Anda di halaman 1dari 8

(Semua karakter yang punya bagian jadi petualang dan MC diatas panggung)

“Kenapa? Kenapa aku harus dibenci oleh kalian?! Aku tidak bisa terima ini! Aku tau aku-aku
memang tidak berguna, tetapi kenapa aku harus dibenci?!” (MC) (emosi)
“Kami tak membencimu, tetapi kamu sendiri yang menganggapnya seperti itu.” (petualang 1)
(muka perhatian palsu)
“Ya, semua dari kami tidak pernah membencimu.” (petualang 2) (muka perhatian palsu)
“Bohong... bohong! Kalian semua berbohong! Aku tidak bisa mempercayai kalian!” (MC)
(emosi)
(Lalu MC berlari pergi keluar panggung)
“Cih dia merepotkan sekali! Mana mungkin dari kita semua tidak membenci dia setelah
semuanya itu.” (petualang 3) (sarkasme/menyindir)
“”Ya itu benar.”” (semua petualang tersisa)
(Semua karakter keluar dari panggung)

Narasi: Semua ini terjadi karena satu hal, sebelum masuk ke cerita lebih lagi, mari kita cari tau
apa penyebab permasalahan ini. Mari kita kembali ke 3 bulan sebelumnya.

“Ah kenapa hidupku penuh sial sih!? Aku sudah muak dengan semuanya ini!” (MC)
(MC terduduk dan merenung. Selang berapa detik baru dilanjutkan)
“Apakah kamu menyesal karena hidupmu dipenuhi kesialan?” (Dewi)
(Dewi berbicara dari belakang panggung)
“Siapa!? Siapa kamu? Dimana kamu?” (MC)
“Kamu tidak perlu tau siapa aku, tetapi kalau kamu mau, aku bisa merubah semua ini.” (Dewi)
“Aku tidak tahu apakah kamu berbohong ke aku atau tidak, tetapi kalau kamu bisa tolonglah
aku! Aku sudah muak dengan semuanya ini!” (MC)
“Aku bisa menolongmu.” (Dewi)
“Baiklah aku menerima bantuanmu, mohon bantuannya. Tetapi aku terlalu lemah apa kau bisa
membantuku dalam hal kekuatan juga.” (MC)
“Hmm rumit juga pikiranmu. (hening sejenak) Aku bisa membantumu. Kalau begitu aku akan ke
tempatmu berada.” (Dewi)
(Dewi dari belakang panggung masuk ke panggung, dewi berdiri dihadapan MC. Dilanjutkan
setelah dewi benar-benar diam didepan MC)
“Ohh jadi kamu yang berbicara ke aku.” (MC)
“Ya itu aku yang tadi berbicara ke kamu, wahai (nama MC (belum ditentukan)).” (Dewi)
“Aku terkejut kamu mengetahui namaku, tetapi yang lebih mengejutkan adalah kelihatannya
dari penampilanmu kamu terlihat seperti seorang dewi.” (MC)
“Ya kamu benar. Karena kamu sudah menerima dan menyetujui perkataanku tadi, aku akan
menghilangkan kesialanmu dan memberimu kekuatan.” (Dewi)
“Baiklah.” (MC)
(Dewi mengedepankan tangannya ke arah MC)
“Membara seperti api, jernih seperti air, tenang seperti angin, seperti tanah, mengejutkan
seperti petir, dalam seperti kegelapan, menyilaukan seperti cahaya, aku memberikan dirimu ke
7 elemen dasar ini kepadamu.” (Dewi)
(Tunggu sekitar 10 detik)
“Hei dewi, apakah kamu yakin kamu memberiku kekuatan? Aku tidak merasakan apapun.” (MC)
“(Mengumam tetapi tetap bicara agar terdengar) Hah~, seperti yang diucapkan oleh yang
lainnya kalau kamu itu menjengkelkan ya.” (Dewi)
“(Memasang muka jengkel dengan tersenyum kecut dipaksa) Hei, aku mendengar semuanya itu
lho.” (MC)
“Huh biarlah yang penting tugasku selesai. Aku menharapkan yang terbaik darimu.” (Dewi)
“Aku tidak yakin harus berkata apa, tetapi terima kasih.” (MC)
“Ya terserah kamu.” (Dewi)
“Kalau begitu selamat tinggal.” (MC)
(MC keluar dari panggung, setelah MC keluar dari panggung total, baru dilanjutkan)
“Dasar dia, aku tau kalau dia itu menyedihkan, tetapi aku tidak mengira kalau masalah yang
dihadapinya nanti akan jauh lebih besar.” (Dewi) (Dewi tersenyum jahat setelah itu
meninggalkan panggung)
(Yang mempunyai peran menjadi rakyat dan pedagang masuk kepanggung dan mempersiapkan
diri)
(MC masuk dan duduk disebelah pedagang 1)
“Hah~, sudah seminggu sejak kejadian itu. Memang sih aku sudah tidak membawa kesialan
atau merasa sial, tetapi kenapa masalah yang kuterima banyak sekali.” (MC)
“Hei sepertinya kamu sedang banyak masalah, ingin bercerita kepadaku?” (pedagang 1)
“Oh tidak masalahkah? Yah sebenarnya masalah yang kuhadapi ini bukan masalah yang biasa
saja.” (MC)
“Uhh, hidupmu kelihatannya rumit sekali ya.” (pedagang 1)
“Ya kira-kira begitu. Kelihatannya kamu menjual buah-buahan, cukup segar pula, mungkin aku
harus menenangkan diri sejenak. Aku mau beli apel 2 buah dan jeruk 3 buah.” (MC)
“Baiklah akan kuambilkan untukmu.” (pedagang 1)
(Tunggu sekitar 10 detik)
“Ini, aku sudah mengemaskannya untukmu didalam plastik ini.” (MC)
“Baiklah, terima ka-.” (MC)
“Hei kalian semua, cepat tinggalkan tempat ini dalam waktu 5 menit atau aku akan
menghancurkan dagangan kalian.” (Pembuat onar 1,2)
““Tolong! Tolong!”” (Pedagang selain pedagang 1)
(pedagang selain pedagang 1 berlari keluar dari panggung)
“Cih dasar pembuat onar. Tenang saja paman, aku akan membantumu dari serangan pembuat
onar itu.” (MC)
“A-apa kau yakin? K-kau kelihatannya tidak sanggup melawan orang itu.” (pedagang 1)
“Tenang saja paman, aku pasti bisa melawannya walaupun aku terlihat lemah.” (MC)
“Baiklah aku serahkan padamu.” (pedagang 1)
“Ya, serahkan padaku.” (MC)
(MC berjalan mendekati pembuat onar 1 dan kawannya)
“Bos kelihatannya ada yang masih berani menantang bos.” (Pembuat onar 3)
“Cih, kalian cepat urusi orang itu, kalian (pembuat onar 1, pembuat onar 2) maju lawan orang
itu, dia terlihat lemah.” (bos pembuat onar)
“Baik bos.” (pembuat onar 1,2)
(pembuat onar 1 dan 2 maju menghadapi MC)
“Hei bocah, sebaiknya kamu meninggalkan tempat ini atau nasibmu akan buruk ditangan kami,
hahaha.” (Pembuat onar 1)
“Ya, kamu Cuma bocah lemah ingus-.” (Pembuat onar 2)
“Apa kau bilang! Bocah lemah?! Aku berharap kau tidak ada di dunia ini! Terimalah ini!
Bagaikan gelap dimalam hari, udara dingin yang menusuk di kulit, hancurkanlah musuhku
berkeping-keping, han-.” (MC)
“Aaah! Tolong hentikan mantra anda, maafkan kami. Ampuni kami.” (pembuat onar 1)
“Sebaiknya kita kabur saja, dia bisa menggunakan sihir, kabbbbuuur.” (pembuat onar 2)
“Cih, dasar anak buah lemah dan pengecut, kamu, (pembuat onar 3), serang dia.” (bos pembuat
onar)
“Maafkan aku bos, kabbbuur.” (pembuat onar 3)
“Lemah! Pengecut semua! Biar aku yang mengurusi hal ini sendiri. Lagipula dia bisa saja
mengertak hanya dengan mengucapkan mantra itu.” (bos pembuat onar)
“Oh jadi kamu meremehkanku ya? Kurasa mengunakan sihir padamu akan menganggap diriku
terlalu lemah melawanmu, jadi aku akan menggunakan fisikku saja. Lagipula kau terlalu arogan
untuk melihat kekuatanku yang sebenarnya.” (MC)
“Pffftt, apa kau bercanda bocah, lihat saja tubuhmu, dan bandingkan dengan diriku, sangat
beda jauhnya.” (bos pembuat onar)
“Oke kurasa kau bukan saja arogan, tetapi kamu juga otak otot.” (MC)
“Apa!? Grr, awas kau, kemari kau, akan kuhajar kau sampai babak belur.” (bos pembuat onar)
(bos pembuat onar berlari kearah MC, MC menghindari serangannya)
“Cuma segitukah kekuatanmu hai otak otot, kurasa kau bahkan lebih lemah daripada otak otot
yang lainnya.” (MC)
“Aku sudah muak denganmu, hiiiaahhh.” (bos pembuat onar)
(sekali lagi bos pembuat onar berlari ke arah MC(kira-kira dari serangan sebelumnya dikasih
jarak supaya terlihat lebih logis), MC diserang kembali tetapi hanya memiringkan badannya lalu
saat bos pembuat onar tepat disampinya(setelah menghindar), MC menyerang dengan chop di
leher, bos pembuat onar terkapar posisi telungkup di lantai)
“Arrrgghh, dasar curang…” (bos pembuat onar)
“Aku tidak curang, kamu saja yang terlalu lemah dan arogan.” (MC)
“Siaallll…!” (bos pembuat onar)
“Selamat tinggal, dan ingat jangan membuat onar kagi jika kamu masih sayang nyawamu.” (MC)
(MC berjalan meninggalkan bos pembuat onar dan menemui pedagang 1 yang terduduk dan
ketakutan)
“A-ampuni aku, aku tidak memiliki apapun untuk kuberikan padamu selain buah.” (pedagang 1)
“Tenang saja, aku tidak meminta imbalan dari siapapun kok, hanya saja aku ingin menolong.”
(MC)
“Ah baiklah kalau begitu, terima kasih.” (pedagang 1)
(Semua pedagang selain pedagang 1 masuk ke panggung dan mengerumuni MC)
“Tuan, kau sangat keren.” (pedagang 2)
“Ya, tuan sangat terampil, bahkan tuan sepertinya bisa menggunakan sihir juga.” (pedagang 3)
“Tolong bantu kami lagi saat kami kesusahan tuan, kami membutuhkan bantuanmu.”
(pedagang 4)
““Ya tuan, kami butuh bantuanmu.”” (semua pedangan berbicara saut-sautan satu sama lain)
“A-ah, aku bukan orang yang bisa membantu kalian, lagipula aku lemah kok, aku mengertak
mereka dengan mengucapkan mantra itu saja.” (MC)
“Tidak, tuan sangat hebat, kami butuh bantuanmu tuan.” (pedagang 5)
“Ya tuan.” (semua pedagang bersaut-sautan membalas perkataan pedagang 5)
“A-ah, aku tidak tahu harus berbuat a…pa…” (MC)
(MC jatuh tergeletak pingsan di lantai)
“Tuan, tuan, apa yang terjadi, tolong bantu tuan ini!” (pedagang 1)
“Ah aku tidak bisa.” (pedagang 3)
“Ya, aku juga tidak bisa.” (pedagang lainnya mengiyakan selain pedagang 1)
“Dasar kalian ingin bantuan, tetapi tidak ingin membantu, ya sudah biar aku saja yang
mengurusnya.” (pedagang 1)
“Terserah kau.” (pedagang 2)
“Ya benar, terserahmu.” (pedagang lainnya selain pedagang 1)
“Tuan, bertahanlah tuan, duh… aku harus membawa ke rumahku.” (pedagang 1)
(semua karakter keluar dari panggung selain MC dan pedagang 1, anak pedagang 1
(perempuan) masuk ke panggung)
“Ayah sudah pulang ya. Ayah, siapa orang ini, kenapa dia ada disini?” (anak pedagang 1)
“Dia adalah orang baik yang telah menolong banyak pedagang lainnya selain aku, tetapi
pedagang lain hanya meminta bantuan tanpa membantu sama sekali saat tuan ini tiba-tiba
pingsan.” (pedagang 1)
“Kasihan sekali orang ini ayah, apa yang harus kita lakukan untuk menolong ya ayah?” (anak
pedagang 1)
“Kurasa kita harus menunggu tuan ini sampai sadar.” (pedagang 1)
“Baiklah ayah.” (anak pedagang 1)
(pedagang 1 keluar tersisa anak pedagang 1 dan MC)
“Ngghh, dimana ini? Atap ini, tidak aku kenal.” (MC)
“Oh kamu sudah bangun ya?” (anak pedagang 1)
(MC mencoba bangun dari tidurnya)
“Aw,aw,aw.” (MC)
“Jangan bangun terlebih dahulu, tubuhmu masih lemah.” (anak pedagang 1)
“Baiklah. (MC tertidur lagi) Jadi bagaimana aku bisa disini? Aku yakin sebelumnya aku masih di
pasar kota.” (MC)
“Sebenarnya ayahku membawamu kemari, aku juga tidak tahu bagaimana dan apa alasannya
ayahku membawamu kemari, tetapi aku yakin pasti itu sesuatu yang penting.” (anak pedagang
1)
“Oh mungkin aku tau penyebabnya, jadi dimana ayahku sekarang?” (MC)
“Oh dia masih diluar, mau aku panggilkan?” (anak pedagang 1)
“Silahkan.” (MC)
(anak pedagang 1 keluar dari panggung)
“Hah~, kenapa ini harus terjadi padaku, lagi, aku sebenarnya tidak ingin menggunakan
kekuatanku, bahkan aku saja hanya merapalkan bukan mengerahkan sihir itu. Aku masih terlalu
lemah, aku harus mencari alternatif lain.” (MC)
“Permisi.” (pedagang 1)
“Sial, apa dia mendengar aku mengatakan itu(mengumam)? (bicara normal) silahkan masuk.”
(MC)
“Apakah kamu sudah baikkan? Aku terkejut kamu tiba-tiba pingsan.” (pedagang 1)
“Kurasa aku terlalu capek dalam pertarungan itu. Kalau aku boleh tahu apakah kamu yang
membawaku kemari?” (MC)
“Ya, karena pedagang yang lain tidak ingin menolongmu jadi aku yang menolongmu.”
(pedagang 1)
“Oh jadi begitu, mereka sungguh tidak berterima kasih karena sudah kukalahkan pembuat onar
tersebut malah seenaknya sendiri tidak ingin membantu orang lain yang kesusahan. Tetapi
hatimu sungguh mulia, walaupun kau baru mengenalku sebentar.” (MC)
“Oh jangan melebih-lebihkan, aku merasa tidak enak sendiri. Lagipula sebagai manusia harus
saling menolong.” (pedagang 1)
“Baiklah kalau begitu. (bangkit dari tidurnya) kalau begitu aku akan pergi, terima kasih sudah
mau menolongku, aku merasa merepotkanmu.” (MC)
“Apakah anda tidak bisa tinggal disini sebentar saja, ada yang ingin kukatakan.” (pedagang 1)
“Apa masih ada yang anda inginkan dariku?” (MC)
“Ya. Anakku akhir-akhir ini sering melihat banyak orang memakai sihir dan pedang, maukah
kamu mengajarinya untukku?” (pedagang 1)
“Hmm, cukup sulit juga, tetapi tidak apa-apa.” (MC)
“Jadi…?” (pedagang 1)
“Jadi aku akan mengajari anakmu pedang dan sihir.” (MC)
“Terima ka-“ (pedagang 1)
“(lari mendapati pedagang 1 dan MC) Terima kasih! Aku dari dulu sangat ingin belajar
berpedang dan sihir.” (anak pedagang 1)
“Ya itu tidak masalah kok, justru aku merasa diringankan bebannya.” (MC)
“Sekali lagi terima kasih. Jadi.. kapan kita mulai belajarnya?” (anak pedagang 1)
“Emm, kapan ya?” (MC)
“Bagaimana kalau kamu ikut tuan itu saja, anda tidak keberatankan tuan?” (pedagang 1)
“Eh, iya juga. Aku tidak keberatan kok. (senyum)” (MC)
“Baiklah kalau begitu, aku mempersiapkan bajuku dulu ya.” (anak pedagang 1)
“Baiklah.” (pedagang 1)
(anak pedagang 1 keluar panggung)
“Apa kau sungguh tidak keberatan tuan? Aku sedikit memaksa hal ini karena aku takut dengan
keamanan dirinya.” (Pedagang 1)
“Sebenarnya diriku sendiri saja sudah banyak masalah, tetapi melihat dirinya bersemangat
rasanya sulit menolaknya.” (MC)
“Anda sungguh baik hati tuan, aku tidak bisa membalas kebaikanmu.” (pedagang 1)
“Ah tidak, sudah kurasa aku harus membantu sesama, kita harus saling tolong-menolong.” (MC)
“Ya sudah, pokoknya terima kasih sudah mau membantuku dan anakku.” (pedagang1)

Anda mungkin juga menyukai