DISUSUN OLEH :
1. Gleadys Marieta (173210082)
2. Nurul Fitria (173210028)
3. Prastika Agustina (173210031)
S1 KEPERAWATAN 5A
JOMBANG
2019
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang,Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Medikal Bedah III berjudul “Asuhan
Keperawatan pada pasien eksim”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal. Terlepas dari itu, kami
menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................I
DAFTAR ISI..........................................................................................................II
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................1
1.2 TUJUAN...................................................................................................2
1.3 MANFAAT...............................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................3
2.1 DEFINISI.................................................................................................3
2.2 KLASIFIKASI.........................................................................................3
2.3 ETIOLOGI...............................................................................................5
2.4 PATOFISIOLOGI...................................................................................6
2.5 TANDA-TANDA & GEJALA................................................................7
2.6 MANIFESTASI KLINIS........................................................................8
2.7 FAKTOR-FAKTOR RISIKO.................................................................9
2.8 CARA PENANGANAN........................................................................10
2.9 KOMPLIKASI.......................................................................................11
2.10 PEMERIKSAAN PENUNJANG.........................................................12
2.11 PENATALAKSANAAN........................................................................14
2.12 PENGOBATAN DI RUMAH...............................................................17
ASUHAN KEPERAWATAN...............................................................................18
BAB III..................................................................................................................23
PENUTUP.............................................................................................................23
A. KESIMPULAN..........................................................................................23
B. SARAN.......................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi eksim.
2. Mahasiswa dapat mengetahui etiologii eksim.
3. Mahasiswa dapat mengetahui patoflodiagram eksim.
4. Mahasiswa dapat mengetahui manifestasi klinik eksim.
5. Mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaan penunjang eksim.
6. Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan eksim.
7. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi eksim.
8. Mahasiswa dapat mengetahui Asuhan Keperawatan eksim.
1.3 Manfaat
Mahasiswa dapat memahami penyakit eksim dan asuhan keperawatan eksim.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISI
Eksim adalah penyakit kulit yang ditandai dengan munculnya rasa gatal
secara terus-menerus dan timbul ruam kulit yang memerah. Ruam dan rasa gatal
tersebut dapat muncul di satu atau lebih area tubuh, serta rasa gatal akan semakin
terasa memburuk saat malam hari.( 27 Januari 2019 Tjin Willy).
Eksim adalah kondisi kulit yang disebabkan oleh peradangan pada kulit.
Biasanya, eksim membuat kulit gatal, merah dan kering, bahkan pecah-pecah
dan kasar. Eksim dapat terjadi pada bagian tubuh manapun (hello healt group
maret 12, 2016).
2.2 KLASIFIKASI
a) Eksema Eksogen
1. Dermatitis kontak iritan primer
Yang termasuk iritan primer yang secara fisik merusak kulit
adalah asam, basa, deterjen, dan produk-produk minyak bumi.
Gambaran yang khas dari dermatitis adalah telapak tangan dan
ujung jari kering, sering disertai kulit yang tretak dan terasa sakit
pada lipatan kulit serta pada bagian lunak jari. Secra teoritis,
pengobatannya sederhana, baik dengan mencegah agar tidak terjadi
kontak antara pasien dengan iritan atau dengan melindungi tangan
mereka terhadap bahan tersebut. Tetapi pada prakteknya tidak
mungkin untuk menghindari terjadinya kontak dengan iritan.
2. Dermatitis kontak alergi
Penyakit ini timbul akibat terjadinya reaksi
hypersensitivitas tipe lambat terhadap suatu allergen eksternal.
Tidak terhitung banyaknya zat kimia yang dapat beraksi sebagai
allergen, tetapi sangat jarang yang menimbulkan masalah.
Mungkin saja paparan allergen telah berlangsung bertahun-tahun
namun secara mendadak baru terjadi hipersensitivitas. Yang sering
menyebabkan dermatitis kontak adalah nikel, colophony, bahan-
3
bahan aditif karet, kromat, cat rambut, dan obat-obatan topical
(krim, lotion). Baik sebagai bahan aktif utama maupun sebagai
bahan dasar. Steroid topical yang poten hendaknya digunakan
untuk meredakan eksema sebelum dilakukan tes temple. Begitu
suatu allergen sudah ditemukan sebagai penyebabnya, maka pasien
dianjurkan untuk menghindarinya. Apabila komponen dalam obat-
obatan yang menjadi penyebabnya maka dokter keluarga pasien
harus diberi tahu obat-obat apa saja yang tidak boleh dipakai.
b) Eksema endogen
a) Eksema atopic
Eksema atopic tidak ditemukan pada bayi baru lahir, tetapi sering
timbul pada tahun pertama kehidupan. Pada anak-anak usia dini
eksema sering menyerang keseluruhan tubuh, tetapi kemudian tampak
keseluruhan tubuh, tetapi kemudian tampak menyerang daerah lipatan
yang khas (pergelangan tangan, fosa antekubiti, fosa poplitea, dan
dorsum pedis). Kulit terasa kering dab terasa sangat gatal. Eksema
atopic seringkali hilang pada masa kanak-kanak, tetapi bisaa bertahan
sampai usia remaja serta dewasa, dan tidak ada cara untuk
memperkirakan prognosisnya.
b) Dermatitis seboroik
Penyakit ini merupakan kelainan konstitusional, yang pathogenesis
pastinya masih belum diketahui, tetapi pada akhir-akhirnya ini
ditekankan adanya peran ragi maslassezia. Dermatitis seboroik
menyerang kulit kepala, wajah, punggung bagian atas, dan daerah-
daerah lipatan. Serangan di daerah lipatan menimbulkan eritema yang
sedikit basah dan berminyak.
c) Eksema discoid
Pada kelainan ini, timbul eksema yang tersebar, terbatas jelas,
mengeluarkan eksudat, dan ditutupi krusta, yang terdapat pada tubuh dan
ekstrimitas. Suatu steroid topical yang poten biasanya diperlukan untuk
mengendalikan kondisi ini.
d) Eksema varikosa
4
Hipertensi vena kronis sering dihubungkan dengan perubahan
eksematosa pada tungkai. Penyebaran sekunder ke bagian depan lengan
bisa terjadi. Steroid topical dengan potensi ringan atau sedang biasanya
akan menekan eksema.
e) Eksema asteatotika
Eksema asteatotika ditemukan pada tungkai, tetapi bisa juga
terdapat pada perut bagian bawah, lengan, dan kadang-kadang bisa di
seluruh bagian tubuh. Hal ini sering terjadi pada pasien usia lanjut yang
dirawat di rumah sakit dan dimandikan lebih sering dari pada kalau mandi
di rumah (Graham Brown).
2.3 ETIOLOGI
Para ahli percaya bahwa penyebab eksim adalah ketidakmampuan
kulit dalam melakukan perbaikan terhadap kerusakan sehingga kulit
menjadi rawan terhadap kuman dan bakteri. Mereka menyatakan bahwa
ketidakmampuan ini disebabkan oleh mutasi pada sebuah gen bernama
filaggrin. Untuk melakukan perbaikan terhadap kerusakan, kulit
membutuhkan sepasang filaggrin sementara orang-orang dengan eksim
hanya memiliki satu filaggrin.
Dermatitis juga dikaitkan dengan respon imun yang terlalu aktif
terhadap suatu iritan. Gejala pada eksim merupakan respon tubuh terhadap
suatu iritasi sehingga menimbulkan kekambuhan dan ruam. Eksim juga
umumnya terjadi pada keluarga dengan riwayat asma dan alergi.Walaupun
penyebabnya belum dapat dipastikan,
a. Stress
d. Kulit kering
5
f. Demam atau infeksi saluran nafas atas
Penyebab Eksim secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
2.4 PATOFISIOLOGI
Semua eksim ditandai dengan spongiosis yang memungkinkan mediator
inflamasi menumpuk,subtype sel dendritic yang berbeda seperti sel
Langerhans,sel epidermis dendritic inflamasi dan sel dendritic plasmacytoid
memiliki peran untuk dimainkan .
PATHWAY
Luar (Eksogen)
Iritan Primer
6
Kerusakan Intergritas kulit
Mengiritasi Kulit
7
3. Kulit terasa sakit dan terinfeksi (garis merah, nanah, keropeng
kuning)
8
( gatal ), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya pada muka
( terutama palpebra dan bibir ), gangguan fungsi kulit dan genitalia eksterna.
d. Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu
dermatitis sejak awalmemberi gambaran klinis berupa kelainan kulit
stadium kronis.
9
b. Jika eksim kambuh, kamu dapat mengira-ngira makanan
penyebab dan memantang makanan yang dicurigai. Jika eksim
hilang setelah makanan tersebut dihindari, maka benarlah
kecurigaan yang kamu miliki. Hal ini juga berlaku tidak hanya
makanan saja tetapi juga dengan hal lainnya seperti detergen
ataupun kosmetik lainnya.
10
1. Langkah selanjutnya, kamu bisa mengoleskan salep
kortikosteroid. Ingatlah untuk mengoleskannya hanya ketika eksim
sedang kambuh. Salep Kortikosteroid topikal apabila digunakan
dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan penipisan kulit,
hipopigmentasi, dan jerawat.
2.9 KOMPLIKASI
a. Alergi kulit
Khususnya kortikosteroid obat untuk eksim dapat
menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang
b. Asma dan demam tinggi
c. Masalah mata
Karena kulit disekitar mata sering lebih tipis dan lebih
sensitive,eksim dapat menyebabkan gatal parah disekitar mata
.berlebihan menggaruk/menggosok mungkin hasil dalam berbagai
masalah mata seperti infeksi dan gangguan penglihatan.
d. Infeksi kulit
e. Masalah tidur
Gatal parah dapat menurunkan kualitas tidur
f. Kesehatan psikologis/emosional
11
Rendahnya kualitas tidur dan malu dari kondisi kulit yang
buruk dapat mengakibatkan berbagai masalah emosional,seperti
rendah diri,depresi,kecemasan dll
3. Tes Diagnostik
a. Uji Tempel Terbuka
Pada uji terbuka bahan yang dicurigai ditempelkan pada
daerah belakang telinga karena daerah tersebut sukar dihapus
selama 24 jam. Setelah itu dibaca dan dievaluasi hasilnya.
Indikasi uji tempel terbuka adalah alergen yang menguap.
b. Uji Tempel Tertutup
Untuk uji tertutup diperlukan Unit Uji Tempel yang
berbentuk semacam plester yang ada pada bagian tengahnya
terdapat lokasi dimana bahan tersebut diletakkan. Bahan yang
dicurigai ditempelkan dipunggung atau lengan atas penderita
selama 48 jam setelah itu hasilnya dievaluasi. Hasilnya dicatat
seperti berikut :
12
fotosensitisir yaitu bahan yang dengan sinar ultra violet baru
akan bersifat sebagai alergen. Setelah 24 jam ditempelkan pada
kulit salah satu baris dibuka dan disinari dengan sinar ultraviolet
dan 24 jam berikutnya dievaluasi hasilnya. Untuk menghindari
efek daripada sinar, maka punggung atau bahan test tersebut
dilindungi dengan secarik kain hitam atau plester hitam agar
sinar tidak bisa menembus bahan tersebut.Untuk dapat
melaksanakan uji tempel ini sebaiknya penderita sudah dalam
keadaan tenang penyakitnya, karena bila masih dalam keadaan
akut kemungkinan salah satu bahan uji tempel merupakan
penyebab dermatitis sehingga akan menjadi lebih berat.
d. Uji intrademal
Spuit steril berukuran 0,5 fml atau 1ml dengan jarum
intradermal dengan ukuran 26 / 27 digunakan untuk
menyuntikan 0,02 hingga 0,03ml alergen intradermal. Jarum
ditusukan dengan jarum menghadap ke atas dan spuit berada
dalam posisi agak miring. Kulit di tembus secra superfisial, dan
sejumlah kecil alergen disuntikan untuk menimbulkan suatu
tonjolan kecil yang berdiameter kurang lebih 5mm. Setiap kali
penyuntikan harus di gunakan spuit dan jarum tersendiri.
(Smeltzer, 2002:1763)
2.11 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medis dan keperawatan Eksim melalui terapi yaitu :
a. Non farmakologi
Pengobatan yang tepat didasarkan kausa yaitu
menyingkirkan penyebabnya. Seperti yang diketahui penyebab
dermatitis multifaktor, kadang juga tidak diketahui dengan pasti.
Jadi pengobatan bersifat simtomatis yaitu dengan menghilangkan
atau mengurangi keluhan dan gejala dan menekan peradangan.
1. Kompres yang sejuk dan basah
Dilakukan pada daerah dermatitis vesikuler yang kecil.
Remukan halus es yang di tambahkan pada air kompres kerap
kali memberikan efek anti pruritus. Kompres basah biasanya
13
membantu membersihkan lesi eksema yang meneluarkan
secret.
2. Balutan oklusif
Balutan oklusif dapat dibuat atau diproduksi secara
komersial dari potongan kain penutup atau kasa yang steril
atau nonsteril dan harganya tidak begitu mahal. Kasa ini
dipakai untuk menutup obat topikal yang dioleskan pada
dermatosis (lesi kulit abnormal). Daerah lesi dibuat kedap
udara dengan memakai lembaran plastik yang tipis (seperti
plastik pembalut). Lembaran plastik itu tipis dan mudah
beradaptasi dengan semua ukuran tubuh, bentuk tubuh serta
permukaan kulit. Plester bedah dari plastik yang mengandung
kortikosteroid pada lapisan perekat dapat dipotong menjadi
ukuran tertentu dan ditempelkan pada setiap lesi. Umumnya
plastik pembalut ini tidak boleh digunakan lebih 12 jam dalam
sehari.
14
3. Mandi terapeutik (balneoterapi)
Rendaman yang dikenal dengan istilah balneoterapi dapat
digunakan jika lesi mengenai daerah kulit yang luas; bentuk terapi
ini dilakukan untuk menghilangkan krusta, skuama serta obat lama
dan untuk meredakan inflamasi serta rasa gatal yang menyertai
dermatosis akut. Suhu air rendaman harus nyaman bagi pasien,
dan lama tetapi rendaman tidak boleh lebih dari 30 menit karena
perendaman dan pencelupan cenderung menimbulkan maserasi
kulit. Untuk berbagai tipe terapi rendaman dan pemakaiannya.
(Smeltzer,:1845)
b. Farmakologi
Pengobatan secara farmakologi dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Pengobatan topical
a. Hidrasi kulit.
Kulit kering, mudah retak, sehingga mempermudah
masuknya mikroorganisme patogen, bahan iritan dan
allergen. Pada kulit yang demikian diperlukan pelembab
misal, losion dan krim untuk stadium akut, dan salep ketika
inflamasi menjadi kronik dan kulit menjadi
likenifikasi( penebalan kulit).
b. Losion
Losin memiliki dua tipe : suspensi yang terdiri atas serbuk
dalam air yang perlu dikocok sebelum digunakan, dan larutan
jernih yang mengndung-unsur-unsur aktif yang bisa dilarutkan
sepenuhnya. Losion biasanya dioleskan langsung pada kulit
tetapi kasa yang dicelupkan ke dalam losion dapat ditempelkan
pada daerah yang sakit. Losion dioleskan setiap 3-4 jam.
c. Krim
Dapat berupa suspensi minyak air atau emulsi air dalam
minyak dengan unsure-unsur mencegah pertumbuhan bakteri
hingga jamur. Emulsi air dalam minyak lebih terasa berminyak
dan lebih disukai untuk mengeringkan serta mengelupaskan
dermatosis. Krim oleskan pada kulit pada tangan. Preparat ini
dipakai untuk memberikan efek pelembabdan emolion.
d. Salep
15
Bersifat menahan kehilangan air dan melumasi serta
melindungi kulit,prerarat ini unuk kelainan kulit yang kronis.
Dioleskan dengan tangan yang memakai sarung tangan.
(Smeltzer:1843 )
2. Pengobatan sistemik
a. Kortikosteroid
Digunakan untuk eksaserbasi akut dalam jangka
pendek. Pemakaian jangka panjang menimbulkan eferk
samping yaitu lesi akan bertambah berat.
b. Antihistamin
Membantu mengurangi rasa gatal yang hebat
terutama malam hari, sehingga menggangu tidur dengan
dosis 10-75 mg secara oral pada malam hari.
c. Anti infeksi eritromisin, asitromisin, atau
klaritromisin, dikloksasilin, oksasilin, atau generasi pertama
sefalosporin ( Marwali: 145)
16
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
i. Keluhan utama:
misalnya: gatal,gatal,rasa
2. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang Pola PQRST dapat digunakan untuk
menanyakan keluhan klien misalnya pada klien dengan keluhan klien.
Misalnya,pada klien pada keluhan gatal,dapat dikembangkan pengkajiannya
sebagai berikut:
P= Provokatif/Paliatif(pencetus)
Apa penyebab rasa gatal, yang meringankan dan memperberat rasa
gatal tersebut?
Q= Quality/quqntity(kualitas)
Bagaimana gambaran rasa gatal tersebut(seperti membakar,hilang
timbul atau bercampur nyeri).
R= Region/radiasi(lokasi)
Rasa gatal tersebut terasa dimana? Apakah menjalar? Jika menjalar
sampai dimana?
S= Sevirity Scale/(tingkat keperahan)
T= Timing(waktu)
17
Kapan pertama kali dirasakan? Apakah timbul setiap saat atau sewaktu-
waktu?
Tanyakan pada klien obat apa saja yang telah dikonsumsi atau
pernahkah klien terpapar factor-faktor yang tidak lazim. Misalnya, terkena
zat-zat kimia atau bahan iritan lainya.
7. Riwayat psikososial
8. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
18
1). Warna kulit
b. Palpasi
1. Turgor kulit
Turgor kulit umumnya mencerminkan status hidrasi. Pada
klien yang dehidrasi dan lansia, kulit terlihat kering. Pada klien
lansia, turgor kulit mencerminkan hilangnya elastisitas kulit, dan
keadaan kekurangan air ekstrsasel.
Perhatikan seberapa mudah kulit kembali ketempat semula.
Normalnya, kulit segera kembali keposisi awal. Pada edema
pitting, tekan kuat area tersebut selama 5 detik dan lepaskan.
Catat kedalaman pitting dalam millimeter, edem +1 sebanding
dengan kedalaman dua millimeter, edem+2 sebanding dengan
kedalaman 4milimeter.
2. Tekstur kulit
Tekstur kulit pada perubahan menyeluruh perlu dikaji ,
karena tekstur kulit dapat berubah-ubah dibawah pengaruh banyak
variable. Jenis tekstur kulit dapat meliputi kasar, kering, atau
halus.(Raharyani, 2008, 12)
19
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi
20
2 Resiko infeksim Label noc:keparahan infeksi Label nic: control infeksi (6540)
berhubungan (0703) 1.anjurkan pasien mengenal teknik
dengan lesi,bercak- 1. kemerahan cuci tangan dengan tepat
2. nyeri
bercak merah pada 2.gosok kulit pasien dengan agen
3. ketidak stabilan suhu
kulit 4. Kolonisasi kultur anti bakteri yang sesuai
area luka 3. pastikan teknik perawatan luka
5. jaringan lunak
yang tepat
4.anjurkan pasien untuk minum
antibiotic seperti yang
disarankan
5. berikan terapi antibiotic yang
sesuai
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
Dochterman,jttM,.&bulechek,G.M.
(2004)Nurusinginterfanceclasification(NEC) (5 tahun ed)amerika:mosby
elseiver
Morrhead,S.,jhansen,M.,maas,M.,&swanshon,L.(2008).Nurisng Outcames
classification(NOC) (5 tahun ed).unitad states of America:mosby elseifer
23