dari

masalah keuangan.

2.2.2 Pembayaran Non tunai

Pembayaran non tunai mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 2009

namun sosialisasi mengenai gerakan non tunai baru dilakukan pada tahun

2014. Pembayaran non tunai mulai digunakan sejak diberlakukannya e-

ticketing pada transportasi krl pada Juli 2013, hal ini perlahan mengurangi

pembayaran menggunakan uang tunai dan beralih kepada penggunaan non


16

tunai yang kemudian diikuti oleh pembayaran biaya transportasi bus

transjakarta hingga pembayaran tol pada tahun 2017. Jumlah APMK pada

tahun 2009 sekitar 41 juta kartu debet sedangkan pada tahun 2018 jumlah

APMK mencapai 155 juta, selain itu, uang elektronik yang terpisah dari

APMK yang sudah beredar pada tahun 2017 mencapai 91 juta kartu.

Perilaku dalam mendukung less cash society tidak hanya dengan memiliki

kartu atau alat pembayaran non tunai namun diikuti oleh frekuensi

pemakaian (Bank Indonesia, 2014).

Alat atau instrumen pembayaran non tunai yang resmi diterbitkan

Bank Indonesia selaku satu-satunya regulator sistem pembayaran adalah

instrumen berbasis kertas, berbasis kartu dan berbasis elektronik.

a. Instrumen Berbasis Warkat/Kertas (Paper Based Instrument)

Instrument berbasis warkat ini, umumnya sudah lama

dipergunakan dalam praktek perbankan. Beberapa instrument yang

masuk dalam kategori ini adalah cek, bilyet giro, nota debet dan nota

kredit (Bank Indonesia, 2006)

1. Cek adalah surat perintuh tidak bersyarat untuk membayar sejumlah

uang tertentu.

2. Bilyet giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank

penyimpan dana untuk memindahkan sejumlah dana dari rekening

yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebut

namanya.
17

3. Nota debit adalah warkat yang digunakan untuk menagih dana pada

bank lain untuk bank atau nasabah bank yang menerima warkat

tersebut.

4. Nota kredit adalah warkat yang digunakan untuk menyampaikan

dana kepada bank lain untuk bank atau nasabah yang menerima

warkat tersebut.

5. Wesel bank untuk transfer, wesel yang diterbitkan oleh bank khusus

untuk sarana transfer.

6. Surat bukti penerimaan transfer adalah surat bukti penerimaan

transfer dari luar kota yang dapat ditagih kepada bank penerima dana

transfer melalui kliring local.

b. Instrument Berbasis Kartu (Card Based Instruments)

Beberapa jenis kartu pembayaran, baik yang bersifat kredit

seperti kartu kredit dan private-label card (mislnya:kartu pasarswalayan)

maupun yang bersifat debit, seperti debit card dan ATM (Automatic

Teller Machine) telah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia.

Disamping itu, ada juga kartu yang disebut smart card atau chip card,

sejenis kartu yang dananya telah tersimpan dalam chip elektronik. Jenis

kartu ini contohnya adalah kartu telepon prabayar (Bank Indonesia,

2006).

Menurut peraturan Bank Indonesia No.11/11/PBI/2009, tentang

penyelenggaraan kegiatan APMK (Alat Pembayaran Menggunakan

Kartu) adalah alat pembayaran yang berupa kartu kredit dan kartu debit.
18

1. Kartu Kredit

Menurut Prayogo (1990), kartu kredit adalah suatu jenis alat

pembayaran sebagai pengganti uang tunai, dimana kita sewaktu-

waktu menukarkan apa saja yang kita inginkan, yakni di tempat

dimana saja ada cabang yang mengeluarkan. Sedangkan Muhammad

(2000) menjelaskan bahwa kartu kredit adalah pembayaran melalui

jasa bank atau perusahaan pembiayaan dalam transksi jual beli

barang atau jasa, atau alat untuk mengambil tunai dari bank atau

perusahaan pembiayaan. Menurut Arifin (2002), kartu kredit adalah

kartu yang dikeluarkan bank yang memberikan pinjaman kepada

nasabah sejumlah uang tanpa harus memiliki dana atau tabungan di

bank tersebut. Berikut manfaat kartu kredit:

1) Bagi nasabah

a) Transaksi lebih praktis dan tidak perlu membawa uang tunai.

b) Tidak khawatir menerima uang palsu.

c) Tidak perlu mengeluarkan uang pada saat itu juga.

d) Berguna disaat-saat darurat, disaat uang tunai tidak tersedia.

e) Barang yang anda inginkan bisa dicicil.

2) Bagi bank atau lembaga pembiayaan

a) Iuran tahunan.

b) Bunga yang dikenakan saat berbelanja.

c) biaya administrasi.

d) Biaya denda terhadap keterlambatan pembayaran.


19

2. Kartu Debit

Kartu debit adalah alat pembayaran menggunakan kartu yang dapat

digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul

dari suatu kegiatan ekonom, termasuk transaksi pembelanjaan,

dimana kewajiban pemegang kartu dipenuhi seketika dengan

mengurangi secara langsung simpanan pemegang kartu pada bank

atau lembaga selain bank yang berwenang untuk menghimpun dana

sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Berikut manfaat

kartu debit:

1) Tabungan bergerak

2) Tidak dikenakan bunga atau denda

3) Bebas cicilan bulanan

4) Lebih aman

5) Praktis

c. Instrument Berbasis Elektronik (Electronic Based Instruments)

Sistem pembayaran elektronik adalah pembayaran yang

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi seperti Integrated

Circuit (IC), cryptography dan jaringan komunikasi. Ada dua jenis uang

elektonik (UNIK) yaitu: (1) berbasis server yang umumnya diterapkan

dalam bentuk aplikasi ponsel. (2) berbasis chip yang biasanya berbentuk

kartu plasti berchip. Pembayaran elektronik yang banyak berkembang

dan dikenal saat ini antara lain internet banking, e-banking, mobile

banking, dan e-money.


20

2.2.3 Less Cash Society

Less cash society merupakan komunitas atau masyarakat yang

menggunakan instrument ekonomi non tunai dalam kegiatan ekonominya.

Hal ini merujuk pada gaya hidup masyarakat yang cenderung euntuk

melakukan transaksi keuangan sehari-hari secara non tunai (kompas.com).

Transaksi yang lebih banyak mengandalkan instrument pembayan

elektronik disbanding uang tunai menjadi salah satu indicator less cash

society. Bila mengacu pada tiga tahapan menuju electronic payment saat ini

Indonesia berada pada stage 1 – bulk transition, yang ditandai adanya

beragam instrument dan channel pembayaran, namun penggunanya masih

terbatas (Dewi, 2014). Lebih lanjut, Susanti Dewi (2014), pejabat

Depertemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank

Indonesia menjelaskan untuk menuju stage 2 dan seterusnya, terdapat empat

focus pengembangan dan perbaikan meliputi pengembangan infrastruktur,

perluasan jangkauan, harmonisasi regulasi dan koordinasi antar otoritas.

Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan less cash society

tersebut sejalan dengan semangat untuk memberikan layanan keuangan

yang inklusif kepada masyarakat.

Selain dapat menyediakan layanan keuangan yang inklusif, less

cash society juga dapat memberikan tata kelola yang baik dalam hal

transaksi keuangan. Semua transaksi dan pembayaran dalam sebuah

lingkungan akan diatur secara elektronis, menciptakan catatan yang

permanen bagi pihak otoritas untuk menganalisa dan melacak bila


21

diperlukan (thenewsamerican.com). Berdasarkan pada Kompas.com (2016),

GM Product Management Division Consumer and Retail Banking PT Bank

Negara Indonesia Tbk (BNI) Dodit Wiweko Probojakti mengatakan,

terdapat tiga keuntungan dari less cash society yaitu:

1. Transaksi non tunai lebih efisien karena setiap orang tidak perlu repot

membawa uang tunai kemana-mana untuk melakukan transaksi bisnis.

2. Transaksi non tunai relative tidak berbiaya mahal.

3. Transaksi non tunai lebih memudahkan untuk dilacak apabila terjadi

tindak pidana.

Keunggulan yang bisa diciptakan dari era non tunai tersebut dapat

menekan Undergrounf Economy, yaitu masyarakat yang melakukan

transaksi ekonomi tidak melalui banking system ataupun sistem pembayaran

lain sehingga sulit dideteksi dan cenderung digunakan untuk transaksi

illegal seperti yang diungkapkan Van Hope (2006) dari Vrij Universiteit

Brussels, dalam kesempatannya di seminar internasional “Toward a Less

Cash Society in Indonesia”. Lebih lanjut, Van Hope mengungkapkan hasil

survei di Belgia, 60% transaksi cash yang digunakan dalam underground

economy adalah transaksi illegal.

2.3 Hubungan Antar Variabel

2.3.1 Pengaruh literasi keuangan terhadap perilaku less cash society

Literasi keuangan adalah keterampilan seseorang dalam mengambil

keputusan dalam mengelola keuangan pribadinya (Margaretha dan

Pambudhi, 2015). OJK (2013) membagi literasi keuangan dalam empat


22

kategori, yaitu not literate, less literate, sufficient literate dan well literate.

Dengan memiliki tingkat pengetahuan mengenai keuangan, diharapkan

seseorang dapat mengatur dan mengoptimalkan keuangan pribadinya.

Pengaturan dan pengoptimalan keuangan pribadi seseorang yang semakin

tinggi akan semakin baik, karena menunjukkan semakin tinggi tingkat

literasi keuangannya. Demikian pula sebaliknya, dengan semakin

rendahnya tingkat literasi seseorang mengakibatkan semakin rendah

efisiensi pengaturan dan pengoptimalan keuangan pribadinya.

Penelitian Parastiti et al. (2015) menunjukkan penggunaan e-money

pada mahasiswa masih rendah hal yang menyebabkan rendahnya

penggunaan e-money ialah mahasiswa masih minim informasi mengenai e-

money serta belum dapat membedakan antara e-money dan kartu atm. Itu

artinya mahasiswa masih kekurangan informasi mengenai instrument-

instrumen pembayaran non tunai sehingga berdampak pada rendahnya

penggunaan alat pembayaran non tunai dalam bertransaksi.

Ariani dan Susanti (2015) mengungkapkan bahwa mahasiswa

memiliki literasi keuangan yang lebih tinggi ketika menggunakan atm.

Menurut Robb (2011), mahasiswa yang memiliki pengetahuan mengenai

literasi keuangan memiliki keuntungan dalam bentuk perilaku tanggung

jawab terhadap penggunaan kartu kredit. Artinya tingkat literasi keuangan

mahasiswa berpengaruh terhadap perilakunya dalam menggunakan

instumen keuangan berbasis non tunai. Tingkat literasi keuangan yang

lebih tinggi juga berdampak pada tanggung jawab mahasiswa dalam


23

bertransaksi menggunakan instrument pembayaran non tunai. Hal ini

didukung oleh penelitian Haidar (2018) yang mengemukakan bahwa

dimensi financial behavior dalam literasi keuangan memiliki pengaruh

signifikan terhadap kepemilikan pembayaran non tunai. Dari beberapa

pernyataan diatas dapat dinyatakan bahwa literasi keuangan berpengaruh

terhadap perilaku less cash society.

2.3.2 Pengaruh karakteristik individu dan keluarga terhadap perilaku less

cash societ

Setiap manusia mempunyai karakteristik individu yang berbeda

antara yag satu dengan yang lainnya. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) yang dimaksud dengan karakteristik adalah ciri atau

sifat yang berkemampuan untuk memperbaiki kualitas hidup. Dengan

perbedaan karakteristik pada setiap individu memungkinkan perilaku yang

berbeda-beda pula dalam mendukung less cash society. Hal ini didukung

oleh penelitian Hidar (2018) yang mengatakan bahwa kepemilikan alat

pembayaran notunai dipengaruhi oleh jenis kelamin, uang saku dan

pendapatan keluarga. Fauzia (2015) menyatakan bahwa usia memiliki

pengaruh terhadap minat bertransaksi dengan kartu debet. Penelitian ini

juga menunjukkan bahwa pendapatan berpengaruh terhadap minat

penggunaa kartu debet, semakin tinggi pendapatan makan akan semakin

tinggi minat seseorang dalam menggunakan produk kartu debet.

Menurut Sridawati (2006), jenis kelamin perempuan lebih tinggi

penggunaan kartu debet dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki. Hal


24

tersebut juga didukung oleh penelitian Ellen et al. (diacu dari Hidar, 2018)

yang mengemukakan bahwa kartu debet lebih banyak digunakan oleh

perempuan. Dari pemapaan dan hasil penelitian sebelumnya dapat

dikatakan bahwa karakteristik individu dan keluarga bepengaru terhadap

perilaku less cash society.

2.4 Kerangka Konseptual

Karakteristik Individu
dan keluarga (X1)
Perilaku less
cash society (Y)

Literasi Keuangan (X2)

Gambar 1.1 Model Penelitian

2.5 Hipotesis

H1 : Karakteristik Individu dan keluarga berpengaruh positif terhadap

perilaku less cash society mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “veteran” Jawa Timur angkatan

2015

H2 : Literasi keuangan berpengaruh positif terhadap perilaku less cash

society mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Pembangunan Nasional “veteran” Jawa Timur angkatan 2015


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penentuan konstrak atau sifat yang

akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur (Sugiyono,

2014) definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk

meneliti dan mengoperasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi

peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengkuran dengan cara yang

sama atau mengembangkan cara pengukuran konstruk lebih baik.

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentuyang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini digunakan dua variabel bebas yaitu

karakteristik individu dan keluarga (X1) dan literasi keuangan (X2), serta

satu variabel terkait (Y) yaitu perilaku less cash society.

Penelitian ini perlu dijelaskan dari masing-masing variabel untuk

menghindari kesalahpahaman antar pembaca dan peneliti dalam

mendefinisikan tiap variabel yang ada. Maka perlu adanya definisi sebagai

berikut:

1. Karakterisktik Individu dan Keluarga (X1)

Karakteristik seorang individu dan keluarganya dapat ditentukan melalui

beberapa indikator terkait menurut Haidar (2018) yaitu:

25
26

a) Jenis kelamin, yaitu perbedaan yang medasar pada diri seseorang.

Contoh yang dibedakan menjadi laki-laki dan perempuan

b) Umur, yaitu satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu

benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), usia atau umur adalah lama

waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan).

c) Uang saku per bulan, yaitu jumlah uang yang diterima oleh

mahasiswa yang digunakan sebagai keperluan sehari-hari selama

satu bulan.

d) Indeks prestasi, yaitu nilai rata-rata yang diperoleh mahasiswa dalam

menempuh pembelajaran selama semester tertentu.

e) Pendidikan ibu, yaitu pendidikan terakhir yang ditempuh oleh ibu.

f) Pendapatan keluarga, yaitu jumlah pendapatan seluruh keluarga yang

berasal dari pendapatan ayah, pendapatan ibu atau pendapatan

keduanya.

2. Literasi Keuangan (X2)

Literasi keuangan diartikan sebagai kemampuan untuk memahami

konsep dasar dari ilmu ekonomi dan keuangan serta bagaimana

menerapkannya secara tepat. Budha dan Medhury (dikutip dalam Farah

dan Sari, 2015:134) literasi keuangan adalah kemampuan untuk

membuat keputusan yang efektif terkait dengan manajemen penggunaan

uang. Menurut Atkinson dan Messy (2012) literasi keuangan terdiri dari

tiga indikator yaitu :


27

a) Financial knowledge

b) Financial behavior

c) Financial attitude

3. Perilaku less cash society (Y)

Perilaku mahasiswa yang ditandai dengan memiliki alat pembayaran non

tunai serta frekuensi penggunaan pembayaran non tunai dalam

melakukan transaksi pembayaran. Menurut Haidar (2018) perilaku less

cash society dapat dilihat melalui indikator sebagai berikut:

a) Kepemilikan produk pembayaran non tunai, yaitu banyaknya jenis

produk pembayaran notunai yang dimiliki oleh responden

b) Frekuensi penggunaan pembayaran non tunai, yaitu sering atau

tidaknya responden dalam menggunakan pembayaran non tunai

dalam melakukan melakukan pembayaran dalam waktu satu minggu.

3.1.2 Pengukuran Variabel

Menurut Sugiyono (2014), skala pengukuran merupakan

kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang

pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut

bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Skala

pengukuran ini menyatakan nilai variabel yang diukur dengan instrument

tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat,

efisien, dan komunikatif.

Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,


28

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial (Sugiyono, 2014). Berikut ini tabel skala Likert yang digunakan

dalam penelitian:

Tabel 1.2 Tabel Skala Likert

Keterangan Skor

Sangan Tidak Setuju (STS) 1

Tidak Setuju (TS) 2

Netral (N) 3

Setuju (S) 4

Sangat Setuju (SS) 5

3.2 Teknik Penentuan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah kelompok elemen yang terdiri atas objek dan

subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang

ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan

(Kuncoro, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FEB

UPN “veteran” JATIM angkatan 2015 yang berjumlah 656 mahasiswa

(Data RENSTRA UPNVJT, 2019)

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan subjek

penelitian sebagai perwakilan dari anggota populasi (supardi, 2005).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik probability


29

sampling tepatnya clutser sampling yaitu teknik sampling secara

berkelompok. Pengambilan sampel jenis ini dilakukan berdasarkan

kelompok atau area tertentu.

Jumlah sampel didasari oleh asumsi SEM bahwa besarnya

jumlah sampel yaitu 5-10 kali parameternya yang diestimasi (Augusty,

2002). Pada peneliian ini terdapat 11 indikator sehingga jumlah sampel

yang ditetapkan dalam penelitian ini sebesar (10 x 11) = 110 responden.

3.3 Teknik Pengumulan Data

3.3.1 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah :

a. Data primer

Data primer yang diolah dalam penelitian ini diperoleh dengan

menyebarkan kuesioner kepada responden meliputi karakteristik

responden, literasi keuangan serta perilaku menggunakan pembayaran

nontuai. dalam penelitian ini respondennya adalah mahasiswa Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “veteran”

Jawa Timur angkatan 2015. Data primer yang didapatkan dari

penelitian ini terdiri dari:

1) Karakteristik responden yang menurut Haidar (2018) terdiri dari

jenis kelamin, indeks prestasi, uang saku per bulan, pendidikan

orang tua, pekerjaan orang tua, dan pendapatan orang tua.


30

2) Literasi keuangan dalam penelitian ini terdiri dari tiga indikator

menurut Atkinson dan Messy (2012) yaitu financial knowledge,

financial behavior dan financial attitude.

3) Perilaku penggunaan non tunai dikembangkan sesuai kebutuhan

peneliti mengacu kepada Haidar (2018).

b. Data sekunder

Data sekunder yang diolah dalam penelitian ini ialah data fenomena

literasi keuangan yang terjadi di Indonesia dan data jumlah mahasiswa

Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Pembangunan Nasional

“veteran” Jawa Timur angkatan 2015 yang diperoleh dari data

RENSTRA UPNVJT.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang

diambil langsung kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas

Pembangunan Nasional “veteran” Jawa Timur angkatan 2015 dengan cara

menyebarkan kuesioner.

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.4.1 Teknik Analisis

Partial Least Square (PLS) merupakan sebuah metode untuk

mengkontruksi model-model yang dapat diramalkan ketika fakto-faktor terlalu

banyak. PLS pertama kali diperkenalkan oleh Wold sebagai metode umum untuk

mengestimasi path model yang menggunakan variabel laten dengan multiple


31

indicator. PLS juga merupakan factor indeterminacy metode analisis yang

powerful karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengikuran skala

tertentu, jumlah sampel kecil. Awalnya Partial Least Square berasal dari ilmu

sosial (khususnya ekonomi, Herman Wold, 1996). Model ini dikembangkan

sebagai alternatif untuk situasi dimana dasar teori pada perancangan model lemah

tau indikator yang tersedia tidak memenuhi model pengukuran refleksif. PLS

selain bisa digunakan sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk

membangun hubungan yang belum ada landasan teorinya atau untuk pengujian

proposisi.

Menurut Ghozali (2008;5), PLS adalah penggunaan model persamaan

struktural untuk menguji teori atau pengembangan teori untuk tujuan prediksi.

Pada situasi dimana penelitian memiliki dasar teori yang kuat dan pengujian teori

atau pengembangan teori sebagai tujuan utama riset, maka metode dengan

covariance based (Generalized Least Squareebih) lebih sesuai. Namu demikian

adanya indeterminacy dari estimasi factor score maka akan kehilangan ketepatan

prediksi dari pengujian teori tersebut. Untuk tujuan prediksi, pendekatan PLS

lebih cocok. Karena pendekatan untuk mengestimasi variabel laten dianggap

sebagai kombinasi linier dari indikator maka menghindarkan masalah

indeterminacy dan memberikan definisi yang pasti dari komponen skor.

Metode Partial Least Square (PLS) mempunyai keunggulan tersendiri

diantaranya: data tidak harus berdistribusi normal multivariate (indikator dengan

skala kategori, ordinal, interval sampai rasio dapat digunakan pada model yang
32

sama) dan ukuran sampel tidak harus besar. Hal ini sesuai dengan jumlah sampel

pada penelitian ini yaitu 110 responden.

Adapun tahapan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1) Langkah pertama : Merancang model struktural (inner model)

Perancangan model struktural hubungan antar variabel laten pada PLS

didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian.

2) Langkah kedua : Merancang model pengukuran (outer model)

Perancangan model pengkuran dalam PLS sangat penting karena terkait

dengan apakah indikator bersifat reflektif atau formatif.

3) Langkah ketiga : Mengkonstruksi diagram jalur

Apabila langkah satu dan dua sudah dilakukan, maka agar hasilnya lebih

mudah dipahami, hasil perancangan inner model dan outer model tersebut

selanjutnya dinyatakan dalam bentuk diagram jalur.

4) Langkah keempat : Konversi diagram jalur kedalam system persamaan

a. Outer model, yaituspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan

indikatornya, disebut juga dengan outer relation atau measurement model,

mendefinisikan karakteristik konstruk dengan variabel manifesnya.

b. Inner model, yaituspesifikasi hubungan antar variabel laten (structural

model) disebut juga dengan inner relation, menggambarkan hubungan

antar variabel laten berdasarkan teori substansif penelitian.


33

c. Weigh relation, estimasi nilai kasus variabel laten. Inner dan outer model

memberikan spesifikasi yang diikuti dengan estimasi weigh relation

dalam algoritma PLS.

5) Langkah kelima : Estimasi model pendugaan parameter (estimasi) di dalam

PLS adalah metode kuadrat terkecil (least square methods). Proses

perhitungan dilakukan dengan cara iterasi, dimana iterasi akan berhenti jika

telah tercapai kondisi konvergen. Pendugaan parameter di dalam PLS

meliputi 3 hal yaitu :

a. Weigh estimate digunakan untuk menciptakan skor variabel laten.

b. Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar variabel laten

dan estimasi loading antara variabel laten dengan indikatornya.

c. Means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi, intersep) untuk

indikator dan variabel laten.

6) Langkah keenam : Goodness of fit

a. Outer model

• Convergent validity

Korelasi antara skor indikator reflektif dengan skor variabel latennya.

Untuk hal ini loading 0.5 sampai 0.6 dianggap cukup, pada jumlah

indikator per variabel laten tidak besar, berkisar antara 3 sampai 7

indikator.

• Discriminant validity

Membandingkan nilai score root of average variance extracted (AVE)

setiap variabel laten dengan korelasi antar variabel laten lainnya dalam
34

model, jika square root of average variance extracted (AVE) variabel

laten lebih besar dari korelasi dengan seluruh variabel laten lainya

maka dikatakan memilIki discriminant validity yang baik.

Direkomendasikan nilai pengukuran harus lebih besar dari 0.50.

• Composite reliability

Kelompok indikator yang mengukur sebuah variabel memiliki

reliabilitas komposit yang baik jika memiliki composite reliability ≤

0.7, walaupun bukan merupakan standar absolut.

b. Inner model

Goodness of fit model diukur menggunakan R-square variabel laten

dependen dengan interpretasi yang sama dengan regresi; Q-square

predictive relevance untuk model dan juga estimasi parameternya. Nilai

Q-square > 0 menunjukkan model memilikia predicive relevance,

sebaliknya jika nilai Q-square ≤ 0 menunjukkan model kurang memiliki

predictive relevance.

7) Langkah ketujuh : Pengujan hipotesis

Pengujian hpotesis (β, γ, dan λ) dilakukan dengan metode resampling bootstrap

yang dikembangkan oleh Geisser dan Stone. Statistic uji yang digunakan adalah

statistik t atau uji t.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur atau

disingkat UPN “Veteran” Jatim atau UPNVJT berlokasi di Surabaya merupakan

salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia yang berdiri sejak 5 Juli 1959.

UPN “Veteran” Jatim didirikan oleh para veteran pejuang perang kemerdekaan

sebagai monument hidup dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia. Dalam

perkembangannya UPN “Veteran” Jatim telah mengalami beberapa kali

perubahan nama dan status.

1. Periode 1959 – 1965 bernama Akademi Administrasi Perusahaan “Veteran”

Cabang Surabaya.

2. Pada tahun 1968 berubah nama menjadi Perguruan Tinggi Pembangunan

Nasionan (PTPN) “Veteran” Cabang Jawa Timur.

3. Periode 1976 – 1994 terjadi peralihan status PTPN “Veteran” Cabang Jawa

Timur sebagai Perguruan Tinggi Kedinasan dibawah pembinaan Departemen

Pertahanan Keamanan RI.

4. Pada tahun 1977 berubah nama menjadi Universitan Pembangunan Nasional

“Veteran” Cabang Jawa Timur.

35
36

5. Pada tahun 1995 berubah menjadi Perguruan Tinggi Swasta dengan nama

UPN “Veteran Jawa Timur yang secara operasional dibawah pembinaan

Yayasan Kejuangan Panglima Besar Sudirman dan secara fungsional dibawah

pembinaan Departemen Pertahanan Keamanan RI.

6. Pada tahun 2007 UPN “Veteran” Jawa Timur secara operasional dibawah

pembinaan Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Perumahan yang secara

fungsional dibwah pembinaan Kementrian Perahanan RI.

7. Sesuai dengan perrkembangan dan kemajuan yang telah diraih, makan UPN

“Veteran” Jawa Timur diproyeksikan oleh Kementrian Pertahanan untuk

menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

8. Pada 6 Oktober 2014 UPN “Veteran” Jawa Timur berubah status menjadi

PTN yang diremikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Dr. H.

Susilo Bambang Yudhoyono saat acara HUT TNI ke-69 di Surabaya.

9. Pada 27 Desember 2014 UPN “Veteran” Jawa Timur secara resmi bergabung

dengan sistem Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN)

dalam penerimaan mahasiswa baru (untuk tahun akademik 2015/2016) dan

pada tahun akademik 2016/2017 secara resmi mulai bergabung dengan

Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dalam

penerimaan mahasiswa baru.

4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan

4.1.2.1 Visi

Menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis unggul berkarakter belanegara


37

4.1.2.2 Misi

Untuk mencapai visi tersebut maka misi dirumuskan.

1. Mengembangkan pendidikan tinggi dengan dilandasi nilai-nilai kejuangan

untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dibidang ilmu

ekonomi, manajemen dan akuntansi;

2. Meningkatkan budaya riset bidang ekonomi, manajemen dan akuntansi dalam

pengembangan bidang IPTEK yang berdayaguna untuk kesejahteraan

masyarakat;

3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat di bidang ekonomi,

manajemen dan akuntansi berbasis riset dan kearifan lokal;

4. Menyelenggarakan tata kelola yang baik dan bersih dalam rangka mencapai

akuntabilitas pengelolaan anggaran;

5. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia unggul dalam sikap dan tata

nilai, unjuk kerja penguasaan pengetahuan, dan manajerial;

6. Meningkatkan sistem pengelolaan sarana dan prasaran terpadu;

7. Meningkatkan kerjasama institusional di bidang ekonomi, manajemen dan

akuntansi dengan staksholders baik dalam dan luarnegeri.

4.1.2.3 Tujuan

Tujuan pengembangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPNVJT adalah:

1. Terimplementasinya kurikulum dan layanan pendidikan bidang ekonomi,

manajemen dan akuntansi dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

(KKNI) berbasis bela negara.


38

2. Tercapainya mutu dan inovasi riset bidang ekonomi, manajemen dan

akuntansi yang berdayaguna untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

3. Terwujudnya pengabdian bidang ekonomi, manajemen dan akuntansi kepada

masyarakat yang berbasis riset dan kearifan lokal.

4. Terwujudnya pengelolaan tata kelola yang baik dan bersih untuk mencapai

akuntabilitas pengelolaan anggaran.

5. Terwujudnya dosen dan tenaga kependidikan yang professional dalam

mendukung proses pembelajaran berkualitas.

6. Terwujudnya sarana prasarana nyaman dan medukung proses pembelajaran.

7. Terimplementasikannya kerjasama bidang ekonomi, manajemen, dan

akunansi dengan stakeholders dalam negeri maupun luar negeri.

4.1.3 Struktu Organisasi

DEKAN Gambar 4.1


Struktur Organisasi
FEB UPNVJT
WAKIL DEKAN I WAKIL DEKAN II

WAKIL DEKAN III

KOORDINATOR KA. JURUSAN KA. JURUSAN KA. BAG. TATA


PRODI EK. MANAJEMEN AKUNTANSI USAHA
PEMBANGUNAN

SEK. JURUSAN SEK. JURUSAN KA. SUB. BAG.


MANAJEMEN AKUNTANSI UMUM DAN
KEUANGAN

KA. SUB. BAG.


KOORDINATOR KOORDINATOR
PRODI EK. AKADEMIK DAN
PRODI EK.
MANAJEMEN AKUNTANSI KEMAHASISWA
AN

KOORDINATOR KOORDINATOR BENDAHARA


PRODI MAG. PRODI MAG. PEMBANTU
MANAJEMEN AKUNTANSI PENGELUARAN
Sumber : www.upnjatim.ac.id
39

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Faklutas Ekonomi

dan Bisnis (FEB) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

angkatan 2015. Dan dari hasil penyebaran kuesioner pada tanggal 15 Mei 2019

dengan jumlah responden 110 orang maka dapat disajikan gambaran umum dari

karakteristik responden yang diteliti sebagai berikut :

1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Laki-laki 59 54%

2 Perempuan 51 46%

Total 110 100%


Smber : data hasil penyebaran kuesioner

Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui jumlah responden yang

berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 59 orang dan responden yang

berjenis kelamin perempuan sebanyak 51 orang. dari data tersebut

menunjukkan bahwa jumlah responden laki-laki lebih banyak

dibandingkan perempuan.

2. Karakteristik responden berdasarkan program studi

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi

No. Program studi Jumlah Persentase (%)

1 Akuntasi 20 18%

2 Ekonomi Pembangunan 19 17%


40

Manajemen 71 65%

Total 110 100%


Sumber : data hasil penyebaran kuesioner

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa responden dari

program studi Akuntasi sebanyak 20 orang, responden dari program studi

Ekonomi Pembangunan sebanyak 19 orang, dan respnden dari program

studi manajemen sebanyak 71 orang.

3. Karakteristik responden berdasarkan usia

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Persentase (%)

1 >22 33 30%

2 22 – 23 52 47%

3 <23 25 23%

Total 110 100%


Sumber : data hasil penyebaran kuesioner

Data tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden

berusia antara 22 tahun sampai dengan 23 tahun

4. Karakteritik responden berdasarkan Indek Prestasi Komulatif (IPK)

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berasarkan IPK

No IPK Jumlah Persentase (%)

1 ≥3,00 27 25%

2 <3,00 83 75%

Total 110 100%


Sumber : data hasil penyebaran kuesioner
41

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa IPK pada

semester 7 mahasiswa FEB Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur angkatan 2015 memiliki indeks prestasi komulatif yang baik

yaitu >3,00 dari skala 4 sebanyak 75 persen dari total responden, namun

masih terdapat respnden yang memiliki indeks prestasi komulatif ≥3,00

sebanyak 25 persen dari total responden.

4.2.2 Deskripsi Variabel Penelitian

1. Karakteristik Individu dan Keluarga (X1)

Berikut adalah persepsi responden terhadap variabel Karakteristik

Individu dan Keluarga yang diukur dengan enam indikator yaitu jenis kelamin,

usia, IPK, uang saku perbulan, tingkat pendidikan ibu, dan pendapata keluarga.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Individu dan Keluarga

Skor
No Indikator Total
1 2 3 4 5
Perempuan lebih sering
1 menggunakan pembayaran non tunai 2 23 31 47 7 110
dibandingkan laki-laki
Perilaku less cash society akan
2 0 31 29 44 6 110
disadari mulai usia 18 tahun
Dengan mendapatkan IPK >3.00,
maka tingkat pemahaman mahasiswa
3 17 29 27 30 7 110
terhadap pembayaran non tunai akan
lebih baik
Uang saku yang banyak akan
4 meningkatkan dukungan mahasiswa 2 21 27 50 10 110
terhadap perilaku less cash society
Semakin tinggi tingkat pendidikan
5 ibu maka semakin tinggi pula tingkat 13 22 26 37 12 110
penggunaan pembayaran non tunai
42

oleh mahasiswa
Pendapatan keluarga akan
6 berpengaruh terhadap perilaku less 5 8 14 69 14 110
cash society mahasiswa
Sumber : hasil olah data

Berdasarkan hasil olah data jawaban responden terhadap variabel

Karakteristik Individu dan Keluarga yang disajikan pada tabel 4.5 dapat dijelaskan

sebagai beriku :

a. Indikator pertama dari Karakteristik Individu dan Keluarga adalah jenis

kelamin mendapatkan respon terbanyak dengan skor 4 dengan jumlah

responden sebanyak 43 persen. Hal ini menunjukkan sebagian besar

responden menjawab setuju.

b. Indikator kedua dari Karakteristik Individu dan Keluarga adalah usia

mendapatkan respon terbanyak dengan skor 4 dengan jumlah 40 persen. Hal

ini menunjukkan sebagian besar responden menjawan setuju.

c. Indikator ketiga dari Karakteristik Individu dan Keluarga adalah IPK

mendapatkan respon terbanyak dengan skor 4 dengan jumlah responden 27

persen. Hal ini menujukkan jumlah responden menjawab setuju lebih banyak

dibandingkan pilihan yang lain.

d. Indiktor keempat dari Karakteristik Individu dan Keluaga adalah uang saku

perbulan mendapatkan respon terbanyak dengan skor 4 dengan jumlah 45

persen. Hal ini menunjukkan sebagia besar responden menjawab setuju.

e. Indikator kelima dari Karakteristik Individu dan Keluarga adalah tingkar

pendidikan ibu mendapatkan respon terbanyak dengan skor 4 dengan jumlah

34 persen. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden menjawab setuju.


43

f. Indikator keenam dari Karakteristik Individu dan Keluarga adalah pendapatan

keluarga mendapatkan respon terbanyak dengan skor 4 dengan jumlah 63

persen. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden menjawab setuju.

2. Literasi Keuangan (X2)

Berikut adalah persepsi responden terhadap variabel Literasi Keuangan

yang diukur dengan tiga indikator yaitu financial knowledge, financial behavior

dan finalcial attitude.

Tabel 4.6 Distribusi Freskuensi Literasi Keuangan

Skor
No Indikator Total
1 2 3 4 5
Asumsikan anda melihat
seperangkat TV dengan model yang
sama di dua toko berbeda. Harga
dasar masing-masing penjual
tersebut adalah Rp2.000.000,. toko
1 27 45 12 19 7 110
A menawarkan diskon sebesar
Rp400.000,- sedangkan toko B
menawarkan diskon sebesar 25%.
Dengan begitu toko A memberikan
penawaran yang lebih baik
Membuat rencana anggaran
2 pengeluaran dan belanja (harian, 0 11 18 55 26 110
bulanan, tahunan, dll)
Uang ada untuk dihabiskan sehingga
saya cenderung hidup untuk hari ini
3 42 44 10 6 8 110
dan membiarkan apa yang akan
terjadi terkait keuangan esok hari
Sumber : hasio olah data

Berdasarkan hasil olah data jawaban responden terhadap variabel

Literasi Keuangan yang disajikan pada tabel 4.6 dapat dijelaskan sebagai berikut :
44

a. Indikator pertama dari Literasi Keuangan adalah financial knowledge

mendapatkan respon terbanyak dengan skor 2 dengan jumlah 41 persen. Hal

ini menunjukkan sebagian besar responden menjawab tidak setuju.

b. Indikator kedua dari Literasi Keuangan adalah financial behavior

mendapatkan respon terbanyak dengan skor 4 dengan jumlah 50 persen. Hal

ini menunjukkan sebagian besar responden menjawab setuju.

c. Indikator ketiga dari Literasi Keuangan adalah financial attitude

mendapatkan respon terbanyak dengan skor 2 dengan jumlah 40 persen. Hal

ini menunjukkan sebagian besar responden menjawab tidak setuju.

3. Perilaku Less Cash Society (Y)

Berikut adalah persepsi responden terhadap variabel Perilaku Less Cash

Society yang diukur dengan dua indikator yaitu kepemilikan instrumen

pembayaran non tunai dan frekuensi penggunaan pembayaran non tunai.

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Perilaku Less Cash Society

Skor
No Indikator Total
1 2 3 4 5
Memiliki instrumen pembaran non
1 tunai merupakan suatu hal yang 5 29 32 33 11 110
wajib bagi saya
Menggunakan pembayaran non
2 tunai setidaknya satu kali dalam 9 30 28 31 12 110
seminggu
Sumber : hasil olah data

Berdasarkan hasil olah data jawaban responden terhadap variabel

Perilaku Less Cash Society yang disajikan pada tabel 4.7 dapat dijelaskan sebagai

berikut :
45

a. Indikator pertama dari Perilaku Less Cash Society adalah kepemilikan

instrumen pembayaran non tunai mendapatkan respon terbanyak dengan skor

4 dengan jumlah 30 persen. Hal ini menunjukan responden paling banyak

menjawab setuju.

b. Indikator kedua dari Perilaku Less Cash Society adalah frekuensi penggunaan

pembayaran non tunai mendapatkan respon terbanyak dengan skor 4 dengan

jumlah 28 persen. Hal ini menunjukkan respondeng paling banyak menjawab

setuju.

4.3 Analisa dan Pengujian Hipotesis

4.3.1 Uji Outlier

Outlier adalah observasi atau data yang memiiki karakteristik unik yang

terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam

bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi atau

multivariate (Hair et al, 1998). Evaluasi terhadap outlier multivariate (antar

variabel) perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak

ada outlier pada tingkat univariat, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila

sudah dibilang saling dikombinasikan. Jarak antara Mahalanobis untuk tiap-tiap

observasi dapat dihitung dan akan menunjukkan sebuah observasi dari rata-rata

semua variabel dala sebuah ruang multimensional (Hair et al, 1998). Uji terhadap

oulier multivariate dilakukan dengan menggunakan jarak Mahalanobis pada

tingkat p<1%. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan X2 (chi


46

kuadrat) pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang diunakan dalam

penelitian ini.

Terdapat outlier apabila Mahal. Distance Maximum > Prob. & Jumlah

variabel [=CHIINV(0,001;11) dicari melalui Ms. Excel] = 31,246. Hasil uji

outlier tampak pada tabel berikut :

Tabel 4.8 Outlier Data

Residuals Statisticsa
Std.
Minimum Maximum Mean N
deviation

Predicted Value 22.7594 94.3480 55.5000 11.77333 110

Std. Predicted Value -2.781 3.300 .000 1.000 110

Standard Error of
6.227 15.740 10.072 2.292 110
Predicted value

Adjudted Predicted Value 19.0152 94.3555 55.4082 12.67562 110

Residual -56.77869 56.14722 .00000 29.64606 110

Std. Residual -1.816 1.796 .000 .948 110

Stud. Residual -1853 1.902 .001 1.001 110

Deleted Residual -60.59259 62.95787 .09185 33.10981 110

Stud. Deleted Residual -1.877 1.928 .002 1.006 110

Mahal. Distance 3.333 26.633 10.900 5.429 110

Cook’s Distance .000 .076 .010 .012 110

Centered Leverage Value .031 .0244 .100 .050 110

a. Dependent Variable: Data


Sumber : hasil olah data
47

Nilai Mahal. Distance Maximum data responden 26,633 ang mana nilai

tersebut Lebih Kecil dari Mahal. Distance Maximum outlier yang ditentukan

yaitu 31,264 yang berarti tidak terdapat outlier pada data tersebut. Oleh karena itu

data ini mempunyai kualitas yang baik dan dapat dilanjutkan untuk diolah lebih

lanjut.

4.3.2 Interpretasi Hasil PLS

4.3.2.1 Pengujian Model Pengukuran

Langkah selanjutnya adalah menilai outer model (Measurement Model)

dengan melihat outer loading factor discriminant validity dan composite

reliability dari konstruk.

1. Outer Loading hasil pengujian pertama dengan PLS ini menghasilkan outer

loading sebagai berikut :

Tabel 4.9 Outer Loading

Standard
Original Sample T Statistics
Deviation P Values
Sampel (O) Mean (M) (|O/STDEV|)
(STDEV)

X1.1 <- Karakteristik


0.035 0.023 0.203 0.172 0.864
Indiv & Kelg

X1.2 <- Karakteristik


0.559 0.576 0.122 4.579 0.000
Indiv & Kelg

X1.3 <- Karakteristik


0.875 0.839 0.070 12.521 0.000
Indiv & Kelg

X1.4 <- Karakteristik


0.460 0.425 0.182 2.530 0.012
Indiv & Kelg

X1.5 <- Karakteristik


0.793 0.753 0.110 7.204 0.000
Indiv & Kelg

X1.6 <- Karakteristik


0.464 0.422 0.165 2.817 0.005
Indiv & Kelg

X2.1 <- Literasi


0.753 0.668 0.247 3.051 0.002
Keuangan
48

X2.2 <- Literasi


0.626 0.578 0.281 2.232 0.026
Keuangan

X2.3 <- Literasi


0.721 0.655 0.264 2.730 0.007
Keuangan

Y.1 <- Perilaku Less


0.907 0.904 0.031 28.837 0.000
Cash Society

Y.2 <- Perilaku Less


0.918 0.918 0.017 53.897 0.000
Cash Society

Sumber : hasil olah data

Indikator variabel : Factor Loading merupakan korelasi antara indikator

dengan variabel, jika lebih besar 0,5 dan atau nilai p-values = signifikan, maka

indikator tersebut valid dan merupakan indikator/pengukur dari variabelnya.

Berdasarkan pada tabel outer loading di atas, masih terdapat indikator yang

memiliki factor loading (muatan faktor) < 0,5 atau Non signifikan (nilai p-values

> 0,05) yaitu indikator X1.1, X1.4 dan X1,6 pada valieabel Karakteristik Individu

dan Keluarga (X1). Sehimgga indikator tersebut dieliminasi dengan hasil sebagai

berikut :

Tabel 4.10 Outer Loading (setelah eliminasi)

Standard
Original Sample T Statistics
Deviation P Values
Sample (O) Mean (M) (|O/STDEV|)
(STDEV)

X1.2 <- Karakteristik


0.629 0.623 0.110 5.727 0.000
Indv & Kelg

X1.3 <- Karakteristik


0.880 0.870 0.050 17.664 0.000
Indv & Kelg

X1.5 <- Karakteristik


0.759 0.751 0.095 8.033 0.000
Indv & Kelg

X2.1 <- Literasi


0.753 0.674 0.225 3.344 0.001
Keuangan

X2.2 <- Literasi 0.627 0.593 0.278 2.255 0.025


49

Keuangan

X2.3<- Literasi
0.720 0.656 0.228 3.155 0.002
Keuangan

Y.1 <- Perilaku Less


0.903 0.898 0.034 26.605 0.000
Cash Society

Y.2 <- Perilaku Less


0.922 0.922 0.015 62.706 0.000
Cash Society

Sumber : hasil olah data

Berdasarkan pada tabel 4.10 diatas, maka pada variabel Karakteristik

Individu dan Keluarga menunjukkan bahwa semua indikator memiliki factor

loading lebih besar dari 0,5, sehingga semua indikator tersebut valid dan menjadi

pengukur/indikator dari variabel Karakteristik Individu dan Keluarga

Pada variabel Literasi Keuangan menunjukkan seluruh indikator

memiliki loading faktor lebih besar dari 0,5, sehingga seluruh indikator tersebut

valid dan menjadi pengukur/indikator variabel Literasi Keuangan. Begitu pula

pada variabel Perilaku Less Cash Society menunjukkan seluruh indikator memiliki

factor loading lebih besar dari 0,5, sehingga seluruh indikator tersebut valid dan

menjadi pengukur/indikator variabel Perilaku Less Cash Society. Secara

keseluruhan hasil estimasi telah memenuhi Convergen Validity.

Berdasarkan pada tabel 4.10, signifikan (p-value) atau nilai probabilitas

untuk indikator pada semua variabel memiliki p-value lebih kecil dari 0,05 yang

berarti signifikan. Dengan demikian maka memenuhi validitas konvergen. Hasil

analisis menunjukkan seluruh indikator pada variabel Karalteristik Individu &

Keluarga, Literasi Keuangan dan Perilaku Less Cash Society adalah signifikan

karena nilai p-value = <0,001 lebih kecil dari 0,05 maka indikator tersebut

memenuhi validitas konvergen.


50

2. Discriminant Validity

Discriminant validity pada indikator reflektif dapat dilihat dari cross-

loading. Cara lain untuk menilai discriminant validity dilakukan dengan cara

membandingkan square root of average variance extracted (AVE), untuk setiap

variabel dengan nilai korelasi antara variabel. Model mempunyai discriminant

validity yang tinggi jika akar AVE untuk setiap variabel lebih besar dari korelasi

antara konstruk (Ghozali, 2008). Jika nilai akar AVE lebih tinggi dari pada

korelasi antar variabel yang lain, maka dapat dikatakan hasil ini menunjukkan

bahwa discriminant validity discriminant validity yang tinggi.

Tabel 4.11 Average Variance Extracted

AVE
Karakteristik Individu & Keluarga (X1) 0.582
Literasi Keuangan (X2) 0.593
Perilaku Less Cash Society (Y) 0.832
Sumber : hasil olah data

Model pengukuran selanjutnya adalah nilai Average Variance Extraxted

(AVE), yaitu nilai menunjukkan besarnya varian indikator yang dikandung oleh

variabel latennya. Konvergen Nilai AVE lebih besar dari 0,5, juga menunjukkan

kecukupan validitas yang baik bagi variabel laten. Pada variabel indikator reflektif

dapat dilihat dari nilain Average Variance Extracted (AVE) untuk setiap konstruk

(variable). Dipersyaratkan model yang baik apabila nilai AVE masing-masing

konstruk lebih besar dari 0,5. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai AVE

untuk konstruk (variabel) Karakteristik Individu & Keluarga, Literasi Keuangan


51

dan Perilaku Less Cash Society memiliki nilai Average Variance Extracted (AVE)

lebih besar dari 0,5, sehingga valid.

3. Composite Reliability

Composite reliability adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana

alat pengukur dipercaya untuk diandalkan. Bila suatu alat dipakai dua kali untuk

mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh reliatif

konsisten maka alat tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan

suatu konsistensi alat pengukur dalam gejala yang sama. Selengkapnya

dapatdilihat sebagai berikut :

Tabel 4.12 Composite Reliabily

Composite Reliability
Karakteristik Indivodu & Keluarga (X1) 0.804
Literasi Keuangan (X2) 0.744
Perilaku Less Cash Society (Y) 0.908
Sumber : hasil olah data

Reliabilitas konstruk yang diukur dengan nilai composite reliability,

konstruk reliabel jika nilai composite reliabiblity di atas 0,70 maka indikator

disebut konsisten dalam mengukur variabel latennya. Hasil pengujian

menunjukkan bahwa konstuk (variabel) Karakteristik Individu & Keluarga,

Literasi Keuangan dan Perilaku Less Cash Society memiliki nilai composite

reliability lebih besar dari 0,7, sehingga reliabel.

4. Discriminant Validity

Tabel 4.13 Discriminant Validity


52

Karakteristik Indiv Literasi Keuangan Perilaku Less


& Kelg (X1) (X2) Cash Society (Y)
Karakteristik Indiv
0.763
& Kelg (X1)
Literasi Keuangan
0.521 0.702
(X2)
Perlaku Less Cash
0.529 0.257 0.912
Society (Y)
Sumber : hasil olah data

Bilamana akar AVE lebih besar dari korelasi variabel tsb, maka

terpenuhi validitas diskriminan. Misal untuk variabel Karakteristik Individu &

Keluarga dengan 3 indikator (X1.2, X1.3 dan X1.5) memiliki akar AVE 0,763

lebih besar dari nilai korelasinya dengan variabel lain 0,521, 0,529, sehingga

variabel Karakteristik Individu & Keluarga, Literasi Keuangan dan Perilaku Less

Cash Society memiliki nilai akar kuadrat AVE lebih besar disbanding dengan nilai

korelasinya dengan variabel lain. Maka terpenuhi validitas diskriminan

(Discriminant Validity)

4.3.2.2 Analisa Model PLS


53

Gambar 4.1 Diagram Jalur Hasil Output PLS

Sumber : hasil olah data

Model pengukuran dalam penelitian ini menggunakan variabel dengan

indikator reflektif yaitu variabel Karakteristik Individu & Keluarga (X1), Literasi

Keuangan (X2) dan Perilaku Less Cash Society (Y). jadi pengukuran validitasnya

didasarkan pada tabel outer loading.

4.3.2.3 Inner Model (Pengujian Model Structural)

Pengujian terhadap model struktural dilakukan dengan melihat nilai R-

Square yang merupakan uji goodness-fit model. Pengujian inner model dapat

dilihat dari nilai R-Square pada persamaan antar variabel laten. Nilai R2

menjelaskan seberapa besar variabel eksogen (independen bebas) pada model

mampu menerangkan variabel endogen (dependen terikat).

Tabel 4.14 R-Square


54

R-Square R-Square Adjusted


Karakteristik Individu & Keluarga (X1)
Literasi Keuangan (X2)
Perilaku Less Cash Society (Y) 0.280 0.266
Sumber : hasil olah data

Nilai R2secara keseluruhan = 1 - (1-0, 280) = 0,280. Hal ini dapat

diinterpretasikan bahwa model mampu menjelaskan fenomena/masalah Perilaku

Less Cash Society 28% dipengaruhi oleh variabel Karakteristik Individu &

Keluarga dan Literasi Keuangan. Sedangkan sisanya (72%) dijelaskan oleh

variabel lain (selain Karakteristik Individu & Keluarga dan Literasi Keuangan)

yang belum masuk ke dalam model dan error. Artinya Perilaku Less Cash Society

dipengaruhi oleh Karakteristik Individu & Keluarga dan Literasi Keuangan

sebesar 28% sedangkan sebesar 72% dipengaruhi oleh variabel selain

Karakteristik Individu & Keluarga dan Literasi Keuangan.

4.3.2.4 Pengujian Hipotesis dengan Inner Weight Path Coeficient (Mean,

STDEV, T-Values)

Tabel 4.15 Path Coeficient (Mean, STDEV, T-Values)

Standard
Original Sample T Statistic
Deviation P Values
sample (O) Mean (M) (|O/STDEV|)
(STDEV)

Karakteristik Indv &


Kelg (X1) -> Perilaku 0.542 0.532 0.089 6.124 0.000
Less Cash Society (Y)

Literasi Keuangan (X2)


-> Perilaku Less Cash -0.026 0.014 0.095 0.271 0.789
Society (Y)

Sumber : hasil olah data


55

Hipotesis yang menyatakan :

1. Karakteristik Individu & Keluarga berpengaruh positif signifikan terhadap

Perilaku Less Cash Society dengan koefisien path sebesar 0,542 dimana nilai

p-values = 0,000 lebih kecil dari nilai a = 0,05 (5%)

2. Literasi Keuangan berpengaruh Non signifikan terhadap Perilaku Less Cash

Society dengan koefisien path sebesar -0,026 dimana nilai p-values lebih

besar dari nilai a = 0,05 (5%)

4.4 Pembahasan

4.4.1 Pengaruh Karakteristik Individu & Keluarga (X1) Terhadap Perilaku

Less Cash Society (Y)

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa

variabel Karakteristik Individu & Keluarga terbukti berpengaruh positif signifikan

terhadap Perilaku Less Cash Society pada mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “veteran” Jawa Timur angkatan 2015.

Hasil penelitian menunjukkan 45,5 persen yaitu sebagian besar

responden setuju bahwa Perilaku Less Cash Society disadari mulai usia 18 tahun.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Fauzia (2015) yang menyatakan bahwa usia

memiliki pengaruh terhadap minat bertransaksi dengan kartu debet. Selain itu,

hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa Indek Prestasi Komulatif dan

Tingkat Pendidikan ibu juga berpengaruh positif signifikan terhadap Perilaku Less

Cash Society. Hasil penelitian ini didukung oleh Nidar dan Bestari (2012) yang

menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan orangtua maka semakin meningkat

literasi keuangan pada mahasiswa sehingga kemungkinan untuk menggunakan


56

alat pembayaran non tunai semakin tinggi. Berdasarkan tingkat pendidikan

orangtua, semakin tinggi pendidikan ibu maka kemungkinan untuk menggunakan

pembayaran non tunai semakin tinggi.

Bank Indonesia (2014) menyatakan bentuk upaya dalam mendukung

less cash society adalah dengan mengurangi penggunaan uang tunai dan beralih

menggunakan alat pembayaran non tunai atau APMK dalam melakukan kegiatan

bertransaksi. Manfaat dari less cash society terbagi menjadi tiga yaitu; 1) transaksi

non tunai lebih praktis karena tidak perlu membawa uang dalam jumlah besar, 2)

transaksi non tunai relative lebih murah dan 3) transaksi non tunai memudahkan

seseorang dalam melacak apabila terjadi tindak pidana. Hasil penelitian

menunjukkan lebih dari separuh responden berusia diatas 18 tahun (64.6%)

menggunakan pembayaran non tunai setidaknya satu kali dalam seminggu dan

merasa wajib memiliki alat pembayaran non tunai sebanyak 69.1 persen. Hasil ini

sejalan dengan hasil penelitian Fauziah (2015) yang menyatakan bahwa usia

memiliki pengaruh terhadap minat bertransasi dengan kartu debet.

Hasil ini yang menunjukkan bahwa karakteristik individu & keluarga

memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap perilaku less cash

society, semakin baik karakteristik individu & keluarga mahasiswa maka akan

semakin baik perilaku less cash society mahasiswa.

4.4.2 Pengaruh Literasi Keluangan (X2) Terhadap Perilaku Less Cash

Society (Y)

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh hasil

bahwa variabel Literasi Keuangan terbukti berpengaruh non signifikan terhadap


57

Perilaku Less Cash Society pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “veteran” Jawa Timur angkatan 2015.

Menurut Margaretha dan Pambudhi (2015), literasi keuangan

merupakan keterampilan seseorang dalam mengambil keputusan dalam mengelola

keuangan pribadinya. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki

literasi keuangan yang baik cenderung lebih baik dalam menghargai uang serta

memanajemen keuangan sehingga mengurangi frekuensi penggunaan non tunai

karena responden yang memiliki literasi keuangan yang baik akan lebih berhemat

dalam menggunakan sumberdaya yang dimilikinya. Hal ini sejalan dengan

pendapat Herdijono dan Damanik (2016) yang mengatakan bahwa seseorang

dengan tingkat literasi keungan yang baik khususnya pada financial attitude akan

mampu menyesuaikan pengeluaran uang sehingga dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya. Selain itu orang yang memiliki tingkat literasi keuangan yang baik

dapat melakukan kontrol terhadap pengeluaran konsumsinya.

Penelitian Humaira dan Sugoro (2018) juga menunjukkan bahwa

financial attitude memiliki pengaruh terhadap manajemen keuangan. Hal serupa

juga diungkapkan oleh Rustiaria (2017) yang mengatakan bahwa literasi keuangan

bidang sikap memiliki pengaruh terhadap perilaku manajemen keuangan keluarga,

yaitu semakin meningkat sikap keuangan seseorang maka akan semakin

meningkat kemampuan seseorang dalam mengelola keuangannya. Seseorang

dengan kemampuan dalam mengelola keuangannya akan memilih lebih berhati-

hati dalam menghadapi risiko yang akan dihadapi sehingga mahasiswa dengan

pengetahuan keuangan yang baik akan berfikir untuk menghindari risiko yang
58

akan dihadapi apabila menggunakan pembayaran non tunai seperti biaya admin,

saldo tertahan dan risiko lainnya.

Hasil ini yang menyatakan bahwa literasi keunagan memberikan

pengaruh non signifikan terhadap perilaku less cash society, semakin baik literasi

keuangan mahasiswa maka belum tentu dapat meningkatkan perilaku less cash

society mahasiswa.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan lebih dari separuh responden penelitian

laki-laki. Rata-rata usia responden adalah 22 tahun. Lebih dari 50 persen sudah

memiliki indeks prestasi komulatif yang lebih dari 2,90 dari skala 4. Lebih dari

separuh responden berada pada tingkat sufficient literate pada literasi keuangan.

Tingkatan literasi keuangan dibagi menjadi tiga dimensi yaitu pengetahuan, sikap

dan perilaku. Dimensi pengetahuan, sikap dan perilaku yang dimiliki responden

sudah baik. Hal ini bisa dilihat dari pengetahuan responden mengenai diskon yang

ditawarkan dari sutu produk, melakukan pencatatan pengeluaran, mengevaluasi

pengeluaran serta melakukan investasi. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa

literasi responden mengenai keuangan sudah baik.

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan PLS untuk menguji

pengaruh variabel Karakteristik Individu & Keluarga dan Literasi Keuangan

terhadap Perilaku Less Cash Society (studi pada mahasiswa S1 FEB UPN

“Veteran” Jawa Timur angkatan 2015), maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Karakteristik Individu dan Keluarga yaitu Usia, Indeks Prestasi Komulatif

(IPK) dan Pendidikan Ibu yang tinggi akan meningkatkan perilaku less cash

society mahasiswa. Artinya semakin bertambahnya usia maka kemampuan

dan legalitas mahasiswa untuk menggunakan instrument pembayaran notunai

semakin tinggi, begitu juga dengan IPK dan Pendidikan Ibu. Semakin tinggi

59
60

IPK mahasiswa dan semakin tinggi pendidikan ibu maka pengetahuan

mahasiswa akan semakin luas mengenai keuangan, sehingga dapat

mempengaruhi perilaku less cash society.

2. Literasi keuangan yang tinggi tidak selalu mendukung mahasiswa dalam

berperilaku less cash society. Artinya literasi keuangan yang tinggi akan

menjadikan mahasiswa lebih berhemat dan lebih bisa mengatur keuangannya.

Sehingga dapat mendorong mahasiswa untuk melakukan perhitungan untuk

mengurangi risiko biaya-biaya yang tidak perlu seperti biaya admin dan

beberapa niai uang yang tidak bisa diambil apabila menggunakan pembayaran

non tunai.

5.2 Saran

Sebagai implikasi dari penelitian ini dapat dikemukakan beberapa saran

yang dapat dipertimbangkan atau dimanfaatkan sebagai bahan dalam pengambilan

keputusan. Bagi mahasiswa sebaiknya mencari tahu sendiri mengenai isu-isu

terbaru melalui internet serta memulai untuk rutin melakukan pencatatan

keuangan seperti pemasukan per bulan, pengeluaran untuk konsumsi serta

mengevaluasinya secara berkala sehingga dapat mengkatkan tingkat literasi

keuangan mahasiswa. Pihak kampus sebaiknya mengadakan sosialisasi kepada

mahasiswa baru mengenai perilaku less cash society serta memberikan materi

untuk menigkatkan literasi keuangan pada mahasiswa mengenai pentingnya

melakukan pencatatan keuangan serta materi mengenai pentingnya berinvestasi

sejak dini sehingga masasiswa dapat menyiapkan kebutuhan di masa yang akan

datang. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah untuk menggunakan variabel


61

lain atau variabel tambahan yang belum ditampilkan dalam penelitian ini yang

diduga mempunyai hubungan dengan perilaku less cash society. Selain itu,

penelitian selanjutnya disarankan dapat mengukur sejauh mana mahasiswa

mendukung perilaku less cash society serta membandingkan antara penggunaan

pembayaran non tunai dan penggunaan pembayaran tunai.


62

DAFTAR PUSTAKA

Ariani NA, Susanti. 2015. Pengaruh factor demografi terhadap financial literacy
mahasiswa fakultas ekonomi universitas negeri Surabaya angkatan 2012.
Jurnal Pendidikan Akuntansi. 3(2): 1-11.

Atkinson A, Messy FA. 2012. Measuring financial literacy: result of the OECD.
OECD Publishing.

Atmoko, Puji dkk. 2006. Seminar Internasional “Toward a Less Cash Society in
Indonesia”. Jakarta: Bank Indonesia.

Bank Indonesia. 2006. Instrumen Pembayaran Non tunai. [internet]. [23 Februari
2019]. Terarsip di https://www.bi.go.id/

Bank Indonesia. 2014. Mengurangi Ketergantungan pada Uang Tunai. [internet].


[17 Februari 2019]. Diunduh dari https://www.bi.go.id/id/publikasi/gerai-
info/Documents/GeraiInfoBI_5014.pdf

Bank Indonesia. 2014. Bank Indonesia Mencanangkan Gerakan Nasional Non


tunai. [internet]. [20 Februari 2019]. Diunduh dari
https://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaran-pers/Pages/sp 165814.aspx

Badan Pusat Statistik. 2014. Jumlah Perguruan Tinggi, Mahasiswa, dan Tenaga
Edukatif (Negeri dan Swasta) Dibawah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Menurut Provinsi 20132014-2014/2015. [internet]. [20
Februari 2019]. Terarsip di
htpps://www.bps.go.id/staticable/2015/09/14/1839/jumlah-perguruan-
tinggi-mahasiswa-dan-tenaga-edukatif-negeri-dan-swasta-di-bawah-
kementerian-pendidikan-dan-kebudayaan-menurut-provinsi-2013-2014-
2014-2015.html

Otoritas Jasa Keuangan. 2013. Literasi Keuangan. [internet]. [20 Februari 2019].
Terarsip di https://www.ojk.go.id/id/kanal/edukasi-dan-perlindungan-
konsumen/Pages/Literasi-Keuangan.aspx

Otoritas Jasa Keuangan. 2017. Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia


(Revisit 2017). [internet]. [5 Maret 2019]. Diunduh di
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=htpps://ww
w.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/publikasi/Documents/Pages/Strategi-
Nasional-Literasi-Keuangan-Indonesia-(Revisit-2017)-
/SNLKI%25202017).pdf&ved=2ahUKEwiZyYSRoevgAhVB4HMBHUvK
Bw4QFjAAegQIBhAB&usg=AOvVaw1kCz2R94Pmxvx7PSWoIT9j
63

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. 2017. Laporan Tahunan.


[internet]. [20 Februari 2019]. Terarsip di
https://ristekdikti.go.id/epustaka/buku-statistik-pendidikan-tinggi-2017/

Bisnis. 5 Alasan Kementerian Terapkan Transaksi Non tunai. [internet]. [1 Maret


2019]. Terarsip di
https://m.bisnis.com/amp/read/20171031/9/704868/ini-5-alasan-
kementerian-terapkan-transaksi-non tunai

Budiono, Tania. 2014. Keterkaitan Financial Attitude, Financial Behavior &


Financial Knowledge pada Mahasiswa Strata I Universitas Atmajaya
Yogyakarta. Jurnal Manajemen dan Keuangan Yogyakarta: Universitas
Atmajaya.

Chen, H. & Volpe, R. P. 1998. An Analysis of Personal Financial Literasi Among


College Students. Financial services review 7(2): 107-128.

Chinen, Kenichiro & Hideki Endo. 2012. Effect of Attitude and Background on
Personal Finance Ability: A Student Survey in the United State.
International Journal of Management. (29).1: 33-45

Fauzan M. 2017. Gaya hidup nasabah dan keputusan penggunaan kartu kredit.
Jurnal Bisnis dan Manajemen. 7(2): 181-192.

Fauzia AF. 2015. Pengaruh Usia, pendapatan, persepsi manfaat, gaya hidup dan
promosi penjualan terhadap minat masyarakat dalam menggunakan kartu
debet untuk bertransaksi non tunai (studi kasus masyarakat Surakarta)
skripsi. Surakarta(ID): Institut Agama Islam Negeri Surakarta.

Haidar, Ghina T. 2018. Pengaruh literasi keuangan dan gaya hidup terhadap
perilaku mahasiswa dalam mendukung less cash society. Jurnal Ilmu
Keluarga dan Konsumen. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Kokila V, Ushadevi R. 2017. A study on consumer behavior on cashless


transaction in u.t of puducherry. Kaav International Journal of
Economics, Commerce,& Business Management. 4(29): 207-216.

Kompas. OJK: Hanya 29.7 Persen Masyarakat yang Paham Literasi Keuangan.
[internet]. [5 Maret 2019]. Terarsip di
https://ekonomi.kompas.com/read/2017/10/04/144105526/ojk-hanya-
297-persen-masyarakat-yang-paham-literasi-keuangan

Lusardi A, Mitchel O, Curto V. 2009. Financial Literasi among the Young:


Evidence and Implications for Consumer Policy. In Pension Reserch
Working Paper. Pension Reserch Council. University of Pensylvania.

Manurung Jonni J., dan Adler H. Manurung, 2009. Ekonomi Keuangan dan
Kebijakan Moneter. Cetakan Pertama. Jakarta: Salemba Empat.
64

Margaretha, Farah dan Sari, Siti May. 2015. Faktor Penetu Tingkat Literasi
Keuangan Para Pengguna Kartu Kredit di Indonesia. Jurnal Akuntansi
dan Investasi, Vol. 16 No.2, Juli 2016, 132-144

Margaretha F, Pambudhi RA. 2015. Tingkat literasi keuangan pada mahasiswa


fakultas ekonomi. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. 17(1):76-85.

Margaretha F, Sari SM. 2015. Factor penentu tingkat literasi keuangan para
pengguna kartu kredit di Indonesia. Jurnal Akuntansi & Investasi. 16(2):
132-144.

Nidar SR, Bestari S. 2012. Personal financial literacy among university students
(case study at Padjajaran University students, Bandung, Indonesia).
World Journal of Social Science. 2(4): 162-171.

OECD, INFE. 2011. “Measuring Financial Literacy : Core Questionnaire in


Measuring Literasi keuangan : Questionnaire and Guidance Notes for
Conducting an Internationally Comparable Survey of Literasi keuangan”.
https://www.oecd.org/finance/financial-education/49319977.pdf. Diakses
tanggal 22 Februari 2019.

Papalia DE, Old SW, dan Feldman RD. 2009. Human Development. Jakarta (ID):
Salemba Humanika.

Parastiti DE, Mukhlis I, Haryono A. 2015. Analisis penggunaan uang elektronik


pada mahasiswa fakultas ekonomi universitas negeri malang (studi kasus:
uang elektronik brizzi). JESP. 7(1): 75-82.

UPNVJT. RENSTRA UPNVJT 2015-2019. [internet]. [26-05-2019]. Terarsip di


www.upnjatim.ac.id/image/upnjatim/informasi/dokumen/RENSTRA%252
0UPNVJT%25202015-2019_.pdf

Robb CA. 2011. Financial knowledge and credit card behavior of college
students. Journal of Family and Economic Issues. 32: 690-698.

Sridawati. 2006. Analisis factor-faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat


terhadap penggunaan kartu pembayaran elektrik [skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Administrasi. Edisi kesebelas. Bandung: CV.


Alfabeta

------------, 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D) Wilayah Surabaya Timur. Penerbit CV. Alfabeta:
Bandung
65

Taft MK, Hosein ZZ, Mehirizi SMT, Roshan A. 2013. The relation between
financial literacy, financial wellbeing, and financial concerns.
International Journal od Bussiness and Management. 8(11): 63-75.

Ulfatun, Titik, Udhma, Umi Syafa’atul, dan Dewi, Rina Sari. 2016. Analisis
Tingkat Literasi Keuangan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Yogyakarta Tahun Angkatan 2012-2014. Pelita, Vol.XI No.2,
Austus 2016, 1-13.

Widayati I. 2014. Pengaruh status sosial ekonomi orang tua, pendidikan


pengelolaan keuangan keluarga, dan pembelajaran di perguruan tinggi
terhadap literasi financial mahasiswa. Jurnal Pendidikan Humaniora.
2(2): 176-183.

Widayati, Irin. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Literasi Financial


Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Jurnal
Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 90-91.

Wulandari D, Soseco T, Narmaditya BS. 2016. Analysis of the use of electronic


money in efforts to support the less cash society. International Finance
and Banking. 3(1): 1-10.

Xu, Lisa and Bilal Zia. 2012. Financial Literacy around the World: An Overview
of the Evidence with Practical Suggestios for the Way Forward. Amerika
Serikat: World Bank.
LAMPIRAN
67

Lampiran 1 Kuesioner

KUESIONER PENELITIAN

Berikut ini adalah kuesioner yang berkaitan dengan peneltian tentang

Perilaku Less Cash Society Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Maka disela-sela

kesibukan Bapak/Ibu/Saudara/I, saya mohon dengan hormat kesediaan

Bapak/Ibu/Saudara/I untuk dapat mengisi kuesioner berikut ini.

Semua iformasi yang terkumpul dan disajikan secara umum (tidak secara

individu) sebagai ringkasan dari analisis yang akan dilaporkan atau dipublikasikan

dan dijamin kerahasiaan sesuai dengan kode etik penelitian. Atas kesediaan

Bapak/Ibu/Saudara/I untuk mengisi kuesioner yang ada, saya ucapkan terima

kasih.

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Departemen :

Skor Penelitian

1. Sangat tidak setuju

2. Tidak setuju

3. Netral

4. Setuju

5. Sangat setuju
68

KUESIONER

Petunjuk pengisian :

Mohon untuk memberikan centang pada setiap kondisi yang anda pilih!

Literasi Keuangan
No Indikator Skor
1 Financial knowledge 1 2 3 4 5
2 Financial behavior 1 2 3 4 5
3 Financial attitude 1 2 3 4 5

Karakteristik Individu & Keluarga


No Indikator Skor
1 Jenis kelamin 1 2 3 4 5
2 Usia 1 2 3 4 5
3 Indek Prestasi Komulatif 1 2 3 4 5
4 Uang saku 1 2 3 4 5
5 Tingkat pendidikan ibu 1 2 3 4 5
6 Pendaptan keluarga 1 2 3 4 5

Perilaku Less Cash Society


No Indikator Skor
1 Kepemilikan 1 2 3 4 5
2 Frekuensi Penggunaan 1 2 3 4 5
69

Lamiran 2 tabulasi data

No. X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X2.1 X2.2 X2.3 Y.1 Y.2
1 4 3 2 3 4 3 1 3 2 3 2
2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3
3 3 4 3 3 3 5 1 5 1 5 5
4 2 4 2 3 2 3 3 4 5 2 2
5 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3
6 4 4 4 4 4 4 1 4 1 2 2
7 2 2 1 2 1 1 4 2 2 2 2
8 3 4 4 3 3 4 2 4 2 5 4
9 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
10 4 4 4 5 4 5 1 3 2 3 3
11 4 4 3 4 3 3 2 2 3 3 2
12 3 2 1 1 4 3 1 3 2 3 3
13 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
14 2 4 3 2 3 4 2 5 1 2 4
15 4 4 3 3 4 4 2 4 2 3 4
16 4 4 5 5 5 5 2 4 2 4 4
17 4 3 4 3 4 4 3 4 3 2 4
18 2 2 3 4 4 4 4 4 3 5 3
19 4 5 4 2 2 4 3 4 1 3 5
20 3 4 3 3 3 4 4 5 1 5 5
21 4 4 3 4 3 4 3 4 2 2 3
22 2 4 2 2 4 4 1 4 2 2 2
23 4 2 1 4 2 1 1 4 1 3 4
24 2 2 4 3 4 4 1 5 1 3 2
25 4 3 4 3 3 4 2 3 2 4 4
26 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3
27 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2
28 4 4 5 4 4 3 4 3 5 5 4
29 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4
70

30 4 4 2 3 2 4 1 4 1 2 3
31 2 3 3 3 2 3 1 3 1 3 2
32 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4
33 3 3 4 4 5 5 1 5 1 3 4
34 4 4 2 3 2 4 1 4 1 2 2
35 2 2 2 4 4 2 2 4 2 2 2
36 3 2 3 4 2 4 2 3 2 4 4
37 1 5 1 2 1 1 1 4 1 5 5
38 3 4 3 3 4 4 2 3 2 4 3
39 1 2 3 4 5 4 1 4 1 5 5
40 3 4 4 5 5 3 4 5 2 5 5
41 3 5 1 1 1 1 2 4 2 5 5
42 3 3 4 4 4 3 4 4 5 3 4
43 3 4 4 2 2 2 2 4 1 2 4
44 5 4 3 4 2 2 4 4 2 3 4
45 4 4 5 4 4 5 4 4 2 4 4
46 3 2 2 4 3 4 2 4 1 3 3
47 2 2 1 2 3 5 5 4 3 1 2
48 2 3 4 2 2 2 5 4 2 4 4
49 3 4 4 4 3 4 1 4 2 3 2
50 4 3 3 4 3 4 2 5 1 3 3
51 4 2 2 2 4 4 2 4 1 2 2
52 4 2 2 4 4 4 2 3 2 3 2
53 4 2 2 4 2 4 2 4 1 3 3
54 2 3 1 2 1 4 1 4 2 4 5
55 3 4 4 4 4 4 2 5 1 4 3
56 2 3 4 3 3 4 4 4 2 3 4
57 4 2 2 4 2 2 2 4 2 2 2
58 4 2 2 2 2 4 2 5 2 2 2
59 4 2 2 4 2 1 2 2 2 2 2
60 4 2 2 4 1 4 2 2 1 1 1
61 4 4 1 4 1 4 2 2 2 2 2
62 5 4 1 4 1 4 2 2 1 2 2
63 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5
64 4 2 1 2 1 4 2 2 1 2 2
65 4 2 2 4 2 4 2 5 1 2 1
66 4 2 2 2 1 4 1 5 2 1 1
67 2 3 2 4 2 4 2 3 2 1 1
68 3 3 1 4 3 4 2 3 2 4 2
69 2 3 3 3 4 3 2 4 1 3 3
70 3 3 2 3 4 4 1 4 2 4 4
71

71 4 4 2 3 3 4 1 5 1 3 4
72 4 3 1 2 2 2 2 4 2 2 2
73 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
74 4 4 3 4 4 4 1 4 1 4 4
75 3 3 2 4 3 4 2 2 5 4 4
76 2 4 2 2 2 3 3 3 1 3 3
77 3 3 4 3 3 4 1 5 1 3 3
78 4 4 1 4 1 4 4 4 3 1 2
79 3 2 3 5 5 5 1 3 1 3 3
80 3 4 3 4 2 5 1 3 2 5 3
81 3 2 2 4 4 5 2 3 1 4 5
82 2 2 2 4 4 4 2 4 2 3 3
83 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 3
84 2 3 2 4 4 4 1 5 1 4 4
85 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4
86 4 3 4 4 4 4 1 4 2 4 3
87 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4
88 4 3 4 4 4 4 2 4 2 4 3
89 2 2 4 4 5 5 2 5 5 4 4
90 2 2 3 5 5 2 4 5 2 2 3
91 4 2 5 5 5 4 5 5 5 2 2
92 4 4 4 4 5 4 5 5 5 2 2
93 2 4 5 5 5 4 5 5 2 2 5
94 4 3 5 4 4 5 4 5 2 4 3
95 2 3 4 2 3 3 3 4 3 2 2
96 4 3 2 4 1 2 2 4 1 2 1
97 4 2 1 4 1 4 2 5 1 4 1
98 5 4 1 2 2 4 2 4 1 2 1
99 2 2 1 4 1 4 2 2 1 2 1
100 5 2 1 4 2 4 2 2 1 2 1
101 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4
102 3 3 2 3 4 4 1 4 1 4 4
103 3 4 3 3 4 4 2 4 1 4 3
104 4 4 2 3 4 4 2 4 1 3 3
105 3 4 3 3 3 4 1 5 1 3 2
106 3 4 3 2 3 4 2 4 1 3 3
107 3 2 2 2 3 4 2 5 1 3 2
108 3 3 3 2 3 4 2 4 2 3 3
109 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2
110 3 2 2 2 2 4 3 3 2 3 4
72

Lampiran 3 Hasil Olah Data


MODEL PLS-1

Outer Loadings
73

Original Sample Standard


T Statistics
Sample Mean Deviation P Values
(|O/STDEV|)
(O) (M) (STDEV)
X1.1 <- KARAKTERISTIK INDIV & KELG (X1) 0.035 0.023 0.203 0.172 0.864
X1.2 <- KARAKTERISTIK INDIV & KELG (X1) 0.559 0.576 0.122 4.579 0.000
X1.3 <- KARAKTERISTIK INDIV & KELG (X1) 0.875 0.839 0.070 12.521 0.000
X1.4 <- KARAKTERISTIK INDIV & KELG (X1) 0.460 0.425 0.182 2.530 0.012
X1.5 <- KARAKTERISTIK INDIV & KELG (X1) 0.793 0.753 0.110 7.204 0.000
X1.6 <- KARAKTERISTIK INDIV & KELG (X1) 0.464 0.422 0.165 2.817 0.005
X2.1 <- LITERASI KEUANGAN (X2) 0.753 0.668 0.247 3.051 0.002
X2.2 <- LITERASI KEUANGAN (X2) 0.626 0.578 0.281 2.232 0.026
X2.3 <- LITERASI KEUANGAN (X2) 0.721 0.655 0.264 2.730 0.007
Y.1 <- PERILAKU LESS CASH SOCEITY (Y) 0.907 0.904 0.031 28.837 0.000
Y.2 <- PERILAKU LESS CASH SOCEITY (Y) 0.918 0.918 0.017 53.897 0.000

MODEL PLS-1
Path Coefficients
Origina
Sample Standard T Statistics
l P
Mean Deviation (|O/STDEV|
Sample Values
(M) (STDEV) )
(O)
KARAKTERISTI
K INDIV & KELG
(X1) -> 0.542 0.532 0.089 6.124 0.000
PERILAKU LESS
CASH SOCEITY
74

(Y)
LITERASI
KEUANGAN (X2)
-> PERILAKU -0.026 0.014 0.095 0.271 0.786
LESS CASH
SOCEITY (Y)

Outer Loadings
Original Sample Standard
T Statistics P
Sample Mean Deviation
(|O/STDEV|) Values
(O) (M) (STDEV)
X1.2 <-
KARAKTERISTI
0.629 0.623 0.110 5.727 0.000
K INDIV & KELG
(X1)
X1.3 <-
KARAKTERISTI
0.880 0.870 0.050 17.664 0.000
K INDIV & KELG
(X1)
X1.5 <-
KARAKTERISTI
0.759 0.751 0.095 8.033 0.000
K INDIV & KELG
(X1)
X2.1 <- LITERASI
0.753 0.674 0.225 3.344 0.001
KEUANGAN (X2)
X2.2 <- LITERASI
0.627 0.593 0.278 2.255 0.025
KEUANGAN (X2)
X2.3 <- LITERASI
0.720 0.656 0.228 3.155 0.002
KEUANGAN (X2)
Y.1 <- PERILAKU
LESS CASH 0.903 0.898 0.034 26.605 0.000
SOCEITY (Y)
Y.2 <- PERILAKU
LESS CASH 0.922 0.922 0.015 62.706 0.000
SOCEITY (Y)
75

Discriminant Validity
PERILAK
KARAKTERISTI LITERASI U LESS
K INDIV & KELG KEUANGA CASH
(X1) N (X2) SOCEITY
(Y)
KARAKTERISTIK
0.763
INDIV & KELG (X1)
LITERASI
0.521 0.702
KEUANGAN (X2)
PERILAKU LESS
0.529 0.257 0.912
CASH SOCEITY (Y)

Construct Validity
Average Variance
Extracted (AVE)
KARAKTERISTIK INDIV &
0.582
KELG (X1)
LITERASI KEUANGAN (X2) 0.593
PERILAKU LESS CASH
0.832
SOCEITY (Y)

Construct Reliability
Composite Reliability
KARAKTERISTIK INDIV &
0.804
KELG (X1)
LITERASI KEUANGAN (X2) 0.744
PERILAKU LESS CASH
0.908
SOCEITY (Y)

R Square
R Square
R Square
Adjusted
PERILAKU LESS CASH
0.280 0.266
SOCEITY (Y)

Anda mungkin juga menyukai