KURIKULUM 2013
Jilid 1
KURIKULUM 2013
Jilid 1
Disusun Oeleh
10. Bor tangan listrik/ hand drill , menerangkan bor listrik tangan dengan
beberapa mata bor yang digunakan
11. Gergaji tangan listrik/ Circle saw, meliputi gergaji tangan listrik
dengan prosedur penggungaannya
12. Ketam tangan listrik/ Hand planer, berisi tentang ketam tangan
listrik dan cara penggunaannya
13. Router tangan listrik/ Hand router , menerangkan router tangan dan
cara penggunaannya
14. Jig Saw tangan listrik, menerangkan fortable jig saw, mata jig saw
dan penggunaannya
15. Amplas tangan listrik meliputi jenis peralatan amplas tangan listrik
dan penggunaannya
Penyusun
Drs. Muhammad Fatori, MP
DAFTAR ISI
A. Deskripsi
Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetens siswa dari
sisi pengetahuan, ketrampilan serta sikap secara utuh. Diman proses
pencapaiannya melalui pembelajaran pada sejumlah mata pelajaran
yang dirangkai sebagai satukesatuan yang saling mendukung dalam
mencapai kompetensi tersebut. Buku bahan ajar yang berjudul :
“Teknologi Konstruksi Kayu Jilid 1” merupakan sejumlah
kompetensi yang diperlukan untuk SMK pada program keahlian
Teknik Bangunan pada paket Teknik Konstruksi Kayu yang dibeikan
pada kelas X.
Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan oleh siswa
untuk mencapai sejumlah kompetensi yang diharapkan dalam
dituangkan dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar.sesuai deng
pendekatan scientific approach yang dipergunakan dalam kurikulum
2013, siswa diminta untuk memberanikan dalam mecari dan menggali
kompetensi yang ada dala kehidupan dan sumber yang terbentang
disekitar kita, dan dalam pembelajarannya peran Guru sangat penting
untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dalam
mempelajari buku ini. Gura diusahakan untuk memperkaya dengan
mengkreasi mata pembelajaran dalambentuk krgiatan-kegiatan lain
yng sesuai dan rng bersumber relevan yang bersumber dari alam
sekitar kita.
11. Bor tangan listrik/ hand drill , menerangkan bor listrik tangan
dengan beberapa mata bor yang digunakan
12. Gergaji tangan listrik/ Circle saw, meliputi gergaji tangan listrik
dengan prosedur penggungaannya
13. Ketam tangan listrik/ Hand planer, berisi tentang ketam tangan
listrik dan cara penggunaannya
14. Router tangan listrik/ Hand router , menerangkan router tangan dan
cara penggunaannya
15. Jig Saw tangan listrik, menerangkan fortable jig saw, mata jig saw
dan penggunaannya
16. Amplas tangan listrik meliputi jenis peralatan amplas tangan listrik
dan penggunaannya
B. Prasyarat
Untuk dapat mempraktekkan secara baik isi modul ini “Membuat
Macam-macam Sambungan dan hubungan kayu ini sebaiknya telah
dimiliki oleh para peserta diklat:
1. Telah dapat membaca gambar teknik dengan baik.
2. Memahami konsep sambungan dan hubungan kayu
3. Sudah mendapat penjelasan secara garis besar tentang macam-
macam bentuk sambungan memanjang dan teknik
mengerjakannya serta kegunaan-kegunaan dari sambungan-
sambungan tersebut.
4. Telah membaca dan memahami secara tuntas isi setiap pokok
bahasan yang akan dipraktekkannya.
5. Telah menguasai teori-teori peralatan tangan
6. Telah mempelajari keselamatan kerja
7. Menguasai petunjuk pengerjaan kayu.
C. Petunjukpenggunaan modul
D. Tujuan akhir :
Setelah dengan cermat mempelajari pengetahuan macam-macam
sambungan kayu memanjang,Pengetahuan peralatan tangan
manual dan peralatan tangan listrik yang diperlukan,
pengetahuan factor-faktor keamanan dan keselamatan kerja
dan mempraktekkan beberapa macam sambungan kayu
memanjang yang sudah ditugaskan melalui kegiatan belajar awal
sampai kegiatan terakhir dan maka diharapkan siswa dapat
Melaksanakan pembuatan semua jenis dan macam sambungan
memanjang sebab kelima tugas praktek yang telah dilaksanakan
dapat memiliki skill/ketrampilan semua jenis dan macam sambungan
balok memanjang maupun sambungan papan memanjang.
A. Diskripsi
Dalam modul ini akan membahas konsep sambungan dan
hubungan kayu pengenalan penggunaan peralatan tangan manual
serta perhitungan sambungan kayu pada pekerjaan kayu
diantaranya :
12. Bor tangan listrik/ hand drill , menerangkan bor listrik tangan
dengan beberapa mata bor yang digunakan
13. Gergaji tangan listrik/ Circle saw, meliputi gergaji tangan listrik
dengan prosedur penggungaannya
14. Ketam tangan listrik/ Hand planer, berisi tentang ketam tangan
listrik dan cara penggunaannya
16. Jig Saw tangan listrik, menerangkan fortable jig saw, mata jig
saw dan penggunaannya
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pembelajaran diharapkan siswa dapat
1) MemahamiPengertian dan prasyarat mutu kayu sebagai
bahan bangunan dan furnitur
2) menerapkan Jenuis dan sifat sifat kayu
3) Pemeriksaan fisik dan mekanik kayu
b. UraianMateri
1) Pengamatan
Coba kalian perhatikan cacat kayu
yang terjari pada kayu yang terkena
serangga maupunjenis perusak kayu
lainnya, apa pengeruh terhadap
mutu dan kwalitas kayu tersebut
tentunya akan mengurangi kekuatan
dan ketahanan dalam konstruksi
serta mengurangi kekuatan bilamana kayu akan dijadikan
bahan konstruksi. Coba kalian amati Prosedur pemeriksaan
kwalitas, pengawetan dan pengeringan dan lakukan beberapa
pengujian,diskusikan standar pengujian dan hasil resume
mengujian , Bila kalian menemui kesulitan kalian bisa
mencari sumber informasi dari buku bahan ajar ini maupun
sumber sumber lain yang dapat memperkuat kajian tentang
kayu sebagai bahan bangunan atau furnitur, presentasikan
dikelas setelah diskusi selesai.
2) Pengertian dan Syarat Mutu Kayu sebagai Bahan
Bangunan dan furnitur
Kayu yang dimaksud disini adalah kayu yang digunakan
sebagai bahan bangunan. Kayu yang digunakan sebagai
bahan Bangunan adalah kayu olahanyang diperoleh
dengan jalan mengkonsversikan kayu bulat menjadi kayu
berbentuk balok, papan ataupun bentuk-bentuk lain yang
sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Kayu sebagai bahan bangunan dapat dibagi dalam 3 (tiga)
golongan pemakaian yakni :
Kayu Bangunan Struktural
Ialah kayu bangunan untuk digunakan dalam struktur
Bangunan
Kayu Bangunan Non Struktural
Ialah Kayu Bangunan untuk digunakan dalam bagian
bangunan yang tidak berfungsi sebagai struktur
Bangunan
Kayu Bangunan untuk keperluan lain
ialah Kayu Bangunan yang tidak termasuk kedua
golongan tersebut diatas, tetapi dapat dipergunakan
sebagai bahan bangunan penolong ataupun bangunan
sementara.
c. Lengkung
Adalah perubahan bentuk kayu berupa pelengkungan
menurut sumbu memanjang.
d. Pinggul (Wane)
Adalah cacat pada kayu sedemikian rupa sehingga
sudut-sudut penampang tegak kayu menjadi tidak lagi
berbentuk empat persegi panjang
e. Serat/Miring
Adalah cacat kayu dimana arah serat yang berbeda
pada sisi lebar mengarah pada sisi tebalnya atau
sebaliknya.
f. Retak
Adalah adanya celah-celah kecil antara serat pada
badan atau bontot kayu pada umumnya dapat
berkembang menjadi pecah-pecah.
g. Gubal
Adalah bagian terluar dari kayu bulat yang berbatasan
dengan kulit pada pohon yang masih hidup, bagian ini
terdiri dari sel-sel yang hidup dan berisi bahan-bahan
makanan cadangan, biasanya warnanya lebih muda dari
kayu terasnya.
h. Mencawan
Adalah perubahan bentuk kayu berupa pelengkungan
menurut sumbu lebarnya.
i. Pecah Tertutup
Adalah terpisahnya serat kayu pada arah memanjang
yang menembus pada muka lebar dari sekeping kayu
gergajian.
j. Urat Kapur
Adalah saluran/rongga yang terdapat pada kayu yang
biasanya berisi tesin atau damar/getah/kapur.
k. Muntir/Mengeliat
Adalah perubahan bentuk kayu berupa putaran pada
penampang tegaknya sehingga semua sisi
bidangtegaknya menjadi tidak rata
l. Lubang
Adalah lubang yang terdapat pada kayu akibat serangga
penggerek.
m. Perubahan Warna
Adalah kelainan warna pada kayu
Tabel 2.
NO. CACAT YANG ADA URAIAN YANG
DIPERKENANKAN
CACAT BENTUK
1. Lengkung Maksimum maks. 1% x panjang satu arah
2. Muntir/mengeliat tidak diperkenankan
3. Mencawan, maksimum maks. 1% lebar
4. Pinggul, maksimum 1/10 x lebar muka kayu
5. Serat miring (tg/maks.) tg. 1 = 1/10
CACAT BADAN
CACAT BONTOS
1. Retak radial, maks ¼ x lebar muka kayu
2. Retak tangensial, maks 1/5 x lebar muka kayu
4) Jenis dan Sifat-sifat Kayu
Jenis-jenis kayu
a) Cara menggolongkan jenis-jenis kayu
Lembaga penelitian hasil Hutan (LPHH) di Bogor telah
melaksanakan penelitian-penelitian mengenai kayu-kayu
di indonesia untuk keperluan Pembangunan, kayu-kayu
untuk ramuan dinilai menurut kekuatannya ini ditentukan
tingkat pemakaian kayu.
b) Tingkat Kekuatan
Di Indonesia jarang sekali diuji kuat tarik kayu. Untuk
menentukan tingkat kekuatan kayu kita berpangkal pada
kuat lentur, kuat tekan dan kuat jenis kayu. Berat jenis ini
ditentukan pada kadar lengas kayu dalam keadaan
kering udara.
Persyaratan untuk masing-masing kelas menurut den
gerger ditentukan sebagai berikut :
TINGKAT I II III IV V
a. Kuat lentur 1000 725 500 360 Kurang dari
dalam kg/ 360
cm² 750 425 300 215
b. Kuat desak Kurang dari
dalam kg/ 0,9 0,6 0,4 0,3 215
cm²
c. Berat/cm Kurang dari
0,3
c) Tingkat Pemakaian
Tingkat pemakaian suatu kayu menyatakan kecakupan
kayu untuk sesuatu macam konstruksi. Di dalam
menetukan tingkat pemakaian tidak dipandang soal
pengerjaan kayu serta mudah atau sukarnya pengolahan
kayu, lagi pula kayu adalah keadaan biasa, artinya tidak
diawetkan.
Merbau
Tingkat Pemakaian I, Tingkat keawetan I, Tingkat
kekuatan I BJ . 0,9 – 1.
Banyak kita dapati di pulau Sumatera (bagian utara).
Sulawesi dan kepulauan Maluku, walaupun demikian
banyak juga dipakai di pulau Jawa.
Merbau termasuk kayu yang baik, karea selain tahan
raya, kembang susutnya hanya sedikit, kejelekannya
ialah bahwa besi yang berhubungan denganmerbau
akan lekas berkarat karena kadar asam-air kayu
tinggi sekali. Banyak dipergunakan untuk konstruksi
yang tidak terlindung. Banyak juga dipergunakan
untuk pembuatan perabot rumah tangga, karena
dapat dipelitur dengan mudah. Warnanya kelabu-
sawo dan jika telah lama dipakai akan berubah
menjadi hitam sawo.
Bangkirai
Tingkat Pemakaian I, Tingkat keawetan II, Tingkat
kekuatan I BJ .0,8 – 1.1.
Kadang-kadang orang menamakan jati Kalimantan,
sering disebut juga bulan. Pohon banyak didapat di
kalimantan dan sumatera dalam jumlah yang besar.
Kayunya tahan rayap , agak mudah diolah, jika
dibandingkan dengan kayu jati. Kembang susutnya
sedikit dan mudah didapat dalam ukuran yang besar
tanpa cacat-cacat. Banyak dipakai untuk konstruksi
yang terlindas dan tidak jarangpula untuk lantai
jembatan, tiang-tiang dsb. Warnanya mula-mula
sawo kering dan lama kelamaan menjadi lebih tua.
Belian
Tingkat Pemakaian I, Tingkat keawetan I, Tingkat
kekuatan I BJ = 0,9 – 1,2. Terdapat di pulau
Kalimantan. Sebenarnya ada beberapa macam kayu
yang termasuk dalam nama belian, dua yang
terpenting adalah belian dan anglen, atau disebut
kayu besi dari Kalimantan, kayunya tahan rayap dan
serangga-serangga lainnya, karena kerasnya,
sukarnya diolah. Di dalam konstruksi besar dipakai
untuk tiang-tiang jembatan, lantai jembatan dsb.
Di dalam bangunan rumah dipakai sebagai sirap
untuk penutup atap, warnanyajika belum lama
adalah sawo tua, kemudian akan berubah menjadi
abu-abu sampai hitam.
Resak
Tingkat Pemakaian I, Tingkat keawetan I, Tingkat
kekuatan I BJ = 1,1
Didapat di Pulau Kalimantan, Sumatera dan Riau.
Kayunya tahan rayap dan ulat-ulat tiang, walaupun
keras, tetapi agak mudah diolah. Banyak dipakai di
dalam Bangunan air dan dalam konstruksi yang
besar dipakai sebagai pasak (baja). Warnanya sawo
muda dan lama kelamaan menjadi sawo tua.
Rasamala
Tingkat Pemakaian II, Tingkat keawetan II, Tingkat
kekuatan II BJ = 0,6 – 0,8 banyak terdapat di Jawa
Barat dan juga di Sumatera. Pohon initumbuhnya
lebih cocok untuk daerah yang tingginya lebih dari
500 m di atas permukaan laut. Kayunya tahan rayap
dan di tempat yang terlindung serta tidak banyak
mengalami perubahan kadar legas, tahan pula
terhadap bubuk.
Cara Pemeriksaan
o Siapkan alat perlengkapan kuat lentur pada mesin tekan
o Letakan kayu pada mesin dengan jarak tumpuan 70 cm.
o Berikan beban pada tengah-tengah kayu dengan
kecepatan 2,5 mm per menit dengan penyimpangan ±
25%.
o Perhatikan pembebanan dan penurunan defleksi.
o Baca beban (P) apabila kayu sudah mengalami pecah
dan tidak mampu dibebani.
o Hitng kuat lentur dengan rumus 3 PL/2BH², dimana
P = Beban Patah
L = Jarak Tumpuan
B = Lebar Benda Uji
H = Tinggi Benda Uji
P
70 cm
76 cm
Cara Pemeriksaan
- Ukuran luas Bidang tekan kayu tersebut (5 x 5 cm)F
- Letakan benda uji pada mesin tekan
- Pembebanan dilakukan secara kontinyu dengan
kecepatan gerak 0,008 cm tiap panjang contoh uji per
menit.
- Pembacaan beban (P) dan Deformasi dilakukan
sampai mencapai maksimum.
𝑷
- Hitung keteguhan tekan sejajar serat kayu = 𝑭 kg/cm2
P = Beban
F = Luas besi lempengan
Cara Pemeriksaan :
- Letakkan benda uji pada alat tarik dalam keadaan
terjepit pada mesin tarik.
- Beban diberikan secara kontinyu dengan kecepatan
0,25 cm per menit.
- Uji sampai pecah hasilnya dilihat bebannya (P) kg
- Hitung keteguhan tarik tegak lurus serat
𝑷
- kg/cm2
𝑭
P = Beban
F = Luas bidang yang ditarik
e) Pemeriksaan Kuat Tarik Sejajar Serat
Alat dan Bahan yang dibutuhkan
- Mesin tarik dan perlengkapannya
- Gergaji
- Pahat kayu
- Kayu seperti dalam gambar
Cara Pemeriksaan
- Benda uji masukkan pada penjepit mesin tarik
- Benda uji ditarik secara kontinyu dengan kecepatan
0,25 cm per menit
- Benda ditarik sampai putus dan kekuatannta (P)
𝑷
- Hitung keteguhan tarik tegak lurus serat kg/cm2
𝑭
P = Beban
F = Luas tidak bidang ditarik (cm²)
Cara Pemeriksaan :
- Siapkan benda uji dengan ukuran 5 x 5 x 15 cm
- Masukan benda uji pada mesin tekan
- Contoh uji tean dengan bola baja Ø 1,13 cm sampai
bola masuk sedalam ½ x diameter
- Pengujian kekerasan dilakukan terhadap kedua
bidang/ujung dan keempat bidang sisi.
- Hitung beban dari pengujian bidang tersebut didapat
angka kekerasan rata-rata dari ujung radial dan
tangensial.
Cara Pemeriksaan :
- Siapkan benda uji seperti pada gambar
- Tempatkan benda uji pada penjepitnya diusahakan
jangan sampai benda bidang geser secara kontinyu
dengan kecepatan 0,6 mm/menit
- Catat bebannya apabila kayu tergeser
- Hitung keteguhan geser sejajar serat kayu
𝑷
kg/cm
𝑭
dimana
P = Beban
F = Luas permukaan geser
Cara Pemeriksaan :
- Siapkan benda uji seperti gambar
- Benda uji letakan pada mesin tarik
- Jalankan mesin tarik dengan kecepatan 2,5 mm per
menit
- Hasilnya cacat p kg apabila bend uji terbelah
- Hitung keteguhan sejajar serat
𝑷
kg/cm
𝑭
dimana
P = Beban
F = Panjang kayu
Cara Pemeriksaan :
- Siapkan benda uji dengan ukuran5 x 5 x 5 cm
- Penetapan berat jenis benda uji mempunyai kadarair
15 % dan kering udara
- Benda uji ditimbang misalnya (a gram)
- Volume diukur dengan metode celup
Isi air pada gelas ukur (Xml)
Benda uji direndam dahulu beberapa menit
Masukan benda uji ke dalam gelas ukur yang berisi
air
Setelah benda uji masuk ke dalam gelas ukur, air
akan naik menjadi (Y ml)
Volume benda uji dapat dicari yaitu Y ml dikurangi X
ml
Hitung berat jenis kayu dengan rumus :
𝐁𝐞𝐫𝐚𝐭
𝐕𝐨𝐥𝒖𝒎𝒆
Cara Pemeriksaan
- Siapkan benda uji dengan ukuran 5 x 5 x 5 cm
keadaan bersih
- Benda uji ditimbang misalnya A gram
- Benda uji dikeringkan dalam oven pada suhu 103 ±
2° C sampai berat konstan
- Setelah itu benda uji ditimbang misal B gram
- Presentase kadar air kayu dapat dihitung
𝑨−𝑩
x 100% = .........%
𝑩
b) Permanen
Bahan pengawet yang baik ialah bahan pengawet yang
stabil dan tidak mudah menguap atau tercuci dalam
waktu yang lama, apabila pengawet tidak stabil
walaupun mula-mula beracun, bahan ini berubah cepat
menghasilkan bahan yang tidak beracun lagi atau mudah
menguap. Contohnya Calcium colsylate yang dengan
CO2 berubah menjadi Asam Colsylic (mudah menguap)
dan calcium carbonat (tidak beracun).
9) Pengeringan Kayu
Pengeringan dilakukan karena sifat gigroskopis kayu yang
dimilikinya sehingga kandung air yang ada di dalam kayu
harus terbuang :
a) Air dalam kayu
Dalam pohon kayu mengandung banyak air. Pada
beberapa jenis kayu kadar air itu sampai setengah atau
tiga perempat dari berat kering. Jika pohon ditebang,
dan kayu digergaji maka air itu segera meninggalakan
kayu. Dan peristiwa pembuangan air ini sangat penting
dan sangat berbahaya bila tidak teratur. Air di dalam
kayu sebagaian terdapat didalam rongga sel, air ini
dinamakan air bebas. Pada kayu basah selain air bebas
terdapat juga air yang terikat oleh dinding sel yang
disebut air ambibisi. Dalam pengeringan air yang keluar
lebih dulu yaitu air bebas . Setelah air bebas itu habis
dan tidak ada lagi air dalam rongga-rongga sel, maka
sekarang tinggallah air yang terletak pada dinding sel
(tinggal air ambibisi).
Bila keadaan air bebas telah habis, dan dinding sel jenuh
dengan air dinamakanTitik Jenuh Serat. Diatas titik jenuh
serat ini.Tetapi dibawah titik ini, segala perubahan kadar
air akan mengakibatkan perubahan ukuran, oleh karena
itu perubahan-perubahan kadar air di bawah titik ini
sangat mempengaruhi sifat-sifat dan mekanis pada
kayu.
b) Tujuan Pengeringan
Struktur kayu dan sifat-sifat fisis dari kayu kedua-duanya
terpengaruh besar terhadap proses pengeringan. Air
dalam kayu menjadi perhatian kita dalam pengeringan,
sebab dalam penggunaan kayu harus dalam keadaan
kering. Jadi dalam pengeringan ini dimaksudkan untuk
menurunkan kadar air. Dengan kadar air yang rendah ini
mendapatkan beberapa segi keuntungan :
(1) Mengurangi beratnya, sehingga mempermudah
pengangkatan dan praktis mengurangi biayanya.
(2) Menambah kekuatan kayu, makin kecil kadar air,
makin kuat kayu ini.
(3) Untuk menjaga kestabilan ukuran. Di bawah titik jenuh
serat perubahan kadar air mengakibatkan kembang
kerut. Jika kayu dikeingkan sampai kadar airnya
mendekati kadar air pada waktu pemakian, maka
kembang kerut kayu itu akan berkuang.
(4) Untuk mencegah serangan cendawan dan busuk.
Dibawah kadar air 20%
(5) Bila kayu selanjutnya akan direkat, maka syaratnya
agar perekat kayu kering.
(6) Bila kayu akan diawetkan dengan zat pengawet, maka
agar pemasukan obet pengawet tadi memuaskan,
kayu harus kering.
c) Pengeringan Udara
Menumpuk kayu atau papan menurut susunan tertentu
dan membiarkan tumpukan-tumpukan itu beberapa lama
dalam keadaan terbuka atau dibawah naungan .
Keadaan derajat panas dan kelembaban udara
mempengaruhi kecepatan pengeingan, maka dalam
pengeringan udara ini yang perlu diperhatikan ialah
susunan-susunan dari kayu tersebut.
b. Susunan Sandar
d) Pengeringan Buatan
Pengeringan buatan pada kayu dilakukan dalam
tunur/klin. Kemudian dipanasi dengan uap air
sampai 100°C. Untuk mempercepat penguapan,
maka dalam ketel tekanannyadibuat 50-70 mm.Hg.
Juga dapat dibuat dalam ruang pengering
(droogkamer). Kayu ditumpuk di dalamnya atau
dimasukkan dengan lori . Pemanasan dilakukan
dengan gas dengan temperatur tinggi. Maksud
pengeringan buatan ini untukmenhemat waktu, juga
untuk mendapatkan derajat kering yang tinggi guna
berbagai keperluan. Dihindarkan penguapan air di
bagian luar. Lebih cepat dari pada transport air dari
bagian dalam ke bagian luar. Dengan udara iar di
dalam kayu diuapkan kemudian uapnya dihilangkan
dengan sirkulasi atau peedaran udara. Pada proses
pengeringan ini tidak boleh tejadi tegangan-
tegangan yang menyebabkan perubahan-perubahan
tak teratur dan pecah-pecah pada kayu. Maka
pentinglah pengaturan temperature dan derajat
lengas dalam droodkamer (ruang pengering). Kalau
kayu cepat kering maka bagian luar akan mengeras ,
pori-pori tertutup maka penguapan dari lapisan-
lapisan lebih dalam sukar sekali. Jadi sudah dari
permulaan tidak boleh dipakai udara yang telalu
kering.
c) Rangkuman
1) Jenis pembagian golongan pemakaian kayu
d) Kayu Bangunan Struktur
Merbau
Bangkirai
Belian
Resak
Rasamala
𝑷
kg/cm2
𝑭
P = Beban
F = Luas besi lempengan
P = Beban
F = Luas bidang yang ditarik
P = Beban
F = Luas tidak bidang ditarik (cm²)
𝑷
kg/cm
𝑭
dimana
P = Beban
F = Luas permukaan geser
𝑷
kg/cm
𝑭
dimana
P = Beban
F = Panjang kayu
r) Pemeriksaan Berat Jenis
Setelah benda uji masuk ke dalam gelas ukur, air
akan naik menjadi (Y ml)
Volume benda uji dapat dicari yaitu Y ml dikurangi X
ml
Hitung berat jenis kayu dengan rumus :
𝐁𝐞𝐫𝐚𝐭
𝐕𝐨𝐥𝒖𝒎𝒆
6) Bahan Pengawet
sifat-sifat sebagai berikut :
h) Bersifat Racun
i) Permanen
j) Daya tembus/ penetrsai yang tinggi
8) Pengeringan Kayu
Air dalam kayu
Dalam pohon kayu mengandung banyak air.
Tujuan Pengeringan
pengeringan ini dimaksudkan untuk menurunkan kadar
air.
Pengeringan Udara
Ada 4 macam penumpukan
a. Susunan Kotak
b. Susunan Sandar
c. Susunan Silang
Pengeringan Buatan
D) Tugas
1. Sebutkan jenis cacat kayu yang diijinkan untuk kayu yang akan
digunakan pada mebel
2. Coba kalian hitung Kuat lentur yang terjadi bila bean (P) = 900 kg,
jarak tumpuan (L) = 70 cm, lebar dan tinggi benda coba adalah 5 cm
3. Hitung kuat tekan yang terjadi bila Bila beban (P) = 5200 kg, luas
bidang tekan kayu (F) = 5 x 5 cm .
4. Sebutkan jenis perusak kayu yang biasa terjadi untuk kayu furnitur
Pada beberapa pengujian kay sebutkan bebrapa pengujian yang sangat
berpengaruh pada kayu untuk pemakaian furnitur
1) Pengamatan
a) Gaya Tarik
Bila yang bekerja gaya tarik, maka sambungan
kedua batang kayu tersebut harus saling mengait
agar tidak mudah lepas, misalnya memakai
sambungan bibir m iring berkait.
b) Gaya Desak
Bila yang bekerja gaya desak, maka sambungan
kedua batang kayu diusahakan agar permukaan
batang yang akan disambung saling menempel rapat.
Misalnya memakai sambungan lurus tekan.
c) Gaya Lintang dan Momen
Bila yang bekerja gaya lintang dan momen, maka
gaya lintang akan menyebabkan sambungan
akan saling bergeser sedang momen akan
menyebabkan suatu lenturan. Maka dalam hal ni
sambungan harus kuat dan kaku misalnya memakai
sambungan pengunci.
d) Gaya Puntir
Bila sambungan atau hubungan ada gaya puntir,
maka sambungan kedua batang kayu harus saling
mencengkeram agar tidak mudah terjungkit lepas
misalnya memakai sambungan tarikan lurus rangkap
untuk sambungan tiang dan hubungan pen dan lubang
untuk hubungan sudut.
Sambungan Takikan Lurus Rangkap
Sambungan Purus Lurus
Hubungan Menyudut /
Lobang dan Pen
c. Rangkuman
Sambungan dan Hubungan kayu dibagi dalam 3 kelompok ialah:
1) Sambungan kayu arah memanjang
2) Sambungan kayu arah melebar (sambungan papan)
3) Hubungan kayu yang arah seratnya berlainan (menyudut)
1) Gaya Tarik
2) Gaya Desak
3) Gaya Lintang dan Momen
4) Gaya Puntir
d. Tugas Siswa
1. Sebutkan 5 macam sambungan memanjang
2. Sebutkan sambungan yang biasa digunakan untuk sambungan
memanjang untuk batang yang menggantung.
3. Jelaskan dimana letaknya suatu titik terlemah pada suatu
konstruksi!
4. Jelaskan menggunakan sambungan apa bila yang akan
bekerja pada batang itu adalah gaya tarik?
5. apa yang menyebabkan/gaya apa yang bekerja pada batang itu
ketika kita memilih sambungan pengunci?
6. Sebutkan 5 macam variasi sambungan bibir lurus!
7. Sebutkan 5 macam sambungan tegak/sambungan tiang!
8. Dimana digunakan sambungan bibir lurus?
9. Sebutkan dua macam sambungan memanjang untuk
bentuk/ukuran papan!
1) Pengamatan
3) SambunganDengan Baut
dalam arah
sambung
Golongan I ;
Sambungan bertampang satu : S = 50 db1 (1 – 0,6 sin α) atau
λb = 4,8 S = 240 d2(1 – 0,35 sin α)
Sambungan bertampang dua : S = 125 db3 (1 – 0,6 sin α) atau
λb = 3,8 S = 250 db1 (1 – 0,6 sin α) atau
S = 480 d2(1 – 0,35 sin α)
d1
b1
S
b1<b2
b2
1S
b1 b 3 b1
2
b2
S
1S
2
Golongan II :
Sambungan bertampang satu : S = 40 db1 (1 – 0,6 sin α) atau
λb = 5,4 S = 215 d2(1 – 0,35 sin α)
Sambungan bertampang dua : S = 100 db3 (1 – 0,6 sin α) atau
λb = 4,3 S = 200 db1 (1 – 0,6 sin α) atau
S = 4830 d2(1 – 0,35 sin α)
Golongan III :
Sambungan bertampang satu : S = 25 db1 (1 – 0,6 sin α) atau
λb = 6,8 S = 170 d2(1 – 0,35 sin α)
Sambungan bertampang dua : S = 60 db3 (1 – 0,6 sin α) atau
λb = 5,7 S = 120 db1 (1 – 0,6 sin α) atau
S = 340 d2(1 – 0,35 sin α)
6d 6d
5d 5d
2d 5d
10 cm
7d
3d
3d
6d
d5
2d
2d
6d
6
5-
5-
6d
cm
5-
2d
2d
7d
10
3d
3d
4) SambunganDengan Paku
1
S bd kd b 7d
2
S 3,5 d 2 kd 7d b
paku paku paku paku paku tampang
satu
tampang tampang tampang tampang 1>2,5b 1
Satu satu satu satu 1>2,5b 2
1> 25b1 1> 25b1 b1+b2>1>2,5b 1 1>b1+b2+ 31
1>25b1 1>b1+b2+3d 1>b1+b2+3d paku
b2 b1 b2 b1 b2 b1 b2 tampang dua
b1
b1 b2 b2
b1=b2 b1<b2 b2<15b1 b2>15b1 b1=b2<b3
A C B D E
paku tampang dua > b1 > b1 > b1
> b1 paku paku paku
1>2b1+b2 tampang dua tampang dua tampang dua
d !>2b1+b2 !>2b1+b3 !>2b1+b2
1>b1+b2
1>2,5b1
paku tampang satu b1 b2 b3 b1 b2 b3 b 1 b 2 b3
b1 b2 b3
b1<b2-b 3 b1<b2<b3 b1<b2<b3 b1<b2<b3
F G H I
d
ng un
2
ya 2d
10 1
d
1
d
5d
d
10
5d
5d 5d
5d 5d
5d
Diameter Paku d (
b 1 Kekuatan 1 Paku Tampang Satu (kg)
1 mm) Panjang Paku a (mm) b
3
BD kayu 0,3 g/cmBD kayu 0,3 g/cm 3BD kayu 0,3 g/cm 3 BD kayu 0,6 g/cm 3
bv kd= 75 kg/cm =kd100 kg/cm kd=125 kg/cm kd = 150 kg/cm
2 2 2 2
10
No. Tebal Kayu b (mm) Kelangsingan S S S S
28/51 (2” BWG 12) 7,2 25 20 27 34 41
(2
31/63 ”1 BWG 11) 6,5 3,2 23 31 38 46
1 20 34/76 2(3” BWG 10) 5,9 3,8 25 34 42 51
(2
31/63 ”1 BWG 11) 8,1 2,5 24 33 42 50
34/76 2(3” BWG 10) 7,4 3,0 32 40 50 60
(3
2 25 38/89 ”1 BWG 9) 6,6 3,6 35 47 59 70
42/102 2(3” BWG 10) 8,8 2,5 30 40 50 60
(3
38/89 ”1 BWG 9) 7,9 3,0 38 50 63 75
3 30 42/102 2(4” BWG 8) 6,5 3,4 47 63 78 94
(3
38/89 ”1 BWG 9) 9,2 2,5 38 50 63 75
4 35 42/102 2(4” BWG 8) 8,3 2,9 36 61 77 92
42/102 (4” BWG 8) 9,5 2,5 46 61 77 92
(4
5 40 52/114 ”1 BWG 6) 7,6 2,9 70 94 118 142
2
5) SambunganDengan Pasak
Pasak kayu yang agak modern dan yang sudah diselidiki dan banyak
dipergunakan di Indonesia sebelum perang dunia ke-II adalah pasak
kayu model Kubler, yang berbentuk bulat. Pasak kayu Kubler telah
banyak dipakai dalam konstruksi-konstruksi kayu rangka batang.
Dalam konstruksi kayu rangka batang dikenal prinsip pendukungan
pada sambungan-sambungan, yang karena prinsip mana telah
dilaksanakan untuk pertama kali oleh Kubler secara konsekuen,
prinsio itu dibahas disini : prinsip pendukung dalam teknik
sambungan batang-batang rangka batang kayu sekiranya menjadi
cukup jelas dengan memandang kedua pemecahan rencana pada
gambar 4 mengenai sambungan batang-batang tepi, vertikal dan
diagonal.
Berikut ini pasak-pasak modern yang sudah biasa dipakai di luar
negeri seperti Amerika dan Eropa anatara lain adalah :
1. Split-ring Connector
Cincin dari baja dimasukkan ke dalam takikan yang berbentuk
seperti cincinnya.
Takikan dibuat
dengan alat
khusus. Maksud
daripada belahan
(split) adalah
untuk
mendapatkan
fleksibilitas sehingga memungkinkan adanya pemikulan yang
bersamaan pada teras kayu di dalam cincin maupun pada kayu
luar cincin.
2. Toothed Ring
Macam connector ini yang juga dibuat dari baja memberikan
kekuatan setinggi pasak cincin
dan tidak membutuhkan takikan
dalam kayu tetapi dimasukkan ke
dalam bagian-bagian kayu
dengan cara dipres dengan
menggunakan alat khusus. Pasak
cincin bergigi ini dipakai hanya
untuk sambungan kayu
pada kayu
3. Bulldog connector
Pelat kokot Bulldog dari baja ini yang berbentuk bulat atau
persegi, pelaksanaan penggunaannya sama seperti pasak cincin
bergigi tetapi mempunya perbedaan sebagai berikut :
o Pelatnya menjamin penetrasi yang rata ke dalam bidang-bidang
kayu yang disambung.
Sambungan kayu pada logam (timber to metal connection)
dapat dibuat dengan menggunakan
single-sided Bulldog.
4. Claw-plate connector
Pasak pelat kuku ini yang dibuat dari besi dimasukkan ke dalam
takikan yang dibuat dengan alat khusus tetapi lebih lanjut dipres
kuku-kukunya ke dalam kayu, juga dengan alat khusus. Pasak-
pasak dipergunakan dalam pasangan (male and famale) untuk
sambungan kayu pada kayu. Untuk sambungan kayu pada logam
dipakai sendiri. Pasak pelat kuku sangat cocok untuk sambungan
batang-batang
yang
pembebannya
utama berbolak-
balik (tekan dan
tarik).
5. Shear-plate connector
Macam pasak pelat ini dibuat dari baja atau besi dan dapat
dipakai untuk sambungan kayu pada kayu maupun sambungan
kayu pada logam. Karena kedua bagian pasak pada sambungan
alat adalah rata pada bidang
sambungan maka macam pasak
ini sangat cocok konstruksi-
konstruksi yang harus dapat
dibongkar dan untuk komponen-
komponen yang dibuat dalam pabrik yang kemudian dipasang
setempat dalam hal mana pasak-pasak dipaku ke dalam
takikannya untuk menghindarkan lepasnya dalam transport.
6. Spike-gird
Pasak ini telah direncanakan
untuk sambungan kayu pada
kayu dimana bidang-bidang
hubungan adalah rata atau
melengkung. Pasak dipaksa
ke dalam kayu dengan cara
dipres dengan alat khusus.
Macam pasak ini
memberikan kekuatan tinggi pada sambungan bagian-bagian
yang berukuran besar seperti dapat dipergunakan dalam
pekerjaan jembatan, dok
pelabuhan.
7) Sambungan Gigi
a b
.
S.
tm tm1 tm2
h lm1 h
lm lm2
tm b untuk 50o
tm b untuk 60o
h adalah tinggi batang mendatar.
Untuk harga antara 50o dan 60o besarnya gigi maksimum harus
disisipkan lurus.
Gigi dibuat menurut garis bagi sudut luar.
S D
N S
90o - 2
M
ditambah penjelasano
90 - 2 D
N
II tm
I II baut pelengkap h
2I
sebagai berikut :
1. Sambungan gigi tunggal
1
N S cos
2
tm
bidang desak II b.
1
cos
2
1 1
S cos S . cos 2
1
2 tk t 2
m
tm 2 1
b. tk .b
1 2
cos
2
S1
N1
S2
M
90o-2
90o-2
N
tm1 tm2
lm1
2
lm2
1
S . cos
tm 2 2
b
dibulatkan dan dicek dengan syarat
tk . PKKI
tm 2 . tk .b tm 2 dibulatkan 1
S2 S
cos tm 2 belum dibulatkan 2
1
S1 S S1 S1 cos 2
2
1
S1 cos 2
m2
3. Dihitunglalu tdicek dengan2syarat
1
tk . .b
2
Harga lm1 15 cm
Yang mana yang menentukan lm1 atau lm2 dapat mudah
dilihat secara grafis (digambar dengan skala)
8) Pelat Penyambung
b. Uraian Materi
1) Pengamatan
4) KeselamatanKerja
5) Langkah Pengerjaan
N Skor Skor
Aspek Indikator Ket
o maks Yang
Hasil Kerja
1 e. Ketepatan ukuran dicap
30
Kesikuan ai
20
Kerataan/tidak
30
baling
20
Kerapian
Jumlah Skor Maksimal 100
Syarat Skor Minimal 70
Jumlah Skor Yang Dapat Dicapai
Lulus LULUS /
Kesimpulan TIDAK
G LULUS
a
Gambar Sambungan bibir lurus berkait
5. KEGIATAN BELAJAR 5; SAMBUNGAN BIBIR MIRING
BERKAIT
a. Tujuan
Setelah mempelajari dan mempraktekkan modul ini diharapkan
siswa dapat:
1) Mengetahui dan memahami sambungan bibir miring
berkait dengan segala macam variasi dan bentuk
sambungan bibir miring.
2) Mengetahui alat-alat yang diperlukan untuk
melaksanakan pembutan sambungan tersebut.
3) Merakit sambungan dengan hasil rapat, rapi dan plat/tidak
baling.
4) Membuat komponen/bagian-bagian sambungan kayu
memanjang.
b. Uraian materi
1) Pengamatan
Coba kalian
amati gambar
sambungan
Bibir Miring
Berkait,
perhatikan dengan seksama konsep ukuran yang harus
terapkan dan coba jelaskan langkah kerja yang harus
dilakukan untuk membuat sambuang yang baik dan benar
serta keselamatan kerja yang harus ditekankan.
Diskusikan dengan temen sekelompokmu bacalah buku
bahan ajar ini atau bahan sumber informasi lain untuk
menambah pengetahuanmu dalam sambungan bibir
miring berkait yang sedang dikerjakan, presentasikan
107
uraian tugasmu dan tunjukan hasil pekerjaan yang kalian
buat.
2) Pengetahuan Dasar
4) Keselamatan Kerja
108
3. Mempelajari model dengan cermat.
4. Meletakkan bahan dan alat di tempat yang
tepat.
5. Menggunakanalat-alat yang sesuai dengan
fungsinya.
6. Menggunakan alat-alat pemotong yang tajam.
7. Memusatkan perhatian pada pekerjaan dan
peralatan yang sedang dioerpasikan.
8. Bekerja sesuai dengan prosedur yang tercantum
dalam modul ini.
9. Bekerja dengan cermat dan hati-hati.
10. Mengikuti petunjuk keamanan, kesehatan dan
keselamatan kerja.
11. Mengikuti petunjuk-petunjuk instruktur.
12. Mengakhiri kegiatan dengan berdoa.
5) Langkah Pengerjaan
109
kelebaran kayu.
10. Mengetam bidang III hingga rata, lurus dan siku-siku
terhadap bidang II.
11. Memerusut bidang IV keliling untuk menentukan
ketebalan kayu bidang IV.
12. Mengetam bidang IV hingga rata, lurus dan siku-siku
terhadap bidang I dan bidang III.
13. Memberi tanda pareng.
14. Melukis benda kerja/menggambar benda kerja.
15. Membuat komponen/bagian-bagian sambungan yang
berbentuk takikan dengan menggunakan gergaji
potong/gergaji punggung untuk pemotongan
trakikan nyang lebih akurat.
16. Memotong-motong/mencacah bagian yang akan
dibuang untuk membentuk takikan dengan gergaji
potong/punggung.
17. Memahat kayu yang akan dibuang dengan pahat
lubang.
18. Membersihkan/menyempurnakan takikan
menggunakan pahat tusuk.
19. Mencoba merangkai sambungan, melepas dan
membenahi yang kurang.
20. Merangkai sambungan dengan hasil rata, lurus dan
plat/tidak baling.
21. Memeriksakan tugas kepada guru/instruktur.
• Petunjuk Penilaian
N Skor Skor
Aspek Indikator Ket
o maks Yang
dicap
ai
110
Hasil Kerja
1 f. Ketepatan ukuran
30
Kesikuan
20
Kerataan/tidak
30
baling
20
Kerapian
Jumlah Skor Maksimal 100
Syarat Skor Minimal 70
Jumlah Skor Yang Dapat Dicapai
Lulus LULUS /
Kesimpulan TIDAK
G LULUS
GAMBAR KERJA
111
6. KEGIATAN BELAJAR 5; SAMBUNGAN PAPAN
MEMANJANG DENGAN EKOR BURUNG TUNGGAL
a. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini siswa dapat:
1) Menyebutkan macam-macam sambungan papan
memanjang.
2) Menyebutkan macam-macam alat-alat kerja kayu tangan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaansambungan papanmemanjang.
3) Membuat komponen/bagian-bagian sambungan papan
memanjang dengna ekor burung tunggal tertutup.
4) Merakit sambungan papan memanjang dengan ekor
burung tunggal
5) Menjelaskan kegunaan sambungan papan memanjang
dengan ekor burung tunggal.
b. Uraian materi
1) Pengamatan
112
Diskusikan dengan temen sekelompokmu bacalah buku
bahan ajar ini atau bahan sumber informasi lain untuk
menambah pengetahuanmu dalam sambungan papan
memanjang dan ekor burung yang sedang dikerjakan,
presentasikan uraian tugasmu dan tunjukan hasil pekerjaan
yang kalian buat.
2) Pengetahuan Dasar
113
4) Keselamatan Kerja
5) LangkahPengerjaan
114
tebal kayu yang berbentuk ekor burung (tunggal) tertutup
i) Mencoba merangkai sambungan dan membenahi yang
kurang.
j) Merangkai sambungan ekor burung (tunggal)
tertutup, hingga sambungan rapat, rapi dan plat (tidak
baling).
k) Memeriksakan/memilahkan hasil praktek kepada
guru/instruktur.
6) Petunjuk Penilaian
Skor Skor
No Aspek Indikator Ket
maks Yang
Hasil 1
a. Ketepatan ukuran dicapai
30
Kerja b. Kesikuan
20
c. Kerataan/tidak
30
baling
20
d. Kerapian
Jumlah Skor 100
G
Syarat Skor Minimal Lulus 70
Maksimal
Jumlah Skor Yang Dapat
A
M Dicapai LULUS /
Kesimpulan
TIDAK LULUS
115
7) Gambar Kerja
116
7. KEGIATAN BELAJAR 7; SAMBUNGAN BALOK
MEMANJANG DENGAN BALOK KUNCI SESISI
a. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini siswa dapat:
1) Menyebutkan macam-macam sambungan memanjang.
2) Menyebutkan alat-alat yang diperlukan untuk
pelaksanaan pembuatan sambungan kunci sesisi.
3) Membuat sambungan memanjang bibir miring berkait
dengan kunci sesisi (diatas sambungan bibir miring
berkait).
4) Merakit sambungan papan memanjang dengan ekor
burung tunggal.
b. Uraian Materi
1) Pengamatan
117
pada konstruksi kuda-kuda/ sambungan balok dengan
pengunci satu sisi, presentasikan uraian tugasmu dan
tunjukan hasil pekerjaan yang kalian buat.
2) Pengetahuan Dasar
1) Bahan:
Kayu 6/12 – 100 CM 1 BT - Kayu 6/12 – 80 cm 2 bt
Kayu 6/12 – 50 cm 1 bt - Kayu 6/12 – 30 cm 2 bt
Baut dan mur ∅ ”1/2– 25 cm = 4 biji dan ∅ ”1/2– 12 cm =
3 biji.
Plat penggapit u 1 buah plat strik 2 buah.
2) Alat:
Alat-alat lukis: - Pensil dan krespen
- Siku-siku
- Mistar baja/rol meter
Gergaji potong
Gergaji pembelah
Gergaji punggung
ketam panjang
Pahat lubang
118
Pahat tusuk
Palu Kayu
P a lu be si
4) Keselamatan Kerja
5) Langkah Pengerjaan
119
13. Memeriksakan/memilahkan hasil praktek kepada
guru/instruktur.
6) PetunjukPenilaian
N Skor Skor
Aspek Indikator Ket
o maks Yang
Hasil Kerja
1 g. Ketepatan dicap
30
ukuran ai
20
Kesikuan
30
Kerataan/tidak
20
baling
Jumlah Skor Maksimal
Kerapian 100
Syarat Skor Minimal 70
Jumlah Skor Yang Dapat Dicapai
Lulus LULUS /
Kesimpulan TIDAK
LULUS
120
121
8. KEGIATAN BELAJAR 8; SAMBUNGAN MEMANJANG
DENGAN BALOK PENGUNNCI JEPIT
a. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini siswa dapat:
1) Menjelaskan macam-macam sambungan
memanjang kunci jepit. - Menyebutkan alat-alat
yang diperlukan
2) Membuat sambungan memanjang sesisi
b. Uraian Materi
1) Pengamatan
122
2) Pengetahuan Dasar
Bahan:
a) Kayu 6/12 – 100 cm 2 bt
b) Kayu 6/12 – 80 cm 2 bt
c) Baut dan mur ∅ ”1/2– 20 cm = 4 biji
Alat:
a) Pensil dan krespen
b) Si ku-si ku
c) Mistar baja/rol meter
d) Perusut
e) Gergaji potong
f) Gergaji pembelah
g) Gergaji punggung
h) Ketam
i) Pahat lubang
j) Pahat lubang
k) Palu kayu
l) Palu besi
m) Bor engkol
n) Kunci pas
4) Keselamatan Kerja
123
aman.
3. Menggunakan alat-alat sesuai dengan
fungsinya.
4. Menggunakan alat-alat pemotong yang tajam
5. Bekerja dengan hati-hati dan penuh perhatian.
6. Mengikuti petunjuk instruktur.
5) Langkah Pengerjaan
124
6) Petunjuk Penilaian
7) G N Skor Skor
Aspek Indikator Ket
a o maks Yang
Hasil m
Kerja
1 h. Ketepatan ukuran dicap
30
Kesikuan ai
20
B Kerataan/tidak
30
a baling
20
r Kerapian
Jumlah Skor Maksimal 100
Syarat Skor Minimal 70
K Jumlah Skor Yang Dapat Dicapai
Lulus LULUS /
e
Kesimpulan TIDAK
r
LULUS
j
125
9. KEGIATAN BELAJAR 9; SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT
a. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini siswa dapat:
5) Menyebutkan macam-macam Hubungan Menyudut.
6) Menyebutkan alat-alat yang diperlukan untuk
pelaksanaan pembuatan hubungan menyudut.
7) Membuat hubungan menyudut dengan hubungan
8) Merakit hubungan menyudut
b. Uraian Materi
1) Pengamatan
126
2) SambunganSudut Kusen Pintu
127
tebalnya pen yaitu 1/3 tebal kayu (namun bisa lebih
panjang 1 - 2 mm).
Hubungan lubang dan pen, juga merupakan salah satu
bentuk
konstruksi yang dapat digunakan untuk menghubungkan
ambang tengah
dan ambang bawah daun pintu dengan tiang-tiangnya.
Ketebalan pen
juga dibuat 1/3 tebal kayu. Panjang pen dapat dibuat
sama dengan lebar
kayu kalau menghendapi lubangnya tembus. Namun
dapat juga dibuat
tidak tembus.
Jenis konstruksi lain pada sambungan kayu menyudut ini
adalah
hubungan persilangan rangka yang dapat dibedakan
menjadi sambungan
parohan tegak, parohan serong, dan parohan dada miring.
Untuk
membuat sambungan parohan ini kedua kayu yang akan
disambung
masing-masing ditakik setengah tebal kayu. Sambungan
persilangan
digunakan pada ambang-ambang menyilang atau
diagonal, misalnya
pada kusen pintu gendong atau kusen jendela. Hubungan
parohan miring
banyak terdapat pada konstruksi-konstruksi ringan seperti
daun pintu,
dan daun jendela. Jenis sambungan yang terakhir ini
selain konstruksinya
kuat juga terlihat tampak indah.
128
3) Bahan dan alat
Bahan
Balok ukuran 6/12 cm panjang 50 cm
Alat
Meteran
Siku
Pensil
gergaji potong
gergaji belah
ketam
ketam sponing
perusut
pahat pelubang
pahat tusu
klem
dan palu kayu.
4) Kesehatandan Keselamatan Kerja (K-3)
1). Praktikan harus memakai pakaian kerja
2). Letakkan alat-alat pada tempat yang aman.
3). Gunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya.
4). Bekerjalah dengan hati-hati dan penuh perhatian.
5). Ikuti petunjuk keselamatan kerja yang ada di bengkel.
6). Selalu mengikuti petunjuk instruktur.
5) Langkah Kerja
a) Siapkan alat-alat yang diperlukan hingga siap pakai
(tajamdan tidak dalam kondisi rusak) dan bahan yang
diperlukan.
b) Ketam keempat sisi kayu (muka I, II, III, dan IV) balok
hingga rata, halus, lurus, dan siku antara muka yang
satudengan lainnya.
129
c) Lukis bentuk sambungan sudut kosen pintu sesuai
gambar kerja dengan cara :
d) Lukis bentuk pen dengan lebar 1/3 lebar balok dan
panjangnya setebal balok dikurangi dalamnyasponing
pintu yaitu 1 cm.
e) Lukis kemiringan verstek pada ambang tegaktersebut
bersudut 45o.
f) Lukis lubang pada ambang datar dengan jarak 10cm
dari tepi kayu dengan ukuran lebar lubang 1/3lebar
kayu, panjang lubang setebal ambang tegak dikurang
kedalaman sponing (1 cm), dan dalamnyalubang
sama dengan tebal baloknya.
g) Lukis lebar sponing pintu dengan lebar 1/3 lebarbalok.
h) Lukis kemiringan verstek pada lubang
sambungansedalam tebal sponing yaitu 1 cm dan
dengan sudutkemiringan 45o.
i) Beri tanda bagian-bagian kayu yang akandihilangkan
dengan jelas (misalnya dengan caradiarsir).
j) Buat pen sesuai dengan gambar kerja
denganmenggunakan pahat gergaji potong, gergaji
belah, danpahat tusuk sampai hasilnya baik (rata,
siku, dan tegaklurus mengikuti bentuk lukisan).
k) Buat lubangnya dengan menggunakan pahat
lubangmengikuti garis kerja dengan kedalaman
menembus tebalkayu.
l) Buat verstekan pada ambang tegak dan ambang
datarsesuai dengan garis kerja.
m) Stel konstruksi sambungan sudut kosen, dan
perhatikansecara seksama bagian-bagian mana saja
yang masihperlu dibenahi agar menjadi bentuk
sambungan yang siku,rata, dan rapat.
130
n) Benahi kekurangan-kekurangan tersebut
hinggasambungannya benar-benar siku, rata, dan
rapat.
o) Buat sponengan pintu sesuai dengan garis kerja
yangada.
p) Ratakan sambungan sudut kusen pintu tersebut
denganmenggunakan ketam halus.
q) Buat (sponing kapur) pada sudut balok yang
akanmenempel di tembok berukuran 1 x 1 cm2 untuk
ambangtegak dan datar.
r) Buat alur kapur berukuran 1 x (2 - 3) cm2 pada
ambangtegaknya
s) Buat kupingan pada bagian ujung luar ambang
datarsesuai dengan gambar kerja
t) Stel ambang datar dengan tegak sehingga
terbentuksambungan sudut kusen pintu yang rata,
siku, lurus, danrapat.
u) Periksakan hasil pekerjaan kepada instruktur.
N Skor Skor
Aspek Indikator Ket
o maks Yang
Hasil Kerja
1 i. Ketepatanukuran dicap
30
Kesikuan ai
20
Kerataan dan
30
kerapian
20
Kerapian
Jumlah Skor Maksimal 100
Syarat Skor Minimal 70
Jumlah Skor Yang Dapat Dicapai
Lulus LULUS /
Kesimpulan TIDAK
LULUS
131
HUBUNGAN MENYUDUT
132
10
133
10. PEMBELAJARAN 10 ; ALAT PENGUKUR DAN PEMERIKSA (
LAY OUT TOOLS), METERAN, SIKU-SIKU DAN BUSUR
DERAJAT.
a. TujuanKegiatan Pembelajaran
b. Uraian Materi
1) Pengaamatan
134
tentang pengukuran, buatlah kesimpulan dan presentasikan
setelah diskusi usai
Meteran,
Siku-siku, dan
Busur derajat.
a) Meteran
135
yang lainnya dilengkapi dengan engsel lipat. Spesifikasi
meteran lipat bahan dari kayu panjang 100 cm.Lihat
gambar 1
136
dipakai dikaitkan saja pada paku atau pada patok-
patok. Meteran lipat maupun meteran gulung
mempunyai dua skala pembacaan, yaitu : centimeter
(sm) dan inchi. 1 m = 100 cm, 1 cm = 10 mm, 1 inchi =
25,4 mm. Lihat gambar 2 – 3.
b) Siku-Siku
Diskusi :
137
tentunya kalian ketahui baik jenis dan kegunaannya, carilah
sumber informasi lain untuk melengkapi informasi yang
kalian dapati dari buku bahan ajar ini, buat resume tentang
siku-siku dan presentasikan setelah diskusi selesai.
a) Siku Tetap.
b) Siku geser
138
Gambar siku
geser
Siku geser
identik dengan siku kombinasi mempunyai sudut 45º
dan 90 º, kedudukan daunnya dapat digeser sepanjang
alur pada daun, bahan dari siku geser daun dan
tangkainya terbuat dari logam. Siku geser gunanya
untuk pengukuran keperluan sudut 90 º dan 45 º. Lihat
gambar 6.
c) Siku Goyang
Gambar siku
goyang
Siku goyang
mempunyai sudut yang dapat diatur, kedudukan
daunnya yang dapat dirubah sesuai yang diinginkan,
bahan dari siku goyang biasanya daun terbuat dari baja
dan tangkainya dari kayu keras.
c) Busur derajat
139
Busur derajat sama dengan siku goyang mempunyai sudut
yang dapat diatur, kedudukan daunnya yang dapat dirubah
sesuai yang diinginkan, bahan dari busur derajat biasanya
daun dan badannya terbuat dari logam, pada daun
terdapat pembagian ukura dalam satuan centimeter (cm)
dan inchi.
d) Keselamatan kerja
c. Rangkuman
140
Siku tetap/ siku kombinasi, siku ini mempunyai sudut 90°
dan 45°, kedudukan daunnya tidak dapat dirubah / tetap,
bahan dari logam
Siku geser , siku ini mempunyai sudut 90° dan 45° ,
kedudukan daunnya yang dapat dirubah / digeser, bahan
dari logam
Siku goyang mempunyai sudut yang dapat diatur,
kedudukan daunnya yang dapat dirubah sesuai yang
diinginkan,
Busur derajat sama dengan siku goyang mempunyai sudut
yang dapat diatur, kedudukan daunnya yang dapat dirubah
sesuai yang diinginkan.
d. Tugas
141
11. MATERI POKOK 11 :ALAT PEMOTONG ( CUTTING TOOLS),
JENIS ALAT GERGAJI TANGAN.
b. Uraian Materi
1) Pengamatan
142
2) Peralatan Pemotong/ Gergaji Tangan
Gergaji manual
143
Gigi Gergaji Pembelah Gigi Gergaji Pemotong
3) Jenis-jenis gergaji:
Gergaji pembelah
digunakan untuk
menggergaji kayu
searah jaringan
serat kayu dan mempunyai 31/2 hingga 4 pucuk gigi pada
setiap panjang 25 mm. Panjang daun antara 500 mm
hingga 70 mm.
Gergaji pemotong
adalah gergaji
dengan gerigi
yang dirancang
untuk memotong
144
kayu.
145
e) Gergajipunggung (backsaw)
Gergaji punggung
biasanya berukuran
kecil dengan daun tipis.
Gergaji ini digunakan
untuk pekerjaan
halus. Gigi gergaji lebih halus dan pada punggung daun
dikuatkan dengan kerangka baja atau tembaga yang
berbentuk U.
146
lengkungan-lengkungan yang kecil dan tajam sehingga
tidak mungkin dikerjakan dengan gergaji lain. Ukuran
panjang daun berkisar 156 mm.
g) Gergaji gerek
Gergaji gerek
digunakan untuk
menyayat bentuk
lengkungan yang
sukar dilakukan dengan gergaji biasa. Gergaji gerek
dilengkapi dengan tiga lembar daun yang dapat dipasang
bergantian.
4) Penggunaan gergaji
147
Dan untuk gergaji pembelah giginya dikikir tegak 90° terhadap
daun gergaji.
b) Teknik Penggunaan
(1) Memotong kayu basah dan kering
148
(2) Menentukan kehalusan dan kekasaran pemotongan
5) Keselamatan Kerja
6) Perawatan
d. Tugas
1. Kuasai secara sistimatis nama-nama bagian dari peralatan
Pemotong jenis gergaji tangan pemotong dan pembelah.
2. Mintalah pertolongan dari salah satu teman anda untuk menguji
secara lisan tentang perbedaan jenis gergaji tangan pemotong
dan gergaji tangan pembelah, anda harus mampu menjawab
dengan tepat dan benar.
3. Coba lakukan bersama teman untuk membuat benda kerja
dengan menggunakan peralatan pemotong jenis gergaji tangan
pemotong dan pembelah.
12. MATERI POKOK 12 : ALAT SERUT /PERATA (PLANE), JENIS
KETAM TANGAN.
b. Uraian Materi
1) Pengamatan
2) Peralatan serut/perata.
pembuatan
profil-profil, sembilan buah mata ketam berukuran 3 mm
hingga 20 mm
untuk pembuatan alur-alur, dan tiga buah mata ketam
untuk
pembuatan lidah-lidah.
(12) Ketam tongkat /spoke plane
Semula ketam konkaf dirancang untuk membentuk ruji-
ruji roda
kereta kuda. Ketamtongkat yang semula dibuat dari
kayu, akhir-akhir ini
semakin tersisihkan oleh ketam logam yang dapat distel
dengan cermat
dan
tidak cepat rusak dalam pemakaiannya. Dewasa ini
ketam tongkat
terutama sekali digunakan untuk merapikan permukaan-
permukaan
lengkung pada benda-benda kerja.
bentukyanglengkungataucembungkhususnyauntukbentuk
yangsetengahbulatdenganukuranlebartertentu
3) Penyetelan pengetaman
Untuk menghasilkan pengetaman yang baik dan halus maka
lidah ketam harus diatur terhadap sisi tajam pisau ketam
sebesar 1/64" -1/32" dan munculnya pisau ketam terhadap
rumah ketam + 1/64". Sisi tajam pisau ketam dibentuk lurus
dan pada kedua sudutnya dibulatkan sedikit, dengan demikian
diharapkan hasil pengetaman selebar mungkin tanpa adanya
bekas goresan pada permukaan kayu. Panjang ketam pendek
halus 230 mm - 250 mm dengan lebar alasnya lebih kurang 50
mm.
5) Prosedur Pengetaman
Untuk mendapatkan hasil pengetaman yang lurus dan rata,
kekuatan-kekuatan yang dikenakan pada ketam haruslah
sedemikianrupa sehingga mata ketam tidak akan menyayat
ke atas padapermulaan dorongan atau kebawah pada akhir
dorongan. Padapermulaan dorongan, hidung ketam ditekan
ke bawah dengan tangankanan mendorong ketam
sepanjang permukaan kayu. Pada akhirdorongan, tangan
kirimengendurkan tekanan ke bawah dan apabilamata ketam
melewati ujung kayu, tangan kiri mengangkat bagian
depan ketam
6) Keselamatan Kerja
(b) Atur besarnya jarak lidah ketam terhadap sisi tajam pisau
ketam, dan besarnya pengetaman.
(c) Letakan benda kerja dalam posisi yang kokoh agar efektif
proses pengetaman
(d) Tempatkan ketam tangan pada alur bangku kerja pada saat
tidak dipakai, dengan posisi ketam ditidurkan.
c. Rangkuman
1) Pengamatan
2) Pahat lubang
Gambar Pahat
Lubang
Posisi
benda kerja harus stabil
diatas bangku kerja.
Jika
benda kerja kecil/pendek
sebaiknya dijepit pada
ragum atau benda kerja
diklem diatas bangku kerja.
Pahat dipegang dengan tangan kiri pada tangkainya,
sedangkan tangan kanan memegang palu kayu.
3) Pahat Tusuk
Gambar 24.
Menggunakan pahat
tusuk dengan kedua
tangan
c. Pahat lurus
Berfungsi untuk meratakan permukaan bentuk silinder,
kerucut dan
banyak lainnya
d. Pahat serong/miring
Berfungsi untuk membentuk cembung, alur dan celah miring
e. Pahat pemotong
Berfungsi untuk memotong, membuet celah lurus/alur
f. Pahat penggaruk
Berfungsi untuk mengikis/menggaruk bagian dalam dan luar
bubutan mangkok, piring dan benda kerja lainnya
5) PahatUkir
Pahat Ukir
dalam 1 set standar 30 bh
Pahat Ukir Penguku(mata lengkung jumlah 20 bh)
Pahat Coret : 3 – 5 bh
Ukuran dimulai dari yang paling kecil
0,5 cm sampai dengan 1,5 cm,
panjang 150-200mm, tebal kurang
lebih 0,5 mm.
Fungsi pahat coret untuk membuat
pahatan/ukiran isian/hiasan daun atau bunga, dan
texture untuk karya seni.
180
permukaan kasar dan satu permukaan lagi halus. Fungsi
permukaan
yang kasar biasanya digunakan untuk memperbaiki
apabila pahat patah,
rusak permukaan mata pahatnya akibat misalna jatuh
atau memahat
kayu yang keras. Sedangkan permukaan yang halus
biasanya digunakan
untuk menajamkan pahat ukir terutama pahat penyilat
penyilat/pahat
mata lurus.
Batu asah gunung memiliki dua permukaan yang sama
dan halus saja.
Batu asah ini khusus untuk menajamkan, baik pahat
lurus dan lengkung.
Cara Menajamkan/mengasah pahat ukir
a. Pahat Penguku/pahat mata lengkung
Diasah pada sisi sudut batu asah, dimulai dari pahat
terkecil,sampai pada mata pahat yang terbesar.
Asahlah mata pahat ini pada sudut batu asah yang
sesuai dengan sisi
sudut batu asah. Sebab bila tidak sesuai dengan sisi
sudut batu asah
maka mata pahat kuku ini dapat berubah bentuknya
seperti cekung
tengah mata pahat (lihat gambar dibawh ini)
181
Cara mengasah pahat penguku bagian luar
85
182
Cara menajamkan pahat penyilat bagian luar
Catatan:
Untuk mengetahui tajam tidaknya mata pahat setelah
diasah ialah
dengan cara:
Tusukkan pada kayu yang tidak terpakai. Atau tusuk-
tusukkan pada kuku
ibu jari kita, apabila tusukan tersebut berhenti, tandanya
mata pahat
sudah tajam.
(Pahat yang sudah selesai diasah, segera
dibersihkan
dengan kain perca bersih, agar tidak berkarat)
1) Perawatan
c. Rangkuman
183
2) Pahat tusuk bentuknya hampir sama dengan pahat lubang
besar, bedanya pahat tusuk lebih tipis. Ukuran pahat
tusuk dari 1/8" - 2" dengan kenaikkan 1/8" sampai lebar 1"
dan dengan kenaikan Vi" dari lebar 1" - 2".
d. Tugas
184
14. MATERI POKOK 14 : ALAT PELUBANG ( BORRING TOOLS),
ALAT JENIS BOR TANGAN.
b. Uraian Materi
1) Pengamatan
185
pekerjaan kayu memiliki dua macam jenis diantaranya bor
penggerek dan bor engkol.
a) Bor penggerek
Bor tangan jenis
penggerek sebagai
alat pemutar mata bor
yang dilengkapi
dengan tangkai bor
dan tangkai
penggerek/pemutar. Dalam penggunaannyayang harus
diperhatikan pada pemasangan mata bor harus sesuai
dengan chuck kolet (pemegang mata bor),bor penggerek
dilengkapi mata bor jenis spiral tanpa senter maupun jenis
spiral pakai senter, Untuk mengebor dengan menggunakan
sprilal tanpa senter sebaiknya sebelum melubang terlebih
dahulu diberi tanda/dititik paku. Lihat gambar 26.
b) Bor Engkol
Bor tangan jenis engkol sebagai alat pemutar mata bor yang
dilengkapi dengan tangkai bor sekaligus sebagai
pengengkol, dalam penggunaannya yang harus diperhatikan
pada pemasangan mata bor harus sesuai dengan chuck
kolet (pemegang mata bor). Bor engkol dilengkapi mata bor
jenis Irwin bor, dengan batang berulir dan taji penitik letak
lubang juga berulir. Dalam pekerjaan ini perlu ditekankan
untuk menggunakan mata
bor jenis Irwin bor dimana
jenis chuck kolet
(pemegang mata bor)
yang berbeda dengan
chuck kolet pada bor
186
penggerek.
187
Gambar Cara melubang posisi vertikal dan horizontal.
4) Keselamatan Kerja
5) Perawatan
c. Rangkuman
188
2. Bor tangan Penggerek fungsinya sama dengan bor tangan
engkol, bedanya pada chuck kolet (pemegang mata bor) yang
berbeda dengan chuck kolet pada bor penggerek.
3. Ukuran mata bor irwin dari 1/8" - 2" dengan kenaikkan 1/8" ,
sedangkan untuk mata bor biasa ukuran 2mm – 10 mm
d. Tugas
189
15. MATERIPOKOK15 : ALAT BANTU KHUSUS SEPERTI PENSIL,
PERUSUT, PALU, KAKATUA DAN OBENG
b. Uraian Materi
1) Pengamatan
190
pekerjaan pertukangan. Alat bantu terdiri dari beberapa jenis
perkakas diantaranya :
Pensil kayu,
kakatua dan
obeng.
1. Pensil
Gambar 27 pensil
kayu
Pensil merupakan
perkakas
pertukangan yang
digunakan juga dalam pekerjaan kayu, dilihat dari
bentuknya oval warnanya ada merah, hijau, dan ungu mata
pensil di buat besar ini menunjukan ciri khas alat bantu
sebagai perkakas pertukangan. Lihat gambar 27.
2. Perusut
191
Perusut ada dua macam yaitu :
192
Cara Penggunaan Perusut
193
• Tempatkan permukaan perusut pada permukaan kayu
sampai rapat dipinggirnya, badan dimiringkan
kedepan sedikit dan dorong perusut kedepan dengan
dorongan yang cukup, sehinga tidak terlalu cepat dan
tidak terlalu lambat. Selama perusut bergerak harus
diperhatikan badan perusut selalu tetap menempel
pada pinggir kayu. Lihat gambar 30.
3. Palu
194
Cara Menggunakan Palu
195
Kakatua adalah salah satu perkakas pertukangan yang
digunakan juga dalam pekerjaan kayu, dilihat dari jenisnya
maka kakatua sama dengan jenis tang, di buat dari bahan
baja lunak yang dilengkapi karet atau plastic untuk
pegangannya. Ukuran kakatua yang umum digunakan
mulai dari 4” – 8”
5. Obeng
196
obeng ditentukan dari besarnya dan panjangngya obeng,
umumnya ukuran obeng yang digunakan antara 2” sampai
8”. Lihat gambar 34.
6. Jangka
Alat penanda
197
7. Penggores
198
c) Klem F, digunakan untuk menjepit benda kerja yang tidak
cukup dijepit dengan
klem C.
9. Alat pembenam/penitik
199
memasukkan kepala paku pada kayu, sehingga tidak
kelihatan
1). Kikir
200
c. Tes Formatif
Petunjuk :
Soal :
4. Sebutkan alat potong jenis gergaji dan jelaskan perbedaan dari jenis
tersebut?
5. Sebutkan alat serut jenis ketam dan jelaskan perbedaan dari jenis
tersebut?
a. Meteran
b. Siku-siku
c. Busur derajat.
2. Jenis meteran
3. Jenis siku-siku
4. Alat pemotong jenis gergaji ada dua Gergaji pemotong dan gergaji
pembelah
a. Menyekerup
b. Mempoles
c. Menggerinda
d. Mengaduk,
c. Barklem
d. F klem
e. C klem
Instrumen Penilaian Kelulusan
A Persiapan
1. Alat 1
2. Bahan 1
3. Alat keselamatan
3
k
e
r
j
a
Jumlah 5
B Prosedur kerja
1. Sikap kerja 5
2. Melukis benda kerja 5
3. Cara membuat alur
10
4. Cara membuat lidah
5. Cara penyetelan/ 10
perakitan 10
Jumlah 40
C Hasil Kerja
1. Ketepatan ukuran 10
2. Kehalusan 10
3. Bentuk/ kepresisian
10
Jumlah 30
D Keselamatan Kerja
1. Pribadi (Praktikan) 5
2. Alat 5
3. Bahan (benda kerja)
5
Jumlah 15
E Waktu 10
208