Anda di halaman 1dari 8

www.muslim.or.

id

Saudariku Jangan Upload Fotomu


muslim.or.id/39374-saudariku-jangan-upload-fotomu.html

Yulian Purnama May 11,


2018

Wanita ada fitnah (godaan) terbesar dan terberat bagi kaum lelaki. Maka hendaknya
wanita Muslimah menyadari hal ini berusaha agar ia tidak menjadi fitnah bagi lelaki.
Diantara perbuatan yang menjadi fitnah adalah wanita mengupload fotonya ke internet
yang bisa dilihat oleh kaum lelaki.

Wanita Adalah Fitnah (cobaan) Bagi Lelaki


Tidak diragukan lagi bahwa wanita adalah cobaan yang besar bagi lelaki. Allah Ta’ala
berfirman:
1/8
ِ ‫ﻣﺔ‬
َ ‫ﺴﻮ‬َ ‫ﻤ‬ ُ ْ ‫ﻞ اﻟ‬ َ ْ ‫ﺐ وَاﻟ ِْﻔﻀﺔِ وَاﻟ‬
ِ ْ ‫ﺨﻴ‬ ِ َ ‫ﻦ اﻟ ﺬ ﻫ‬َ ‫ﻣ‬ ِ ِ‫ﻤَﻘﻨ ْﻄ ََﺮة‬ُ ْ ‫ﻦ وَاﻟ َْﻘﻨ َﺎﻃ ِﻴﺮِ اﻟ‬
َ ‫ﺴﺎِء وَاﻟ ْﺒ َﻨ ِﻴ‬
َ ‫ﻦ اﻟﻨ‬
َ ‫ﻣ‬
ِ ‫ت‬
ِ ‫ﺣﺐ اﻟﺸﻬَﻮَا‬
ُ ‫س‬
ِ ‫ﻦ ﻟ ِﻠﻨﺎ‬
َ ‫ُزﻳ‬
َ
‫ب‬ َ ْ ‫ﻦ اﻟ‬
ِ ‫ﻤﺂ‬ ُ ‫ﺴ‬ ْ ‫ﺣ‬ ُ ُ ‫ﻋﻨ ْﺪ َه‬
ِ ‫ﻪ‬ُ ‫ﺤﻴ َﺎةِ اﻟﺪﻧ ْﻴ َﺎ وَاﻟﻠ‬َ ْ ‫ﻣﺘ َﺎع ُ اﻟ‬ َ ِ ‫ث ذ َﻟ‬
َ ‫ﻚ‬ ِ ‫ﺤْﺮ‬ َ ْ ‫َاْﻷﻧ ْﻌَﺎم ِ وَاﻟ‬

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-
binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah
tempat kembali yang baik (surga)” (QS. Al Imran: 14).

Allah Ta’ala juga berfirman:

َ َ ِ ‫ﻞ ﻟ ِﻠ ْﻤﺆ ْﻣﻨ ِﻴﻦ ﻳﻐُﻀﻮا ﻣﻦ أ َﺑﺼﺎرﻫﻢ وﻳﺤَﻔﻈ ُﻮا ﻓُﺮوﺟﻬﻢ ذ َﻟ‬


ْ ُ‫ن وَﻗ‬
‫ﻞ‬ َ ‫ﺼﻨ َﻌُﻮ‬
ْ َ ‫ﻤﺎ ﻳ‬
َ ِ ‫ﺧﺒ ِﻴٌﺮ ﺑ‬
َ ‫ﻪ‬
َ ‫ﻢ إ ِن اﻟﻠ‬ ْ ُ‫ﻚ أْزﻛ َﻰ ﻟ َﻬ‬ ْ ُ َ ُ ْ ََ ْ ِ ِ َ ْ ْ ِ َ َ ِ ُ ْ ُ‫ﻗ‬
َ
ِ ‫ﻣﺎ ﻇ َﻬََﺮ‬
‫ﻣﻨ ْﻬَﺎ‬ َ ‫ﻦ زِﻳﻨ َﺘ َﻬُﻦ إ ِﻻ‬َ ‫ﺟﻬُﻦ وََﻻ ﻳ ُﺒ ْﺪ ِﻳ‬ َ ‫ﻦ ﻓُُﺮو‬َ ْ ‫ﺤَﻔﻈ‬ ْ َ ‫ﺼﺎرِﻫ ِﻦ وَﻳ‬
َ ْ ‫ﻦ أﺑ‬ ْ ‫ﻣ‬
ِ ‫ﻦ‬َ ‫ﻀ‬
ْ ‫ﻀ‬ُ ْ‫ت ﻳ َﻐ‬
ِ ‫ﻣﻨ َﺎ‬ ُ ْ ‫ﻟ ِﻠ‬
ِ ْ ‫ﻤﺆ‬

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan


pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi
mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah
kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa)
nampak dari padanya” (QS. An Nur: 30-31).

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

‫ﻦ اﻟﻨﺴﺎِء‬
َ ‫لﻣ‬
ِ ‫ﺔ أ ﺿ ﺮ ﻋﻠ ﻰ اﻟ ﺮ ﺟﺎ‬
ً َ ‫ﺖ ﺑ َﻌﺪي ﻓِﺘﻨ‬
ُ ‫ﻣﺎ ﺗ َﺮﻛ‬

“Tidaklah ada sepeninggalku fitnah (cobaan) yang paling berbahaya bagi lelaki selain fitnah
(cobaan) terhadap wanita” (HR. Al Bukhari 5096, Muslim 2740).

Beliau juga bersabda:

‫ ﻓﺈن‬. َ‫ ﻓﺎﺗﻘﻮا اﻟﺪﻧﻴﺎ واﺗﻘﻮا اﻟﻨﺴﺎء‬. ‫ ﻓﻴﻨﻈُﺮ ﻛﻴﻒ ﺗﻌﻤﻠﻮن‬. ‫ﻪ ﻣﺴﺘﺨﻠُﻔﻜﻢ ﻓﻴﻬﺎ‬
َ ‫ وإ ن ا ﻟ ﻠ‬. ٌ ‫إ ن ا ﻟ ﺪ ﻧ ﻴ ﺎ ﺣ ﻠ ﻮ ة ٌ ﺧ ﻀ ﺮ ة‬
ِ‫ﻞ ﻛﺎﻧﺖ ﻓﻲ اﻟﻨﺴﺎء‬ َ ‫ل ﻓ ﺘ ﻨ ﺔ ِ ﺑ ﻨ ﻲ إ ﺳ ﺮا ﺋ ﻴ‬
َ ‫أو‬

“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau. Dan Allah telah mempercayakan kalian untuk
mengurusinya, Sehingga Allah melihat apa yang kalian perbuatan (disana). Maka berhati-
hatilah kalian dari fitnah (cobaan) dunia dan takutlah kalian terhadap fitnah (cobaan)
wanita. Karena sesungguhnya fitnah (cobaan) pertama pada Bani Isra’il adalah cobaan
wanita” (HR Muslim 2742).

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

‫ ﻓ ﺈ ذا ﺧ ﺮ ﺟ ﺖ ا ﺳ ﺘ ﺸ ﺮ ﻓ ﻬ ﺎ ا ﻟ ﺸ ﻴ ﻄ ﺎ ن‬، ‫ا ﻟ ﻤ ﺮأ ة ﻋ ﻮ ر ة‬

“Wanita adalah aurat. Jika ia keluar, setan memperindahnya ” (HR. At Tirmidzi no. 1173,
dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).

Maka jelas bahwa wanita ada fitnah (cobaan) terbesar bagi lelaki, maka fitnahnya lebih
besar lagi ketika para wanita meng-upload wajahnya, dan gambar dirinya ke internet
yang bisa dilihat oleh jutaan lelaki.
2/8
Terlebih jika wajah sang wanita tersebut cantik lalu di-upload di internet, maka ini fitnah
yang nyata. Oleh karena itu Al Qurthubi berkata:

‫ إ ن ا ﻟ ﻤ ﺮأ ة ا ذا ﻛ ﺎ ﻧ ﺖ ﺟ ﻤ ﻴ ﻠ ﺔ و ﺧ ﻴ ﻒ ﻣ ﻦ و ﺟ ﻬ ﻬ ﺎ و ﻛ ﻔ ﻴ ﻬ ﺎ‬: ‫ﺧ ﻮ ﻳ ﺰ ﻣ ﻨ ﺪا د ـ ـ و ﻫ ﻮ ﻣ ﻦ ﻛ ﺒ ﺎ ر ﻋ ﻠ ﻤ ﺎ ء ا ﻟ ﻤ ﺎ ﻟ ﻜ ﻴ ﺔ ـ‬
ُ ‫ﻗﺎ ل اﺑ ﻦ‬
‫ ﻓﻌﻠﻴﻬﺎ ﺳﺘﺮ ذﻟﻚ ؛ وإن ﻛﺎﻧﺖ ﻋﺠﻮًزا أو ﻣﻘﺒﺤﺔ ﺟﺎز أن ﺗﻜﺸﻒ وﺟﻬﻬﺎ وﻛﻔﻴﻬﺎ‬، ‫اﻟﻔﺘﻨﺔ‬

“Ibnu Juwaiz Mandad – ia adalah ulama besar Maliki – berkata: Jika seorang wanita itu
cantik dan khawatir wajahnya dan telapak tangannya menimbulkan fitnah, hendaknya ia
menutup wajahnya. Jika ia wanita tua atau wajahnya jelek, boleh baginya menampakkan
wajahnya” (Tafsir Al Qurthubi, 12/229).

Jangan Jadi Pembantu Setan


Mungkin ada muslimah yang berseloroh: “Wahai lelaki, anda yang melihat kami sehingga
terfitnah, mengapa kami yang disalahkan?”.

Betul, bahwa yang terfitnah adalah lelaki, namun hendaknya wanita tidak menjadi
penolong setan dalam menggoda para lelaki sehingga terfitnah oleh wanita. Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

‫ﻻ ﺗ ﻜ ﻮ ﻧ ﻮا ﻋ ﻮ ن ا ﻟ ﺸ ﻴ ﻄ ﺎ ن ﻋ ﻠ ﻰ أ ﺧ ﻴ ﻜ ﻢ‬

“Janganlah kalian menjadi penolong setan untuk menggoda saudara kalian ” (HR. Bukhari
no.6781).

Maka menjadi sebab orang lain terjerumus ke dalam maksiat itu juga merupakan
maksiat. Ketika seorang wanita membaca firmat Allah Ta’ala berfirman:

‫ﻢ‬ َ ‫ﻞ ﻟ ِﻠ ْﻤﺆ ْﻣﻨ ِﻴﻦ ﻳﻐُﻀﻮا ﻣ‬


ْ ُ‫ﻗ‬
ْ ِ ‫ﺼﺎرِﻫ‬
َ ْ ‫ﻦ أﺑ‬
ْ ِ َ َ ِ ُ

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan


pandangannya…” (QS. An Nur: 30-31).

Maka semestinya sikap seorang wanita Muslimah yang shalihah adalah membantu dan
mengusahakan para lelaki menerapkan ayat ini, bukan justru membantu para lelaki
untuk melanggar ayat ini.

Lalu bagaimana mungkin kaum lelaki mudah menahan pandangan kepada wanita, jika
para wanita menebar foto dan gambar mereka ke berbagai tempat, termasuk ke intenet?

Bertentangan Dengan Maksud Hijab


Maksud dari disyariatkannya hijab adalah untuk menutupi wanita, sehingga ia lebih
aman serta lebih terjaga dari fitnah dan agar tidak menjadi fitnah bagi lelaki. Allah Ta’ala
juga berfirman:

َ ‫ﻞ ﻟ ِﻠ ْﻤﺆ ْﻣﻨﺎت ﻳﻐْﻀﻀﻦ ﻣ‬


‫ﻦ‬ ْ َ ‫ﻣﻨ ْﻬَﺎ وَﻟ ْﻴ‬
َ ْ ‫ﻀﺮِﺑ‬ ِ ‫ﻣﺎ ﻇ َﻬََﺮ‬ َ ‫ﺟﻬُﻦ وََﻻ ﻳ ُﺒ ْﺪ ِﻳ‬
َ ‫ﻦ زِﻳﻨ َﺘ َﻬُﻦ إ ِﻻ‬ َ ْ ‫ﺤَﻔﻈ‬
َ ‫ﻦ ﻓُُﺮو‬ ْ َ ‫ﺼﺎرِﻫ ِﻦ وَﻳ‬
َ ْ ‫ﻦ أﺑ‬
ْ ِ َ ْ ُ َ ِ َ ِ ُ ْ ُ‫وَﻗ‬
ُ ‫ﻤﺮِﻫ ِﻦ ﻋ َﻠ َﻰ‬
‫ﺟﻴ ُﻮﺑ ِﻬِﻦ‬ ُ ‫ﺨ‬
ُ ِ‫ﺑ‬

3/8
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan
pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi
mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.. Katakanlah
kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa)
nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya…” (QS.
An Nur: 30-31).

Perhatikan dalam ayat ini, setelah perintah menundukkan pandangan lalu datang
perintah berhijab. Allah Ta’ala juga berfirman:

‫ﻢ وَﻗُﻠ ُﻮﺑ ِﻬِﻦ‬ َ ُ ‫ﺣﺠﺎب ذ َﻟ ِﻜ‬ َ ‫وإذ َا ﺳﺄ َﻟ ْﺘﻤﻮﻫﻦ ﻣﺘﺎﻋﺎ ﻓَﺎ‬


ْ ُ ‫ﻢ أﻃ ْﻬَُﺮ ﻟ ُِﻘﻠ ُﻮﺑ ِﻜ‬
ْ ٍ َ ِ ‫ﻦ وََراِء‬ ِ ‫ﺳﺄﻟ ُﻮﻫُﻦ‬
ْ ‫ﻣ‬ ْ ً َ َ ُ ُ ُ َ َِ

“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka
mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati
mereka” (QS. Al Ahzab: 53).

As Sa’di menjelaskan makna ayat ini: “hendaknya ada penghalang antara kalian dan
mereka (istri-istri Nabi) yang menghalangi kalian dari memandang mereka, karena tidak
ada kebutuhan untuk itu. Maka ketika itu memandang mereka (wanita) tidak
diperbolehkan…. kemudian Allah sebutkan hikmah dari hal ini yaitu kelanjutan ayat: Cara
yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka” (Tafsir As Sa’di).

Allah Ta’ala juga berfirman:

َ َ َ ِ ‫ﻚ وﻧ ِﺴﺎِء اﻟ ْﻤﺆ ْﻣﻨ ِﻴﻦ ﻳﺪﻧ ِﻴﻦ ﻋ َﻠ َﻴﻬﻦ ﻣﻦ ﺟَﻼﺑﻴﺒﻬﻦ ذ َﻟ‬ َ ْ ُ‫ﻳ َﺎ أ َﻳﻬﺎ اﻟﻨﺒﻲ ﻗ‬
َ ْ ‫ﻦ ﻓََﻼ ﻳ ُﺆ ْذ َﻳ‬
‫ﻦ‬ َ ْ‫ن ﻳ ُﻌَْﺮﻓ‬ ْ ‫ﻚ أد ْﻧ َﻰ أ‬ ِِ ِ َ ْ ِ ِْ َ ْ ُ َ ِ ُ َ َ َ ِ ‫ﻚ وَﺑ َﻨ َﺎﺗ‬
َ ‫ﺟ‬
ِ ‫ﻞ ِﻷْزوَا‬ ِ َ
‫ﻤﺎ‬
ً ‫ﻴ‬ ‫ﺣ‬
ِ ‫ر‬
َ ً ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ﻮ‬ ‫ﻔ‬
ُ َ ‫ﻏ‬ ‫ﻪ‬
ُ ‫ﻠ‬ ‫ﻟ‬ ‫ا‬ ‫ن‬
َ َ‫ﺎ‬َ ‫ﻛ‬ ‫و‬

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang
mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.
Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Ahzab: 59).

As Sa’di menjelaskan: “ayat ini bukti bahwa gangguan terhadap kamu Mu’minat itu ada,
jika mereka tidak berhijab. Itu dikarenakan mereka tidak berhijab. Dan terkadang orang
menyangka wanita yang tidak berhijab tersebut adalah bukan wanita yang terhormat.
Lalu muncullah penyakit hati dalam diri para lelaki karena melihat wanita tersebut,
kemudian mereka mengganggunya. Terkadang para lelaki melecehkannya karena
mengira wanita tersebut budak. Lalu mereka yang ada penyakit dalam hatinya pun
bermudah-mudah kepada si wanita. Maka hijab adalah penghalang agar orang yang
tamak akan nafsu tidak mudah melihat-lihat wanita” (Tafsir As Sa’di).

Maka jelas bahwa tujuan hijab disyariatkan adalah menutupi wanita, membuat ia lebih
aman serta lebih terjaga dari fitnah dan agar tidak menjadi fitnah bagi lelaki. Maka yang
dilakukan oleh para wanita yang meng-upload fotonya ke internet justru bertentangan
dengan tujuan ini. Karena justru mereka menjadi semakin terlihat, bukan tertutup.

4/8
Menjadi semakin tidak aman dan santapan lezat bagi pemuja nafsu. Semakin besar
peluang terjadi fitnah pada diri mereka berupa gangguan dan pelecehan, dan juga
memperbesar fitnah mereka terhadap kaum lelaki.

Semakin Tersembunyi Semakin Baik


Wanita Muslimah itu, semakin ia tersembunyi dari pandangan lelaki itu semakin baik
dan semakin terhormat. Semakin terlihat, semakin kurang baik. Inilah yang diyakini oleh
para shahabiyat diantaranya Fathimah radhiallahu’aha, dan disetujui oleh Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam. Dalam sebuah hadits disebutkan,

َ ‫ ” أ َي‬: ‫ل‬ َ َ ‫ ﻗَﺎ‬، ‫أ َن ﻋ َﻠ ِﻴﺎ‬


ْ َ ‫ﺴﺎِء ؟ ” ﻓَﻠ‬
‫ﻢ‬ َ ‫ﺧﻴ ٌْﺮ ﻟ ِﻠﻨ‬
َ ‫ﻲٍء‬ْ ‫ﺷ‬ َ ‫ﻲٍء ﻗَﺎ‬ْ ‫ﺷ‬ َ ‫ﻦ‬ْ َ‫ﻢ ﻋ‬ َ ‫ﺳﻠ‬ َ َ‫ﻪ ﻋ َﻠ َﻴ ْﻪِ و‬ُ ‫ﺻﻠ ﻰ اﻟﻠ‬ َ ِ ‫ل اﻟﻠ ﻪ‬ ُ ‫ﺳﻮ‬ُ ‫ﺳﺄﻟ َﻨ ِﻲ َر‬ َ :‫ل‬
َ َ ُ ‫ﻣﺎ أ َﻗُﻮ‬ َ
:‫ل‬ َ ‫ ﻗَﺎ‬، ‫ل وَﻻ ﻳ ََﺮوْﻧ َﻬُﻦ‬ َ ‫ﺟﺎ‬َ ‫ﻦ اﻟ ﺮ‬ َ ْ ‫ن ﻻ ﻳ ََﺮﻳ‬ْ ‫ﺴﺎِء أ‬ َ :‫ﻪ‬
َ ‫ﺧﻴ ٌْﺮ ﻟ ِﻠﻨ‬ ُ َ‫ﺖ ﻟ‬
َ ْ ‫ أﻻ ﻗُﻠ‬: ‫ﺖ‬ ْ َ ‫ ﻓََﻘﺎﻟ‬، ‫ﺔ‬ َ ‫ﻤ‬ َ ِ ‫ت ذ َﻟ‬
َ ِ ‫ﻚ ﻟ َِﻔﺎﻃ‬ ُ ‫ ﻓَﺬ َﻛ َْﺮ‬، ‫ل‬ َ ِ‫أد ْر‬
‫ﻪ ﻋ َﻨ ْﻬَﺎ‬
ُ ‫ﻲ اﻟﻠ‬
َ ‫ﺿ‬ِ ‫ﻣﻨﻲ َر‬ ِ ‫ﺔ‬ ْ ِ ‫ ” إ ِﻧﻬَﺎ ﺑ‬: ‫ل‬
ٌ َ ‫ﻀﻌ‬ َ ‫ﻢ ﻓََﻘﺎ‬ َ ‫ﺳﻠ‬َ َ‫ﻪ ﻋ َﻠ َﻴ ْﻪِ و‬ُ ‫ﺻﻠ ﻰ اﻟﻠ‬ َ ‫ﺔ ﻟ ِﻠﻨﺒ ِﻲ‬ َ ِ ‫ل ﻓَﺎﻃ‬
َ ‫ﻤ‬ َ ْ‫ت ﻗَﻮ‬ ُ ‫“ ﻓَﺬ َﻛ َْﺮ‬

“Ali bin Abi Thalib berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: ‘apa yang paling
baik bagi wanita?’. Lalu Ali tidak tahu harus menjawab apa. Ia pun menceritakannya kepada
Fathimah. Fathimah pun berkata: ‘katakanlah kepada beliau, yang paling baik bagi wanita
adalah mereka tidak melihat para lelaki dan para lelaki tidak melihat mereka‘. Maka aku (Ali)
sampaikan hal tersebut kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Lalu beliau bersabda:
‘sungguh Fathimah adalah bagian dari diriku, semoga Allah meridhainya‘” (HR. Ibnu Abid
Dunya dalam Al ‘Iyal no. 409, semua perawinya tsiqah).

Wanita yang tidak meng-upload fotonya, menutup dirinya, berusaha tidak dilihat oleh
lelaki itu lebih baik dari pada wanita yang mengumbar-umbar foto dirinya sehingga bisa
dipandang dengan bebas oleh para lelaki.

Wanita Shalihah Itu Pemalu


Wanita yang meng-upload fotonya ke internet sehingga bisa dilihat oleh semua orang,
nampak sekali sangat tipis rasa malunya. Coba bandingkan dengan dua wanita shalihah
yang diabadikan kisahnya dalam Al Qur’an berikut ini:

‫ﻤﺎ ﻗَﺎﻟ َﺘ َﺎ‬َ ُ ‫ﺧﻄ ْﺒ ُﻜ‬َ ‫ﻣﺎ‬ َ ‫ن ﻗَﺎ‬


َ ‫ل‬ ِ ‫ﻦ ﺗ َﺬ ُود َا‬
ِ ْ ‫ﻣَﺮأﺗ َﻴ‬
ْ ‫ﻢا‬
ُ ِ‫ﻦ د ُوﻧ ِﻬ‬
ْ ‫ﻣ‬
ِ َ ‫ﺟﺪ‬َ َ‫ن وَو‬
َ ‫ﺴُﻘﻮ‬
ْ َ‫س ﻳ‬
ِ ‫ﻦ اﻟﻨﺎ‬ َ ‫ﻣ‬
ِ ‫ﺔ‬ً ‫ﺟﺪ َ ﻋ َﻠ َﻴ ْﻪِ أ ُﻣ‬
َ َ‫ﻦ و‬َ َ ‫ﻣﺪ ْﻳ‬ َ َ ‫وَﻟ َﻤﺎ وََرد‬
َ ‫ﻣﺎَء‬
‫ﺖ إ ِﻟ َﻲ‬ َ ِ ‫ل ر ب إﻧ ﻲ ﻟ‬ َ ‫ﺼﺪ َِر اﻟﺮﻋ َﺎُء وَأ َﺑ ُﻮﻧ َﺎ‬
َ ْ ‫ﻤﺎ أﻧ َْﺰﻟ‬ َ ِ َ َ ‫ﻤﺎ ﺛ ُﻢ ﺗ َﻮَﻟﻰ إ ِﻟ َﻰ اﻟﻈﻞ ﻓََﻘﺎ‬ َ ُ‫ﺴَﻘﻰ ﻟ َﻬ‬
َ َ‫ﺦ ﻛ َﺒ ِﻴٌﺮ ﻓ‬
ٌ ْ ‫ﺷﻴ‬ ْ ُ ‫ﺣﺘ ﻰ ﻳ‬ َ ‫ﺴِﻘﻲ‬ ْ َ ‫َﻻ ﻧ‬
‫ﺧﻴ ْﺮٍ ﻓَِﻘﻴٌﺮ‬
َ ‫ﻦ‬
ْ ‫ﻣ‬
ِ

“Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan
orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang
banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata:
“Apakah maksudmu (dengan berbuat at begitu)?” Kedua wanita itu menjawab: “Kami
tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu
memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut
umurnya”. Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya,
kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: “Ya Tuhanku sesungguhnya
aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku”” (QS. Al-
Qashash: 23-24).
5/8
Mengapa dua wanita itu tidak segera meminumkan ternaknya? Dalam Tafsir Al Jalalain
disebutkan:

‫أ ي ﻳ ﺮ ﺟ ﻌ ﻮ ن ﻣ ﻦ ﺳ ﻘﻴ ﻬ ﻢ ﺧ ﻮ ف اﻟ ﺰ ﺣﺎ م‬

“Yaitu mereka tidak jadi meminumkan ternaknya karena khawatir berdesak-desakan


(dengan para lelaki)”.

Demikianlah wanita shalihah, mereka malu, risih dan enggan berdesakan dan tampil di
hadapan para lelaki. Bagaimana dengan kebanyakan wanita Muslimah di zaman ini?

Lalu tidak sampai di situ, simak kelanjutan kisahnya:

َ َ ‫ك ﻟ ِﻴﺠﺰﻳ‬ َ
ِ‫ﺟﺎَءه ُ وَﻗَﺺ ﻋ َﻠ َﻴ ْﻪ‬ َ ‫ﺖ ﻟ َﻨ َﺎ ﻓَﻠ َﻤﺎ‬َ ْ ‫ﺳَﻘﻴ‬َ ‫ﻣﺎ‬ َ ‫ﺟَﺮ‬ ْ ‫ﻚأ‬ ْ َ ‫ﺤﻴ َﺎٍء ﻗَﺎﻟ‬
َ ِ ْ َ َ ‫ﺖ إ ِن أﺑ ِﻲ ﻳ َﺪ ْﻋ ُﻮ‬ ْ ‫ﺸﻲ ﻋ َﻠ َﻰ ا‬
ْ ِ ‫ﺳﺘ‬ ِ ‫ﻤ‬
ْ َ ‫ﻤﺎ ﺗ‬
َ ُ‫ﺣﺪ َاﻫ‬
ْ ِ‫ﻪ إ‬ َ َ‫ﻓ‬
ُ ْ ‫ﺠﺎَءﺗ‬
25) ‫ﻦ‬ ِ ِ ‫ﻦ اﻟ َْﻘﻮْم ِ اﻟﻈﺎﻟ‬
َ ‫ﻤﻴ‬ َ ‫ﻣ‬ِ ‫ت‬ َ ْ ‫ﺠﻮ‬ َ َ‫ﻒ ﻧ‬
ْ ‫ﺨ‬َ َ ‫ل َﻻ ﺗ‬َ ‫ﺺ ﻗَﺎ‬
َ ‫ﺼ‬ َ ‫)اﻟ َْﻘ‬

“Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan penuh
rasa malu, ia berkata, “Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan
balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami” (QS. Al-Qashash: 25).

Ternyata wanita shalihah ini berbicara dan menemui lelaki yang bukan mahram dengan
penuh rasa malu. Bukan dengan genit, penuh canda tawa, rayuan dan kepercaya-dirian
untuk tampil dan hadapan sang lelaki.

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:

‫ن‬
ِ ‫ﻦ ا ﻹﻳ ﻤﺎ‬
َ ‫ﺔﻣ‬ ُ ‫ﺤﻴﺎُء‬
ٌ ‫ﺷ ﻌﺒ‬ َ ‫ وا ﻟ‬، ‫ﺔ‬ ُ ‫ن‬
ً ‫ﺷ ﻌﺒ‬ َ ‫ن ﺑ ِﻀﻊٌ وﺳﺘﻮ‬
ُ ‫ا ﻹﻳ ﻤﺎ‬

“Iman itu enam puluh sekian cabang, dan malu adalah salah satu cabang dari iman” (HR.
Al Bukhari 9, Muslim 35).

Rasulullah juga memutlakkan sifat malu dengan kebaikan, Rasulullah Shallallahu’alaihi


Wasallam bersabda:

ٍ‫اﻟﺤﻴﺎُء ﻻ ﻳﺄﺗﻲ إﻻ ﺑﺨﻴﺮ‬

“Malu itu tidak datang kecuali dengan kebaikan” (HR. Al Bukhari 6117, Muslim 37).

Para umat terdahulu sebelum di utusnya Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam


sudah mengenal dan menyadari bahwa sifat malu itu baik dan merupakan ajaran semua
para Nabi terdahulu. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

‫ إ ذا ﻟ ﻢ ﺗ ﺴ ﺘ ﺢ ﻓ ﺎ ﺻ ﻨ ﻊ ﻣ ﺎ ﺷ ﺌ ﺖ‬: ‫إ ن ﻣ ﻤ ﺎ أ د ر ك ا ﻟ ﻨ ﺎ س ﻣ ﻦ ﻛ ﻼ م ا ﻟ ﻨ ﺒ ﻮ ة ا ﻷ و ﻟ ﻰ‬

“Sesungguhnya diantara hal yang sudah diketahui manusia yang merupakan perkataan
para Nabi terdahulu adalah perkataan: ‘jika engkau tidak punya malu, lakukanlah
sesukamu’” (HR. Al Bukhari 6120).

6/8
Maka wahai saudariku, sadarlah dan ambillah akhlak mulia yang di ajarkan Rabb dan
Nabi kita ini.

Nasehat Para Ulama


Syaikh Shalih Al Fauzan ditanya: “Apa hukum mengirimkan sebagian video yang ada
faidah-faidah ilmunya, namun ada musik dan ada gambar wanitanya?”. Beliau
menjawab: “Ini semua tidak baik, tidak boleh melakukannya. Dan kebaikan yang tidak
mengandung itu semua, ada walhamdulillah” (https://www.youtube.com/watch?
v=JGgDSPgXNec).

Syaikh Utsman Al Khamis mengatakan: “Gambar-gambar itu sekarang banyak beredar di


instagram, di twitter atau di facebook. Sebagian lelaki meng-upload foto wanita, dan
sebagian wanita meng-upload foto dirinya sendiri. Terkadang mereka meng-upload
fotonya sendiri dan terkadang mereka mencari foto orang lain (wanita).

Ini tidak diperbolehkan. Baik ia tidak berjilbab atau berjilbab. Tidak boleh wanita meng-
upload foto dirinya seperti demikian. Laki-laki juga tidak boleh meng-upload foto wanita,
dengan gaunnya yang sedemikian rupa, dengan hiasan-hiasannya yang sedemikian rupa,
ini tidak diperbolehkan.

Wanita itu memfitnah lelaki. Seorang lelaki jangan menjadi seborang laab in terkena
fitnah, dan wanita jangan menjadi sebab fitnah bagi orang lain. Maka hendaknya para
wanita bertaqwa kepada Allah, demikian para lelaki dalam masalah ini”
(https://www.youtube.com/watch?v=GwUSrn4fzqU).

Syaikh Sa’ad Asy Syatsri ditanya: “Apa hukum wanita berhijab meng-upload foto mereka
di media sosial?”. Beliau menjawab: “Tidak boleh wanita menampakkan keindahan
mereka. Ini merupakan ijma ulama. Allah Ta’ala berfirman:

‫ﻦ زِﻳﻨ َﺘ َﻬُﻦ إ ِﻻ ﻟ ِﺒ ُﻌُﻮﻟ َﺘ ِﻬِﻦ أ َوْ آﺑ َﺎﺋ ِﻬِﻦ أ َوْ آﺑ َﺎِء ﺑ ُﻌُﻮﻟ َﺘ ِﻬِﻦ‬
َ ‫وََﻻ ﻳ ُﺒ ْﺪ ِﻳ‬

“janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah


mereka, atau ayah suami mereka … ” (QS. An Nur: 31).

Ayat ini menunjukkan bahwa wanita dilarang menampakkan keindahan mereka. Dan
para ulama ijma bahwa wanita tidak boleh mempercantik wajahnya di depan para lelaki
non-mahram, demikian juga tidak boleh melakukan demikian ketika ia pergi keluar
rumah jika ada lelaki yang akan melihatnya, ini merupakan ijma ulama.

Oleh karena itu perbuatan demikian benar-benar menyelisihi syariat. Wanita yang meng-
upload fotonya di social media memang dosanya lebih kecil daripada wanita yang
bersafar dalam keadaan memperlihatkan keindahan dirinya, namun tetap berdosa.

Contohnya, orang yang makan harta haram, dosanya berbeda-beda tergantung besar
harta haram yang ia makan. Orang ini memakan 10 sedangkan orang itu memakan 100,
maka tidak sama dosanya, tentu yang makan 10 lebih ringan dosanya dari yang makan
7/8
100. Namun yang makan 10 bukan berarti keadaannya benar dan baik dalam
pandangan syariat” (https://www.youtube.com/watch?v=uOiLCjTxh44).

Oleh karena itu hendaknya para wanita Muslimah bertaqwa kepada Allah dan tidak
meng-upload foto mereka ke internet, dan hendaknya mereka menghapus semua foto-
foto yang pernah di-upload agar tidak menjadi hal yang terus mengalirkan dosa selama
foto tersebut menimbulkan keburukan.

Semoga Allah memberi taufik.

***

Penulis: Yulian Purnama

Artikel: Muslim.Or.Id

Sahabat muslim, yuk berdakwah bersama kami. Untuk informasi lebih lanjut silakan klik
disini. Jazakallahu khaira

8/8

Anda mungkin juga menyukai