BAB III
TINJAUAN KASUS
KALA I
I. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas/Biodata
Nama Klien : Ny. “M” Nama Suami :Tn. “S”
Umur : 22 tahun Umur : 30 tahun
Suku/Bangsa : Sasak Suku/Bangsa : Sasak
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Honorer Pekerjaan : Guru
No Hp : 081936757XXX No Hp : 081936757XXX
Alamat lengkap : Jl.Gunung Pengsong RT.02-Pejeruk Barat.
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil 9 bulan lebih, tidak pernah mengalami keguguran
mengeluh sakit pinggang menjalar ke perut bagian bawah mau melahirkan, Ibu
masih merasakan gerakan janin.
3. Riwayat perjalanan penyakit
Ibu datang ke polindes pada tanggal 13 Maret 2017, pukul 23.30 wita, dengan
keluhan merasakan sakit pinggang menjalar ke perut bagian bawah sejak
56
2
b. Siklus : 28 hari
a. Hamil ke : 1 (Satu)
b. HPHT : 05-06-2016
Trimester II : Pusing
g. Jumlah kunjungan.
Riwayat
Tempat Penolong Jenis BBL
penyulit
Hamil ke UK persalina persalina persalina Ket
BB J Umur
n n n H P N
(gram) K (thn)
1 Ini
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan
f. Payudara
Inspeksi :
Simetris, putting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi areola, tidak ada
benjolan, tidak ada retraksi atau dimpling
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan, ada pengeluaran kolostrum, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe pada aksila
g. Abdomen
Inspeksi :
Tidak ada bekas luka operasi, linea nigra
Palpasi Leopold
Leopold I :TFU ½ pusat-prosesus xipoideus (32 cm), teraba
bundar, lunak, tidak melenting (bokong berada di fundus
uteri).
Leopold II :Bagian kiri ibu teraba keras, panjang, datar seperti papan
ada tahanan, bagian kanan ibu teraba bagian kecil janin
(punggung janin berada di sebelah kiri ibu).
Leopold III :Teraba bulat, kecil, keras, melenting (kepala berada di
bagian terendah ibu), dan kepala sudah masuk PAP.
Leopold IV :Divergen, kepala masuk PAP 3/5 bagian.
Auskultasi :DJJ (+), irama : 11-11-11 secara teratur, Frekuensi
132 kali/menit
TBBJ :(32-11) x 155 gram = 3.255 gram.
HIS : 3x40 detik, Intensitas kuat.
h. Ektremitas atas dan bawah
1) Ekstremitas atas
Inspeksi :
Simetris, Kuku tidak pucat
Palpasi :
Tidak ada oedema pada meta karpal dan tidak ada nyeri pada saat
menggenggam
2) Ekstremitas bawah
Inspeksi :
Simetris, tidak ada kemerahan pada betis, tidak ada varises
Palpasi :
Tidak ada oedema pada tibia dan meta tarsal
i. Pemeriksaan Genetalia Eksterna
1) Vulva dan vagina : tidak ada oedema
2) Pengeluaran pervaginam : blood slym
3) Perineum : tidak ada jaringan parut
4) Anus : tidak ada hemoroid
j. Pemeriksaan Dalam
7
III. ANALISA
1. Diagnosa
G1P0A0H0 usia kehamilan 40-41 minggu, keadaan umum ibu baik dengan inpartu
kala I fase aktif. Janin tunggal, hidup, intrauterin, presentasi kepala, keadaan
umum janin baik.
2. Masalah
Ketidaknyamanan nyeri
3. Kebutuhan
Memberitahu pada ibu tentang keadaannya dan cara mengatasi
ketidaknyamanannya
IV. PENATALAKSANAAN
Hari/Tanggal : Selasa, 14 Maret 2017
Waktu : 06.45 wita
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan bayi baik. TD
100/70 mmHg.
Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan mengenai ketidaknyamanan nyeri yang dirasakan ibu
adalah hal normal dan sering dialami oleh wanita yang mau melahirkan.
Menjelaskan bahwa sakit pinggang yang menjalar ke perut bagian bawah
disebabkan oleh pengaruh hormone yang berdampak pada pembukaan dan
penipisan muut rahim serta penurunan kepala bangaruh hormone yang
berdampak pada pembukaan dan penipisan muut rahim serta penurunan kepala
bayi. Mengajarkan pada ibu cara mengurangi rasa sakit yang timbul yaitu bisa
menarik nafas dalam-dalam lewat hidung dan menghembuskannya pelan-pelan
lewat mulut. Selain itu, ibu bisa memilih posisi yang nyaman misalnya berbaring
miring ke kiri. Ibu sebaiknya menghindari tidur terlentang karena rahim akan
menekan pembuluh darah yang ada di punggung ibu sehingga bisa
menyebabkan bayi ibu kekurangan oksigen.
Ibu mengerti tentang ketidaknyamanan yang dirasakan
3. Menganjurkan keluarga untuk mendampingi ibu selama proses
persalinan.
Keluarga mendampingi ibu selama proses persalinan
8
Lembar Observasi
TTV Pengeluaran
HIS DJJ Keluhan Keterangan
Tgl/ pervaginam
Jam +/
TD N RR S Frek Lama Intens Frek Irama
-
14 100/ 80 20 36, 3x 40’’ Sedan + 132 11-11- Lendir Ibu VT Ø 5 cm, eff
maret 70 7 g 11 bercampur mengeluh 50%, ketuban
2017, darah nyeri (+), presentasi
pukul pinggang kepala,
06.40 menjalar ke denominator
wita perut UUK di kiri
bagian depan,
bawah penurunan
kepala di H II,
tidak teraba
bagian terkecil
9
kuat
bagian penurunan
bawah kepala di H III+,
semakin tidak teraba
kuat dan bagian terkecil
ingin BAB janin atau tali
pusat.
KALA II
Tanggal : 14 Maret 2017
Waktu : 10.30 WITA
Tempat : Ruang Bersalin-Poskesdes Dasan Agung
IV. PENATALAKSANAAN
Hari/Tanggal : Selasa, 14 Maret 2017
Waktu : 10.40 wita
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaannya dan janinnya
baik.
12
Jumlah 7
KALA III
Tanggal : 14 Maret 2017
Waktu : 10.52 WITA
Tempat : Ruang Bersalin-Poskesdes Dasan Agung
I. DATA SUBYEKTIF
Ibu mengatakan perutnya masih mules.
II. DATA OBYEKTIF
1. Plasenta belum lahir
2. TFU sepusat
3. CUT baik
4. Terlihat tali pusat di vulva
5. Kandung kemih kosong
III. ANALISA
1. Diagnosa : Kala III
2. Masalah : Tidak ada
3. Kebutuhan : Tidak ada
IV. PENATALAKSANAAN
Hari/Tanggal : Selasa, 14 Maret 2017
Waktu : 10.40 wita
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaannya baik.
Ibu mengetahui keadaannya.
15
2. Memastikan tidak adanya bayi kedua dengan meraba fundus uteri. Tidak
ada bayi kedua
3. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin 10 IU untuk
mempercepat pengeluaran plasenta dan mencegah perdarahan. Kemudian,
menyuntikkan oksitosin 10 IU segera setelah lahir plasenta di 1/3 paha kiri atas
bagian luar. Oksitosin 10 IU sudah disuntikkan di paha kiri atas bagian luar
4. Mengklem tali pusat 2-3 cm dari umbilikus bayi dan klem kedua 2 cm
dari klem pertama. Setelah itu, potong tali pusat diantara kedua klem dengan
tetap melindungi perut bayi agar tidak terkena gunting. Selanjutnya, mengikat
tali pusat dengan kuat. Tali pusat sudah diikat dengan kuat
5. Membiarkan bayi di atas perut ibu untuk kontak kulit (IMD)
6. Menyelimuti bayi dengan kain hangat dan memasangkan topi bayi.
7. Memindahkan klem hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
8. Meletakkan satu tangan pada tepi atas simfisis untuk mendeteksi
kontraksi, sedangkan tangan lain menegangkan tali pusat.
9. Melakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara menegangkan
tali pusat dengan tangan kanan dan tangan kiri menekan tepi atas simfisis
untuk mengetahui pelepasan plasenta.
10. Setelah ada tanda-tanda pelepasan plasenta, yaitu tali pusat semakin
memanjang setelah dilakukan penegangan tali pusat, adanya semburan
darah, perut ibu membundar (globular). Tangan kiri menekan uterus secara
lembut ke arah dorso kranial. Plasenta dikeluarkan ke arah bawah dan
selanjutnya ke atas sesuai dengan kurva jalan lahir.
11. Setelah plasenta lahir, kedua tangan menerima plasenta, kemudian
melakukan gerakan memutar searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput
ketubannya.
12. Masase fundus uteri selama ± 15 detik dengan cara tangan kiri berada di
fundus dengan gerakan memutar.
13. Memeriksa kelengkapan plasenta.
(Tanggal 14 Maret 2017, pukul 10.58 wita : Plasenta lahir spontan secara
schultze, plasenta lengkap baik kotiledon maupun selaput korion dan amnion.
Berat plasenta ±500 gram, panjang tali pusat ±50 cm)
14. Memeriksa robekan jalan lahir dan terdapat robekan jalan lahir derajat II
pada perineum.
15. Mengobservasi keadaan umum ibu, perdarahan, dan kontraksi uterus.
Keadaan umum baik, TFU 2 jari di bawah pusat, CUT baik, kandung kemih
kosong, jumlah perdarahan ± 200 cc, ada robekan perineum derajat II
16
Jumlah 7 9
KALA IV
Tanggal : 14 Maret 2017
Waktu : 11.05 WITA
Tempat : Ruang Bersalin-Poskesdes Dasan Agung
I. DATA SUBYEKTIF
Ibu mengatakan perutnya masih mules
II. DATA OBYEKTIF
1. Plasenta sudah lahir
2. Keadaan umum ibu baik
3. TD : 130/70 mmHg, N : 80x/menit, S : 37˚C, R : 20x/menit
4. TFU 2 jari di bawah pusat, CUT baik.
5. Kandung kemih kosong
6. Jumlah perdarahan ± 200 cc
7. Ada robekan perineum derajat II dikarenakan episiotomi, yaitu pada
mukosa vagina, komisura posterior, kulit dan otot perineum.
III. ANALISA
17
1. Diagnosa : Kala IV
2. Masalah : Ketidaknyamanan karena perutnya mules.
3. Kebutuhan : Informasi tentang ketidaknyamanan yang ibu rasakan.
IV. PENATALAKSANAAN
Hari/Tanggal : Selasa, 14 Maret 2017
Waktu : 11.00 wita
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaanya baik,
kontraksi rahim baik dan badan ibu tidak terasa panas.
Ibu telah mengetahui keadaannya
2. Menjelaskan pada ibu bahwa ketidaknyamanan yang dirasakan ibu saat
ini akibat perutnya yang mules adalah sesuatu yang normal. Hal ini disebabkan
karena otot rahim ibu yang sedang berkontraksi untuk proses pemulihan ke
keadaan sebelum hamil serta mencegah terjadinya perdarahan.
Ibu mengerti tentang ketidaknyamanan yang dialaminya
3. Melakukan penjahitan perineum dengan teknik jelujur pada robekan di
daerah mukosa vagina, dan dengan teknik subcuticular pada perineum.
Memberitahu cara perawatan luka jahitan yaitu tidak boleh di cuci
menggunakan air hangat cukup di cuci atau di bersihkan dengan air biasa.
Ibu mengerti yang dijelaskan oleh bidan dan akan melakukannya.
4. Melakukan pemantauan kala IV, meliputi tanda-tanda vital, kontraksi
rahim, tinggi fundus uteri, kandung kemih, serta perdarahan.
5. Mengajarkan pada ibu cara masase yang baik, yaitu menggosok fundus
uteri secara sirkuler dengan menggunakan 4 jari palmar ibu agar kontraksi baik
dan tidak terjadi perdarahan. Ibu sudah bisa melakukan masase fundus uteri
6. Membersihkan ibu, melakukan vulva hygiene, membersihkan badan ibu,
tempat bersalin dari bekas darah dan memasangkan ibu softex, menggunakan
kain yang bersih untuk memberi kenyamanan pada ibu serta mengucapkan
selamat atas kelahiran bayinya.
7. Merendam sarung tangan dalam larutan klorin. Cuci tangan dengan
sabun dan air mengalir.
8. Setelah satu jam IMD melakukan pemeriksaan pada bayi. Pakai sarung
tangan bersih untuk melakukan pemeriksaan antropometri bayi. Hasil
pemeriksaan yaitu bayi dengan BB = 3.350 gram, PB = 50 cm, LIKA = 33 cm,
LIDA = 34 cm, LILA = 11,5 cm, A-S: 7-9, Anus (+), Kelainan (-).
9. Memberikan salep mata profilaksis, vitamin K1 mg di paha kiri bawah
lateral pada satu jam pertama, melakukan pemeriksaan fisik. Bayi sudah
diberikan salep mata dan vitamin K1.
10. Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam
larutan klorin. Mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir.
18
11. Melakukan perawatan payudara pada ibu ketika IMD sudah selesai.
12. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang banyak, serta istirahat
yang cukup.
13. Memberikan ibu terapi Amoxicillin 500 mg 3x1 tablet/hari, Paracetamol
500 mg 3X1 tablet/hari, Tablet Fe 1x1, Vitamin A 1x1/hari (2 kapsul), Asam
mefenamat 500 mg 3x1/hari.
14. Memberikan ibu penyuluhan :
a. Mempertahankan kehangatan bayinya dengan cara :
1) Membungkus bayi dengan kain yang kering, bersih dan hangat.
2) Hindari memandikan bayi sebelum 6 jam setelah lahir.
3) Tidak membiarkan bayi di tempat yang terlalu dingin atau terlalu
panas, agar kondisi tubuh bayi tetap stabil.
4) Mengganti popok bayi bila basah.
b. Menganjurkan ibu agar tetap memberikan ASI eksklusif pada bayi tanpa
memberikan makanan apapun selain ASI.
c. Menjelaskan pada ibu perlunya melakukan gerakan-gerakan kecil
(mobilisasi dini) setelah melahirkan dimulai dari bangun tidur, turun dari
tempat tidur, berdiri dan berjalan bila ibu merasa tidak kuat, maka istirahat.
Ibu mengerti dan memahami tentang penjelasan bidan dan akan melakukan
anjuran bidan.
15. Memantau tekanan darah, nadi, suhu, TFU , kontraksi uterus, kandung
kemih serta perdarahan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30
menit pada 1 jam kedua.
2 jari bwh
12.10 120/70 80 Baik Kosong ± 50 cc
pst
3 jari bwh
12.40 120/70 80 36,8 Baik Kosong
pst
II
3 jari bwh
13.10 120/70 80 Baik Kosong ± 30 cc
pst
C. KUNJUNGAN NIFAS I
I. DATA SUBYEKTIF
1. Ibu merasakan nyeri pada luka jahitan.
2. Ibu merasa bahagia dengan kelahiran bayinya dan sudah menyusui
bayinya.
3. Ibu mengatakan kondisi tubuhnya sudah membaik.
20
e. Genetalia
Tidak ada oedema, perdarahan normal ± 15 cc, lochea rubra, bau khas
lokhea, terdapat luka jahitan yang masih basah dan bersih serta tidak ada
tanda-tanda infeksi.
f. Ekstremitas atas
Kuku tidak pucat, tidak ada oedema.
g. Ekstremitas bawah
Kuku tidak pucat, tidak ada varises, tidak ada nyeri pada betis, tidak ada
kemerahan pada betis, tidak ada oedema
III. ANALISA
1.
Diagnosa : P1A0H1 post partum normal hari kedua.
2.
Masalah : Tidak ada
3.
Kebutuhan : Tidak ada
IV. PENATALAKSANAAN
Hari/Tanggal : Rabu, 15 Maret 2017
Waktu : 08.05 wita
1. Memberikan penjelasan pada ibu dan keluarga tentang keadaan dan
hasil pemeriksaan yang didapatkan bahwa keadaan umum ibu sudah baik,
tekanan darahnya normal, jumlah perdarahan yang keluar normal, dan rahim
ibu berkontraksi baik sehingga ibu merasa perutnya mules.
21
D. KUNJUNGAN NEONATAL I
Hari/Tanggal Pengkajian : Rabu, 15 Maret 2017
I. DATA SUBYEKTIF
1. Ibu mengatakan bayinya menyusu pada ibunya dengan kuat (minum
ASI banyak), reflek menghisap baik, gerakan aktif, tidak mengalami gangguan
pernapasan, bayi tidak kekuningan.
2. Ibu mengatakan bayinya sudah BAB dan BAK
3. Ibu mengatakan tali pusat bayinya tidak berdarah
II. DATA OBYEKTIF
1. Keadaan umum bayi baik
2. Berat badan bayi : 3.350 gram
3. Tanda-tanda vital
22
Suhu : 36.5 oC
Laju jantung : 142x/menit
Pernafasan : 46x/menit
4. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah
Tidak pucat, dan tidak sianosis.
b. Mata
Sklera tidak icterus, konjungtiva tidak anemis.
c. Telinga
Tidak ada pengeluaran secret dan tidak ada tanda infeksi.
d. Hidung
Tidak ada nafas cuping hidung, tidak ada pengeluaran secret pada hidung.
e. Mulut
Tidak ada oral trush, tidak ada pengeluaran liur berlebihan.
f. Dada
Tidak ada tarikan dinding dada, bunyi jantung dan bunyi nafas normal.
g. Abdomen
Tali pusat belum kering dan terawat serta tidak ada tanda-tanda infeksi.
h. Genetalia
Bayi sudah BAK dan BAB, tidak didapatkan tanda-tanda infeksi seperti
pembengkakan pada genetalia.
III. ANALISA
1. Diagnosa : Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan umur 1
hari.
2. Masalah : Tidak ada
3. Kebutuhan : Tidak ada
IV. PENATALAKSANAAN
Hari/Tanggal : Rabu, 15 Maret 2017
Waktu : 08.05 wita
1. Memberitahukan kepada ibu bahwa bayinya dalam keadaan sehat dan
berat badan bayi tetap yaitu 3.550 gram.
Ibu mengerti tentang keadaan bayinya.
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa berat badan bayi pada 10 hari pertama
akan turun, tetapi setelah hari ke sepuluh minimal kenaikan berat badan bayi
yaitu 1 kg setiap bulannya, ibu harus menjaga kondisi bayi agar berat
badannya tidak turun. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan.
3. Memberitahukan kepada ibu untuk tetap dan sering menyusui bayinya
(ASI ekslusif) selama 6 bulan tanpa memberikan makanan pendamping
lainnya.
Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
4. Memberitahukan ibu dan keluarga untuk segera menggantikan
popok/kain bila basah untuk menghindari terjadinya kehilangan panas pada
23
bayi dan mencegah iritasi pada kulit bayi. Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya.
5. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga untuk selalu menutupi kepala
bayi dengan topi jika bayi dibawa keluar rumah karena mekanisme kehilangan
panas paling banyak hilang melalui kepala.
Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
6. Mengingatkan kembali kepada ibu mengenai tanda-tanda bahaya pada
bayi yaitu pemberian ASI sulit, sulit menghisap atau hisapan lemah. Kesulitan
bernapas yaitu bernapas cepat. Bayi terus menerus tidur tanpa bangun untuk
menyusui Warna kulit kebiruan atau bayi sangat kuning. Tangis atau perilaku
bayi tidak biasa, muntah terus menerus, suhu badan panas atau terlalu dingin.
Apabila ditemui adanya salah satu tanda bahaya diatas segera bawa bayi ke
petugas kesehatan/fasilitas kesehatan terdekat.
Ibu mengerti apa yang harus dilakukan apabila menemukan salah satu tanda
bahaya tersebut (dibawa ke petugas kesehatan/fasilitas kesehatan terdekat).
7. Menjadwalkan kunjungan ulang 3 hari lagi yaitu pada tanggal 18 Maret
2017 di rumah ibu.
Ibu bersedia untuk kunjungan selanjutnya.
E. KUNJUNGAN NIFAS II
I. DATA SUBYEKTIF
1. Ibu mengatakan kondisi tubuhnya sudah membaik.
2. Ibu sudah tidak merasakan nyeri pada luka jahitan.
3. Ibu mengatakan sudah bisa beraktivitas seperti biasa.
4. Ibu mengatakan tidak mengalami tanda-tanda bahaya masa nifas sejak
pemeriksaan terakhir (Rabu, 15 Maret 2017)
5. Ibu mengatakan sudah BAK dan BAB
6. Ibu mengatakan mengganti pembalut
7. Ibu mengatakan ada pengeluaran darah berwarna coklat yang tidak
terlalu banyak.
24
III. ANALISA
1. Diagnosa : P1A0H1 post partum normal hari ke 5.
2. Masalah : Tidak ada
3. Kebutuhan : Tidak ada
IV. PENATALAKSANAAN
Hari/Tanggal : Minggu, 19 Maret 2017
Waktu : 09.20 wita
1. Memberikan penjelasan pada ibu dan keluarga tentang keadaan dan
hasil pemeriksaan yang didapatkan bahwa keadaan umum ibu sudah baik,
tekanan darahnya normal, jumlah perdarahan yang keluar normal, dan rahim
ibu berkontraksi baik. Ibu mengerti tentang keadaan dirinya.
25
F. KUNJUNGAN NEONATAL II
Hari/Tanggal Pengkajian : Minggu, 19 Maret 2017
I. DATA SUBYEKTIF
1. Ibu mengatakan bayinya menyusu pada ibunya dengan kuat (minum ASI
banyak), reflek menghisap baik, gerakan aktif, tidak mengalami gangguan
pernapasan, bayi tidak kekuningan.
2. Ibu mengatakan bayinya sudah BAB2-3 kali/hari dan
BAK 7-8 kali/hari
26
f. Dada
Tidak ada tarikan dinding dada, bunyi jantung dan bunyi nafas normal.
g. Abdomen
Tali pusat sudah putus serta tidak ada tanda-tanda infeksi.
h. Genetalia
Bayi sudah BAK dan BAB, tidak didapatkan tanda-tanda infeksi seperti
pembengkakan pada genetalia.
III. ANALISA
1. Diagnosa : Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan umur 5
hari.
2. Masalah : Tidak ada
3. Kebutuhan : Tidak ada
IV. PENATALAKSANAAN
Hari/Tanggal : Minggu, 19 Maret 2017
Waktu : 10.30 wita
1. Memberitahukan kepada ibu bahwa bayinya dalam keadaan sehat dan
berat badan bayi mengalami kenaikan yaitu 3.600 gram.
Ibu mengerti tentang keadaan bayinya.
2. Memberitahukan kepada ibu untuk tetap dan sering menyusui bayinya
(ASI eksklusif) selama 6 bulan tanpa memberikan makanan pendamping
lainnya.
27
I. DATA SUBYEKTIF
1. Ibu mengatakan kondisi tubuhnya baik.
2. Ibu sudah tidak merasakan nyeri pada luka jahitan.
3. Ibu mengatakan sudah bisa beraktivitas seperti biasa.
4. Ibu mengatakan sudah BAK dan BAB
5. Ibu mengatakan ada pengeluaran darah berwarna coklat yang tidak
terlalu banyak.
28
7. Pukul 11.30 WITA. Ibu “M” dianjurkan kontrol ke puskesmas oleh bidan
desa di posyandu tersebut, setelah dilakukan pengkajian data subyektif dan
obyektif oleh bidan dan dikonsulkan ke dokter, hasilnya yaitu terapi dokter
untuk melanjutkan meminum obat yang diberikan dan melakukan anjuran
yang diberikan seperti kunjungan sebelumnya.
8. Menjadwalkan ibu untuk kontrol ulang pada tanggal 17-04-2017 di
puskesmas.
Ibu bersedia untuk kontrol ke puskesmas pada tanggal 17-04-2017.
CATATAN PERKEMBANGAN
1. Tanggal 15-04-2017, ibu “M” mengatakan bahwa antibiotik yang
diberikan diganti menggunakan Amoxicillin 500 mg 3x1/hari (setelah konsul
dokter lagi) dan melanjutkan obat Paracetamol 500 mg 3x1/hari.
2. Tanggal 17-04-
2017, ibu “M” pergi kontrol ke puskesmas, dan diberikan surat rujukan ke
RSUD Kota Mataram untuk diberikan penanganan lebih lanjut.
3. Di RSUD Kota
Mataram, ibu “M” di diagnosa Abses Payudara, kemudian dokter
memberikan rujukan ke Poli Bedah-RSUD Kota Mataram.
4. Pada tanggal
13 April 2017, Ny.”M” tidak bersedia untuk periksa keadaannya ke poli
bedah dikarenakan khawatir akan dioperasi. Sehingga Ny.”M” melakukan
perawatan sendiri di rumah dan mengkonsumsi obat yang sudah diberikan.
Dalam hal ini, pembimbing dan pendamping tetap melakukan pemantauan
terhadap Ny.”M”
5. Pada tanggal
06 Mei 2017, pukul 07.30 wita, dilakukan kunjungan rumah. Setelah
dilakukan pengkajian pada Ny.”M”, terdapat pus pada payudara yang sudah
pecah dengan sendirinya. Ibu mengatakan pus tersebut pecah pada pukul
05.30 wita. Kemudian tindakan yang dilakukan yaitu mengeluarkan cairan
secara manual.
6. Kemudian
Ny.”M” tetap mendapatkan pemantauan dan asuhan khususnya pada abses
tersebut, sehingga sebelum menggunakan KB yaitu saat dilakukan
kunjungan rumah pada tanggal 14 Mei 2017, keadaan ibu sudah baik,
31
payudara kiri dan kanan sudah tampak simetris dan luka berlubang pada
payudara karena abses tersebut sudah membaik dan kering.
I. DATA SUBYEKTIF
1. Ibu mengatakan bayinya menyusu pada ibunya dengan kuat, reflek
menghisap baik, gerakan aktif, tidak mengalami gangguan pernapasan, bayi
tidak kekuningan.
2. Ibu mengatakan bayinya sudah BAB 2-3 kali/hari dan
BAK 7-8 kali/hari
3. Ibu mengatakan bayinya tidak mengalami tanda-tanda
bahaya.
IV. PENATALAKSANAAN
Hari/Tanggal : Jumat, 07 April 2017
Waktu : 14.30 wita
1. Memberitahukan kepada ibu bahwa bayinya dalam keadaan sehat dan
berat badan bayi mengalami penurunan menjadi 3.400 gram. Ibu mengerti
tentang keadaan bayinya.
2. Melakukan evaluasi pijat bayi.
Ibu sudah mampu melakukan pijat bayi dengan baik.
3. Memberitahukan kepada ibu untuk tetap dan sering menyusui bayinya
(ASI eksklusif) selama 6 bulan tanpa memberikan makanan pendamping
lainnya.
Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
4. Mengingatkan kembali kepada ibu mengenai tanda-tanda bahaya pada
bayi yaitu pemberian ASI sulit, sulit menghisap atau hisapan lemah. Kesulitan
bernapas yaitu bernapas cepat. Bayi terus menerus tidur tanpa bangun untuk
menyusui Warna kulit kebiruan atau bayi sangat kuning. Tangis atau perilaku
bayi tidak biasa, muntah terus menerus, suhu badan panas atau terlalu dingin.
Apabila ditemui adanya salah satu tanda bahaya diatas segera bawa bayi ke
petugas kesehatan/fasilitas kesehatan terdekat. (SAP terlampir)
Ibu mengerti apa yang harus dilakukan apabila menemukan salah satu tanda
bahaya tersebut (dibawa ke petugas kesehatan/fasilitas kesehatan terdekat).
5. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai :
a. Perawatan bayi sehari-hari (SAP terlampir)
b. Imunisasi dasar lengkap (SAP terlampir)
Ibu sudah mengerti penjelasan yang diberikan.
6. Menjadwalkan kunjungan ulang 1 minggu lagi yaitu pada tanggal 14 April
2017.
Ibu bersedia untuk kunjungan selanjutnya.
3. Pemeriksaan fisik
a. Mata
Konjungtiva anemis (-). Sklera ikterus (-).
b. Payudara
Bentuk simetris (+/+), putting susu menonjol (-/+), lecet (+/-),
retraksi/dimpling (-/-) benjolan/massa (+/-), nyeri tekan (+/-), pembesaran
kelenjar limfe (-/-), ada pengeluaran ASI pada kedua payudara.
c. Abdomen
TFU tidak teraba, tidak ada massa pada abdomen.
III. ANALISA
Ny.”M” umur 22 tahun calon akseptor KB suntik 3 bulan
IV. PENATALAKSANAAN
Tanggal 19 Mei 2017, pukul 10.00 wita
1. Menjelaskan mengenai tindakan yang akan dilakukan dan meminta
persetujuan dari ibu.
Ibu bersedia untuk dilakukan pemeriksaan.
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa tidak ada kelainan
pada kondisi tubuh ibu sehingga ibu dapat menggunakan KB suntik 3 bulan.
Ibu mengerti mengenai keadaanya.
3. Melakukan persiapan alat, meliputi:
a. Obat suntik KB (DMPA)
b. Spuit 3 cc
c. Handscoon
34
d. Kapas alcohol
4. Memeriksa tanggal kadaluwarsa botol DMPA dosis tunggal.
DMPA belum kadaluwarsa.
5. Mempersiapkan tempat penyuntikan :
a. Bila pantat klien tampak kotor, meminta klien untuk
membersihkannya dengan sabun dan air. Pantat ibu tampak bersih.
b. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, kemudian
dikeringkan dengan handuk kering dan bersih. Cuci tangan telah
dilakukan.
c. Bersihkan kulit pantat tempat penyuntikan dengan kapas DTT
dengan usapan melingkar.
d. Biarkan kulit mengering dengan sendirinya sebelum disuntik.
6. Melakukan tindakan penyuntikan :
a. Mengocok dengan baik botol DMPA.
b. Melepaskan tutup plastik botol DMPA tanpa menyuntik tutup
karet.
c. Mengeluarkan jarum dan semprit darti bungkus steril dan
pasangkan jarumnya.
d. Menyesuaikan cairan DMPA dalam semprit samapi bagian
gelembung udara keluar.
e. Menusukkan jarum ke otot pantat sampai lapisan otot (1 cm),
kemudian aspirasi.
f. Menyuntikkan DMPA perlahan-lahan dan kemudian keluarkan
jarumnya.
g. Menekan tempat bekas suntikan dan oles dengan kapas dan
jangan di gesek-gesek.
7. Melakukan tindakan pasca penyuntikkan :
a. Membuang alat suntik pada tempat yang telah disediakan
(disinfektan, buang ke kantong plastik khusus).
b. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir.
8. Mengingatkan kepada ibu efek samping yang mungkin akan terjadi, yaitu
hambatan pada haid, sakit kepala/ berkunang-kunang, penambahan berat
badan, dan rasa tegang payudara. Ibu telah mengetahui efek samping KB
suntik 3 bulan. Ibu mengetahui efek samping yang ditimbulkan dari suntik
KB.
9. Meminta ibu untuk kembali 3 bulan lagi untuk suntikan berikutnya,
tepatnya pada tanggal 12 Agustus 2017. Ibu bersedia untuk suntik kembali
tanggal 12 Agustus 2017.
35
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan langkah terakhir dari suatu pengamatan yang bertujuan untuk
mengetahui apakah ada kesenjangan antara teori yang ada pada BAB II dengan
gambaran kasus nyata yang tertuang pada BAB III serta alasan-alasan mengapa
kesenjangan tersebut terjadi. Pendokumentasian Asuhan Kebidaan dituangkan dalam
bentuk SOAP, yang berpedoman pada pola piker Manajemen Kebidanan Varney.
I. Intra Natal Care
Tanggal 14 Maret 2017 ibu datang ke Ruang Bersalin Poskesdes Dasan
Agung ingin memeriksakan kehamilannya. Ibu mengatakan hamil 9 bulan lebih yaitu
40-41 minggu, mengeluh sakit pinggang menjalar ke perut bagian bawah mau
melahirkan, Ibu masih merasakan gerakan janin. HTP 12-03-2107. Berdasarkan
hasil pemeriksaan didapatkan keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis,
TTV : normal, Pemeriksaan fisik:tidak ditemukan adanya kelainan. Pemeriksaan
abdomen, Leopold I:TFU ½ pusat-prosesus xipoideus (32 cm), teraba
bundar,lunak, tidak melenting (bokong berada di fundus uteri). Leopold II:Bagian kiri
ibu teraba keras, panjang, datar seperti papan ada tahanan, bagian kanan ibu
teraba bagian kecil janin (punggung janin berada di sebelah kiri ibu). Leopold III:
Teraba bulat, kecil, keras, melenting (kepala berada di bagian terendah ibu), dan
kepala sudah masuk PAP. Leopold IV: Divergen, kepala masuk PAP 3/5 bagian.
Auskultasi: DJJ (+), irama : 11-11-11 secara teratur, Frekuensi 132 kali/menit, TBBJ:
(32-11) x 155 gram = 3.255 gram. His : 3x40 detik, intensitas kuat. Pemeriksaan
genetalia, Inspeksi : oedema pada vulva (-), varises (-), pengeluaran lendir
bercampur darah (+), air ketuban (-), VT Ø 5 cm, eff 50%, ketuban (+), presentasi
kepala, denominator UUK di kiri depan, penurunan kepala di H II, tidak teraba
bagian terkecil janin atau tali pusat. Dalam teori (APN, 2008), tanda dan gejala
Inpartu penipisan pembukaan serviks, kontraksi uterus yang mengakibatkan
perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit), cairan lendir
bercampur darah (“show”) melalui vagina. Sehingga tidak terjadi kesenjangan
antara teori dengan praktik.
36
Phytomenadion dengan dosis 0,1 cc secara IM pada 1/3 paha kiri bagian luar yang
berfungsi untuk mencegah terjadinya perdarahan di kepala bayi, memberikan salep
mata oxytetracyclin 1% untuk mencegah terjadinya infeksi. Tidak ditemukan adanya
kelainan serta masalah lainnya. Untuk itu perawatan yang yaitu perawatan bayi
normal. Dalam teori, penanganan caput succadeneum tidak memerlukan
pengobatan apapun karena akan menghilang dalam beberapa hari dan segera
berkurang setelah hari pertama (Prawirohardjo, 2014).
Pada hari kedua dilakukan kunjungan neonatal pertama (KN 1) dengan hasil
pemeriksaan keadaan umum bayi baik, berat badan bayi 3.350 gram, suhu 36.5 oC,
laju jantung 142x/menit, pernafasan 46 x/menit, dan masih terdapat caput
succadeneum. Pada hari ke-5 dilakukan kunjungan neonatal yang kedua (KN 2)
dengan hasil keadaan umum bayi baik, berat badan bayi 3.600 gram, BB
o
sebelumnya 3.350 gram, suhu 36.6 C, laju jantung 122x/menit, pernafasan
42x/menit dan caput succadeneum telah berkurang.
Kemudian pada hari ke-24 dilakukan kunjungan neonatal yang ketiga (KN 3)
dengan hasil keadaan umum bayi baik, berat badan bayi 3.400 gram, BB
sebelumnya 3.600 gram, suhu 36.5 oC, laju jantung 122x/menit, pernafasan
40x/menit dan caput succadeneum sudah hilang. Dalam teori dikatakan selama 3-7
hari dari lahirnya bayi caput succadeneum akan menghilang dalam beberapa hari
dan segera berkurang setelah hari pertama (Prawirohardjo, 2014). Menurut
program dan kebijakan teknis, kunjungan bayi baru lahir dilakukan minimal 3 kali
selama masa neonatal, yaiu kunjungan neonatal pertama pada 6-48 jam setelah
persalinan, kunjungan neonatal kedua pada hari ke 3-7 setlah persalinan, dan
kunjungan neonatal ketiga pada hari ke 8-28 setelah persalinan (PWS KIA, 2009).
Dalam pelaksanaannya, kunjungan bayi baru lahir dan asuhan yang diberikan telah
sesuai dengan program yang ada. Jadi tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktik.
III. Post Natal Care (KF)
Kunjungan nifas pertama pada Ny.”M” dilakukan pada 6 jam-3 hari setelah
melahirkan, dan didapatkan hasil keadaan umum baik, kesadaran composmentis,
emosi stabil, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,8 ºC, respirasi
20 x/menit, pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan, pemeriksaan
genetalia tidak ada oedema, perdarahan normal ± 15 cc, lochea rubra, bau khas
lokhea, terdapat luka jahitan yang masih basah dan bersih serta tidak ada tanda-
38
duktus dan sinus menyebabkan terjadinya mastitis, putting susu yang pecah-pecah
atau terluka. Pada kasus Ny.”M”, mastitis ini terjadi berawal dari putting susu yang
lecet, kemudian ibu jarang menyusui dengan payudara kanan yang bermasalah
tersebut. Asuhan yang diberikan yaitu menganjurkan ibu untuk melakukan
perawatan payudara, menganjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi makanan
yang bergizi. Tanggal 13 April 2017, pukul 11.30 WITA. Ibu “M” dianjurkan kontrol ke
puskesmas oleh bidan desa di posyandu tersebut, setelah dilakukan pengkajian
data subyektif dan obyektif oleh bidan dan dikonsulkan ke dokter, hasilnya yaitu
terapi dokter untuk melanjutkan meminum obat yang diberikan dan melakukan
anjuran yang diberikan seperti kunjungan sebelumnya. Menjadwalkan ibu untuk
kontrol ulang pada tanggal 17-04-2017 di puskesmas. Tanggal 15-04-2017, ibu “M”
mengatakan bahwa antibiotik yang diberikan diganti menggunakan Amoxicillin 500
mg 3x1/hari (setelah konsul dokter lagi) dan melanjutkan obat Paracetamol 500 mg
3x1/hari. Tanggal 17-04-2017, ibu “M” pergi kontrol ke puskesmas. Dari hasil
pemeriksaan bahwa ibu “M” telah mengalami Abses Payudara, kemudian dokter
memberikan rujukan ke RSUD Kota Mataram untuk penanganan lebih lanjut.
Namun ibu dan keluarga tidak mengikuti saran dokter dikarenakan khawatir akan
dioperasi, hanya menggunakan penanganan yang dilakukan sebelumnya yaitu
perawatan payudara. Sehingga perkembangan selanjutnya Ny.”M” sudah pulih dari
mastitis tersebut.
Dalam teori pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan
sesuai standar pada ibu mulai 6 jam hingga 42 hari pasca persalinan oleh tenaga
kesehatan, untuk deketsi dini komplikasi pada ibu nifas sebanyak 3 kali. Kunjungan
pertama dilakukan pada 6 jam-3 hari setelah persalinan, kunjungan kedua pada hari
ke 4-28 hari setelah persalinan, kunjungan ketiga pada hari ke 29-42 hari setelah
persalinan. (Buku KIA, 2016)
Jadi tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik dilihat dari keadaan
Ny.”M” yang menyebabkan terjadinya mastitis pada kunjungan nifas ketiga.
IV. Keluarga Berencana (KB)
Ny.”M” dan keluarga telah memperoleh konseling terkait keluarga berencana
(KB) secara umum pada saat kunjungan nifas ketiga dan memperoleh konseling
khusus tentang alat kontrasepsi yang dipilih yaitu KB suntik 3 bulan, sehingga
Ny.”M” telah yakin untuk menggunakan KB Suntik. Pada pemeriksaan diperoleh
hasil keadaan umum baik, kesadaran composmentis, emosi stabil, tekanan darah
40
120/70 mmHg, nadi 84 x/menit, suhu 36,7 ºC, respirasi 20 x/menit. Pemeriksaan
fisik mata konjungtiva anemis (-). Sklera ikterus (-). Payudara: bentuk simetris (+/
+), putting susu menonjol (-/+), lecet (+/-), retraksi/dimpling (-/-) benjolan/massa
(+/-), nyeri tekan (+/-), pembesaran kelenjar limfe (-/-), ada pengeluaran ASI pada
kedua payudara. Abdomen: TFU tidak teraba, tidak ada massa pada abdomen.
Tidak ditemukan adanya kontraindikasi untuk penggunaan KB suntik 3 bulan.
Sehingga dilakukan penyuntikan KB (Depo provera) secara IM pada muskulus
gluteus agak dalam. Sebelum diberikan obat dikocok dulu sampai seluruh obat
kelihatan betul-betul larut dan tercampur. Suntikan diberikan setiap 3 bulan.
Asuhan kebidanan komprehensif yang dilakukan pada Ny.”M” telah sesuai
dengan teori yang ada yaitu memberikan asuhan kebidanan pada ibu dengan
masalah khusus.
BAB V
PENUTUP
41
A. Kesimpulan
Mahasiswa telah mampu menerapkan manajamen kebidanan SOAP, yaitu:
1. Melakukan pengkajian data subjektif INC, BBL, KN, KF, dan KB pada
Ny.“M” dengan tepat.
2. Melakukan pengkajian data objektif INC, BBL, KN, KF, dan KB pada
Ny.“M” dengan tepat.
3. Melakukan analisa INC, BBL, KN, KF, dan KB pada Ny.“M” sesuai data
subyektif dan data obyektif yang diperoleh.
4. Melakukan penatalaksanaan INC, BBL, KN, KF, dan KB pada Ny.“M”
sesuai dengan kebutuhan klien.
B. Saran
Setelah melakukan asuhan kebidanan INC, BBL, KN, KF, dan KB pada Ny. “M”
adapun saran yang ingin disampaikan oleh penulis yaitu:
1. Bagi Penulis
Diharapkan dengan adanya laporan ini dapat meningkatkan kualitas dan
pengetahuan penulis khususnya keterampilan dalam melakukan asuhan
kebidanan komprehensif sehingga nantinya pada saat bekerja di lapangan
dapat dilakukan secaras istematis.
2. Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan klien khususnya dan masyarakat umumnya mengenai
persalinan, bayi baru lahir, masa nifas, dan keluarga berencana. Mengenali
tanda-tanda bahaya dan melakukan deteksi dini.
3. Bagi Lahan Praktik
Melaksanakan pelayanan kebidanan komprehensif dengan professional.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan manfaat untuk
institusi agar dapat meningkatkan kualitas mahasiswanya, khususnya masalah
yang terkait dengan kebidanan agar mahasiswa dapat memberikan pelayanan
yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA