LAPORAN
LAPORAN
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
JLN. PERTAMINA KAMPUS II KEL. GAMBESI TERNATE SELATAN
BAB I
PENDAHULUAN
Pengukuran topografi dimaksudkan agar dapat diperoleh suatu peta yang dapat
batas wilayah lahan yang dipetakan juga sekaligus mengetahui tinggi titik tertentu
pada batas lahan tersebut. Dengan mengaitkan salah satu titik-titik dari permukaan
Poligon adalah gabungan ruas garis dari bagian yang bertemu hanya di titik akhir
sehingga (1) sebesar dua ruas garis bertemu di satu titik, dan (2) Tiap ruas garis
1
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
JLN. PERTAMINA KAMPUS II KEL. GAMBESI TERNATE SELATAN
Poligon dinamai dengan memakai jumlah dari sisinya. Contoh segitiga-3 sisi,
sisi,. Sebuah polygon dengan sisi n dapat disebut segi-n. Diagonal dari poligon
adalah ruas garis yang menghubungkan antara dua titik puncak dari segi banyak
tersebut. Titik akhir dari ruas garis AC adalh titik puncak dari polygon ABCD.
Ruas garis AC adalah satu diagonal dari polygon. Sebuah poligon adalah cembung
jika semua diagonal dari poligon terletak di dalam poligon itu sendiri. Setiap
diagonal dari polygon ini seperti ruas garis PR, adalah terletak di dalam polygon.
Paling tidak terdapat satu diagonal dari poligon ini yang tidak terdapat dalam
polygon. GHIJK bukan merupakan poligon cembung. Segitiga dengan sisi yang
kongruen memiliki nama khusus. Segitiga sama sisi adalah segitiga dengan semua
1. Segitiga sama kaki adalah segita dengan dua sisi yang kongruen satu sama lain.
2. Segi banyak beraturan adalah segi banyak (poligon) dengan semua sisi yang
kongruen satu sama lain dan semua sudut yang kongruen satu sama lain.
jenis yang membuat semuanya polygon beraturan. Semua sisi mempunyai panjang
2
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
JLN. PERTAMINA KAMPUS II KEL. GAMBESI TERNATE SELATAN
Poligon dapat dibedakan berdasarkan dari [1] bentuk dan [2] titik ikatnya.
a. Poligon terbuka,
b. Poligon tertututup,
d. Poligon kombinasi.
a. Poligon Terbuka
Poligon terbuka adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya merupakan
b. Poligon Tertutup
Poligon tertutup atau kring adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya
bertemu pada satu titik yang sama. Pada poligon tertutup, koreksi sudut dan
3
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
JLN. PERTAMINA KAMPUS II KEL. GAMBESI TERNATE SELATAN
c. Poligon Bercabang
Poligon cabang adalah suatu poligon yang dapat mempunyai satu atau lebih
4
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
JLN. PERTAMINA KAMPUS II KEL. GAMBESI TERNATE SELATAN
d. Poligon Kombinasi
5
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
JLN. PERTAMINA KAMPUS II KEL. GAMBESI TERNATE SELATAN
Suatu poligon yang terikat sempurna dapat terjadi pada poligon tertutup
ataupun poligon terbuka, suatu titik dikatakan sempurna sebagai titik ikat
apabila diketahui koordinat dan jurusannya minimum 2 buah titik ikat dan
6
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
JLN. PERTAMINA KAMPUS II KEL. GAMBESI TERNATE SELATAN
Suatu poligon yang terikat tidak sempurna dapat terjadi pada poligon tertutup
ataupun poligon terbuka, dikatakan titik ikat tidak sempurna apabila titik ikat
1. Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh azimuth saja,
sedangkan ujung yang lain tidak terikat sama sekali. Poligon semacam ini
dapat dihitung dari azimuth awal dan yang diketahui dan sudut-sudut poligon
2. Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh koordinat saja,
sedangkan ujung yang lain tidak terikat sama sekali.Poligon semacam ini
masing titik dihitung berdasarkan koordinat yang diketahui. Oleh karena itu
pada poligon bentuk ini koordinat yang dianggap betul hanyalah pada
koordinat titik yang diketahui (awal) sehingga poligon ini tidak ada
orientasinya.
3. Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh azimuth dan koordinat,
sedangkan ujung yang lain tidak terikat. Poligon jenis ini dapat dikatakan satu
7
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
JLN. PERTAMINA KAMPUS II KEL. GAMBESI TERNATE SELATAN
titik terikat secara sempurna namun belum terkoreksi secara sempurna baik
benar.
4. Poligon terbuka yang kedua ujungnya terikat oleh azimuth. Pada poligon jenis
koordinat lokal.
5. Poligon terbuka yang kedua ujungnya terikat oleh koordinat. Jenis poligon ini
6. Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh koordinat, sedangkan
ujung yang lain terikat azimuth. Pada poligon ini tidak ada koreksi sudut dan
koreksi koordinat.
7. Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh azimuth dan koordinat
saja, sedangkan ujung yang lain terikat koordinat. Jenis poligon ini tidak ada
8. Poligon terbuka yang kedua ujungnya terikat oleh azimuth dan koordinat,
sedangkan ujung yang lain tidak terikat azimuth. Poligon ini ada koreksi
9. Poligon terbuka yang kedua ujungnya terikat oleh azimuth dan koordinat,
sedangkan ujung yang lain tidak terikat azimuth. Jenis poligon ini ada koreksi
8
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
JLN. PERTAMINA KAMPUS II KEL. GAMBESI TERNATE SELATAN
d. Poligon terbuka tanpa ikatan sama sekali (poligon lepas), pengukuran seperti ini
akan terjadi pada daerah-daerah yang tidak ada titik tetapnya dan sulit melakukan
semacam ini dihitung dengan orientasi lokal artinya koordinat dan azimuth
9
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
JLN. PERTAMINA KAMPUS II KEL. GAMBESI TERNATE SELATAN
BAB II
Praktikum Ilmu Ukur Tanah dilaksanakan agar mahasiswa dapat memahami dan
mahir menggunakan alat ukur Waterpass maupun alat ukur Theodolit yaitu sebagai
berikut :
Tujuan Khusus :
Untuk menentukan beda tinggi dari suatu titik yang telah diketahui
ketinggiannya.
theodolite
Tujuan khusus : untuk mengetahui dan mengukur sudut antara dua titik
diukur.
10
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
JLN. PERTAMINA KAMPUS II KEL. GAMBESI TERNATE SELATAN
11
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
JLN. PERTAMINA KAMPUS II KEL. GAMBESI TERNATE SELATAN
12
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
JLN. PERTAMINA KAMPUS II KEL. GAMBESI TERNATE SELATAN
13
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
JLN. PERTAMINA KAMPUS II KEL. GAMBESI TERNATE SELATAN
BAB III
Khairun Ternate. Penempatan patok dimulai dari P0 hingga patok P-n (terakhir)
2. Memilih alat yang baik dan tempat yang aman untuk mendirikan alat ukur
4. Memasang alat ukur theodolit diatas statif dan eratkan dengan skrup
7. Dengan cara yang sama seperti halnya mengatur nivo kotak, atur nivo
titik.
14
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
JLN. PERTAMINA KAMPUS II KEL. GAMBESI TERNATE SELATAN
9. Jika kedudukan alat ukur tidak dapat vertikal di atas titik, membuka skrup
penggail alat ukur ke statif dan geser – geserkan theodolit tersebut secara
10. Mengatur pencerahan melalui skrup pengukuran sampai mistar ukur dapat
terbacaa.
11. Membidik mistar ukur, kemudian membaca benang atas, benang tengah,
13. Membaca sudut vetikal dan horizontal, dalam penentuan sudut horizontal
skrup pengukur detik 14. mencatat semua hasil pembacaan alat serta
mengisi tabel isian. 15. lakukan langkah langkah pada no. 3 – 14 pada
δα = (-(∑α - ( n ± 2 ) x (180◦)))
Dimana :
15
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
JLN. PERTAMINA KAMPUS II KEL. GAMBESI TERNATE SELATAN
k = δα-n
Dimana :
αn = ( αawal + βn + 1 ) -180◦
Dimana :
m = 90◦ - V
Dimana :
Dimana :
Ba = Benang atas
Bb = Benang Bawah
16
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
JLN. PERTAMINA KAMPUS II KEL. GAMBESI TERNATE SELATAN
D = Doptis . Cos2 . m
Dimana :
M = Sudut miring
Dimana :
D = Jarak Datar
Dimana :
D = Jarak Datar
δDXCosαawal
D = Jarak Datar
17
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
JLN. PERTAMINA KAMPUS II KEL. GAMBESI TERNATE SELATAN
Dimana :
Ba = Benang atas
Bb = Benang Bawah
ϴ = Sudut miring
Bt = Benang tengah
ΔδH = ∑ΔH/n
Dimana :
Hn = Hn - 1 ± ΔH - 1 + ( -DδH )
Dimana :
Hn = Elevasi (soal)
DδH = Koreksi
18
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
JLN. PERTAMINA KAMPUS II KEL. GAMBESI TERNATE SELATAN
Dimana :
β = Beda Sudut
m = 90◦ - V
Dimana :
Dimana :
Ba = Benang atas
Bb = Benang Bawah
D = Doptis . Cos2 . m
Dimana :
M = Sudut miring
Dimana :
19
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
JLN. PERTAMINA KAMPUS II KEL. GAMBESI TERNATE SELATAN
D = Jarak Datar
Dimana :
D = Jarak Datar
Dimana :
Ba = Benang atas
Bb = Benang Bawah
ϴ = Sudut miring
Bt = Benang tengah
Hn = H ± ΔHn
Dimana :
H = Elevasi (soal)
20
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
JLN. PERTAMINA KAMPUS II KEL. GAMBESI TERNATE SELATAN
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
1. Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
dalam pengamatan serta ketinggian tempat pada saat digitasi letak lokasi
pengukuran.
6.2 Saran-Saran
dalam hal ini theodolit harus lebih di utmakan. kemudian mengenai sarana
prasarana juga lebih di perhatikan agar hasil yang di dapat lebih maksimal.
21
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
JLN. PERTAMINA KAMPUS II KEL. GAMBESI TERNATE SELATAN
22