Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumor ginjal merupakan tumor urogenitalia nomor tiga terbanyak setelah


tumor prostat dan tumor kandung kemih. Semakin meluasnya penggunaan
ultrasonografi abdomen sebagai salah satu pemeriksaan screening (penyaring) di
klinik-klinik rawat jalan, makin banyak diketemukan kasus-kasus tumor ginjal
yang masih dalam stadium awal.1

Karsinoma sel renal adalah jenis kanker ginjal yang banyak ditemukan
pada orang dewasa. Wilms tumor atau nephroblastoma adalah jenis tumor yang
sering terjadi pada anak-anak di bawah umur 10 tahun, jarang ditemukan pada
orang dewasa. Kira-kira 500 kasus terdiagnosa tiap tahun di Amerika Serikat.
75% ditemukan pada anak-anak yang normal ; 25% nya terjadi dengan kelainan
pertumbuhan pada anak. Tumor ini responsive dalam terapinya, 90% pasien
bertahan hidup hingga 5 tahun.2

Di Amerika Serikat kanker ginjal meliputi 3% dari semua kanker, dengan


rata-rata kematian 12.000 akibat kanker ginjal pertahun. Kanker ginjal sedikit
lebih banyak terjadi pada laki-laki dibanding wanita (2:1) dan umumnya
terdiagnosa pada usia antara 50 – 70 tahun, tapi dapat terjadi pada usia berapa saja
juga. Tumor Wilms merupakan sekitar 10% keganasan pada anak. Paling sering
dijumpai pada usia 3 tahun dan 10% nya merupakan lesi bilateral.2

Kanker kandung kemih lebih sering ditemukan pada pasien-pasien yang


berusia di atas 50 tahun dan lebih banyak mengenai laki-laki daripada wanita
(3:1).Statistik menunjukkan bahwa tumor ini menyebabkan hampir 1 dari 25
kasus kanker yang terdiagnosis di Amerika Serikat. Ada dua bentuk kanker
kandung kemih, yaitu: bentuk superfisial (yang cenderung kambuhan) dan bentuk
invasif. Sekitar 80% hingga 90 % dari semua kanker kandung kemih merupakan

1
sel transisional (yang berarti bahwa tumor tersebut berasal dari sel-sel
transisionala kandung kemih), sementara tipe lainnya tumor tersebut adalah sel
skuamosa dan adenokarsinoma.2

Kadung kemih adalah tempat penampungan urine yang berasal dari


ginjal.Kanker kandung kemih adalah tumor ganas yang didapatkan dalam
kandung kemih. Dinding vesika urinaria dilapisi olehsel transisional dan sel
skuamosa. Lebih dari 90% kanker vesika urinaria berasal dari sel transisional dan
disebut karsinoma sel transisional, sisanya adalah karsinoma sel skuamosa.2

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Ginjal dan Vesika Urinari

Kedua ren terletak retroperitoneal pada dinding abdomen, masing-masing


di sisi kanan dan di sisi kiri columna vertebralis setinggi vertebra T12 sampai
vertebrata L3. Ren dexter terletak sedikit lebih rendah daripada ren sinister karena
besarnya lobus hepatis dexter. Masing-masing ren memiliki facies anterior dan
facies posterior, margo medialis dan margo lateralis, extremitas superior dan
extremitas inferior.3

Ke arah kranial masing-masing ren berbatas pada diaphragma yang


memisahkannya dari cavitas pleuralis dan costa XII. Lebih ke kaudal facies
posterior ren berbatas pada musculus quadratus lumborum. Nervus subcostalis
dan arteria subcostalis dan vena subcostalis serta nervus iliohypogastricus
melintas ke kaudal dengan menyilang facies posterior ren secara diagonal. Hepar,
duodenum dan colon ascendens terletak ventral berbatas pada gaster (ventriculus),
splen (lien), pancreas, jejunum dan colon descendens 3

\
.

Pada tepi medial masing-masing ren yang cekung, terdapat celah vertikal
yang dikenal sebagai hilum renale, yakni tempat arteria renalis masuk, dan vena
renalis serta pelvis renalis keluar. Hilum renale sinistrum terletak dalam bidang
transpilorik, kira-kira 5 cm dari bidang median, setinggi vertebra L1. Di hilum
renale vena renalis terletak ventral dari arteria renalis yang berada ventral dari
pelvis renalis. Hilum renale memberi jalan ke suatu ruang dalam ren yang dikenal
sebagai sinus renalis dan berisi pelvis renalis, calices renales, pembuluh, saraf dan
jaringan lemak yang banyaknya dapat berbeda-beda.3

Kedua ureter adalah pipa berotot sempit yang mengantar urin dari kedua
ren ke vesica urinaria. Bagian kranial ureter yang lebar, yakni pelvis renalis terjadi
karena persatuan dua atau tiga callices renales majores yang masing-masing

3
menghimpun dua atau tiga calices renales minores. Setiap calices renales minores
memperlihatkan sebuah takik yang terjadi karena menonjolnya masuk puncak
pyramis renalis yang disebut papilla renalis. Pars abdominalis ureter melintas
amat dekat pada peritoneum parietale dan terletak retroperitoneal dalam seluruh
panjangnya. Kedua ureter melintas ke arah mediokaudal sepanjang processus
transversi vertebrarum lumbaliorum dan menyilang arteria iliaca externa tepat
distal dari tempat arteria iliaca externa dipercabangkan dari arteria iliaca
communis. Lalu masing-masing ureter menyusuri dinding pelvis lateral untuk
bermuara dalam vesica urinaria.3

Kedua glandula suprarenalis (adrenalis) masing-masing terletak pada


bagian kraniomedial ren. Masing-masing glandula suprarenalis terbungkus dalam
capsula fibrosa dan diliputi oleh fascia renalis. Bentuk dan topografi masing-
masing glandula suprarenalis berbeda. Glandula suprarenalis dextra yang
berbentuk segi tiga, terletak ventral terhadap diaphragma dan ke arah ventral
menyentuh vena cava inferior di sebelah medial dan hepar di sebelah lateral.
Glandula suprarenalis sinistra yang berbentuk seperti bulan sabit berbatas pada
splen, gaster, pancreas dan crus diaphragma.3

4
Arteria renalis dilepaskan setingi discus intervertebralis antara vertebra L1
dan vertebra L2. Arteria renalis dextra yang lebih panjang melintas dorsal dari
vena cava inferior. Secara khas di dekat hilum renale masing-masing arteri
bercabang menjadi 5 arteria segmentalis yang merupakan arteria akhir-akhir,
artinya ialah bahwa arteri-arteri ini tidak beranostomasis. Arteria segmentalis
melintas ke segmenta renalia. Beberapa vena menyalurkan darah dari ren dan
bersatu menurut pola yang berbeda-beda, untuk membentuk vena renalis. Vena
renalis terletak ventralis terhadap arteria renalis dan vena renalis sinistra yang
lebih panjang melintas ventral terhadap aorta. Masing-masing vena renalis
bermuara ke dalam vena cava inferior.3

Kedua glandula suprarenalis memiliki vaskularisasi yang amat luas


melalui arteria suprarenalis yakni cabang arteria phrenica inferior, melalui arteria
suprarenalis media (satu atau lebih) dari aorta abdominalis, dan melalui arteria
suprarenalis inferior dari arteria renalis. Darah dari masing-masing glandula
suprarenalis disalurkan keluar oleh vena suprarenalis yang besar dan seringkali
banyak vena kecil. Vena suprarenalis dextra yang pendek bermuara ke dalam vena
cava inferior sedangkan yang lebih panjag di sebelah kiri bersatu dengan vena
renalis sinistra.3

Arteri untuk pars adominalis ureter biasanya berasal dari tiga sumber:
arteria renalis, arteria testicularis atau arteria ovarica dan aorta. Penyaluran balik
darah dari kedua ureter terjadi melalui vena testicularis atau vena ovarica.
Pembuluh limfe ren mengikuti vena renalis dan ditampung oleh nodi lmphoidei
lumbales aortici. Pembuluh limfe dari bagian kranial uereter dapat bersatu dengan
yang berasal dari ren atau langsung ditampung oleh nodi lymphoidei lumbales.
Pembuluh limfe dari bagian tengah ureter biasanya ditampung oleh kelenjar limfe
sepanjang arteria iliaca communis, sedangkan yang berasal dari bagian kaudal
ditampung oleh nodi lymphoidei iliaci interna.3

Pembuluh limfe dari glandula suprarenalis berasal dari pleksus di sebelah


dalam capsula glandula suprarenalis dan dari pleksus di sebelah dalam medulla

5
glandula suprarenalis. Banyak pembuluh limfe keluar dari glandula suprarenalis ;
terbanyak pembuluh-pembuluh ini berakhir dalam nodi lymphoidei lumbales .3

Saraf-saraf untuk ren dan ureter berasal dari plexus renalis dan terdiri dari
serabut simpatis dan parasimpatis. Serabut aferen plexus renalis berasal dari nervi
sphlanchnici thoracici. Kedua glandula suprarenalis dipersarafi secara luas dari
pleksus coeliacus dan nervi splanchnici thoracici .3

Kandung kemih merupakan muskulus membrane yang berbentuk kantong


yang merupakan tempat penampungan urine yang dihasilkan oleh ginjal, organ ini
berbentuk seperti buah pir (kendi). Letaknya di dalam panggul besar, sekitar
bagian postero superior dari simfisis pubis. Bagian kandung kemih terdiri dari
fundus (berhubungan dengan rectal ampula pada laki-laki, serta uterus bagian atas
dari kanalis vagina pada wanita), korpus, dan korteks. Dinding kandung kemih
terdiri dari lapisan peritoneum (lapisan sebelah luar), tunika muskularis (lapisan
otot), tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam). Kandung
kemih bervariasi dalam bentuk, ukuran, dan posisinya, tergantung dari volume
urine yang ada di dalamnya. Secara umum volume dari vesika urinaria adalah
350-500 ml.3

2.2 Fisiologi traktus urinarius

6
Fungsi utama ginjal adalah sebagai organ pengatur dalam mengekskresi
bahan-bahan kimia asing tertentu (misalnya obat-obatan) hormon dan metabolit
lain, tetapi fungsi yang paling utama adalah mempertahankan volume dan
komposisi ECF dalam batas normal. Tentu saja ini dapat terlaksana dengan
mengubah ekskresi air dan zat terlarut, kecepatan filtrasi yang tinggi
memungkinkan pelaksanaan fungsi ini dengan ketepatan tinggi. Pembentukan
renin dan eritropoietin serta metabolisme vitamin D merupakan fungsi
nonekskretor yang penting. Sekresi renin berlebihan yang mungkin penting pada
etiologi beberapa bentuk hipertensi. Defisiensi eritropoietin dan pengaktifan
vitamin D yang dianggap penting sebagai penyebab anemia dan penyakit tulang
pada uremia.4

Ginjal juga berperan penting dalam degradasi insulin dan pembentukan


sekelompok senyawa yang mempunyai makna endokrin yang berarti, yaitu
prostaglandin. Sekitar 20% insulin yang dibentuk oleh pankreas didegradasi oleh
sel-sel tubulus ginjal. Akibatnya penderita diabetes yang menderita payah ginjal
membutuhkan insulin yang jumlahnya lebih sedikit. Prostaglandin merupakan
hormon asam lemak tidak jenuh yang terdapat dalam banyak jaringan tubuh.
Medula ginjal membentuk PGI dan PGE2 yang merupakan vasodilator potensial.
Prostaglandin mungkin berperan penting dalam pengaturan aliran darah ke ginjal,
pegeluaran renin dan reabsorpsi Na+. Kekurangan prostagladin mungkin juga
turut berperan dalam beberapa bentuk hipertensi ginjal sekunder, meskipun bukti-
bukti yang ada sekarang ini masih kurang memadai.4

Kandung kemih berfungsi sebagai tempat penampungan sementara


(reservoa) urine, mempunyai selaput mukosa berbentuk lipatan disebut rugae
(kerutan) dan dinding otot elastis sehingga kandung kencing dapat membesar dan
menampung jumlah urine yang banyak.4

7
2.3 Tumor Ginjal

2.3.1 Definisi

Tumor ginjal adalah pertumbuhn sel yang tidak normal dari sel jaringan
ginjal. Tumor luak atau siste pada umumnya tidak ganas dan yang padat ganas
atau kanker. Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal sangat cepat dan
medesak sel- sel di sekitarnya.1

2.3.2 Epidemiologi

Di rumah sakit, insidens tumor ginjal menempati urutan ke tiga dari tumor
saluran kemih setelah tumor kandung kemih dan prostat. Tumor ginjal padat jinak
lebih jarang ditemukan dibanding tumor ganas.5 Karsinoma ginjal terjadi di tubuli
proksimal ginjal. Hipotesis Grawitz (1883) bahwa tumor terjadi dari sisa adrenal
di dalam ginjal ternyata tidak betul dan nama hipernefroma yang didasarkan atas
ini tidak berlaku lagi. Tumor ini tiap tahun dijumpai pada 5 dari tiap 100.000 laki-
laki dan 3 tiap 100.000 wanita. Kelainan ini dapat terjadi pada umur 17 – 70
tahun. Dengan frekuensi puncak antara 60 dan 70 tahun. Karsinoma ginjal
merupakan 2 – 3% semua malignitas. 1

2.3.3 Etiologi

Mengenai etiologinya hanya sedikit yang diketahui. Merokok mungkin


mempunyai peran. Pada kira-kira 40% penderita telah ditemukan metastasis pada
waktu tumor primer ditemukan. Lama hidup rata-rata penderita ini 6 – 12 bulan.
Tanpa penanganan proses lokal ini meluas dengan bertumbuh terus ke dalam
jaringan sekelilingnya dan dengan bermetastasis menyebabkan kematian.
Progesifitasnya berbeda-beda, karena itu periode sakit total bervariasi antara
beberapa bulan dan beberapa tahun. Gambaran histologiknya heterogen,
disamping sel-sel jernih (clear cell) dan eosinofil glandular (granular cell) terdapat
lebih banyak sel polimorf, fusiform dan sel-sel raksasa. Bagian-bagian
karsinomatosa sering terdapat disamping bagian-bagian pseudosarkomatosa
diselingi dengan nekrosis dan perdarahan. 1

8
2.3.4 Klasifikasi Tumor Ginjal

2.3.4.1 Tumor Jinak

a. Hamartoma Ginjal
Definisi

Hamartoma atau angiomiolipoma ginjal adalah tumor ginjal yang


terdiri atas komponen lemak, pembuluh darah dan otot polos. Lesi ini bukan
merupakan tumor sejati, tetapi paling cocok disebut sebagai hamartoma.
Tumor jinak ini biasanya bulat atau lonjong dan menyebabkan terangkatnya
simpai ginjal. Kadang tumor ini ditemukan juga pada lokasi ektrarenal
karena pertumbuhan yang multisentrik.5Lima puluh persen dari hamartoma
ginjal adalah pasien Tuberous sklerosis atau penyakit Bournville yaitu suatu
kelainan bawaan yang ditandai dengan retardasi mental, epilepsi, adenoma
seseum dan terdapat hamartoma di retina, hepar, tulang, pankreas dan ginjal.
Tumor ini lebih banyak menyerang wanita daripada pria dengan
perbandingan 4 : 1.1

Gambaran Klinis

Jika tidak bersamaan dengan penyakit Tuberous sklerosis,


hamartoma ginjal sering tanpa menunjukkan gejala dan kadang-kadang
didapatkan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin dengan
ultrasonografi abdomen.1

Gejala klinis yang mungkin dikeluhkan adalah : nyeri pinggang,


hematuria, gejala obstruksi saluran kemih bagian atas dan kadang kala
terdapat gejala perdarahan rongga retroperitonial.1

Pencitraan

Karena banyak mengandung komponen lemak inilah yang


membedakan hamartoma dengan adenokarsinoma ginjal ; sehingga pada
ultasonografi akan terlihat gambaran hiperekoik dan jika dkonfirmasikan

9
dengan CT scan tampak area yang menunjukkan densitas negatif. Gambaran
ini patognomonis untuk suatu hamartoma.1

Diagnosis ditentukan dengan ditemukannya massa pada ginjal yang


pada pielografi intravena terlihat sebagai massa yang mendesak pada sistem
pielum dan kaliks. Pada pemeriksaan ultrasonografi dapat terlihat massa
padat pada ginjal. Dengan arteriografi sulit membedakan tumor ini dengan
tumor ganas karena keduanya memberi bayangan hipervaskularisasi.5

Terapi

Tumor kecil dan tanpa menimbulkan keluhan tidak perlu diobati,


hanya saja memerlukan evaluasi berkala yang teratur untuk mengetahui
perkembangan besarnya massa tumor. Jika tumor menjadi semakin besar dan
sangat mengganggu perlu dipertimbangkan untuk tindakan nefrektomi.1

b. Fibroma Renalis

Tumor jinak ginjal yang paling sering ditemukan ialah fibroma


renalis atau tumor sel interstisial reno-medulari. Tumor ini biasanya
ditemukan secara tidak sengaja sewaktu melakukan autopsi, tanpa adanya
tanda ataupun gejala klinis yang signifikan. Fibroma renalis berupa benjolan
massa yang kenyal keras, dengan diameter kurang dari 10 mm yang terletak
dalam medula atau papilla. Tumor tersusun atas sel spindel dengan
kecenderungan mengelilingi tubulus di dekatnya.1,5

c. Adenoma Korteks Benigna


Adenoma koreteks benigna merupakan tumor berbentuk nodulus
berwarna kuning kelabu dengan diameter biasanya kurang dari 20 mm, yang
terletak dalam korteks ginjal. Tumor ini jarang ditemukan, pada autopsi
didapat sekitar 20% dari seluruh autopsi yang dilakukan. Secara histologis
tidak jelas perbedaannya dengan karsinoma tubulus renalis ; keduanya
tersusun atas sel besar jernih dengan inti kecil. Perbedaannya ditentukan
hanya berdasarkan ukurannya ; tumor yang berdiameter kurang dari 30 mm

10
ditentukan sebagai tumor jinak. Perbedaan ini sepenuhnya tidak dapat
dipegang sebab karsinoma stadium awal juga mempunyai diameter kurang
dari 30 mm. Proses ganas dapat terjadi pada adenoma korteks.1,5

d. Onkositoma

Onkositoma merupakan subtipe dari adenoma yang sitoplasma


granulernya (tanda terhadap adanya mitokondria yang cukup besar dan
mengalami distorsi) banyak ditemukan. Onkositoma kadang-kadang dapat
begitu besar sehingga mudah dikacaukan dengan karsinoma sel renalis.1,5

e. Tumor Jinak Lainnya

Tumor jinak dapat timbul dari jenis sel apapun dari dalam ginjal.
Beberapa menyebabkan masalah klinis, seperti hemangioma yang dapat
menyebabkan terjadinya perdarahan, sehingga memberikan rasa nyeri atau
merupakan predisposisi kehilangan darah yang banyak sewaktu terjadi
trauma.Tumor yang jarang ditemukan ialah tumor sel jukstaglomerulor yang
memproduksi renin yang merupakan penyebab terjadinya hipertensi.6 Jenis
tumor lain yang pernah ditemui adalah lipoma dan leiomioma.5

2.3.4.2 Tumor Ganas (kanker)

Tumor ginjal yang ganas biasanya berupa tumor padat yang berasal dari
urotelium, yaitu karsinoma sel transisional atau berasal dari sel epitel ginjal atau
adenokarsinoma, yaitu tumor Grawitz atau dari sel nefroblas, yaitu tumor Wilms.5

a. Adenokarsinoma Ginjal
Definisi

Adenokarsinoma ginjal adalah tumor ganas parenkim ginjal yang


berasal dari tubulus proksimalis ginjal. Tumor ini merupakan 3% dari
seluruh keganasan pada orang dewasa. Tumor ini paling sering ditemukan

11
pada umur lebih dari 50 tahun. Penemuan kasus baru meningkat setelah
ditemukannya alat bantu diagnosa USG dan CT scan.1

Angka kejadian pada pria lebih banyak daripada wanita dengan


perbandingan 2 : 1. Meskipun tumor ini biasanya banyak diderita pada usia
lanjut (setelah usia 40 tahun), tetapi dapat pula menyerang usia yang lebih
muda. Kejadian tumor pada kedua sisi (bilateral) terdapat pada 2% kasus.1

Tumor ini dikenal dengan nama lain sebagai : tumor Grawitz,


Hipernefroma, Karsinoma sel Ginjal atau Internist tumor. 1Serupa dengan sel
korteks adrenal tumor ini diberi nama hipernefroma yang dipercaya berasal
dari sisa kelenjar adrenal yang embrionik .6

Banyak faktor yang diduga menjadi penyebab timbulnya


adenokarsinoma ginjal, tetapi hingga saat ini belum ditemukan agen yang
spesifik sebagai penyebabnya. Merokok merupakan faktor resiko yang
paling dekat dengan timbulnya kanker ginjal. Semakin lama merokok, dan
semakin muda seseorang mulai merokok semakin besar kemungkinan
menderita kanker ginjal. Meskipun belum ada bukti kuat, diduga kejadian
kanker ginjal berhubungan dengan konsumsi kopi, obat-obatan jenis
analgetika dan pemberian estrogen.1

Yang diindikasikan sebagai faktor etiologi ialah predisposisi genetik


yang diperlihatkan dengan adanya hubungan kuat dengan penyakit Hippel-
Lindau (hemangioblastoma serebelum, angiomata retina dan tumor ginjal
bilateral) suatu kelainan herediter yang jarang.6 Jarang ditemukan bentuk
familial yang mengikuti pola dominan autosomal. Insidens pada ginjal tapal
kuda dan ginjal polikistik pada orang dewasa lebih tinggi daripada ginjal
normal.5

Patologi

Tumor ini berasal dari tubulus proksimalis ginjal yang mula-mula


berada di dalam korteks, dan kemudian menembus kapsul ginjal. Beberapa

12
jenis tumor bisa berasal dari tubulus distal maupun duktus kolegentes.
Biasanya tumor ini disertai dengan pseudokapsul yang terdiri atas parenkim
ginjal yang tertekan oleh jaringan tumor dan jaringan fibrosa. Tidak jarang
ditemukan kista-kista yang berasal dari tumor yang mengalami nekrosis dan
diresorbsi. Fasia Gerota merupakan barier yang menahan penyebaran tumor
ke organ sekitarnya.1

Pada irisan tampak berwarna kuning sampai oranye disertai daerah


nekrosis dan perdarahan5, sedangkan pada gambaran histopatologik terdapat
berbagai jenis sel, yakni: clear cell (30 – 40%), granular (9 – 12%),
sarkomatoid, papiler, dan bentuk campuran.1. Yang paling sering adalah
campuran sel jernih, sel bergranula dan sel sarkomatoid5. Inti yang kecil
menunjukkan sifat ganas tumor. Sitoplasma yang jernih diakibatkan adanya
glikogen dan lemak. Disamping itu di beberapa kasus menunjukkan adanya
eosinofilia atau reaksi leukemoid dalam darah dan pada sebagian kecil
penderita timbul amiloidosis. Secara makroskopis ginjal terlihat distorsi
akibat adanya massa tumor besar yang berbenjol-benjol yang biasanya
terdapat pada kutub atas.6

Hipernefroma kadang-kadang berbentuk kistik. Hal ini dapat


memberikan masalah diagnostik. Tumor biasanya berbatas tegas, tetapi
beberapa menembus kapsula ginjal dan menginfiltrasi jaringan lemak
perinefrik. Perluasan ke dalam vena renalis kadang-kadang dapat dilihat
secara makroskopis sekali-sekali terlihat suatu massa tumor padat meluas ke
dalam vena kava inferior dan jarang ke dalam atrium kanan.

Robson membagi derajat invasi adenokarsinoma ginjal dalam 4 stadium


yaitu:

 Stadium 1 : tumor masih terbatas di dalam parenkim ginjal dengan fasia


gerota masih utuh
 Stadium II : tumor invasi ke jaringan lemak perirenal dengan fasia
gerota masih utuh.

13
 Stadium III : tumor invasi ke vena renalis/ vena kava atau limfonodi
regional.
 IIIA : tumor menembus fasia gerota dan masuk ke v.renalis
 IIIB : kelenjar limfe regional
 IIIC : pembuluh darah lokal
 Stadium IV : tumor ekstensi ke organ sekitarnya/ metastasis jauh (usus)
 IVA : dalam organ sekitarnya, selain adrenal
 IVB : metastasis jauh.1

TNM Tumor Grawitz

T Tumor primer

 T1 Terbatas pada ginjal <2,5>2,5 cm


 T3 Keluar ginjal, tidak menembus fasia gerota
 T3a Masuk adren atau jaringan perinefrik
 T3b Masuk v.renalis/ v.kava
 T4 Menembus fasia Gerota

N Kelenjar regional/ hilus, para aorta, para kava

 N0 Tidak ada penyebaran


 N1 Kelenjar tunggal <>5 cm

Cara penyebaran bisa secara langsung menembus simpai ginjal ke


jaringan sekitarnya dan melalui pembuluh limfe atau v. Renalis. Metastasis
tersering ialah ke kelenjar getah bening ipsilateral, paru, kadang ke hati,
tulang , adrenal dan ginjal kontralateral.5

Gejala dan Tanda Klinis

Didapatkan ketiga tanda trias klasik berupa: nyeri pinggang,


hematuria dan massa pada pinggang merupakan tanda tumor dalam
stadium lanjut. Nyeri terjadi akibat invasi tumor ke dalam organ lain,
sumbatan aliran urin atau massa tumor yang menyebabkan peregangan

14
kapsula fibrosa ginjal. Secara klinis kelainan ini terpaparkan sebagai
keluhan hematuria. Febris yang disebabkan karena nekrosis tumor atau
terbebasnya pirogen endogen oleh tumor ginjal. Hipertensi yang mungkin
disebabkan karena: oklusi vaskuler akibat penekanan oleh tumor,
terjadinya A-V (arteri-venous) shunting pada massa tumor atau hasil
produksi subtansi pressor oleh tumor.5

Tanda-tanda metastasis ke paru atau hepar.

Kadang-kadang ditemukan sindroma paraneoplastik, yang terdiri


atas: (1) Sindroma Staufer (penurunan fungsi liver yang tidak ada
hubungannya dengan metastasis pada hepar dengan disertai nekrosis pada
berbagai area pada liver), (2) hiperkalsemia (terdapat pada 10% kasus
kanker ginjal), (3) polisitemia akibat peningkatan produksi eritropoietin
oleh tumor, dan (4) hipertensi akibat meningkatnya kadar renin.1

Pencitraan

Dengan meluasnya pemakaian ultrasonografi dan CT scan, kanker


ginjal dapat ditemukan dalam keadaan stadium yang lebih awal.
Pemeriksaan PIV biasanya dikerjakan atas indikasi adanya hematuria
tetapi jika diduga ada massa pada ginjal, pemeriksaan dilanjutkan dengan
CT scan atau MRI. Dalam hal ini USG hanya dapat menerangkan bahwa
ada massa solid atau kistik.1

CT scan merupakan pemeriksaan pencitraan yang dipilih pada


karsinoma ginjal. Pemeriksaan ini mempunyai akurasi yang cukup tinggi
dalam mengetahui adanya penyebaran tumor pada vena renalis, vena cava,
ekstensi perirenal dan metastasis pada kelenjar limfe retroperitoneal. MRI
dapat mengungkapkan adanya invasi tumor pada vena renalis dan vena
cava tanpa membutuhkan kontras, tetapi kelemahannya adalah kurang
sensitif mengenali lesi solid yang berukuran kurang dari 3 cm.1

15
Sebelum pemakaian CT scan dan MRI berkembang luas,
arteriografi selektif merupakan pilihan untuk menegakkan diagnosis
karsinoma ginjal. Gambaran klasik arteriogram pada karsinoma ini adalah:
neovaskularisasi, fistulae arterio-venous, pooling bahan kontras dan
aksentuasi pembuluh darah pada kapsul ginjal. Pemberian infus adrenalin
menyebabkan konstriksi pembuluh darah normal tanpa diikuti konstriksi
tumor.1

Diagnosis Banding

Hidronefrosis, ginjal polikistik dan tuberkulosis ginjal.5

Terapi

1. Nefrektomi. Tumor yang masih dalam stadium dini dilakukan


nefrektomi radikal yaitu mengangkat ginjal beserta kapsula gerota.
Beberapa kasus yang sudah dalam stadium lanjut tetapi masih mungkin
unutk dilakukan operasi, masih dianjurkan untuk dilakukan nefrektomi
paliatif. Pada beberapa tumor yang telah mengalami metastasis, setelah
tindakan nefrektomi ini sering didahului dengan embolisasi arteri
renalis yang bertujuan untuk memudahkan operasi.1,5
2. Hormonal. Penggunaan terapi hormonal belum banyak diketahui
hasilnya. Preparat yang dipakai adalah hormon progestagen. Dari
berbagai literatur disebutkan bahwa pemberian preparat hormon tidak
banyak memberi manfaat .1,5
3. Imunoterapi. Pemberian imunoterapi dengan memakai interferon atau
dikombinasikan dengan interleukin saat ini sedang dicoba di negara-
negara maju. Karena harganya sangat mahal dan hasil terapi dengan
obat-obatan imunoterapi masih belum jelas, maka pemakaian obat ini
masih sangat terbatas.1,5
4. Radiasi Eksterna. Radiasi eksterna tidak banyak memberi manfaat
pada adenokarsinoma ginjal karena tumor ini adalah tumor yang
radioresisten.1,5

16
5. Sitostatika. Demikian pula pemakaian sitostatika tidak banyak
memberikan manfaat pada tumor ginjal.1,5

Prognosis

Pada penderita tanpa disertai metastasis kemungkinan hidup 5


tahun dapat mencapai 70%. Keadaan ini bisa memburuk 15 – 20% apabila
vena renalis ikut terkena atau ditemukan perluasan ke dalam jaringan
lemak perinefri.6 Stadium perkembangan, derajat penyebaran dan derajat
keganasan menentukan prognosis.5

b. Nefroblastoma

Definisi

Nefroblastoma adalah tumor ginjal yang banyak menyerang anak


berusia kurang dari 10 tahun dan paling sering dijumpai pada umur 3,5
tahun. Tumor ini merupakan tumor urogenitalia yang paling banyak
menyerang anak-anak. Kurang lebih 10% tumor ini menyerang kedua ginjal
secara bersamaan.1 Insiden puncaknya antara umur 1- 4 tahun. Anak
perempuan dan laki-laki sama banyaknya.6 Tumor Wilms merupakan 10%
dari semua keganasan pada anak. Tumor ini mungkin ditemukan pada anak
dengan kelainan aniridia, keraguan genitalia pada anak dan sindrom
Beckwith-Wiedemann (makroglosi, omfalokel, viseromegah dan
hipoglikemia neonatal). Satu persen dari tumor Wilms ditemukan familial
dan diturunkan secara dominan autosomal. Onkogen tumor Wilms telah
dilokasi pada garis p 13 kromosom 11.5

Nefroblastoma sering dikenal dengan nama tumor Wilm atau


karsinoma sel embrional. Tumor Wilm sering diikuti dengan kelainan
bawaan berupa: anridia, hemihipertrofi dan anomali organ urogenitalia.1

17
Patologi

Tumor berasal dari blastema metanefrik dan terdiri atas blastema,


stroma dan epitel. Dari irisan berwarna abu-abu dan terdapat fokus nekrosis
atau perdarahan. Secara histopatologis dibedakan 2 jenis nefroblastoma,
yaitu Favorable dan Unfavorable (Basuki, 2003). Kadang tidak tampak unsur
epitel atau stroma .5

Secara makroskopis tumor ini tampak sebagai massa yang besar dan
sering meluas menembus kapsula dan menginfiltrasi jaringan lemak
perinefrik dan bahkan sampai ke dasar mesenterium. Potongannya
menunjukkan berbagai macam gambaran yang merefleksikan jenis jaringan
yang ditemukan pada pemeriksaan histologis. Daerah perdarahan dan
nekrosis sering ditemukan menyatu dengan jaringan tumor solid yang
berwarna putih bersama dengan daerah kartilago dan musinosa. Secara
histologis kedua jaringan epitel dan mesenkim dapat ditemukan dimana
tumor berasal dari jaringan mesonefrik mesoderm. Glomerolus dan tubulus
terbentuk tidak sempurna yang terletak dalam stroma sel spindel. Otot serat
lintang sering ditemukan pada tumor ini bersama dengan jaringan fibrosa
miksoid, kartilago, tulang dan lemak, sehingga membentuk susunan
campuran yang sedikit aneh6

Penyebaran

Setelah keluar dari kapsul ginjal tumor akan mengadakan invasi ke


organ di sekitarnya dan menyebar secara limfogen melalui kelenjar limfe
para aorta. Penyebaran secara hematogen melalui vena renalis ke vena kava
kemudian mengadakan metastasis ke paru (85%), hati (10%) dan bahkan
pada stadium lanjut menyebar ke ginjal kontralateral.1

Stadium

NWTS (National Wilm’s Tumor Study) membagi tingkat penyebaran


tumor ini (setelah dilakukan nefrektomi) dalam 5 stadium:

18
1. Tumor terbatas pada ginjal dan dapat dieksisi sempurna, tidak ada
metastasis limfogen (N0).
2. Tumor meluas keluar simpai ginjal dan dapat dieksisi sempurna mungkin
telah mengadakan penetrasi ke jaringan lemak perirenal, limfonodi para
aorta atau ke vasa renalis (N0).
3. Ada sisa sel tumor di abdomen yang mungkin berasal dari: biopsi atau
ruptur yang terjadi sebelum atau selama operasi (N+).
4. Metastasis hematogen ke paru, tulang, atau otak (M+)
5. Tumor bilateral.1

Stadium penyebaran tumor menurut TNM

T Tumor primer

 T1 Unilateral permukaan (termasuk ginjal) <80>80 cm2


 T3 Unilateral ruptur sebelum penanganan
 T4 Bilateral

N Metastasis limf

 N0 Tidak ditemukan metastasis


 N1 Ada metastasis limf

M Metastasis jauh

 M0 Tidak ditemukan
 M+ Ada metastasis jauh.5

Gambaran Klinis

Biasanya pasien dibawa ke dokter oleh orang tuanya karena diketahui


perutnya membuncit, ada benjolan di perut sebelah atas atau diketahui kencing
berdarah. Pada pemeriksaan kadang-kadang didapatkan hipertensi, massa
padat pada perut sebelah atas yang kadang-kadang telah melewati garis tengah
dan sulit digerakkan. Pada pemeriksaan ultrasonografi abdomen terdapat
massa padat pada perut (retroperitonial) sebelah atas yang dalam hal ini harus

19
dibedakan dengan neuroblastoma atau teratoma.1 Presentasi klinis yang sering
adalah adanya massa dalam abdomen. Gambaran klinis awalnya dapat sebagai
hematuria. Nyeri abdomen dan obstruksi intestinal.6

Pemeriksaan PIV, tumor Wilm menunjukkan adanya distorsi sistem


pelvikalis atau mungkin didapatkan ginjal non visualized, sedangkan pada
neuroblastoma terjadi pendesakan sistem kaliks ginjal ke kaudo-lateral.1

Pemeriksaan

Pencitraan ginjal dapat dilakukan dengan ultrasonografi yang dapat


menemukan tumor padat pada ginjal, yang pada anak kemungkinan paling
besar tumor Wilms. Pielogram intravena juga dapat menunjukkan perubahan
bayangan ginjal dan gambaran pelviokaliks dan sekaligus memberi kesan
mengenai faal ginjal. CT scan dapat memberi gambaran pembesaran ginjal
dan sekaligus menunjukkan pembesaran kelenjar regional atau infiltrasi tumor
ke jaringan sekitar. Pemeriksaan untuk mencari metastasis biasanya dengan
foto toraks dan CT scan otak.5

Pemeriksaan MRI tidak menambah banyak keterangan untuk tumor


Wilms. Pemeriksaan penunjang lain ialah biopsi jarum yang hanya dibenarkan
apabila tumor sangat besar sehingga diperkirakan akan sukar untuk
mengangkat seluruh tumor. Pungsi dilakukan sekadar untuk mendapatkan
sediaan patologik untuk kepastian diagnosis dan menentukan radiasi atau
terapi sitostatika prabedah untuk mengecilkan tumor.5

Benjolan pada perut sebelah atas yang terdapat pada anak-anak dapat
disebabkan oleh karena: (1) hidronefrosis/ kista ginjal yang keduanya
merupakan massa yang mempunyai konsistensi kistus, (2) neuroblastoma
intrarenal biasanya keadaan pasien lebiih buruk dan pada pemeriksaan
laboratorium kadar VMA (Vanyl Mandelic Acid) dalam urin mengalami
peningkatan dan (3) teratoma retroperitonium.5

20
Penatalaksanaan

Jika secara klinis tumor masih berada dalam stadium dini dan ginjal di
sebelah kontralateral normal, dilakukan nefrektomi radikal. Pembedahan ini
kadang kala diawali dengan pemberian sitostatika atau radiasi.1

1. Sitostatika. Pemberian sitostatika dimulai sebelum pembedahan dan


dilanjutkan beberapas eri setelah pembedahan dengan memberikan hasil
yang cukup memuaskan. Sitostatika yang dipergunakan adalah kombinasi
dari Actinomisin D dengan Vincristine.3
2. Radiasi Eksterna. Tumor Wilm memberikan respon yang cukup baik
terhadap radioterapi (bersifat radiosensitif). Radiasi diberikan sebelum
atau setelah operasi dan kadang kala diberikan berselingan dengan
sitostatika sebagai terapi sandwich.3
3. Nefrektomi radikal merupakan terapi terpilih apabila tumor belum
melewati garis tengah dan belum menginfiltrasi jaringan lain. Pengeluaran
kelenjar limf retroperitoneal total tidak perlu dilakukan, tetapi biopsi kelenjar
di daerah hilus dan paraaorta sebaiknya dilakukan. Pada pembedahan perlu
diperhatikan ginjal kontralateral karena kemungkinan lesi bilateral cukup
tinggi (sampai 10%). Apabila ditemukan penjalaran tumor ke v. Kava, tumor
tersebut harus diusahakan diangkat. Pada waktu pembedahan harus
diusahakan agar tidak terjadi penyebaran untuk mencegah kenaikan tingkat
keganasan klinis. Pada awal pembedahan v. Renalis dan v. Kava sebaiknya
ditutup dengan klem, sebelum memanipulasi ginjal yang kena tumor. Pada
tumor bilateral harus dilakukan pemeriksaan patologi dengan biopsi jarum
untuk menentukan diagnosa dan perangai histologik. Apabila termasuk
golongan prognosis baik, dapat diberikan kemoterapi disusul dengan
nefrektomi parsial. Kalau termasuk golongan prognosis buruk harus dilakukan
nefrektomi bilateral, kmoterapi dan radiotrapi kemudian dialisis atau
transplantasi ginjal 5

21
Tumor Wilms dikenal sebagai tumor yang radiosensitif. Akan tetapi
radioterapi dapat mengganggu pertumbuhan anak dan menimbulkan penyulit
jantung, paru dan hati. Oleh karena itu radioterapi hanya diberikan pada
penderita dengan tumor yang termasuk golongan patologi prognosis buruk
atau stadium III dan IV. Jika ada sisa tumor pasca bedah juga diberikan
radioterapi.5

Tumor Wilms merupakan tumor yang kemosensitif terhadap beberapa


obat anti tumor, seperti aktinomisin D, vinkristin, doksorubisin, siklofosfamid
dan sisplatin. Biasanya kemoterapi diberikan prabedah selama 4 – 8 minggu.
Dengan terapi kombinasi seperti di atas dapat dicapai kelanjutan hidup lebih
dari 90% dan bebas penyakit 85%. Pada tumor bilateral, kelanjutan hidup 3
tahun adalah 80%,5

Prognosis

Tumor ini tumbuh dengan cepat dan agresif. Pada waktu didiagnosis
telah ditemukan penyebaran dalam paru. Kombinasi pengobatannya
radioterapi, khemoterapi dan pembedahan meningkatkan secara nyata
prognosis penyakit ini. Prognosis buruk menunjukkan gambaran histologik
dengan bagian yang anaplastik, inti yang atipik, hiperdiploidi dan banyak
translokasi kompleks.5

c. Tumor Pelvis Renalis

Angka kejadian tumor ini sangat jarang. Sesuai dengan jenis


histopatologinya tumor ini dibedakan dalam dua jenis yaitu (1) karsinoma sel
transitional dan (2) karsinoma sel skuamosa. Seperti halnya mukosa yang
terdapat pada kaliks, buli-buli dan uretra proksimal, pielum juga dilapisi oleh
sel-sel transitional dan mempunyai kemungkinan untuk menjadi karsinoma
transitional. Karsinoma sel skuamosa biasanya merupakan metaplasia sel-sel
pelvis renalis karena adanya batu yang menahun pada pelvis renalis.1

22
Sebagian besar tumor renalis pada orang dewasa ialah karsinoma sel
renalis, dimana sisanya yang paling banyak (5-10%) karsinoma sel
transitional yang berasal dari urotelium pelvis renalis, karena
pertumbuhannya ke dalam rongga kaliks pelvis, tumor ini secara dini akan
ditandai dengan adanya hematuria atau obstruksi (Underwood, 2000) .Tumor
ini sering menginfiltrasi dinding pelvis dan dapat mengenai vena renalis 6

Etiologi

Ditemukan hubungan antara tumor ini dengan penyalahgunaan


pemakaian obat analgesik, dan terkena zat warna anilin yang digunakan pada
pewarnaan, karet, plastik dan industri gas. Beberapa penderita dilaporkan
mendapat karsinoma sel transisional beberapa tahun setelah menggunakan
thorotrast, suatu α-emiter, yang digunakan pada pielografi retrograde 6

Gambaran Klinis

Yang paling sering dikeluhkan oleh pasien adalah kencing darah


(80%), kadang-kadang disertai dengan nyeri pinggang dan teraba massa pada
pinggang. Keadaan tersebut disebabkan oleh massa tumor atau akibat
obstruksi oleh tumor yang menimbulkan hidronefrosis.1

Pada pemeriksaan PIV terdapat filling defect yang nampak seolah-


olah seperti batu radiolusen, tuberkuloma, atau hemangioma pada pielum
ginjal. Untuk itu bantuan ultrasonografi atau CT scan dapat
membedakannya.1

Pemeriksaan sitologi urin dengan mengambil contoh urin langsung


ke dalam pielum melalui kateter ureter. Melalui alat ureterorenoskopi dapat
dilihat langsung keadaan pielum. Jika dicurigai ada massa pada pielum
diambil contoh jaringan untuk pemeriksaan histopatologi1.

Tumor sel transisional tumbuh berpapil-papil, serupa dengan tumor


ureter dan vesika urinaria. Sering ditemukan karsinoma sel transisional pada
seluruh traktus urinarius, yang sugestif adanya perubahan dari daerah

23
urothelial. Bentuk papil tumor memudahkan terjadinya kerusakan pada
massa tumor bagian ujungnya, yang dapat terlepaskan. Hal ini menyebabkan
sel tumor yang atipik dapat dideteksi dalam urin penderita, sehingga
memungkinkan tumor ini didiagnosis berdasarkan pemeriksaan sitologi urin
dan dilakukan screening.6

Dengan adanya batu pelvis, urothelium dapat mengalami metaplasia


squamosa. Telah diketahui bahwa terjadinya karsinoma skuamosa ada
hubungannya dengan terdapatnya batu dan infeksi kronis, tetapi dapat pula
timbul langsung dari epitel transisional. Secara makroskopik biasanya tumor
ini berbentuk datar dan infiltaratif dengan prognosisnya yang buruk.6

Terapi

Tumor ini kurang memberikan respon pada pemberian sitostatika


maupun radiasi eksterna. Terapi yang paling baik untuk tumor ini pada
stadium awal adalah nefroureterektomi dengan mengambil cuff dari buli-
buli.1

Prognosis

Prognosisnya kurang baik, terutama pada penderita dengan tumor


yang berdiferensiasi buruk, dan tumor multipel sering ditemukan pada ureter
dan vesika urinaria.1

2.4 Tumor kandung kemih

Tumor ganas kandung kemih sekitar 90% adalah karsinoma sel


transisional. Kurang lebih 10% berupa karsinoma skuamosa, dan jarang sekali
adenokarsinoma yang berasal dari jaringan urakus. Di daerah sistosomiasis iritasi
telur skistosoma dapat menyebbkan karsinoma skuamosa. Karsinoma kandung
kemih dapat papiler, noduler, useratif atau infiltratif. Derajat keganasan
ditentukan oleh tingkat diferensiasi dan penetrasi kedalam diding atau jaringan
sekitar kandung kemih.5

24
Epitel transisional terdiri atas 4 sampai 7 lapis sel epitel. Ketebalan lapisan
tergantung dari tingkat distensi kandung kemih. Yang berperan pada masalah ini
ialah sel basal, intermedia, dan sel supervisial. Sel supervisial ialah yang akan
menutupi sel intermedia tergantung pada apakah kandung kemih dalam keadaan
distensi atau tidak.5

Tumor ganas kandung kemih berkembang dari epitel yang atipik atau
disfasia yang berupa lesi yang mengalami proliferasi. Pada kelainan jinak, epitel
atifis atau dislasia mengalami hiperflasia tanpa perubahan sel dan inti. Pada
keganasan dapat penumbuhan disflasia disertai perubhan sel dan inti.5

2.4.1 Etiologi

Faktor yang mempegaruhi terjadinya kasinoma kandung kemih adalah zat


karsinogen, baik eksogen dari rokok atau bahan kimia maupun endogen dari hasil
metabolisme. Penyebab lain diduga akibatpemakaian analgetik, istostatik, dan
iritasi kronik oleh batu, sistosomiasis, atau radiasi. Perbandingan lelaki ddengan
perempuan adalah 4:1.5

2.4.2 Gambaran klinis

Gejala utama adalah hematuria makroskopik atau mikroskopik, biasa


intermitan dan sering tanpa nyerih. Terdapat gejala iritasi, yakni disuria, tidak
dapat menahan kemih (urgensi), dan polakisuria. 5

2.4.3 Diagnosis

Pemeriksaan bimanual sangat berguna untuk menentukan infiltrasi. Pada


sistografi dan tielografi intravena tampak lesi defek isian dalam kandung kemih.
Endoskopi dilakukan untuk melihat bentuk dan besar tumor, perubahan dalam
kandung kemih dan melakukan biopsi. Pemeriksaan sitotogi membantu
diagnosis.5,1

Karsinoma kandung kemih perlu dibedakan dari tumor ureter yang


menonjol dalam kandung kemih, karsinoma prostat dan hiperplasia prostat lobus

25
median prostat. Untuk membedakan kelainan ini dibutuhkan endoskopi dan
biopsi.51

Tingkat keganasan dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu diferensiasi


baik (G I), sedang ( G II) dan kurang berdiferensiasi (G III).

Tingkat penyebaran TNM bergantung pada penyusupan tumor didalam


dinding kandung kemih dan penyebaran metastasis.

TNM karsinoma kadnung kemih menurut AJCC 2002

T Tumor Primer

TX Tumor primer tidak dapat ditentukan

Ta Karsinomma papiler tidak invasif (terbatas pada epitel)

Tis Karsinoma in situ

T1 masuk jarinan subepitel

T2 masuk otot

T2a invasi otot superfisial

T2b invasi otot dalam

T3 Invasi jaringan perivesika

T3a secara mikroskopik

T3b secara makroskopik

T4 menginvasi sekitar kandung kemih, seperti prostat, uterus, vagina,


dinding panggul, dinding perut

T4a Invasi Prostat, uterus atau vagina

T4b Invasi dinding pelvis atau dinding abdomen

26
N kelenjar limf

NX Kelenjar limf tidak dapat ditentukan

N0 Tidak ada penyebaran

N1 Kelenjar tunggal ≤ 2 cm

N2 kelenjar >2 cm tetapi < 5 cm atau kelenjar jamak masing-masing <


5cm

N3 kelenjar > 5 cm

M Metastase jauh

MX Metastase jauh tidak dapat di tentukan

M0 Tidak ada metastase jauh

M1 Terdapat metastase jauh.

2.4.4 Tatalaksana

Terapi endoskopik merupakan terapi baku karsinoma superfisialis melalui


reseksi transuretral tumor secara total. Rencana pasca bedah selanjutnya sangat
menentukan hasil terapi. Sistoskopik untuk mengontrol kekambuhan biasanya
diadakan setiap tiga bulan selama satu tahun dan kemudian setiap enam bulan.
Kecuali untuk reseksi tumor sampai di submukosa, endoskopi juga dipakai untuk
fulgurasi dan terapi laser.51

Radiasi diberikan setelah setelah transuretral kasinoma kandunng kemih


superfisialis atau setelah sistektomi. Radiasi juga dipakai untuk penyembuhan
pada stadium T3 yang tidak tahan pembedahan besar atau sebagai terapi paliatif
tumor T4. Kadang radiasi diperlukan sebagai terapi paliatif untuk pendarahan atau
gejala metastasis pada karsinoma lanjut. 5.1

Kemoterapi diberikan setelah reseksi transuretral karsinoma superfisialis.


Kemotrapis secara intravertikal bertujuan mengurangi kemungkinan kambuh.

27
Kemotrapi uyang digunakan adalah piotepa, adrianisin, doksorubisin, mitomisin
C, dan BCG. Instilasi BCG sebenarnya merupakan terapi imunologi intravesika
menggunakan vaksin basil Calmette- Guerin. Vaksin ini merupakan vaksin hidup.
Pembedahan dilakukan kalau penyebaran vaksinoma sudah sampai otot kandung
kemih. Ada tiga macam pembedahan yang dipilih, yaitu sitektomi parsial,
sistektomi total dan sisteknomi radikal. Indikasi sistektomi parsial adalah tumor
politer yang berbatas tegas padaa mukosa. Vistktomi total merupakan terapi
definitif untuk karsinoma supervisialis yang kambuh. Sitektomi radikal
merupakan pilihan terapi lain kalau terapi tidak berhasil atau timbul kekambuhan.
Cara difersikemi yang paling baik adalah uretero-enterokutanioustomi dengan
menggunakan sebagian usus halus menurut Brick atau Urostoma kontinen dengan
sejenis batuk menurut Kock.5

Prognosis bergantung pada luasnya dan derajat keganasan. Secara klinis


dapat ditemukan dua jenis gambaran yaitu pertumbuhan supervisialis yang
tumbuh invasis dari permulaan.1.5

Biasa pada kasinoma kandung kemih supervisialis penderita berulang


ulang ditangani dengan sitoktomi untuk mengontrol reseksi lokal dan instilasi
kemoterapi. Kebanyakan tidak akan mengalami metastasis sehingga prognosis
pertahanan hidup agak baik walaupun emorbilitas nya cukup berat.5

Penderita karsinoma kandung kemih invasif mengalami riwayat penyakit


dengan karsinoma kandung kemih supervisial. Ternyata skitar 90% tidak
mempunyai gambaran klinis karsinoma supervisial, dan kurang lebih stengah nya
sudah bermetastasis jauh samar (Occult) yang kebanyakan menjadi jelas dalam
waktu 1 tahun prognosisnya buruk dalam waktu 1-2 tahun.5

28
Tingkat perluasan, penanganan dn prognsis karsinoma kandung kemih

Prognosis
Tingkat
Pengluasan Tatalaksana ketahana hidup 5
TNM
tahun
Tis Hanya mukosa Reseksi transuretral 90 %
Ta
Reseksi transuretral,
kemoterapi
T1 Invsi submukosa 60-80%
intravesikal
( topikal)
Masuk otot
Sistektomi total dan
T2 a hingga setengah 50%
limfadenektomi
ketebalan
T2 b Masuk seluruh Sistektomi total dan 40%
ketebalan otot limfadenektomi
T3 Msuk jaringan Sistektomi total dan 30%
perivesikal limfadenektomi
N+ Metastasis Sistektomi radikal, 10%
kelenjar limf radiasi paliatif,
kemoterapi sistemik
M+ Metastasis jauh Kemoterapi sistemik 0-2%

29
BAB III

KESIMPULAN

Tumor jinak ginjal terdiri atas: hamartoma, fibroma renalis, adenoma


korteks benigna, onkositoma, hemangioma, tumor sel jukstaglomerular, lipoma
dan leiomioma Tumor ganas ginjal terdiri atas: adenokarsinoma ginjal,
nefroblastoma(tumor wilms) dan tumor pelvis renalis Diagnosa dini dalam
penemuan tumor akan meningkatkan prognosisnya Tumor jinak yang paling
sering ditemukan adalah fibroma renalis Adenokarsinoma ginjal merupakan 3%
dari seluruh keganasan pada orang dewasa. Tumor Wilms banyak ditemukan pada
anak usia kurang dari 10 tahun, jarang sekali pada orang dewas. Tumor ganas
pelvis renalis mempunyai prognosis yang buruk.

Tumor ganas kandung kemih sekitar 90% adalah karsinoma sel


transisional. Kurang lebih 10% berupa karsinoma skuamosa, dan jarang sekali
adenokarsinoma yang berasal dari jaringan urakus. Terapi endoskopik merupakan
terapi baku karsinoma superfisialis melalui reseksi transuretral tumor secara total.
Kemoterapi diberikan setelah reseksi transuretral karsinoma superfisialis.
Kemotrapis secara intravertikal bertujuan mengurangi kemungkinan kambuh.

30
DAFTAR PUSTAKA

1. Purnomo, Basuki. 2011. Dasar-Dasar Urologi Edisi 3. Sagung Seto.


Jakarta
2. Cooper CS, Snyder III HM. 2005. Pediatric Genitourinary Cancer, dalam
nnnnanchtsheim D, Editor. Vademecum Urological Onclogy. Texas :
Landes Bioscience.
3. Snell, Richard S, 2012. Anatomi Klnik berdasarkan sistem Edisi 6. EGC :
Jakarta.
4. Price, Sylvia A. 2012. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Volume 2 Edisi 6. EGC. Jakarta,
5. Wim de Jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. EGC. Jakarta
6. Underwood, JCE. 2000. Patologi Umum dan Sistemik Volume 2 Edisi 2.
EGC. Jakarta

31

Anda mungkin juga menyukai