Anda di halaman 1dari 14

Remedial prakarya dan

kewirausahaan

Nama : Abimanyu hasfi


Kelas : X MM 2
BAB 4

1. Sikap wirausaha pengolahan makanan awetan bahan nabati

Seorang wirausahawan harus mengelola usaha dengan sikap:

-tegas

-berorientasi pada masa depan

2. Mengenal teknik pengolahan makanan awetan bahan nabati

Bahan pangan yang berasal dari tumbuhan disebut bahan nabai,sedangkan


bahan pangan yang berasal dari hewani disebut bahan pangan hewani
Teknik untuk menjaga bahan pangan tetap awet adalah :

a. Pembekuan
b. Pengeringan
c. Pengalengan
d. Fermentasi dan pengemasan
e. Konsetrat gula
f. Aditif kimia
g. Dan sebagai nya

3. Hasil olahan produk makanan awetan bahan nabati


a. Keripik
b. Selai
c. Dodol
d. Manisan

4. Sumber daya usaha makanan awetan bahan nabati

Sumber daya yang dibutuhkan sebagai berikut:


a. Tenaga kerja
b. Bahan
c. Mesin
d. Cara
e. Uang
f. Pasar

B. Sistem usaha pengolahan makanan awetan bahan nabati

1. Analisis SWOT usahan pengolahan makanan awetan bahan pengen nabati.


Berikut ini adalah penjabaran dari analisis SWOT
a. Kekuatan
b. Kelemahan
c. Peluang
d. Ancaman
2. Standar keselamatan kerja pengolahan makanan awetan bahan pangan
nabati.

3. Prosedur pengolahan makanan awetan bahan nabati.

C. Harga pokok pengolahan makanan awetan bahan pangan nabati

1. Manajemen keuangan usaha pengolahan makan awetan bahan nabati


2. Perhitungan harga pokok produksi

D. Pemasaran produk bahan makanan awetan bahan nabati

1. Konsep pemasaran produksi


Pemasaran merupakan proses penawaran produk (yang dijual)
Kepada pihak lain (konsumen).
Kottler(1997) menerangkan filosofi tentang manajemen pemasaran dan
membagi 5 konsep alternatif

a. Konsep produksi
b. Konsep produk
c. Konsep penjualan
d. Konsep pemasaran
e. Konsep pemasaran berwawasan sosial

2. Penyajian dan pengemasan makana awetan bahan pangan nabati Dalam


penggunaan kemasan pada bahan pangan olahan dan pengawetan,harus
memperhatikan beberapa faktor,antara lain:
a. Faktor pengamanan
b. Faktor pendistribusian
c. Faktor komunikasi
d. Faktor ergonomi
e. Faktor identitas

E. Evaluasi hasil pengolahan makanan awetan nabati

1. Pemilihan produk makanan awetan bahan nabati

Beberapa hal yang harus diperhatikan konsumen saat membeli

Produk makanan awetan bahan pangan nabati yaitu sebagai:

a. Fisik produk
b. Tanggal pembuatan dan kadaluarsa
c. Label izin produk

2.keberhasilan dan kegagalan usaha pengolahan makanan awetan

a. kegagalan

1.gagal pada perencanaan usaha

2.tidak mampu mengelola manajemen

3. kurang pengalaman usaha

b. keberhasilan

1. melayani konsumen dengan baik

2.memiliki tenaga ahli

3.memiliki modal yang cukup


BAB 5

A.Perencanaan usaha kerajinan dengan inspirasi artefak/objek budaya lokal

Penjelasan mengenai peluang usaha kerajinan dengan inspirasi artefak/objek


budaya lokal berikut ini:

1. Peluang usaha kerajinan dengan inspirasi artefak/objek budaya lokal.


2. Anek produk kerajinan dengan inspirasi artefak/objek budaya lokal.
Adapun beberapa produk kerajinan dengan inspirasi artefk/objek budaya
lokal antar alain sebagai berikut:
a. Kebaya
b. Tempayan (gentong besar)
c. Ulos
d. Rencong
e. Keris

3. Tahap perencanaan usaha kerajinan inspirasi artefak/objek budaya lokal.


Tahapan produksi yang harus dilakukan yaitu sebagai berikut:
a. Menentukan ide
b. Mengembangkan ide
c. Menyempurnakan ide
d. Mewujudkan ide

B. Proses produksi kerajinan dengan inspirasi artefak/objek budaya local

1. estetika data ergonomi kerajinan dengan inspirasi artefak/objek


budaya lokal.

Dalam karya kerajinan yang indah pasti mengandung prinsip

Ergonomi yang terdiri dari:keselarasan,keseimbangan,irama,dll;

2.pembuatan kerajinan dengan inspirasi artefak/budaya lokal(keris).


3.harga pokok produksi
a. bahan baku
b. biaya tenaga kerja langsung
c. biaya overhead pabrik

4.strategi pemasaran kerajinan denan inspirasi artefak/objek


a. Mementukan target pasar(market)
b. Berpromosi sesuai kebutuhan
c. Unik
d. Penghargaan
e. Menggandeng partner usaha lain

5.risiko wirausaha kerajinan dengan inspirasi artefak/objek


a. Risiko usaha internal,contoh:
-hilangnya modal usaha
-rusaknya invertaris perusahaan
-tenaga kerja tidak kompetem
-kehilangan konsumen
b. Risiko usaha eksternal,contoh:
-risiko pelestarian lingkungan
-risiko sosial budaya
-risiko pengolahan limbah

BAB 6

A. Perencanaan usaha grafika


1. Menangkap ide usaha grafika
2. Peluang usaha grafika(percetakan)

3. Sumber daya usaha grafika


Sumber daya penunjang keberhasilan usaha grafika adalah sebagai
berikut:
a. Tenaga kerja
b. Metode
c. Mesin
d. Uang
e. Pasar

4. Konsep usaha grafika


a. Mementukan ide
b. Mengumpulkan sumber daya
c. Mempersiapkan administrasi
d. Mengoptimalkan pasar

B. Sistem produksi grafika


1. Peralatan memproduksi produk grafika
Dalam usaha grafika,peralatan untuk menjalankan usaha ini terdiri atas 3
bagian yakni sebagai berikut:
a. Pracetak
b. Cetak
c. Finishing

2. Teknik memproduksi produk grafika


a. Cetak offset
b. Cetak flexografi
c. Cetak rotogravure
C. Harga pokok produksi grafika
1. Harga pokok produksi produk grafika
2. Perhitungan biaya produk grafika

D. Pemasaran produk grafika


1. Segementasi pasar produk grafika

E. Evaluasi usaha produk grafika


1. Standar operasional produk (SOP) grafika.
Pada industri usaha grafika standar operasional produk (SOP) adalah
sebagai berikut :
a. Mengikuti instruktur surat perintah kerja
b. Menyiapkan bahan
c. Mempersiapkan mesin cetak/offset
d. Mencetak hasil percobaan (proof)
e. Mencetak secara keseluruhan

2. Faktor penyebab keberhasilan & kegagalan usaha grafika.


a. Faktor produk
b. Kurangnya promosi
c. Lokasi usaha
d. Kurangnya mitra kerja

BAB 7

A. Perencanaan usaha budidaya tanaman hias

1. Pengertian tanaman hias


Tanaman hias merupakan tanaman yang memiliki keindahan estetis
2. Ragam dan fungsi tanaman hias
a. Tanaman hias pohon
b. Tanaman hias liana dan herba
c. Tanaman hias perdu
d. Tanaman hias semak
e. Tanaman hias sukulen
3. Unsur pendukung usaha budidaya tanaman hias
Beberapa unsur pendorong uaha budidaya tanaman hias,antara lain;
a. Orang ahli
b. Peralatan
c. Bahan
d. Mesin dan eknologi
e. Teknik budidaya
f. Modal usaha
g. Pemasaran tanaman

4. Teknik budidaya tanaman hias


a. Teknik pembiakan generative
b. Tenik pembiakan vegetative

B. Produksi budidaya tanaman hias


1. Budidaya tanaman hias
a. Tahap persiapan
b. Tahap penanaman
c. Tahap perawatan
d. Tahap panen dan pasca panen

2. Proses perancangan budidaya tanaman hias


a. Pemilihan jenis tanaman
b. Penentuan proses budidaya
c. Pengawasan dan evaluasi

3. Budidaya tanaman aglaonema


Tahap pembudidayaan aglaonema sebagai berikut;
a. Persiapan
b. Penanaman
c. Perawatan

C. Evaluasi perhitungan harga produk tanaman hias


1. Tujuan manajemen keuangan
Tujuan perusahaan pada umumnya,dalam produksi usaha yaitu
tercapainya sebuah laba.

2. Harga pokok produksi


Tujuan perhitungan harga pokok antara lain:
a. Sebagai dasar untuk menetapkan harga jual di pasaran
b. Untuk menetapkan pendapatan yang diperoleh pada penukaran
barang produksi

D. Strategi pemasaran produksi tanaman hias


1. Desain dan pengemasan tanaman hias
Prinsip desain pengemasan produk tanaman hias:
a. Tema
b. Gradasi atau variasi
c. Kontras
d. Keseimbangan
2. Kreasi tanaman hias (tetarium)
Seni menghias tetarium adalah seni penanaman di dalam sebuah wadah
3. Pasar tanaman hias (tetarium)
Target pemasaran bagi tanaman hias tetarium
a. Pameran dan bazar
b. Kafe,resto,kantor,dan hotel
c. Umum

E. Hasil kegiatan usaha budidaya tanaman hias


1. Keberhasilan atau kegagalan usaha budidaya tanaman hias
a. Factor dalam
-pengetahuan tentang budidaya tanaman hias
-konsistesi usaha
-kekuatan manajemen usaha
b. Factor luar
-cuaca
-keamanan produk
-jumlah peminat
-harga pasaran

BAB 8

A. Perencanaan olahan makanan awetan bahan hewani


1. Konsep makanan awetan bahan hewani

2. Jenis olahan makanan awetan bahan hewani


a. Susu
b. Daging
c. Ikan
d. Telur

3. Manajemen usaha produksi olahan makanan awetan bahan hewani.


fungsi manajemen menjadi 4 jenis,yaitu (POAC); (sawaji,2003:37)
a. Perencanaan (planning)
b. Pengorganisasian(organizing)
c. Pelaksanaan (actuating)
d. Pengawasan (controlling)

A. Proses produksi makanan awetan bahan hewani


1. Factor pendukung produksi makanan awetan bukan hewani
Beberapa factor pendukung dalam keberhasilan produksi makanan
awetan bahan hewani antara lain sebagai berikut:
a. Faktor produksi
b. Faktor sosial dan lingkungan
c. Faktor keuangan
d. Faktor budaya

2. Pengolahan kerupuk udang


Tahapan-tahapan membuat krupuk udang:
a. Persiapan bahan
b. Pembuatan adonan
c. Pembuatan dodolan
d. Pengukuran
e. Pengirisan
f. Penjemuran

3. Faktor keselamatan kerja produksi kerupuk udang

B. Biaya pengolahan makanan awetan bahan hewani


1. Perhitungan biaya produksi usaha makanan awetan bahkan hewani
laporan biaya produksi ini mengutamakan 3 aspek yakni sebagai berikut:
a. Data produksi
b. Biaya yang dibebankan
c. Harga pokok

2. Fungsi harga pokok


a. Sebagai penetapan harga jual
b. Sebagai dasar penetapan laba
c. Sebagai dasar penilaian efisiensi
d. Sebagai dasar pengambilan berbagai keputusan manajemen
3. Perhitungan harga pokok produksi produk makanan awetan bahan
hewani.
Harga pokok produksi adalah jumlah pengeluaran produksi baik
langsung atau tidak langsung.

C. Pemasaran produksi makanan awetan bahan hewani


1. Kemasan sebagai strategi pemasaran produksi
2. Strategi pemasaran produk makanan awetan bahan hewani
Pada sistem pemasaran,ada empat yang data dicapai antara lain :
a. Memaksimalkan konsumsi
b. Memaksimalkan pilihan konsumen
c. Memaksimalkan kualitas hidup

3. Manfaat pemasaran
a. Kegunaan
b. Kegunaan tempat
c. Kegunaan waktu
d. Kegunaan informasi
e. Kegunaan kedudukan

D. Evaluasi usaha makanan awetan bahan hewani

1. Standar produk makanan awetan bahan pangan hewani


Dalam rangka melindungi konsumen,pemerintah mengeluarkan
peraturan-peraturan yang merupakan informasi atau petunjuk bagi
industri makanan awetan bahan hewani.
2. Perawatan produk makanan awetan bahan pangan hewani (daging
kering)
3. Faktor kegagalan dan keberhasilan makanan awetan bahan pangan
hewani

Anda mungkin juga menyukai