lebih yang dapat disumbangkan. Ligan merupakan basa lewis yang dapat terkoordinasi
pada ion logam atau sebagai asam lewis membentuk senyawa kompleks. Ligan dapat
berupa anion atau molekul netral. Jika suatu logam transisi berikatan secara kovalen
koordinasi dengan satu atau lebih ligan maka akan membentuk suatu senyawa
kompleks, dimana logam transisi tersebut berfungsi sebagai atom pusat. Ligan
merupakan basa Lewis yang memiliki pasangan elektron bebas misalnya ligan
NH3, H2O dan Cl- atau memiliki pasangan elektron π misalnya ligan C2H2
(asetilena), C2H4 (etilena) dan C6H6 (benzena). Suatu ligan dapat memiliki
elektron yang tidak berpasangan disamping pasangan elektron π. Misalnya ligan
C5H5 (siklopentadiena), C3H5 (alil) dan NO (nitrosil).
Di dalam ligan terdapat atom donor yaitu atom yang memiliki pasangan
elektron bebas atau atom yang terikat melalui ikatan π. Melalui atom donor
tersebut suatu ligan melakukan ikatan kovalen koordinasi dengan atom pusat yang
ada. Berdasarkan jumlah atom donor yang dimilikinya ligan dapat dikelompokkan
sebagai ligan monodentat, bidentat, tridentat, dan seterusnya.
1. Ligan Monodentat
Ligan yang terkoordinasi ke atom logam melalui satu atom saja disebut ligan
monodentat, misalnya F-, Cl-, H2O dan CO [2]. Kebanyakan ligan adalah anion
atau molekul netral yang merupakan donor elektron. Beberapa ligan monodentat
yang umum adalah F-, Cl-, Br-, CN-, NH3, H2O, CH3OH, dan OH-.
2. Ligan Bidentat
Jika ligan tersebut terkoordinasi pada logam melalui dua atom disebut ligan
bidentat.Ligan ini terkenal diantara ligan polidentat. Ligan bidentat yang netral
termasuk diantaranya anion diamin, difosfin, dieter.
3. Ligan Polidentat (Senyawa Kelat)
Ligan yang telah dibahas sebelumnya, seperti NH3 dan Cl– dinamakan ligan
monodentat (bahasa Latin: satu gigi). Ligan-ligan ini memiliki atom donor
tunggal yang dapat berkoordinasi dengan atom pusat. Beberapa ligan dapat
memiliki dua atau lebih atom donor yang dapat dikoordinasikan dengan ion logam
sehingga dapat mengisi dua atau lebih orbital d ion logam. Ligan seperti itu
dinamakan ligan polidentat (bahasa Latin: bergigi banyak).
Gambar 2. (a) Struktur etilendiamin (b) Struktur ion kompleks [Co(en)3]3+ (c) Struktur EDTA.
Oleh karena ligan polidentat dapat mencengkeram ion logam dengan dua atau lebih
atom donor, ligan polidentat juga dikenal sebagai zat pengkelat. Zat pengkelat seperti
EDTA pada Gambar 2c sering digunakan dalam analisis kimia, terutama dalam
menentukan kadar ion kalsium dalam air. Ion EDTA4– memiliki enam atom donor (4 dari
gugus COO–, 2 dari atom N). Dengan EDTA, tingkat kesadahan air dapat diukur. Dalam
bidang kedokteran zat pengkelat sering digunakan untuk mengeluarkan ion logam,
seperti Hg2+, Pb2+, dan Cd2+. Dalam sistem tubuh terdapat zat pengkelat, seperti
mioglobin dan oksihemoglobin.
Dalam menulis suatu ligan. Gugus yang ada seringkali ditulis dalam bentuk
singkatan, misalnya:
Mc = Metil Bu = butyl
Et = etil Ph = fenil
Pr = propil Cy = sikloheksil
Ligan yang memiliki ikatan π dan elektron yang tidak berpasangan merupakan donor
elektron ganjil seperti alil dan siklopentadienil. Ligan alil dapat mendonorkan tiga
elektron sedangkan siklopentadienil dapat mendonorkan lima elektron. Ligan-ligan
tersebut dapat mengadakan ikatan karbon logam sehingga senyawa yang terbentuk
merupakan seyawa organometalik.
Pada senyawa kompleks banyaknya atom donor yang terikat pada atom atau ion pusat
disebut bilangan koordinasi. Bilangan koordinasi tidak sama dengan bilangan oksidasi
atau tingkat oksidasi. Bilangan oksidasi dari atom yang berikatan adalah muatan yang
dimiliki oleh atom tersebut apabila elektron-elektron dalam setiap ikatan diberikan pada
atom yang lebih elektronegatif.
(a) Nama dari ligan yang bermuatan negatif beri akhiran –o, contohnya:
(c) Walaupun jarang ada, ligan yang bermuatan positif diberi akhiran –ium,
misalnya NH2NH3+ (hidrazinium)
Beberapa ligan yang cukup rumit strukturnya atau memiliki nama yang cukup
panjang dapat dituliskan dengan menggunakan singkatan tertentu. Beberapa nama
ligan yang umumnya disingkat dapat dilihat dalam tabel berikut.
n Etilendiamin En
n Piridin py
n Propilendiammin pn
n Dietilendiammin dien
n Trietilendiammin trien
n Bipiridin bipy
n Etilendiamintetraasetat EDTA
n Dimetilglioksimat DMG
n fenantrolin Phen
....
1. Nama ion positif dalam senyawa kompleks dituliskan di awal, diikuti nama ion
negatif
2. Untuk menuliskan nama ion kompleks, nama ligan dituliskan pertama dan
diurutkan secara alfabetis (tanpa memandang jenis muatannya), diikuti oleh
nama logam
Contoh :
v [CoSO4(NH3)4]NO3
v K4[Fe(CN)6]
3. Jika dalam senyawa kompleks ada sejumlah ligan yang sama, biasanya
digunakan awalan di, tri, tetra, penta, heksa, dan seterusnya untuk
menunjukkan jumlah ligan dari jenis itu. Suatu pengecualian terjadi jika nama
dari suatu ligan mengandung suatu angka, misalnya dipiridil atau etilendiamin.
Untuk menghindari kerancuan dalam kasus semacam itu, digunakan
awalan bis, tris, dan tetrakis sebgai ganti di, tri, dan tetra, dan nama dari ligan
ditempatkan dalam tanda kurung.
Contoh :
v [Co(en)3]2(SO4)3
Tris(etilendiammin)kobalt(III) sulfat
v [Co(en)2(ONO)Cl]Cl
Bis(etilendiammin)nitritokobalt(III) klorida
Contoh lain :
......
Singkatan atau
Nama Senyawa Nama Ligan
Rumus Kimia
Asetonitril asetonitril MeCN
Etilenadiamena etilenadiamena en
Piridina piridina py
2,2’-bipiridina 2,2’-bipiridina bpy
1,10-fenantrolina 1,10-fenantrolina phen
Trifenilfosfina trifenilfosfina PPh3
Trifenilarsina trifenilarsina AsPh3
Trifenilstibina trifenilstibina SbPh3
Trisikloheksilfosfina trisikloheksilfosfina Pcy3
Ammonia amina NH3
Hydrogen sulfide sulfan H2S
Hydrogen telurida telan H2Te
Karbon monoksida karbonil CO
....
Ditambah awalan (ditulis miring) yang menyatakan isomer yang ada, misalnya cis-, trans-
, fac-, mer-, dll., contoh:
trans-tetraminadibromokobalt(1+) bromida