Anda di halaman 1dari 6

peningkatan kualitas sumber daya manusia dan infrastruktur untuk

meningkatkan ekonomi indonesia

I. PENDAHULUAN
Dewasa ini hampir di seluruh dunia baik negara maju maupun negara berkembang telah
menerapkan ekonomi global. Tanpa ekonomi global, dapat dipastikan perekonomian suatu
negara tidak akan mencapai pada titik maksimal output total dan efisien. Tetapi ekonomi global
memiliki dampak yang harus diwaspadai oleh negara-negara yang terlibat didalamnya.
Perlambatan ekonomi suatu negara akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi negara
lainnya. Lihat Tabel berikut :

Tabel 1. (Sumber data : http://www.tradingeconomics.com/china/gdp-growth-annual diakses


pada tanggal 21 Januari 2018)

Tabel 2. (Sumber Data : Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor November 2015
diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik)

1
Dari dua tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa penurunan pertumbuhan ekonomi
Tiongkok sangat berpengaruh terhadap ekspor Indonesia. Ekspor utama Indonesia seperti
Crude Palm Oil (CPO) dan karet yang merupakan bahan baku industri Tiongkok mengalami
penurunan permintaan. Disaat industri Tiongkok melemah maka industri Indonesia secara
langsung akan terkena dampaknya. Penurunan ekspor akan sangat berbahaya untuk Indonesia.
Penurunan secara kontinyu akan menyebabkan defisit neraca perdagangan, penurunan
pertumbuhan ekonomi, dan rendahnya penyerapan tenaga kerja di Indonesia.

II. PEMBAHASAN
A. MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
Indonesia merupakan salah satu negara yang terkena dampak dari melemahnya ekonomi
global. Resesi ekonomi Tiongkok memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Tren pertumbuhan ekonomi Indonesia secara tidak langsung mengikuti tren pertumbuhan
ekonomi global. Disaat ekonomi global dengan Tiongkok sebagai kiblatnya mengalami
penurunan maka Indonesia juga akan mengalami hal yang sama. Penurunan pertumbuhan
ekonomi Indonesia mulai terlihat sejak 2013 hingga 2015. Penurunan ini dapat disimpulkan
bahwa mulai berkurangan kontribusi produktivitas dari industri - industri yang berada di
Indonesia. Banyak faktor dibalik hal tersebut seperti rendahnya permintaan ekspor, dan
rendahnya permintaan (demand) dari masyarakat.
Pemerintah tentunya tidak hanya diam melihat tren penurunan tersebut. Indonesia sebagai
pasar domestik terbesar di kawasan ASEAN dan memiliki sumber daya alam yang melimpah
merupakan peluang untuk menarik investor asing dan domestik sehingga berdampak
pada pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain dorongan pemerintah untuk sektor industri UMKM dan
industri kreatif digital yang baru berkembang menjadi peluang untuk meningkatkan
pertumbuhan Ekonomi. Sektor pariwisata juga harus menjadi perhatian pemerintah dikarenakan
salah satu penyumbang terbesar devisa negara.
Dengan dukungan sektor - sektor tersebut seharusnya Indonesia dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi ditengah melemahnya ekonomi global. Indonesia tidak harus terpaku
pada pasar global. Pemerintah dapat menciptakan peluang di pasar domestik. Sehingga
Indonesia dapat mandiri ditengah ketidak pastian pasar global.

B. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) INDONESIA


Sumber daya manusia merupakan hal terpenting selain kapital dalam pembangunan
ekonomi. Rencana pembangunan industri ditentunkan oleh dua faktor penting. Faktor pertama,
2
jumlah angkatan kerja akan mempengaruhi jenis industri yang akan dibangun apakan padat
karya atau padat kapital. Faktor kedua, tinggi dan rendahnya kualitas sumber daya manusia di
suatu negara. Indonesia sendiri merupakan salah satu negara dengan populasi atau jumlah
penduduk terbanyak di dunia. Menurut data dari Global Competitiveness Report 2015-2016
jumlah penduduk Indonesia adalah 2,51 juta jiwa. Tetapi pembangunan kualitas pendidikan
tenaga kerja Indonesia masih jauh dari harapan. Lihat tabel berikut :

Tabel 3. (Sumber data : Statistik Pendidikan 2014 Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional Badan
Pusat Statistik)

Tabel tersebut menjelaskan bahwa angkatan kerja Indonesia masih didominasi oleh
lulusan SD/MI/Paket A dengan persentase 27,41 %, peringkat kedua diisi oleh tamatan
SMA/MA/SMK/Paket C dengan persentase 25,18 %, sedangkan persentase lulusan perguruan
tinggi masih rendah yaitu 7,46 %.
Selain itu, menurut Asia Productivity Organization CAPO) tenaga terampil dan profesional
Indonesia masih kalah dari negara tetangga. Data APO tahun 2013 menunjukan bahwa setiap
1.000 tenaga kerja Indonesia hanya 4,3 % yang terampil. Berbeda dengan negara tetangga
seperti Filipina dengan persentase 8,3 %, Malaysia dengan persentase 32,6 %, dan Singapore
dengan persentase 34,7 %.
Data tersebut sangat berguna untuk pembangunan jangka pendek dalam pengambilan
kebijakan pemerintah. Melihat rendahnya kualitas tamatan pendidikan tenaga kerja di
Indonesia. Maka pemerintah harus mengambil langkah menarik investor asing dan dalam negeri
untuk membangun industri padat karya.
Sembari pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan padat karya, pemerintah harus
memberikan perhatian yang serius terhadap dunia pendidikan dan pelatihan. Apabila tidak ada
keseriusan dari pemerintah maka tenaga kerja Indonesia akan tersisihkan dalam persaingan

3
pasar global atau justru akan menjadi buruh di industri padat karya dalam dan luar negeri. Hal
ini seolah - olah seperti bom waktu yang siap meledak apabila tidak ditangani serius. Melihat
Indonesia akan menghadapi bonus demografi 2020, maka investasi pemerintah pada sektor
pendidikan sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia.

C. PENINGKATAN KUALITAS INFRASTRUKTUR


Infrastruktur merupakan hal terpenting dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Tanpa
pembangunan infrastruktur yang baik, akan sangat sulit menarik investor asing maupun dalam
negeri untuk berinvestasi di Indonesia. Terlalu tinggi cost dalam pembangunan infrasturktur
apabila harus dilakukan oleh pihak swasta. Industri transportasi, industri pariwisata, dan industri
pertambangan akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang signifikan apabila didukung
sarana dan prasarana yang memadai oleh pemerintah.
Pembangunan infrastruktur yang paling utama adalah pembangunan jalan raya.
Pembangunan infrastruktur yang berfungsi sebagai penghubung jalur darat antar kota di
Indonesia masih belum bisa menunjang perekonomian secara optimal. Pada tahun 2014 panjang
jalan raya di Indonesia hanya 502 km, tidak sebanding dengan luas daratannya yang mencapai

1.919.443 km2. Ditambah dengan banyaknya jalan lintas Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi yang rusak serta lambatnya pembangunan jalan raya di Papua menambah catatan
buruk pembangunan infrastruktur ini.
Berikut merupakan tabel kualitas jalan raya dibeberapa negara ASEAN menurut Global
Competitiveness Report 2015 - 2016 :

Countries Rank / 140 Countries


Singapore 3
Taiwan 10
Malaysia 15
Thailand 51
Indonesia 80
Tabel 4. Sumber data : Global Competitiveness Report 2015 - 2016. Data menunjukan
rankin kualitas pembangunan jalan raya di 140 negara)

Dari tabel tersebut, kualitas jalan raya di Indonesia masih kalah tertinggal dari beberapa
negara ASEAN seperti Singapore, Malaysia, Taiwan, dan Thailand. Penyebab rendahnya
kualitas jalan raya di Indonesia dipengaruhi beberapa hal. Pertama, banyaknya aktivitas
kendaraan berat yang melebihi kapasitas kemampuan dari aspal. Kedua, sistem drainase yang
buruk akan mempengaruhi daya dukung tanah. Diharapkan pemerintah lebih memperhatikan
4
masalah - masalah tersebut dalam membangun dan merawat kondisi jalan raya dikarenakan
dengan dukungan infrastruktur jalan raya yang baik maka industri akan berkembang di
Indonesia dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Selain jalan raya, pembangunan infrastruktur lainnya yang perlu diperhatikan adalah
kereta api. Transportasi yang cepat dan aman ini menjadi pilihan industri dalam meningkatkan
efisiensi produktivitas. Dibeberapa provinsi seperti Provinsi Sumatera Selatan sangat
membutuhkan kereta api untuk mengangkut hasil industri batu bara. Hal ini dikarenakan
infrastruktur jalan raya masih belum menunjang untuk pengangkutan batu bara di provinsi
tersebut.
Di Pulau Jawa, kereta api menjadi angkutan Bahan Bakar Minyak CBBM) dan Bahan
Bakar Khusus CBBK) yang dikenal dengan kereta api ketel, hasil kerjasama antara PT.
Pertamina dan PT. Kereta Api. Kerjasama ini memberikan dampak pendistribusian BBM dan
BBK di Pulau Jawa menjadi cepat dan aman. Selain itu, transportasi kereta api juga menjadi
pilihan masyarakat dalam beraktivitas dan berpergian.
Countries Rank / 140 countries
Singapore 8
Taiwan 11
Malaysia 13
Indonesia 43
Thailand 78
Tabel 5. Sumber data : Global Competitiveness Report 2015 - 2016. Data menunjukan
ranking kualitas pembangunan jalan kereta api di 140 negara)

Tabel diatas menunjukan bahwa kualitas infrastruktur kereta api di Indonesia masih
tertinggal dari negara Singapore, Taiwan, dan Malaysia. Tetapi pemerintah Indonesia
bekerjasama dengan pihak swasta mulai serius dalam membangun perekonomian Indonesia
dengan pembenahan jalur kereta api di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa serta pembangunan
jalur kereta api di Pulau Sulawesi dan Pulau Kalimantan.

III. KESIMPULAN
Resesi ekonomi Tiongkok memberikan efek terhadap perekonomian Indonesia. Disaat
industri Tiongkok melemah maka industri Indonesia secara langsung akan terkena dampaknya.
Penurunan ekspor akan sangat berbahaya untuk Indonesia. Penurunan secara kontinyu akan
menyebabkan defisit neraca perdagangan, penurunan pertumbuhan ekonomi, dan rendahnya
penyerapan tenaga kerja di Indonesia
Perekonomian Indonesia masih bisa bangkit ditengah ketidakpastian pasar global.
Indonesia sebagai pasar domestik terbesar urutan kedelapan di dunia atau urutan pertama di
5
kawasan ASEAN menjadi sebuah daya tarik untuk investor dalam negeri dan asing. Tetapi,
permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam pembangunan industri adalah rendahnya
kualitas tenaga kerja Indonesia. Data Asia Productivity Organization CAPO) 2013 menunjukan
bahwa setiap 1.000 tenaga kerja Indonesia hanya 4,3 % yang terampil dan profesional.
Persentase ini lebih kecil daripada negara ASEAN lainnya seperti Filipina, Malaysia, dan
Singapore. Rendahnya kualitas tenaga kerja di Indonesia disebabkan tenaga kerja di dominasi
lulusan SD/MI/Paket A. Melihat rendahnya kualitas tenaga kerja Indonesia, pemerintah harus
menarik investor industri padat karya.
Tetapi, menarik investor domestik dan asing untuk membuka industri di Indonesia tidak
semudah membalikan telapak tangan. Hal ini dikarenakan rendahnya kualitas pembangunan
infrastruktur di Indonesia. Apabila swasta membangun infrastruktur sendiri, akan menyebabkan
cost yang sangat tinggi. Sehingga diharapkan pemerintah meningkatkan kualitas infrastruktur di
Indonesia seperti jalan raya, kereta api, dan pelabuhan.
Peningkatan kualitas infrastruktur akan menumbuhkan industri baru di Indonesia. Dengan
kualitas infrastruktur yang baik, maka akan menyerap tenaga kerja dan meningkatkan efisiensi
produktivitas. Disaat efisiensi produktivitas tinggi akan berdampak pada harga output yang
lebih murah. Harga yang murah akan menciptakan konsumsi masyarakat yang tinggi sehingga
berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan industri baru memberikan harapan
petumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih baik ditengah resesi ekonomi dunia.

DAFTAR PUSTAKA
_____2016. Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor. Jakarta. Badan Pusat Statistik

_____2016. Statistik Pendidikan 2014 Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional. Jakarta.Badan
Pusat Statistik

_____2016. The Global Competitiveness Report 2015-2016. World Economic Forum


https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1007 diakses pada tanggal 21 Januar
2018

https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1037 diakses pada tanggal 21 Januari 2018

http://www.tradingeconomics.com/china/gdp-growth-annual diakses pada tanggal 20 Januari


2018

http://www.tradingeconomics.com/indonesia/gdp-growth-annual diakses pada tanggal 20


Januari 2018

Anda mungkin juga menyukai