Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga makalah yang berjudul “Norma,Nilai, Moral, dan
Etika” dapat kami selesaikan dengan baik. Dalam menyusun makalah ini, tentunya berbagai
hambatan telah penulis alami. Oleh karena itu, terselesaikannya makalah ini bukan semata-mata
karena kemampuan penulis, melainkan karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak
terkait. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis dengan ketulusan hati menyampaikan ucapan
terima kasih.
Besar harapan kami, agar makalah ini dapat memberikan manfaat pada kita semua,
khususnya mahasiwa Poltekkes Kemenkes Bengkulu jurusan Keperawatan,adapun bila terdapat
kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami mohon maaf. Dan penulis berharap adanya kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah berikutnya.

Bengkulu, 8 Februari 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam masa kini para siswa sudah banyak kehilangan nilai norma, etika, dan moral.
Sebenarnya norma sosial itu tumbuh dari proses kemasyarakatan dan hasil dari kehidupan
bermasyarakat. Individu dilahirkan dalam suatu masyarakat dan mengalami sosialisasi untuk
menerima aturan-aturan masyarakat yang sudah ada. Dalam hal ini Nilai, Norma, Etika, dan
Moral sangat berperan penting dalam menjalankan hubungan yang ada dalam masyarakat.
Karena dengan ketiga hal tersebut kita bisa hidup damai sesama manusia berdasarkan nilai,
norma, etika kita, dan moral yang kita miiki. Tapi dalam akhir-akhir ini ketiga hal tersebut sudah
mulai menghilang karena itu kami disini membuat makalah tentang Nilai,Norma, Etika, dan
Moral.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 pengertian etika


A. Pengertian etika
Berasal dari bahasa Yunani “ethos”. Artinya: “custom” atau kebiasaan yang berkaitan
dengan tindakan atau tingkah laku manusia. Istilah Etika digunakan untuk menyebut ilmu dan
prinsip dasar penilaian baik buruknya perilaku manusia atau berisi tentang kajian ilmiah terhadap
ajaran moral.
Etika adalah filsafat moral yang berkaitan dengan studi tentang tindakan baik atau buruk
manusia dalam mencapai kebahagiaan.Modal dasar dalam etika adalah perilaku,,sedang perilaku
manusia dipengaruhi oleh pikiran dan hati (perasaan).
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan
etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma,
nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang
dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini:
 Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik.
 Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh
akal.
 Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan
norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi
manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu
berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam
menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu untuk mengambil keputusan tentang
tindakan apa yang perlu di lakukan dan yang perlu di pahami bersama bahwa etika ini dapat
diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan.
B. Macam-Macam Etika :
1. Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta
apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya Etika
deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan
perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya.
Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam
suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat
bertindak secara etis.
2. Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki
oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai
dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar
manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau
norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.
3. Etika Teleologi
Suatu tindakan dikatakan baik jika tujuannya baik dan membawa akibat yang baik dan
berguna. Dari sudut pandang “apa tujuannya”, etika teleologi dibedakan menjadi dua yaitu:
· Teleologi Hedonisme (hedone= kenikmatan) yaitu tindakan yang bertujuan untuk mencari
kenikmatan dan kesenangan.
· Teleologi Eudamonisme (eudamonia=kebahagiaan) yaitu tindakan yang bertujuan mencari
kebahagiaan hakiki.

4. Etika Deontologi
Etika deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Jadi, etika
Deontologi yaitu tindakan dikatakan baik bukan karena tindakan itu mendatangkan akibat baik,
melainkan berdasarkan tindakan itu baik untuk dirinya sendiri.
C. Fungsi Etika

Fungsi etika adalah sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan
berbagai moralitas. Orientasi kritis diperlukan karena kita dihadapkan dengan pluralisme moral.
Etika bersifat lebih umum, konseptual, dan hanya berlaku dalam pergaulan (saat ada orang lain).

2.2 Pengertian Norma


Norma adalah aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang mengikat warga masyarakat
atau kelompok tertentu dan menjadi panduan, tatanan, pandangan dan pengendali sikap dan
tingkah laku manusia.
Oleh sebab itu, norma dalam perwujudannya dapat berupa norma agama, norma filsafat,
norma kesusilaan, norma hukum, dan norma sosial.

A.Macam-macam norma
a. Norma agama, dengan sanksinya dari Tuhan
suatu norma yang berdasarkan ajaran atau kaidah suatu agama. Norma ini bersifat
mutlak dan mengharuskan ketaatan bagi para pemeluk dan penganutnya.Yang taat akan
mendapatkan keselamatan di akhirat, sedangkan yang melanggar akan mendapatkan
hukuman di akhirat.
b. Norma kesusilaan, dengan sanksinya rasa malu dan menyesal terhadap diri sendiri
Di dasarkan pada hati nurani dan akhlak manusia. Norma kesusilaan bersifat
universal, artinya setiap orang di dunia ini memilikinya, hanya bentuk dan
perwujudannya saja yang berbeda.
c. Norma kesopanan, dengan sanksinya berupa mengucilkan dalam pergaulan masyarakat
norma yang berpangkal dari tingkah laku yang berlaku di masyarakat seperti cara
berpakaian, cara bersikap, bergaul dan berbicara. Norma ini bersikap relatif artinya
penerapannya berbeda di berbagai tempat, lingkungan dan waktu.
d. Norma hukum, dengan sanksinya berupa penjara atau kurungan atau denda yang
dipaksakan oleh alat Negara.
himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan yang mengatur tata tertib
dalam suatu masyarakat (negara). Sanksi norma hukum bersifat mengikat dan memaksa.
B. Tingkatan dan Jenis-Jenis Norma Dalam Masyarakat :

A. Tata Cara (Usage)


Adalah norma yang paling lemah daya pengikatnya atau norma dengan sanksi yang
sangat ringan terhadap pelanggarnya karena orang yang melanggar hanya mendapatkan sanksi
dari masyarakat berupa cemoohan atau ejekan saja. Cara atau usage menunjuk pada suatu
perbuatan yang berkaitan dengan hubungan antarindividu dalam masyarakat.

B. Kebiasaan (Folkways)
Adalah suatu aturan dengan kekuatan mengikat yang lebih kuat daripada usage, karena
kebiasaan merupakan perbuatan yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi bukti bahwa
orang yang melakukannya menyukai dan menyadari perbuatannya.

C. Tata kelakuan (Mores)


Adalah aturan yang sudah diterima masyarakat dan dijadikan alat pengawas atau kontrol
secara sadar atau tidak sadar, oleh masyarakat kepada anggota-anggotanya. Pelanggaran terhadap
kelakuan akan diberi sanksi berat seperti diarak di depan umum atau bahkan dirajam.

D. Adat Istiadat (Custom)


Adalah norma yang tidak tertulis namun sangat kuat mengikat sehingga angota-anggota
masyarakat yang melanggar adat istiadat akan mendapat sanksi keras yang secara langsung
dikenakan kepada pelanggar adat istiadat tersebut.

E. Hukum (Law)
Adalah norma-norma yang dirumuskan dan diwajibkan secara jelas dan tegas serta
berlaku bagi semua masyarakat. Hukum merupakan norma yang tertulis dan dibukukan serta
diberlakukan secara resmi dalam bentuk kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Pelanggaran
terhadap norma hukum dikenakan hukuman yang tegas sesuai peraturan hukum yang berlaku.

C. Fungsi Norma
Fungsi norma social dalam masyarakat secara umum sebagai berikut :
Norma merupakan factor perilaku dalam kelompok tertentu yang memungkinkan seseorang
untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakan akan dinilai orang lain.
Norma merupakan aturan , pedoman, atau petunjuak hidup dengan sanksi-sanksi untuk
mendorong seseorang, kelompok , dan masyarakat mencapai dan mewujudkan nilai-nilai social.
Norma-norma merupakan aturan-aturan yang tumbuh dan dan hidup dalam masyarakat
sebagai unsur pengikat dan pengendali manusia dalam hidup masyarakat.

2.3. Pengertian Nilai


Nilai pada hakikatnya suatu sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek, namun
bukan objek itu sendiri. Nilai merupakan kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia, yang kemudian nilai dijadikan landasan, alasan dan motivasi dalam bersikap dan
berperilaku baik disadari maupuin tidak disadari. Nilai merupakan harga untuk manusia sebagai
pribadi yang utuh, misalnya kejujuran, kemanusiaan (Kamus Bahasa Indonesia, 2000). Nilai
akan lebih bermanfaat dalam menuntun sikap dan tingkah laku manusia, maka harus lebih di
kongkritkan lagi secara objektif, sehingga memudahkannya dalam menjabarkannya dalam
tingkah laku, misalnya kepatuhan dalam norma hukum,
norma agama, norma adat istiadat dll.

· A.Ciri-ciri Nilai
- Memiliki sifat normative.
- Berfungsi sebagai daya dorong atau motivator dan manusia adalah pendukung nilai.
- Bersifat subjektif dan objektif.
- Bersifat riil
- Bersifat material.
- Bersifat abstrak dan ukuran masing-masing nilai ditempatkan dalam struktur berdasarkan
peringkat yang ada masyarakat.

B.Macam-Macam Nilai Menurut Prof.Dr.Notonagoro:


Prof. Notonegoro membedakan nilai menjadi tiga macam, yaitu:
1. Nilai Material
yakni meliputi berbagai konsepsi mengenai segala sesuatu yang berguna bagi jasmani
manusia. Contoh : makan, minum, pakaian, Emas dan segala sesuatu yang berguna bagi manusia
karena materi tersebut bernilai.

2. Nilai Vital
yakni meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berguna
bagi manusia dalam melaksanakan berbagai aktivitas
Contoh:
- Kompor mempunyai nilai tertentu karena digunakan untuk memasak. Jika kompor itu
rusak maka menjadi tidak bernilai karena tidak dapat digunakan.
-Kalkulator bagi bendahara
-Buku paket bagi siswa saat belajar
-Motor bagi tukang ojek

3. Nilai Kerohanian
yakni meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang
berhubungan dengan kebutuhan rohani manusia: nilai kebenaran, yakni yang bersumber pada
akal manusia (cipta), nilai keindahan, yakni yang bersumber pada unsur perasaan (estetika), nilai
moral, yakni yang bersumber pada unsur kehendak (karsa), dan nilai keagamaan (religiusitas),
yakni nilai yang bersumber pada revelasi (wahyu) dari Tuhan. Nilai ini terbagi menjadi :
1. Nilai Estetika
Nilai estetika adalah nilai yang terkandung pada suatu benda yang didasarkan pada
pertimbangan nialai keindahan, baik dalam keindahan bentuk, keindahan tata warna, keindahan
suara maupun keindahan gerak.

2. Nilai Moral
Nilai moral adalah nilai tentang baik buruknya suatu perbuatan manusia berdasarkan
pada nilai – nilai sosial yang bersifat universal
3. Nilai Religius
Nilai religius atau nilai kepercayaan adalah nilai yang terkandung pada sesuatu
berdasarkan atas kepercayaan seseorang terhadap hal tersebut.
4. Nilai Kebenaran Ilmu Pengetahuan
Nilai kebenaran ilmu pengetahuan adalah niali yang bersumber dari benar atau tidaknya
segala sesuatau yang didasarkan pada fakta atau bukti – bukti secara ilmiah. Nilai ini lebih
banayak bersumber dari logika manusia serta pengalaman empiris.

2.4 Pengertian Moral


Moral berasal dari kata mos (mores) yang artinya kesusilaan, tabiat, kelakuan. Moral adalah
ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia.
Seorang yang taat kepada aturan-aturan, kaidah-kaidah dan norma yang berlaku dalam
masyarakatnya ,dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral. Jika sebaliknya, terjadi
sesuatu yang melanggar, pribadi itu dianggap tidak bermoral.
Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan, prinsip-prinsip yang benar, baik, terpuji,
dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma, moral pun dapat
dibedakan seperti moral keTuhanan atau agama, moral, filsafat, moral etika, moral hukum, moral
ilmu, dan sebagainya.
Nilai, norma dan moral secara bersama mengatur kehidupan masyarakat dalam berbagai
aspeknya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dengan demikian norma, etika, dan moral memang sangat penting untuk diterapkan dan
dilaksanakan dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai merupakan harga untuk manusia sebagai
pribadi yang utuh, misalnya kejujuran ,Norma sangat diperlukan oleh masyarakat dalam
mengatur hubungan antar anggota masyarakat. Etika Etika pada akhirnya membantu untuk
mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu di lakukan dan yang perlu di pahami
bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan. Sedangkan
moral sebagai sikap, perilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba
melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman, tafsiran, suara hati, serta nasihat, dll. Dengan
adanya keempat hal tersebut kita sebagai masyarakat akan dapat hidup dengan baik didalam
masyarakat.
saran

Anda mungkin juga menyukai