Anda di halaman 1dari 15

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK

TANJUNGSARI
NOMOR: /RSIAT/KEP/DIR/XI/2018

TENTANG

PANDUAN ASUHAN GIZI

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK TANJUNGSARI

Menimbang : a. Bahwa pelayanan gizi merupakan salah


satu faktor penting dalam rangka
mewujudkan derajad kesehatan
masyarakat

b. Bahwa agar pelayanan Gizi di Rumah


Sakit Ibu dan Anak Tanjungsari dapat
terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit Ibu dan
Anak Tanjungsari sebagai landasan bagi
penyelenggaraan pelayanan Gizi Rumah
Sakit Ibu dan Anak Tanjungsari.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan


sebagaimana dimaksud dalam a dan b,
perlu ditetapkan dengan Keputusan
Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak
Tanjungsari.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23/1992 tentang

Kesehatan & Kepmenkes Nomor

1
715/Menkes/SK/V/2003 tentang
Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996


tentang kualitas pangan yang dikonsumsi
harus memenuhi beberapa kriteria,
diantaranya adalah aman, bergizi,
bermutu, dan dapat terjangkau oleh daya
beli masyarakat.

3. Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

4. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun


2009 tentang Rumah Sakit

5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor


129/Menkes/SK/II/2008 tanggal 6
Februari 2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit

6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor


1204/Menkes/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit

7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor


374/Menkes/SK/III/2007 tanggal 27
Maret 2007 tentang Standar Profesi Gizi

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH


SAKIT IBU DAN ANAK TANJUNGSARI
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN

2
GIZI DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
TANJUNGSARI

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pedoman pelayanan Gizi Rumah Sakit Ibu dan Anak
Tanjungsari sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan
ini.
Pasal 2
Pembinaan dan pengawasan pelayanan Gizi Rumah Sakit
Ibu dan Anak Tanjungsari dilaksanakan oleh Kepala Bidang
Penunjang Medik Rumah Sakit Ibu dan Anak Tanjungsari.
Pasal 3
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan
apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Blitar
Pada Tanggal ,
Direktur,

dr. GABRIEL ARNI SABBATINA

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas berkah


dan rahmat Nya, sehingga tersusunlah buku pedoman Pelayanan
RSIA Tanjungsari ini.
Saat ini kebutuhan akan standar pelayanan merupakan
suatu hal yang sangat penting, khususnya di Instalasi Gizi, buku
ini akan menjadi acuan bagi petugas untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai dengan batasan dan
tanggung jawab masing – masing. Disamping itu, dalam rangka
meningkatkan mutu rumah sakit dan melaksanakan visi dan
misinya, diperlukan Pedoman Pelayanan Gizi agar senantiasa
dapat menjaga mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien.
Buku ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
masukan dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan
untuk revisi dikemudian hari.

Blitar ,

Tim Penyusun

4
Daftar Isi :

Contents
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK TANJUNGSARI
.....................................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.................................................................................................................4

Daftar Isi :...................................................................................................................................5

BAB I..........................................................................................................................................6

DEFINISI....................................................................................................................................6

BAB II.........................................................................................................................................7

RUANG LIGKUP.......................................................................................................................7

BAB III.......................................................................................................................................8

TATA LAKSANA.......................................................................................................................8

BAB IV.....................................................................................................................................14

DOKUMENTASI......................................................................................................................14

5
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH
SAKIT IBU DAN ANAK TANJUNGSARI
NOMOR : /RSIAT/PER/DIR/VIII/2018
PANDUAN ASUHAN GIZI

BAB I
DEFINISI

A. Pengertian

Asuhan gizi adalah proses pelayanan gizi yang bertujuan untuk


memecahkan masalah gizi, meliputi kegiatan pengkajian, diagnosa gizi, dan
intervensi gizi melalui pemenuhan kebutuhan zat gizi klien secara optimal,
baik berupa pemberian makananmaupun konseling gizi.
Asuhan gizi merupakan suatu kegiatan pelayanan gizi pada pasien
baik rawat inap maupun rawat jalan mulai dari perencanaan diet sampai
evaluasi. Asuhan gizi dilakukan oleh suatu tim asuhan gizi yang dengan
keahliannya diharapkan saling mengisi dalam upaya memberikan asuhan
gizi yang optimal.
Masalah gizi klinis adalah masalah gizi yang ditinjau secara
individual mengenai apa yang terjadi dalam tubuh seseorang,yang
seharusnya ditanggulangi secara individu. Demikian pula masalah gizi pada
berbagai keadaan sakit yang secara langsung ataupun tidak langsung
mempengaruhi proses penyembuhan,harus diperhatikan secara individual.
Adanya kecenderungan peningkatan kasus penyakit yang terkait dengan
gizi, nutrition related disease pada semua kelompok rentan dari ibu hamil,
bayi, anak, remaja, dewasa dan usia lanjut, semakin dirasakan perlunya
penanganan khusus. Untuk menangani masalah diatas memerlukan
pelayanan gizi yang bermutu untuk mempertahankan status gizi optimal.

6
BAB II
RUANG LIGKUP

1. Ruang lingkup pelayanan adalah pada semua pasien rawat inap di RSIA
Tanjungsari Blitar.

2. Kriteria Pasien yang mendapatkan asuhan gizi lanjutan:


a. Setiap pasien yang menderita trauma atau sakit dengan kondisi yang kritis
b. Setiap pasien yang membutuhkan dukungan nutrisi khusus
c. Setiap pasien dengan anemia nutrisi
d. Setiap pasien dengan penurunan berat badan yang bermakna sebelum
masuk rumah sakit

7
BAB III
TATA LAKSANA

A. Skrining Gizi

Tahap awal dari assesmen gizi adalah skrining gizi. Skrining gizi
dilakukan untuk mengumpulkan data – data yang selanjutnya dilakukan
analisa data dengan membandingkan dengan standart yang telah disepakati
para ahli gizi berdasarkan temuan temuan ilmiah sebelumnya untuk
menentukan adanya ketidaknormalan dari data tersebut.

Data yang tidak normal bisa berupa faktor resiko yang potensial dapat
menyebabkan timbulnya masalah gizi atau kelainan gizi aktual. Sumber data
dapat berupa data primer (observasi langsung) maupun data sekunder dari
rekam medis pasien.

Data yang dikumpulkan pada saat skrining gizi antara lain:

a) nama
b) umur
c) BB/TB
d) Diagnosa penyakit
e) kehilangan berat badan dalam 3 bulan terakhir (dewasa), 1 minggu
terakhir ( anak)
f) status gizi
g) nafsu makan
h) kemampuan untuk makan
i) faktor stress

Dari data diatas dibuat kesimpulan untuk menentukan pasien


beresiko malnutrisi atau tidak dengan kriteria skor yang telah ditentukan.
Jika pasien beresiko malnutrisi dan malnutrisi maka dilanjutkan dengan
assesmen berikutnya.
B. Assesment Gizi
Assessment Gizi adalah pengkajian yang dilakukan untuk
mengetahui status gizi pasien. Data yang dikumpulkan untuk assesmen
lanjutan dievaluasi untuk mengidentifikasi masalah gizi. Data data tersebut
antara lain:
a. Antropometri, untuk mengidentifikasi status gizi.
1. Berat Badan
2. Tinggi Badan
3. Berat Badan Ideal (BBI)
a) Anak :

8
Penentuan BBI untuk anak menggunakan tabel CDC - NCHS,
sedangkan penentuan status gizi berdasarkan BB/TB.
b) Dewasa :
Menentukan berat badan ideal
 Laki laki = (TB-100) – (10% TB-100)
TB < 160 cm
 Perempuan = (TB-100) – (15% TB-100)
TB < 150 cm
Tinggi Lutut
 Laki laki = 64,19 + (2,02 TL)- ( 0,04 U)
 Perempuan = 84,88 + (1,83 TL ) - ( 0,24 U)
Status gizi dewasa
 IMT = BB (kg) / TB (m)²
 kriteria IMT

KRITERIA NILAI IMT

Kurus:
Kekurangan BB tingkat berat < 17
kekurangan BB tingkat ringan 17 – 18,5
Normal 18,5 - 25
Gemuk:
kelebihan BB tingkat ringan 25 – 27
kelebihan BB tingkat berat
Status gizi anak menggunakan tabel CDC-NCHS ( z-score)
berdasarkan BB/U, TB/U,BB/TB

b. Biokimia ( pemeriksaan laboratorium ), untuk mengidentifikasi pasien


anemia, hipoalbumin, hipoglikemia,hiperglikenia,dll
- Darah
- Urine
- Zat besi
- Gula
c. Fisik – klinis, untuk mengidentifikasi pasien hipertensi,resiko jatuh,dll
- Keadaan umum
- Tensi
- Suhu
- Kesadaran
d. Riwayat gizi, untuk mengidentifikasi perubahan gastrointestinal,
pemilihan makanan,dll.
- Sekarang : dengan food recall 24 jam terakhir
- Dahulu : frekuensi konsumsi makanan, penggunaan suplemen zat gizi,
sikap terhadap makanan, alergi terhadap makanan,
pengetahuan gizi, penggunaan obat, aktifitas fisik.
e. Riwayat personal, untuk mengidentifikasi penyakit yang diderita.
- Sekarang : keluhan/ penyakit yang diderita sekarang.

9
- Dahulu : keluhan / penyakit yang diderita sebelum masuk rumah sakit.

f. Lain lain, berkaitan dengan status gizi pasien.


- Keadaan ekonomi
- Informasi tentang kesehatan yang berhubungan dengan penyakitnya.

C. Diagnosa Gizi
Dimulai dengan identifikasi dan penomoran dari data yang tidak
normal, kemudian dilakukan pengelompokan berdasarkan kelainan tertentu
serta sintesis data untuk menuju diagnosis gizi tertentu yang sering disebut
Domain.

Problem dalam diagnosis gizi dapat dikelompokan dalam 3 kelompok


( domain) yaitu domain klinik, domain perilaku dan domain intake.

Diagnosa gizi terdiri dari 3 komponen:

a. Masalah / Problem ( P )
yaitu semua masalah gizi nyata yang didapat pada pasien :
- Perubahan dari normal menjadi tidak normal
- Penurunan dari suatu kebutuhan normal
- Peningkatan dari suatu kebutuhan normal
- Resiko munculnya gangguan gizi tertentu

b. Sebab / Ethiologi(E)

yaitu semua hal yang dapat menyebabkan munculnya masalah ( problem )


pasien. Komponen ini biasa merupakan komponen gizi yang dibuat oleh ahli
gizi atau bisa merupakan komponen medis yang dibuat oleh dokter.c.

c. Gejala / tanda ( Sign/ Symptom) (S).

yaitu semua temuan berupa gejala dan atau tanda yang didapatkan pada
pasien yang terkait dengan munculnya masalah gizi. Komponen ini bisa
merupakan komponen gizi yang dibuat oleh ahli gizi atau bisa merupakan
komponen medis yang dibuat oleh dokter.

Diagnosa gizi pada pasien dibuat oleh ahli gizi berdasarkan atas kriteria
diagnosa gangguan gizi tertentu, sifatnya lebih cepat mengalami perubahan
sesuai dengan respon pasien.

10
D. Intervensi gizi

Setelah diagnosa pasien ditegakkan maka langkah selanjutnya adalah


melakukan intervensi gizi yang terdiri dari 2 tahap : membuat rencana
intervensi gizi dan implementasi rencana.

a. Rencana intervensi gizi dilakukan untuk perencanaan tujuan diet, syarat


diet, kebutuhan gizi dan edukasi.

 Tujuan diet : disesuaikan dengan hasil assesmen dan diagnosa gizi.


 Syarat diet : syarat diet yang akan diberikan sesuai dengan assesmen
dan diagnosa gizi.
 Kebutuhan gizi : Menentukan kebutuhan energi dan zat gizi
( karbohidrat, protein dan lemak).

1) Perhitungan energi dan zat gizi untuk anak.


Kebutuhan Energi berdasarkan Usia Anak
Usia ( tahun ) Kal/ kg BB/ hari
<1 80 – 95
1–3 75 – 90
4–6 65 – 75
7 – 10 55 – 75
11 – 18 45 – 55

Rumus untuk Memperkirakan Kebutuhan Energi pada Anak


Berat Badan ( kg) Kebutuhan Kalori
0 – 10 100 kal/kg
10 – 20 10 kg pertama : 100 kal/kg

lebih dari 20 selebihnya sampai 20 kg : 50 kal/kg


10 kg pertama : 100 kg/ kg
10 kg kedua : 50 kal /kg
selebihnya : 20 kal/kg

Kebutuhan Zat Gizi pada Pasien dengan Status Gizi Buruk


Zat gizi Fase Pemberian Makan
Stabilisasi Transisi Rehabilitasi
(hr ke 1-2) (hr 3 – 7 ) (minggu 2 - 6)
Energi 80 – 100 kal/kgBB/hr 100–150 kal/kgBB/hr 150 – 220 kal/kgBB/hr
Protein 1 – 1,5 g/kg BB/hr 2 – 3 g/kg BB/hr 3 – 4 g/kg BB/hr

Cairan 130 ml/kg BB/hr atau 150 ml/kgBB/hr 150 – 200 ml/kg BB/hr
100 ml/kg BB/hr bila

11
ada edema

2) Menentukan kebutuhan energi untuk dewasa


Harris Benedic
BEE Laki laki = 66 + ( 13,5 BB) + (5TB) - ( 6,8U)
BEE Perempuan = 655 + (9,6 BB) + ( 1,7 TB) – (4,7 U)
Total kebutuhan energi : TEE
TEE = BEE x FA x FS
Faktor Aktivitas dan Faktor Stress untuk menetapkan Kebutuhan
Energi Orang Sakit
No Aktivitas Faktor No Jenis stress Faktor

1 Istirahat di tempat 1,2 1 Tidak ada stress,pasien 1,3


tidur dalam keadaan baik

2 Tidak terikat di 1,3 2 Stress ringan : 1,4


tempat tidur peradangan saluran
cerna,kanker

3 Stress sedang : sepsis, 1,5


luka bakar

4 Stress berat : trauma 1,6


multiple, sepsis

5 Stress sangat berat : luka 1,7


kepala berat

6 luka bakar sangat berat 2,1

3) Kebutuhan protein normal adalah 10 – 15 % dari kebutuhan energi


total
4) Kebutuhan lemak
Kebutuhan lemak normal adalah 10 – 25 % dari kebutuhan energi
total
5) Kebutuhan karbohidrat
Kebutuhan karbohidrat normal adalah 60 – 75% dari kebutuhan
energi total atau sisa energi setelah dikurangi energi yang berasal dari
protein dan lemak.
6) kebutuhan vitamin dan mineral
Kebutuhan vitamin dan mineral dapat diambil dari Angka Kcukupan
Gizi (AKG) yang dianjurkan. Untuk menjamin kebutuhan
tertentu,vitamin dan mineral perlu ditambahkan dalam bentuk
suplemen.

12
7) Kebutuhan cairan
Orang sehat membutuhkan sebanyak 1800 – 2500 ml atau 7 – 8
gelas air sehari. Upaya penyembuhan, membutuhkan hidrasi jaringan
yang cukup. Bila asupan cairan tidak cukup melalui konsumsi
makanan dan minuman, perlu dipertimbangkan pemberian nutrisi
parenteral yang biasanya disertai elektrolit.
8) Edukasi
Rencana edukasi yang diberikan meliputi :
- Tujuan : tujuan edukasi diberikan
- Sasaran : siapa yang diberi edukasi
- Waktu : berapa lama edukasi diberikan
- Tempat : tempat dilaksanakananya edukasi
- Metode : metode penyampaian edukasi
- Alat Bantu : alat bantu yang digunakan dalam
penyampaian edukasi
- Materi : materi yang disampainkan dalam edukasi
9) Implementasi rencana intervensi gizi
Dalam hal ini dibutuhkan kemampuan mengkomunikasikan
rencana yang akan dikerjakan kepada pasien, keluarga dan bidang
lain yang terkait, kemampuan mengumpulkan data lanjutan dan
melakukan perubahan rencana apabila diperlukan serta kemampuan
pendokumentasian semua rencana tindakan serta respon pasien
terhdap tindakan yang dikerjakan.

E. Monitoring dan Evaluasi


1. Monitor
Dikerjakan terhadap parameter status gizi yang akan mengalami
perubahan akibat implementasi dari intervensi medik maupun gizi yang
dikerjakan.
Kemampuan memonitor data data meliputi :
a. Parameter gizi : pengetahuan gizi,intake,status gizi
b. Parameter klinik dan penyakit : nilai laboratorium, tekanan darah, berat
badan, keluhan dan gejala
c. Parameter pasien : kepuasan, kemampuan merawat diri sendiri
d. Parameter penggunaan fasilitas perawatan : lamanya dirawat di rumah
sakit,dll
2. Evaluasi
Dikerjakan dengan membandingkan parameter parameter yang
dimonitor sebelum dan sesudah intervensi gizi atau dengan standart yang
direkomendasikan. Dalam hal ini dibutuhkan kemempuan untuk melihat
apakah intervensi yang dikerjakan sudah mencapai sasaran atau tidak serta
kemampuan melakukan modifikasi atau perubahan dari rencana intervensi

13
gizi. Setelah dilakukan monitoring dan evaluasi,pasien dan keluarga
diberikan penjelasan diet dalam bentuk konsultasi gizi.

14
BAB IV

DOKUMENTASI
Dokumentasi asuhan gizi meliputi: Formulir penilaian anak dan dewasa.

15

Anda mungkin juga menyukai