Anda di halaman 1dari 10

A.

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Istilah nonparametrik pertama kali digunakan oleh Wolfowitz, pada tahun

1942. Metode statistik nonparametrik merupakan metode statistik yang dapat

digunakan dengan mengabaikan asumsi-asumsi yang melandasi penggunaan

metode statistik parametrik, terutama yang berkaitan dengan distribusi normal.

Istilah lain yang sering digunakan untuk statistik nonparametrik adalah statistik

bebas distribusi (distribution-free statistics) dan uji bebas asumsi (assumption-free

test). Statistik nonparametrik banyak digunakan pada penelitian-penelitian sosial.

Data yang diperoleh dalam penelitian sosial pada umunya berbentuk kategori atau

berbentuk rangking.

statistik nonparametrik adalah prosedur statistik yang tidak mengacu

pada parameter tertentu. Itulah sebabnya, statistik nonparametrik sering disebut

sebagai prosedur yang bebas distribusi (free-distibution procedures). Banyak

orang berpendapat, jika data yang dikumpulkan terlalu kecil maka prosedur

statistik nonparametrik lebih baik digunakan. Statistik nonparametrik biasanya

digunakan untuk melakukan analisis pada data nominal atau ordinal karena pada

umumnya data berjenis nominal dan ordinal tidak menyebar normal.

Uji statistik nonparametrik ialah suatu uji statistik yang tidak

memerlukan adanya asumsi-asumsi mengenai sebaran data populasi. Dari segi

jumlah data, pada umumnya statistik nonparametrik digunakan untuk data

berjumlah kecil (n < 30).

1
Contoh metode statistik nonparametrik diantaranya adalah Uji Wilcoxon

(Signed-rank Test), Uji Tanda (sign Test), Uji Mann-Whitney (Mann-Whitney

Test), Uji Kruskal-Wallis (K-W Test), Uji Kolmogorov-Smirnov(K-S Test), dan

Uji McNemar (McNemar Test).

2. Rumusan masalah

a. Memberikan pemahaman konsep tentang statistika non parametrik melalui uji

Wilcoxon

b. Memberikan pemahaman langkah-langkah untuk menyelesaikan

permasalahan yang berhubungan dengan statistika non parametrik melalui uji

Wilcoxon

3. Tujuan penulisan

Adapaun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

a. Memahami pengertian statistika non parametrik melalui uji Wilcoxon

c. Mampu menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan statistika

non parametrik melalui uji Wilcoxon

d. Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya bagi penulis dan bagi

pembaca pada umumnya

2
B. PEMBAHASAN

1. Uji Wilcoxon

Pada tahun 1945 Frank Wilcoxon mengusulkan suatu cara nonparametrik

yang sangat sederhana untuk membandingkan dua populasi kontinu bila hanya

tersedia sampel bebas yang sedikit dan kedua populasi asalnya tidak normal. Cara ini

dinamakan uji Wilcoxon atau uji jumlah rang Wilcoxon

Hipotesi nol Ho bahwa µ1 = µ2 akan diuji lawan suatu tandingan yang sesuai

pertama-tama ambillah sampel acak dari tiap populasi. Misalkan n1 banyaknya

pengamatan dalam sampel yang lebih kecil, dan n2 banyaknya pengamatan dalam

sampel yang lebih besar. Bila sampelnya berukuran sama, maka n1 dan n2 dapat

dipertukarkan. Urutkanlah semua n1 + n2 pengamatan dengan urutan membesar dan

berikan rang 1, 2, . . . , n1 + n2 pada tiap pengamatan. Bila terdapat seri (pengamatan

yang besarnya sama), maka pengamatan tersebut diganti dengan rataan rang nya.

Jumlah rang yang berasal dari ke n1 pengamatan dalam sampel yang lebih

kecil dinyatakan dengan w1. Begitu juga, w2 menyatakan jumlah rang yang berasal

dari n2 pengamatan dalam sampel yang lebih besar. Jumlah n1 + n2 hanya bergantung

pada banyaknya pengamatan dalam kedua sampel dan sama sekali tidak dipengaruhi

oleh hasil percobaan. Jadi, bila n1=3 dan n2=4, maka w1+w2=1+2+…+7=28

(𝑛1 +𝑛2 )(𝑛1 +𝑛2 +1)


Secara umum: w1+w2= 2

Dari rumus w1 didapat rumus untuk w2, yaitu:

(𝑛1 +𝑛2 )(𝑛1 +𝑛2 +1)


w2 = - w1
2

3
Bila sampel ukuran n1 dan n2 diambil beberapa kali, maka dapat

diharapkan bahwa w1 dan w2 akan berubah. Jadi w1 dan w2 masing-masing di

pandang sebagai nilai peubah acak W1 dan W2.

Untuk lebih mudah dalam menghitung peluangnya, kita menggunakan tabel.

Tabel ini didasarkan pada statistika U, minimum U1 dan U2, dengan:

𝑛1 (𝑛1 +1) 𝑛2 (𝑛2 +1)


U1 = W1- dan U2 = W2-
2 2

Untuk uij ekaarah, Bila P(U ≤ u  Ho benar) ≤ α, uji tersebut berarti dan Ho

ditolak. Untuk uji dwiarah, uji tersebut berarti bila 2P(U ≤ u  Ho benar) ≤ α,

dalam hal ini hipotesis tandingan bahwa µ1 ≠ µ2 diterima.

(8)(9)
Bila, n1 = 3, n2 = 5, dan w1 = 8, sehingga w2 = - 8 = 28, jadi
2

(3)(4) (5)(6)
u1 = 8 – =2 u2 = 28 – = 13
2 2

dengan menggunakan tabel, untuk u = 2, diperoleh:

P(U ≤ 2 Ho benar) = 0,071

2. Langkah-Langkah uji Wilcoxon

Untuk menguji hipotesis nol, bahwa rataan dua populasi yang tak normal adalah

sama bila hanya tersedia sampel acak yang terkecil (ukurannya), maka

dikerjakan melalui langkah-langkah berikut:

1. Ho : µ1 = µ2

2. H1 : Tandingannya adalah µ1 < µ2 , µ1 > µ2 , atau µ1 ≠ µ2

3. Pilih taraf keberartian

4
4. Daerah kritis:

a) Semua nilai u yang memenuhi P(U ≤ u  Ho benar) < α bila n2 ≤ 8

dan ujinya ekaarah;

b) Semua nilai u yang memenuhi 2P(U ≤ u  Ho benar) < α bila n2 ≤ 8

dan ujinya dwiarah;

c) Semua nilai u yang lebih kecil atau sama dengan nilai kritis yang

sesuai dalam table bila 9 ≤ n2 ≤ 20

5. Hitung w1, w2, u1, u2dari sampel bebas berukuran n1 dan n2, dengan n1≤n2.

Dengan menggunakan yang terkecil diantara u1 dan u2 sebagai u,

tentukanlah apakah u jatuh pada daerah penerimaan atau pada daerah kritis.

6. Kesimpulan: tolak Ho bila u jatuh dalam daerah kritis; jika sebaliknya,

terima Ho.

Contoh 1:

1. Untuk mengetahui apakah suatu serum baru akan menyembuhkan

leukemia, dipilih Sembilan tikus yang penyakit leukemianya sudah cukup

parah. Lima tikus mendapat pengobatan sedangkan empat tidak. Lamanya

tikus hidup, dalam tahun sejak permulaan percobaan adalah

Perlakuan 2,1 5,3 1,4 4,6 0,9

Tanpa perlakuan 1,9 0,5 2,8 3,1

Pada tarif keberartian 0,05, dapatkah dikatakan serum tersebut manjur?

Jawab: n1 = 4 dan n2 = 5, diperoleh:

1. Ho : µ1 = µ2

2. H1 : µ1 < µ2

5
3. α = 0,05

4. daerah kritis: semua nilai u yang memenuhi P(U ≤ u  Ho benar)<0,05

5. perhitungan: semua pengamatan diurutkan membesar dan diberi rang 1

sampai 9

Data Asli 0,5 0,9 1,4 1,9 2,1 2,8 3,1 4,6 5,3

Rang 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Rang pengamatan dari sampel perlakuan digarisbawahi.

w1 = 1 + 4 + 6 + 7 = 18

(9)(10)
w2 = [ ] - 18 = 27
2

(4)(5) (5)(6)
Jadi, u1 = 18 – [ ]=8 u2 = 27 – [ ] = 12
2 2

sehingga u = 8. Karena P(U ≤ 8  Ho benar) = 0,365 < 0,05, maka nilai u = 8

jatuh pada daerah penerimaan.

6. Kesimpulan: terima Ho dan simpulkan bahwa serum tidaklah memperpanjang

usia dengan cara mengobati leukemia.

Contoh 2:

2. Kadar nikotin dua merek rokok, diukur dalam miligram, sebagai berikut:

Merek A 2,1 4,0 6,3 5,4 4,8 3,7 6,1 3,3

Merek B 4,1 0,6 3,1 2,5 4,0 6,2 1,6 2,2 1,9 5,4

Ujilah hipotesis, pada taraf keberartian 0,05, bahwa rata-rata kadar nikotin kedua

merek rokok sama.

Jawab: n1 = 8 dan n2 = 10

6
1. Ho : µ1 = µ2

2. H1 : µ1 < µ2

3. α = 0,05

4. Daerah kritis: semua nilai u yang memenuhi P(U ≤ u  Ho benar)<0,05

5. Perhitungan: semua pengamatan diurutkan membesar dan diberi rang 1

sampai 18

Data Asli Rang Data Asli Rang

0,6 1 4,0 10,5


1,6 2 4,0 10,5
1,9 3 4,1 12
2,1 4 4,8 13
2,2 5 5,4 14,5
2,5 6 5,4 14,5
3,1 7 6,1 16
3,3 8 6,2 17
3,7 9 6,3 18
Rang pengamatan dari sampel yang lebih kecildigarisbawahi.

w1 = 4 + 8 + 9 + 10,5 + 13 + 14,5 + 16 + 18 = 93

(18)(19)
w2 = [ ] – 93 = 78
2

(8)(9) (10)(11)
Jadi, u1 = 93 – [ ] = 57 u2 = 78 – [ ] = 23
2 2

Sehingga u = 23

6. Kesimpulan : terima Ho dan simpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan dalam

kadar nikotin kedua merek rokok

7
C . PENUTUP

1. Kesimpulan
1. Uji statistik nonparametrik ialah suatu uji statistik yang tidak memerlukan

adanya asumsi-asumsi mengenai sebaran data populasi

2. uji Wilcoxon atau uji jumlah rang Wilcoxon adalah suatu cara nonparametrik

yang sangat sederhana untuk membandingkan dua populasi kontinu bila hanya

tersedia sampel bebas yang sedikit dan kedua populasi asalnya tidak normal

3. enam langkah pengujian Wilcoxon, yaitu:

1. Ho : µ1 = µ2
2. H1 : Tandingannya adalah µ1 < µ2 , µ1 > µ2 , atau µ1 ≠ µ2
3. Pilih taraf keberartian
4. Daerah kritis:
d) Semua nilai u yang memenuhi P(U ≤ u  Ho benar) < α bila n2 ≤ 8
dan ujinya ekaarah;
e) Semua nilai u yang memenuhi 2P(U ≤ u  Ho benar) < α bila n2 ≤ 8
dan ujinya dwiarah;
f) Semua nilai u yang lebih kecil atau sama dengan nilai kritis yang
sesuai dalam table bila 9 ≤ n2 ≤ 20
5. Hitung w1, w2, u1, u2dari sampel bebas berukuran n1 dan n2, dengan n1≤n2.
Dengan menggunakan yang terkecil diantara u1 dan u2 sebagai u,
tentukanlah apakah u jatuh pada daerah penerimaan atau pada daerah kritis.
6. Kesimpulan: tolak Ho bila u jatuh dalam daerah kritis; jika sebaliknya,

terima Ho.

8
2. Saran

Dalam mempelajari statistika nonparametrik kita telah tahu banyak mengenai

uji Wilcoxon tetapi belum tahu tentang pengaplikasiannya. Untuk itu saran dari

penulis, diharapkan kepada pembaca agar sudi kiranya untuk menelaah lebih

mendalam mengenai pengaplikasian statistika nonparametrik khususnya mengenai uji

Wilcoxon.

9
D. DAFTAR PUSTAKA

Walpole, Ronald E. 1986.Ilmu Peluang dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuwan.
Bandung: ITB
Mangkuatmodjo, Soegyarto. 1999. Statistika Lanjutan. Jakarta: Rineka cipta

Boedijoewono, Noegroho. 2007. Pengantar Statistika. Yogykarta: UGM

10

Anda mungkin juga menyukai