Anda di halaman 1dari 14

KEBUDAYAAN JEPANG IKEBANA

OLEH:

MADE ADISTYANI DWINDA PUTRI (117111391)


NI WAYAN NOVITA MAHAYENI (117111406)
NI KADEK ARI SUGIANTARI (117111407)
HAEVITA ASTRIENA NATALIA (117111410)
DEWI PRAJAYANTI (117111425)
GEDE NIGEL ANANTA SENA (117111450)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmatNya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “IKEBANA” Meskipun banyak hambatan yang
kami hadapi dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu.

Tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang juga sudah
memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari, dalam penulisan makalah ini tentunya terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
saran dan kritik dari pembaca untuk memperbaiki kekurangan dalam makalah ini, sangat kami
harapkan. Tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulisan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar…………………………………………………………………………………i

Daftar isi…………………………………………………………….…………………………..ii

BAB I  PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………….1

1.3 Tujuan ……………………………………………………………………………………….1

BAB IIPEMBAHASAN
Pengertian Ikebana…………………………….................................................................2

Asal-Usul Ikebana………………………..........................................................................2

Sejarah Ikebana…………………………………………………………………………….....3

Gaya Rangkaian Ikebana…………………………………………………………………….5

Peralatan untuk Merangkai Ikebana..............................................................................6

Tokoh Ikebana…………………………………………………………………………………7

Keistimewaan Ikebana...................................................................................................8

BAB III PENUTUP

Kesimpulan …………………………………………………………………………................9

Saran ………………………………………………………………………………..................9

Daftar Pustaka………………………………………………………………....10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang

Budaya adalah sesuatu yang sangat menarik jika dicermati lebih dekat yang setiap
belahan dunia memiliki ragam budaya yang menarik dan bernilai tinggi. Budaya juga
merupakan salah satu hal yang dapat dipelajari dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu budaya merangkai bunga di jepang yaitu Ikebana.

Ikébana (生花) adalah seni merangkai bunga yang memanfaatkan berbagai jenis

bunga, rumput-rumputan dan tanaman dengan tujuan untuk dinikmati keindahannya.


Kebudayaan Ikebana berasal dari Jepang tetapi telah meluas ke seluruh dunia. Dalam bahasa

Jepang, Ikebana juga dikenal dengan istilah kadō (華道), ka, bunga; do, jalan kehidupan) yang

lebih menekankan pada aspek seni untuk mencapai kesempurnaan dalam merangkai bunga.

1.2Rumusan Masalah:

 Apa Pengertian dari Ikebana?


 Bagaimana asal usul Ikebana?
 Bagaimana Sejarah Ikebana?
 Apa Saja Gaya Rangkaian Ikebana?
 Apa Saja Peralatan untuk merangkai Ikebana?
 Siapa tokoh terkenal Ikebana?
 Apa saja Keistimewaan Ikebana?

1.3Tujuan:
Untuk menyelesaikan tugas kuliah bahasa jepang, mengenal kebudayaan jepang ikebana,
sejarah atau asal usulnya, serta gaya rangkaian ikebana, peralatan yang digunakan dalam
merangkai, serta mengetahui tokoh tokoh ikebana dan terakhir mengenal keistimewaan dari
Ikebana

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN IKEBANA


 Dilihat dari asal katanya, ikebana (生け花) berasal dari kata ikeru,

adalah seni merangkai bunga yang memanfaatkan berbagai jenis bunga, rumput-rumputan dan
tanaman dengan tujuan untuk dinikmati keindahannya. Ikebana berasal dari Jepang tetapi telah
meluas ke seluruh dunia. Kata ikebana merupakan gabungan dari kata ‘ike’ yang berari ‘hidup’
atau ‘tumbuh’ dan kata ‘hana/ bana’ yang berarti ‘bunga’. Jadi, secara etimologi ikebana berarti
‘bunga hidup’. Secara populer, ikebana diterjemahkan sebagai ‘seni merangkai
bunga’.Rangkaian bunga ikebana tidak hanya disusun oleh bunga saja. Daun, buah, rumput
dan ranting juga menjadi unsur penting dalam ikebana. Bahkan plastik, kaca dan logam juga
dipergunakan dalam ikebana kontemporer. Semua unsur-unsur tersebut dirangkai sedemikian
rupa dengan memperhatikan cara merangkai, ukuran, tekstur, volume, warna, jambangan,
tempat dan waktu merangkai bunga tersebut sehingga dapat dihasilkan rangkaian bunga yang
indah dan bernilai seni tinggi.

Di dalam ikebana sendiri terdapat berbagai macam aliran contohnya yaitu secara tiga
dimensi dan dua dimensi.Bisa dikatakan tiga dimensi jika seorang pengamat atau penikmatnya
diharusakan mengamati dengan bentuk dua dimensi.Pada umumnya teknik merangkai bunga
(ikebana) dirangkai dengan menggunakan teknik merangkai yang berasal dari barat atau flower
arrangement.Walaupun dari barat teknik ini umum di pakai di dalam pengerjaannya karena
mempunyai kelebihan terlihat sama indahnya dari berbagai sudut pandang tiga dimensi dan
tidak perlu harus melihat dari depan. Jika dari barat sendiri lebih di tuntut bersifat
dekoratif,tetapi dalam ikebana berusaha menciptakan harmoni dalam bentu linier,ritme,dan
warna.Bentuk-bentk dalam ikebana sesungguhnya mewakili dari langit,bumi dan manusia yang
biasa disebut dengan tiga titik.

2.2 ASAL – USUL IKEBANA


 Ikebana adalah tradisi budaya mempersembahkan bunga ke kuil Budha di negara
Jepang.Perkembangan ikebana sendiri di mulai bersamaan dengan berkembangnya agama
Budha pada abad ke-6.Sebuah penelitian mengatakan bahwa kebudayaan ikebana berasal dari

2
tradisi pada zaman animisme yang menyusun bunga atau tanaman yang dipetiknya dengan
keinginannya sendiri.Penelitian tersebut juga mengatakan kalau manusia pada zaman kuno
menganggap tanaman adalah sebuah misteri karena mereka merasakan suatu
keanehan.Mereka menganggap tanaman itu aneh setelah membandingkan dengan hewan
yang mereka buru setelah di buru lekas mati.

Manusia yang senang akan keindahan mencoba memetik bunga yang mereka sukai dan
meletakkannya pada sebuah vas bunga,manusia zaman kuno puas karena menganggap
dirinya telah berhasil mengendalikan suatu peristiwa yang sebelumnya mereka tidak bisa
kendalikan. Pemujaan terhadap tanaman yang berdaun hijau sepanjang tahun atau
evergreen dianggap mempunyai kekuatan yang aneh.Manusia tersebut percaya bahwa para
dewa menyebabakn tanaman selalu berdaun hijau sepanjang tahun dan tidak akan
merontokannya pada musim dingin atau gugur.

2.3 SEJARAH IKEBANA

 Makuro no soshi yang merupakan literatur klasik yang bercerita tentang adat istiadat
kebudayaan negara Jepang menceritakan bahwa manusia memiliki tradisi mengagumi bunga
dengan cara memotong tangkai dari sekuntum bunga sudah dimulai sejak zaman
Heian.Ikebana dalam bentuk sekarang kira-kira dimulai para biksu di kuil Chohoji Kyoto pada
pertengahan zaman Muromachi.

Sejarah aliran Ikenobo berawal dari para biksu Chohoji Kyoto yang secara turun temurun
tinggal di kamar di pinggir kolam,dalam bahasa jepang kamar disebut dengan nobo dan kolam
disebut dengan ike.Di pertengahan zaman Edo,berbagai kepala aliran (lemoto) dan guru besar
kepala (soke) menciptakan seni merangkai bunga gaya Tachibana atau Rikka. Kemudian nama
ikenobo diganti menjadi ikebana.

Pada mulanya ikebana hanya bisa dinikmati oleh kalangan bangsawan atau
kalangan samurai mulai bisa dinikmati oleh rakyat kecil,dan yang menjadi populer gaya Shoka
(seika).

Orang-orang Jepang yang bukan pengikut salah satu sekolah ikebana mempraktekkan ikebana
dengan bahan-bahan tertentu pula dan pada waktu-waktu tertentu,misalnya:
1. Oshogatsu

Orang Jepang memasang kadomatsu (rangkaian


3
bunga dari pohon cemara dan aprikot dan juga
dilengkapi pohon bambu) di pintu rumahnya pada
saat Oshogatsu (Tahun Baru). Cemara
melambangkan keabadian, aprikot melambangan
kemuliaan dan bambu melambangkan
kedinamisan.

2. Setiap tanggal 3 Maret

Tanggal 3 Maret merupakan hari diadakannya Hina


Matsuri(Festival Boneka/ Festival Anak
Perempuan). Pada hari ini dipajang hina
ningyo dan rangkaian ikebana dari ranting pohon
persik yang sedang mekar.

3. Setiap Tanggal 5 Mei

Tanggal 5 mei merupakan Kodomo no Hi (Hari Anak-anak).


Pada hari ini dipajang rangkaian ikebana dari pohon bunga
iris.

4. Setiap Tanggal 7 Juli

Tanggal 7 juli merupakan hari dilaksanakannya Festival Tanabata. Pada hari ini dipajang
bambu, lalu pada bambu tersebut diikatkan kertas bertuliskan harapan.
2.4 GAYA RANGKAIAN IKEBANA

 Rikka = Gaya rangkaian yang pertama adalah rikka. Ini


4 ikebana.
merupakan gaya paling tradisional dalam
Gaya rikka biasanya selalu membuat rangkaian bunga
berdiri tegak. Ini melambangkan kehidupan alam dan
menunjukkan keindahan tanamannya. Di Jepang, gaya
ini digunakan untuk acara kerajaan dan bangsawan

 Shoka = Yang kedua adalah shoka. Gaya ini merupakan rangkaian ikebana yang tak
terlalu formal, tapi masih memiliki unsur tradisional. Gaya ini mulai dipraktekkan ketika
masyarakat kecil mulai menyukai ikebana.
Fokus pada gaya ini bentuk asli tumbuhan
tersebut tanpa banyak dipotong. Karena itu
dalam gaya ini juga adalah istilah nageire
(rangkaian yang dimasukkan ke dalam vas
tinggi) dan moribana (rangkaian yang
menggunakan wadah rendah dan lebar).

 Jiyuka = Gaya rangkaian yang terakhir


adalah jiyuka. Ini merupakan gaya rangkaian
yang bebas tergantung pada kreativitas serta
imaginasi. Gaya ini mulai berkembang setelah
perang dunia kedua, di mana kita boleh
menggunakan kawat, logam dan batu sebagai
alternatif hiasan.

Sesungguhnya dalam merangkai ikebana bukanlah hal yang mudah dan bukan pula hal yang
sulit,jika kita menguasai keterampilan tersebut kita akan merasakan kemudahan dan
kesenangannya dalam melakukan kegiatan tersebut.
2.5 PERALATAN MERANGKAI IKEBANA

Dalam merangkai ikebana peralatan yang umum


5 digunakan termasuk sederhana, yaitu:

1. Hasami (Gunting)/alat pemotong dahan/bunga

2. Kabin adalah vas/tempat untuk merangkai,biasanyadisesuaikan oleh musim yang ada di


Jepang dalam pemilihan Jenis vas

3. Utsuwa merupakan wadah kecil yang digunakan untuk tempat Kenzan/air jika vas
berupa anyaman
4. Air bersih digunakan untuk menjaga kesegaran tanaman/bunga

5. Kenzan yang berupa besi berpaku yang berguna sebagai pemberat sekaligus tempat
peletakan bunga/tanaman yang akan digunakan

6. Tanaman/ bunga yang akan digunakan, untuk ini


biasanya yang dipergunakan adalah tanaman atau
bunga yang masih segar

2.6 TOKOH IKEBANA


Memang pada umumnya
perangkai ikebana yaitu wanita
teteapi ada juga laki-laki yang
sukamerangkai ikebana,bahkan
ada para laki-laki yang handal
,antara lain:
 Dari Inggris yaitu: Okada Mokichi ( Sangetsu)
 Dari Jepang yaitu: Kariyazaki Shogo (in Japanesse)
2.7 KEISTIMEWAAN IKEBANA

 Ikebana menjadi suatu seni budaya Jepang yang


7 istimewa di daerah setempat. Ikebana
merupakan hasil cipta karya yang memiliki unsur keagamaan Buddha. Hal ini ditandai dengan
fungsi ikebana yang awalnya untuk menghormati arwah-arwah dengan menempatkan nya pada
altar. Namun seiring dengan kecantikkannya yang unik dan sedap dilihat oleh mata, gaya-gaya
mulai bermunculan untuk mempercantik hasil Ikebana.

Saat ini ikebana mempunyai sekolah yang mengajarkan gaya Ikebana yang berbeda-
beda. Dalam hal ini Ikebana masih terus dipertahankan, bahkan sampai keluar negeri. Hal ini
ditandai dengan adanya sekolah Ikebana di Amerika, Inggris, dll.
BAB III
PENUTUP
8

3.1 KESIMPULAN

Ikebana merupakan seni budaya tradisional dari negara Jepang.Ikebana sudah dimulai
sejak abad ke-6. Ikebana ditujukan untuk kesenian dan bisa juga untuk digunakan dalam
kegiatan keagaman dalam agama Budha. Terdapat berbagai gaya dalam pembuatannya,
hal itu menunjukkan bahwa banyak sekali keanekaragaman dalam tradisi ikebana
tersebut.Walaupun merupakan tradisi Jepang, pada zaman dahulu yang mampu menikmati
ikebana hanya dalam lingkup kerajaan dan samurai namun kini ikebana dapat dinikmati
oleh semua kalangan. Ikebana telah menyebar ke berbagai belahan dunia termasuk
kedalam benua Eropa dan Asia.Ikebana telah berkembang pesat dalam tahun ketahun
sehingga memungkinkan tidak akan punah dan selalu lestari.

3.2 SARAN

Saran dari hasil pembahasan diatas hendaknya dalam era globalisasi saat ini dan
seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi serta informasi hendaknya kami
maupun pembaca memiliki wawasan yang luas tentang kebudayaan atau lebih
mendalami lagi mengenai berbagai kebudayaan daerah sendiri maupun daerah luar.
Suatu wilayah terkenal akan kebudayaannya, untuk itu sangat disarankan agar turut
serta menjaga kebudayaan wilayahnya.
Daftar Pustaka

http: www.wikipedia.org/ensiklopedia bebas/ikebana


9
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/harmoni/article/view/16683

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/harmoni/article/view/16683kebudayaan%20ikebana

http://fridacorner.blogspot.co.id/2012/05/makalah-ikebana.html
10

Anda mungkin juga menyukai