Anda di halaman 1dari 4

Sepanjang penelusuran kami, tidak ada dasar hukum yang eksplisit mengatur tentang

kewajiban seseorang untuk memberikan Kartu Tanda Penduduk (“KTP”) kepada


resepsionis saat menginap di hotel. Dalam laman
http://www.indonesiahotelsonline.com antara lain dikatakan bahwa tujuan
diberikannya KTP tersebut semata-mata adalah untuk keperluan pendataan identitas
tamu yang menginap di hotel, untuk menghindari penipuan identitas, atau
mengurangi penyalahgunaan kartu kredit untuk kepentingan pembayaran penginapan
di hotel yang bersangkutan.

Akan tetapi, pemeriksaan identitas tamu merupakan salah satu bagian dari sistem
manajemen pengamanan hotel, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia No.:
PM.106/PW.006/MPEK/2011 Tahun 2011 tentang Sistem Manajemen Pengamanan
Hotel (“Permen Pariwisata 106/2011”). Dalam Pasal 4 Permen Pariwisata 106/2011,
dikatakan bahwa setiap usaha hotel wajib mengikuti persyaratan dan penerapan
sistem manajemen pengamanan hotel yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
dalam lampiran peraturan ini, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
peraturan menteri ini.

Poin C Lampiran Permen Pariwisata 106/2011 memberikan keterangan rinci


mengenai Spesifikasi Penerapan Sistem Manajemen Pengamanan (“SMP”) Hotel.
Spesifikasi Penerapan SMP Hotel memiliki 16 (enam belas) elemen yang salah
satunya adalah “Pengendalian Proses dan Infrastruktur (Elemen Sepuluh)”.

Dalam Elemen Sepuluh tersebut dikatakan bahwa usaha hotel wajib menetapkan
prosedur pengendalian untuk mengendalikan setiap risiko keamanan yang telah
teridentifikasi termasuk yang dapat ditimbulkan oleh pekerja hotel tetap dan tidak
tetap, kontraktor dan pengunjung. Prosedur pengendalian risiko keamanan tersebut
wajib ditinjau secara periodik untuk menilai kecukupan dan efektivitasnya, serta
perubahan yang telah diidentifikasi.
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt5316ee1043eb4/dasar-hukum-
kewajiban-memberikan-ktp-saat-menginap-di-hotel

Salah satunya adalah upaya pengendalian di area hotel dalam hal keamanan, berupa
tindakan meminta identitas tamu/perusahaan kontraktor.

Untuk memenuhi ketentuan tersebut, biasanya hotel mewajibkan tamu yang


menginap untuk memberikan KTP, seperti contohnya dalam tata tertib yang dibuat
oleh Walan Hotel yang mewajibkan tamu yang menginap untuk menyerahkan tanda
bukti diri KTP/SIM/PASPOR.

Khusus bagi Warga Negara Asing (“WNA”), terdapat kewajiban untuk memberikan
identitas diri kepada penanggung jawab penginapan. Hal ini tercermin dalam Pasal 72
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (“UU Keimigrasian”)
yang berbunyi:

(1) Pejabat Imigrasi yang bertugas dapat meminta keterangan dari setiap orang yang
memberi kesempatan menginap kepada Orang Asing mengenai data Orang Asing
yang bersangkutan.
(2) Pemilik atau pengurus tempat penginapan wajib memberikan data mengenai
Orang Asing yang menginap di tempat penginapannya jika diminta oleh Pejabat
Imigrasi yang bertugas.

Lebih lanjut dikatakan dalam Pasal 187 jo. Pasal 188 Peraturan Pemerintah Nomor 31
tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011
tentang Keimigrasian (“PP 6/2011”) bahwa data mengenai orang asing yang
menginap paling sedikit memuat:
a. nama lengkap;
b. tempat dan tanggal lahir;
c. jenis kelamin;
d. nomor telepon;
e. kewarganegaraan; dan
f. nomor paspor.

Sanksi bagi pemilik atau pengurus tempat penginapan yang tidak memberikan
keterangan atau tidak memberikan data orang asing yang menginap di rumah atau di
tempat penginapannya setelah diminta oleh pejabat imigrasi yang bertugas
berdasarkan Pasal 117 UU Keimigrasian adalah dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda paling banyak Rp25.000.000,00 (dua
puluh lima juta rupiah).

Demikian jawaban dari kami semoga bermanfaat.

Dasar hukum:
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian;
3. Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia No.:
PM.106/PW.006/MPEK/2011 Tahun 2011 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan
Hotel.

Referensi:
1. http://www.indonesiahotelsonline.com/id/customer-syarat-dan-ketentuan.html,
diakses pada 6 Maret 2014 pukul 15.58 WIB;
2. http://walanhotel.com/tata-tertib/, diakses pada 6 Maret 2014 pukul 18.54 WIB

Proses verifkasinya, kata Tjokorda, melalui penilai berasal dari PHRI dan Polda Bali.
Menurut dia, ada banyak sisi menjadi bahan penilaian. Bukan saja keamanan terkait
kemungkinan terorisme, tetapi juga dari segi lainnya seperti keamanan suplai
makanan, keamanan transaksi kartu kredit, termasuk perekrutan tenaga kerja.

Verifikasi ini akan dievaluasi setiap tiga tahun sekali. Evaluasi rutin dilakukan
dengan mengirimkan tamu khusus (mistery guest) ke hotel yang telah tersertifikasi,
guna melihat apakah hal itu bisa berlanjut atau tidak. (mer/end)

http://balitoday.net/standarisasi-keamanan-baru-sembilan-hotel-di-bali-penuh-syarat/

Anda mungkin juga menyukai