Anda di halaman 1dari 42

1

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.“M” DENGAN PERSALINAN NORMAL

DI RUANG BERSALIN POSKESDES DASAN AGUNG

TANGGAL 14 MARET 2017

Hari/Tanggal Pengkajian : Selasa, 14 Maret 2017

Waktu Pengkajian : 06.30 WITA

Tempat Pengkajian : Ruang Bersalin-Poskesdes Dasan Agung

A. INTRA NATAL CARE (INC)

KALA I
I. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas/Biodata
Nama Klien : Ny. “M” Nama Suami :Tn. “S”
Umur : 22 tahun Umur : 30 tahun
Suku/Bangsa : Sasak Suku/Bangsa : Sasak
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Honorer Pekerjaan : Guru
No Hp : 081936757XXX No Hp : 081936757XXX
Alamat lengkap : Jl.Gunung Pengsong RT.02-Pejeruk Barat.
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil 9 bulan lebih, tidak pernah mengalami keguguran
mengeluh sakit pinggang menjalar ke perut bagian bawah mau melahirkan, Ibu
masih merasakan gerakan janin.
3. Riwayat perjalanan penyakit
Ibu datang ke polindes pada tanggal 13 Maret 2017, pukul 23.30 wita, dengan
keluhan merasakan sakit pinggang menjalar ke perut bagian bawah sejak

56
2

tanggal 13 Maret 2017, pukul 23.00 wita, kemudian dilakukan pemeriksaan,


hasil pemeriksaan yaitu tidak ada pengeluaran lendir bercampur darah, air
ketuban, dan pembukaan, serta gerakan janin masih diarasakan aktif sampai
sekarang, lalu ibu disuruh pulang.
Pada tanggal 14 Maret 2017, pukul 06.30 wita, ibu datang ke polindes lagi
dengan keluhan merasakan sakit pinggang menjalar ke perut bagian bawah dan
terdapat pengeluaran lendir bercampur darah sejak tanggal 14 Maret 2017,
pukul 06.25 wita, belum ada pengeluaran air ketuban, gerakan janin masih
dirasakan aktif sampai sekarang.
4. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 13 tahun

b. Siklus : 28 hari

c. Lama : 6-7 hari

d. Jumlah : 2-3 kali ganti pembalut perhari

e. Flour albus : Tidak ada

f. Kelainan : Tidak ada

5. Riwayat Kehamilan sekarang

a. Hamil ke : 1 (Satu)

b. HPHT : 05-06-2016

c. Umur Kehamilan : > 9 bulan

d. Pergerakan fetus dalam 12 jam terakhir : > 10 kali

e. Masalah yang dirasakan selama kehamilan.

Trimester I : Pusing, mual, muntah

Trimester II : Pusing

Trimester III : Pusing dan nyeri pinggang


3

f. Imunisasi TT : Imunisasi TT 2 kali

1) Imunisasi TT 1 tanggal 15-08-2016

2) Imunisasi TT 2 tanggal 15-09-2016

g. Jumlah kunjungan.

4 kali di Posyandu dan 6 kali di Puskesmas Dasan Agung, 1 kali di


Puskesmas Ampenan, dan 1 kali kunjungan rumah.

h. Suplementasi : ± 90 tablet Fe (Obimin dan Sangobion)

i. Riwayat KB yang lalu : Tidak ada

Rencana Kontrasepsi : Kontrasepsi alamiah

6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

Riwayat
Tempat Penolong Jenis BBL
penyulit
Hamil ke UK persalina persalina persalina Ket
BB J Umur
n n n H P N
(gram) K (thn)
1 Ini

7. Riwayat penyakit yang pernah/sedang diderita


a. Penyakit kardiovaskular : Tidak ada
b. Penyakit Hipertensi : Tidak ada
c. Penyakit DM : Tidak ada
d. Penyakit Hepatitis : Tidak ada
e. Penyakit Ginjal : Tidak ada
f. Penyakit HIV/AIDS : Tidak ada
g. Penyakit kelamin : Tidak ada
h. Penyakit Malaria : Tidak ada
i. Penyakit Campak : Tidak ada
j. Penyakit TBC : Tidak ada
k. Anemia berat : Tidak ada
l. Penyakit asma : Tidak ada
m. Gangguan mental : Tidak ada
4

n. Lain-lain : Tidak ada


8. Riwayat Kembar : Tidak ada
9. Kebutuhan Biologis
a. Nutrisi
1) Makan
a) Makan terakhir : Tanggal 13-03-2017, pukul 23.30 wita
b) Komposisi : Nasi, telur, sayur
c) Porsi : ± 1 piring
d) Pantangan : Tidak ada
e) Masalah : Tidak ada
2) Minum
a) Minum terakhir :Tanggal 13-03-2017, pukul 23.40 wita
b) Jenis : Air putih
c) Banyaknya : 1 gelas
d) Masalah : Tidak ada
b. Eliminasi
1) BAK
a) BAK terakhir : Tanggal 14-03-2017, pukul 06.00 wita
b) Konsistensi : Cair
c) Warna : Kuning jernih
d) Masalah : Tidak ada
2) BAB
a) BAB terakhir : Tanggal 13-03-2017, pukul 08.00 wita
b) Konsistensi : Padat-Lunak
c) Warna : Kuning kecoklatan
d) Masalah : Tidak ada
c. Istirahat
1) Istirahat terakhir : Tanggal 13-03-2017, pukul 20.00 wita
2) Lama : ± 2 jam
3) Masalah : Sakit pinggang menjalar ke perut bagian
bawah
10. Riwayat Psikososial
a. Status perkawinan :Menikah sah, ♂ 1 kali, ♀ 1 kali
b. Lama perkawinan :± 1 tahun 2 bulan
c. Pengambilan keputusan :Ibu dan suami berdiskusi
d. Dukungan keluarga :Ada, ibu tidak terlalu disuruh mengerjakan
pekerjaan berat, hanya menyapu, memasak, mencuci baju sedikit-sedikit.

e. Respon ibu :Senang dengan kehamilan pertamanya

f. Kekhawatiran :Tidak ada


g. Beban kerja :Pekerjaan rumah tangga seperti menyapu,
memasak, mencuci baju sedikit-sedikit.
h. Kekhawatiran khusus dalam persalinan :Tidak ada
i. Persiapan persalinan
5

1) Transportasi :Motor pribadi atau taxi


2) Pendamping persalinan :Suami dan keluarga
3) Alat-alat dan pakaian ibu beserta bayi:Sudah disiapkan dalam
satu tas
4) Donor darah :Belum ada

II. DATA OBYEKTIF (O)


1. Pemeriksaan umum :
a. Keadaan umum ibu : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Emosi : Stabil
d. HTP : 12-03-2107
e. Umur kehamilan: 40-41 minggu
f. TB : 149 cm
g. BB sebelum hamil : 50 kg
h. BB data terakhir (Buku KIA) : 66,4 kg
2
i. IMT : 22,52 kg/m
j. Lila : 27 cm
k. Tanda-tanda vital :
1) Tekanan darah : 100/70 mmHg
2) Nadi : 80 x/menit
3) Respirasi : 20 x/menit
4) Suhu : 36,7C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Inspeksi :
Distribusi rambut merata, kulit kepala bersih, tidak ada lesi dan tidak ada
benjolan.
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan
b. Muka
Inspeksi :
Simetris, wajah tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum
Palpasi :
Tidak ada edema pada frontalis, zigomatikum dan mandibula
c. Mata
Inspeksi :
Konjungtiva tidak pucat dan sclera tidak kuning

d. Mulut dan Gigi


Inspeksi :
Bibir lembab, tidak pucat, warna kemerahan, gigi bersih, tidak caries, dan
tidak ada gigi yang berlubang
e. Leher
Inspeksi :
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe dan tidak ada bendungan
vena jugularis.
6

Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan
f. Payudara
Inspeksi :
Simetris, putting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi areola, tidak ada
benjolan, tidak ada retraksi atau dimpling
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan, ada pengeluaran kolostrum, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe pada aksila
g. Abdomen
Inspeksi :
Tidak ada bekas luka operasi, linea nigra
Palpasi Leopold
Leopold I :TFU ½ pusat-prosesus xipoideus (32 cm), teraba
bundar, lunak, tidak melenting (bokong berada di fundus
uteri).
Leopold II :Bagian kiri ibu teraba keras, panjang, datar seperti papan
ada tahanan, bagian kanan ibu teraba bagian kecil janin
(punggung janin berada di sebelah kiri ibu).
Leopold III :Teraba bulat, kecil, keras, melenting (kepala berada di
bagian terendah ibu), dan kepala sudah masuk PAP.
Leopold IV :Divergen, kepala masuk PAP 3/5 bagian.
Auskultasi :DJJ (+), irama : 11-11-11 secara teratur, Frekuensi
132 kali/menit
TBBJ :(32-11) x 155 gram = 3.255 gram.
HIS : 3x40 detik, Intensitas kuat.
h. Ektremitas atas dan bawah
1) Ekstremitas atas
Inspeksi :
Simetris, Kuku tidak pucat
Palpasi :
Tidak ada oedema pada meta karpal dan tidak ada nyeri pada saat
menggenggam
2) Ekstremitas bawah
Inspeksi :
Simetris, tidak ada kemerahan pada betis, tidak ada varises
Palpasi :
Tidak ada oedema pada tibia dan meta tarsal
i. Pemeriksaan Genetalia Eksterna
1) Vulva dan vagina : tidak ada oedema
2) Pengeluaran pervaginam : blood slym
3) Perineum : tidak ada jaringan parut
4) Anus : tidak ada hemoroid
j. Pemeriksaan Dalam
7

Tanggal 14-03-2017, pukul 06.40 wita


VT Ø 5 cm, eff 50%, ketuban (+), presentasi kepala, denominator UUK di kiri
depan, penurunan kepala di H II, tidak teraba bagian terkecil janin atau tali
pusat.

III. ANALISA
1. Diagnosa
G1P0A0H0 usia kehamilan 40-41 minggu, keadaan umum ibu baik dengan inpartu
kala I fase aktif. Janin tunggal, hidup, intrauterin, presentasi kepala, keadaan
umum janin baik.

2. Masalah
Ketidaknyamanan nyeri
3. Kebutuhan
Memberitahu pada ibu tentang keadaannya dan cara mengatasi
ketidaknyamanannya

IV. PENATALAKSANAAN
Hari/Tanggal : Selasa, 14 Maret 2017
Waktu : 06.45 wita
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan bayi baik. TD
100/70 mmHg.
Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan mengenai ketidaknyamanan nyeri yang dirasakan ibu
adalah hal normal dan sering dialami oleh wanita yang mau melahirkan.
Menjelaskan bahwa sakit pinggang yang menjalar ke perut bagian bawah
disebabkan oleh pengaruh hormone yang berdampak pada pembukaan dan
penipisan muut rahim serta penurunan kepala bangaruh hormone yang
berdampak pada pembukaan dan penipisan muut rahim serta penurunan kepala
bayi. Mengajarkan pada ibu cara mengurangi rasa sakit yang timbul yaitu bisa
menarik nafas dalam-dalam lewat hidung dan menghembuskannya pelan-pelan
lewat mulut. Selain itu, ibu bisa memilih posisi yang nyaman misalnya berbaring
miring ke kiri. Ibu sebaiknya menghindari tidur terlentang karena rahim akan
menekan pembuluh darah yang ada di punggung ibu sehingga bisa
menyebabkan bayi ibu kekurangan oksigen.
Ibu mengerti tentang ketidaknyamanan yang dirasakan
3. Menganjurkan keluarga untuk mendampingi ibu selama proses
persalinan.
Keluarga mendampingi ibu selama proses persalinan
8

4. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi sesuai keinginan ibu seperti


berjongkok, berdiri, berjalan-jalan, posisi miring ke kiri. Menghindari untuk tidur
terlentang yang terlalu lama karena rahim ibu dapat menekan pembuluh darah
yang terhubung ke bayi sehingga dapat mengakibatkan bayi kekurangan
oksigen di dalam rahim. Ibu memilih berbaring miring ke kiri
5. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum. Makan-makanan yang
mudah dicerna dan menyegarkan untuk sumber tenaga ibu saat mengedan,
misalnya roti, biskuit, air putih, air gula, pocari sweat.
Ibu makan roti dan minum air gula di sela-sela kontraksi
6. Menyiapkan lingkungan yang bersih, nyaman, dan menjaga privasi ibu,
partus set, APD, perlengkapan DTT, tempat sampah infeksius dan non
infeksius, larutan klorin, heacting set, obat-obatan, perlengkapan resusitasi,
pakaian ibu dan bayi.
Partus set : 1 buah setengah koche, 1 gunting episiotomy, 1 gunting tali pusat, 2
buah klem Kelly, 3 pasang handscoon, 3 buah kasa, benang tali pusat.
Heacting set : 1 buah nalpuder, 1 buah jarum jahit, 1 buah gunting, 2 buah
pinset anatomis, benang catgut, kasa secukupnya.
Balon penghisap lendir
Obat-obatan : oxytocin 10 IU, betadine, spuit 3 cc.
7. Melakukan observasi kesejahteraan ibu dan bayi.

Lembar Observasi
TTV Pengeluaran
HIS DJJ Keluhan Keterangan
Tgl/ pervaginam
Jam +/
TD N RR S Frek Lama Intens Frek Irama
-
14 100/ 80 20 36, 3x 40’’ Sedan + 132 11-11- Lendir Ibu VT Ø 5 cm, eff
maret 70 7 g 11 bercampur mengeluh 50%, ketuban
2017, darah nyeri (+), presentasi
pukul pinggang kepala,
06.40 menjalar ke denominator
wita perut UUK di kiri
bagian depan,
bawah penurunan
kepala di H II,
tidak teraba
bagian terkecil
9

janin atau tali


pusat.
14 80 20 3x 40” Sedan + 132 11-11- Lendir Ibu
maret g 11 bercampur mengeluh
2017, darah nyeri
pukul pinggang
07.10 menjalar ke
wita perut
bagian
bawah
14 80 22 3x 40” Sedan + 136 11-12- Lendir Ibu
maret g 11 bercampur mengeluh
2017, darah nyeri
pukul pinggang
07.40 menjalar ke
wita perut
bagian
bawah

14 82 20 3x 40” Sedan + 136 11-12- Lendir Ibu


maret g 11 bercampur mengeluh
2017, darah nyeri
pukul pinggang
08.10 menjalar ke
wita perut
bagian
bawah
14 82 20 36, 4x 45” Kuat + 136 11-11- Lendir Ibu
maret 6 12 bercampur mengeluh
2017, darah nyeri
pukul pinggang
08.40 menjalar ke
wita perut
bagian
bawah
semakin
10

kuat

14 80 20 4x 45” Kuat + 140 12-11- Lendir Ibu


maret 12 bercampur mengeluh
2017, darah nyeri
pukul pinggang
09.10 menjalar ke
wita perut
bagian
bawah
semakin
kuat
14 78 20 4x 45” Kuat + 140 11-12- Lendir Ibu
maret 12 bercampur mengeluh
2017, darah nyeri
pukul pinggang
09.40 menjalar ke
wita perut
bagian
bawah
semakin
kuat
14 78 20 4x 45” Kuat + 140 12-11- Lendir Ibu
maret 12 bercampur mengeluh
2017, darah nyeri
pukul pinggang
10.10 menjalar ke
wita perut
bagian
bawah
semakin
kuat
14 110/ 80 20 36, 4x 45” Kuat + 140 11-12- Air ketuban Ibu VT Ø 10 cm, eff
maret 70 7 12 pecah mengeluh 100%, ketuban
2017, spontan nyeri (-), presentasi
pukul berwarna pinggang kepala,
10.30 jernih menjalar ke denominator
wita perut UUK di depan,
11

bagian penurunan
bawah kepala di H III+,
semakin tidak teraba
kuat dan bagian terkecil
ingin BAB janin atau tali
pusat.

KALA II
Tanggal : 14 Maret 2017
Waktu : 10.30 WITA
Tempat : Ruang Bersalin-Poskesdes Dasan Agung

I. DATA SUBYEKTIF (S)


1. Ibu mengatakan sudah tidak kuat lagi dengan rasa sakit yang makin
sering dan tambah kuat.
2. Ibu mengatakan ingin mengedan dan BAB
II. DATA OBYEKTIF (O)
1. Keadaan umum : baik
2. Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,7˚C
3. Pengeluaran lendir bercampur darah semakin banyak, air ketuban
berwarna jernih, adanya dorongan untuk meneran, tekanan pada anus,
perineum menonjol dan vulva membuka.
4. His 4 kali dalam 10 menit, lamanya 45 detik dan intensitasnya kuat.
5. DJJ (+), irama teratur 11-12-12, frekuensi 140x/menit.
6. VT Ø 10 cm, eff 100%, ketuban (-), presentasi kepala, denominator UUK
di depan, penurunan kepala di H III+, tidak teraba bagian terkecil janin atau
tali pusat.
III. ANALISA
1. Diagnosa : Kala II
2. Masalah : Tidak ada
3. Kebutuhan : Tidak ada

IV. PENATALAKSANAAN
Hari/Tanggal : Selasa, 14 Maret 2017
Waktu : 10.40 wita
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaannya dan janinnya
baik.
12

Ibu mengetahui keadaannya


2. Memberikan dukungan moril dan menjelaskan kepada suami dan
keluarga untuk memberi dukungan kepada ibu.
Keluarga tetap mendukung dan mendampingi ibu selama proses persalinan
3. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan mengajari cara
mengedan yang benar, yaitu dagu ibu menempel ke dada, mata membuka dan
melihat perut, gigi dirapatkan, mulut terbuka, tangan diselipkan ke dalam kedua
paha sampai batas siku, kemudian menarik nafas dangkal dan perlahan-lahan,
menganjurkan ibu untuk melakukan hal tersebut pada saat kontraksi kuat.
Ibu mengerti penjelesan yang diberikan dan sudah mengedan dengan benar
4. Memastikan kembali kandung kemih. Kandung kemih kosong
5. Menganjurkan ibu untuk minum minuman yang menyegarkan dan manis
seperti air gula dan pocari sweat untuk menambah tenaga ibu. Berikan minum
disela-sela kontraksi.
Ibu sudah minum air gula dan pocari sweat di sela-sela kontraksi.
6. Menolong persalinan sesuai APN :
a. Mengenali tanda dan gejala kala II yaitu dorongan meneran, tekanan
anus, perineum menonjol dan vulva membuka. Lalu menyiapkan segala
perlengkapan yang dibutuhkan, masukkan spuit ke bak instrumen dan
patahkan ampul oksitosin.
b. Menggunakan celemek dan menggunakan sarung tangan kemudian
sedot oksitosin. Memberitahu ibu bahwa pembukaan jalan lahirnya sudah
lengkap dan sebentar lagi bayinya akan lahir, kemudian mendekontaminasi
sarung tangan dan memeriksa DJJ (+) 13-12-12, frekuensi 148x/menit.
c. Menyiapkan diri ibu untuk meneran apabila terjadi kontraksi,
memberikan saran pada ibu untuk istirahat saat kontraksi hilang sambil ibu
diminta untuk makan dan minum.
d. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran
(pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia
merasa nyaman).
e. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran.
f. Melakukan episiotomi mediolateral saat ada kontraksi yang kuat.
g. Saat kepala bayi nampak pada vulva dengan diameter 5-6 cm, penolong
meletakkan handuk diatas perut ibu dan kain yang dilipat 1/3nya ditaruh
dibawah bokong ibu, membuka partus set lalu penolong memakai sarung
tangan.
13

h. Saat sub occiput bregmatika di bawah simfisis, tangan kanan menahan


perineum dengan kain dibawah bokong ibu. Sedangkan tangan kiri
menahan puncak kepala bayi untuk mencegah defleksi yang terlalu cepat
serta membantu lahirnya kepala. Kemudian lahirlah berturut-turut UUB,
dahi, mata, hidung, mulut, dagu secara keseluruhan.
i. Kemudian penolong memeriksa apakah ada lilitan tali pusat dan ternyata
tidak ada lilitan tali pusat
j. Setelah itu penolong menunggu kepala bayi melakukan putar paksi luar
secara spontan, menurut arah punggungnya, yaitu punggung kiri.
Kemudian tangan penolong berada dalam posisi biparietal. Lalu dengan
lembut menggerakkan kepala kearah bawah hingga bahu depan muncul di
bawah arkus dan kemudian penolong menggerakkan kepala bayi keatas
untuk melahirkan bahu belakang.
k. Setelah kedua bahu lahir, penolong menggeser tangan bawah kearah
perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah.
l. Penolong menggunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang
lengan dan siku sebelah atas.
m. Setelah tubuh dan lengan lahir, penolong menelusuri tangan atas
berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Lalu memegang kedua
mata kaki dengan cara memasukkan telunjuk diantara kaki dan memegang
masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya.
n. Kemudian bayi lahir spontan dengan letak belakang kepala, hidup, jenis
kelamin laki-laki. Kemudian penolong melakukan penilaian sepintas : bayi
menangis kuat dan bernapas tanpa kesulitan, warna kulit kemerahan,
ekstremitas biru dan gerakan sedikit flexi, A-S 1 menit pertama 7.
o. Penolong kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu dan
mengeringkannya untuk mencegah kehilangan panas, mengganti handuk
basah dengan kain kering dan membungkus bayi kecuali bagian perut.

Tanggal 14 Maret 2017, pukul 10.51 wita


a. Bayi lahir spontan, letak belakang kepala, langsung menangis, Jenis
kelamin Laki-laki, Apgar score I : 7
b. TFU sepusat, CUT baik

Tabel Penilaian keadaan bayi dengan APGAR SCORE


14

No. Aspek yang dinilai 1 menit pertama Nilai

1. Appearance (Penampilan) Badan merah, ekstremitas 1


biru
2. Pulse (Denyut Jantung) DJ ≥ 100 x/mnt 2
3. Grimace (Reaksi terhadap Menyeringai 1
rangsangan)
4. Activity (Tonus Otot) Sedikit flexi 1
5. Respiration (Pernafasan) Menangis kuat 2

Jumlah 7

KALA III
Tanggal : 14 Maret 2017
Waktu : 10.52 WITA
Tempat : Ruang Bersalin-Poskesdes Dasan Agung

I. DATA SUBYEKTIF
Ibu mengatakan perutnya masih mules.
II. DATA OBYEKTIF
1. Plasenta belum lahir
2. TFU sepusat
3. CUT baik
4. Terlihat tali pusat di vulva
5. Kandung kemih kosong
III. ANALISA
1. Diagnosa : Kala III
2. Masalah : Tidak ada
3. Kebutuhan : Tidak ada
IV. PENATALAKSANAAN
Hari/Tanggal : Selasa, 14 Maret 2017
Waktu : 10.40 wita
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaannya baik.
Ibu mengetahui keadaannya.
15

2. Memastikan tidak adanya bayi kedua dengan meraba fundus uteri. Tidak
ada bayi kedua
3. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin 10 IU untuk
mempercepat pengeluaran plasenta dan mencegah perdarahan. Kemudian,
menyuntikkan oksitosin 10 IU segera setelah lahir plasenta di 1/3 paha kiri atas
bagian luar. Oksitosin 10 IU sudah disuntikkan di paha kiri atas bagian luar
4. Mengklem tali pusat 2-3 cm dari umbilikus bayi dan klem kedua 2 cm
dari klem pertama. Setelah itu, potong tali pusat diantara kedua klem dengan
tetap melindungi perut bayi agar tidak terkena gunting. Selanjutnya, mengikat
tali pusat dengan kuat. Tali pusat sudah diikat dengan kuat
5. Membiarkan bayi di atas perut ibu untuk kontak kulit (IMD)
6. Menyelimuti bayi dengan kain hangat dan memasangkan topi bayi.
7. Memindahkan klem hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
8. Meletakkan satu tangan pada tepi atas simfisis untuk mendeteksi
kontraksi, sedangkan tangan lain menegangkan tali pusat.
9. Melakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara menegangkan
tali pusat dengan tangan kanan dan tangan kiri menekan tepi atas simfisis
untuk mengetahui pelepasan plasenta.
10. Setelah ada tanda-tanda pelepasan plasenta, yaitu tali pusat semakin
memanjang setelah dilakukan penegangan tali pusat, adanya semburan
darah, perut ibu membundar (globular). Tangan kiri menekan uterus secara
lembut ke arah dorso kranial. Plasenta dikeluarkan ke arah bawah dan
selanjutnya ke atas sesuai dengan kurva jalan lahir.
11. Setelah plasenta lahir, kedua tangan menerima plasenta, kemudian
melakukan gerakan memutar searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput
ketubannya.
12. Masase fundus uteri selama ± 15 detik dengan cara tangan kiri berada di
fundus dengan gerakan memutar.
13. Memeriksa kelengkapan plasenta.
(Tanggal 14 Maret 2017, pukul 10.58 wita : Plasenta lahir spontan secara
schultze, plasenta lengkap baik kotiledon maupun selaput korion dan amnion.
Berat plasenta ±500 gram, panjang tali pusat ±50 cm)
14. Memeriksa robekan jalan lahir dan terdapat robekan jalan lahir derajat II
pada perineum.
15. Mengobservasi keadaan umum ibu, perdarahan, dan kontraksi uterus.
Keadaan umum baik, TFU 2 jari di bawah pusat, CUT baik, kandung kemih
kosong, jumlah perdarahan ± 200 cc, ada robekan perineum derajat II
16

dikarenakan episiotomi, yaitu pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit


dan otot perineum.

Tabel Penilaian keadaan bayi dengan APGAR SCORE


No 1 menit Nila Nila
Aspek yang dinilai 5 menit kedua
. pertama i i
1. Appearance (Penampilan) Badan merah, 1 Seluruh tubuh 2
ekstremitas biru merah
2. Pulse (Denyut Jantung) DJ ≥ 100 x/mnt 2 DJ ≥ 100 x/mnt 2
3. Grimace (Reaksi terhadap Menyeringai 1 Bergerak aktif 2
rangsangan)
4. Activity (Tonus Otot) Sedikit flexi 1 Sedikit flexi 1
5. Respiration (Pernafasan) Menangis kuat 2 Menangis kuat 2

Jumlah 7 9

KALA IV
Tanggal : 14 Maret 2017
Waktu : 11.05 WITA
Tempat : Ruang Bersalin-Poskesdes Dasan Agung
I. DATA SUBYEKTIF
Ibu mengatakan perutnya masih mules
II. DATA OBYEKTIF
1. Plasenta sudah lahir
2. Keadaan umum ibu baik
3. TD : 130/70 mmHg, N : 80x/menit, S : 37˚C, R : 20x/menit
4. TFU 2 jari di bawah pusat, CUT baik.
5. Kandung kemih kosong
6. Jumlah perdarahan ± 200 cc
7. Ada robekan perineum derajat II dikarenakan episiotomi, yaitu pada
mukosa vagina, komisura posterior, kulit dan otot perineum.
III. ANALISA
17

1. Diagnosa : Kala IV
2. Masalah : Ketidaknyamanan karena perutnya mules.
3. Kebutuhan : Informasi tentang ketidaknyamanan yang ibu rasakan.
IV. PENATALAKSANAAN
Hari/Tanggal : Selasa, 14 Maret 2017
Waktu : 11.00 wita
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaanya baik,
kontraksi rahim baik dan badan ibu tidak terasa panas.
Ibu telah mengetahui keadaannya
2. Menjelaskan pada ibu bahwa ketidaknyamanan yang dirasakan ibu saat
ini akibat perutnya yang mules adalah sesuatu yang normal. Hal ini disebabkan
karena otot rahim ibu yang sedang berkontraksi untuk proses pemulihan ke
keadaan sebelum hamil serta mencegah terjadinya perdarahan.
Ibu mengerti tentang ketidaknyamanan yang dialaminya
3. Melakukan penjahitan perineum dengan teknik jelujur pada robekan di
daerah mukosa vagina, dan dengan teknik subcuticular pada perineum.
Memberitahu cara perawatan luka jahitan yaitu tidak boleh di cuci
menggunakan air hangat cukup di cuci atau di bersihkan dengan air biasa.
Ibu mengerti yang dijelaskan oleh bidan dan akan melakukannya.
4. Melakukan pemantauan kala IV, meliputi tanda-tanda vital, kontraksi
rahim, tinggi fundus uteri, kandung kemih, serta perdarahan.
5. Mengajarkan pada ibu cara masase yang baik, yaitu menggosok fundus
uteri secara sirkuler dengan menggunakan 4 jari palmar ibu agar kontraksi baik
dan tidak terjadi perdarahan. Ibu sudah bisa melakukan masase fundus uteri
6. Membersihkan ibu, melakukan vulva hygiene, membersihkan badan ibu,
tempat bersalin dari bekas darah dan memasangkan ibu softex, menggunakan
kain yang bersih untuk memberi kenyamanan pada ibu serta mengucapkan
selamat atas kelahiran bayinya.
7. Merendam sarung tangan dalam larutan klorin. Cuci tangan dengan
sabun dan air mengalir.
8. Setelah satu jam IMD melakukan pemeriksaan pada bayi. Pakai sarung
tangan bersih untuk melakukan pemeriksaan antropometri bayi. Hasil
pemeriksaan yaitu bayi dengan BB = 3.350 gram, PB = 50 cm, LIKA = 33 cm,
LIDA = 34 cm, LILA = 11,5 cm, A-S: 7-9, Anus (+), Kelainan (-).
9. Memberikan salep mata profilaksis, vitamin K1 mg di paha kiri bawah
lateral pada satu jam pertama, melakukan pemeriksaan fisik. Bayi sudah
diberikan salep mata dan vitamin K1.
10. Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam
larutan klorin. Mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir.
18

11. Melakukan perawatan payudara pada ibu ketika IMD sudah selesai.
12. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang banyak, serta istirahat
yang cukup.
13. Memberikan ibu terapi Amoxicillin 500 mg 3x1 tablet/hari, Paracetamol
500 mg 3X1 tablet/hari, Tablet Fe 1x1, Vitamin A 1x1/hari (2 kapsul), Asam
mefenamat 500 mg 3x1/hari.
14. Memberikan ibu penyuluhan :
a. Mempertahankan kehangatan bayinya dengan cara :
1) Membungkus bayi dengan kain yang kering, bersih dan hangat.
2) Hindari memandikan bayi sebelum 6 jam setelah lahir.
3) Tidak membiarkan bayi di tempat yang terlalu dingin atau terlalu
panas, agar kondisi tubuh bayi tetap stabil.
4) Mengganti popok bayi bila basah.
b. Menganjurkan ibu agar tetap memberikan ASI eksklusif pada bayi tanpa
memberikan makanan apapun selain ASI.
c. Menjelaskan pada ibu perlunya melakukan gerakan-gerakan kecil
(mobilisasi dini) setelah melahirkan dimulai dari bangun tidur, turun dari
tempat tidur, berdiri dan berjalan bila ibu merasa tidak kuat, maka istirahat.
Ibu mengerti dan memahami tentang penjelasan bidan dan akan melakukan
anjuran bidan.
15. Memantau tekanan darah, nadi, suhu, TFU , kontraksi uterus, kandung
kemih serta perdarahan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30
menit pada 1 jam kedua.

Tabel Pemantauan 2 jam PP


Jam Kandun Jumlah
Waktu TD N S TFU CUT
ke- g kemih perdarahan
I 2 jari bwh
11.25 130/70 80 37,3 Baik Kosong
pst
2 jari bwh
11.40 130/70 82 Baik Kosong
pst
11.55 120/70 82 2 jari bwh Baik Kosong
pst
19

2 jari bwh
12.10 120/70 80 Baik Kosong ± 50 cc
pst
3 jari bwh
12.40 120/70 80 36,8 Baik Kosong
pst
II
3 jari bwh
13.10 120/70 80 Baik Kosong ± 30 cc
pst

Tanggal 14 Maret 2017, pukul 13.10 wita


a. Keadaan umum ibu baik, TD 120/70 mmHg, N : 80x/menit, S : 36,8˚C,
RR : 20 x/menit.
b. TFU 3 jari di bawah pusat, CUT baik, kandung kemih kosong,
perdarahan ± 80 cc.
c. Pembalut diganti dengan yang baru dan ibu telah dipasangkan sabuk.

C. KUNJUNGAN NIFAS I

Hari/Tanggal Pengkajian : Rabu, 15 Maret 2017

Waktu Pengkajian : 08.00 WITA

Tempat Pengkajian : Poskesdes Dasan Agung

I. DATA SUBYEKTIF
1. Ibu merasakan nyeri pada luka jahitan.
2. Ibu merasa bahagia dengan kelahiran bayinya dan sudah menyusui
bayinya.
3. Ibu mengatakan kondisi tubuhnya sudah membaik.
20

4. Terdapat pengeluaran darah yang tidak terlalu banyak.


5. Ibu mengatakan sudah BAK dan belum BAB.
II. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum.
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Emosi : Stabil
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 80x/menit
c. Suhu : 36,8 ºC
d. Respirasi : 20 x/menit.
3. Pemeriksaan fisik
a. Wajah
Tidak pucat, tidak ada oedema.
b. Mata
Konjungitiva anemis (-), sklera ikterus (-).
c. Payudara
Simetris, putting susu bersih (+/+), putting susu menonjol (+/-),
pembengkakan (-/-), lecet (-/-), pengeluaran kolostrum (+/+).
d. Abdomen
TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong

e. Genetalia
Tidak ada oedema, perdarahan normal ± 15 cc, lochea rubra, bau khas
lokhea, terdapat luka jahitan yang masih basah dan bersih serta tidak ada
tanda-tanda infeksi.
f. Ekstremitas atas
Kuku tidak pucat, tidak ada oedema.
g. Ekstremitas bawah
Kuku tidak pucat, tidak ada varises, tidak ada nyeri pada betis, tidak ada
kemerahan pada betis, tidak ada oedema

III. ANALISA
1.
Diagnosa : P1A0H1 post partum normal hari kedua.
2.
Masalah : Tidak ada
3.
Kebutuhan : Tidak ada
IV. PENATALAKSANAAN
Hari/Tanggal : Rabu, 15 Maret 2017
Waktu : 08.05 wita
1. Memberikan penjelasan pada ibu dan keluarga tentang keadaan dan
hasil pemeriksaan yang didapatkan bahwa keadaan umum ibu sudah baik,
tekanan darahnya normal, jumlah perdarahan yang keluar normal, dan rahim
ibu berkontraksi baik sehingga ibu merasa perutnya mules.
21

Ibu mengerti tentang keadaan dirinya.


2. Menjelaskan pada ibu untuk banyak mengkonsumsi makanan yang
bergizi, terutama protein seperti ikan laut, telur, serta sayuran hijau. Agar
pertumbuhan bayi menjadi maksimal, dan kesehatan ibu cepat pulih. Selain
makanan pedas dan bersantan, tidak ada lagi makanan pantangan bagi ibu.
Menjelaskan pada ibu juga untuk tetap minum air ± 8 gelas sehari.
Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan bersedia melakukan anjuran
yang diberikan.
3. Mengingatkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya selama
6 bulan tanpa diberikan makanan tambahan apapun. (SAP terlampir)
Ibu mengerti penjelasan yang diberikan.

4. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya ibu nifas (SAP


terlampir)
Ibu mengerti penjelasan yang diberikan.
5. Menjelaskan pada ibu cara menyusui yang baik dan benar untuk
menghindari terjadinya masalah pada payudara ibu seperti puting susu lecet
(SAP terlampir)
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
6. Menjadwalkan ibu untuk kunjungan ulang di rumah ibu 3 hari lagi yaitu
pada tanggal 18 Maret 2017.
Ibu bersedia untuk kunjungan selanjutnya pada tanggal 18 Maret 2017.

D. KUNJUNGAN NEONATAL I
Hari/Tanggal Pengkajian : Rabu, 15 Maret 2017

Waktu Pengkajian : 08.00 WITA

Tempat Pengkajian : Poskesdes Dasan Agung

I. DATA SUBYEKTIF
1. Ibu mengatakan bayinya menyusu pada ibunya dengan kuat (minum
ASI banyak), reflek menghisap baik, gerakan aktif, tidak mengalami gangguan
pernapasan, bayi tidak kekuningan.
2. Ibu mengatakan bayinya sudah BAB dan BAK
3. Ibu mengatakan tali pusat bayinya tidak berdarah
II. DATA OBYEKTIF
1. Keadaan umum bayi baik
2. Berat badan bayi : 3.350 gram
3. Tanda-tanda vital
22

Suhu : 36.5 oC
Laju jantung : 142x/menit
Pernafasan : 46x/menit
4. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah
Tidak pucat, dan tidak sianosis.
b. Mata
Sklera tidak icterus, konjungtiva tidak anemis.

c. Telinga
Tidak ada pengeluaran secret dan tidak ada tanda infeksi.
d. Hidung
Tidak ada nafas cuping hidung, tidak ada pengeluaran secret pada hidung.
e. Mulut
Tidak ada oral trush, tidak ada pengeluaran liur berlebihan.
f. Dada
Tidak ada tarikan dinding dada, bunyi jantung dan bunyi nafas normal.
g. Abdomen
Tali pusat belum kering dan terawat serta tidak ada tanda-tanda infeksi.
h. Genetalia
Bayi sudah BAK dan BAB, tidak didapatkan tanda-tanda infeksi seperti
pembengkakan pada genetalia.
III. ANALISA
1. Diagnosa : Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan umur 1
hari.
2. Masalah : Tidak ada
3. Kebutuhan : Tidak ada
IV. PENATALAKSANAAN
Hari/Tanggal : Rabu, 15 Maret 2017
Waktu : 08.05 wita
1. Memberitahukan kepada ibu bahwa bayinya dalam keadaan sehat dan
berat badan bayi tetap yaitu 3.550 gram.
Ibu mengerti tentang keadaan bayinya.
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa berat badan bayi pada 10 hari pertama
akan turun, tetapi setelah hari ke sepuluh minimal kenaikan berat badan bayi
yaitu 1 kg setiap bulannya, ibu harus menjaga kondisi bayi agar berat
badannya tidak turun. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan.
3. Memberitahukan kepada ibu untuk tetap dan sering menyusui bayinya
(ASI ekslusif) selama 6 bulan tanpa memberikan makanan pendamping
lainnya.
Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
4. Memberitahukan ibu dan keluarga untuk segera menggantikan
popok/kain bila basah untuk menghindari terjadinya kehilangan panas pada
23

bayi dan mencegah iritasi pada kulit bayi. Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya.
5. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga untuk selalu menutupi kepala
bayi dengan topi jika bayi dibawa keluar rumah karena mekanisme kehilangan
panas paling banyak hilang melalui kepala.
Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
6. Mengingatkan kembali kepada ibu mengenai tanda-tanda bahaya pada
bayi yaitu pemberian ASI sulit, sulit menghisap atau hisapan lemah. Kesulitan
bernapas yaitu bernapas cepat. Bayi terus menerus tidur tanpa bangun untuk
menyusui Warna kulit kebiruan atau bayi sangat kuning. Tangis atau perilaku
bayi tidak biasa, muntah terus menerus, suhu badan panas atau terlalu dingin.
Apabila ditemui adanya salah satu tanda bahaya diatas segera bawa bayi ke
petugas kesehatan/fasilitas kesehatan terdekat.
Ibu mengerti apa yang harus dilakukan apabila menemukan salah satu tanda
bahaya tersebut (dibawa ke petugas kesehatan/fasilitas kesehatan terdekat).
7. Menjadwalkan kunjungan ulang 3 hari lagi yaitu pada tanggal 18 Maret
2017 di rumah ibu.
Ibu bersedia untuk kunjungan selanjutnya.

E. KUNJUNGAN NIFAS II

Hari/Tanggal Pengkajian : Minggu, 19 Maret 2017

Waktu Pengkajian : 09.00 WITA

Tempat Pengkajian : Rumah Ny.”M” (Jl.Gunung Pengsong RT.02-Pejeruk


Barat)

I. DATA SUBYEKTIF
1. Ibu mengatakan kondisi tubuhnya sudah membaik.
2. Ibu sudah tidak merasakan nyeri pada luka jahitan.
3. Ibu mengatakan sudah bisa beraktivitas seperti biasa.
4. Ibu mengatakan tidak mengalami tanda-tanda bahaya masa nifas sejak
pemeriksaan terakhir (Rabu, 15 Maret 2017)
5. Ibu mengatakan sudah BAK dan BAB
6. Ibu mengatakan mengganti pembalut
7. Ibu mengatakan ada pengeluaran darah berwarna coklat yang tidak
terlalu banyak.
24

8. Ibu mengatakan tetap memberikan ASI pada bayinya tanpa memberikan


makanan pendamping dan ibu dapat beristirahat dengan cukup.
II. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum.
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Emosi : Stabil
2. Pemeriksaan Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 84x/menit
c. Suhu : 36,5ºC
d. Respirasi : 20x/menit.
3. Pemeriksaan fisik
a. Wajah
Tidak pucat, tidak ada oedema.
b. Mata
Konjungitiva anemis (-), sklera ikterus (-).
c. Payudara
Simetris, putting susu bersih (+/+), putting susu menonjol (+/-),
pembengkakan (-/-), lecet (-/-), pengeluaran ASI (+/+).
d. Abdomen
TFU ½ symphisis-pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong
e. Genetalia
Tidak ada oedema, perdarahan normal, perdarahan ± 5 cc, lochea
sanguilenta, bau khas lokhea, terdapat luka jahitan yang masih basah dan
bersih serta tidak ada tanda-tanda infeksi.
f. Ekstremitas atas
Kuku tidak pucat, tidak ada oedema.
g. Ekstremitas bawah
Kuku tidak pucat, tidak ada varises, tidak ada nyeri pada betis, tidak ada
kemerahan pada betis, tidak ada oedema.

III. ANALISA
1. Diagnosa : P1A0H1 post partum normal hari ke 5.
2. Masalah : Tidak ada
3. Kebutuhan : Tidak ada
IV. PENATALAKSANAAN
Hari/Tanggal : Minggu, 19 Maret 2017
Waktu : 09.20 wita
1. Memberikan penjelasan pada ibu dan keluarga tentang keadaan dan
hasil pemeriksaan yang didapatkan bahwa keadaan umum ibu sudah baik,
tekanan darahnya normal, jumlah perdarahan yang keluar normal, dan rahim
ibu berkontraksi baik. Ibu mengerti tentang keadaan dirinya.
25

2. Menjelaskan pada ibu untuk banyak mengkonsumsi makanan yang


bergizi, terutama protein seperti ikan laut, telur, tahu, tempe, buah-buahan serta
sayuran hijau. Agar pertumbuhan bayi menjadi maksimal, dan kesehatan ibu
cepat pulih. Selain makanan pedas dan bersantan, tidak ada lagi makanan
pantangan bagi ibu. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan bersedia
melakukan anjuran yang diberikan.
3. Mengingatkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya selama
6 bulan tanpa diberikan makanan tambahan apapun. (SAP terlampir)
Ibu mengerti penjelasan yang diberikan.
4. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya ibu nifas (SAP
terlampir)
Ibu mengerti penjelasan yang diberikan.
5. Menjelaskan pada ibu cara menyusui yang baik dan benar untuk
menghindari terjadinya masalah pada payudara ibu seperti puting susu lecet
(SAP terlampir)
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
6. Menjadwalkan ibu untuk kunjungan ulang di rumah ibu 2 minggu lagi
yaitu pada tanggal 30 Maret 2017.
Ibu bersedia untuk kunjungan selanjutnya pada tanggal 30 Maret 2017.

F. KUNJUNGAN NEONATAL II
Hari/Tanggal Pengkajian : Minggu, 19 Maret 2017

Waktu Pengkajian : 10.00 WITA

Tempat Pengkajian : Rumah Ny.”M” (Jl.Gunung Pengsong RT.02-Pejeruk


Barat)

I. DATA SUBYEKTIF
1. Ibu mengatakan bayinya menyusu pada ibunya dengan kuat (minum ASI
banyak), reflek menghisap baik, gerakan aktif, tidak mengalami gangguan
pernapasan, bayi tidak kekuningan.
2. Ibu mengatakan bayinya sudah BAB2-3 kali/hari dan
BAK 7-8 kali/hari
26

3. Ibu mengatakan tali pusat bayinya sudah lepas pada


hari ke-4 serta tidak ada tanda-tanda infeksi pada tali pusat
4. Ibu mengatakan bayinya tidak mengalami tanda-tanda
bahaya.
II. DATA OBYEKTIF
1. Keadaan umum bayi : Baik
2. Berat badan bayi : 3.600 gram
3. BB sebelumnya` : 3.350 gram
4. Tanda-tanda vital
Suhu : 36.6 oC
Laju jantung : 122x/menit
Pernafasan : 42x/menit
5. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah
Tidak pucat, dan tidak sianosis.
b. Mata
Sklera tidak icterus, konjungtiva tidak anemis.
c. Telinga
Tidak ada pengeluaran secret dan tidak ada tanda infeksi.
d. Hidung
Tidak ada nafas cuping hidung, tidak ada pengeluaran secret pada hidung.
e. Mulut
Tidak ada oral trush, tidak ada pengeluaran liur berlebihan.

f. Dada
Tidak ada tarikan dinding dada, bunyi jantung dan bunyi nafas normal.
g. Abdomen
Tali pusat sudah putus serta tidak ada tanda-tanda infeksi.
h. Genetalia
Bayi sudah BAK dan BAB, tidak didapatkan tanda-tanda infeksi seperti
pembengkakan pada genetalia.
III. ANALISA
1. Diagnosa : Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan umur 5
hari.
2. Masalah : Tidak ada
3. Kebutuhan : Tidak ada
IV. PENATALAKSANAAN
Hari/Tanggal : Minggu, 19 Maret 2017
Waktu : 10.30 wita
1. Memberitahukan kepada ibu bahwa bayinya dalam keadaan sehat dan
berat badan bayi mengalami kenaikan yaitu 3.600 gram.
Ibu mengerti tentang keadaan bayinya.
2. Memberitahukan kepada ibu untuk tetap dan sering menyusui bayinya
(ASI eksklusif) selama 6 bulan tanpa memberikan makanan pendamping
lainnya.
27

Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.


3. Memberitahukan ibu dan keluarga untuk segera menggantikan
popok/kain bila basah untuk menghindari terjadinya kehilangan panas pada
bayi dan mencegah iritasi pada kulit bayi dan menganjurkan ibu untuk selalu
menutupi kepala bayi dengan topi jika bayi dibawa keluar rumah karena
mekanisme kehilangan panas paling banyak hilang melalui kepala.
Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
4. Mengingatkan kembali kepada ibu mengenai tanda-tanda bahaya pada
bayi yaitu pemberian ASI sulit, sulit menghisap atau hisapan lemah. Kesulitan
bernapas yaitu bernapas cepat. Bayi terus menerus tidur tanpa bangun untuk
menyusui Warna kulit kebiruan atau bayi sangat kuning. Tangis atau perilaku
bayi tidak biasa, muntah terus menerus, suhu badan panas atau terlalu dingin.
Apabila ditemui adanya salah satu tanda bahaya diatas segera bawa bayi ke
petugas kesehatan/fasilitas kesehatan terdekat.
Ibu mengerti apa yang harus dilakukan apabila menemukan salah satu tanda
bahaya tersebut (dibawa ke petugas kesehatan/fasilitas kesehatan terdekat).
5. Mengajarkan ibu untuk memijat bayi dengan langsung melakukan pijatan
kepada bayinya sendiri.
Ibu sudah dapat memijat bayinya dengan baik.
6. Menjadwalkan kunjungan ulang 2 minggu lagi yaitu pada tanggal 30
Maret 2017 di rumah ibu.
Ibu bersedia untuk kunjungan selanjutnya.

G. KUNJUNGAN NIFAS III

Hari/Tanggal Pengkajian : Kamis, 13 April 2017

Waktu Pengkajian : 10.30 WITA

Tempat Pengkajian : Posyandu Pejeruk Barat

I. DATA SUBYEKTIF
1. Ibu mengatakan kondisi tubuhnya baik.
2. Ibu sudah tidak merasakan nyeri pada luka jahitan.
3. Ibu mengatakan sudah bisa beraktivitas seperti biasa.
4. Ibu mengatakan sudah BAK dan BAB
5. Ibu mengatakan ada pengeluaran darah berwarna coklat yang tidak
terlalu banyak.
28

6. Ibu mengatakan payudara kanannya bengkak dan sedikit nyeri selama


11 hari. Sebagian besar kulit payudaranya tampak merah, ada bagian yang
keras dan lunak.
7. Ibu mengatakan sudah melakukan perawatan payudara.
8. Ibu mengatakan sudah ke puskesmas pada tanggal 08-04-2017, terapi
yang diberikan dokter yaitu Clindamycin 300 mg 3x1/hari dan Paracetamol 500
mg 3x1/hari, dan dianjurkan untuk kontrol ulang 3 hari lagi di puskesmas,
Kemudian pada tanggal 10-04-2017, ibu “M” pergi kontrol ke puskesmas,
terapi yang diberikan yaitu lanjutkan obat dan menganjurkan ibu untuk rutin
melakukan perawatan payudara, memerah ASI, sering menyusui minimal tiap
1 jam, istirahat yang cukup dan kontrol ulang 3 hari lagi
9. Ibu mengatakan tetap memberikan ASI untuk bayinya pada payudara kiri
tanpa memberikan makanan pendamping dan memerah ASI pada payudara
kanan tiap 1 jam.
II. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum.
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Emosi : Stabil
2. Pemeriksaan Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 100/60 mmHg
b. Nadi : 82 kali/menit
c. Suhu : 36,7ºC
d. Respirasi : 20 kali/menit.
3. Pemeriksaan fisik
a. Wajah
Tidak pucat, tidak ada oedema.
b. Mata
Konjungtiva anemis (-), sklera ikterus (-).
c. Payudara
Tidak simetris, puting susu bersih (+/+), putting susu menonjol (-/+),
pembengkakan (+/-), lecet (+/-), pengeluaran ASI (+/+).
d. Abdomen
TFU tidak teraba.
e. Ekstremitas atas
Kuku tidak pucat, tidak ada oedema.
f. Ekstremitas bawah
Kuku tidak pucat, tidak ada varises, tidak ada nyeri pada betis, tidak ada
kemerahan pada betis, tidak ada oedema
III. ANALISA
1. Diagnosa :
P1A0H1 post partum hari ke 30 dengan mastitis.
2. Masalah :
29

Ketidaknyamanan nyeri karena mastitis


3. Kebutuhan :
b. KIE perawatan payudara.
c.Anjurkan memerah ASI semaksimal mungkin.
d. Anjurkan rutin minum obat.
D. PENATALAKSANAAN
Hari/Tanggal : Kamis, 13 April 2017
Waktu : 11.00 WITA
1. Memberikan penjelasan pada ibu dan keluarga tentang keadaan dan
hasil pemeriksaan yang didapatkan bahwa keadaan umum ibu sudah baik,
tekanan darahnya normal, tetapi ibu mengalami salah satu tanda bahaya
masa nifas yaitu payudaranya yang membengkak, nyeri, dan tampak merah.
Ibu mengerti tentang keadaan dirinya.
2. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan perawatan payudara seperti
yang telah dijelaskan, memerah ASI minimal tiap 1 jam.
Ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
3. Menjelaskan pada ibu untuk banyak mengkonsumsi makanan yang
bergizi, terutama protein seperti ikan laut, telur, tahu, tempe, buah-buahan
serta sayuran hijau. Tidak ada pantangan dan larangan makanan bagi ibu
nifas. Agar pertumbuhan bayi menjadi maksimal, dan kesehatan ibu cepat
pulih. T
Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan bersedia melakukan anjuran
yang diberikan
4. Menjelaskan pada ibu tentang KB (Keluarga Berencana)
KB adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menunda, menjarangkan
maupun mengakhiri kehamilan. Terdapat beberapa metode ber-KB antara
lain : kondom, MAL, Kontap (Kontrasepsi mantap), Pil, Suntik, AKDR,
maupun Implant dimana setiap alat kontrasepsi tersebut memiliki kekurangan
dan kelebihan sehingga menganjurkan ibu untuk memilih alat kontrasepsi
yang paling aman bagi kesehatan ibu. (SAP terlampir)
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan akan menggunakan KB
suntik 3 bulan.
5. Menganjurkan ibu untuk tetap rutin meminum tablet tambah darah untuk
menghindari kekurangan darah (anemia) pada ibu nifas dan meminum obat
yang telah diberikan dari puskesmas. Ibu bersedia meminum tablet tambah
darah dan obat yang diberikan.
6. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya ibu nifas (SAP
terlampir)
Ibu mengerti penjelasan yang diberikan.
30

7. Pukul 11.30 WITA. Ibu “M” dianjurkan kontrol ke puskesmas oleh bidan
desa di posyandu tersebut, setelah dilakukan pengkajian data subyektif dan
obyektif oleh bidan dan dikonsulkan ke dokter, hasilnya yaitu terapi dokter
untuk melanjutkan meminum obat yang diberikan dan melakukan anjuran
yang diberikan seperti kunjungan sebelumnya.
8. Menjadwalkan ibu untuk kontrol ulang pada tanggal 17-04-2017 di
puskesmas.
Ibu bersedia untuk kontrol ke puskesmas pada tanggal 17-04-2017.

CATATAN PERKEMBANGAN
1. Tanggal 15-04-2017, ibu “M” mengatakan bahwa antibiotik yang
diberikan diganti menggunakan Amoxicillin 500 mg 3x1/hari (setelah konsul
dokter lagi) dan melanjutkan obat Paracetamol 500 mg 3x1/hari.
2. Tanggal 17-04-
2017, ibu “M” pergi kontrol ke puskesmas, dan diberikan surat rujukan ke
RSUD Kota Mataram untuk diberikan penanganan lebih lanjut.
3. Di RSUD Kota
Mataram, ibu “M” di diagnosa Abses Payudara, kemudian dokter
memberikan rujukan ke Poli Bedah-RSUD Kota Mataram.
4. Pada tanggal
13 April 2017, Ny.”M” tidak bersedia untuk periksa keadaannya ke poli
bedah dikarenakan khawatir akan dioperasi. Sehingga Ny.”M” melakukan
perawatan sendiri di rumah dan mengkonsumsi obat yang sudah diberikan.
Dalam hal ini, pembimbing dan pendamping tetap melakukan pemantauan
terhadap Ny.”M”
5. Pada tanggal
06 Mei 2017, pukul 07.30 wita, dilakukan kunjungan rumah. Setelah
dilakukan pengkajian pada Ny.”M”, terdapat pus pada payudara yang sudah
pecah dengan sendirinya. Ibu mengatakan pus tersebut pecah pada pukul
05.30 wita. Kemudian tindakan yang dilakukan yaitu mengeluarkan cairan
secara manual.
6. Kemudian
Ny.”M” tetap mendapatkan pemantauan dan asuhan khususnya pada abses
tersebut, sehingga sebelum menggunakan KB yaitu saat dilakukan
kunjungan rumah pada tanggal 14 Mei 2017, keadaan ibu sudah baik,
31

payudara kiri dan kanan sudah tampak simetris dan luka berlubang pada
payudara karena abses tersebut sudah membaik dan kering.

H. KUNJUNGAN NEONATAL III


Hari/Tanggal Pengkajian : Jumat, 07 April 2017

Waktu Pengkajian : 14.00 WITA

Tempat Pengkajian : Rumah Ny.”M” (Jl.Gunung Pengsong RT.02-Pejeruk


Barat)

I. DATA SUBYEKTIF
1. Ibu mengatakan bayinya menyusu pada ibunya dengan kuat, reflek
menghisap baik, gerakan aktif, tidak mengalami gangguan pernapasan, bayi
tidak kekuningan.
2. Ibu mengatakan bayinya sudah BAB 2-3 kali/hari dan
BAK 7-8 kali/hari
3. Ibu mengatakan bayinya tidak mengalami tanda-tanda
bahaya.

II. DATA OBYEKTIF


1. Keadaan umum bayi : Baik
2. Berat badan bayi : 3.400 gram
3. BB sebelumnya` : 3.600 gram (19-03-2017)
4. Tanda-tanda vital
Suhu : 36.5 oC
Laju jantung : 122 kali/menit
Pernafasan : 40 kali/menit
5. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah
Tidak pucat, dan tidak sianosis.
b. Mata
Sklera tidak icterus, konjungtiva tidak anemis.
c. Telinga
Tidak ada pengeluaran secret dan tidak ada tanda infeksi.
d. Hidung
Tidak ada nafas cuping hidung, tidak ada pengeluaran secret pada hidung.
e. Mulut
Tidak ada oral trush, tidak ada pengeluaran air liur berlebihan.
f. Dada
Tidak ada tarikan dinding dada, bunyi jantung dan bunyi nafas normal.
g. Abdomen
32

Tidak ada pembesaran


h. Genetalia
Bayi sudah BAK dan BAB, tidak didapatkan tanda-tanda infeksi seperti
pembengkakan pada genetalia.
III. ANALISA
1. Diagnosa : Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan umur 24
hari.
2. Masalah : Tidak ada
3. Kebutuhan : Tidak ada

IV. PENATALAKSANAAN
Hari/Tanggal : Jumat, 07 April 2017
Waktu : 14.30 wita
1. Memberitahukan kepada ibu bahwa bayinya dalam keadaan sehat dan
berat badan bayi mengalami penurunan menjadi 3.400 gram. Ibu mengerti
tentang keadaan bayinya.
2. Melakukan evaluasi pijat bayi.
Ibu sudah mampu melakukan pijat bayi dengan baik.
3. Memberitahukan kepada ibu untuk tetap dan sering menyusui bayinya
(ASI eksklusif) selama 6 bulan tanpa memberikan makanan pendamping
lainnya.
Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
4. Mengingatkan kembali kepada ibu mengenai tanda-tanda bahaya pada
bayi yaitu pemberian ASI sulit, sulit menghisap atau hisapan lemah. Kesulitan
bernapas yaitu bernapas cepat. Bayi terus menerus tidur tanpa bangun untuk
menyusui Warna kulit kebiruan atau bayi sangat kuning. Tangis atau perilaku
bayi tidak biasa, muntah terus menerus, suhu badan panas atau terlalu dingin.
Apabila ditemui adanya salah satu tanda bahaya diatas segera bawa bayi ke
petugas kesehatan/fasilitas kesehatan terdekat. (SAP terlampir)
Ibu mengerti apa yang harus dilakukan apabila menemukan salah satu tanda
bahaya tersebut (dibawa ke petugas kesehatan/fasilitas kesehatan terdekat).
5. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai :
a. Perawatan bayi sehari-hari (SAP terlampir)
b. Imunisasi dasar lengkap (SAP terlampir)
Ibu sudah mengerti penjelasan yang diberikan.
6. Menjadwalkan kunjungan ulang 1 minggu lagi yaitu pada tanggal 14 April
2017.
Ibu bersedia untuk kunjungan selanjutnya.

I. KELUARGA BERENCANA (KB)


33

Tanggal : Jum’at, 19 Mei 2017


Waktu : 09.30 wita
Tempat : Ruang KIA-Puskesmas Dasan Agung
I. DATA SUBYEKTIF
1. Ibu mengatakan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan.
2. Ibu mengatakan sudah mengetahui informasi tentang KB suntik 3 bulan.
3. Ibu mengatakan sudah mendapat persetujuan dari suami bahwa dirinya
akan menggunakan KB suntik 3 bulan.
II. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis.
c. Emosi : Stabil
2. Tanda-tanda vital
a. Tekanan Darah : 120/70 mmHg
b. Nadi : 84 x/menit
c. Suhu : 36,7 ºC
d. Respirasi : 20 x/menit.

3. Pemeriksaan fisik
a. Mata
Konjungtiva anemis (-). Sklera ikterus (-).
b. Payudara
Bentuk simetris (+/+), putting susu menonjol (-/+), lecet (+/-),
retraksi/dimpling (-/-) benjolan/massa (+/-), nyeri tekan (+/-), pembesaran
kelenjar limfe (-/-), ada pengeluaran ASI pada kedua payudara.
c. Abdomen
TFU tidak teraba, tidak ada massa pada abdomen.
III. ANALISA
Ny.”M” umur 22 tahun calon akseptor KB suntik 3 bulan
IV. PENATALAKSANAAN
Tanggal 19 Mei 2017, pukul 10.00 wita
1. Menjelaskan mengenai tindakan yang akan dilakukan dan meminta
persetujuan dari ibu.
Ibu bersedia untuk dilakukan pemeriksaan.
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa tidak ada kelainan
pada kondisi tubuh ibu sehingga ibu dapat menggunakan KB suntik 3 bulan.
Ibu mengerti mengenai keadaanya.
3. Melakukan persiapan alat, meliputi:
a. Obat suntik KB (DMPA)
b. Spuit 3 cc
c. Handscoon
34

d. Kapas alcohol
4. Memeriksa tanggal kadaluwarsa botol DMPA dosis tunggal.
DMPA belum kadaluwarsa.
5. Mempersiapkan tempat penyuntikan :
a. Bila pantat klien tampak kotor, meminta klien untuk
membersihkannya dengan sabun dan air. Pantat ibu tampak bersih.
b. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, kemudian
dikeringkan dengan handuk kering dan bersih. Cuci tangan telah
dilakukan.
c. Bersihkan kulit pantat tempat penyuntikan dengan kapas DTT
dengan usapan melingkar.
d. Biarkan kulit mengering dengan sendirinya sebelum disuntik.
6. Melakukan tindakan penyuntikan :
a. Mengocok dengan baik botol DMPA.
b. Melepaskan tutup plastik botol DMPA tanpa menyuntik tutup
karet.
c. Mengeluarkan jarum dan semprit darti bungkus steril dan
pasangkan jarumnya.
d. Menyesuaikan cairan DMPA dalam semprit samapi bagian
gelembung udara keluar.
e. Menusukkan jarum ke otot pantat sampai lapisan otot (1 cm),
kemudian aspirasi.
f. Menyuntikkan DMPA perlahan-lahan dan kemudian keluarkan
jarumnya.
g. Menekan tempat bekas suntikan dan oles dengan kapas dan
jangan di gesek-gesek.
7. Melakukan tindakan pasca penyuntikkan :
a. Membuang alat suntik pada tempat yang telah disediakan
(disinfektan, buang ke kantong plastik khusus).
b. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir.
8. Mengingatkan kepada ibu efek samping yang mungkin akan terjadi, yaitu
hambatan pada haid, sakit kepala/ berkunang-kunang, penambahan berat
badan, dan rasa tegang payudara. Ibu telah mengetahui efek samping KB
suntik 3 bulan. Ibu mengetahui efek samping yang ditimbulkan dari suntik
KB.
9. Meminta ibu untuk kembali 3 bulan lagi untuk suntikan berikutnya,
tepatnya pada tanggal 12 Agustus 2017. Ibu bersedia untuk suntik kembali
tanggal 12 Agustus 2017.
35

BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan langkah terakhir dari suatu pengamatan yang bertujuan untuk
mengetahui apakah ada kesenjangan antara teori yang ada pada BAB II dengan
gambaran kasus nyata yang tertuang pada BAB III serta alasan-alasan mengapa
kesenjangan tersebut terjadi. Pendokumentasian Asuhan Kebidaan dituangkan dalam
bentuk SOAP, yang berpedoman pada pola piker Manajemen Kebidanan Varney.
I. Intra Natal Care
Tanggal 14 Maret 2017 ibu datang ke Ruang Bersalin Poskesdes Dasan
Agung ingin memeriksakan kehamilannya. Ibu mengatakan hamil 9 bulan lebih yaitu
40-41 minggu, mengeluh sakit pinggang menjalar ke perut bagian bawah mau
melahirkan, Ibu masih merasakan gerakan janin. HTP 12-03-2107. Berdasarkan
hasil pemeriksaan didapatkan keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis,
TTV : normal, Pemeriksaan fisik:tidak ditemukan adanya kelainan. Pemeriksaan
abdomen, Leopold I:TFU ½ pusat-prosesus xipoideus (32 cm), teraba
bundar,lunak, tidak melenting (bokong berada di fundus uteri). Leopold II:Bagian kiri
ibu teraba keras, panjang, datar seperti papan ada tahanan, bagian kanan ibu
teraba bagian kecil janin (punggung janin berada di sebelah kiri ibu). Leopold III:
Teraba bulat, kecil, keras, melenting (kepala berada di bagian terendah ibu), dan
kepala sudah masuk PAP. Leopold IV: Divergen, kepala masuk PAP 3/5 bagian.
Auskultasi: DJJ (+), irama : 11-11-11 secara teratur, Frekuensi 132 kali/menit, TBBJ:
(32-11) x 155 gram = 3.255 gram. His : 3x40 detik, intensitas kuat. Pemeriksaan
genetalia, Inspeksi : oedema pada vulva (-), varises (-), pengeluaran lendir
bercampur darah (+), air ketuban (-), VT Ø 5 cm, eff 50%, ketuban (+), presentasi
kepala, denominator UUK di kiri depan, penurunan kepala di H II, tidak teraba
bagian terkecil janin atau tali pusat. Dalam teori (APN, 2008), tanda dan gejala
Inpartu penipisan pembukaan serviks, kontraksi uterus yang mengakibatkan
perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit), cairan lendir
bercampur darah (“show”) melalui vagina. Sehingga tidak terjadi kesenjangan
antara teori dengan praktik.
36

Pada kala 1 fase aktif dari pembukaan 4 cm sampai pembukan 10 cm


berlangsung 6 jam, sehingga pada kasus ini berlangsung lebih cepat menurut
pemantauan partograf tanpa mebedakan primi atau multi. Dalam teori
(Prwirohardjo, 2014) menejlaskan pada persalinan multipara kala 1 berlangsung 6-8
jam dengan kemajuan pembukaan tiap 1 cm selama 0,5 jam. Sedangkan pada
kasus Ny.”M” kala I (mulai pembukaan 5 cm sampai pembukaan lengkap).
Sehingga terjadi kesenjangan antara teori dan praktik.
Menurut kasus Ny.”M”, pada kala II berlangsung sekitar 21 menit, sedangkan
dalam teori (JNPK-KR, 2008) menjelaskan kala II pada primioara berlangsung
sekitar 1-2 jam. Jadi terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik.
Menurut kasus Ny.”M”, pada kala III berlangsung selama 7 menit, sedangkan
menurut teori (JNPK-KR, 2008) menjelaskan lama kala III berlangsung sekitar ± 30
menit. Cepat dan lamanya lahir plasenta juga dapat dipengaruhi oleh pelaksanaan
manajemen kala III sesuai dengan asuhan persalinan normal. Sehingga tidak terjadi
kesenjangan antara teori dengan praktik.
Menurut kasus Ny.”M”, pada kala IV berlangsung normal dari sejak plasenta
lahir sampai dengan keadaan 2 jam post partum. Menurut teori (JNPK-KR,2008)
asuhan yang diberikan selama kala IV adalah mulai dari pemantauan tekanan
darah, nadi, tinggi fundus uteri, kandung kemih, perdarahan, kontraksi uterus setiap
15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit untuk 1 jam kedua. Serta
pengukuran suhu setiap 1 jam. Sedangkan pada kasus Ny.”M”, telah dilaksanakan
sesuai dengan teori dan standar APN. Sehingga didapatkan hasil pengkajian
setelah 2 jam post partum yaitu keadaan umum ibu baik, TD 120/70 mmHg, Nadi
80x/menit, Suhu 36,8˚C, Respirasi 20 x/menit, TFU 3 jari di bawah pusat, Kontraksi
baik, kandung kemih kosong, perdarahan ± 80 cc, terdapat jahitan jelujur pada
perineum oleh karena rupture perineum derajat II (rupture terjadi pada mukosa
vagina, komisura posterior, kulit perineum, dan otot perineum) oleh karena proses
persalinan. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
II. Bayi Baru Lahir (BBL dan KN)
Bayi Ny.”M” lahir spontan, letak belakang kepala, langsung menangis, Jenis kelamin
Laki-laki, Apgar score : 7-9, berat badan lahir 3.350 gram, panjang badan 50 cm,
lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 34 cm, lingkar lengan 11,5 cm. pada
pemeriksaan fisik terdapat caput succadeneum oleh karena kepala janin tertekan
terlalu lama di dasar panggul. Satu jam setelah bayi lahir diberikan injeksi vitamin K1
37

Phytomenadion dengan dosis 0,1 cc secara IM pada 1/3 paha kiri bagian luar yang
berfungsi untuk mencegah terjadinya perdarahan di kepala bayi, memberikan salep
mata oxytetracyclin 1% untuk mencegah terjadinya infeksi. Tidak ditemukan adanya
kelainan serta masalah lainnya. Untuk itu perawatan yang yaitu perawatan bayi
normal. Dalam teori, penanganan caput succadeneum tidak memerlukan
pengobatan apapun karena akan menghilang dalam beberapa hari dan segera
berkurang setelah hari pertama (Prawirohardjo, 2014).
Pada hari kedua dilakukan kunjungan neonatal pertama (KN 1) dengan hasil
pemeriksaan keadaan umum bayi baik, berat badan bayi 3.350 gram, suhu 36.5 oC,
laju jantung 142x/menit, pernafasan 46 x/menit, dan masih terdapat caput
succadeneum. Pada hari ke-5 dilakukan kunjungan neonatal yang kedua (KN 2)
dengan hasil keadaan umum bayi baik, berat badan bayi 3.600 gram, BB
o
sebelumnya 3.350 gram, suhu 36.6 C, laju jantung 122x/menit, pernafasan
42x/menit dan caput succadeneum telah berkurang.
Kemudian pada hari ke-24 dilakukan kunjungan neonatal yang ketiga (KN 3)
dengan hasil keadaan umum bayi baik, berat badan bayi 3.400 gram, BB
sebelumnya 3.600 gram, suhu 36.5 oC, laju jantung 122x/menit, pernafasan
40x/menit dan caput succadeneum sudah hilang. Dalam teori dikatakan selama 3-7
hari dari lahirnya bayi caput succadeneum akan menghilang dalam beberapa hari
dan segera berkurang setelah hari pertama (Prawirohardjo, 2014). Menurut
program dan kebijakan teknis, kunjungan bayi baru lahir dilakukan minimal 3 kali
selama masa neonatal, yaiu kunjungan neonatal pertama pada 6-48 jam setelah
persalinan, kunjungan neonatal kedua pada hari ke 3-7 setlah persalinan, dan
kunjungan neonatal ketiga pada hari ke 8-28 setelah persalinan (PWS KIA, 2009).
Dalam pelaksanaannya, kunjungan bayi baru lahir dan asuhan yang diberikan telah
sesuai dengan program yang ada. Jadi tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktik.
III. Post Natal Care (KF)
Kunjungan nifas pertama pada Ny.”M” dilakukan pada 6 jam-3 hari setelah
melahirkan, dan didapatkan hasil keadaan umum baik, kesadaran composmentis,
emosi stabil, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,8 ºC, respirasi
20 x/menit, pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan, pemeriksaan
genetalia tidak ada oedema, perdarahan normal ± 15 cc, lochea rubra, bau khas
lokhea, terdapat luka jahitan yang masih basah dan bersih serta tidak ada tanda-
38

tanda infeksi. Asuhan yang diberikan meliputi memberikan konseling tentang


kebersihan diri, menganjurkan ibu untuk istirahat, emberikan konseling tentang
nutrisi yang baik bagi ibu nifas, menganjurkan ibu untuk tetap bergerak (mobilisasi
dini) untuk mempercepat pemulihan keadaan tubuh.
Kunjungan nifas kedua pada Ny.”M” dilakukan pada hari ke-5, hasil
pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran composmentis, emosi stabil , tekanan
darah: 110/70 mmHg, nadi: 84x/menit,Suhu: 36,5ºC, respirasi: 20x/menit.
Pemeriksaan genetalia tidak ada tanda-tanda infeksi, perdarahan normal (5cc),
lokea sanguilenta (+). Asuhan kebidanan yang diberikan menjelaskan pada ibu
untuk banyak mengkonsumsi makanan yang bergizi, mengingatkan ibu untuk
memberikan ASI eksklusif, menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya ibu
nifas, menjelaskan pada ibu cara menyusui yang baik dan benar.
Kunjungan nifas ketiga pada Ny.”M” dilakukan pada hari ke-30 post partum,
Ibu mengatakan payudara kanannya bengkak dan sedikit nyeri selama 11 hari.
Sebagian besar kulit payudaranya tampak merah, ada bagian yang keras dan
lunak. Ibu mengatakan sudah melakukan perawatan payudara. Ibu mengatakan
sudah ke puskesmas pada tanggal 08-04-2017, terapi yang diberikan dokter yaitu
Clindamycin 300 mg 3x1/hari dan Paracetamol 500 mg 3x1/hari, dan dianjurkan
untuk kontrol ulang 3 hari lagi di puskesmas. Pada tanggal 10-04-2017, ibu “M”
pergi kontrol ke puskesmas, terapi yang diberikan yaitu lanjutkan obat yang
diberikan dan menganjurkan ibu untuk rutin melakukan perawatan payudara,
memerah ASI, sering menyusui minimal tiap 1 jam, istirahat yang cukup dan kontrol
ulang 3 hari lagi Ibu mengatakan tetap memberikan ASI untuk bayinya pada
payudara kiri tanpa memberikan makanan pendamping dan memerah ASI pada
payudara kanan tiap 1 jam. Hasil pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, emosi stabil, tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 82 kali/menit, suhu
36,7ºC, respirasi 20 kali/menit. Pemeriksaan fisik payudara Tidak simetris, puting
susu bersih (+/+), putting susu menonjol (-/+), pembengkakan (+/-), lecet (+/-),
pengeluaran ASI (+/+). Abdomen: TFU tidak teraba.
Dalam teori (Bobak,2005) mastitis adalah infeksi payudara yang kebanyakan
terjadi pada ibu yang baru pertama kali menyusui bayinya. Menurut
(Soetjiningsih,1997) penyebab terjadinya mastitis dapat dipengaruhi karena
payudara bengkak yang tidak disusu secara adekuat, akhirnya terjadi mastitis,
putting susu yang lecet akan memudahkan masuknya kuman menjalar ke duktus-
39

duktus dan sinus menyebabkan terjadinya mastitis, putting susu yang pecah-pecah
atau terluka. Pada kasus Ny.”M”, mastitis ini terjadi berawal dari putting susu yang
lecet, kemudian ibu jarang menyusui dengan payudara kanan yang bermasalah
tersebut. Asuhan yang diberikan yaitu menganjurkan ibu untuk melakukan
perawatan payudara, menganjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi makanan
yang bergizi. Tanggal 13 April 2017, pukul 11.30 WITA. Ibu “M” dianjurkan kontrol ke
puskesmas oleh bidan desa di posyandu tersebut, setelah dilakukan pengkajian
data subyektif dan obyektif oleh bidan dan dikonsulkan ke dokter, hasilnya yaitu
terapi dokter untuk melanjutkan meminum obat yang diberikan dan melakukan
anjuran yang diberikan seperti kunjungan sebelumnya. Menjadwalkan ibu untuk
kontrol ulang pada tanggal 17-04-2017 di puskesmas. Tanggal 15-04-2017, ibu “M”
mengatakan bahwa antibiotik yang diberikan diganti menggunakan Amoxicillin 500
mg 3x1/hari (setelah konsul dokter lagi) dan melanjutkan obat Paracetamol 500 mg
3x1/hari. Tanggal 17-04-2017, ibu “M” pergi kontrol ke puskesmas. Dari hasil
pemeriksaan bahwa ibu “M” telah mengalami Abses Payudara, kemudian dokter
memberikan rujukan ke RSUD Kota Mataram untuk penanganan lebih lanjut.
Namun ibu dan keluarga tidak mengikuti saran dokter dikarenakan khawatir akan
dioperasi, hanya menggunakan penanganan yang dilakukan sebelumnya yaitu
perawatan payudara. Sehingga perkembangan selanjutnya Ny.”M” sudah pulih dari
mastitis tersebut.
Dalam teori pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan
sesuai standar pada ibu mulai 6 jam hingga 42 hari pasca persalinan oleh tenaga
kesehatan, untuk deketsi dini komplikasi pada ibu nifas sebanyak 3 kali. Kunjungan
pertama dilakukan pada 6 jam-3 hari setelah persalinan, kunjungan kedua pada hari
ke 4-28 hari setelah persalinan, kunjungan ketiga pada hari ke 29-42 hari setelah
persalinan. (Buku KIA, 2016)
Jadi tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik dilihat dari keadaan
Ny.”M” yang menyebabkan terjadinya mastitis pada kunjungan nifas ketiga.
IV. Keluarga Berencana (KB)
Ny.”M” dan keluarga telah memperoleh konseling terkait keluarga berencana
(KB) secara umum pada saat kunjungan nifas ketiga dan memperoleh konseling
khusus tentang alat kontrasepsi yang dipilih yaitu KB suntik 3 bulan, sehingga
Ny.”M” telah yakin untuk menggunakan KB Suntik. Pada pemeriksaan diperoleh
hasil keadaan umum baik, kesadaran composmentis, emosi stabil, tekanan darah
40

120/70 mmHg, nadi 84 x/menit, suhu 36,7 ºC, respirasi 20 x/menit. Pemeriksaan
fisik mata konjungtiva anemis (-). Sklera ikterus (-). Payudara: bentuk simetris (+/
+), putting susu menonjol (-/+), lecet (+/-), retraksi/dimpling (-/-) benjolan/massa
(+/-), nyeri tekan (+/-), pembesaran kelenjar limfe (-/-), ada pengeluaran ASI pada
kedua payudara. Abdomen: TFU tidak teraba, tidak ada massa pada abdomen.
Tidak ditemukan adanya kontraindikasi untuk penggunaan KB suntik 3 bulan.
Sehingga dilakukan penyuntikan KB (Depo provera) secara IM pada muskulus
gluteus agak dalam. Sebelum diberikan obat dikocok dulu sampai seluruh obat
kelihatan betul-betul larut dan tercampur. Suntikan diberikan setiap 3 bulan.
Asuhan kebidanan komprehensif yang dilakukan pada Ny.”M” telah sesuai
dengan teori yang ada yaitu memberikan asuhan kebidanan pada ibu dengan
masalah khusus.

BAB V
PENUTUP
41

A. Kesimpulan
Mahasiswa telah mampu menerapkan manajamen kebidanan SOAP, yaitu:
1. Melakukan pengkajian data subjektif INC, BBL, KN, KF, dan KB pada
Ny.“M” dengan tepat.
2. Melakukan pengkajian data objektif INC, BBL, KN, KF, dan KB pada
Ny.“M” dengan tepat.
3. Melakukan analisa INC, BBL, KN, KF, dan KB pada Ny.“M” sesuai data
subyektif dan data obyektif yang diperoleh.
4. Melakukan penatalaksanaan INC, BBL, KN, KF, dan KB pada Ny.“M”
sesuai dengan kebutuhan klien.
B. Saran
Setelah melakukan asuhan kebidanan INC, BBL, KN, KF, dan KB pada Ny. “M”
adapun saran yang ingin disampaikan oleh penulis yaitu:
1. Bagi Penulis
Diharapkan dengan adanya laporan ini dapat meningkatkan kualitas dan
pengetahuan penulis khususnya keterampilan dalam melakukan asuhan
kebidanan komprehensif sehingga nantinya pada saat bekerja di lapangan
dapat dilakukan secaras istematis.
2. Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan klien khususnya dan masyarakat umumnya mengenai
persalinan, bayi baru lahir, masa nifas, dan keluarga berencana. Mengenali
tanda-tanda bahaya dan melakukan deteksi dini.
3. Bagi Lahan Praktik
Melaksanakan pelayanan kebidanan komprehensif dengan professional.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan manfaat untuk
institusi agar dapat meningkatkan kualitas mahasiswanya, khususnya masalah
yang terkait dengan kebidanan agar mahasiswa dapat memberikan pelayanan
yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari, 2000. Buku Ajar Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.


Anik Maryunani, 2009. Pelayanan Maternal Neonatal. Jakarta : Pustaka Buku.
Asuhan Persalinan Normal, 2008.
Asuhan Persalinan Normal, 2016.
BKKBN, 2011. Keluarga Berencana. Jakarta.
Buku Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2016.
42

Cunningham, FG. 1995. William’s Obstetri Edisi 21 Volume 1. Jakarta : EGC.


Dikes Provinsi NTB, 2013.
Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3. Jakarta.
Mochtar Rustam. 2009. Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Ilmu Bedah. Jakarta : YBSP.
Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBSP.
Pusdiknas, 2003. Pelayanan Ibu dan Bayi. Jakarta.
Pusdiknakes, 2013. Asuhan Pelayanan. Jakarta : EGC.
PWS KIA Puskesmas Dasan Agung, 2016.
Schwarz Richard H.,dkk.1997. Kedaruratan Obstetri, Edisi III. Jakarta : Widya Medika.
Sjamsuhidajat R. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi. Jakarta : EGC.
SDKI, 2012. Survey Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: YBP-SP.
Varney, Helen dan Jan M.Kriebs, Carolyn L.Gegor. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Edisi 4 Volume 1. Jakarta : EGC.
Varney, Helen dan Jan M.Kriebs, Carolyn L.Gegor. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Edisi 4 Volume 2. Jakarta : EGC.
Wiknjosastro, 2005. Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai