SENYAWA KOMPLEKS
Disusun Oleh:
Kelompok : 4 (Empat)
Anggota : 1. Winda Regita Pratiwi (06101181621054)
2. Agriany Tarigan (06101281621023)
3. Nur Habibillah (06101181621004)
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
tetraaminadiklorokobalt(1+)
[Pt(NH3)4]2+ Pt2+, dan 4NH3 ion tetraaminaplatina(II) atau
iontetraaminaplatina(2+)
[Ru(NH3)5(NO2)]+ Ru2+, 5NH3, dan NO2‾ ion pentaaminanitrorutenium(II) atau ion
pentaaminanitrorutenium(1+)
Senyawa kompleks ionik anion sebagai ion kompleks, Penamaannya adalah
sebagai berikut
1) Diawali dengan menulis atau menyebut kata ion
2) Menulis atau menyebut nama dan jumlah ligan yang dimiliki
3) Menulis atau menyebut nama atom pusat dalam bahasa latin dengan akhiran –
um atau ium diganti –at kemudian diikuti bilangan oksidasi atom pusat yang
Contoh
Kompleks Spesi yang ada Nama
[PtCl4]2‾ Pt2 dan 4Cl‾
+
Ion tetrakloroplatinat(I) atau ion tetrakloroplatinat(2-)
[Ni(CN)4]2‾ Ni2+ dan 4CN‾ Ion tetrasianonikelat(II) atau ion tetrasianonikelat(2-)
[Co(CN)6] ‾ Co3 dan 6CN‾ Ion
3 +
heksasianokobaltat(III) atau ion
heksasianokobaltat(3-)
[CrF6]3‾ Cr3+ dan 6F‾ Ion heksafluorokromat(III) atau ion
heksasianofluorokromat(3-)
[MgBr4]2‾ Mg2+ dan 4Br‾ Ion tetrabromomagnesat(II) atau Ion
tetrabromomagnesat(2-)
Senyawa kompleks ionik kation dan anion sebagai ion kompleks
Penamaannya adalah menulis atau menyebut nama dan jumlah kation terlebih
dahulu kemudian nama anion diikuti bilangan oksidasi atom pusat yang ditulis
dalam anggka Romawi atau menulis atau menyebut nama dan jumlah kation
terlebih dahulu kemudian nama anion diikuti muatan ion kompleks yang ditulis
dengan angka Arab.
Contoh
K3[Fe(CN)6]3‾ : Kalium heksasianoferat(III) atau kalium heksasianoferat(3-)
K4[Fe(CN)6] : Kalium heksasianoferat(II) atau kalium heksasianoferat(4-)
[CoN3(NH3)5]SO4 : Pentaaminaazidokobalt(III) sulfat atau
Pentaaminaazidokobalt(2+) sulfat
[Cu(NH3)4]SO4 : Pentaaminatembaga(II) sulfat atau Pentaaminatembaga(2+) sulfat
[Cu(NH3)4] [PtCl4] : Tetraaminatembaga(II) tetrakloroplatinat(II) atau tetraamina
tembaga(2+) tetrakloroplatinat(2-)
[Co(NH3)6] : Heksaaminakobalt(III) heksasianokromat(III) atau
[Cr(CN)6] heksasianokobalt(3+) heksasianokromat(3-)
[Cu(NH3)4]SO4
Kristal
b. Reaksi substitusi dalam larutan bukan air
Penggunaan pelarut – pelarut bukan air tidak banyak dilakukan. Cara ini
hanya dilakukan bila :
1. Ion logam mempunyai afinitas besar terhadap air.
2. Ligan yang dipakai tidak larut dalam air.
Ion – ion yang mempunyai afinitas besar terhadap air dan membentuk ikatan
logam – oksigen yang kuat ialah Al3+ , Fe3+ , dan Cr3+ . Penambahan ligan yang
bersifat basis tidak membentuk kompleks, tetapi endapan basa yang gelatinous.
Dalam hal ini hidrat dari ion di atas bersifat sebagai asam protonik.
c. Reaksi substitusi tanpa adanya pelarut
Reaksi antara garam anhidrous dan suatu ligan cair dapat dipakai untuk
membuat kompleks logam. Dalam banyak hal, ligan cair yang jumlahnya
berlebihan dapat berfungsi sebagai pelarut untuk campuran reaksi.
[Ni(NH3)6]Cl2 dapat dibuat dengan mereaksikan NiCl2 dengan NH3 cair dan
menguapkan sisa NH3, yang mempunyai titik didih rendah (-33◦C).
NiCl2 + NH3 [Ni(NH3)6]Cl2
Kuning violet
d. Reaksi oksidasi – reduksi
Senyawa – senyawa kobalt (III) kompleks selalu dibuat dari garam kobalt
(II), sebab bilangan oksidasi kobalt biasanya (II). Kobalt (III) kompleks stabil bila
mempunyai gugus koordinasi tertentu. Reaksi kobalt (II) dengan ligan cepat dan
ini kemudian dapat dibuat kobalt (III) kompleks dengan jalan oksidasi.
Pembentukan kompleks [Co(NH3)6] Cl3 terjadi secara bertahap.
[Co(H2O)6] Cl2 + 6NH3 [Co(NH3)6] Cl2 + 6H2O
[Co(NH3)6] Cl2 + 4NH3Cl + O2 4[Co(NH3)6] Cl3 + 4NH3 + 2H2O
2.8 Kegunaan Senyawa Kompleks
Senyawa kompleks sebagai katalis
Katalis senyawa kompleks logam transisi dengan rumus umum
[M(L)n]x[A]y dimana M adalah ion logam pusat, L adalah ligan lemah dan A
adalah anion lawan berdaya koordinasi lemah atau sama sekali non koordinasi,
beberapa diantaranya telah diaplikasikan sebagai katalis dalam reaksi kimia
organik. Reaktifitas senyawa kompleks logam transisi ini sebagai katalis muncul
disebabkan oleh karena dua hal. Pertama, ligan lemah yang terikat pada ion logam
pusat dapat dengan mudah disubsitusi atau digantikan kedudukannya oleh
substrat. Kedua, anion lawan yang berdaya koordinasi lemah atau sama sekali non
koordinasi yang merupakan suatu asam lewis kuat, dapat meningkatkan keasaman
lewis dari logam pusat. Keasaman diperlukan untuk menarik substrat agar terikat
ke pusat aktif logam.
Beberapa senyawa kompleks tembaga(II) seperti [Cu(NCCH3)6][B(C6F5)4]2
dan [Cu(NCCH3)6][BF4]2 dilaporkan telah berhasil disintesis dan diaplikasikan
pada reaksi kimia organik seperti aziridinasi dan siklopropanasi berbagai senyawa
olefin pada tempratur ruang baik pada fasa homogen maupun heterogen. Pada fasa
homogen, katalis-katalis ini menunjukkan hasil yang memuaskan dengan
rendemen hasil dan selektifitas yang tinggi. Sedangkan pada fasa heterogen
katalis-katalis ini menunjukkan penurunan aktifitas setelah digunakan untuk
beberapa kali reaksi. Meski demikian, katalis homogen masih memiliki beberapa
kelemahan seperti sulitnya pemisahan dari produk, serta akumulasi logam dan
ligan yang bersifat toksik dari senyawa komplek logam transisi yang dapat
mecemari lingkungan.
Aplikasi senyawa kompleks
a. Aplikasi Dalam Bidang Kesehatan
Senyawa kompleks gadolinium-dietilentriaminpentaasetato (GdDTPA)
secara in vivo telah digunakan dalam bidang kesehatan sebagai senyawa
pengontras MRI untuk diagnose berbagai penyakit
b. Aplikasi Dalam Bidang Farmasi
Sintesis senyawa kompleks besi (II) dengan menggunakan ligan turunan
1,10-Phenantrolin (phen) seperti 4,7-dimetil-phen (DMP). 3,4,7,8-tetrametil-phen
(TMP) dan 4,7-difenil-phen (DIP) menggunakan metode substitusi ligan yang
digunakan sebagai kandidat senyawa obat pada terapi penyakit tumor/kanker.
c. Aplikasi Dalam Bidang Industri
Penentuan kesadahan air untuk menganalisa pembentukan kerak yang terjadi
pada dinding pipa yang disebabkan endapan CaCO3. Metode yang digunakan
dalam analisis larutan Ethyldiamine tetra acetic acid sebagai larutan standarnya,
untuk mengetahui titik akhir titrasi digunakan indikator logam. Diantara indikator
yang digunakan adalah Eriochrome Black T.
d. Aplikasi Dalam Bidang Lingkungan
Proses biosintesis asam oksalat oleh jamur pembusuk coklat merupakan
proses fisiologis yang sangat penting bagi jamur, dimana jamur memberoleh
energi dengan mengoksidasi karbohidrat menjadi asam oksalat, seperti pada
persamaan: C6H12O6 + 5O2 2(COOH)2 + 2CO2 + 4H2O
Dalam metabolisme biosintesis asam oksalat pada jamur basidiomisetes,
asetil-KoA yang diperoleh dari oksidasi glukosa dikonversi menjadi asam oksalat
selanjutnya di disekresikan ke lingkungann sintesis asam oksalat dengan
mengunakan inhibitor spesifik menyebabkan terhambatnya pertumbuhan jamur
untuk meminimalisir dalam degradasi polutan.
e. Aplikasi Dalam Bidang Pertanian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelapisan urea dengan asam humat yang
berasal dari Gambut Kalimantan sebesar 1% menghasilkan pupuk urea yang lebih
tidak mudah larut daripada yang dilapisi asam humat dari Rawa Pening. Dengan
pelepasan N yang lebih lambat diharapkan keberadaan N di dalam tanah lebih
awet dan pemupukan menjadi lebih efisien.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Senyawa kompleks adalah senyawa yang mengandung kation logam pusat
yang berikatan dengan satu atau lebih ion atau molekul (ligan). Senyawa
kompleks terbentuk dari ion logam dan ligan. Pada umumnya ion logam yang
digunakan adalah: ion logam transisi golongan 3-11 dengan konfigurasi elektron
[gas mulia] nd1-9, sedang ligan yang terkoordinasi adalah basa Lewis.
Ligan merupakan basa Lewis yang memiliki pasangan elektron bebas (lone
pair electron), misalnya ligan NH3, H2O dan Cl-atau memiliki pasangan elektron,
misalnya ligan C2H2 (asetilena), C2H4 (etilena) dan C6H6 (benzena).Suatu ligan
dapat memiliki elektron yang tidak berpasangan di samping pasangan
elektron misalnya ligan C5H5 (siklopentadienil), C3H5 (alil) dan NO (nitrosil).
DAFTAR PUSTAKA